Professional Documents
Culture Documents
OLEH KELOMPOK 8
Pembimbing Akademik :
1. Mardiatun, M.Kep :( )
NIP. 198002052006042001
Pembimbing Lahan :
2. Febrina Susmawati, S.Kep.,Ns :( )
Mengetahui,
Kepala Ruanga Tanjung Aan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan
Ruang Tanjung Aan RSUD Provinsi ”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
Pada kesempatan ini kami banyak mendapat bimbingan dan dorongan dari berbagai
2. Ibu Rusmini, S.Kep., Ns., MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
3. Bapak H. Moh. Arip, S.Kp., M.Kes. Selaku Ketua Program Pendidikan Profesi Ners
motivasi, masukan, arahan, dan solusi terhadap semua permasalahan yang ada saat
penyusunan laporan ini, sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan usaha yang
maksimal.
5. Ibu Mar’atus Sholihah, S.Kep, Ns dan Ibu Febrina, S.Kep, Ns. Selaku pembimbing di
RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah memberikan masukan dan sarannya.
6. Perceptor Klinik
iii
Kami berharap semoga laporan ini dapat membantu pembaca untuk lebih
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharap saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih sempurna.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................................i
Lembar Pengesahan...........................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal utama dalam industri jasa kesehatan yaitu pelayanan kesehatan. Peningkatan
pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan seiring dengan perkembangan dunia
kesehatan.Setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang
diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar
yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan
fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.Bentuk
pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada
individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008). Pelayanan keperawatan yang
berkualitas sesuai visi dan misi rumah sakit maka diperlukan manajemen keperawatan
yang baik. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses menyelesaikan suatu
pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional dalam memberikan
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmuji, 2014).
Menurut Gilles (1996) dalam Kuntoro (2010) manajemen didefinisikan sebagai
suatu proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain, sedangkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut
untuk merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan
seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik Manajemen Keperawatan selama 2 minggu di
Ruang Tanjung Aan mahasiswa diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip
manajemen keperawatan metode keperawatan primer dalam melaksanakan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di tatanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Dalam praktik Manajemen Keperawatan diharapkan mahasiswa mampu:
a. Melaksanakan pengkajian situasi di Instalasi Rawat Inap Tanjung Aan di Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi NTB.
b. Melaksanakan analisa situasi berdasarkan analisa SWOT.
c. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP): Ketenangan (M1), Sarana
Prasarana (M2), Metode (M3), yang terdiri dari Timbang Terima, Penerimaan
Pasien Baru, Supervisi Keperawatan, Discharge Planning, Dokumentasi
Keperawatan.
d. Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP): (1) Timbang Terima, (2)
Ronde Keperawatan, (3) Supervisi Keperawatan, (4) Discharge Planning, (5)
Dokumentasi Keperawatan, (6) Penerimaan Pasien Baru.
e. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP):
(1) Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Supervisi Keperawatan, (4)
Discharge Planning, (5) Dokumentasi Keperawatan, (6) Penerimaan Pasien Baru
dan Mutu Pelayanan.
4
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Tercapainya keputusan pasien terkait dengan patient safety yang optimal
meliputi identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, ketepatan dalam pemberian
obat, ketepatan lokasi operasi, penurunan resiko infeksi nosocomial dan penurunan
resiko jatuh pasien selama dilakukan perawatan.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penerapan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang mencakup timbang terima, ronde
keperawatan, sentralisasi obat, supervise keperawatan, discharge planning dan
dokumentasi keperawatan.
3. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
D. Metode Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian di Ruang Tanung An di RSUD Kota Mataram diperoleh
dengan cara:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan, invertaris
ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan ke
pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat pelaksana,
untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan pasien dan proses kegiatan yang
dilakukan oleh perawat.
5
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien, ketenangan,
dokumentasi keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap tindakan dan
intervensi ruangan.
E. Praktikan
Mahasiswa Profesi Ners Keperawatan Poltekkes Mataram Kemenkes RI yang berpraktik
di ruang Tanjung Aan adalah:
1. Belina Sinta Dewi
2. Citra Lorensa
3. I Putu Indrawan Adinata
4. Ida Royani
5. Indah Permatasari
6. Ni Komang Surti Anggreni
7. Purnama Maman
8. Selvi Roviyati
9. Siti Nurrakhmah
6
BAB II
PENGUMPULAN DATA
sehingga memerlukan pengelolaan yang sesuai dengan prinsip – prinsip tata kelola
yang baik yaitu profesional, akuntabilitas, transparansi, efisiensi, dan efektivitas.
Nutritionist Administrasi
PA PA PA
PA
4. S1 Bidan 2 Orang
Total 38 Orang
No Kualifikasi Jumlah
2. Administrasi 2 orang
4. Transporter 1 orang
Jumlah 8 Orang
d. Tenaga Medis
Tabel 3. Klasifikasi Tenaga Medis Ruang Tanjung Aan RSUD Provinsi NTB
Tahun 2022.
No Klasifikasi Jumlah
Jumlah 2 orang
Dinas
Tenaga Libur
Pagi Siang Malam
Kepala Ruangan 1 - -
Perawat Primer 4 - - -
Perawat Asociete 18 7 3 5
Dan Bidan
Ahli Gizi 1 - - -
Adminstrasi 2 - - -
Dokter Ruangan 2 - - -
Transporter 1 - - -
perawat asociete dan bidan3. Sedangkan untuk perawat yang libur sebanyak 5
orang dalam sehari.
