You are on page 1of 22

LAPORAN HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI PELAKU USAHA PENGRAJIN


SASIRANGAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pelaksana:
Dr. Drs. Akhmad Yafiz Syam, M.Si., Ak., CA/NIDN 1108076301
Dr. Saifhul Anuar Syahdan, S.E., M.Si., Ak., CA/NIDN 1112046801
Masithah Akbar, S.E., M.M./NIDN 1115067101
RR Siti Munawaroh, S.Si., M.M./NIDN 1114047101
Wia Rizqi Amalia, S.E., M.Sc.
Marini/NPM 2020220051
Layla Febby Yulistya/NPM 2019220004BM

Sumber Dana: STIE Indonesia Banjarmasin Tahun Anggaran 2021

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANJARMASIN


(STIE INDONESIA BANJARMASIN)
NOVEMBER 2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Judul Pengabdian: Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pelaku Usaha Pengrajin


Sasirangan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi
Kalimantan Selatan

Koordinator Pelaksana
Nama Lengkap: Dr. Drs. Akhmad Yafiz Syam, M.Si., Ak., CA
NIDN: 1108076301
Jabatan Fungsional: Lektor
Alamat Surel (Email): yafiz@stiei-kayutangi-bjm.ac.id

Anggota Pelaksana
Nama Lengkap: Dr. Saifhul Anuar Syahdan, S.E., M.Si., Ak., CA
NIDN: 1112046801
Jabatan Fungsional: Lektor Kepala
Alamat Surel (Email): saifhul@stiei-kayutangi-bjm.ac.id

Nama Lengkap: Masithah Akbar, S.E., M.M.


NIDN: 1115067101
Jabatan Fungsional: Lektor
Alamat Surel (Email): masithah@stiei-kayutangi-bjm.ac.id

Nama Lengkap: RR Siti Munawaroh, S.Si., M.M.


NIDN: 1114047101
Jabatan Fungsional: Lektor
Alamat Surel (Email): roro@stiei-kayutangi-bjm.ac.id

Nama Lengkap: Wia Rizqi Amalia, S.E., M.Sc.


NIK: -
Jabatan Fungsional: Tenaga Pengajar
Alamat Surel (Email): -

Nama Lengkap: Marini


NPM: 2020220051
Jabatan: Mahasiswa Program Sarjana Manajemen
Alamat Surel (Email): -

Nama Lengkap: Layla Febby Yulistya


NPM: 2019220004BM
Jabatan: Mahasiswa Program Sarjana Manajemen
Alamat Surel (Email): febbylayla75@gmail.com

Perguruan Tinggi: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin

ii
Lokasi Kegiatan: Desa Limpasu Kecamatan Limpasu Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Provinsi Kalimantan Selatan

Lama Kegiatan: 6 (enam) Hari Kerja (Survei Awal s.d. Pelaksanaan)

Pelaksanaan: 15 November 2021

Pendanaan Kegiatan: Rp5.000.000,00 (Lima Juta Rupiah)

Sumber Dana: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin (STIE


Indonesia Banjarmasin) Tahun Anggaran 2021

iii
Abstract

UKM kelompok pengrajin sasirangan di kabupaten HST, selain relatif baru


dikembangkan, juga terdampak akibat Pandemi COVID 19 yang membatasi
interaksi sosial, sehingga terhambat. Menghadapi tantangan berat tersebut para
pengrajin memerlukan persyaratan mental berusaha yang berakar dari karakter
individunya. Karakter seorang wirausaha harus dimiliki seorang pengrajin untuk
membantunya bertahan dan berkembang. Oleh karena itu diperlukan sebuah
pelatihan dalam rangka membangun karakter wirausaha bagi UKM pengrajin
Sasirangan di kabupaten HST. Pelatihan ini dirasakan peserta terlalu singkat,
sehingga dirasa tidak memuaskan dan ingin diberikan lagi pelatihan serupa. Peserta
merasa belum bisa mengimplementasikan sepenuhnya hasil pelatihan ini. Untuk itu
telah diberikan umpan balik, bahwa memang tidak mungkin semua pengetahuan
ini diimplementasikan sekaligus, perlu waktu untuk dilatih secara mandiri dan
terus menerus sambil bekerja (learning by doing) dan pelatihan hanya memberi
bekal bagi peserta untuk memulai perubahan, dan tidak akan terjadi perubahan
kalau peserta tidak memulainya. Karena perubahan hanya terjadi oleh dirinya
sendiri. Peserta menyadari karakter seorang wirausaha harus dibentuk dengan
sengaja, dan proses internalisasi karakter wirausaha memerlukan waktu yang
membentuk seseorang sehingga membantunya bertahan dan berkembang.

