Professional Documents
Culture Documents
Makalah Agama Islam Kelompok 9 (Ekonomi Islam)
Makalah Agama Islam Kelompok 9 (Ekonomi Islam)
EKONOMI ISLAM
Oleh :
Rexy Vigry (1221210002)
Rima Hasanah Fiddini (2021210208)
Muhamadd Cesha Rizki Ashar (7021210172)
KELOMPOK 9
KELAS B11
UNIVERSITAS PANCASILA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ekonomi Islam ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Fatchullah Zarkasi M.Pd. pada mata kuliah agama islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fatchullah Zarkasi M.Pd., selaku dosen
pengampu mata kuliah agama islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Alhamdulillah pengerjaan makalah berjalan dengan lancar karena adanya dukungan kerja
sama yang baik dari teman-teman.
Disamping itu semua, sesungguhnya makalah kami masih memiliki kekurangan baik
dalam tata bahasa maupun sususan kalimat. Untuk itu kami mengharapkan masukan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 2
BAB I........................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 3
A. Rumusan Masalah............................................................................................................ 5
B. Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II.......................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN............................................................................................................................ 6
A. PENGERTIAN EKONOMI ISLAM.....................................................................................6
B. KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM................................................................................6
C. SUMBER HUKUM EKONOMI ISLAM...............................................................................7
D. PRINSIP – PRINSIP AGAMA ISLAM................................................................................8
E. PENERAPAN EKONOMI ISLAM DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI.........................8
BAB III....................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
kesenjangan yang signifikan antara kelompok kaya dan kelompok miskin. Kelompok
kaya menjadi semakin kaya dan kelompok miskin semakin miskin. Ironisnya fakta
tersebut paralel dengan kenyataan di banyak negara Muslim, di mana strategi trickle
down effect yang dahulu begitu diagung-agungkan, ternyata hanya menghasilkan
kesenjangan sosial yang luar biasa besar
Dalam kondisi seperti ini, maka selama tiga atau empat dekade terakhir mulai
dikembangkan sistem perekonomian Islam sebagai solusi perekonomian internasional.
Alquran sebagai kitab suci umat Islam memberikan petunjuk yang sempurna
(komprehensif) dan abadi (universal) bagi seluruh umat manusia. Alquran mengandung
prinsip-prinsip dan petunjuk-petunjuk yang fundamental untuk setiap permasalahan
manusia, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi.
Prinsip-prinsip ekonomi yang ada dalam berbagai ayat di Alquran dilengkapi dengan
sunah-sunah dari Rasulullah s.a.w. melalui berbagai bentuk Hadis dan diterangkan lebih
rinci oleh para fuqaha pada saat kejayaan dinu al-islam baik dalam bentuk Ijma atau
Qiyas maupun Ijtihad.
Pada masa Rasulullah Saw, Islam memberikan ruang yang sangat luas bagi
berkembangnya perekonomian. Salah satu prinsip dasar dalam muamalah adalah bahwa
segala sesuatu hukumnya mubah, kecuali jika ada dalil yang mengharamkannya, menjadi
pendorong utama inovasi ekonomi yang mempercepat pertumbuhan ekonomi Islam.
Pada masa Khulafaur alRasyidin, masyarakat mencapai taraf kesejahteraan yang
tinggi, yang semakin bertambah pada masa Umar bin Abdul Aziz. Ekonomi Islam
mencapai puncak kejayaannya seiring dengan kejayaan Islam secara keseluruhan pada
masa khalifah Harun al-Rashid. Pada masa ini, aktivitas-aktivitas komersial berkembang
sampai ke Cina. Ketersediaan bantuan keuangan yang melimpah bagi para mahasiswa
dan sarjana menjadikan dunia muslim sebagai suatu tempat pertemuan bagi para sarjana
dari segala bidang pengajaran dan berbagai aliran dan agama. Keadilan dalam sistem
perpajakan pertanian menghasilkan tingginya produksi pertanian dan meningkatnya
kesejahteraan petani.
Namun berbagai permasalahan internal dan eksternal umat Islam, melemahkan
ekonomi Islam dan menghentikan perkembangan ekonomi Islam selama satu setengah
abad. Berdasarkan sejarah yang menunjukkan efektivitas sistem perekonomian Islam bila
dilaksanakan sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya, sistem ekonomi Islam kembali dilirik
sebagai solusi berbagai permasalahan sosial ekonomi internasional. Jika instrumen
ekonomi Islam diimplementasikan dengan baik dan benar, maka masalah-masalah krusial
perekonomian dapat diantisipasi sehingga tidak menimbulkan krisis ekonomi maupun
finansial sebagaimana yang saat ini tengah terjadi. Dengan demikian, ekonomi Islam
dapat digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ekonomi islam
4
2. Apa karakteristik dan prinsip dari ekonomi islam
3. Bagaimana penerapan ekonomi islam dalam kehidupan sehari - hari
B. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari ekonomi islam
2. Menjelaskan karakteristik dan prinsip ekonomi islam
3. Menjelaskan bagaimana penerapan ekonomi islam dalam kehidupan sehari - hari
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian ekonomi islam dari beberapa sumber artikel dan pendapat beberapa ahli :
1. Menurut Umer Chapra tahun 2000, Ekonomi Islam adalah cabang pengetahuan yang
bertujuan mewujudkan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber
daya yang langka sesuai dengan ajaran Islam tanpa terlalu membatasi kebebasan
individu, mewujudkan keseimbangan makroekonomi dan ekologi yang berkelanjutan.
