You are on page 1of 17

Lampiran 1.

Biodata Ketua dan Anggota


I. Ketua
A. IdentitasDiri
1. Nama Lengkap Suci Ramadhania
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi S1 Pendidikan Fisika
4. NIM 2019011064006
5. Tempat dan Tanggal Jayapura, 24 januari 2001
Lahir
6. Alamat E-mail suciramadhania01@gmail.com

7. Nomor Telepon/HP 0822-8109-3624

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Komisariat Anggota Komisariat Jayapura 2021/2022
Pendidikan Fisika
2
3

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

II. Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Cinta Pamela Siagian
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Pendidikan Fisika
4 NIM 2019011064007
5 Tempat dan Tanggal Pardomuan Nauli,19 Desember 2000
Lahir
6 Alamat E-mail cintasiagian9@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0852-1702-5668

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang / Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Komisariat Pendidikan Anggota Komisariat Jayapura 2021/2022
Fisika
2
3

i
C. Penghargaan yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

III. Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Helsa Tania Arobaya
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Pendidikan Fisika
4 NIM 20170111064022
5 Tempat dan Tanggal Mereruni,13 Maret 200
Lahir
6 Alamat E-mail helsaarobaya@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 0813-4412-3279

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/PernahDiikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Komisariat Anggota Komisariat Jayapura 2021/2022
Pendidikan Fisika
2
3

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

Jayapura, 18 Maret 2022


Ketua Tim

Suci Ramadhania

ii
Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping

iii
iv
v

Lampiran 3. Kontribusi ketua, anggota, dan dosen pendamping

No Nama Posisi Penulis Bidang Kontribusi


Ilmu
1 Suci Penuli pertama Pendidikan Mengambil Data Dan Terlibat
Ramadhania Fisika Dalam Pengolahan Data Serta
Analisis.
2 Cinta Pamelina Penulis Kedua Pendidikan Mengambil Data Dan Terlibat
Siagian Fisika Dalam Pengolahan Data Serta
Analisis
3. Helsa Tania Penulis Ketiga Pendidikan Menganalisis Data Dan
Arobaya Fisika Menyusun Artikel
4. Dr. Indah Slamet Penulis Pendidikan mendampingi proses
budiarti, S.Pd, terakhir Fisika penelitian dan penyusunan
M.Pd artikel.

vi
vii
Lampiran 5. Pernyataan Sumber Tulisan
SURAT PERNYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:


Nama Ketua Tim : Suci . Ramadhania
Nomor Induk Mahasiswa : 2019011064006
Program Studi : Pendidikan Fisika
Nama Dosen Pendamping : Dr. Indah Slamet budiarti, S.Pd, M.Pd
Perguruan Tinggi : Universitas Cenderawasih

1. Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim


lainnya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
a. Sumber tulisan dari hasil kegiatan yang telah dilakukan
berkelompok oleh tim penulis, yaitu:1) Novita Logo, 2) Cinta
Pamelia Siagian, 3) Helsa Tania Arobaya ,
b. Topik Kegiatan: PKM- Artikel Ilmiah
c. Tahun dan Tempat Pelaksanaan: 2022 , Jayapura
2. Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk
prosiding maupun jurnal sebelumnya dan diikutkan dalam kompetisi
(termasuk PIMNAS tahun sebelumnya).
3. Kami menyatakan kesediaan artikel ilmiah ini dipublish di e-Journal
Direktorat Belmawa Kemendikbud-Ristek.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jayapura, 18 Maret 2022


Yang menyatakan

Suci .Ramadhania
2019011064006

viii
ix
1

Analisis Asertif Siswa terhadap Penggunaan Modul Berbasis Discovery Learning


Berbantuan Phet Simulation

Suci Ramadhania1)*, Cinta P Siagian1), Helsa Tania Arobaya1)


1
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Cenderawasih
*Penulis korespondensi: suciramadhania01@gmail.com