Keywords: UKM, Sasirangan, Karakter Wirausaha, Pelatihan

4
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI USAHA KECIL PENGRAJIN
SASIRANGAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH – KALIMANTAN
SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di

Indonesia cukup signifikan dalam menopang perekonomian nasional, bahkan di

saat menghadapi berbagai krisis yang menimpa bangsa Indonesia, UMKM masih

mampu memberikan kontribusi di saat perusahaan-perusahaan besar sedang

kolaps. UMKM tersebar di seluruh penjuru negeri dan menguasai sekitar 99

persen aktivitas bisnis di Indonesia, 93,4 persen diantaranya merupakan usaha

mikro dan kecil, kemudian usaha menengah 5,1 persen, sementara usaha besar

hanya 1 persen (BPS, 2017).

Secara umum sumbangan UMKM dalam perekonomian diantaranya (1)

sebagai penyedia lapangan kerja (menyumbang 116 juta tenaga kerja); (2)

memberikan kontribusi kepada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dan

pertumbuhan ekonomi (menyumbang 58 persen PDB); (3) Berkontribusi kepada

peningkatan ekspor sekaligus berpotensi memperluas ekspor dan investasi

(menyumbang 16%). Namun, beberapa tahun terakhir ini UMKM menghadapi

tantangan besar, terutama sejak Indonesia dilanda krisis kesehatan akibat serangan

Pandemi Virus COVID 19, sebagai akibat pemberlakuan pembatasan sosial (social

distancyng) yang diberlakukan pemerintah dalam berbagai skala dan berjilid-jilid.

Kelompok usaha yang paling terdampak adanya Pandemi COVID 19 ini

adalah usaha kecil dan mikro (UKM) sebagai bagian dari UMKM, karena

kelompok nilah yang paling lemah dan rentan karena sifat dan karakter bisnis yang

5
dijalankan. Oleh karena itu, dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),

Indonesia harus memberikan prioritas perhatian terhadap UKM di Indonesia yang

menopang secara signifikan perekonomian nasional. Kelemahan utama usaha

UKM pada umumnya berkaitan dengan masalah kemampuan manajerial,

kewirausahaan, dan pendanaan, serta akses terhadap teknologi, serta inovasi.

Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) adalah salah satu di antara 13

kabupaten dan kota di provinsi Kalimantan Selatan. Ibu kota kabupaten ini adalah

Barabai. Semboyan: “Murakata” yang artinya mufakat seia sekata baik dalam

pemikiran maupun dalam pelaksanaan menjadi filosofi dasar pembangunan HST.

Kabupaten HSS memiliki luas wilayah 1.472 km² dengan 11 kecamatan dan 161

desa dengan populasi sebesar 272.419 jiwa (BPS, 2019). Pemerintah kabupaten

HST berkepentingan dalam meningkatkan daya saing daerah, sehingga memberi

perhatian khusus terhadap pengembangan usaha kecil dan mikro di Kabupaten

HST, terutama pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal (local

wisdom). Salah satu produk ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal tersebut

adalah kain Sarirangan. Selain keindahan alam, Kabupaten HST juga mempunyai

produk ekonomi kreatif lainnya, yakni kain sasirangan yang merupakan kain adat

Indonesia yang berasal dari Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Nama Sasirangan

diambil dari kata menyirang. Hal ini merujuk pada cara membuat kain sasirangan

yang melalui proses menjelujur menggunakan perintangan dan pewarnaan.

