You are on page 1of 6

ARTIKEL JURNAL MENGENAI BUKU KIA ( 11- 20)

RINGKASAN

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen : Sutri., M.Pd.

Oleh :

Inayah Rahmawati P17324419013

Kelas 2A

PRODI D-III KEBIDANAN KARAWANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG
2022
BUKU KIA

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi 359/100.KH. Pelayanan
kesehatan antenatal di Fasilitas Kesehatan pemerintah maupun swasta dan praktik
perorangan/kelompok perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif sekaligus rehabilitative. Salah satu instrument untuk menurunkan
AKI/AKB adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran pemanfaatan buku KIA oleh ibu dan keluarga di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Pekalonga n tahun 2016-2017. Peneliti mengemukakan bahwa
keterpaparan ibu hamil pada awal kehamilan dengan buku KIA sangat tinggi dan
memungkinkan pemanfataan buku KIA secara maksimal di dalam kehamilan sampai dengan
masa balita. separuh ibu di wilayah kerja puskesmas kabupaten pekalongan kadang-kadang
memanfaatkan buku KIA sebagai bacaan ibu dan keluarga yaitu sebesar 58,7%, hal ini
memperlihatkan bahwa kebutuhan masyarakat terutama sasaran buku KIA belum
memanfaatkan buku KIA secara maksimal. Sebagian ibu di wilayah kerja Puskesmas
Kabupaten Pekalongan selalu memanfaatkan buku KIA sebagai media bertanya kepada
tenaga kesehatan atau kader yaitu sebesar 30,2% akan tetapi 30,2 % lainnya bahkan tidak
pernah bertanya tentang hal-hal yang ada pada buku KIA, hal ini menunjukkan
ketidaktertarikan sasaran dalam membaca dan memanfaatkan buku KIA.¹¹

Posyandu berperan dalam pendekatan partisipasi kepada masyarakat di bidang


kesehatan. Posyandu dikelola oleh kader. Tugas kader posyandu dalam kegiatan KIA salah
satunya adalah melakukan pencatatan. Kenyataanya masih banyak kader posyandu yang tidak
mengetahui cara menggunakan buku KIA. Selama ini kader telah memperoleh pelatihan dan
penyegaran tentang Buku KIA. Pendekatan yang digunakan dalam pelatihan tersebut adalah
konvensional, yaitu pelatihan diberikan secara ceramah dan tanya jawab. Metode Make a
Match merupakan salah satu tipe dalam model pembelajaran kooperatif. Metode ini
digunakan dalam penelitian terhadap kader dengan cara mengajak peserta dalam kegiatan ini
yaitu kader posyandu untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan cara mencari
kartu jawaban dan pertanyaan, sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang
menyenangkan sehingga materi yang disampaikan mudah di terima dan dilaksanakan (Huda,
2011). Dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan kader sebelum diberikan pelatihan dalam
kategori baik 1 orang (3,3%) setelah diberikan pelatihan menggunakan metode make a match
meningkat menjadi 20 orang (66,7%). Pada tabel 4.6 berdasarkan hasil wilcoxon
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna (p=0.000<∝) pengetahuan kader
sebelum dan sesudah diberikan pelatihan tentang penggunaan Buku KIA Dengan Metode
Make A Match. Pelatihan dengan menggunakan metode make a match efektif dalam
meningkatkan pengetahuan kader dalam menggunakan buku KIA dengan p value < 0,05. ¹²