ABSTRAK

Model discovery learning menjadi salah satu cara pembelajaran yang sering dipilih oleh pendidik
mata pelajaran IPA. Namun, keterbatasan sarana praktikum menjadi kendala di beberapa tempat,
sehingga perlu adanya alternatif lain untuk menemukan konsep sains yang sedang dipelajari, salah
satunya adalah simulasi PhET. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan modul
berbasis discovery learning berbantuan simulasi PhET. Jenis pendekatan penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif. Responden pada penelitian ini berjumlah 11 mahasiswa program studi
pendidikan fisika di Universitas Cenderawasih. Respons jawaban dikumpulkan dengan menggunakan
metode survey melalui google form secara daring. Berdasarkan hasil penelitian, indikator pemahaman
konsep memperoleh persentase responden sebesar 54,5% yang menjawab sangat menarik. Indikator
pengintegrasian model discovery learning dalam modul memperoleh persentase responden sebesar
48,4% yang menjawab sangat menarik. Indikator kesesuaian penilaian dengan modul memperoleh
persentase responden sebesar 63,6% yang menjawab sangat menarik. Kesimpulan dari penelitian
adalah pelatihan penggunaan modul pembelajaran discovery learning berbantuan simulasi PhET perlu
dilaksanakan. Hal ini untuk meningkatkan kemampuan menalar mahasiswa terhadap pelajaran fisika
materi hukum newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kata-kata kunci: modul discovery learning, pembelajaran fisika, simulasi PhET, Hukum Newton

ABSTRACT

The discovery learning model is one way of learning that is often chosen by science subject educators.
However, limited practicum facilities are an obstacle in several places, so there is a need for other
alternatives to find the science concepts being studied, one of which is PhET simulation. The purpose
of this study was to analyze the use of discovery learning-based modules assisted by PhET simulation.
The type of research approach used is descriptive qualitative. Respondents in this study amounted to
11 students of physics education study program at Cenderawasih University. Responses were
collected using a survey method via an online google form. Based on the results of the study, the
indicator of understanding the concept obtained a percentage of 54.5% of respondents who answered
very interestingly. The indicator of the integration of the discovery learning model in the module
obtained a percentage of 48.4% of respondents who answered very interestingly. The indicator of
conformity of the assessment with the module obtained a percentage of 63.6% of respondents who
answered very interestingly. The conclusion of the research is that training on the use of discovery
learning learning modules assisted by PhET simulation needs to be carried out. This is to improve
students’ reasoning abilities in physics lessons on Newton’s law and its application in everyday life.

Keywords: discovery learning module, learning physics, PhET simulation, Newton’s law
2

PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA, sains, dan fisika sebagai bagian di dalamnya menjadi salah satu
mata pelajaran yang membutuhkan eksperimen dan penemuan di dalamnya. Praktikum kelas
sering menjadi salah satu bagian pembelajaran yang pakem agar siswa menemukan sendiri
konsep yang sedang dipelajari (Sulistri, 2019). Upaya ini diiringi dengan penerapan
pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang sesuai untuk konsep tertentu. Tentunya
konsep fisika yang abstrak tidak dapat dibelajarkan dengan cara membelajarkan konsep yang
konkret, sehingga penerapan model pembelajaran yang tepat memerlukan trial and error
(Budiarti dkk., 2020; Kholiq, 2020). Salah satu model pembelajaran fisika yang sering
digunakan, terutama diusahakan dalam pembelajaran pasca pandemi, adalah pembelajaran
discovery learning (Simamora dkk., 2018; Wartono dkk., 2019).
Model discovery learning yang dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai metode
penyingkapan adalah proses pembelajaran berbasis pencarian (Nurahman dkk., 2018; Rahayu
dkk., 2020; Rosanna dkk., 2021). Pendidik sebagai fasilitator akan menyediakan data dan
informasi yang belum lengkap dan peserta didik akan melanjutkan upaya pembelajaran untuk
menemukan konsep sains yang sedang dibelajarkan (De Jong & Van Joolingen, 1998). Model
discovery learning sering dikaitkan dengan pembelajaran semi-mandiri yang membuat siswa
lebih aktif dan merangsang nalar siswa agar lebih terafiliasi dengan proses pembelajaran.
Sintaks dalam model discovery learning terdiri dari stimulasi, menyatakan masalah,
pengumpulan data, pengolahan data, dan pembuktian (Putri, 2014). Biasanya pembelajaran
discovery learning dilengkapi dengan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang menunjang
dan mengoordinir jalannya kelas hingga didapatkan kesimpulan (Prasetya dkk., 2019).
Konsep yang ditemukan dapat digeneralisir dan dibandingkan dengan konsep ilmuwan,
sehingga siswa mendapatkan konflik kognitif yang baik dan pembelajaran menjadi lebih
bermakna.
Selain menggunakan praktikum, pembelajaran berbasis model atau metode discovery
learning sering dilaksanakan dengan bantuan media eksperimen virtual (Qusthalani &
Muharti, 2019). Simulasi interaktif menjadi salah satu cara untuk melaksanakan praktikum
jika terkendala beberapa hal dalam pembelajaran fisika, di antaranya adalah alat peraga yang
terbatas, lingkungan belajar yang hanya memiliki teknologi penunjang (laptop, desktop,
sambungan internet, dan ponsel), serta materi fisika yang susah untuk dibuat praktikum
secara langsung. Simulasi PhET adalah simulasi interaktif yang merupakan singkatan dari
Physic Education Technology (Price dkk., 2018). PhET adalah sebuah program pembelajaran
berbasis aplikasi dengan yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java (Yusuf &
Widyaningsih, 2019). Simulasi ini mulanya dibuat untuk kalangan sendiri di University of
Colorado (Kurniawan dkk., 2020). Kemudian simulasi ini mulai dikembangkan untuk
instansi luar terutama siswa di sekolah menengah atas dan perguruan tinggi (Batuyong &
Antonio, 2018; Moore dkk., 2014; Ndihokubwayo dkk., 2020). Pengunduhannya pun
menjadi open source, artinya semua pihak yang mengakses situs PhET dapat
menggunakannya secara bebas dan gratis, tanpa biaya.
Ada kurang lebih 90 simulasi interaktif yang tersedia di PhET. Materi-materi sains
seperti gerak parabola, ayunan, dan teori kinetik gas tersedia di situsnya (Correia dkk., 2019).
Kelebihan dari penggunaan media simulasi interaktif PhET adalah siswa dapat memberikan
umpan balik; masukan atau input data; angka ke parameter karena simulasi ini dilengkapi
oleh alat ukur seperti stopwatch, penggaris, dan neraca; dan menuliskan kesimpulan dari
eksperimen virtual yang sedang mereka lakukan. Hal ini membuat siswa semakin terlibat
langsung dengan pembelajaran hanya dengan menggunakan gawai mereka (Budiarti dkk.,
2021). Umpan balik yang dinamis dapat berpengaruh pada pembentukan konsep pada peserta
didik, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih optimal (Nurahman dkk., 2018).
Pembelajaran pun lebih menarik karena mereka dapat belajar sambil bermain pada simulasi-
3

