Professional Documents
Culture Documents
UTS Hadits Tarbawi Annisa
UTS Hadits Tarbawi Annisa
NIM : 19611024
Jawab:
Ditinjau dari segi bahasa, lafadz Hadits berasal dari kata “ Hadatsa-Yahdutsu-
Hudutsun-Hadatsatun-Haaditsun-Mahdutsun “ yang memiliki makna Baru, dekat, berita
ataupun riwayat. Sedangkan menurut istilah (Jumhuru’l-Muhadditsin) ialah sesuatu yang di
sandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan
(taqrir) dan yang sebagainya.1 Sedangkan “Tarbawi” adalah terjemahan dari bahasa Arab,
yaitu Rabba-Yurabbi-Tarbiyyatan. Yang bermakna pendidikan, pengasuhan, dan
pemeliharaan.
Jadi yang dimaksud dengan Hadits Tarbawi ialah Hadits yang membahas tentang
pendidikan yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW.
Jawab:
1. Sumber Ilahi, yang meliputi Al Qur’an, al-Hadîts, dan alam semesta sebagai ayat
kauniyah yang perlu ditafsirkan kembali.
2. Sumber insaniah, yaitu lewat proses ijtihad.
Al-Qur‟an memberikan pandangan yang mengacu kehidupan di dunia ini, dasarnya memberi
petunjuk kepada pendidikan Islam. Al-Hadîts merupakan sumber ketentuan Islam yang kedua
setelah al-Qur‟an. Ia merupakan penguat dan penjelas dari berbagai persoalan baik yang ada
di dalam al-Qur‟an maupun yang dihadapi dalam persoalan kehidupan kaum muslim yang
disampaikan dan dipraktikkan Nabi Muhammad SAW.
3. Adakah perbedaan antara tujuan pendidikan Nasional dengan tujuan pendidikan Islam,
jelaskan!
Jawab:
Ada.
Jawab:
Pada hakikatnya guru mempunyai tugas yang tidak ringan seperti mengajar atau
menyampaikan ilmu; mendidik; membimbing atau memberikan penyuluhan bagi seluruh
anak didiknya dan bagi semua masyarakat luas; menjadi penjaga (pemberi peringatan) bagi
murid, keluarga, dan lainnya; membentuk karakter anak didiknya agar memiliki tingkah laku
(moral) baik yang sesuai dengan tuntunan islam; sebagai konselor yang akan memberikan
solusi bagi permasalahan yang dihadapi anak didiknya; juga sebagai penuntun dan
mengarahkan anak didiknya menuju tujuan pembelajaran yang akan dicapai, yakni
membentuk manusia yang luhur, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu,
guru juga harus memiliki kecerdasan, baik dalam menguasai materi ajar, cara
penyampaiannya, dan menyikapi sekaligus memberikan solusi atas permasalahan yang ada
dalam proses pembalajaran, juga harus berakhlak mulia, karena setiap tindakan yang
dilakukan oleh guru, akan senantiasa ditiru oleh anak didiknya. Oleh karena itu, guru harus
mempunyai budi pekerti yang baik, agar anak didiknya menjadi manusia yang sempurna
(insan kamil).
Jawab:
Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari
keridlaan Allah semata.
Seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa besar, sifat riya, dengki,
permusuhan, perselisihan dan sifat tercela lainnya.
Ikhlas dalam kepercayaan, keikhlasan dan kejujuran seorang guru di dalam
pekerjaannya merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya di dalam tugas dan sukses
murid-muridnya.
Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap murid, ia sanggup menahan diri,
menahan kemarahan, lapang hati, sabar.
Seorang guru harus mencintai murid-muridnya seperti cintanya kepada anak-anaknya
sendiri, dan memikirkan keadaan mereka seperti memikirkan anak-anaknya sendiri.
Seorang guru harus mempunyai tabiat, pembawaan, adat, kebiasaan, rasa dan
pemikiran murid-muridnya agar tidak keliru dalam mendidik muridnya.
Seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang akan diberikannya, serta
memperdalam pengetahuannya, sehingga mata pelajaran itu tidak akan bersifat
dangkal.