Amd.Keb
14 Sri Susi Susanti, Amd.Keb D3 Kebidanan
15 Nani Farhaini, S.Kep.,Ns S1 Kep + Ners
16 Khosiah, S.Kep.,Ns S1 Kep + Ners
17 Rosdianawati, Amd.Kep D3 Keperawatan
18 Ni Putu Grahita Kirana, D4 Keperawatan
S.TR.Kep
19 Ida Ayu Wayan Ka Shif D4 Kebidanan
Sucitawati, SST
20 Baiq Dinda Kusuma R, D4 Kebidanan
SST
21 Juwita Mariam Ulfa, D3 Keperawatan
Amd.Kep
22 Ida Royani, SST Ka Shif D4 Keperawatan
23 Novi Hardi Ismail, D3 Keperawatan
Amd.Kep
24 Ni Made Denis D4 Kebidanan
Darmayanti, S.TR.Keb
25 Rudi Alfian, Amd.Kep D3 Keperawatan
26 Ni Putu Ayu Alit, D3 Keperawatan
Amd.Kep
27 Khotifah Amalia, SST D4 Keperawatan
28 Ika Yunita Apriliandar, D3 Keperawatan
Amd.Kep
29 Ujiawati, Amd.Keb D3 Kebidanan
30 Rosita Aryanti, Amd.Keb D3 Kebidanan
31 Ka Shif S1 Kep + Ners Pelatihan
Ni Luh Sundari, S.Kep.,Ns
Kemoterapi
32 Ni Wayan Soma, Ka Shif D3 Kebidanan Workshop
13
Amd.Keb Kemoterapi
33 Dewi Muji Astuti, D3 Keperawatan Pelatihan
Amd.Kep Kemoterapi
34 D4 Kebidanan Pelatihan
Bq. Rizka Herliana, SST
Kemoterapi
35 Andinar Aji Asiani, SST D4 Kebidanan
36 Ema Febriana, S.Kep.,Ns S1 Kep + Ners
37 Nurhikmah, Amd.Keb D3 Kebidanan
38 M. Andri Irawan, S1 Kep + Ners
S.Kep.,Ns
39 Sahabudin Transporter -
40 Andriani Gamawati, Billing S1
S.SOS
41 Mujitahir Prihatin, S.Pd Billing S1
Sumber: Data Primer 2022
Interpretasi :
Berdasarkan data kepegawaian perawat di ruang Tanjung Aan rata-rata semua
perawat belum mengikuti kegiatan pelatihan kemoterapi, hanyak sebanyak 24%
perawat telah mengikuti pelatihan kemoterapi.
g. Pengaturan Ketenagaan:
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.56 Tahun
2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, Paragraf 2 Rumah Sakit
Umum Kelas B Pasal 1 Ayat 1 “Jumlah tenaga kerja keperawatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 Ayat 1 Huruf C (Tenaga Keperawatan) sama dengan
jumlah tempat tidur instalasi rawat inap”.
Untuk menghitung jumlah tenaga kerja keperawatan di ruang Tanjung Aan
dengan metode Douglas adalah sebagai berikut:
14
Diketahui :
Jumlah Pasien pada Tanggal 18 April 2022 yaitu :
1. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang di butuhkan pasien perhari,
yaitu :
- Jumlah pasien mandiri 0 pasien
- Jumlah pasien parsial care 25 pasien
- Jumlah pasien total care 0 pasien
a. Keperawatan langsung
Keperawatan mandiri 0 x 1 jam = 0 jam
Keperawatan parsial 25 x 3 jam = 75 jam
Keperawatan total 0 x 5 jam = 0 jam
Total = 75 jam
b. Keperawatan tidak langsung 25 pasien x 1 jam = 25 jam
c. Penyuluhan kesehatan 25 pasien x 0,25 jam = 6,25 jam
Total keseluruhan : 106,25 jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari
adalah : 106,25 jam : 25 pasien = 4,25 jam/pasien/hari
3. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut
adalah langsung dengan menggunakan rumus gillies di atas, sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut:
4,25jam/pasien/hari x 25 x 365 hari = 38.781,25
365 hari-81 hari x 7 jam 1988
= 19,50 (dibulatkan menjadi 20 orang).
20% x 32 bed = 6,4 (di bulatkan menjadi 6 orang )
15
POLI
ADMISI
Ruang Inap
Pemeriksaan
Pengobatan/Tindakan
Sembuh/KRS Meninggal
2. M2 (Materials) Sarana dan Prasarana Ruang Tanjung Aan RSUD Provinsi NTB
Menurut Azwar A (1995), bahwa bila sarana (Kualitas dan Kuantitas) yang
tersedia tidak cukup (tidak sesuai) dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan
baiknya mutu dari pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Adapun peralatan keperawatan yang tersedia di ruang Tanjung Aan RSUD
Provinsi NTB yang meliputi: alat keperawatan, alat rumah tangga, barang habis
pakai (BHP) alat pencatatan dan pelaporan, alat tenun serta fasilitas untuk perawat.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan diperoleh informasi bahwa
pengadaan alat atau bahan yang dibutuhkan dilakukan dengan cara pengamprahan
di CSSD, Farmasi, dan PPI. Untuk Bahan Habis Pakai (BHP) amprahan dilakukan
16
tiap 2 kali seminggu yaitu pada hari selasa dan hari sabtu atau bisa sesuai dengan
kebutuhan. Amprahan ini tidak sepenuhnya bergantung kepada Kepala Ruangan,
tetapi sudah ada tim penanggung jawab yang ditunjuk untuk menangani alat dan
bahan yang dibutuhkan, yaitu Katim II dari Tim Perawatan dan Tindakan.Alat yang
diusulkan biasanya datang selang beberapa waktu setelah pengajuan, tergantung
keputusan direksi manajemen rumah sakit.Dari hasil pengumpulan data yang
dilaksanakan pada tanggal 18-20April 2022, didapatkan:
a. Lokasi
Gambaran umum Ruang Tanjung Aan merupakan bagian ruang perawatan di
Tanjung Aan RSUD Provinsi NTB. Ruang Tanjung Aan terletak pada lantai 4.
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada ruang
Tanjung Aan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB dengan uraian denah
sebagai berikut:
1) Di sebelah Timur berbatasan dengan Halaman parkir RSUD Provinsi NTB.
2) Di sebelah Barat berbatasan dengan ruang IBS RSUD Provinsi NTB.
3) Di sebelah Selatan berbatasan dengan gedung igd RSUD Provinsi NTB.
4) Di sebelah Utara berbatasan dengan Taman RSUD Provinsi NTB..