—------------------------- 11 Siti K, Milatun K, Nur C. 2017. Evaluasi Pencatatan & Pemanfaatan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) oleh bidan Ibu dan Keluarga. Indonesian Journal Of Noursing Practices. 12
Dewi Z, Elvika Fit, Liberty B. 2020. Efektivitas Pelatihan Kader Posyandu Dalam Penggunaan Buku KIA
Dengan Metode Make a Match. Journal for Quality in Women's Health Vol.3 No 1.
Pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dilakukan dengan baik dapat
meningkatkan kesehatan bagi ibu dan anak. Salah satu fungsi buku KIA adalah mencatatan
status gizi balita. Hal ini menjadi penting sebagai upaya deteksi dini gangguan gizi pada
balita. Fungsi buku KIA adalah sarana pencatatan ibu dan anak, alat komunikasi dan edukasi
untuk kesehatan balita dan ibu. Hasil uji statistik diperoleh nilai ρ≤0.001, maka HA di terima
dan H0 ditolak. Hal ini berarti dari hasil penelitian menunjukan adanya Hubungan
Pemanfaatan Informasi Tentang Balita Usia 12-59 Bulan Pada buku KIA dengan
kelengkapan pencatatan status gizi di buku KIA di Desa Margakaya Pringsewu. Berdasarkan
nilai OR dapat dihasilkan bahwa ibu yang tidak memanfaatkan informasi pada buku KIA
memiliki risiko 16 kali catatan gizi balita tidak lengkap dibandingkan ibu yang
memanfaatkan informasi tentang balita 12-59 bulan di buku KIA. ¹³
Data Nasional Kementrerian Kesehatan tahun 2010 menyatakan 11,5% anak balita di
Indonesia mengalami kelainan tumbuh kembang. Buku KIA adalah pedoman pemantauan
dan stimulasi tumbuh kembang pada anak. Permasalahan penggunaan buku KIA adalah
orangtua tidak mengerti arti kurva pertumbuhan pada Buku KIA, buku kesehatan tersebut
berfungsi sebagai catatan kontrol imunisasi dan bukan sebagai alat pemantauan kesehatan
anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orangtua mengetahui manfaat Buku KIA
dengan baik tetapi kurang memanfaatkan Buku KIA. Mereka membutuhkan lebih banyak
informasi daripada buku. Penemuan penting pada penelitian ini adalah informan mengatakan
bahwa informasi dari Buku KIA belum cukup dan lebih banyak mencari informasi kesehatan
menggunakan media informasi lain seperti Handphone. ¹⁴
Puskesmas Padang Sago kabupaten Padang Pariaman menemukan adanya hubungan
antara dorongan petugas kesehatan, dorongan keluarga, pengetahuan ibu hamil tentang
pemanfaatan buku KIA, pengalaman melahirkan dengan penyulit, pengalaman sakit serta
persepsi ibu hamil tetang penampilan buku KIA dengan kepatuhan ibu hamil dalam
membawa buku KIA dan faktor yang berhubungan paling dominan adalah dorongan petugas
kesehatan. Hasil pada penelitian ini diperoleh bahwa responden yang membaca buku KIA di
Puskesmas Kecamatan Pondok Gede Bekasi sebanyak 74,4%, sedangkan yang tidak
membaca buku KIA sebanyak 25,6%, untuk hasil bivariate di dapatkan hubungan antara
membaca buku KIA dan pengetahuan dengan nilai p < 0,05 artinya ada hubungan yang
signifikan antara membaca buku KIA dengan pengetahuan responden, sedangkan hubungan
antara membaca dengan perilaku periksa hamil didapatkan hasil P > 0,05 maka tidak ada
hubungan yang signifikan antara membaca dengan perilaku perika hamil. Perlunya motivasi
dari petugas kesehatan atau bidan yang bersangkutan dalam mengingatkan setiap ibu hamil
untuk membaca dan bertanya kepada petugas tentang isi buku KIA tersebut, karena isi buku
KIA tersebut sangat penting di ketahui baik oleh ibu hamil ataupun ibu yang setelah
melahirkan. ¹⁵

