You are on page 1of 10

HUBUNGAN DEPRESI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KADAR GULA DARAH

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS BONTOSUNGGU KOTA

Atyanti Isworo1 dan Ninik Herawati2


1,2)Perawat di Puskesmas Bontosunggu Kota

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease that may have debilitating effect
toward the whole life of type 2 diabetic patient, not only the physical aspect but also
psychological aspect. Depression is one psychological disorder, therefore this condition
requires a comprehensive management with involving family on nursing care. The purpose of
this study was to identify the correlation among depression and family support with blood
glucose level of type 2 DM patients.
This study used an analytic correlational design with cross-sectional approach,
recruited 166 respondents by purposive sampling method at Outpatient Ward of Internal
Medicine Clinic, Sragen Public Hospital on September until November 2008. The CES-D
(Center for Epidemiological Studies-Depressed Mood Scale) was used to assesed depressive
symptoms while the DFBC (The Diabetes Family Behavior Checklist ) to determine the total
score of family support. Chi Square, t-test independent and a multiple logistic regression were
used to examine the relationship of depression and family support with blood glucose.
The result revealed that there were significant relationships among depression and
blood glucose level (p value 0,0005) and family support ( p=0,0005). There was no significant
correlation between economic status and blood glucose level ( p=0,052). In addition, family
support became the most dominant factor related to blood glucose level (OR=10,925).
Meanwhile, age, education level, and complications became the confounding factors. It
concluded that there were relationship among depression and family support with blood
glucose level of type 2 DM patients. The findings of this study suggested that screening
individuals with diabetes for depressive symptoms and participation of family would be
important aspect of diabetes care.

Keywords: depression, family support, blood glucose level, diabetes mellitus.