Gambaran umum situasi dan koordinasi di dalam Ruang Tanjung Aan terdiri
dari 15 ruang rawat inap, 2 ruangan kelas 1, 2 ruangan kelas 2 11 ruangan kelas 3.
Masing-masing ruang diisi 2-3 tempat tidur, AC, jendela dan kamar mandi,
wastafel. Nurse Station terletak di dalam ruangan di bagian depan dekat dengan
pintu masuk, serta terdapat ruang jaga perawat di belakang nurse stasion. Terdapat
ruang linen, ruang penyimpanan alat, obat, ruang fasilisas umum, dan ruang
administrasi.
b. Fasilitas Pasien
1) Meja Pasien atau Lemari Pasien
2) Kamar Mandi
3) Tempat Tidur
17
4) Kursi Pengunjung
5) Tiang Infus
6) AC tiap ruangan
d. Ruang Penunjang
1) Ruang Penyimpanan obat dan alat menjadi satu berada disebelah nurse station.
f. Peralatan
1) Alat Kesehatan
Tabel 6. Daftar Alat Kesehatan Di Ruang ruang Tanjung Aan Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi NTB.
Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
2. Stetoscop 2 buah 2 -
3. Bengkok 2 buah 2 -
41. Torningkuet
Sumber: Panduan Penyelenggaraan Pelayanan Kanker di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Kemenkes RI 2016
2) Non-Alkes
Tabel 8. Daftar Alat Non-Kesehatan Di Ruang ruang Tanjung Aan Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi NTB.
Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
5. Handrub 6 buah 6 -
8. Kursi 32 buah 32 -
9. AC 19buah 19 -
Kesimpulan: Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa material sarana dan
prasarana non-medis di ruang Tanjung Aan cukup memadai.
1 Gorden 1:2
2 Baju pasien 1:5
3 Seprei 1:5
4 Penutup seprei 1:5
5 Selimut biasa 1:5
6 Sarung bantal 1:6
7 Sarung buli – buli panas 1:1
8 Sarung eskap 1:1
9 Handuk 1:3
10 Washlap 1:5
11 Kursi Roda 2 – 3 / ruangan
12 Lemari obat emergency 1/ ruangan
13 Meja pasien 1/ 1
14 Standar infuse 2-3 / ruangan
15 Tempat tidur fungsional 1: 1
16 Tempat tidur biasa 1 : 1 atau 2
17 Troli obat 1/ ruangan
18 Troli balut 1 / ruangan
19 Keran air 1:1
20 Tempat sampah besar tertutup 4/ ruangan
21 Manset dewasa 1:1 / 4
22 Manset anak 1:1 /3
23 Mitela/topi 1:1/3
24 Piyama 1:5
25 Selimut wol 1:1
26 Selimut biasa 1:5
27 Selimut anak 1:6 – 8
28 Sprei kecil 1 : 6-8
29 Sarung windring 1 : 1/10
30 Sarung O2 1:1/3
31 Taplak meja pasien 1:3
32 Vitrase 1:2
33 Tutup alat 1:2
34 Stik laken 1:6-8
35 Banak short 1:1/2
36 Handuk fontanin 1:1/5
24
keperawatan dapat terdiri tiga sampai empat perawat untuk bertanggung jawab
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Dalam pelaksaannya di Ruang
Tanjung Aan.
b. Timbang Terima
Timbang terima merupakan teknik atau cara dalam menyampaikan atau
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.Timbang
terima/operan adalah suatucara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam,2008).
Clair dan trussel (Kerr,2001) menyusun pengertian dari timbang terima
adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat
pada pergantian shift jaga.Tujuan timbang terima/operan pasien menurut
nursalam,2011 adalah:
Ya Tidak
Persiapan 1. Timbang terima dilakukan setiap 1
pergantian shift/operan.
2. Prinsip timbang terima, semua pasien baru 1
masuk dan pasien yang dilakukan timbang
terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum dapat teratasi
serta yang membutuhkan observasi lebih
lanjut.
3. PP menyampaikan timbang terima pada 1
PP berikutnya, hal yang perlu disampaikan
dalam timbang terima: 1
- Jumlah Pasien.
- Identitas pasien dan Diagnosa medis. 1
- Data (keluhan / subyektif dan
obyektif).
- Masalah keperawatan yang masih
muncul.
- Intervensi keperawtaan yang sudah 0
dan belum dilaksanakan (secara 1
umum).
- Intervensi kolaboratif dan dependen. 1 0
- Rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan (pesiapan operasi, 1
pemeriksaan penunjang, dan lain lain).
1.Diskusi. 1
2.Pelaporan untuk timbang terima dituliskan
secara langsung pada format timbang 1
terima yang ditanda tangani oleh PP yang
jaga saat itu dan PP yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruangan. 1
3. Ditutup oleh kepala ruangan.
Sumber: Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi (2012)
Keterangan penilaian:
Jumlah skor : 16 Kriteria Penilaian : 88%
Ya :1 Tepat : Jika dilakukan
100%
Tidak :0 Kurang Tepat : Jika dilakukan
<100%
Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
(1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
(2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan.
(3) Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang
akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
(9) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan
lain yang diperlukan diruang rawat.
(10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
(11) Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan.
(12) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya,
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan,
fasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
di ruangan.
(13) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk
pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta
menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya.
(14) Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk
memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
(15) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya.
(16) Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
(17) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam
batas kewenangan.
(18) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
(19) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan
benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
30
(20) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain,
seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit
di RS.
(21) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
(22) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
(23) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa
dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan diitnya.
(24) Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
(25) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang rawat.
2) Perawat Primer
a) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b) Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
c) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
d) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
31
3) Perawat Asosiate
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan
pelayanan keperawatan langsung kepada klien.
32
Tugas Pokok
a) Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih sayang.
(1) Melaksanakan tindakan perawtan yang telah disususun.
(2) Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
(3) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien
pada catatan perawatan.
b) Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
(1)Pemberian obat.
(2)Pemeriksaan laboratorium.
(3)Persiapan klien yang akan dioperasi.
c) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari
klien, :
(1) Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan.
