You are on page 1of 25

Budidaya

Tanaman Padi
Disusun Oleh :
1.Rifda Alfiya Nazhifa 150610200002
2.Ilham Dwi Fathoni 150610200049
3.Chabibah 150610200105
4.Difa Rizki Fahira 150610200060
5.Amienda Cahya Madasansa 150610200099
Melupakan cara menggali dan
mengurus tanah sama dengan
melupakan diri sendiri.

MAHATMA GANDHI
Tanaman Padi
Tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok
lebih dari setengah penduduk dunia

Tumbuhan yang sangat mudah ditemukan, terutama bagi


mereka yang tinggal di pedesaan.

Termasuk dalam jenis tanaman rumput-rumputan

Budidaya padi adalah kegiatan yang betujuan mendapatkan


hasil yang setinggi-tingginya dengan kualitas sebaik mungkin.
Persiapan Media Tanam
MENGOLAH TANAH SEBAGAI MEDIA TANAM
WAKTU PERSIAPAN : MINIMAL 2 MINGGU SEBELUM TANAM

2. Basahi tanah dan lakukan


Pembajakan

1. Pembersihan tanah dari 3. Genangi media tanam dengan


rumput liar dan gulma air dengan ketinggian ± 10 cm
dan biarkan selama 2 minggu
Pemilihan Benih
UNTUK MENENTUKAN KUALITAS BENIH PADA TANAMAN PADI,
HARUS DILAKUKAN PENGUJIAN TERLEBIH DAHULU

1. Merendam butir-butir padi ke 2. Periksalah benih tersebut


dalam air setelah dua jam.

3. Jika lebih dari 90% biji 4. Setelah menentukan benih yang


berkecambah, artinya benih bermutu akan ditanam, maka persemaian bisa
tinggi langsung dilanjutkan
Persemaian
KAPAN? TEKNIK PERSEMAIAN NOTES
Persemaian dilakukan Luas persemaian adalah 400 m2 Benih ditebarkan
setelah 7-10 hari lahan atau sekitar 4% dari luas lahan secara merata dan
dipersiapkan dan 15-21 Membuat bedengan dengan lebar hati-hati
hari sebelum masa tanam 1-1,2 meter, luas 100 m2/ 20 kg Kerapatan ketika
tinggi 15-20 cm melakukan
Membuat parit dengan kedalaman persemaian padi
BENIH 25-30 cm di antara bedengan adalah 75 gram/m2
Menambahkan pupuk kandang, Benih tidak harus
Benih bernas direndam
serbuk kayu, dan abu kayu terbenam ke dalam
di dalam air selama 24
sebanyak 2 kg/m2 tanah
jam kemudian diperam
Benih kemudian disebar di lahan
selama 48 jam
persemaian
Benih yang diperlukan
sekitar 20 kg untuk 1
hektare lahan
Penanaman
1. Penyediaan bibit 2. Pencaplakan 3.Tanam Bibit

JUMLAH BIBIT PENCAPLAKAN TANAM BIBIT

<21 HSS = 1-3 bibit/rumpun Adalah pemberian Bibit dari bedengan


14 HSS = 1 bibit/rumpun tanda jarak tanam dipindah ke lahan
18 HSS = 3 bibit/rumpun Umumnya Pastikan akar tidak
menggunakan jajar rusak
CIRI BIBIT tegel (20x20 cm dan Bibit diikat untuk
25x25 cm) dan jajar dikumpulkan dan
Daun 5-6 helai ditaruh di lahan
legowo (2:1 atau
Tinggi 22-25 cm Bibit ditanam
25x12,5x50 cm)
Bagian bawah besar dan keras Posisi tanam bibit
Bebas HPT tegak
Kedalaman cukup 2 cm
JAJAR
LEGOWO 2:1
JAJAR TEGEL 25X25
Tiap dua baris
Merupakan sistem tanam
terdapat satu baris
tradisional atau konvensional
yang kosong dengan
dengan bentuk persegi (20x20
lebar 2x jarak tanam
cm dan 25x25 cm)
dan jarak tanam
diperpendek 2x
pada baris yang
memanjang