Menurut cerita adat, kain Sasirangan ini berasal dari abad ke-12. Kain sasirangan

dipercaya memiliki kekuatan magis untuk pengobatan dan perlindungan roh-roh

jahat. Hal inilah yang memengaruhi pewarnaan kain sasirangan. Seperti jika akan

digunakan untuk mengobati penyakit kuning, maka warna kain juga dibuat kuning.

Selain memiliki warna-warna cantik dan mencolok, keunikan lainnya adalah

6
semua bahan pewarna kain sasirangan diambil dari alam, seperti kunyit, jahe, biji

buah gandaria, kulit manggis, dan kulit kayu-kayuan.

Pemerintah kabupaten HST dalam rangka mengatasi permasalahan yang

dihadapi UKM pengrajin Sasirangan, pada tanggal 21 Juni 2021 telah membentuk

Kelompok Pengrajin Sasirangan yang beranggotakan 20 orang. Tujuan

pengelompokkan seperti ini diperlukan untuk memudahkan pembinaannya. Untuk

meningkatkan kemampuan kelompok ini telah dilatih keterampilan teknik

pembuatan sasirangan, khususnya pewarnaan. Namun belum mendapatkan

pelatihan pengelolaan usaha, khususnya kemampuan berwirausaha.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, pengabdian kepada

masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan Kewirausahaan terhadap

kelompok pengrajin Sasirangan di wilayah Kabupaten HST provinsi Kalimantan

Selatan dalam rangka membantu pemerintah setempat mengembangkan potensi

ekonomi kreatif di daerahnya.

1.2 Permasalahan Objek Pengabdian Kepada Masyarakat

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, UKM kelompok pengrajin

sasirangan di kabupaten HST, selain relatif baru dikembangkan, juga terdampak

akibat Pandemi COVID 19 yang membatasi interaksi sosial, sehingga terhambat.

Menghadapi tantangan berat tersebut para pengrajin memerlukan persyaratan

mental berusaha yang berakar dari karakter individunya. Karakter seorang

wirausaha harus dimiliki seorang pengrajin untuk membantunya bertahan dan

berkembang. Oleh karena itu diperlukan sebuah pelatihan dalam rangka

membangun karakter wirausaha bagi UKM pengrajin Sasirangan di kabupaten

HST.

7
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Membangun Karakter Wirausaha

Menurut Steinhoff and Burgess (1993) Wirausaha merupakan orang yang

mengorganisasi, mengelola dan berani menanggung risiko untuk menciptakan

usaha baru serta peluang berusaha. Secara esensi pengertian kewirausahaan

merupakan suatu perilaku, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak

seseorang terhadap tugas-tugas sebagai tanggungjawabnya dan selalu berorientasi

pada pelanggan. Atau bisa pula diartikan menjadi seluruh tindakan berdasarkan

kesanggupan memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Kompetensi

utama yang dimiliki seorang wirausaha adalah: kompetensi karakter. Untuk

memahami kompetensi karakter seorang wirausaha, terlebih dahulu perlu mengenali

ciri-ciri wirausaha dan berwirausaha.

Tidak seorangpun yang menyangsikan bahwa Indonesia adalah negara yang

kaya raya akan sumber daya alam. Namun negara ini sekarang memiliki sekitar 40

juta rakyat miskin dan lebih dari 9 juta pengangguran. Sebagaimana dikemukakan

oleh Ciputra–seorang pengusaha sukses dan salah satu penggagas pendidikan

entrepreneur, dalam bukunya “Quantum Leap Entrepreneurship: Mengubah Masa

Depan Bangsa dan Masa Depan Anda” bahwa negara yang kaya sumber daya

alam ternyata tidak serta merta dapat menjadi negara yang sejahtera. Negara kita

yang kaya ini kekurangan entrepreneur (Ciputra, Tanan, & Waluyo, 2011), dan

David McCelland, seorang ilmuan sosial-pembangunan yang terkenal dengan

konsep Need for Achievement menyatakan bahwa sebuah negara akan menjadi

makmur apabila mempunyai entrepreneur paling sedikit 2 persen dari total jumlah

penduduk negara tersebut (McClelland, 1965).

