Professional Documents
Culture Documents
Kompre 12 Hari
Kompre 12 Hari
Disusun Oleh:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu yang disusun oleh mahasiswa semester IV Program Studi D3 Kebidanan Sutomo
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Tahun Akademik 2021/2022 dilakukan berdasarkan
keadaan yang sebenarnya.
Mengetahui,
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu saya harapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous
artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa
nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat
setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti
sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2013).
Masa nifas atau puerperium adalah masa yang dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa ini untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan,deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunsasi, dan nutrisi
bagi ibu (Prawirohardjo, 2016).
Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan yang
diperlukan untuk pulih kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu
(Syafrudin dan Hamidah, 2012). Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih
kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti
prahamil (Bahiyatun, 2009).
Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi
maupun psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk, 2013).
2.1.2 Tahapan masa Nifas
Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), ada beberapa tahapan masa nifas
adalah sebagai berikut:
1) Puerperium dini
Kepulihan di mana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta
menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.
2) Puerperium intermediate
Suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8
minggu.
3) Puerperium remote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila
ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
2.1.4 Patofisiologi
2.1.5 Etiologi
1) Indikasi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi paratua disertai
kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul)
ada, sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan
panggul. Plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio plasenta
tingkat I–II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, atas
permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan
perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya)
(Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2012).
2) Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin,
prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum
atau forseps ekstraksi (Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2012).
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi pada persalinan seksio sesarea, menurutHartati dan Maryunani
(2015), antara lain diuraikan di bawah ini:
1) Rasjidi (2009) menguraikan bahwa komplikasi utama persalinan seksio
sesarea adalah kerusakan organ-organ seperti vesika urinaria dan uterus
saat dilakukan operasi dan komplikasi yang berhubungan dengan
anestesi, perdarahan, infeksi dan tromboemboli. Kematian ibu lebih besar
pada persalinan seksio sesarea dibandingkan persalinan pervaginam.
2) Sementara itu, Aksu, Kucuk, Duzgun, (2011) menyatakan bahwa resiko
komplikasi akibat tindakan operasi seksio sesarea adalah vena
thrombosis, karena berbagai faktor seperti trombophilia, American college
of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) membuat kategori
pasienpasca operasi seksio sesarea menjadi dua yaitu risiko rendah
sampai risiko tinggi.
3) Bonney & Jenny (2010) menjelaskan bahwa komplikasi pasca operasi
seksio sesarea pada insisi segmen bawah rahim dapat terjadi:
a) Berkurangnya vaskuler bagian atas uterus sehingga berisiko
mengalami ruptur membrane.
b) Ileus dan peritonitis.
c) Pasca operasi obstruksi.
d) Masalah infeksi karena masuknya mikroorganisme selama
pasca operasi.
4) Sedangkan Leifer (2012) menyatakan bahwa komplikasi pada ibu yang
dilakukan seksio sesarea yaitu:
a) Terjadinya aspirasi.
b) Emboli pulmonal.
c) Perdarahan.
d) Infeksi urinaria.
e) Injuri pada bladder.
f) Thrombophlebitis.
g) Infeksi pada luka operasi.
h) Komplikasi yang berhubungan dengan efek anestesi serta
terjadinya injury.
i) Masalah respirasi pada fetal.
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang di dapat dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat
ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui suatu
interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2013). Data subyektif meliputi :
1. Identitas Klien dan Suami
a. Nama
Untuk menetapkan identitas pasti pasien yang mungkin memiliki
nama yang sama dengan alamat dan nomor telepon yang berbeda
(Manuaba,2012)
b. Umur
Umur primipara kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
merupakan batas awal dan akhir reproduksi yang sehat (Manuaba,
2012)
c. Agama
Dikaji sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan
spiritual pada pasien dan keluarga (Manuaba, 2012)
d. Suku/Bangsa
Berhubungan dengan sosial dan budaya yang dianut oleh pasien
dan keluarga yang berkaitan dengan kehamilan sampai persalinan
(Marmi,2011)
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien, sehingga
mempermudah dalam memberikan pendidikan kesehatan.Tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu (Farrer, 2011)
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan, serta dapat menunjukkan tingkat keadaan
ekonomi keluarga (Wiknjosastro,2016)
g. Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal pasien yang mungkin memiliki
nama yang sama, serta mempermudah pemantauan (Farrer,2011)
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan ibu saat datang, yang biasanya disampaikan
oleh ibu nifas (Nursalam, 2013). Meliputi:
a. Rasa mules akibat kontraksi uterus, biasanya 2 hari postpartum
b. Keluar lokheanya tidak lancar
c. Rasa nyeri jika ada jahitan perineum atau robekan pada jalan lahir
d. Adanya bendungan ASI
e. Rasa takut BAK dan BAB akibat adanya luka jahitan
f. Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara meyusui yang benar
g. Kurangnya pengetahuan ibu tentang merawat bayi
3. Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah
menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah,
teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang dirasakan
saat menstruasi terakhir yang mungkin mengakibatkan perdarahan saat
persalinan dan nifas (Wiknjosastro, 2016)
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang atau sedang menderita penyakit
seperti penyakit jantung, kencing manis, ginjal, hipertensi/hipotensi,
atau hepatitis (Sulistyawati, 2011). Perlu ditanyakan apakah ibu
sedang menderita penyakit menurun seperti kencing manis, darah
tinggi dan jantung (dapat bertambah parah jika ibu menyusui),
maupun TBC (dapat menular ke bayi mealui kontak langsung
dengan bayi), hepatitis (dapat menular ke bayi melalui kontak
langsung dengan sekret ibu)
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah atau pernah menderita penyakit
seperti penyakit hipertensi/hipotensi, jantung, kencing manis, ginjal
dan hepatitis (Sulistyawati, 2011). Perlu ditanyakan apakah ibu
pernah menderita penyakit yang mungkin kambuh saat nifas dan
berpengaruh pada masa nifasnya, misalnya:
a. Kencing manis: memperlambat penyembuhan luka
b. Anemia: potensial menyebabkan HPP (Haemorrhage
Postpartum)
c. Penyakit jantung: kemungkinan akan mengalami perdarahan
postpartum karena kondisi ibu yang lemah dan infeksi nifas
d. TBC: resiko penularan pada bayi
e. Hepatitis: resiko penularan pada bayi
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam keluarga
seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat penyakit menular
seperti TBC dan hepatitis, baik dalam kelurga ibu maupun ayah
yang dapat mempengaruhi (Farrer, 2011).