(2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
(3) Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
d) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan serta diagnostik.
e) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.
f) Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
g) Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara
administratif.
(1) Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
(2) Sensus harian dan formulir.
(3) Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
h) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
i) Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan.
33
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat selain itu melibatkan
pasien dalam membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Saat–saat dalam
kasus tertentu ronde keperawatan dilaksanakan oleh perawat primer dan atau
konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2015).
Secara umum tujuan dari ronde keperawatan adalah menyelesaikan masalah
pasien melalui pendekatan berpikir kritis dan dsikusi. Tujuan khusus dari ronde
keperawatan adalah menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis,
meningaktakan kemampuan validasi data pasien, meningkatkan kemampuan
menentukan diagnosis keperawatan, menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien, meningkatkan kemampuan
justifikasi, dan meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja ( Nursalam, 2015)
34
d. Supervisi Keperawatan
Menurut Keliat (2013) supervisi adalah proses pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai
tujuan organisasi dan standar yang telah ditetapkan.Supervisi adalah tekhnik
pelayanan yang tujuan umumnya adalah mempelajari dan memperbaiki secara
bersama-sama.
Kegiatan supervise di ruangan Tanjung Aan dilakukan oleh kepala ruangan
dengan diawali dengan mengorientasikan materi supervise kepada staf yang
disupervisi kemudian kepala ruangan mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi
supervise.Kepala ruangan mengidentifikasi pencapaian staf dan memberikan
reinforcement.Kepala ruamgan harus memberikan solusi dan menjadi role model
bagi staf dan menjelaskan tindak lanjut dari kegiatan supervise.
Supervisi Keperawatan dilakukan oleh Manajemen Rumah Sakit secara
berkala dengan standar indikator tertentu dan Kepala Ruangan secara langsung
melakukan pengamatan terhadap pelaksaan tugas perawat.Kepala Ruangan
mengamati pekerjaan yang dilakukan perawat kemudian memberikan evaluasi
kepada perawat yang bersangkutan.
e. Discharge Planning
35
f. Pendokumentasian Keperawatan
Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga kesehatan
(sarana administrasi penunjang). Ruang Tanjung Aan RSUD Provinsi NTB
sudah ada sistem pendokumentasian SOAP, format asuhan keperawatan, serta
kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat.
implement control
asi yang
dilakukan
g. Sentralisasi obat
37
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2011). Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Di ruang Tanjung Aan dalam penanggung jawab pengelolaan obat adalah
kepala ruangan yang dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Di ruang
Tanjung Aan sudah dilaksanakan sentralisasi obat oleh perawat berkolaborasi
dengan depo farmasi, namun belum optimal, karena belum ada pengelolaan
sentralisasi obat oleh perawat dengan pasien. Di ruangan Tanjung Aan tidak ada
format daftar pengadaan tiap-tiap macam obat. Obat pasien diterima perawat
dari depo farmasi dan dicatat dalam buku penerimaan obat.Kemudian obat
diberikan kepada pasien tanpa ada format persetujuan sentralisasi obat dan
lembar serah terima obat dengan pasien.Dalam pemberian obat di ruang
Tanjung Aan, obat pasien tidak disimpan di ruang penyimpanan obat namun
disimpan di ruangan pasien.
5. M5 (Mutu) Mutu yang dihasilkan dari Ruang Tanjung Aan RSUD Provinsi NTB
a. BOR (Bed Occupancy Ratio)
BOR (Bed Occupancy Ratio) = angka penggunaan tempat tidur). BOR
Menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bad
count days in a period under considenration “.Sedangkan menurut Depkes RI
(2005), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuuan waktu
tertentu.Inndikator ini diberikan gambaran tinggi pada rendahnya tingkat
pemnfaatan tempat tidur rumash sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
1) BOR Hari Pertama
Jumlah bed yang terisi pada tanggal 18 April 2022 sebanyak 25bed.
Jumlah tempat tidur : 32bed
Periode perawatan : 2 hari
Jumlahtempattidurterisi
BOR = x 100 %
banyaktempattidur
25
= X 100 %
32
= 78%
2) BOR Hari Kedua
Jumlah bed yang terisi pada tanggal 19April 2022sebanyak 23 bed
Jumlah tempat tidur : 32bed
Periode perawatan : 2 hari
Jumlahtempattidurterisi
BOR = x 100 %
banyaktempattidur
23
= X 100 %
32
= 71%
Rata-rata BOR tanggal 18 - 19 April 2022
39
78 %+71 %
=74,5 %
2
Interpretasi:
Berdasarkan penghitungan BOR pada Tanjung Aan RSUD Provinsi NTB
selama 2 hari terakhir didapatkan hasil 74,5% dimana berdasarkan peraturan
Depkes RI 2005 hasil ini menunjukan mutu Tanjung Aan dalam hal
ketersediaan tempat tidur sudah termasuk kategori ideal (60-85%).
b. AVLOS
AVLOS (average length of stay = rata-rata lamanya pasien dirawat).
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The Average hospitalization stay of
inpatien discharged during the periode under consideration”. AVLOS menurut
Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.indicator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran untuk pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang peru pegamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS
yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Tabel 12. Pasien tanggal 18 s/d 19 April 2022
NO NAMA LAMA DI RAWAT
Jumlah 60 hari
Kesimpulan: jadi dari hasil rata-rata dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
diisi ke saat diisi berikutnya yaitu 0,3 hari, dan hasil tersebut merupakan hasil
yang ideal.
0
= X 100 %
15
= 0%
Kesimpulan: jadi dari hasil perhitungan angka kematian selama 72 jam setelah
dirawat inap, menunjukkan bahwa terdapat angka kematian pada ruang Tanjung
Aan yaitu sebanyak 0%.