8
Banyak penulis sampai waktu ini menaruh pemahaman bahwa

kewirausahaan merupakan hak istimewa yang dimiliki sekelompok orang yang

memiliki ciri eksklusif tertentu. Misalnya, Hougaard (2005) berbicara tentang

kewirausahaan di tahap awal yang disebut (dalam fase start-up) sebagai

kompetensi dalam arti yang lebih luas. McClelland (1987) menggambarkan

wirausaha terutama dimotivasi oleh kebutuhan yang luas atas pencapaian dan

keinginan kuat untuk membangun. Bird (1992) memandang wirausaha sebagai

orang yang cekatan, yaitu cenderung kaya wawasan, berbagi ide, banyak trik,

cerdik, kaya sumber daya, opportunistik, kreatif, dan tidak sentimental. Sedangkan

menurut Ciputra: wirausaha itu itu mengubah rongsokan dan kotoran menjadi emas

(Khalil, 2010). McClelland (1961) menyebutkan untuk mendapatkan kemampuan–

kemampuan tersebut seorang pengusaha harus memiliki jiwa kewirausahaan, yaitu:

1. Mengarahkan Diri
Pengusaha hendaknya bersikap menyenangkan (senantiasa penuh
gairah) dan memiliki disiplin diri yang tinggi walaupun merupakan
pemilik usaha dan penanggungjawab akan keberhasilan maupun
kegagalan usaha.
2. Percaya diri
Pengusaha harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada
orang yang memikirkannya, dan harus memertahankan antusiasme
sebagai pengusaha.
3. Berorientasi pada tindakan
Gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat
untuk mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan.
4. Energik
Ini bisnis Anda, dan Anda harus bersama emosional, mental, dan fisik
mampu bekerja lama dan keras.
5. Toleran terhadap ketidakpastian
Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang–orang yang suka memilih
keadaan atau takut untuk menerima kegagalan.

9
2.2. Karakter Wirausahawan

Menurut (McClelland, 1987) karakteristik yang dimiliki oleh seorang

wirausaha memenuhi syarat- syarat keunggulan bersaing bagi suatu

perusahaan/organisasi, seperti inovatif, kreatif, adaptif, dinamik,

kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas keputusan yang

dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya mewujudkan efektivitas

perusahaan/organisasi.

Di samping itu, dalam suatu penelitian tentang Standarisasi Tes Potensi

Kewirausahaan Pemuda Versi Indonesia; Yusuf (1999) menemukan adanya 11

ciri atau indikator kewirausahaan, yaitu:

1. Motivasi berprestasi

2. Kemandirian

3. Kreativitas

4. Pengambilan resiko (sedang)

5. Keuletan

6. Orientasi masa depan

7. Komunikatif dan reflektif

8. Kepemimpinan

9. Locus of Controll

10. Perilaku instrumental

11. Penghargaan terhadap uang.

10
Adapun menurut pendapat Bygrave (1996), karakter seorang wirausahawan

adalah irisan dari berbagai sikap mental positif dan membutuhkan proses yang

berasal dari internal maupun eksternal.

Berdasarkan berbagai sumber, dapat disimpulkan kompetensi karakter

seorang wirausaha itu meliputi:

1. Passion: Seorang wirausaha itu memiliki semangat dan kegairahan

menjalankan usahanya tanpa kehilangan antusiasme;

2. Calculated Risk Taker: seorang wirausaha berani mengambil

tindakan terukur dan mampu mengelola risiko;

3. Visioner (has a big dream): seorang wirausaha berpandangan jauh

ke depan, berani bermimpi besar;

4. Menthal Abundence: seorang wirausaha itu Tangguh, memiliki

mental berlimpa, sehingga tidak gampang puas, atau gampang

menyerah;

5. Opportunity Creator: seorang wirausana itu berusaha menciptakan

peluang-peluang baru;

6. Optimis (Positive Thinking): seorang wirausaha selalu optimis,

berpikiran positif, focus pada pencapaian;

7. Communication Skill: seorang wirausaha memiliki kemampuan

komunikasi efektif, menjaga kepercayaan yang menjadi landasan

komunikasi, dan menganggap komunikasi sebagai kunci semua

permasalahan;

