Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok Penjaskes
Tugas Kelompok Penjaskes
DISUSUN OLEH :
3. MIRNAWATI (17)
KELAS XI MIPA4
2021/2022
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja
“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh
pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia ” (Ir. Soekarno)
Pesan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah harapan bangsa. Sejarah telah membuktikan
peran pemuda sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sampai kini,
semangat, energi, intelektualitas, kreativitas, dan jiwa patriotisme para pemuda sangat
dibutuhkan dalam mengisi kemerdekaan. Apalagi, sekarang Indonesia sedang menikmati
bonus demografi yaitu kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif lebih besar
dibandingkan penduduk usia tidak produktif. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020,
usia produktif di Indonesia mencapai 70,72 % dari 270,72 juta jiwa penduduk Indonesia
(BPS, 2021). Bonus demografi ini adalah peluang emas bagi Indonesia untuk dapat
mempercepat pembangunan dan kesejahteraan jika generasi muda sebagai bagian dari bonus
demografi tersebut merupakan generasi unggul. Oleh karena itu, generasi muda harus
dijauhkan dari segala ancaman yang berpotensi merusak kualitas serta kuantitas mereka
sebagai aset bangsa. Salah satu ancaman nyata yang berpotensi merusak generasi muda
adalah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.
Remaja adalah fase transisi dari kanak-kanak menuju dewasa sehingga rentan terlibat
perilaku berisiko. Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah penduduk yang
berada pada rentang usia 10-19 tahun, sedangkan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah. Remaja mengalami perubahan yang luar biasa dari aspek fisik, emosional, dan
intelektual. Perkembangan ini menantang remaja untuk menyesuaikan diri terhadap
perkembangan fisik baru, identitas sosial, dan pandangan dunia yang luas (Zgourides dalam
Anjaswarni & Nursalam, 2019). Remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar dan tertarik
pada hal-hal baru. Prefrontal cortex pada otak remaja yang mendukung kontrol diri
berkembang secara bertahap, sedangkan sistem limbic pada otak yang mengatur pencarian
kesenangan berkembang lebih cepat. Ketidakseimbangan ini memicu remaja untuk mencari
hal-hal baru dan mengambil risiko (Medicine & Council, 2011). Masa remaja adalah masa
pencarian jati diri. Pada masa ini mereka akan mengadopsi pandangan dari teman sebaya atau
teman kelompoknya (Yunalia dalam Yunalia & Etika, 2020). Penjelasan-penjelasan ini
sejalan dengan hasil penelitian BNN bahwa alasan penyalahgunaan narkoba pertama kali di
kalangan pelajar dan mahasiswa terbesar adalah rasa ingin tahu/ coba-coba selanjutnya alasan
ingin bersenang-senang, dibujuk teman, dan stres masalah pribadi (BNN, 2019).
Kita perlu mengetahui faktor apa saja yang bisa mendorong remaja terjerumus dalam
penyalahgunaan narkoba supaya kita mampu merumuskan upaya protektif untuk melindungi
mereka dari bahaya narkoba. Berikut ini adalah faktor-faktor risiko yang mendorong remaja
menyalahgunakan narkoba:
1.Faktor Individu
Iman dan taqwa kepada Tuhan serta cara pandang/keyakinan remaja terhadap narkoba
akan mempengaruhi pengambilan keputusan remaja untuk menyalahgunakan narkoba atau
tidak. Kurangnya iman dan taqwa serta anggapan bahwa penyalahgunaan narkoba tidak
menimbulkan konsekuensi negatif akan meningkatkan risiko penyalahgunakan narkoba pada
remaja. Selanjutnya adalah self esteem, kepercayaan diri, keterampilan mengatasi masalah
yang rendah menjadi celah masuknya tawaran penyalahgunaan narkoba dalam bentuk rayuan
menyesatkan, seperti: narkoba bisa mengubah penampilan seseorang menjadi lebih menarik,
narkoba meningkatkan kepercayaan diri, dan narkoba solusi masalah. Rayuan menyesatkan
tersebut akan berhasil jika remaja tidak mampu bersikap asertif dan tidak memiliki regulasi
diri yang baik.
2.Faktor Keluarga
Keluarga bukan hanya menjalankan fungsi reproduksi. Keluarga memiliki 7 (tujuh) fungsi
penting lain dalam kehidupan, yaitu: fungsi fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi
sosialisasi dan pendidikan, fungsi cinta kasih, fungsi ekonomi, fungsi perlindungan, dan
fungsi pembinaan lingkungan. Kurang optimalnya pelaksanaan fungsi keluarga bisa
mendorong terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja.
3.Faktor Lingkungan
Remaja bisa saja mendapat informasi yang salah tentang narkoba dari buku, website,
media sosial, dsb. Remaja juga bisa terjerat narkoba karena ketidakhati-hatian berteman di
media sosial.
Setelah kita mengetahui faktor risiko tersebut, maka kita dapat memetakan upaya protektif
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ketahanan diri remaja dari bahaya penyalahgunaan
narkoba.
a.Belajar untuk mengatakan tidak, baik kepada diri sendiri ataupun kepadaorang lain
c. Tidak usah selalu ingin dianggap hebat, berani, gaul, dan sebagainya.
d. Bergaul dengan teman yang baik dan jauhi teman yang berperilaku buruk.
a. Pengasuhan anak yang baik dengan penuh kasih sayang, penanaman disiplinyang
b. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat sehingga membuat anak rinduuntuk
pulang ke rumah.
dengan anak.
NAPZA.
3) Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang positif
3) Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru.
1. Preventif (Pencegahan)
2. Kuratif (Pengobatan)
Kuratif bertujuan untuk penyembuhan para korban, baik secara medis maupun dengan
media lain. Seperti tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba, yaitu
Pusat Rehabilitasi Narkoba.
3. Rehabilitatif (Rehabilitasi)
Rehabilitatif dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali
“ketagihan” narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar
para korban narkoba agar dapat kembali kemasyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani.
4. Represif (Penindakan)
Represif artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum,
yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh
masyarakat. Kalau masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib
dan tidak boleh ada main hakim sendiri.
Kesimpulan
Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan psikologi
seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan secara
fisik dan psikologi. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua
faktor, yaitu factor internal yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan, dan depresi serta kurangnya religiusitas, serta faktor eksternal yang berasal dari
luar individu atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum
serta pengaruh lingkungan. Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti preventif seperti pembinaan dan
pengawasan dalam keluarga, kuratif seperti penyembuhan dengan medis atau dengan media
lain, rehabilitative agar korban tidak kembali ketagihan dengan narkoba, dan represif melalui
jalur hukum.
Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut:
4. Perlu peningkatan kerja sama antar masyarakat dengan aparat untuk memeberantas
peredaran narkoba.