6. M6 (Mesin)
Tabel 13. Adapun mesin-mesin yang ada di ruang Tanjung Aan RSUD Provinsi NTB
yaitu :
KONDISI
NO NAMA BARANG JUMLAH
BAIK RUSAK
1 EKG set 1 1 -
2 Infus pump 4 4 -
3 Nebulizer 2 2 -
44
4 Oxymeter 3 2 1
5 Syringe pump 3 3 -
6 Monitor pasien 2 2 -
7 AED 0 - -
8 Suction portable 1 1 -
BAB III
PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN
A. Permasalahan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisa S.W.O.T menurut nursalam dalam buku Manajemen Keperawatan edisi
5 .Pengisian item internal factors (IFAS) dan eksternal faktor (EFAS). Cara pengisan IFAS dan EFAS disesuaikan dengan
komponen yang ada dalam pengumpulan data ( bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain
didalam buku ini). Data tersebut dibagi menjadi 2, yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan (weaknes) dan kekuatan
(strength) dan EFAS yang meliputi aspek peluang (Opportunity) dan ancaman (threatened).
45
Analisa S.W.O.T
No Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend
1. Sumber Daya 1. Tenaga perawat 1. Jumlah perawat dan bidan 1. Adanya mahasiswa 1. Tuntutan oleh
Manusia (M1) a. S1+Ners = 9 orang yang sudah mengikuti Program D-III masyarakat untuk
b. DIV Keperawatan = pelatihan tentang keperawatan yang sedang mendapatkan
4 orang Kemoterapi sebanyak 8 praktisi Keperawatan pelayanan
c. Diploma III orang (perawat 5 orang dan Medikal Bedah dan ada kesehatan yang
Keperawatan = 8 Bidan 3 orang) dan yang juga mahasiswa Program lebih profesional.
orang sudah mengikuti kegiatan Profesi Ners yang sedang 2. Makin tingginya
d. SI Kebidanan = 2 workshop kemoterapi praktisi Management kesadaran
orang hanya 1 orang dari Keperawatan. 3. masyarakat akan
e. DIV kebidanan = 8 kebidanan. 2. Adanya kerja sama antara pentingnya
orang mahasiswa keperawatan kesehatan.
f. DIII kebidanan = 8 dan perawat ruangan. 4. Persaingan antar
orang 3. Adanya kerja sama antara rumah sakit yang
Jumlah perawat = 21 institusi poltekkes semakin ketat.
orang Mataram dengan rumah
Jumlah bidan = 18 sakit
orang 4. Adanya kebijakan
g. Tenaga Non pemerintah tentang
46
Keperawatan : profesionalisasi
1) Ahli Gizi = 1 keperawatan.
orang 5. Adanya program latihan
2) Cleaning Service dan seminar
= 4 orang 6. Adanya kesempatan
3) Admin pusat = 2 perawat untuk melanjutkan
orang pendidikan
4) Transporter = 1 7. Adanya program akreditasi
orang rumah sakit dari
pemerintah di mana
2. Jenjang Pendidikan MAKP merupakan salah
Jumlah Jenjang satu penilaian
Pendidikan 8. Adanya pelatihan dan
Keperawatan seminar tentang
terbanyak yaitu S.1 + Kemoterapi yang telah
Ners sebanyak 9 orang. diikuti oleh beberapa
perawat dan bidan dari
ruang Tanjung Aan.
2. Sarana dan 1. Kapasitas tempat tidur 1. Ruang tindakan dijadikan 1. Setiap pergantian shift 1. Kesenjangan
prasarana/ 32 bed. satu dengan ruang tempat tidur dirapikan. antara jumlah
47
(Material) M2 2. Fasilitas, sarana dan penyimpanan barang. 2. Kebersihan lingkungan pasien dengan
prasarana menunjang ruangan dijaga setiap hari. peralatan yang
pemberian pelayanan 3. Pencahayaan ruangan ada.
kesehatan,buku mencukupi. 2. Makin tinggi
register, buku 4. Adanya pengadaan sarana kesadaran
pendaftaran kemotrapi, prasarana yang rusak dari masyarakat akan
buku timbang terima bagian pengadaan barang. pentingnya
(operan), buku TTV, 5. Adanya kegiatan demostrasi kesehatan.
buku bon makan, buku pemakaian alat baru. 3. Adanya tuntutan
sensus, buku beban dari masyarakat
kerja, buku testimonial, untuk melengkapi
buku morning report sarana dan
dan struktur organisasi. prasarana.
3. Nurse station terletak di
depan ruangan,
sehingga memudahkan
komunikasi dan
kerjasama perawat
serta memudahkan
dalam pemberian
48
asuhan keperawatan di
setiap ruang pasien.
4. Penggantian alat tenun
dilakukan setiap hari.
5. Bila alat tenun kotor
saat itu juga langsung
diganti.
6. Pemeliharaan dan
perawatan dari sarana
dan prasarana
penunjang keperawatan
kesehatan sudah ada.
3. Metode (M3) 1. Rumah sakit memiliki 1. Tingkat ketergantungan 1. Adanya kesempatan untuk 1. Tuntutan tinggi
visi, misi dan motto pasien bervariasi. melanjutkan pendidikannya. oleh masyarakat
rumah sakit sebagai 2. Media penyampaian 2. Adanya program pelatihan untuk
Rumah Sakit Rujukan pendidikan kesehatan yang dan seminar. mendapatkan
yang Unggul dalam kurang 3. Adanya mahasiswa pelayanan
Pelayanan Pendidikan Program D-III keperawatan kesehatan yang
& Penelitian di yang sedang praktisi lebih profesional.
Indonesia Timur Keperawatan Medikal 2. Semakin
49
2. Akreditasi rumah Sakit Bedah dan ada juga tingginya
Pendidikan Tipe B mahasiswa Program Profesi kesadaran
3. Memiliki standar Ners yang sedang praktisi masyarakat akan
operasional prosedur Management Keperawatan. pentingnya
(SOP) dan standar alat 4. Adanya kerja sama antara kesehatan.
kesehatan (SAK) mahasiswa dan perawat 3. Persaingan
4. Adanya model MPKP, ruangan. antarrumah sakit
yang digunakan adalah 5. Adanya kerja sama antara yang semakin
kolaborasi antara institusi poltekkes Mataram ketat
MPKP model jurusan keperawatan dengan
modifikasi TIM Primer rumah sakit
6. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
profesionalisasi
keperawatan.