8. Creative: seorang wirausaha kreatif, dan menjadikan kreatifitas

sebagai modal utamanya dan menghargai berbagai gagasan baru;

11
9. Inovative; seorang wirausaha tidak mudah puas dan selalu mencoba

hal yang berbeda, berusaha menciptakan sesuatu yang baru;

10. Sky is the limit: seorang wirausaha berorientasi pada Tindakan,

memiliki kebebasan, dan baginya hanya langit batas dirinya;

2.3 Prinsip-Prinsip Manajamen Usaha


Salah satu syarat agar wirausaha sukses mengembangkan usahanya adalah

dimulai dengan kemampuan mengelola keuangan pribadi. Mengelola keuangan

pribadi berarti memahami pentingnya nilai uang dan pentingnya merencanakan

masa depan. Seorang wirausaha harus menyadari bahwa uang adalah alat ekonomi

yang bila dipergunakan untuk hal-hal produktif dan efektif, maka akan

menciptakan kontribusi buat kekayaan pribadi. Tapi, bila uang digunakan tanpa

memikirkan masa depan, maka kekurangan uang di masa depan akan menimbulkan

krisis ekonomi di dalam kehidupan pribadi. Uang adalah alat yang terhubung

secara nilai ekonomi dengan semua faktor-faktor kehidupan pencipta nilai tambah

kehidupan dan ekonomi.

Perilaku boros dan penggunaan uang yang tidak efektif dan produktif, akan

menciptakan krisis keuangan. Setiap pemborosan kecil secara perlahan-lahan, akan

menciptakan akumulasi dalam bentuk pemborosan besar, dan pada akhirnya akan

terjadi krisis keuangan dan akan membuat kehidupan sehari-hari menjadi sangat

berat untuk dijalani.

Seorang wirausaha harus menyadari bahwa setiap orang memiliki

kewajiban terhadap masa depan. Bila seseorang tidak memiliki uang, maka dirinya

akan bergantung kepada orang lain, dan setiap orang yang hidupnya bergantung

12
kepada orang lain, pastilah kemerdekaan dirinya akan hilang, sebab dia terikat

dalam kekuatan ekonomi dan keuangan orang lain. Seorang wirausaha wajib sadar

bahwa uang dan kehidupan adalah sebuah realitas. Hubungan uang dengan

kehidupan adalah sejak dilahirkan, dia telah masuk ke dalam sistem ekonomi, dan

tidak ada hal yang gratis dalam kehidupan. Oleh karena itu, setiap orang harus

bekerja keras dan memiliki tanggung jawab kepada diri sendiri, untuk dapat

membiayai hidupnya dengan penuh penghematan dalam sikap penggunaan uang

yang efektif dan produktif.

Membangun hubungan yang logis dari kecerdasan emosi untuk

menghormati uang, akan membuat seorang wirausaha menjadi sadar bahwa uang

dibutuhkan untuk diri sendiri dan orang lain. Seorang wirausaha harus menyadari

bahwa uang dibutuhkan untuk menemukan impian dan cita-cita. Uang dibutuhkan

untuk membuat perasaan nyaman dan aman dalam menjalani kehidupan sehari-

hari. Uang haruslah dihargai dan dihormati, tapi tidak membiarkan uang untuk

mengendalikan dan memperbudak diri manusia. Wirausaha harus cerdas

memimpin diri sendiri dan selalu mengendalikan uang, agar uang dapat digunakan

dalam memenuhi kebutuhan hidup wirausaha seumur hidup.

Aktivitas Pengelolaan Dana

Setelah merencanakan usaha dan memperoleh modal untuk usaha, maka

selanjutnya adalah mengelola keuangan selama proses usaha berjalan. Berikut

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tata kelola keuangan.

a. Kita harus memisahkan antara uang pribadi dan uang perusahaan.

Jangan pernah mencampurkan antara uang pribadi dan uang

perusahaan.