PENDAHULUAN
Diabetes Melitus adalah masuk ke dalam sel jaringan (Black &
gangguan sistem endokrin yang Hawk, 2005).
dikarakteristikkan oleh fluktuasi kadar gula Kontrol DM yang buruk dapat
darah yang abnormal, biasanya mengakibatkan hiperglikemia dalam
berhubungan dengan defect produksi jangka panjang,yang menjadi pemicu
insulin dan metabolisme glukosa beberapa komplikasi yang serius baik
(Dunning, 2003). DM disebabkan oleh makrovaskular maupun mikrovaskular
hiposekresi atau hipoaktivitas dari insulin. seperti penyakit jantung, penyakit vaskuler
Saat aktivitas insulin tidak ada atau perifer, gagal ginjal, kerusakan saraf dan
berkurang (deficient), kadar gula darah kebutaan. Banyaknya komplikasi yang
meningkat karena glukosa tidak dapat mengiringi penyakit DM telah memberikan
kontribusi terjadinya perubahan fisik,
psikologis maupun sosial. Salah satu METODE PENELITIAN
perubahan psikologis yang paling sering Jenis penelitian ini adalah
terjadi adalah kejadian depresi pada penelitian analitic-correlation yang
pasien DM. Studi melaporkan bahwa digunakan untuk meneliti hubungan antara
pasien DM dua kali lebih besar mengalami depresi, dukungan keluarga dan kadar gula
gejala depresi atau di diagnosa depresi darah. Adapun rancangan penelitian yang
dibandingkan dengan populasi umum digunakan adalah pendekatan cross-
(Anderson,etal. 2001; Egede, Zheng, & sectional study. Sampel diambil secara
Simpson, 2002). purposive sampling di poli penyakit dalam
Salah satu manajemen dalam Puskesmas Bontosunggu Kota. Kriteria
perawatan pasien depresi yang inklusi, yaitu (1) pasien DM tipe 2; (2) gula
berhubungan dengan penyakit DM adalah darah terkontrol maupun tidak terkontrol; (3)
melibatkan dukungan sosial dalam bersedia menjadi responden; (4) kooperatif;
perawatan. Dalam literatur disebutkan (5) dapat membaca dan menulis.
bahwa interaksi sosial berperan dalam Sedangkan kriteria eksklusi : (1) pasien
adaptasi pasien dengan penyakit kronis. yang mengalami penurunan kesadaran; (2)
Salah satu dukungan sosial yang dapat mengalami gangguan fungsi kognitif; (3)
diperoleh pasien adalah dukungan dari menggunakan terapi insulin.
keluarga. Sebuah studi melaporkan bahwa Alat ukur depresi menggunakan
77% pasien dengan penyakit jantung skor Center for Epidemiological Studies-
memperoleh dukungan dari keluarganya Depressed Mood Scale (CES-D).
(Rubin, 2000). Berdasarkan hasil uji validitas
Griffin, et al. (2001) melakukan menggunakan Pearson dan uji reliabilitas
studi longitudinal untuk menyelidiki peran menggunakan Alpha-Cronbach
pemberian dukungan keluarga pada didapatkan semua item pertanyaan valid
adaptasi psikologikal dan status penyakit. (r>0,169). Uji reliabilitas pada semua item
Studi dilakukan pada pasien dewasa (42 tersebut didapatkan bahwa semua item
tahun) dengan rheumatoid arthritis. Griffin pertanyaan reliabel, dengan nilai Alpha
et al, menemukan korelasi yang kuat (0,986) hal ini lebih besar dibandingkan
antara afek negatif pasien dan keluarga dengan r tabel.
yang tidak mendukung seperti pemberian Parameter untuk dukungan
hukuman. Peneliti juga menemukan keluarga digunakan The Diabetes Family
interaksi sosial yang negatif antara pasien Behavior Checklist yang dimodifikasi
dan pemberi dukungan adalah prediktor peneliti. Instrumen ini untuk mengkaji
yang signifikan terhadap afek negatif frekuensi tindakan keluarga baik suportif
pasien dan status penyakit. Berdasarkan maupun nonsuportif dalam konteks
studi pendahuluan di Puskesmas perawatan DM. Hasil uji validitas dengan
Bontosunggu Kota diketahui data bulan Pearson menunjukkan semua item
Agustus 2008 menunjukkan terdapat 300 pertanyaan valid (r>0,169). Sedangkan uji
pasien DM. Sebanyak 30% mempunyai reliabilitas dengan Alpha-Cronbach
kadar gula darah sewaktu tidak normal didapatkan nilai Alpha (0.979), berarti
(>20 0mg/dL) dengan pemeriksaan semua item pertanyaan reliabel. Analisis
menggunakan glukometer. Hal tersebut bivariat pada penelitian ini menggunakan
membuat peneliti tertarik bagaimana faktor Chi Square dan t-test independent. Untuk
psikososial seperti depresi dan dukungan analisis multivariat menggunakan regresi
keluarga berhubungan dengan kadar gula logistik ganda.
darah.
HASIL DAN BAHASAN
a. Karakteristik Responden

No Karakteristik responden Frekuensi Persentase


1. Jenis Kelamin
Wanita 98 59,0
Laki-laki 68 41,0
2. Tingkat Pendidikan
Rendah 96 57,8
Tinggi 70 42,2
3. Status Pernikahan
Sendiri 75 45,2
Menikah 91 54,8
4. Status Ekonomi
Rendah 36 21,7
Tinggi 130 78,3
5. Komplikasi
Buruk 104 62,7
Baik 62 37,3

Tabel 1 menunjukkan responden besar responden berada pada status


sebagian besar wanita dengan tingkat ekonomi tinggi dan komplikasi buruk
pendidikan lebih banyak adalah juga lebih banyak dibanding yang
rendah. Lebih dari setengah baik.
responden menikah dan sebagian

b. Umur dan Lama DM


Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Lama DM pada pasien DM tipe
2 di Puskesmas Bontosunggu Kota
No Variabe Mean Median SD Min-Maks
1. Umur 56,3 56,0 7,484 39–74
2. Lama DM 4,4 4,0 3,075 1–15

Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan adalah 56,3 tahun dengan lama


bahwa rata-rata umur responden menderita DM rata-rata 4,4 tahun.