simulasi interaktif yang sedang mereka gunakan. Selain itu, visualisasi konsep dari teori
fisika abstrak dapat tersampaikan dengan baik, sehingga siswa tidak mengira-ngira bentuk
partikel gas itu seperti apa, misalnya. Pembelajaran fisika dengan model seperti gelombang
bunyi dan listrik tidak akan dapat dilihat langsung oleh mata. Karena itu, simulasi buatan
PhET ini sangat membantu untuk memperlihatkan seperti apa bentuk partikel proton dan
elektron maupun bentuk gaya yang terjadi saat seseorang mendorong meja.
Hukum newton menjelaskan tentang gaya yang dimiliki oleh suatu benda maupun saat
benda tersebut bersinggungan dengan benda lain. Gerak benda saat sendiri dan berinteraksi
menjadi parameter yang diukur oleh hukum 1, 2, dan 3 newton (Serway & Jewett, 1998). Jika
dilihat secara kasat mata, kita tidak akan pernah menemukan atau melihat bentuk gaya yang
terjadi seperti apa. Hal inilah yang membuat pembelajaran hukum newton harus selalu
dibantu dengan menggambar garis-garis gaya yang keluar dan masuk pada benda. Hukum
newton sangat menarik untuk dipraktikkan karena siswa dapat terlibat dalam proses
menggambar gaya atau interpretasi gaya yang terjadi saat dua siswa saling mendorong meja,
misalnya. PhET juga memiliki simulasi hukum newton dan model simulasinya berupa massa,
percepatan benda, dan ilustrasi benda yang parameter besarannya bisa diubah-ubah. Hal
inilah yang membuat peneliti bermaksud melakukan penelitian terkait pembelajaran fisika
materi hukum newton dengan menggunakan simulasi PhET. Sesuai dengan sintaks metode
discovery learning, proses belajar menggunakan simulasi PhET untuk hukum newton dapat
membuat siswa berupaya “menemukan” konsep gaya yang tepat.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka pertanyaan penelitian pada studi ini
adalah: apakah analisis penggunaan modul berbasis discovery learning berbantuan PhET
simulation pada materi hukum newton dapat membantu mahasiswa dalam pembelajaran di
era new normal? Tujuan dari penelitian ini adalah mahasiswa dapat mengetahui konsep
hukum newton melalui eksperimen mengenai materi tersebut dengan menggunakan aplikasi
pembelajaran simulasi PhET. Luaran yang dicapai dari penelitian ini bagi mahasiswa adalah
penilitian ini dapat membantu proses berlangsungnya pembelajaran fisika melalui analisis
penggunaan modul berbasis discovery learning berbantuan simulasi PhET pada materi
hukum newton serta meningkatkan kemampuan menalar mahasiswa terhadap pelajaran fisika
khususnya pada materi hukum newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan
salingtemas.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan menyebarkan
angket untuk menggali informasi dari para responden, yaitu mahasiswa program studi Fisika
Universitas Cenderawasih Jayapura Papua. Langkah-langkah dalam menganalisis jawaban
mahasiswa adalah menganalisis skor jawaban. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
mahasiswa prodi pendidikan fisika Universitas Cenderawasih Jayapura Papua. Teknik
pegambilan sampel yang dilakukan dalam penlitian ini adalah dengan teknik total sampling.
Berdasarkan total sampling yang telah dilakukan, didapatkan jumlah responden sebanyak 11
orang.
Terdapat 7 pernyataan yang berbentuk positif pada angket yang diberikan kepada
mahasiswa. Kategori skor pilihan jawaban menggunakan kategori skor pernyataan positif
dengan pilihan jawaban: Sangat Setuju, Setuju, Ragu-Ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak
Setuju (Sugiyono, 2013). Dalam studi ini, peneliti menggunakan skala likert, sehingga
jawaban siswa kemudian dianalisis skornya. Interpretasi pilihan skor angket ditunjukkan oleh
Tabel 1.
4

Tabel 1. Interpretasi Skor Angket


Skor Interpretasi Jawaban
4 Sangat menarik
3 Cukup menarik
2 Kurang menarik
1 Tidak menarik

Untuk menghitung total skor hasil jawaban, peneliti menggunakan rumus persentase.
Hal ini untuk mengetahui sebanyak apa mahasiswa yang merasa bahwa penggunaan simulasi
PhET membantu proses pembelajaran atau sebaliknya.

total skor jawaban mahasiswa


𝑆𝑘𝑜𝑟 = X 100%
skor maksimal

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, analisis penggunaan media simulasi PhET
sebagai penunjang pembelajaran berbasis discovery learning menunjukkan bahwa setiap item
pertanyaan mendapatkan respons yang variatif dari responden. Analisis jawaban siswa
adalah sebagai berikut.
Item 1 merupakan pernyataan pertama. Responden ditanya mengenai persepsinya
terhadap pembelajaran hukum newton. Jawaban responden pada item 1 ditunjukkan oleh
Tabel 2.

Tabel 2. Pernyataan Responden untuk Item 1


No Respons n %
1 Sangat menarik 7 63,6%
2 Cukup menarik 3 36,3%
3 Kurang menarik 1 9,1%
4 Tidak menarik - -

Pada Tabel 2, data menunjukkan bahwa paling banyak tujuh responden (63,3%)
menjawab sangat menarik dalam pelajaran fisika hukum newton dan yang menyatakan cukup
menarik adalah sebanyak tiga responden (36,3%). Sementara itu, ada sebanyak satu
responden (9,1%) yang menyatakan bahwa pembelajaran hukum newton kurang menarik.
Hal ini berarti banyak siswa yang menikmati pembelajaran hukum newton. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang juga fokus pada konsep-konsep hukum newton. Hasil penelitian
tersebut mendapatkan fakta bahwa banyak siswa menyukai pembelajaran hukum newton
karena memuat gerak benda sehari-hari (Qusthalani & Muharti, 2019).
Item 2 merupakan pernyataan kedua. Responden ditanya mengenai persepsinya
terhadap pembelajaran hukum newton saat menggunakan bantuan media simulasi PhET.
Jawaban responden pada item 2 ditunjukkan oleh Tabel 3.

Tabel 3. Pernyataan Responden untuk Item 2


No Respons n %
1 Sangat menarik 6 54,5%
2 Cukup menarik 4 36,4%
3 Kurang menarik 1 9,1%
4 Tidak menarik - -

Pada Tabel 3, data menunjukkan bahwa paling banyak enam orang responden (54,5%)
5

menjawab sangat menarik dalam pelajaran fisika hukum newton dengan bantuan media
pembelajaran simulasi PhET. Sementara yang menjawab cukup menarik sebanyak empat
responden (36,4%) dan yang menyatakan kurang menarik sebanyak satu responden (9,1%).
Hal ini berarti mayoritas responden berpendapat bahwa pembelajaran hukum newton dengan
simulasi interaktif membuat pembelajaran fisika lebih menarik. Sesuai dengan penelitian kali
ini, penelitian yang dilakukan dengan tema media pembelajaran juga mendapatkan hasil
respons yang sama atentifnya (Indah Slamet Budiarti dkk., 2021).
Item 3 merupakan pernyataan ketiga. Responden ditanya mengenai persepsinya
terhadap pembelajaran model pembelajaran discovery learning pada materi hukum newton
berbantuan media simulasi PhET. Jawaban responden pada item 3 ditunjukkan oleh Tabel 4.

Tabel 4. Pernyataan Responden untuk Item 3


No Respons n %
1 Sangat menarik 6 54,5%
2 Cukup menarik 4 27,3%
3 Kurang menarik 1 9,1%
4 Tidak menarik - -

Pada Tabel 4, data menunjukkan bahwa paling banyak enam orang responden (54,5%)
menyatakan sangat menarik dalam pelajaran fisika hukum newton berbantuan media simulasi
PhET dan metode discovery learning dan tiga responden menyatakan cukup menarik (27,3%)
serta satu responden (9,1%) menyatakan tidak menarik. Hal ini pernah didapatkan oleh
penelitian sebelumnya dengan tema yang sama. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
perhatian dan keterlibatan siswa menjadi lebih asertif karena penggunaan discovery learning
berbantuan PhET simulation (Nurahman dkk., 2018).
Item 4 merupakan pernyataan keempat. Responden ditanya mengenai luaran setelah
menggunakan simulasi PhET simulasi; apakah mereka lebih mudah menguasai materi hukum
newton dengan pembelajaran discovery learning berbantuan media simulasi PhET. Jawaban
responden pada item 4 ditunjukkan oleh Tabel 5.

Tabel 5. Pernyataan Responden untuk Item 4


No Respons n %
1 Sangat menarik 5 45,5%
2 Cukup menarik 5 45,5%
3 Kurang menarik 1 9,1%
4 Tidak menarik - -

Pada Tabel 5, data menunjukkan bahwa paling banyak lima orang responden (45,5%)
menyatakan bahwa setelah mendapatkan pembelajaran fisika berbantuan media simulasi,
pembelajaran menjadi sangat menarik. Kemudian, sebanyak lima responden juga menyatakan
cukup menarik (45,5%). Sementara itu dalam pelajaran fisika hukum newton, sebanyak satu
responden menyatakan kurang menarik (9,1%) dan tidak mendapatkan pemahaman yang
optimal meskipun menggunakan media dan metode discovery learning. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang mendapatkan hasil bahwa pembelajaran berbasis discovery learning
dan media simulasi membuat sebagian siswa mendapatkan pemahaman hukum newton yang
lebih baik (Hadi dkk., 2020).
Item 5 merupakan pernyataan kelima. Isi dari pernyataan tersebut adalah “apakah
melalui penggunaan modul pembelajaran discovery learning bantuan PhET simulasi materi
hukum newton, dosen berperan sebagai fasilitator dalam membantu menganalisis modul?”.
Jawaban responden pada item 5 ditunjukkan oleh Tabel 6.
6

Tabel 6. Pernyataan Responden untuk Item 5


No Respons n %
1 Sangat menarik 6 54,5%
2 Cukup menarik 5 45,5%
3 Kurang menarik - -
4 Tidak menarik - -

Pada Tabel 6, data menunjukkan bahwa paling banyak enam orang responden (54,5%)
menjawab bahwa dosen berperan sebagai fasilitator dan pembelajaran menjadi sangat
menarik dalam pelajaran fisika hukum newton berbantuan PhET simulation dan sebanyak
lima responden menyatakan cukup menarik (45,5%) dalam pelajaran fisika hukum newton.
Hal ini sejalan dengan temuan yang menyatakan bahwa dosen berperan sebagai fasilitator
selama pembelajaran dengan media simulasi (Price dkk., 2018).
Item 6 merupakan item berisi pernyataan keenam. Isi dari pernyataan tersebut adalah
“menurut kalian, apakah model pembelajaran discovery learning dengan bantuan PhET
simulation dapat meningkatkan kemampun berpikir tingkat tinggi?” Jawaban responden pada
item 6 ditunjukkan oleh Tabel 7.

Tabel 7. Pernyataan Responden untuk Item 6


No Respons n %
1 Sangat menarik 4 36,4%
2 Cukup menarik 7 63,6%
3 Kurang menarik - -
4 Tidak menarik - -

Pada Tabel 7, data menunjukkan bahwa paling banyak empat orang responden (36,4%)
menyatakan sangat menarik dalam pelajaran fisika hukum newton dan menyatakan cukup
menarik tujuh responden (63,6%) dalam pelajaran fisika hukum newton dengan metode
discovery learning dan media simulasi PhET. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
menemukan bahwa pembelajaran fisika pada materi hukum newton dengan bantuan media
simulasi PhET tidak meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Indarti, 2019).
Item 7 merupakan item berisi pernyataan ketujuh. Isi dari pernyataan tersebut adalah
“bagaimana perasaan kalian dalam menjawab butir soal/tes?”. Jawaban responden pada item
7 ditunjukkan oleh Tabel 8.

Tabel 8. Pernyataan Responden untuk Item 7


No Respons n %
1 Sangat menarik 7 63,6%
2 Cukup menarik 3 27,3%
3 Kurang menarik 1 9,1%
4 Tidak menarik - -

Pada Tabel 8, data menunjukkan bahwa paling banyak tujuh orang responden (63,6%)
menjawab sangat menarik dalam pelajaran fisika hukum newton dan menyatakan cukup
menarik tiga responden (27,3%) dalam pelajaran fisika hukum newton dan menyatakan
kurang menarik 1 responden (9,1%) dalam pelajaran fisika hukum newton. Hal ini sejalan
dengan temuan yang menyatakan bahwa setelah mendapatkan pembelajaran discovery
learning berbantuan PhET simulation, siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengerjakan
post-test (Wartono dkk., 2019).
7

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, indikator Pemahaman konsep dengan
presentase responden yang sangat menarik sebesar 54,5%, cukup menarik sebesar 36,3%,
kurang menarik sebesar 9%, dan tidak menarik sebesar 0%. Indikator Pengintegrasian
model discover learning dalam modul dengan presentase responden yang sangat menarik
sebesar 48,4%, cukup menarik sebesar 45,4%, kurang menarik sebesar 3%, dan tidak menarik
sebesar 3%. Indikator Kesesuaian penilaian dengan modul dengan presentase responden yang
sangat menarik sebesar 63,6%, cukup menarik sebesar 27,2%, kurang menarik sebesar 9%,
dan tidak menarik sebesar 0%. Dengan ini dapat disimpulkan mahasiswa prodi pendidikan
fisika diharapkan untuk mahasiswa dapat menganalisi penggunaan modul pembelajaran
discovery learning berbantuan PhET simulation untuk meningkatkan kemampuan menalar
mahasiswa terhadap pelajaran fisika materi hukum newton dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada institusi Universitas
Cenderawasih Fakultas, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika
untuk kesediaannya menjadi lokasi penelitian. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada responden yang mengikuti penelitian ini dan menjadi subjek penelitian.

KONTRIBUSI PENULIS
Penulis pertama dan kedua mengambil data dan terlibat dalam pengolahan data serta
analisis. Penulis ketiga menganalisis data dan menyusun artikel.

DAFTAR PUSTAKA
Batuyong, C. T., & Antonio, V. V. (2018). Exploring the effect of PhET interactive
simulation-based activities on students’ performance and learning experiences in
electromagnetism. Asia Pacific Journal of Multidisciplinary Research, 6(2), 121–131.
Budiarti, I S, Suparmi, A., Sarwanto, S., & Harjana, H. (2020). Effectiveness of Generation,
Evaluation, and Modification-Cooperative Learning (Gem-Cl) Model Selaras Bakar
Batu Cultural Practice in Papua. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 9(1).
Budiarti, Indah Slamet, Boy, B. Y., & Lumbu, A. (2021). Analysis of Students’ Scientific
Problem Solving Skills in Learning Using PhET Simulation in 3T Region. Jurnal
Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (JPFK), 7(2).
Correia, A.-P., Koehler, N., Thompson, A., & Phye, G. (2019). The application of PhET
simulation to teach gas behavior on the submicroscopic level: Secondary school
students’ perceptions. Research in Science & Technological Education, 37(2), 193–217.
De Jong, T., & Van Joolingen, W. R. (1998). Scientific discovery learning with computer
simulations of conceptual domains. Review of Educational Research, 68(2), 179–201.
Hadi, W. P., Munawaroh, F., Rosidi, I., & Wardani, W. K. (2020). Penerapan Model
Pembelajaran Discovery Learning Berpendekatan Etnosains untuk Mengetahui Profil
Literasi Sains Siswa SMP. Jurnal IPA & Pembelajaran IPA, 4(2), 178–192.
https://doi.org/10.24815/jipi.v4i2.15771
Indarti, S. (2019). Investigasi Implementasi Model Discovery Learning Berbasis Pendekatan
Saintifik Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA. IJIS Edu : Indonesian
Journal of Integrated Science Education, 1(2), 100.
https://doi.org/10.29300/ijisedu.v1i2.2244
Kholiq, A. (2020). Development of B D F-AR 2 (Physics Digital Book Based Augmented
Reality) to train students’ scientific literacy on Global Warming Material. Berkala
8

Ilmiah Pendidikan Fisika, 8(1), 50. https://doi.org/10.20527/bipf.v8i1.7881


Kurniawan, R. A., Rifa’i, M. R., & Fajar, D. M. (2020). Analisis Kemenarikan Media
Pembelajaran PhET berbasis Virtual Lab pada Materi Listrik Statis Selama Perkuliahan
Daring Ditinjau dari Perspektif Mahasiswa. VEKTOR: Jurnal Pendidikan IPA, 1(1), 19–
28.
Moore, E. B., Chamberlain, J. M., Parson, R., & Perkins, K. K. (2014). PhET interactive
simulations: Transformative tools for teaching chemistry. Journal of Chemical
Education, 91(8), 1191–1197.
Ndihokubwayo, K., Uwamahoro, J., & Ndayambaje, I. (2020). Effectiveness of PhET
Simulations and YouTube Videos to Improve the Learning of Optics in Rwandan
Secondary Schools. African Journal of Research in Mathematics, Science and
Technology Education, 24(2), 253–265.
Nurahman, A., Widodo, W., Ishafit, I., & Saulon, B. O. (2018). The development of
worksheet based on guided discovery learning method helped by phet simulations
interactive media in newton’s laws of motion to improve learning outcomes and interest
of vocational education 10th grade students. Indonesian Review of Physics (IRiP), 1(2),
37–41.
Prasetya, C., Gani, A., & Sulastri, S. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Hidrolisis Garam untuk Meningkatkan Literasi
Sains. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian Journal of Science Education),
7(1), 34–41. https://doi.org/10.24815/jpsi.v7i1.13556
Price, A. M., Perkins, K. K., Holmes, N. G., & Wieman, C. E. (2018). How and why do high
school teachers use PhET interactive simulations? Learning, 33, 37.
Putri, F. S. (2014). Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Berbasis Kegiatan
Laboratorium untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Denanyar
Jombang pada Materi Elastisitas. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika.
Qusthalani, Q., & Muharti, M. (2019). Analisis Pembelajaran Materi Hukum Newton Melalui
Model Flicla Proling Berbasis Portal Rumah Belajar Terintegrasi Si Asseb. Jurnal IPA
& Pembelajaran IPA, 3(2), 130–154. https://doi.org/10.24815/jipi.v3i2.14577
Rahayu, P., T RUMAHORBO, B., & Wahyudi, I. (2020). PENGEMBANGAN MODUL IPA
BERBASIS DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN,
KETRAMPILAN PROSES, PESERTA DIDIK PADA MATERI GETARAN,
GELOMBANG, DAN BUNYI. Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia, 8(2), 95–102.
Rosanna, D. L., Yerimadesi, A., & Oktavia, B. (2021). Validity and Practicality of Salt
Hydrolysis E-Module Based on Guided Discovery Learning for SMA/MA Students.
Serway, R. A., & Jewett, J. W. (1998). Principles of physics (Vol. 1). Saunders College Pub.
Fort Worth, TX.
Simamora, R. E., Saragih, S., & Hasratuddin, H. (2018). Improving Students’ Mathematical
Problem Solving Ability and Self-Efficacy through Guided Discovery Learning in Local
Culture Context. International Electronic Journal of Mathematics Education, 14(1), 61–
72. https://doi.org/10.12973/iejme/3966
Sugiyono, P. D. (2013). Statistik untuk Penelitian. CV. Alvabeta Bandung.
Sulistri, E. (2019). Students’ Integrated Science Process Skills Through CLIS Model. JIPF
(Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika), 4(1), 39. https://doi.org/10.26737/jipf.v4i1.945
Wartono, W., Batlolona, J. R., & Mahfi, R. M. (2019). PENINGKATAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
INQUIRY-DISCOVERY. EDUSAINS, 11(2), 242–248.
Yusuf, I., & Widyaningsih, S. W. (2019). HOTS profile of physics education students in
STEM-based classes using PhET media. Journal of Physics: Conference Series,
1157(3), 32021.

You might also like