Pada intinya, Ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya
untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi dengan cara-cara sesuai dengan prinsip syariat Islam.
3. Menurut Yusuf Qardhawi tahun 1997, Ekonomi Syariah merupakan ekonomi yang
berdasarkan pada ketuhanan. Esensi sistem ekonomi ini bertitik tolak dari Allah Azza
Wa Jalla, tujuan akhirnya kepada Allah Azza Wa Jalla, dan memanfaatkan sarana yang
tidak lepas dari syari’at Allah Azza Wa Jalla.
1. Ekonomi Ketuhanan
Ekonomi ketuhanan bersumber dari perintah Allah Azza Wa Jalla dalam bentuk
syariat islam. Ekonomi ketuhanan adalah bagian dari pengamalan sekaligus pemerkokoh
struktur agama islam. Ekonomi ketuhanan telah ada dan dipraktekan pada saat syariat
islam turun dan dilaksanakan oleh nabi Muhamad SAW dan para sahabatnya.
2. Ekonomi Pertengahan
Ekonomi islam mempunyai keseimbangan antara berbagai aspek, sehingga sering
6
disebut sebagai ekonomi pertengahan. Ekonomi pertengahan mempunyai pandangan
terhadap hak individu dan masyarakat diletakan dalam timbangan kesimbangan yang adil
tentang alam dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan
kenyataan, iman dan kekuasaan.
3. Ekonomi Berkeadilan
Ekonomi islam sangat memperhatikan aspek keadilan bagi semua pihak yang terlibat
dalam praktek ekonomi islam. Hal ini terkait dengan karakteristik ekonomi islam pada
point pertama, bahwa ekonomi islam adalah ekonomi ketuhanan sehingga diyakini lebih
menjunjung keadilan.
Sebagai bagian dari ajaran syariat islam, ekonomi islam mempunyai sumber yang sama
dengan sumber hukum islam yaitu :
1. Al Qur’an
Al Qur’an adalah sumber paling awal dalam bagi ekonomi islam, didalamnya dapat
ditemui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi dan juga hukumnya. Sebagai sumber
hukum pertama dan utama, Al Qur’an oleh umat islam harus dinomor satukan dalam
menemukan dan menarik hukum. Ayat-ayat Al Qur’an harus didahulukan dalam
menjawab permasalahan yang muncul kepermukaan. Kaum muslimin tidak diperkenakan
mengambil hukum dan jawaban atas permasalahannya dari luar Al Qur’an selama hukum
dan jawaban tersebut dapat ditemukan dalam ayat-ayat Al Qur’an.
2. Hadist
Hadist atau sunnah menurut istilah syari’at adalah segala sesuatu yang bersumber
dari Nabi Muhamad SAW dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir
(persetujuan) sifat tubuh, serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri
(pensyaria’atan) bagi umat islam. Hadist juga merupakan sumber kedua dalam
perundang-undangan islam. Di dalamnya dapat kita jumpai khasanah aturan
perekonomian islam.
3. Ijtihad
Dalam kitab Irsyad al-Fuhuli yang ditulis oleh Al-Syaukani, ijtihad adalah
mengerahkan kemampuan dalam memperoleh hukum syar’iah yang bersifat amali
melalui cara istinbath, yaitu pemahaman dan perumusan hukum dalam dalil-dalil Al
Qur’an. Untuk mendapatkan ketentuan-ketentuan hukum ekonomi syariah yang baru
muncul seiring dengan kemajuan zaman dan kebutuhan masyarakt, sangat diperlukan
7
pemikiran-pemikiran baru sekaligus membangun yang biasa dikenal dengan istilah
ijtihad. Pintu ijtihad bagi orang yang berbakat dalam fiqih sangat terbuka lebar, dengan
alasan bahwa hukum-hukum dalam nash terbatas dan selektif, sedangkan kegiatan
manusia tidak terbatas, maka mustahil untuk mengembalikan yang tidak terbatas kepada
yang terbatas.