c. Gejala Depresi, Dukungan Keluarga dan Kadar Gula Darah


Berdasarkan hasil penelitian. keluarga yang non suportif. Kadar
diketahui bahwa mayoritas responden gula darah buruk juga lebih banyak
mengalami depresi, lebih dari daripada yang baik (Tabel 3).
setengah menyatakan dukungan
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Depresi, Dukungan Keluarga
dan Kadar Gula Darah pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas
Bontosunggu Kota
No Umur dan Lama DM Frekuensi Persentase
1. Gejala Depresi
Depresi 109 65,7
Tidak Depresi 57 34,3
2. Dukungan keluarga
Non suportif 87 52,4
Suportif 79 47,6
3. Kadar Gula darah
Buruk 94 56,5
Baik 72 43,4

d. Hubungan Depresi dengan Kadar Gula Darah


Hasil penelitian menunjukkan depresi dan kadar gula darah (Tabel
ada hubungan yang signifikan antara 4).
Tabel 4. Hubungan Depresi dengan Kadar Gula Darah pada pasien DM tipe 2
di Puskesmas
Bontosunggu
Kota
Kadar Gula Darah
Total OR P
Depresi Buruk Baik
(95%CI) value
N % n % n %
Depresi 85 78,0 24 10,5 109 100 18,89 0,0005
Tidak depresi 9 15,0 48 80,0 57 100 8,12-43,92
Jumlah 94 56,0 72 43,4 166 100

Hal ini sesuai penelitian yang Ada beberapa mekanisme


dilakukan oleh Ikeda et al. Pada depresi dapat berkontribusi pada
penelitian ini ditemukan hubungan metabolisme glukosa. Gangguan
yang signifikan antara ansietas, depresi mempengaruhi axis
depresi, self efficacy dan kadar gula hypothalamic-pituitary-adrenal dan dapat
darah pada 113 pasien DM tipe 2 memicu pengeluaran kortisol berlebihan
(Ikeda et al, 2000). Beardsley & (Risch, 2002). Pada kondisi depresi,
Goldstein (2003) mereview literatur tubuh akan mengeluarkan hormon-
tentang hubungan antara stress, hormon stress yang akan mempengaruhi
regulasi gula darah dan gaya koping. peningkatan kadar gula darah. ACTH
Menyimpulkan bahwa tingginya akan menstimulasi pituitary anterior untuk
tingkat stress dihubungkan dengan memproduksi glukokortikoid, terutama
buruknya regulasi gula darah. kortisol.
Peningkatan kortisol akan

40
mempengaruhi peningkatan kadar
gula darah (Smeltzer & Bare, 2008).
Selain itu kortisol juga dapat (Ciechanowski, Katon & Russo, 2000).
menginhibisi ambilan glukosa oleh sel Penemuan dari studi kontrol juga
tubuh (Individual Wellbeing Diagnostic menunjukkan bahwa perawatan
Laboratories, 2008). depresi yang efektif berhubungan
Depresi juga mempengaruhi dengan peningkatan kontrol glikemik
metabolisme glukosa melalui mekanisme (Lustman et al, 2000). Berdasarkan
tingkah laku atau psikososial. Individual hasil pengalaman yang diperoleh
yang mengalami depresi mempunyai peneliti, bahwa pasien DM yang
tingkat kepatuhan yang lebih rendah dan mengalami depresi mempunyai
umumnya melaporkan kebiasaan gaya kecenderungan untuk merubah pola
hidup yang buruk (Anda, 2000). makan, latihan dan penggunaan obat
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat yang biasanya dipatuhi. Sebagai
depresi yang berat dihubungkan dengan kesimpulan adanya gejala depresi
ketidakpatuhan medikasi dan diet mempunyai implikasi negatif pada
manajemen diabetes (utamanya
kontrol gula darah).

e. Hubungan Dukungan Keluarga dan Kadar Gula Darah pada pasien DM tipe 2 di
Puskesmas Bontosunggu Kota
Pada penelitian diperoleh signifikan antara dukungan keluarga
bahwa terdapat hubungan yang dengan kadar gula darah.