13
b. Kita harus memastikan sistem pencatatan yang rapih dan teratur

sesuai dengan kaidah akuntansi. Setiap transaksi dicatat dalam

jurnal harian, buku besar, laporan laba-rugi dan neraca.

c. Melakukan manajemen kas. Melakukan manajemen kas diperlukan

untuk mengoptimalkan aset, guna memastikan bahwa semua

tagihan akan dapat dibayarkan dengan baik.

d. Melakukan evaluasi setiap bulan terkait dengan keuangan, yaitu

realisasi produksi dan penerimaan, realisasi biaya serta realisasi

persediaan, jumlah utang-piutang dan kondisi kas.

Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penggunaan biaya,

antara lain.

1. Biaya Awal: Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendanaan

pembangunan atau pendirian usaha.

2. Proyeksi Atau Rancangan Keuangan

a. Pembukaan neraca harian

b. Proyeksi atau rancangan neraca pendapatan

c. Proyeksi atau rancangan neraca aliran kas

3. Kriteria Penilaian Investasi

Penilaian diperlukan untuk mengetahui seberapa besar manfaat dari usaha

yang akan dilaksanakan. Selain itu dalam pengelolaan usaha pada prinsipnya,

dalam menjalankan usaha terdapat tiga jenis modal yang di butuhkan,yaitu modal

investasi awal, modal kerja dan modal operasional.

a. Modal Investasi Awal.

Modal investasi awal adalah modal yang diperlukan di awal

usaha, biasanya dipakai untuk jangka panjang.

14
b. Modal Kerja.

Modal kerja adalah modal yang harus kita keluarkan untuk membeli

atau membuat barang dan jasa yang kita hasilkan.

c. Modal Operasional.

Modal operasional adalah modal yang harus kita keluarkan untuk

membayar biaya operasional bulan dari usaha kita.

Sumber Dana Rencana Dana Penggunaan Dana


Equity capital (modal sendiri yang Aset lancar
diinvestasi)
1. Kas
Jangka Pendek 2. Surat berharga
3. Piutang
4. Persediaan
Debt capital (pinjaman) Aset tetap

Venture capital (modal Jangka Panjang 1. Tanah


dari luar)/Kerjasama
2. Gedung
3. Pabrik
4. 4. Mesin/peralatan

Gambar 1. ALUR SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Salah satu kesulitan dalam mengelola usaha adalah mengelola dan

mengatasi penggunaan dana dalam usaha perusahaan. Agar pesertamemahami

bagaimana pentingnya anggaran dan manajemen pengolaan dana, berikut aktivitas

peserta yang dapat digunakan untuk menanamkan pemahaman bagaimana

mengelola keuangan dan tetap mengelola anggaran perusahaan.

15
16

BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Pendekatan Solusi Permasalahan

Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan pelatihan. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah: berlatih

bersama, games, role play, dan brainstorming. Peserta adalah anggota kelompok

pengrajin Sasirangan yang berjumlah 20 orang dan 4 orang anggota baru sehingga

berjumlah 24 orang.

Berdasarkan metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat

ini, maka luaran (outcome) yang diharapkan adalah peserta:

1. Memahami dan dapat menginternalisasi ciri-ciri karakter wirausaha

ke dalam dirinya;

2. Menyadari bahwa setiap orang memiliki sumberdaya di dalam dirinya

untuk sukses;

3. Memahami dan dapat menyebutkan serta memulai menerapkan

strategi pengelelolaan usaha berdasarkan prinsip-prinsip manajemen

yang sesuai;

4. Menyiapkan diri berkembang menjadi pengusaha yang kreatif dan

inovatif.

3.2 Pelaksanaan Kegiatan Solusi Permasalahan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Balai Pertemuan Desa Limpasu,

Kecamatan Limpasu Kabupaten HST, pada hari Senin, tanggal 15 November

2021. Kegiatan dilakukan mulai pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WITA.

16
Rancangan kegiatan ini disusun setelah sebelumnya dilakukan survey

Tabel 1 SKENARIO KEGIATAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN UKM SASIRANGAN KAB. HST

pendahuluan untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan solusi

permasalahan melalui diskusi dengan pihak Dinas Pedagangan Kabupaten

HST dan pelaku usaha yang terkait. Bahan dan sumber materi pelatihan

adalah: (1) panduan bagi fasilitator; (2) Modul Latihan ; (3) Materi Presentasi

dalam format MS Power Point.

Pelatihan dalam rangka kegiatan solusi permasalahan diatur dengan

skenario berikut.

17
DURAS PENANGGUNG
Waktu Materi KEGIATAN SUMBER
I JAWAB/PELAKSANA
SENIN, 15 NOVEMBER 2021
Membawa: 1) Panduan
-
1) gunting, spidol warna Fasilitato
(whiteboard), lakban, r
TIM kardus, bola (masing-
2) Modul
PENGABDIAN masing 1 buah);
SUDAH 2) kertas dan alat tulis
08.00
BERADA DI peserta (sebanyak
LOKASI jumlah peserta);
KEGIATAN 3) konsumsi peserta dan
tim;
4) Spanduk;
5) Lain-lain seperlunya.
Peserta memenuhi Form_1 TIM
08.00-08.30 30 Registrasi Peserta persyaratan PROKES, mengisi DAFTAR HADIR
daftar hadir PESERTA
Sambutan sekaligus - TIM
membuka secara resmi:
08.30-08.45 15 Pembukaan Perwakilan Dinas Perdag
HST

Memulai latihan, perkenalan, Modul – Fasilitator


cipta suasana: dengan ice Kegiatan 1
breaking (split games dan quiz
08.45-09.15 30 PENDAHULUAN
games: apakah Anda
wirausaha?), identifikasi
harapan peserta, feedback ,dll.
1) Brainstorming: Modul – Fasilitator
Ajukan pertanyaan: Kegiatan 2
- Siapa yang mau
bercerita:pengalama
n berwirausaha?;
- Apakah Ciri Seorang
09.15-09.45 30 Ciri Karakter Wirausaha
Wirausaha?;
2) Sampaikan Contoh Nyata
(Best Practice) wirausaha
sukses dari Nol;
3) Presentasi dan diskusi: 10
Ciri Karakter Wirausaha
1) Presentasi dan diskusi: Modul – Fasilititator
09.45 -10.15 30 Prinsip-prinsip Manajamen Usaha prinsip manajemen usaha; Kegiatan 3
2) Risk Taker Games
1) Ajukan pertanyaan: Siapa Modul – Fasilititator
yang mau bercerita Kegiatan 3
bagaimana melakukan
pemasaran? (kalau tidak
ada yg angkat tangan,
10.15-11.15 60 Teknik/Strategi Pemasaran
tawarkan ke seorang
peserta yang Nampak aktif
dan berani bicara).
2) Diskusikan
3) Presentasi dan diskusi
11.15-11.30 15 Penutup/EVALUASI Membagikan Lembar Evaluasi Form2_Eva TIM

18
19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil brainstorming, peserta umumnya belum mengetahui ciri-ciri

seorang wirausaha, peserta hanya tahunya termotivasi bekerja untuk membantu

perekonomian keluarga, meskipun tanpa adanya Pandemi COVID 19. Karena

sebagian besar merupakan ibu rumah tangga, dan empat orang peserta laki-laki

belum memiliki pekerjaan tetap. Namun semua sepakat, menjadi pengrajin

Sasirangan diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang dapat

diandalkan, meskipun saat ini merasa belum yakin dapat diwujudkan.

Setelah diberikan pencerahan pengetahuan tentang ciri-ciri seorang wirausaha,

peserta mulai menyadari sebagian ciri tersebut sudah ada di dalam diri masing-

masing. Namun umumnya pelaku UKM, yang dirasakan peserta, masalah yang

menjadi hambatan utama adalah modal. Namun setelah didiskusikan lebih jauh,

disadari ternyata masalah utama peserta adalah faktor kreativitas dan inovasi.

Masalah lain yang juga dikemukakan peserta adalah lemahnya pengetahuan

dan keterampilan peserta dalam memasuki pasar, termasuk menentukan harga jual

produknya. Pelatihan ini dirasakan peserta terlalu singkat, sehingga dirasa tidak

memuaskan dan ingin diberikan lagi pelatihan serupa. Peserta merasa belum bisa

mengimplementasikan sepenuhnya hasil pelatihan ini. Untuk itu telah diberikan

umpan balik, bahwa memang tidak mungkin semua pengetahuan ini

diimplementasi sekaligus, perlu waktu untuk dilatih secara mandiri dan terus

menerus sambil bekerja (learning by doing) dan pelatihan hanya memberi bekal

bagi peserta untuk memulai perubahan, dan tidak akan terjadi perubahan kalau

peserta tidak memulainya. Karena perubahan hanya terjadi oleh dirinya sendiri.

Peserta menyadari karakter seorang wirausaha harus dibentuk dengan sengaja, dan

19
proses internalisasi karakter wirausaha memerlukan waktu yang membentuk

seseorang sehingga membantunya bertahan dan berkembang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan kontribusi

kepada pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perdagangan Kabupaten HST dalam

rangka pemulihan ekonomi pasca Pandemi COVID 19 dan pengembangan produk-

produk ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal. Di samping itu, kegiatan ini

diharapkan meningkatkan kemampuan peserta pelaku UKM Kerajinan Sasirangan

dalam menginternalisasi karakter wirausaha sehingga pada gilirannya akan

menjadi wirausaha yang berhasil yang kelak akan berkontribusi terhadap

pertumbuhan ekonomi, terbukanya lapangan kerja, serta kesejahteraan masyarakat

sekitarnya.

Berdasarkan hasil evaluasi, diketahui peserta menginginkan kegiatan seperti ini

lagi, serta menginginkan bantuan peralatan produksi, serta bimbingan teknik desain.

Untuk itu disarankan kepada pemerintah daerah:

1. Mengakomodasi harapan para pengrajin Sasirangan ini;

2. Melakukan kolaborasi dengan pihak terkait yang kompeten dalam

mengembangkan kemampuan peserta dalam desain dan penggunaan

teknologi yang sesuai;

3. Melanjutkan Kerjasama dengan pihak STIE Indonesia dalam hal

pembinaan manajemen usaha, pemasaran, dan kewirausahaan.

20
LAMPIRAN

DOKUMENTASI GAMBAR PELAKSANAAN PELATIHAN

1. Dr. Saifhul A Syahdan, M.Si., 2. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Desa,


Ak.,CA: memberikan pengantar dan Pendamping dari Dinas
pelatihan Perdagangan Kab. HST

3. Dr. Akhmad Yafiz Syam, M.Si., 4. Dr. Sri Ernawati.,M.Si.,Ak.,CA


Ak., CA memandu diskusi dan memandu diskusi dan pelatihan
pelatihan

5. Peserta Pelatihan antusias berlatih 6. Peserta Pelatihan berdiskusi dan


dan menunjukkan hasil karyanya. melakukan berbagai games menarik.

21
22

Daftar Pustaka

Bird, B. J. (1992). The operation of intentions in time: The emergence of the new
venture. Entrepreneurship: Theory and Practice, 17(1), 11-21.
BPS. (2017). Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Agustus 2017. Jakarta:
©Badan Pusat Statistik.
Ciputra, Tanan, A., & Waluyo, A. (2011). Ciputra Quantum Leap. Jakarta:
Elekmedia Computindo.
Hougaard, S. (2005). The Business Idea. The Early Stages of Entrepreneurship.
Springer Berlin – Heidelberg.
Khalil, M. (2010). Konsep Pendidikan Entrepreneurship Ciputra: Ciputra
Quantum Leap Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam. UIN Sunan
Ampel Surabaya,
McClelland, D. C. (1961). Characteristics of entrepreneurs.
McClelland, D. C. (1965). Achievement and entrepreneurship: A longitudinal
study. Journal of personality: Social Psychology, 1(4), 389.
McClelland, D. C. (1987). Characteristics of successful entrepreneurs. The journal
of creative behavior, 21(3), 219-233.
Steinhoff, D., & Burgess, J. F. (1993). Small Business Management Fundamentals
(6th ed.). New York McGraw-Hill.
Yusuf, M. (1999). Standarisasi Tes Kewirausahaan Versi Indonesia Sebagai
Penunjang Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi. Laporan
Pelaksanaan Penelitian. Pusbangnis UNS. Solo.

22

You might also like