You are on page 1of 3

Nama : Muh.

Azzul nurain

Nim : 200304502027

PRODI : Administrasi Kesehatan 2020

Kelas : B

KEPEMIMPINAN

PRINSIP KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

1. Menentukan sasaran dan tujuan bersama anggota kelompok agar dalam pelaksanaan dapat berlangsung
dengan baik sehingga semua yang direncanakan dapat tercapai.

2. Membantu anggota untuk mencapai sasaran dan tujuan kelompok. Pemimpin bukan hanya melihat-
melihat setiap proses yang di lakukan oleh anggota tetapi turun langsung dalam membantu anggota.

3. Koordinasi kegiatan kerja, yaitu setiap rencana yang harus diseimbangkan dengan kegiatan kerja
sehingga mempunyai keterkaitan demi mencapai sasaran dan tujuan bersama.

4. Membantu anggota agar dapat menyesuaikan dengan kelompok, sehingga anggota dapat merasa
nyaman dan melakukan tugasnya dengan baik.

5. Menunjukan bahwa orientasi kita adalah kelompok bukan perorangan, yaitu menunjukan sikap
profesional sebagai pemimpin yang mengutamakan kepentingan kelompok atau bersama.

6. Perhatian manusiawi, yaitu memberikan perhatian pada anggota

CIRI UMUM PEMIMPIN YANG BERHASIL

1. Kelancaran berbicara.

Kemampuan berbicara yang luas dan baik serta komunikasi yang baik dengan anggota sangat penting dan
dibutuhkan.

2. Kemampuan untuk memecahkan masalah.

Saat ada masalah yang dihadapi adalah persoalan anggota juga sehingga dapat di selesaikan bersama-
sama dengan mempertimbangkan masukan atau saran dari anggota sehingga, dapat menemukan
kesepakatan bersama.

3. Kesadaran kebutuhan anggota.


Dengan memberikan suasana yang baik agar anggota percaya kepada pemimpin.

4. Keluwesan.

Keluwesan di perlukan agar anggota merasa bahwa pemimpin itu fleksibel-mudah menyesuaikan diri
dengan anggota, mampu memecahkan masalah atau hal-hal yang terjadi dengan cara kreatif.

5. Kesediaan menerima tanggungjawab.

Mampu menyelesaikan tugas dan menyerahkan hasil pada anggota.

6. Keterampilan sosial.

Mampu menghadapi, menghargai pendapat orang lain.

7. Kesadaran akan diri dan lingkungannya.

Mengenal diri sendiri dengan baik, arsetif (tegas) yaitu kualitas menjadi percaya diri dan percaya diri tanpa
menjadi agresif serta peka terhadapa anggota serta lingkungan.

TANTANGAN BESAR KEPEMIMPINAN

1. Visi organisasi yang lemah

Organisasi yang dibentuk untuk jangka kedepan dan untuk masa yang lama tentu pada pembentukkannya
sudah mengetahui apa yang diinginkan. Organisasi demikian bertujuan mencapai sukses, suatu
keberhasilan, untuk itu perlu visi yang mendalam, yang kuat, yang bermakna jadi jika visi tersebut lemah
maka dapat dipastikan akan terjadi kendala dalam proses atau tujuan yang ingin dicapai tidak tepat.

2. Perilaku kepemimpinan yang inkonsisten.

Pemimpin yang tidak konsisten juga sulit terhindar dari kehilangan kepercayaan. Begitu pun, pemimpin
yang suka plin-plan, biasanya dimiliki oleh mereka yang tidak tahu membedakan antara kepentingan
kelompok atau publik dengan kepentingan pribadi.

Olehnya, jika pemimpin tidak konsisten, maka dampak yang paling dekat adalah kehilangan arah dalam
menyikapi berbagai masalah.

3. Kurangnya kader pemimpin.

Kaderisasi kepemimpinan adalah proses mempersiapkan seseorang untuk menjadi pemimpin dimasa
depan, yang akan memikul tanggung jawab penting dilingkungan suatu Negara, lingkungan bangsa,
lingkungan masyarakat, lingkungan bisnis yang terdiri dari kaderisasi informal dan formal. Jadi jika
kurangnya kader pemimpin maka pemimpin tersebut tidak baik
dalam menjalankan tugasnya.

4. Kompetensi manajemen yang usang.

Manajemen kompetensi merupakan proses membuat, mengelola, dan mengembangkan serangkaian


keterampilan karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki sumber daya manusia yang
memadai untuk menjalankan strategi bisnisnya oleh karena itu pemimpin harus menyusun kompotensi
manajemen yang baik.

5. Buruknya “keterkaitan” antara unit-unit kerja dengan tujuan organisasi.

Karena jika hubungan antara unit-unit kerja dengan tujuan organisasi baik maka akan menimbulkan
dapak yang baik juga untuk organisasi tersebut dan pemimpinannya, namun sebaliknya jika tidak maka
akan menjad tantangan yang besar bagi pemimpin tersebut.

6. Kurangnya kesatuan dan kerja sama.

Menjalin sebuah kerja sama antara anggota organisasi yang satu dengan anggota yang lainnya tidaklah
semudah yang dibayangkan.Dalam sebuah kerjasama, tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada bahaya dan
ancaman internal ataupun eksternal yang akan menguji bahkan menyinggung kesetiaan anggota dalam
sebuah organisasi. Hal ini kemudian akan menyebabkan timbulnya kekecewaan akibat adanya berbagai
rintangan yang menghadang. Namun dibalik itu semua, jika rintangan dihadapi bersama dengan baik,
maka hal tersebut akan memperkuat persatuan dalam sebuah organisasi.

7. Ketidakmampuan untuk mengolah konflik secara efektif.

Setiap konflik dalam ruang lingkup perusahaan besar ataupun kecil harus bisa memperlihatkan banyak
manfaat terbaik. Maka dari itu pemimpin harus mampu menyelesaikan berbagai konflik di dalam
perusahaan. Dengan itu bisa kita lihat bahwa semua akses dalam manajemen konflik sendiri dapat
memperlihatkan banyak peluang, hingga akhirnya soerang pemimpin dan juga karyawannya merasakan
kenyamanan bisa bekerja secara penuh. Ditambah lagi dari ruang lingkup kerja juga lebih optimal.

You might also like