Tabel 5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan kadar Gula Darah pada pasien
DM tipe 2 di Puskesmas Bontosunggu Kota
Kadar Gula Darah
Total
Dukungan Keluarga Buruk Baik OR (95% CI) p value
n % n % n %
Tidak mendukung 75 86,2 12 13,8 87 100 19,74 0,0005
Mendukung 19 24,1 60 75,9 79 100 (8,88-43,86)
Jumlah 94 56,6 72 43,4 166 100

Hal ini sesuai dengan penelitian positif pada catecholamines (Uchino et


yang dilakukan Steptoe et al,. (2004). al., 1996) dan kadar kortisol saliva
Penelitian memberikan bukti bahwa isolasi disupresi oleh oxytocin dengan adanya
sosial dan kesendirian merupakan faktor dukungan sosial dalam situasi stressful
risiko terjadinya sakit mental dan fisik (Heinrichs et al., 2003).
(Steptoe et al., 2004). Secara fisiologis, Menurut Lazarus & Folkaman
dukungan sosial yang adekuat ditemukan (1984 dalam Friedman & Jones, 2003)
berpengaruh secara dukungan keluarga dapat bertindak
segera sebagai buffer terhadap stres krusial pada kepatuhan self
dan akibatnya terhadap kerusakan management dan secara tidak
tubuh. Dukungan keluarga dapat langsung akan mempengaruhi kontrol
membantu untuk mencegah stres dan metabolik. Pada penelitian ini juga
sesuatu yang berbahaya atau didapatkan bahwa dukungan keluarga
mengancam. Dalam studi yang merupakan faktor paling dominan
dilakukan Pittsburgh Epidemiology of dalam mempengaruhi kadar gula
Diabetes Complications (EDC), darah. Hal ini sesuai penelitian yang
menyimpulkan bahwa faktor psikososial sudah banyak dilakukan bahwa
seperti dukungan kelurga mempunyai efek dukungan keluarga yang negatif
yang penting pada kontrol glikemik pada merupakan prediktor terkuat dalam
orang dewasa dengan NIDDM dan juga mempengaruhi hasil kesehatan pasien,
penting pengaruhnya pada self utamanya dengan penyakit kronis
management pada pasien DM. (Ellard & Smith, 1990).
Peneliti berasumsi bahwa
dukungan keluarga memerankan peran
f. Hubungan depresi dan dukungan keluarga terhadap kadar gula darah pada pasien DM
tipe 2 di Puskesmas Bontosunggu Kota

Tabel 6. Hubungan antara Depresi dan Dukungan Keluarga terhadap Kadar Gula
Darah pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Bontosunggu
Kota
Variabe B Wald p-Wald OR CI 95%
Depresi 2,09 18,952 0,0005 8,104 3,159-20,789
Dukungan keluarga 2,278 26,289 0,0005 9,758 4,085-23,310

Tabel 6 menunjukkan bahwa yang paling dominan dalam


dukungan keluarga merupakan faktor mempengaruhi kadar gula darah.

g. Hubungan faktor pengganggu (jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi,


status pernikahan, umur, komplikasi, lama DM) dengan depresi dan dukungan keluarga
terhadap kadar gula darah
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara depresi dan
regresi logistik, menunjukkan bahwa dukungan keluarga terhadap kadar
umur, pendidikan dan komplikasi gula darah (Tabel 7).
merupakan faktor pengganggu
Tabel 7. Hubungan antara Faktor Pengganggu dengan Depresi dan Dukungan keluarga
terhadap Kadar Gula Darah pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas
Bontosunggu Kota
No Variabe B Wald p-Wald OR CI 95%
1. Depresi 1,250 5,371 0,020 3,490 1,213-10,046
2. Dukungan keluarga 2,391 21,401 0,000 10,925 3,967-30,085
3. Umur -0,064 3,193 0,074 0,938 0,875-1,006
4. Penddikan -0,834 2,800 0,094 0,434 0,164-1,154
5. Komplikasi 1,642 10,308 0,001 5,164 1,896-14,069