—-------------------- 13 Dzul I, April S. 2019. Pemanfaatan Informasi Tentang Balita Usia 12-59 Bulan pada
Buku KIA dengan Kelengkapan Pencatatan Status Gizi di Buku KIA. Jurnal Kesehatan dan Kedokteran. 14
Eliya L, Winny S, Retno M, Imam P. 2020. Pemanfaatan Buku KIA untuk Pemantauan Tumbuh Kembang
Anak. Proceeding Book Heath National Conference. 15 Jannah, Miftahul. 2015. Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Pemanfaatan Buku KIA di UPTD Puskesmas Pondok Gede Bekasi. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Vol. 6, No 2.
Buku KIA memuat informasi MP-ASI yang sederhana namun lengkap. Sayangnya
penggunaan buku KIA sebagai media edukasi dan informasi masih kurang. Pada penelitian
ini, walaupun kebanyakan ibu memiliki pengetahuan yang sangat baik tentang informasi
MP-ASI di buku KIA, namun ibu masih perlu menerapkan informasi tersebut pada anaknya
dikarenakan minimnya kesadaran dan kemauan ibu untuk memberikan MP-ASI yang waktu
pertama pemberian, jenis, jumlah dan frekuensinya sesuai dengan informasi MP-ASI di buku
KIA. Sikap responden pada informasi MP-ASI di buku KIA yang sebagian besar tergolong
sangat baik ini tidak lepas dari peran petugas kesehatan dan kader di Kelurahan Bandarharjo
yang mengingatkan ibu untuk membaca buku KIA setelah pulang dari posyandu. Namun
intensitas ibu-ibu responden dalam membaca informasi-informasi di buku KIA hanya sebatas
setelah dari posyandu saja, selepas itu buku KIA kembali disimpan agar tidak hilang atau
rusak. Selain itu pada poin penerapan resep-resep MP-ASI di buku KIA juga masih salah,
walaupun sebagian responden mengaku pernah mencoba membuat MP-ASI dari resep
tersebut, namun mereka tidak memperhatikan tahapan usia yang sesuai dengan usia balita
mereka. Hubungan pengalaman dengan pemberian MP-ASI , ibu yang memiliki anak lebih
dari satu cenderung akan memiliki pengalaman yang cukup dalam mengasuh anaknya
termasuk dalam hal pemberian MPASI. Tidak terdapat hubungan antara sosial budaya,
informasi, pekerjaan ibu dan ekonomi dengan pemberian MP-ASI,Hanya sekitar separuh dari
total seluruh responden yang mengaku mendapat informasi seputar MP-ASI, baik dari orang
tua, tetangga, kader maupun petugas kesehatan. Sisanya mengaku tidak pernah mendapat
informasi seputar MP-ASI, tidak begitu memahami infomasi MP-ASI, atau bahkan lupa. ¹⁶
Buku KIA berisi catatan dan informasi kesehatan yang lengkap, termasuk pelayanan
nifas. Jika materi buku KIA dibaca dan dipahami ibu, maka akan menambah pengetahuannya
sehingga diharapkan ibu melakukan kunjungan nifas sesuai program pemerintah. Penelitian
ini memaparkan bahwa persentase responden terbesar yang melakukan kunjungan nifas
secara teratur atau sesuai dengan program yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI,
berasal dari ibu nifas yang memiliki pengetahuan baik tentang materi perawatan masa nifas
dalam buku KIA (28,1%), sebaliknya, persentase responden terbesar yang tidak melakukan
kunjungan nifas secara teratur, berasal dari ibu nifas yang memiliki pengetahuan kurang
(31,3%). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu nifas tentang
materi perawatan masa nifas dalam buku KIA dengan keteraturan kunjungan nifas. Hasil uji
hipotesis secara statistic menunjukkan adanya korelasi antara pengetahuan ibu nifas tentang
materi perawatan masa nifas dalam Buku KIA dengan keteraturan kunjungan nifas. Ibu nifas
yang memiliki pengetahuan baik tentang materi perawatan masa nifas dalam buku KIA
cenderung melakukan kunjungan nifas secara teratur sesuai program pemerintah, dan
sebaliknya. ¹⁷

