You are on page 1of 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MINAT BERINVESTASI DI PASAR MODAL BAGI


GENERASI MILENIAL
(STUDI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA)

Sayoga, I Dewa Made Oka1) dan Sinarwati, Ni Kadek2)


1) Mahsiswa Program Studi Magister Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha
E-mail: sayogadewa@gmail.com

Abstrak

Perkembangan teknologi kini memberikan pengaruh cukup banyak dalam berbagai


aspek kehidupan manusia, teknologi bukan hanya membantu manusia dalam bidang
pekerjaan tetapi sudah menjadi kebutuhan manusia. Berdasarkan data Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor setiap tahun mengalami peningkatan yaitu, dari
tahun 2018 sampai tahun 2019 mengalami kenaikan sebanyak 53,41 %, tahun 2019
sampai tahun 2020 sebanyak 56,21 %, sedangkan pada tahun 2020 sampai 2021
sebanyak 82,28%. Berdasarkan Studi Investor Global 2017, generasi yang lebih tua
memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginvestasikan pendapatan yang siap
dibelanjakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menganalisis, menggali fakto-
faktor yang mempengaruhi minat dalam berinvestasi di pasar modal bagi generasi
milenial. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research dengan
pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah karyawan RSU Puri Raharja yang
sudah berinvestasi. Teknik sampling menggunakan purposive sampling, pengambilan
data menggunakan kuesioner. Sampel penelitian ini adalah karyawan RSU Puri Raharja
yang sudah berinvestasi. Jumlah sampel sebanyak 60 orang.
Kata kunci: Motivasi, pengetahuan pasar modal, preferensi risiko, minat
berinvestasi.