Penelitian menunjukkan kesehatannya. Salah satu pilar dalam


bahwa umur, pendidikan dan penatalaksanaan DM adalah edukasi.
komplikasi merupakan pengganggu Dengan tingkat pendidkan yang tinggi
dalam hubungan antara depresi dan akan dapat menerima informasi dengan
dukungan keluarga terhadap kadar baik. DM jika tidak ditangani dengan baik
gula darah. akan mengakibatkan hiperglikemia dalam
Hal ini dapat dimengerti karena jangka panjang dan hal tersebut memicu
responden pada penelitian ini rata -rata timbulnya komplikasi pada berbagai organ
diatas usia 40 tahun. Insiden DM tipe 2 tubuh. Ada berbagai macam
biasanya terjadi setelah usia 30 tahun teori/hipotesis yang menerangkan bahwa
dan semakin sering terjadi setelah usia terdapat hubungan antara komplikasi
40 tahun, selanjutnya terus meningkat dengan kadar gula darah. Salah satunya
pada usia lanjut. Usia lanjut yang adalah teori sorbitol. Menurut teori ini
mengalami gangguan toleransi glukosa hiperglikemia akan menyebabkan
mencapai 50-92% (Medicastore, 2007; penumpukan kadar gula darah pada sel
Rochmah dalam Sudoyo, 2006). Sekitar dan jaringan tertentu yang dapat
6% individu berusia 45-64 tahun dan 11%
individu di atas usia 65 tahun menderita mentransport glukosa tanpa
DM tipe 2 (Ignatavicius &Workman, memerlukan insulin. Glukosa yang
2006). berlebihan ini tidak akan
Dalam penelitian ini sebagian termetabolisasi habis secara normal
besar responden mempunyai tingkat melalui glikolisis, tetapi sebagian
pendidikan rendah. Pendidikan dapat dengan perantaraan enzim aldose
diasumsikan sama dengan tingkat reduktase akan diubah menjadi
pengetahuan. Dimana seseorang sorbitol.sorbitol akan tertumpuk dalam
dengan pengetahuan yang baik akan sel/jaringan tersebut dan
dapat menentukan sikap dan perilaku menyebabkan kerusakan dan
yang baik pula sehubungan dengan perubahan fungsi.
SIMPULAN DAN SARAN
Karakteristik dari 166 responden bermakan antara depresi dengan kadar gula
meliputi: lebih setengah jumlah pasien DM darah (p=0,0005); dukungan keluarga dengan
adalah wanita (59%), sebanyak 57,8% kadar gula darah (p=0,0005). Dukungan
mempunyai tingkat pendidikan rendah, keluarga merupakan faktor yang paling
status pernikahan yang menikah lebih dominan pengaruhnya terhadap kadar gula
banyak (54,8%), sebagian besar darah (OR=9,758). Hasil penelitian ini
responden mempunyai status ekonomi merekomendasikan untuk dilakukan skrining
tinggi (78,3%), sebagian besar responden tentang depresi pada pasien DM dan
juga mempunyai komplikasi buruk. Rata- melibatkan keluarga merupakan hal yang
rata umur 56,3 tahun dengan lama penting dalam pemberian asuhan
menderita DM rata-rata 4,4 tahun. keperawatan sehingga pemberi pelayanan
Sebagian besar responden juga kesehatan dapat mendiagnosa dan merawat
mengalami depresi (65,7%), sebanyak pasien DM dengan komprehensif yang hasil
52,4% dengan dukungan keluarga non akhirnya akan meningkatkan kontrol gula
suportif. Terdapat hubungan yang darah.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R.J., Freeland, K.E., Clouse, http://www.proquest.umi.com,
R.E., & Lustman, P .J. (2001). The diperoleh tanggal 7 Agustus 2008.
prevalence of comorbid Dunning, T . (2003). Care of people with
depression in adults with diabetes. diabetes- A manual of nursing
Diabetes Care, 24. practice. Melbourne: Blackwell
http://www.care.diabetesjourna,l Publishing.
diperoleh 8 Agustus 2008. Egede, L.E., Zheng, D., & Simpson, K. (2002).
Black & Hawk. ( 2005 ). Medical surgical Comorbid depression is associated
nursing clinical management for with increased health care use and
positive outcomes. 7th ed. St. expenditures in individuals with
Louis :Elsevier Saunders. diabetes. Diabetes