Supervisi 1. Supervisi dilakukan 1. Supervisi yang dilakukan 2. Adanya mahasiswa Program 1. Tuntutan pasien
oleh Petugas Supervisi tidak terjadwal (situasional) Profesi Ners keperawatan sebagai konsumen
Managemen Rumah yang sedang praktisi untuk
Sakit, supervisi manajemen keperawatan. mendapatkan
managemen 3. Adanya mahasiswa Program pelayanan yang
50
keperawatan secara D-III keperawatan yang profesional.
berkala. sedang praktisi Keperawatan
2. Kepala ruangan setiap Medikal Bedah dan ada juga
hari melakukan mahasiswa Program Profesi
suvervisi secara Ners yang sedang praktisi
langsung melalui Management Keperawatan.
pengamatan terhadap 4. Adanya teguran dari kepala
pelaksanaan tugas ruangan bagi perawat yang
perawat (Kepala tidak melaksanakan tugas
ruangan mengamati dengan baik
pekerjaan yang 5. Dengan adanya supervisi
dilakukan perawat terjadi peningkatan kinerja
kemudian memberikan perawat.
evaluasi kepada
perawat yang
bersangkutan).
Timbang 1. Adanya laporan jaga 1. Timbang terima telah 1. Adanya mahasiswa 1. Adanya tuntutan
Terima setiap shift dilakukan, tetapi saat Program D-III keperawatan yang tinggi dari
2. Timbang terima sudah timbang terima belum yang sedang praktisi masyarakat untuk
merupakan kegiatan dilakukan secara optimal, Keperawatan Medikal mendapatkan
51
rutin yang telah yaitu sebagian perawat Bedah dan ada juga pelayanan
dilakukan. tidak menyebutkan keluhan mahasiswa Program Profesi keperawatan yang
3. Adanya kemampuan subjektif pasien, diagnosa Ners yang sedang praktisi profesional
perawat melakukan medis, dan diagnosa Management Keperawatan. 2. Meningkatnya
timbang terima keperawatan. 2. Adanya kerja sama yang kesadaran
baik antara mahasiswa masyarakat
Program Profesi Ners tentang tanggung
keperawatan dengan jawab dan
perawat ruangan tanggung gugat
3. Kebijakan rumah sakit perawat sebagai
(bidang keperawatan) pemberi asuhan
tentang timbang terima. keperawatan.
Discharge 1. Perawat memberikan 1. Tersedinya tempat khusus 1. Adanya mahasiswa Program 1. Adanya tuntutan
Planning pendidikan kesehatan leafleat yang digantung di D-III keperawatan yang dari masyarakat
secara informal kepada depan ners station tetapi sedang praktisi untuk
pasien atau keluarga tidak di bagikan pada tiap Keperawatan Medikal mendapatkan
selama di rawat atau pasien yang mau pulang. Bedah dan ada juga pelayanan
pulang. 2. Tidak dibagikannya leafleat mahasiswa Program Profesi keperawatan yang
2. Adanya kartu control untuk setiap pasien pulang Ners yang sedang praktisi profesional
52
untuk berobat pasien untuk menambah Management Keperawatan. 2. Makin tingginya
lanjut pengetahuan pasien dan 2. Adanya kerja sama antara tingkat kesadaran
keluarga tentang perawatan mahasiswa Program Profesi masyarakat akan
mandiri saat di rumah. Ners dengan perawat klinik pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar
rumah sakit yang
semakin ketat.
Ronde 1. Bidang keperawatan 1. Ronde keperawatan adalah 1. Adanya kesempatan dari 1. Adanya tuntutan
keperawatan ruangan mendukung kegiatan yang tidak ruangan untuk mengadakan masyarakat untuk
adanya kegiatan ronde dilaksanakan secara teratur ronde keperawatan pada mendapatkan
keperawatan di ruangan pasien perawat dan mahasiswa pelayanan
2. Adanya beberapa kasus 2. Pelaksanaan ronde praktek perawatan yang
yang memerlukan keperawatan dijadwalkan 1 profesional.
perhatian khusus kali setahun oleh bidang 2. Makin tingginya
management keperawatan. tingkat kesadaran
masyarakat akan
pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar
53
rumah sakit yang
makin ketat.
54
mengembangkan sistem
dokumentasi.
5. Kerja sama yang baik antara
perawat dan mahasiswa.
6. Sistem MPKP yang
diterapkan mahasiswa
Program Profesi Ners
Sentralisasi 1. Tersedianya ruangan 1. Sentralisasi obat belum 1. Adanya mahasiswa 1. Adanya tuntutan
Obat tempat penyimpanan optimal dilakukan karena Program D-III keperawatan masyarakat untuk
obat belum ada pengelolaan yang sedang praktisi mendapatkan
2. Tersedianya lemari sentralisasi obat oleh Keperawatan Medikal pelayanan
pendingin di ruangan perawat dengan pasien Bedah dan ada juga perawatan yang
tempat penyimpanan 2. Tidak tersedianya format mahasiswa Program Profesi profesional.
obat daftar pengadaan tiap-tiap Ners yang sedang praktisi 2. Makin tingginya
3. Sudah dilaksanakan macam obat Management Keperawatan. tingkat kesadaran
sentralisasi obat oleh 3. Obat pasien diterima 2. Adanya kerja sama yang masyarakat akan
perawat berkolaborasi perawat dari depo farmasi baik antara mahasiswa pentingnya
dengan depo farmasi dan dicatat dalam buku Program Profesi Ners kesehatan.
penerimaan obat.Kemudian keperawatan dengan 3. Persaingan antar
55
obat diberikan kepada perawat ruangan. rumah sakit yang
pasien tanpa ada format 3. Kebijakan rumah sakit makin ketat.
persetujuan sentralisasi obat (bidang keperawatan)
dan lembar serah terima tentang sentralisasi obat
obat dengan pasien
4. Obat pasien tidak disimpan
di ruang penyimpanan obat
namun disimpan di ruangan
pasien
4. Keuangan 1. Perawat mendapat gaji - 1. Pengeluaran dan kebutuhan 1. Adanya tuntutan
(Money) M4 pokok dan bagi PNS ruangan dibiayai oleh yang lebih tinggi
mendapat tambahan institusi. dari masyarakat
penghasilan pegawai 2. Ada kesempatan untuk untuk
(TPP). menggunakan instrumen mendapatkan
2. Adanya pendapatan media dengan re-use pelayanan
tambahan yaitu dari sehingga menghemat kesehatan yang
jasa medik seperti pengeluaran lebih professional
JASPEL yang sehingga
didapatkan dari pasien membutuhkan
BPJS dan pasien umum pendanaan yang
56
lebih besar untuk
sarana dan
prasarana yang
lebih baik.