Abstract

The development of technology is now giving quite a lot of influence in various aspects
of human life, technology is not only helping humans in the field of work but has
become a human need. Based on data from the Indonesian Central Securities Depository
(KSEI), the number of investors has increased every year, namely, from 2018 to 2019
there was an increase of 53.41%, from 2019 to 2020 as much as 56.21%, while in 2020
to 2021 it was as much as 56.21%. 82.28%. Based on the 2017 Global Investor Study,
older generations have a higher propensity to invest disposable income. This study aims
to find out, analyze, explore the factors that influence the interest in investing in the
capital market for the millennial generation. The type of research used is explanatory
research with a quantitative approach. The population of this research is the employees
of RSU Puri Raharja who have invested. Sampling technique using purposive sampling,
data collection using a questionnaire. The sample of this research is the employees of
RSU Puri Raharja who have invested. The number of samples is 60 people.
Keywords: Motivation, capital market knowledge, risk preference, investment
interest.
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi saat ini memberikan pengaruh yang cukup banyak
dalam berbagai aspek kehidupan manusia, teknologi bukan hanya membantu manusia
dalam bidang pekerjaan tetapi sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan oleh
manusia. Era ini akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia dalam berbagai interkasi
sosial nya. Perkembangan ekonomi dan teknologi komunikasi yang sangat pesat
memberikan begitu banyak kemudahan dalam dunia bisnis. Salah satunya yaitu dalam
berinvestasi di pasar modal. Pasar modal adalah wadah untuk berinvestasi yang sudah
tidak asing lagi di telinga semua kalangan berbagai profesi di Indonesia maupun
Mancanegara. Bagi perekonomian suatu Negara, pasar modal memiliki peran yang
sangat penting karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama pasar modal
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal (investor). Kedua, yaitu pasar modal sebagai sarana bagi
masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan. Keikutsertaan masyarakat
investor melalui instrumen pasar modal menjadi harapan bersama untuk memberikan
sumbangan bagi pembangunan ekonomi secara nasional.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor
dari tahun ketahun mengalami peningkatan yaitu, dari tahun 2018 sampai tahun 2019
mengalami kenaikan sebanyak 53,41 %, tahun 2019 sampai tahun 2020 sebanyak
56,21 %, sedangkan pada tahun 2020 sampai 2021 sebanyak 82,28%. Dilihat dari segi
demografi, pada profil investor yang tercatat berdasarkan data Press Release KSEI per
November 2021, porsi investor kaum muda yaitu mereka yang berusia antara kurang
dari 30 tahun berada di posisi puncak yakni sebesar 59,81 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa generasi milenial memiliki minat berinvestasi yang cukup besar
dibanding generasi lainnya (KSEI, 2017).
Berdasarkan Studi Investor Global 2017, generasi yang lebih tua memiliki
kecenderungan lebih tinggi untuk menginvestasikan pendapatan yang siap
dibelanjakan dalam bentuk sekuritas dibandingkan generasi milenial dan mereka
cenderung lebih berani mengambil risiko (Global, 2017). Namun, dari survei yang
melibatkan 18.000 responden dari 16 negara termasuk Indonesia oleh HSBC Media
Advisory 2017, diketahui bahwa, kaum milenial adalah mereka yang terlihat lebih
berani mengambil risiko dalam berinvestasi. Sebanyak 39% milennial sangat tertarik
untuk mengambil investasi berisiko untuk menjamin kondisi finansial mereka stabil.
Pada kenyataan di lapangan, dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat
Indonesia masih merasa khawatir untuk berinvestasi di pasar modal. Hal ini
disebabkan oleh karna masyarakat dihantui oleh rasa takut akan kerugian, modal dapat
hilang, dan efek-efek negatif lainnya dari berinvestasi di pasar modal.
Menurut Ayub (2013), pengetahuan sebagian masyarakat yang masih awam
terkait dunia investasi di pasar modal Indonesia sehingga menyebabkan persepsi yang
keliru. Saat seseorang berniat untuk berinvestasi di pasar modal dengan pengetahuan
investasi yang minim, orang tersebut memiliki kecenderungan lebih besar untuk
terjerumus dalam investasi bohong atau penipuan sehingga akan merasa dirugikan. Oleh
sebab itu pengetahuan investasi sangat penting bagi masyarakat Indonesia sehingga
tidak lagi khawatir ataupun mengalami penipuan serta dapat merasa aman dalam
berinvestasi.
Berdasarkan jumlah investor di Pasar Modal Indonesia, Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) individu didominasi oleh investor laki-laki sebanyak 62,45%
sedangkan investor perempuan menjadi bagian minoritas yaitu sebanyak 37, 55% .
Wanita-wanita masa kini sudah banyak yang berpendidikan bahkan sampai ke jenjang
sarjana. Ilmu yang didapatkan tidak dapat dipergunakan secara optimal saat seorang
wanita memutuskan untuk hanya menjadi ibu rumah tangga. Wanita berinvestasi, dapat
menggunakan ilmu yang didapatkan untuk kehidupan lebih baik terutama terkait
investasi dan pentingnya investasi. Wanita cenderung berkelompok, hal ini dapat
mempengaruhi cepatnya penyebaran informasi diantara mereka. Dengan teknologi yang
semakin maju diketahui bahwa kaum wanita adalah mereka yang paling banyak
menghabiskan waktu dengan gadget. Hal ini sangat potensial untuk dimanfaatkan
sebagai sarana pengembanganan tren berinvestasi.
Dimana RSU Puri Raharja merupakan rumah sakit swasta yang karyawanya
didominasi oleh wanita. RSU Puri Raharja awalnya merupakan rumah bersalin yang
didirikan pada tahun 1972, pada tahun 1989 lalu berubah status menjadi Rumah Sakit
Umum Puri Raharja dibawah pengelolaan Yayasan Kesejahteraan KORPRI Provinsi
Bali. Pada tanggal 16 September 2003 RSU Puri Raharja berubah menjadi PT Puri
Raharja. Dengan visi Menjadikan RSU Puri Raharja sebagai sarana pelayanan
kesehatan yang berkualitas,memenuhi standar dan terpercaya, Misi Memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat khususnya dalam memperoleh
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berivestasi di Pasar Modal Bagi
Generasi Milenial (Studi Pada Karyawan Rumah Sakit Umum Puri Raharja)”.
1.2 Rumusan Masalah
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi minat dalam berinvestasi di pasar modal bagi
generasi milenial karyawan RSU Puri Raharja.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah menganalisis, menggali fakto-faktor yang
mempengaruhi minat dalam berinvestasi di pasar modal bagi generasi milenial
karyawan RSU Puri Raharja.