Ciechanowski, P .S., Katon, W.J., & Russo, Care, 25 (3).
J.E. (2000). Depression and diabetes: http://www.care.diabetesjourna,l
Impact of depressive symptoms on diperoleh 13 Agustus 2008.
adherence, function, and cost. Ellard, T. & Smith, K.S. (1990). Social
Archieves of Internal support, sense of control, and
Medicine, 160. coping among patients with
http://www.intmedicine.com, breast,lung or colorectal cancer.
diperoleh tanggal 27 Juli 2008. Journal of Psychosocial Oncology,
CovneFisher, J., La Greca,A.M., Greco, T . 7. http://web.ebscohost.com,
Arfken, S.,&Schneiderman, A.J. diperoleh tanggal 7 Agustus 2008.
(1997). Social support, life events Ford, M.E., Tilley, B.C., & McDonald, P .E.
and depression. Health (1998). Social support among
Psychology,9,. African-American adults with
diabetes, part two: A review.
Journal of the National Medical (6th ed.), Philadelphia:
Association, 90 (7). Lippincott Williams & Wilkins.
http://www.medscape.com, Radloff, L.S.(1997). The CES-D scale: A self
diperoleh tanggal 20 Agustus report depression scale for research
2008. in the general population.
Friedman, M.M., Bowden, D., & Jones, M. Applied Psychological
(2003). Family nursing: Theory Measurement,1.
and practice. Ed. 3rd.Philadephia: http://proquest.umi.com, diperoleh
Appleton & Lange. tanggal 2 Agustus 2008.
Goldney, R. D, Philips, P .J., Fisher,L.J., & Reinhardt, J.P . (2001). Effects of positive
Wilson, D.H. (2004). Diabetes,
and negative social support
depression and quality of life: A
received and provided on
population study. Diabetes Care,
adaptation to chronic visual
27. impairment. Applied
http://www.care.diabetesjournal, Developmental Science,5.
diperoleh 8 Agustus 2008.
http://web.ebscohost.com,
Griffin, K.W., Friend, R., Kaell, A.T ., &
diperoleh tanggal 12 Agustus
Bennett, R.S. (2001). Distress and 2008.
disease status among patients Rubin, R.R. (2000). Psychotherapy and
with rheumatoid arthritis: Roles of
counseling in diabetes mellitus.
coping styles and perceived
Psychology in Diabetes Care (pp.
responses from support providers.
235-263). Chichester: John Wiley
Annals of Behavioral Medicine , 23. & Sons, Ltd.
http://www.annals.org, diperoleh
Rubin, R.R., & Peyrot, M. (2001).
tanggal 11 Agustus 2008.
Psychological issue and
Guthrie, D.W.,& Guthrie, R.A.
treatments for people with
(2002). Nursing management of
diabetes. Journal of Clinical
diabetes mellitus: guide to the
Psychology, 57 (4), 457-478.
pattern approach. New York:
Sarafino, E.P . (2004).Health psychology :
Springer publishing company.
Biopsychosocial interaction (2nd
Hastono, S.P . (2007). Analisis data
ed.), New York: John Willey &
kesehatan: Basic data analysis for
Sons Inc.
health research training. FKM. UI.
Shives, E. (1998). Family concept to related
Tidak diterbitkan.
to chronically ill. New York: Springer
Lustman, P .J., Anderson, R.J., Freeland,
Publishing Company.
K.E., De Groot, M., Carney, R.M.,
&Clouse, R.E. (2000). Depression
Skarbek, E.A. (2006). Psychosocial
and poor glycemic control. predictors of self care behaviors in
Diabetes Care, 23,. type 2 diabetes mellitus patients:
http://www.care.diabetesjournal, Analysis of social support, self-
diperoleh 8 Agustus 2008.. efficacy, and depression.
Polit, D.F., & Hungler, B.P . (1999).Nursing http://web.ebscohost.com,
research principle and methods
diperoleh tanggal 12 Agustus World Health Organization (2003).
2008. Diabetes estimates and
Smeltzer & Bare. (2008). Brunner & projections. Dalam
Suddarth’s textbook of medical http://www.who.int/ncd/dia/databas
surgical nursing. Philadelpia : e4.htm, diperoleh tanggal 8
Lippincott. Agustus 2008.

You might also like