57
6. BTO 1 kali
6. Mesin (M6) 1. Tersedianya fasilitas - 1. Mahasiswa Program Profesi 1. Adanya pegawai
mesin seperti syringe Ners Keperawatan yang teknisi mesin.
pump,alat nebulizer, praktek manajemen 2. Adanya seminar
oximetri, EKG set, keperawatan. atau pelatihan
infus pump, monitor 2. Kerja sama yang baik antara tentang
pasien, AED, dan mahasiswa dengan perawat. pengaplikasian
Suction portable mesin.
58
B. Prioritas Masalah
Pertimbangan dalam menentukan prioritas masalah yang digunakan disini
adalah “tehnik kriteria matrik (criteria matrix technique) yaitu tehnik
pemungutan suara dengan menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang
dapat digunakan adalah :
1. Kecendrungan besar dan sedangnya kejadian masalah (magnitude = Mg)
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity = Sv)
3. Bisa dipecahkan (Manageability = Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern = Nc)
5. Ketersediaan sumber daya (Affordability = Af)
59
Keterangan :
5 = sangat sering/sangat besar kerugian/sangat mudah dipecahkan/sangat diperhatikan
4 = sering/besar kerugian/mudah dipecahkan/diperhatikan
3 = kadang-kadang/kerugian sedang/agak mudah dipecahkan/jarang diperhatikan
2 = jarang/sedikit kerugian/agak sulit dipecahkan/kurang diperhatikan
1 = tidak terjadi/tidak ada kerugian/sulit dipecahkan/tidak diperhatikan
60
C. Rencana Kegiatan
NAMA TANGGAL
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
CITRA LORENSA P P P P P P S P P P P M L
I PUTU INDRAWAN A. P P P P P P L P S P P M P
IDA ROYANI P P P S S M M L P P P S S
INDAH PERMATASARI P P P M M S P P S P P P L
NI KOMANG SURTI A. P P P P P P P S P P P M L
PURNAMA MAMAN P P P M M S P S P P P P L
SELVI ROVIYATI P P P P P P S M M L P P L
SITI NURRAKHMAH P P P S S M M L P P P S S
A. Pelaksanaan
1. Timbang Terima
a. Menyusun POA Timbang Terima
1) Hari/Tanggal : Kamis, 21 April 2022
2) Penanggung Jawab : I Putu Indrawan Adinata
b. Membuat buku laporan timbang terima.
c. Pelaksanaan
1) Dilaksanakan setiap kali pergantian shift.
2) Dilaksanakan di ruang nurse station.
3) Dilaksanakan di ruang pasien.
Penanggung Jawab : I Putu Indrawan Adinata
d. Faktor pendukung :
1) Adanya kerjasama antara mahasiswa Profesi Ners Poltekkes
Mataramdan perawat ruangan.
2) Adanya mahasiswa yang membuat buku timbang terima.
3) Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia
e. Faktor penghambat
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih profesional.
2) Banyaknya masalah klien dengan penyakit yang berbeda dan
komplikasinya.
3) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
f. Evaluasi
1) Mahasisawa praktik menyebutkan diagnosa medis dan diagnosa
keperawatan serta keluhan pasien.
2) Mahasiswa melanjutkan intervensi keperawatan yang belum teratasi
72
73
2. Discharge Planning
a. Menyusun POA Discharge Planning
Tanggal : Rabu, 27 April 2022
Penanggung Jawab :Ida Royani
b. Menentukan tim Discharge Planning
c. Menyusun proposal Discharge Planning
d. Meyiapkan Lembar Discharge Planning
e. Menyiapkan dan memberikan kartu discharge planning.
f. Menyiapkn leaflet dan memberikan leaflet pada pasien.
g. Pelaksanaan Discharge Planning
Hari/Tanggal : Rabu, 27 April 2022
Ruangan : Tanjung Aan, Kamar No. 3019
Penanggung Jawab : Ida Royani
h. Faktor pendukung :
1) Adanya kerjasama antara mahasiswaProfesi Ners Poltekkes Mataram
dengan perawat klinik.
2) Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan
3) Adanya kemauan pasien/keluarga terhadap anjuran perawat.
i. Faktor penghambat
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih profesional.
2) Banyaknya masalah klien dengan penyakit yang berbeda dan
komplikasinya.
3) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
74
j. Evaluasi
1) Mahasiswa dapat melakukan Discharge planning sesuai dengan
perencanaan rencana pulang yang sesuai standar
2) Mahasiswa memberikan leaflet dan kartu Discharge Planning.
3) Mahasiswa menerima dan melakukan penyuluhan saat pasien masuk.
4) Pasien dan keluarga pasen mengerti dan memahami penjelasan tentang
penyakit pasien, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas, maupun
istrahat sesuai dengan laeflet yang diberikan.
5) Pasien dan keluarga tampak kooperatif
3. Ronde Keperawatan
a. Menyusun POA ronde keperawatan
1) Hari/Tanggal : Senin, 25 April 2022
2) Penanggung Jawab : Indah Permata Sari
b. Menentukan masalah untuk ronde keperawatan
Masalah yang diambil adalah masalah dengan diagnosa medis Ca. Recti dan
Anemia dengan diagnose keperawatan Defisit Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh yang sudah berlangsung selama 5 hari pada Ny. R.
c. Menentukkan tim ronde keperawatan
d. Menyusun proposal ronde keperawatan
e. Pelaksanaan ronde keperawatan
1) Hari/Tanggal : 20 April 2022
2) Ruangan : IRNA I A
3) Penanggung Jawab : Indah Permata Sari
f. Faktor pendukung :
1) Adanya kerjasama antar mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Mataram
kelompok Idalam pelaksanaan ronde keperawatan.