1.4 Manfaat Penelitia


a. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan informasi tentang fakto-faktor yang mempengaruhi
minat dalam berinvestasi di pasar modal bagi generasi milenial karyawan RSU
Puri Raharja.
b. Bagi Pihak Kesehatan
Dapat memberikan sosialisasi atau pengarahan ke sesama karyawan rumah sakit
tentang fakto-faktor yang mempengaruhi minat dalam berinvestasi di pasar
modal bagi generasi milenial karyawan RSU Puri Raharja.
BAB II
Kajian Pustaka

2.1 Generasi Milenial


Menurut Yuswohady dalam artikel Milennial Trends (2016) Generasi milenial
(Millennial Generation) adalah generasi yang lahir dalam rentang waktu awal tahun
1980 hingga tahun 2000. Generasi ini sering disebut juga sebagai Gen-Y, Net
Generation, Generation WE, Boomerang Generation, Peter Pan Generation, dan lain-
lain. Mereka disebut generasi milenial karena merekalah generasi yang hidup di
pergantian milenium. Secara bersamaan di era ini teknologi digital mulai merasuk ke
segala sendi kehidupan. Menurut Howe & Strauss (2000) berdasarkan teori perbedaan
generasi, perbedaan generasi dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu Silent
Generation yaitu mereka yang terlahir dari tahun 1925 sampai tahun 1943, Boom
Generation yaitu mereka yang terlahir dari tahun 1944 sampai tahun 1960, 13th
Generation yaitu mereka yang terlahir dari tahun 1961 sampai tahun 1981, dan
Millenial Generation/Generation Y yaitu mereka yang terlahir dari tahun 1982 sampai
tahun 2000 (Putra, 2016). Dari penelitian Nurhasan (2017) generasi Y dapat dikenal
pula dengan generasi millenial dan atau milenium. Sebutan untuk generasi Y sudah
mulai digunakan pada terbitan Koran media besar di Amerika serikat sekitar bulan
Agustus tahun 1993. Usia Millenial ini lebih banyak menggunakan teknologi dalam
berkomunikasi dan pesan instan seperti e-mail, pesan singkat (SMS), serta media sosial,
antara lain: face book, Instagram, serta twitter dan media social lain yang bersifat
online, sehingga generasi tipe Y merupakan generasi muncul bersamaan dengan saat
masa internet berkembang. Berdasarkan pada informasi tersebut, bisa disimpulkan
tentang generasi millenial atau generasi Y merupakan generasi yang terlahir pada tahun
1980 – 2000, pada saat adanya kemajuan dan perkembangan teknologi. Jika ditlihat dari
kelompok usia, generasi ini (milenial) merupakan mereka yang pada tahun ini (2020)
memiliki usia diantara 15 – 34 tahun. Sebagian besar dari mereka telah lulus perguruan
tinggi, memasuki dunia kerja, dan berada di usia produktif. Mereka dikenal sebagai
“digital native” dikarenakan sejak lahir generasi milenial telah akrab dengan berbagai
macam alat elektronik dan internet dengan ratusan saluran televisi juga video games.

2.2 Motivasi
Motivasi didefinisikan sebagai sebuah proses yang memperhitungkan intensitas,
arah serta usaha individu untuk mencapai tujuannya masing-masing (Robbins, 2006).
Motivasi juga bisa diartikan sebagai suatu proses individu dimana ia mengenal
kebutuhannya serta mengambil suatu tindakan guna memuaskan kebutuhannya. Dalam
kandungannya tersebut dapat dijelaskan bahwa motivasi adalah proses dan suatu proses
ini dapat menjelaskan perbedaan intensitas dalam perilku konsumen (investor).
Kandungan lainnya dari definisi tersebut bahwa motivasi merupakan dorongan, yaitu
dorongan bagi manusia untuk mengambil tindakan tertentu dalam upaya memuaskan
kebutuhannya. David MecClelland dalam teori motivasi yang dikenal dengan
McClelland’s theory of learned needs. Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan
dasar yang memotivasi seseorang individu untuk berperilaku yaitu 1) kebutuhan untuk
sukses, 2) kebutuhan untuk afiliasi (membina hubungan sesama), 3) kebutuhan
kekuasaan (2013).
Kaitannya dalam teori tersebut adalah bahwa seorang investor termotivasi untuk
memulai berinvestasi karena dalam rangka memenuhi kebutuhan dirinya (kesuksesan
atau return) dan juga membantu dalam perkembangan perekonomian dalam afiliasi juga
dengan emiten atau perusahaan terbuka, dan untuk kebutuhan kekuasaan yang juga
terkait dengan menjaga keterpenuhan kebutuhan diri atau keluarga nya dalam rangka
jangka waktu yang lama (keturunan) dan juga bisa ditafsirkan untuk mengembangkan
kekuasaan dalam investasi untuk menjaga kestabilan perekonomian dengan menjadi
mayoritas pemegang saham.