JAJAR LEGOWO
KELEBIHAN
Jumlah populasi meningkat
Efek tanaman pinggir
KEKURANGAN
Pengendalian HPT dan
pemupukan lebih mudah Membutuhkan lebih banyak
Ruang yang kosong berguna untuk tenaga, biaya, dan waktu tanam
pengaturan air, mina padi Membutuhkan lebih banyak
Hemat pupuk benih dan bibit
Perawatan Lahan
PENYULAMAN PENYIANGAN
Penggantian tanaman yang Pembersihan lahan tanam dari gulma
tumbuhnya tidak baik atau mati
dengan yang baru. Dilakukan ketika penanaman telah
selesai atau pada saat pemupukan
Penyulaman dilakukan terhadap susulan pertama dan kedua akan
tanaman padi yang layu atau mati dilaksanakan.
akibat terserang hama Dapat secara manual maupun
Dilakukan paling lambat 14 HST menggunakan alat
Menggunakan bibit cadangan dari Volume air harus dapat dipertahankan
persemaian sebelumnya supaya gulma dapat dicabut dengan
mudah
Dilakukan sebanyak 2 kali
Perawatan Lahan
PENGALIRAN AIR PEMUPUKAN
Kegiatan memperhatikan ketinggian air Pemupukan yang berimbang dilakukan agar
dimana harus sesuai dengan umur tanaman yang kekurangan unsur hara dapat
tanam padi supaya pertumbuhan akar dipenuhi unsur haranya.
dan anakan baru dapat didukung.
Pemupukan Pertama (umur padi 7-10 HST)
Umur padi 3 hari : ketinggian air 3-5 cm Urea 75 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, dan KCL 50
DIbiarkan selama dua hari kg/ha.
Pemberian air dilakukan kembali dengan Pemupukan Kedua (umur padi 21 HST)
Pupuk Urea sebanyak 150 kg/ha.
ketinggian 3-5 cm sampai fase anakan
Pemupukan Ketiga (umur padi 42 HST)
maksimal
Urea 75 kg/ha dan KCL 50 kg/ha.
Fase pembentukan malai dan biji :
ketinggian air 2-3 cm Dalam satu musim tanam padi pada luasan 1
Selanjutnya, secara bergantian lahan hektar membutuhkan pupuk Urea (Nitogen) 300
dikeringkan dan diberi air. kg, SP36/TSP (Phospor) 100 kg, dan KCl (Kalium)
100 kg.
Penyakit Tanaman Padi

Faktor munculnya penyakit :

Faktor lingkungan
berupa temperatur udara , intensitas serta lama curah hujan ,
intensitas serta lama embun , suhu tanah , kandungan air
tanah , kesuburan tanah , kandungan bahan organik , angin ,
api , serta pencemaran air
HAWAR DAUN KUMAN
( BACTERIAL LEAF
BLIGHT- BLB)

Xanthomonas campestris pv. Oryzae

PENGENDALIAN
dengan varietas tahan; pemupukan lengkap;

GEJALA serta pengaturan air. Untuk daerah- daerah

yang endemis penyakit HDB, tanam varietas

kresek & hawar tahan semacam Code serta Angke serta

gunakan pupuk NPK dalam dosis yang pas.

Apabila memungkinkan, jauhi penggenangan

yang terus- menerus, mis. 1 hari digenangi

serta 3 hari dikeringkan.


TUNGRO
Virus Tungro

PENGENDALIAN
:• Mengatur waktu tanam serempak minimal 20 ha luasan sawah;•

GEJALA Menanam bibit pada disaat yang pas, ialah dengan menanam bibit

sebulan saat sebelum puncak kepadatan wereng hijau tercapai;•

perubahan warna daun serta tanaman Menanam dengan metode jajar legowo;• pada disaat tanaman usia

tumbuh kerdil 2- 3 minggu setelah tanam apabila ditemukan 2 tanaman bergejala

lebih dari 10 rumpun segera aplikasikan insektisida• yang efektif

mematikan wereng hijau; serta sawah jangan dikeringkan, biarkan

kondisi air pada kapasitas lapang supaya wereng hijau tidak aktif

berpencar menyebarkan tungro.