—-------------- 16 Lantip M, Dodik P, Arwinda M. 2017. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Pada
Informasi MP-ASI di Buku KIA dengan Pemberian MP-ASI Balita Usia 6-24 Bulan di Kelurahan Bandarharjo
Semarang Utara. Jurnal Kedokteran Diponegoro Volume 6, Nomor 2. 17 Ika Y, Ari K, Puji R. 2017 .
Pengetahuan Ibu Tentang Materi Perawatan Masa Nifas dalam Buku KIA dengan Keteraturan Kunjungan Nifas.
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Malang Jurusan Kebidanan.
Deteksi dini kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak akan sangat berguna,
agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Skrining merupakan prosedur
rutin pemeriksaan perkembangan anak sehari-hari yang dapat memberikan petunjuk apabila
ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. KIA juga merupakan alat untuk memonitor
tumbuh kembang balita. Buku KIA dibawa setiap kali ibu atau anak datang ke tempat-tempat
pelayanan kesehatan di mana saja untuk mendapatkan pelayanan. Hasil deteksi pertumbuhan
di Posyandu Watugede didapatkan sebagian besar balita termasuk pertumbuhan (peningkatan
berat badan) yang sesuai (72%), sedangkan hasil perkembangan yaitu 91,7% termasuk
kategori perkembangan normal. Hasil deteksi pertumbuhan di Posyandu Puspitasari sebanyak
58,3% termasuk kategori pertumbuhan sesuai, anan KIA. sedangkan upaya deteksi
perkembangan didapatkan hasil 100% balita termasuk kategori pertumbuhan normal. ¹⁸
Buku KIA merupakan buku yang berisi catatan kesehatan ibu dan anak yang dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
melalui upaya mendeteksi secara dini adanya masalah kesehatan ibu dan anak. Hasil
penelitian ini, kegiatan pendampingan mahasiswa dan kader yang dilaksanakan memberikan
dampak terhadap peningkatan perilaku ibu hamil dan ibu balita untuk membaca buku KIA.
Hal ini terjadi karena adanya interaksi yang teratur dan berkesinambungan antara mahasiswa,
kader kesehatan dengan ibu hamil dan ibu balita menggunakan media buku KIA, sehingga
ibu dituntut untuk selalu membaca buku KIA agar dapat mengetahui dan memahami isinya. ¹⁹
Persentase sangat pendek dan pendek pada balita 0-59 bulan menurut Provinsi di
Indonesia tahun 2018 untuk DI Yogyakarta sebesar 21,4%. Persentase sangat pendek di DI
Yogyakarta sebesar 15,1%, pendek sebesar 6,3 %. Deteksi dini status gizi balita dapat
dilakukan dengan memanfaatkan buku kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Kegiatan di fasilitas
kesehatan pada Pandemi Covid-19 menjadi terbatas sehingga kemandirian untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita menjadi penting. Pada masa pandemi Covid-19
sekarang ini dengan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) maka kegiatan di
fasilitas kesehatan termasuk posyandu terbatas sehingga kemandirian untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita menjadi penting. Kendala ibu balita dalam mengakses
yankes termasuk posyandu. Berbagai alasan tidak membawa balitanya ke posyandu antara
lain letak jauh, tidak ada posyandu, layanan tidak lengkap, dan ibu bekerja. Pemanfaatan
buku KIA selama Pandemi Covid-19 adalah cukup (60%), baik (38,3%), dan kurang (1,7%)
sehingga dapat membantu ibu terkait pengoptimalan kesehatan ibu dan balita selama
Pandemi Covid-19. Pemanfaatan buku KIA selama Pandemi Covid-19 dapat dimaksimalkan
dengan pemberian pendampingan pada ibu balita mengenai pemberian makan pada anak
melalui berbagai media informasi. ²⁰

—------------------- 18 Edo D, Colti S, Siti N. 2014. Deteksi Pertumbuhan dan perkembangan Balita Melalui
Penggunaan Buku KIA. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universita Jenderal Soedirman. 19 Mintarsih, Wiwin. 2018. Reflikasi Kegiatan Pemanfaatan Buku KIA
Melalui Pendampingan Mahasiswa dan Kade Kesehatan. Jurnal Ilmiah Bidan, VOL.III, NO.3. 20 Siska , Rr
Dewi N, Nabila N. 2021. Pemanfaatan Buku KIA Terhadap Status Gizi Balita Selama Pandemi Covid-19.
Seminar Nasional UNRIYO .

You might also like