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT
kepada manusia agar tidak boros dan semena-mena dengan sumber daya yang ada.
2. Islam memiliki pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu, sehingga tidak
mutlak kepemilikan perorangan.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi islam adalah kerja sama, prinsip
berjamaah, kebersamaan serta saling menolong juga menjadi pondasi dasar dalam
ekonomi islam.
4. Ekonomi islam melarang tindakan riba dalam berbagai wujud dan bentuk.
5. Ekonomi islam mempunayi jaminan kepemilikan dalam masyarakat dan
penggunaannya untuk kepentingan masyarakat.
1. Hindari bunga
Bunga atau tambahan beban biaya untuk kepentingan pribadi atau si pemilik uang
atau barang bernilai merupakan hal yang paling dilarang oleh agama islam. Di mana
bunga dianggap menyulitkan, bersifat memaksa, dan merugikan semua pihak,
terutama si pihak yang mendapatkan bunga. Dalam kebutuhan sehari-hari terkadang
ada saja yang menggunakan bunga dalam bertransaksi, berbeda dengan keuntungan.
Bunga bersifat memaksa dan nilainya lebih tinggi dibanding keuntungan. Selain itu
bunga juga menjadi satu polemik yang menyebabkan orang-orang yang kesulitan
semakin sulit keuangannya
2. Jangan menimbun
Beberapa orang hobi menimbun barang dan menaruhnya begitu saja. Misalnya saja
Anda memiliki sembako yang banyak, ketika harga mahal Anda tidak perlu susah-
8
susah membelinya dengan mahal. Sistem keuangan ini dilarang oleh syariah atau
agama Muslim. Dengan melakukan hal seperti ini, Anda dianggap sudah
menyusahkan banyak orang yang membutuhkan dengan menimbunnya. Apalagi
penimbunan ini dilakukan oleh Anda yang memiliki usaha. Misalnya Anda baru
mengeluarkan gas ketika gas sedang sulit dicari. Maka Anda tidak menerapkan
syariah dalam kehidupan jika melakukan hal tersebut
3. Menghamburkan uang
Dalam kitab suci Alquran sudah banyak diingatkan, tidak boleh menghamburkan
uang atau menghabiskan harta dengan cuma-cuma untuk kesenangan saja. Karena
masih banyak orang yang tidak mampu yang membutuhkan pertolongan sesama
manusia. Hal seperti ini bisa diterapkan daam kehidupan sehari-hari, jangan memakan
makanan yang bermewah-mewahan, jangan berlebihan, cukup memasak untuk porsi
anggota keluarga saja, jangan menghamburkan harta dengan bersenang-senang dan
menggunakan apapun sesuai kebutuhannya. Misalnya air, listrik dan lainnya.
Sehingga tidak akan terjadi ketimpangan masyarakat baik yang kaya menjadi kaya
dan yang miskin mengalami hidup sulit.
4. Menabung
Menabung ternyata menjadi salah satu yang dianjurkan oleh syariah, berkaitan
dengan poin nomor 3. Dibandingkan menggunakan uang tersebut untuk senang-
senang, Anda bisa memanfaatkannya untuk menabung keperluan lainnya. Sehingga
ketika mengalami kesusahan tidak akan bingung dan masih memiliki uang atau harta
cadangan. Dalam hukum syariah siapapun yang tahu mengenai batasan mengelola
keuangan akan mendapatkan pahala dan diuntungkan hidupnya
5. Berutang
Anda pernah berhutang? Tentu saja pernah tidak mungkin tidak. Sebenarnya,
berutang adalah hal yang paling dilarang dan merugikan. Karena utang paling banyak
hal negatif yang akan merugikan kedua belah pihak. Berutang juga termasuk ke
dalam kategori janji. Di mana janji haruslah ditepati, atau utang haruslah dibayar.
Menurut hukum islam, utang atau janji akan memberatkan mereka di alam kubur
ketika setelah meninggal nanti. Untuk itu, hal pertama yang ditanyakan ketika
seseorang meninggal oleh sanak keluarga atau teman-teman terdekatnya adalah
permintaan maaf, dan menanyakan utang apa saja yang pernah dilakukan oleh pihak
yang meninggal. Maka akan segera dibantu untuk melunaskannya untuk meringankan
mereka yang meninggal ketika di alam kubur nanti
9
6. Memberi sedekah
Dalam kehidupan sehari-hari alangkah indahnya jika kita saling tolong menolong.
Sesuai dengan judulnya bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang tidak mungkin
hidup sendiri maka saling tolong sangatlah perlu. Sebenarnya di dalam hukum syariah
selalu ada zakar dan sedekah. Di mana ketika memiliki rezeki pendapatan maka anda
harus memberikan sebagian harta pada orang lain, sedangkan sedekah berbeda dengan
zakat.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12