BLAS
( BLAST)

Pyricularia grisea

PENGENDALIAN
penanaman varietas tahan secara bergantian

GEJALA untuk mengantisipasi perubahan ras blas

blas daun serta blas leher yang sangat cepat serta pemupukan NPK

yang pas. Penanaman dalam waktu yang pas

dan perlakuan benih bisa pula diupayakan.

Apabila dibutuhkan gunakan fungisida yang

berbahan aktif metil tiofanat, fosdifen,

ataupun kasugamisin
BUSUK BATANG
( STEM ROT)
Magnaporthe salvinii( Cattaneo) R. A.

Krause&amp; R. K. Webster( telemorph)

Helminthosporium sigmoideum var.

irregulare

PENGENDALIAN
GEJALA
Tunggul- tunggul padi setelah panen dibakar ataupun
bercak berwarna kehitamhitaman, bentuknya didekomposisi;• Keringkan petakan serta biarkan tanah hingga
tidak teratur pada sisi luar pelepah daun serta retak saat sebelum diari lagi;• Pakai pemupukan berimbang;
secara bertahap membesar pupuk nitrogen sesuai anjuran serta pemupukan K cenderung

bisa menurunkan infeksi penyakit;• Pakai fungisida( apabila

dibutuhkan) yang berbahan aktif belerang ataupun

difenokonazol.
HAWAR PELEPAH
( SHEATH BLIGHT)

Rhizoctonia solani Kuhn ( Thanatephorus

cucumeris[FR] Donk)

PENGENDALIAN
Atur pertanaman di lapang supaya jangan terlalu rapat;• Keringkan sawah
GEJALA beberapa hari pada dikala anakan maksimum; • Bajak yang dalam untuk

mengubur sisa- sisa tanaman yang terinfeksi;• Rotasi tanaman dengan


bercak oval ataupun bulat berwarna putih
kacang- kacangan untuk menurunkan serangan penyakit;• Buang gulma serta
pucat pada pelepah
tanaman yang sakit dari sawah;• Pakai fungisida( apabila dibutuhkan) antara

lain yang berbahan aktif: heksakonazol, karbendazim, tebukanazol, belerang,

flutalonil, difenokonazol,• propikonazol, ataupun validamisin A


KERDIL HAMPA
( RAGGED STUNT)

GEJALA PENGENDALIAN
semacam daun bergerigi( ragged) serta penanaman varietas tahan.

melintir( twisting
KERDIL RUMPUT
( GRASSY STUNT)

GEJALA PENGENDALIAN
Daun tanaman padi jadi sempit, pendek, - Kendalikan wereng cokelat, terutama yang
kaku, berwarna hijau pucat hingga hijau,
bersayap, sampai populasinya serendah mungkin.
serta kadang- kadang terdapat bercak karat
Hindarkan kontak antara inokulum penyakit dan

wereng cokelat.

- Cabut dan benamkan inokulum penyakit kerdil

hampa dan kerdil rumput

Penggunaan insektisida dan pengendalian double

cover
Pencegahan Hama Penyakit
MENURUT ( LOZANO 1976). UPAYA PENCEGAHAN SERANGAN YAITU HAMA/
PENYAKIT DENGAN METODE TERBAIK YAITU:

( 1) MENANAM BIBIT YANG SEHAT( BEBAS INFESTASI HAMA/ PENYAKIT)


( 2) MENANAM VARIETAS TAHAN
( 3) TIDAK MENANAM DI LAHAN YANG TERINFESTASI HAMA/ PENYAKIT
ATAUPUN MENUNDA TANAM HINGGA POPULASI HAMA RENDAH
( 4) TIDAK MEMBASMI MUSUH ALAMI HAMA DENGAN MEMAKAI PESTISIDA
SELEKTIF, MISALNYA THURICIDE DENGAN BAHAN AKTIF BACILLUS
IHURINGIENSIS
( 5) MENGGUNAKAN INSEKTISIDA APABILA SERANGAN BERAT SERTA
DIPERKIRAKAN TANAMAN TIDAK DAPATBERTAHAN TANPA PERLAKUAN
TERSEBUT
PEMAKAIAN PESTISIDA NABATI ATAUPUN SINTETIK BISA MENCEGAH
ATAUPUN MENGURANGI KERUSAKAN YAITU BISA MENOLAK KEDATANGAN
SERANGGA( REPELLENT), SERANGGA TIDAK INGIN MAKAN(
ANTIFEEDANT), MENGGANGGU PROSES FISIOLOGIS HAMA SERTA BISA
LANGSUNG MEMATIKAN HAMA
Penggilingan
Penggilingan padi adalah proses merubah gabah menjadi beras.
Proses penggilingan padi meliputi dua tahap, yaitu:
(I) mengupas kulit gabah menjadi beras pecah kulut (BPK)
(2) penyosohan BPK menjadi beras. Tujuan utama dari proses penggilingan padi adalah
untuk menghasilkan beras giling. Teknik penggilingan padi yang tepat dan kondisi yang
baik akan menghasilkan beras yang berkualitas (Setyono, 2006).
Alat yang digunakan :
1. Seed cleaner
2. Mesin Pemecah Kulit (Husker)
3. Separator/saringan
4. Polisher
1. Proses pemecahan Kulit 2. Persiapan penggilingan: 3. Proses penyosohan/ pemolesan
Perhatikan kecepatan roll yang optimal gabah ditimbang dan Atur skrup pemberat sosoh
800-1000 rpm diukur serta harus Tampung dedak diatas alas
Usahakan aliran masuk gabah teratur, bersih dari kotoran terpal yang kering
jangan sampai penuh dan padat siapkan husker, Setelah proses penyosohan,
Pisahkan gabah dan beras pk dengan polisher dan mesin Taruh beras dalam ember
ayakan dan gabah yang belum pengayak
terkupas masukkan lagi ke mesin PK siapkan penampungan
dan pengangkutan
4. Pemutuan Beras
Masukkan dalam mesin pemisah dan beras akan terpisah
sesuai dengan mutunya. Beras pun siap untuk dikemas
Penyimpanan gabah
Penyimpanan gabah atau beras harus memperhatikan beberapa hal, yakni mencegah gabah atau beras dari
pengaruh sinar matahari langsung, hujan dan kelembaban serta suhu ruang yang stabil. Suhu, kelembaban relatif
udara, kadar air dan kebersihan bahan adalah faktor yang sangat menentukan keberhasilan penyimpanan.
Apabila terjadi perubahan suhu ruang secara tiba-tiba akan menyebabkan kerusakan fisiologis yang berpengaruh
terhadap fisik gabah.

Teknik menyimpan beras :


1. Beras harus kering, KA 14% atau kurang.
2. Derajat sosoh sempurna (DS 100%)
3. Pengemas karung plastik yang baik.
4. Ruang penyimpanan atau lingkungan harus bersih, tidak
ada lubang untuk jalan tikus, burung, serta penerangan
dan ventilasi cukup dan mudah dibersihkan
Daftar Pustaka

Anggraini, F., Suryanto, A., & Aini, N. (2013). Sistem tanam dan umur bibit pada tanaman padi
sawah (Oryza sativa L.) varietas Inpari 13. Jurnal Produksi Tanaman, 1(2).

Yahyan, W., & Siregar, M. I. A. (2019). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BIBIT
BENIH PADI UNGGUL BERBASIS WEBMENGGUNAKAN METODE AHP (Analytical Hierarchy
Process). Menara Ilmu, 13(11).

Sudarma, I. M., Sritamin, N. M., & Bagus, I. G. (2016). Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman Padi di Desa Pesaban, Kecamatan Rendang, Karangasem. Buletin Udayana
Mengabdi, 15(3), 1-7.

You might also like