2.3 Pengetahuan
Pengetahuan menurut Engel, Blackwell, dan Miniard yang di kutip oleh Ujang
Sumarwan (2003), pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, seperti pengetahuan yang
lainnya terkait dengan produk ataupun jasa tersebut dan informasi yang berhubungan
langsung dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan akan mempengaruhi
keputusan pembelian, ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih banyak, maka
ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan, ia akan lebih efisien dan lebih tepat
dalam mengelola informasi. Selanjutnya, Blacwell, Miniard, dan Engel, yang di kutip
dari Ujang Sumarwan (2003:120-123) membuat pembagian pengetahuan konsumen
menjadi tiga macam yaitu:
1) Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai informasi mengenai produk.
Pengetahuan produk terdiri atas pengetahuan tentang atribut produk,
pengetahuan tentang manfaat produk, serta pengetahuan tentang kepuasan
yang diberikan produk bagi konsumen.
2) Pengetahuan pembelian adalah pengetahuan yang meliputi berbagai
informasi yang diproses oleh konsumen untuk memperoleh suatu produk.
Adanya pengetahuan pembelian ini menjadikan konsumen untuk
menentukan menentukan di mana ia membeli produk tersebut dan kapan ia
akan membelinya.
3) Pengetahuan pemakaian adalah mencakup informasi yang tersedia di dalam
ingatan konsumen mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan
apa yang diperlukan untuk menggunakan produk tersebut.
4) Pengetahuan atau edukasi mengenai investasi mutlak dibutuhkan bagi
seorang calon investor sebelum terjun ke dunia pasar modal atau bisnis.
Dengan pengetahuan yang memadai ini maka terbentuk kecakapan seseorang
dalam mendapatkan keuntungan dan menciptakan nilai dan juga bagi calon
investor akan mampu mengelola risiko yang ada dan mungkin terjadi baik
itu risiko kecil maupun risiko besar maka akan mengurangi dampak kerugian
yang akan dialami.

2.4 Preferensi Risiko


Preferensi risiko diartikan sebagai kecenderungan seorang individu untuk
memilih opsi berisiko (Probo, 2011). Prefensi risiko adalah sikap pembuat keputusan
atau investor untuk sebuah risiko. Dilihat dari kesediaan untuk menanggung risiko,
investor dikategorikan menjadi tiga tipe yaitu: 1) Risk Taker, 2) Risk Averse, 3) Risk
Moderate. Dalam berinvestasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor
tidak mengetahui dengan pasti hasil dari investasi yang dlakukannya. Dalam kondisi
tersebut, investor dikatakan mengalami risiko. Maka demikian seorang investor tidak
semata hanya mencari keuntungan. Jadi apabila seorang investor mengharapakan
mendapatkan

2.5 Minat
Menurut Khairani (2017) minat pada dasarnya adalah sebab akibat dari
pengalaman. Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk membuat pilihan
aktivitas, kondisi-kondisi individual yang dapat merubah minat seseorang, sehingga
dapat dikatakan minat itu tidak stabil sifatnya (Yuliati, 2011). Salah satu factor yang
mempengaruhi minat adalah factor inner urge yaitu bahwa rangsangan yang datang dari
lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang
akan mudah menimbulkan minat. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas
yang dilakukan. Faktor yang mendukung pengembangan minat adalah faktor internal
dan eksternal. Nandar (2018) menurutnya minat adalah berkembang sebagai suatu hasil
dari suatu kegiatan dan juga akan menjadi sebab untuk digunakannya kembali dalam
kegiatan yang sama. Salah satu factor yang mempengaruhi minat adalah inner urge yaitu
rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat.