2) Adanya kerjasama antara mahasiwa Profesi Ners Poltekkes Mataram dengan
pembimbing lahan dan perawat diruangan.
3) Adanya kerjasama antara mahasiswa dan pasien dalam ronde keperawatan.
75
4. Supervisi Keperawatan
a. Menyusun POA supervisi keperawatan
1) Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2022
2) Penanggung Jawab : Selvi Roviyanti
b. Menentukan tindakan untuk kegiatan supervisi
Pendokumentasian asuhan keperawatan pasien
c. Menentukkan tim supervisi keperawatan
1) Menyusun proposal supervisi keperawatan
2) Pelaksanaan supervisi keperawatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2022
Ruangan : Tanjung Aan
Penanggung Jawab :Selvi Roviyanti
3) Supervisi dilakukan kepala ruangan kepada Perawat primer dan Perawat
asosiet tentang Pemberian dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
76
d. Faktor pendukung :
1) Adanya kerjasama antar mahasiswa Profesi Ners Poltekkes
Mataramdalam pelaksanaan supervisi keperawatan.
2) Adanya kerjasama antara mahasiwa Profesi Ners Poltekkes Mataram
dengan pembimbing lahan dan perawat diruangan.
3) Adanya kerjasama antara mahasiswa dan pasien dalam supervisi
keperawatan.
4) Adanya kerjasama antara mahasiswa keperawatan dan pembimbing
akademik
e. Faktor penghambat
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih professional
2) Adanya persaingan pemberian layanan kesehatan antar tempat
pelayanan kesehatan.
f. Evaluasi
1) Persiapan tindakan (pre, intra, post) sudah sangat baik
2) Mahasiswa mampu memahami tentang pemberian asuhan keperawatan
pada pasien.
3) Mempertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
4) Mempertahankan proses pendokumentasian dengan benar dan lengkap
5) Menggunakan komunikasi dua arah.
6) Supervisi dilakukan secara berjenjang.
7) Format pendokumentasian supervise keperawatan berupa checklist
supervisi
5. Sentralisasi Obat
a. Menyusun POA Sentralisasi Obat
1) Hari/Tanggal : Jum’at, 22 April 2022
2) Penanggung Jawab : Ni Komang Surti Anggreni
b. Membuat format sentralisasi obat
c. Menyusun proposal sentralisasi obat
77
BAB V
A. Kesimpulan
1. Analisa Ruangan Tanjung Aan
Ruang Tanjung Aan merupakan salah satu ruangan interna yang merawat pasien
dengan kemoterapi. Memiliki 32 tempat tidur, ketenangaan terdiri dari Profesi Ners
sebanyak 9orang, S1 Bidan sebanyak 2 orang, Diploma IV keperawatan sebanyak 4
oarang, Diploma IV Bidan sebanyak 8 orang, Diploma III keperawatan sebanyak 8
orang, DIII Bidan sebanyak 8 orang, Dokter penanggung jawab sebanyak 2 orang,
Ahli gizi sebanyak 1 orang, Administrasi 2 orang, Cleaning service 4 orang,
transpoter sebanyak 1 orang. Di ruang Tanjung Aan menggunakan MPKP modifikasi
Tim dan Primer.
2. Kebutuhan tenaga keperawatan di ruang Tanjung Aan
Untuk menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di ruang Tanjung Aan kami
menggunakan perhitungan tenaga menurut perhitungan kebutuhan tenaga kerja
metode Depkes tahun 2005. Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga perawat di
ruang Tanjung Aansudah mencukupi dengan tenaga 38 orang.
3. Continuitas pelayanan yang dilaksanakan yaitu penerimaan pasien sampai dengan
pulang meliputi pemberian asuhan keperawatan sudah optimal dan pelaksanaan
discharge planning yang belum optimal. Pelaksanaan discharge planning di Ruang
Tanjung Aan telah dilaksanakan oleh ketua tim namun tidak ada pemberian leaflet
secara langsung dari perawat ke pasien untuk menambah pengetahuan pasien dan
keluarga tentang perawatan mandiri saat dirumah. Sehingga, kami mahasiswa
Poltekkes Mataram telah melakukan upaya optimalisasi pelaksanaan discharge
planning dimana kami membuat leaflet yang menambah pengetahuan pasien dan
keluarga mengenai perawatan mandiri di rumah..
4. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan di ruangan Tanjung Aan dilakukan secara berkala oleh pihak
managemen, hal itu dikarenakan tidak adanya kasus khusus yang memerlukan
tindakan ronde keperawatan, adanya keterbatasan waktu untuk dokter jaga untuk
79
B. Saran
1. Untuk meningkatkan kepuasan kerja dari perawat di ruangan, perawat harus
mengerjakan semua tindakan sesuai protap yang sudah ditetapkan
2. Pada saat melakukan timbang terima diharapkan menyebutkan keluhan pasien, dan
masalah keperawatan
3. Diperlukan pengembangan ilmu-ilmu terbaru oleh pemberi pelayanan kesehatan
khususnya perawat dalam persiapan menghadapi era globalisasi
4. Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien harus
memperhatikan teknik komunikasi terapeutik untuk memotivasi kesembuhan pasien
dan untuk menghindari sigma negatif terhadap pelayanan keperawatan oleh pasien
dan keluarga
5. Diharapkan perawat tetap memberikan edukasi dan leaflet sebagai media untuk
menambah pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan mandiri di rumah.
6. Diharapkan kepada kepala ruangan untuk menyediakan tempat penyimpanan obat
sesuai dengan sop.
7. Diharapkan ruangan untuk menyediakan informed consent dan serah terima obat
dengan keluarga/pasien.
80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN