Professional Documents
Culture Documents
Fisika Biologi Kel 2
Fisika Biologi Kel 2
FARAH ANNISA
JUMERY SLAMET
KHAIRUNNISA
MELATI JAYUSMAN
NURHIKMAH
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, maka kami tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga Makalah
“Prinsip Fisika Dalam Pemeliharaan Alat Kesehatan” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Biologi oleh Bapak Agus Rachmadi, S.Pd, A.Kep.,
M.Si.Med. Semoga makalah ilmiah “Prinsip Fisika Dalam Pemeliharaan Alat Kesehatan” ini
dapat menjadi referensi bagi pembaca.
Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten,
kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.6 Sterilisasi...........................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui perawatan peralatan, sterilisasi peralatan,
penyimpanan peralatan dan tindakan perawat dalam pemasangan alat alat medis yang invasif
di Instalasi Perawatan Intensif merupakan salah satu faktor penting yang mengancam
pemulihan pasien selama perawatan kesehatan berlangsung. Pasien pasien ini mempunyai
risiko yang tinggi untuk mendapatkan infeksi nosokomial. Pada umumnya pasien di Instalasi
Perawatan Intensif memiliki faktor risiko berupa penyakit yang mendasarinya serta gangguan
imun, sehingga pemasangan alat yang tidak tepat dapat mempermudah pasien untuk
mendapatkan infeksi nosocomial.
Tujuh faktor risiko untuk infeksi nosokomial di Instalasi Perawatan Intensif adalah:
1.Meningkatnya lama perawatan di Instalasi Perawatan Intensif (>48 jam).
2.Pemasangan ventilasi mekanis
3.Diagnosis trauma pada pasien
4.Pemasangan kateter vena sentral
5.Pemasangan kateter pada arteri pulmonal
6.Pemasangan kateter urin
7.Profilaksis ulkus karena stress
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara
miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi
penyebab utama. Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar
8.7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara di Eropa. Pada tahun 1992-1997 National
Nosocomial Infection Surveillance System(NNIS) di Amerika Serikat melakukan penelitian
pada 181.993 pasien di Instalasi Perawatan Intensifdi beberapa rumah sakit. Didapatkan
bahwa infeksi melalui aliran darah, pneumonia, dan infeksi traktus urinarius dengan
pemasangan peralatan invasif merupakan kelompok terbanyak dari infeksi nosocomial, di
Indonesia sendiri belum ada data akurat mengenai tingkat infeksi nosokomial. Pemerintah
telah berupaya untuk mencegah infeksi nosokomial melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 270/Menkes/III/2007, namun bagaimana hasil dari kebijakan ini belum ada laporan
1
yang akurat (Farid, 2007). Masih tingginya tingkat kejadian infeksi nosokomial terutama di
negara-negara berkembang dengan berbagai hal sebagai faktor presdiposisi terjadinya infeksi
nosokomial, salah satunya adalah sterilitas peralatan medis yang digunakan membuat saya
terpicu untuk melakukan penelitian ini. Di mana pada penelitian ini penelitimelakukan uji
sterilitas terhadap peralatan medis Instalasi Perawatan Intensif dewasa serta menguji
kepekaan bakteri yang saya temukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Alat Kesehatan
A. Fungsinya
Medis
Non medis
B. Sifat pemakaiannya
Habis pakai
3
Terus menerus
C. Kegunaannya
THT
Obsgin
Bedah dll
D. Umur peralatan
Disposibel
Alat penyusutan < 5thn : alat lab
Alat penyusutan > 5 thn : RO, alat sterilisasi, film
E. Menurut bentuknya
Alat kecil : jarum / spuit, alat bedah
Alat perlengkapan rumah sakit : meja, autoclave
Alat laborat : reagen, gelas ukur
Alat radiologi : scanner
4
penggunaan suhu ruangan sebaiknya berkisar antara 18o C – 25o C rata-rata pada
temperature 21o C.
Untuk menghindari suhu terlalu tinggi, pada alat perlu tempati kipas angin di sekitar
power supply/sumber daya alat tersebut.
Debu dapat pula mempengaruhi kerjanya alat, sehingga setiap saat ruangan dibersihkan
dengan menggunakan alat penyedot debu (vacuum cleaner).