2.6 Rumah Sakit Umum Puri Raharja


RSU Puri Raharja awalnya adalah Rumah Sakit Bersalin yang sederhana yang
didirikan pada tahun 1972, dengan alamat di JL. WR Supratman No 14-19 Denpasar
Bali. Seiring dengan perjalanan waktu pada tahun 1989 Rumah Bersalin tersebut
dirubah statusnya menjadi Rumah Sakit Umum Puri Raharja di bawah Pengelolaan
Yayasan Kesejahteraan KORPRI Proviinsi Bali. Pada bulan juli tahun 2003 Rumah
Sakit Umum Puri Raharja dikelola oleh PT Puri Raharja yang sahamnya dari Pemda
Propinsi Bali: 58,24 %, Yayasan KOPRI pusat: 37,56 % dan 4,2 Yayasan kesejahteraan
KORPRI Bali.
Tipe Rumah Sakit : C

Misi : 1. Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada


masyarakat pada umumnya dan anggota KORPRI
beserta keluarga pada khususnya dalam memperoleh
pelayanan kesehatan.
2. Penyelenggaraan Rumah Sakit yang efektif, efisien
dan bermutu sejalan dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi di bidang kesehatan
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
masyarakat dengan berpegang teguh pada etika
profesi.
Visi : Menjadikan Rumah Sakit Umum Puri Raharja sebagai
sarana Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas,
Memenuhi Standar dan Terpercaya
Moto : Sahabat Hidup Sehat
Makna : Memberikan pelayanan yang bersahabat dengan penuh
keramah tamahan tanpa membedakan sosial ekonomi
yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang
bermutu berdedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas
dan siap di setiap saat.
Tujuan : Bersama sama dengan pelayanan kesehatan lainnya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelayanan rumah sakit yang bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat.

2.7 Hipotesis

Motivasi memiliki pengaruh terhadap minat investasi mahasiswa di pasar modal


calon investor akan tertarik melakukan investasi apabila rekan, saudara dan
lingkungan mereka telah melakukan investasi di pasar modal (Riyadi, 2016).
Investor termotivasi untuk berinvestasi dalam pemenuhan kebutuhan diri
(kesuksesan dan return) juga membantu perkembangan perekonomian dalam afiliasi
dengan emiten atau perusahaan terbuka, dan juga untuk kebutuhan kekuasaan yang
terkait dengan menjaga keterpenuhan kebutuhan diri atau keluarga dalam jangka waktu
yang lama (keturunan) dan bisa juga ditafsirkan untuk pengembangan kekuasaan dalam
investasi dalam rangka menjaga kestabilan perekonomian dengan menjadi majoritas
pemegang saham. Seseorang yang memiliki dana yang melebihi kebutuhan
substansialnya akan berfikir untuk memanfaatkan dana tersebut (Kusmawati, 2011).
Berdasarkan paparan diatas maka hipotesis pertama penelitian ini yaitu:
H1: Motivasi berpengaruh terhadap minat berinvestasi pada generasi milenial.

Pemahaman dasar tentang investasi yang meliputi jenis investasi, return, dan risiko
investasi memudahkan seseorang untuk mengambil keputusan berinvestasi. Dalam
melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman
serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli (Merawati,
2015). Pengetahuan yang memadai sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya
kerugian saat berinvestasi di pasar modal, seperti pada instrumen investasi saham. Hasil
penelitian Yolanda (2017) menunjukkan adanya pengetahuan pasar modal terhadap
minat berinvestasi di pasar modal. Hasil penelitian Aloysius (2017) juga menunjukkan
adanya pengetahuan pasar modal terhadap minat berinvestasi di pasar modal.
Berdasarkan paparan diatas maka hipotesis kedua penelitian ini yaitu:
H2: Pengetahuan pasar modal berpengaruh terhadap minat berinvestasi generasi
milenial.

Melakukan investasi adalah suatu aktivitas ekonomi yang sangat


menguntungkan. Namun, perlu dipahami bahwa ketika seorang individu atau
kelompok melakukan investasi, maka secara tidak langsung pihak yang melakukan
investasi tersebut harus siap dengan berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Menurut Wardiningsih (2012) risiko suatu investasi dapat diartikan sebagai
probabilitas tidak dicapainya tingkat keuntungan yang diharapkan. Risiko investasi
adalah berbagai macam kemungkinan yang dapat terjadi sehingga menyebabkan
kerugian atas investasi karena adanya perbedaan antara pendapatan aktual yang
diterima dengan pendapatan yang diharapkan ketika melakukan investasi.
Menurut Aloysius (2017), risiko adalah suatu faktor yang biasanya ditakuti
setiap orang, termasuk investor. Tidak ada seorang pun yang menyukai risiko.
Perbedaannya hanya pada seberapa besar setiap orang mampu menerima risiko. Ada
yang hanya mampu menerima risiko rendah, namun ada juga yang mampu atau siap
menanggung risiko yang tinggi. Berdasarkan paparan diatas maka hipotesis ketiga
penelitian ini yaitu:
Melakukan investasi adalah suatu aktivitas ekonomi yang sangat
menguntungkan. Namun, perlu dipahami bahwa ketika seorang individu atau
kelompok melakukan investasi, maka secara tidak langsung pihak yang melakukan
investasi tersebut harus siap dengan berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Menurut Wardiningsih (2012) risiko suatu investasi dapat diartikan sebagai
probabilitas tidak dicapainya tingkat keuntungan yang diharapkan. Risiko investasi
adalah berbagai macam kemungkinan yang dapat terjadi sehingga menyebabkan
kerugian atas investasi karena adanya perbedaan antara pendapatan aktual yang
diterima dengan pendapatan yang diharapkan ketika melakukan investasi.
Menurut Aloysius (2017), risiko adalah suatu faktor yang biasanya ditakuti
setiap orang, termasuk investor. Tidak ada seorang pun yang menyukai risiko.
Perbedaannya hanya pada seberapa besar setiap orang mampu menerima risiko. Ada
yang hanya mampu menerima risiko rendah, namun ada juga yang mampu atau siap
menanggung risiko yang tinggi. Berdasarkan paparan diatas maka hipotesis ketiga
penelitian ini yaitu:
H3: Preferensi risiko berpengaruh terhadap minat berinvestasi generasi milenial.

Penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan
terhadap variabel dependen. Motivasi, pengetahuan pasar modal, dan preferensi risiko
merupakan faktor yang mempengaruhi minat berinvestasi di pasar modal. Pengetahuan
pasar modal memotivasi serta dalam hal preferensi risiko secara bersama-sama
mempengaruhi minat berinvestasi di pasar modal. Berdasarkan paparan diatas maka
hipotesis ketiga penelitian ini yaitu:

H4: Motivasi, pengetahuan pasar modal, preferensi risiko berpengaruh secara


simultan terhadap minat berinvestasi generasi milenial.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

3.2 Definisi Operasonal Variabel


Tabel 1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator
1.       Investasi berarti memiliki perusahaan
2.       Investasi berarti membantu perusahaan berkembang
3.       Berinvestasi jika teman
Motivasi (X1)
berinvestasi
4.       Berinvestasi jika kebutuhan substansial terpenuhi
Sumber : Adha (2016)
Pengetahuan Pasar 1.       Investor bebas mengurangi ataupun menambah modal
Modal 2.       Edukasi pasar modal menambah pengetahuan
(X2) investasi di pasar modal
  3.       Dividen dan capital gain merupakan keuntungan yang
didapatkan dari pasar modal
  4.    Sebelum membeli saham, akan melakukan analisis
teknikal dan fundamental terlebih dahulu
  Sumber: Aloysius (2017)
1.       Investasi di pasar modal memberikan keuntungan yang
Preferensi
besar sesuai risiko yang ada
2. Dapat menerima keuntungan sebesar 10% dan
Risiko mentoleransi kerugian 5% jika nilai investasi dapat
berkurang akibat fluktuasi pasar
(X3) 3.       Akan segera mencairkan
  Investasi jika nilai investasi mengalami penurunan sebesar
5% dari nilai investasi
  5 bulan lalu
  Sumber :Aloysius (2017)
1.      Tertarik karena informasi yang di dapat
2.      Berminat investasi di pasar modal karena investasi di
pasar modal sangat menjanjikan
Minat Berinvest asi 3.      Sudah mencari informasi mengenai investasi di pasar
(Y) modal
4.      Investasi di pasar modal merupakan investasi yang
menarik
Sumber : Adha (2016)

3.3 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengumpulan data primer. Data
primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung ke
responden tanpa perantara. Jenis Penelitian ini adalah eksplanatory research, dengan
pendekatan kuantitatif. Instrumen pada penelitian ini yaitu menggunakan kuisioner.

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah karyawan RSU Puri Raharja yang sudah
berinvestasi. Proses pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling
dikarenakan dalam penelitian ini penentuan sampel yang dipilih memerlukan kriteria
khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh
karakteristik dari populasi. Populasi penelitian ini adalah karyawan RSU Puri Raharja
yang sudah berinvestasi. Penetapan jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus
slovin yaitu:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

Keterangan rumus :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Presentasi error tolerance
(10%)
Populasi sebanyak 152 karyawan dengan batas toleransi kesalahan 10%. Maka, dapat
diketahui jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

n= 152
1+152(0.12)

= 152
2.52
= 60
Maka jumlah sampel minimum dalam penelitian ini adalah 60 orang karyawan

3.5 Teknik Analisi Data


3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran suatu data
yang dilihat dengan nilai minimum, maximum, mean, dan standar deviasi.
Variabel independen pada penelitian ini adalah motivasi (X1), pengetahuan
pasar modal (X2), dan preferensi risiko (X3). Sedangkan variabel dependen
adalah minat berinvestasi (Y). Interprestasi skor item variabel penelitian
dapat dilihat Distribusi frekuensi item-item penelitian setiap variabel.

3.5.2 Statistik Inferensial


a. Uji Regresi Linear Sederhana
Untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu
buah variabel terikat, dilakukan analisis regresi linear sederhana. Menurut Ghozali
(2013), persamaan umumnya adalah: Y = a + b X
Dengan X adalah variabel bebas dan Y adalah variabel terikat. Koefisien a
merupakan konstanta (intercept) yang adalah titik potong antara garis regresi
dengan sumbu Y pada koordinat kartesius. Uji hipotesis ini digunakan untuk
menguji apakah variabel independen secara parsial atau individual berpengaruh
terhadap variabel dependen. Uji statistik t tersebut dapat dilihat dari tarif signifikasi
α = 5%.
Hipotesis pertama, kedua, dan ketiga terdukung jika koefisien regresi bernilai
positif dan nilai signifikasi kurang dari 0,05 sedangkan apabila koefisien regresi
bernilai negatif dan memiliki nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka hipotesis
tersebut tidak terdukung. Secara sistematis rumus regresi linear sederhana yaitu:
Rumus regresi sederhana untuk motivasi: MB = α + β1MO +
Rumus regresi sederhana untuk pengetahuan pasar modal:
MB = α + β2PPM +
Rumus regresi sederhana untuk preferensi risiko:

MB = α + β3PR +
Dimana MB adalah minat beinvestasi merupakan variabel dependen; MO adalah
variabel motivasi; PPM adalah variabel pengetahuan pasar modal; PR adalah
variabel preferensi risiko. Sedangkan α merupakan nilai konstanta dan β
merupakan nilai koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) serta
adalah error.

b. Uji Analisis Berganda


Uji Analisis regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis
regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah. Menurut
Ghozali (2013), persamaan umumnya adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + .... + bn Xn + e
Dengan Y adalah variabel tetap. dan X adalah variable bebas, a adalah konstanta
(intersept). b adalah koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas dan e
adalah error. Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji apakah variabel independen
secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui
pengaruh tersebut signifikan atau tidak, maka dilakukan keberartian regresi linear
ganda (uji F). Secara sistematis rumus regresi berganda penelitian ini adalah
sebagai berikut:
MB = α + β1MO + β2PPM + β3PR +
Dimana MB adalah minat beinvestasi merupakan variabel dependen; MO adalah
variabel motivasi; PPM adalah variabel pengetahuan pasar modal; PR adalah
variabel preferensi risiko. Sedangkan α merupakan nilai konstanta dan β
merupakan nilai koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) serta 𝛆
adalah error.
Penutup

Kesimpulan
1. Motivasi tidak berpengaruh terhadap minat berinvestasi di RSU Puri Raharja
2. Pengetahuan pasar modal berpengaruh positif terhadap minat berinvestasi di RSU
Puri Raharja.
3. Preferensi risiko berpengaruh positif terhadap minat berinvestasi. di RSU Puri
Raharja
4. Motivasi, pengetahuan pasar modal, dan preferensi risiko secara simultan
berpengaruh terhadap minat berinvestasi di pasar modal

Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu Memperluas sampel penelitian
dibeberapa perguruan tinggi yang menerapkan edukasi pasar modal ataupun ekomoni
makro. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain yang mungkin
berpengaruh terhadap minat berinvestasi. Pada haril uji regresi berganda, variabel yang
di teliti hanya berpengaruh sebesar 31.8% dan sisanya 68,2% dipengaruhi oleh variabel
yang tidak diteliti sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan
variabel lain yang belum diteliti ataupun menambah jumlah variabel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, K. S. (2017). Berita Pers KSEI Terus Upayakan Kemudahaan Pembukaan


Rekening Investasi.
KSEI. (2017). Berita Pers KSEI Terus Upayakan Kemudahaan Pembukaan Rekening
Investasi. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Putra, Y. S. (2016). Theoritical Review: Teori Perbedaan Generasi. Among Makarti,
Vol.9 No.18, 123-134.

Ahdiah, I. (2013). Peran-peran perempuan dalam masyarakat. Jurnal Academica Fisip


Untad Vol. 05 No. 02, 1085-1092.
B. Andrew Cudmore, J. P. (2007). The Millennials and money management. Journal
of Management and Marketing Research, Vol 1-28.
Boedijoewono, D. N. (2001). Pengantar Statistik Ekonomi Bisnis Jilid 1 Edisi
Keempat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN .
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
HSBC. (2017). Millennial: Hadapi Kenyataan Pensiun Sejak Dini.
https://www.hsbc.com/ 21 Juni 2017.
KSEI. (2017). Berita Pers KSEI Terus Upayakan Kemudahaan Pembukaan Rekening
Investasi. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Kusmawati. (2011). Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal
Dengan Pemahaman Investasi Dan Usia Sebagai Variabel Moderat.
Jurnal Ekonomi dan Informasi
Akuntansi (JENIUS) Vol. 1 N0. 2, 103117.
Kuswardhana, A. F. (2017). Pengaruh Informasi Produk, Risiko Investasi, Kepuasan
Investor dan Minat Mahasiswa Berivestasi . Jurnal Sekretaris & Administrasi
Bisnis (JSAB) Vol. 1, 08-17.
Larson, Lindsay R.L.; Eastman, Jacqueline
K.; Bock, Dora E. (2016). A Multi-
Method Exploration Of The
Relationship Between Knowledge And Risk: The Impact On Millennials’
Retirement Investment Decisions. Journal of Marketing Theory and Practice,
Vol 72–90.
Malik, A. D. (2017). Analisa Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat
Berinvestasi di Pasar Modal Syariah Melalui Bursa Galeri Investasi UISI. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3, No. 1, 61 - 84.
Pajar, R. C. (2017). Pengaruh Motivasi Investasi dan Pengetahuan Investasi Terhadap
Minat Investasi di Pasar Modal Pada Mahasiswa FE UNY.
Jurnal Profita Edisi 1 , 1-16.
Pesselpa, Y. (2017). Pengaruh Pengetahuan Pasar Modal dan Tipe Kepribaadian
Investor Terhadap Minat Investasi Mahasiswa di Pasar Modal. 1-77.
Putra, Y. S. (2016). Theoritical Review: Teori Perbedaan Generasi. Among Makarti
Vol.9 No.18, 123-134.
Riyadi, A. (2016). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa
Untuk Berinvestasi di Pasar Modal (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). 1-74.
Schroders. (2017). Studi Investor Global 2017 Perilaku investor: dari prioritas ke
ekspektasi. Schroder Investment Management Limited.
Sitohang, S. N. (2017). Pengaruh
Pengetahuan Investasi Terhadap Minat Mahasiswa Berinvestasi di Pasar Modal
(Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara).
Tandio, T. (2016). Pengaruh Pelatihan Pasar Modal, Return, Persepsi Risiko, Gender,
dan Kemajuan Teknologi Pada Minat Investasi Mahasiswa. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol. 16. No. 3, 2316-2341.
Wawan, A. &. (2010). Teori pengukuran pengetahuan sikap, dan perilaku manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Winantyo, A. G. (2017). Pengaruh Modal Minimal Investasi, Pengetahuan Invastasi
dan Preferensi Terhadap Minat Berinvestasi Mahasiswa. 1-82.

Yuwono, S. R. (2011). Pengaruh Karakterstik Investor Terhadap Besaran Minat


Investasi Saham di Pasar Modal. 1-90.

You might also like