Pengetahuan dan ketrampilan penggunaan peralatan memegang peranan penting dalam
perawatan peralatan agar peralatan berjalan dengan baik dan kerusakan dapat dihindari
sejauh mungkin. Pengetahuan dan ketrampilan ini meliputi :
Sasaran pengukuran telah dipahami terlebih dahulu
Persiapan metoda, waktu dan program pengukuran
Kondisi peralatan baik atau tidak
5
Dengan memperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi
keperawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus perhatikan:
a) Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27o C-37o C dan diberi tambahan
lampu 25 watt.
b) Ruangan tempat penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis.
c) Gunakan alcohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihkan
debu dari permukaan kaca/gelas. Usahakan pada waktu membersihkan lensa jangan
sampai merusak lapisan lensa.
d) Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di ata kawat kasa atau
boleh melakukan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex.
e) Gelas yang akan direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung ke dalam air yang
sedan g mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan, sebaliknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f) Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan :
Air yang bersih
Detergent, dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik.
Larutan :
kalium dichromat 10 gram
Asam belerang 25 ml
Aquadest 75 ml
Kadang-kadang memerlukan perendaman sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan
air bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan di tempat yang kering.
6
matahari atau hembusan udara hangat. Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan
karet.
2.6 Sterilisasi
Suatu proses di mana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat ataupun
bahan dari berbagai macam mikroorganisme.
A. Tujuan Sterilisasi
1. Untuk membebaskan alat-alat dari kuman / bakteri dari kehidupan
mikroorganisme, patogin, apatogen dan sporanya
2. Untuk mencegah terjadinya infeksi silang dan penularan penyakit dari
seseorang ke orang lain / nosokomial
3. Memelihara peralatan dalam kondisi siap pakai
A. Ventilator
Ventilator adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu proses ventilasi
dalam mempertahankan oksigenasi. Indikasi pemasangan ventilator ini biasanya pada
pasien dengan gagal nafas dan operasi tekhnik hemodilusi. Karena alat ini
7
menggunakan sumber daya listrik dalam pemanfaatannya, sehingga termasuk ke dalam
alat Elektronika. Adapun Cara pemeliharaannya yaitu :
Selain itu, Pengetahuan dan keterampilan dlm penggunaan alat juga sangat penting
diketahui, untuk meminimalisir terjadinya kerusakan, diantaranya yaitu:
C. Gunting
Gunting adalah alat mekanik yang terbuat dari logam yang digunakan untuk
memotong. Oleh Karena bahan bakunya dari logam, maka sering menyebabkan karatan.
8
kesehatan, termasuk perawat. Karena alat ini terbuat dari bahan karet, sehingga
menyebabkannya mudah sekali meleleh dan melengket jika disimpan dalam jangka
waktu yang cukup lama. Untuk menghindari terjadinya kerusakan, maka harus dilakukan
perawatan, diantaranya:
Merupakan alat kesehatan yang terbuat dari bahan baku gelas. Biasanya digunakan
untuk melahirkan kepala janin, yang ditempelkan pada kulit kepala janin dari rahim
9
seorang ibu yang masih memiliki tenaga meneran. Alat ini terdiri dari cawan penghisap,
botol penghisap, dan pompa penghisap. Karna alat ini terbuat dari bahan baku gelas, jadi
pada dasarnya sama dengan cara pemeliharaan tabung reaksi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Merawat alat alat kesehatan itu sangat penting untuk anggota medis terutama
untuk menjaga kesehatan pasien. Merawat alat alat kesehatan dikatakan penting
karena menyangkut keselamatan pasien. Menggunakan atau merawat alat alat
kesehatan sesuai dengan prosedur.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://ashtersumbawa.blogspot.com/2012/01/i-prinsip-fisika-dalam-
pemeliharaan.html?m=1
https://nerstiszya.wordpress.com/2012/04/27/prinsip-fisika-dalam-pemeliharaan-
kesehatan-4/
http://haswita78.blogspot.com/2015/10/lab-prinsip2-fisika-dalam-
pemeliharaan.html?m=1
2.Arena, Victor : Ionizing Radiation and Life, The C.V. Mosby Company, St.
Louis 1971
11