5. Riwayat Pernikahan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah, dengan suami
sekarang merupakan suami yang ke berapa, dan mengetahui berapa
jumlah anaknya (Varney, 2010)
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur meliputi :
(Nursalam, 2013)
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, lemah atau
buruk (Alimul, 2012). Pada ibu nifas fisiologis keadaan umum ibu
baik.
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis ,
apatis, somnolen (Alimul, 2012). Pada ibu nifas fisiologis kesadaran
ibu composmentis.
c. Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan
nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara 90/60-130/90
mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan
peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan normal
pasien atau paling sedikit pada pengukuran 2 kali berturut-turut
pada selisih 1 jam (Manuaba, 2012). Pasca melaahirkan pada
kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan
tekanan darah lebih rendah pasca melahirkan bisa disebabkan oleh
perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada postpartum
merupakan tanda terjadinya pre eklampsia postpartum.
d. Suhu
Untuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau
febris yang merupakan gejala adanya infeksi. Batas normal 36,5-
37,50C (Saifuddin, 2010). Dalam 1 hari (24 jam) postpartum, suhu
badan akan naik sedikit (37,5-38 0C) akibat dari kerja keras waktu
melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.Apabila dalam
keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya
padahari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air
Susu Ibu (ASI).
e. Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung dalam 1 menit,
denyut nadi normal adalah 60x/menit-100x/menit (Saifuddin, 2010)
Denyut nadi ibu nifas akan melambat sampai sekitar 60 kali per
menit, yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam
keadaan istirahat penuh.
f. Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan yang di hitung dalam 1
menit, respirasi normal adalah 12x/menit sampai 20x/menit
(Saifuddin, 2010). Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan
normal. Karena ibu nifas dalam keadaan pemulihan atau dalam
kondisi istirahat.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka
Untuk mengetahui apakah simetris atau tidak (Alimul, 2012). Muka
pucat atau tidak, ada oedem dan cloasma gravidarum atau tidak
(Wiknjosastro, 2016). Normalnya muka tidak pucat dan tidak ada
oedem.
b. Mata
Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, keadaan conjungtiva
pucat atau merah muda, warna sclera putih atau kuning, mata
cekung atau tidak (Alimul, 2012). Normalnya sclera berwarna putih
dan konjungtiva berwarna merah muda.
c. Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak (Alimul,
2012).
d. Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga simetris atau tidak, ada
serumen atau tidak (Alimul, 2012).
e. Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries, bersih atau tidak,
keadaan bibir kering atau tidak, lidah kotor atau tidak (Alimul, 2012).
Normalnya mulut dan gigi bersih, tidak berbau, bibir merah dan
tidak ada caries.
f. Leher
Untuk mengetahui apakah terdapat pembesaran kelenjar tyroid,
pembesaran kelenjar limfe, parotis, dan vena jugularis (Alimul,
2012). Normalnya tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid
dan tidak ada pembengkakan kelenjar parotis dan vena jugularis.
g. Dada
Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak, putting
susu menonjol atau tidak, areola hiperpigmentasi atau tidak,
keadaan axilla ada benjolan dan nyeri atau tidak (Farrer, 2011).
Normalnya putting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada benjolan atau masa pada saat di palpasi, dan
keluar kolostrum.
h. Abdomen
Untuk mengetahui adanya pembesaran abdomen atau perut,
adanya jaringan parut, luka bekas operasi (Farrer, 2011). Tujuan
pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan involusi uterus
berjalan dengan baik melalui pengukuran TFU (Mufdillah, 2012,
hal;17). Kontraksi uterus dilakukan dengan observasi kontraksi
uterus untuk mengetahui frekuensi kontraksi, durasi kontraksi, dan
intensitas kontraksi yang harus dinilai secara akurat (Varney, 2010,
hal 341). Normalnya konsistensi fundus keras dengan bentuk
bundar mulus.
i. Genetalia
Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui apakah
ada pembengkakan kelenjar bartolini, mengetahui pengeluaran yaitu
perdarahannya, lokhea rubra dan kondisi jahitannya (Wiknjosastro,
2016). Normalnya lochea rubra dan perdarahan yang keluar <500
cc.
j. Anus
Untuk adanya haemoroid atau tidak adanya varices atau tidak
(Wiknjosastro, 2016)
k. Ekstremitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varices,
reflek patella positif atau negatif, betis merah lembek atau keras,
tanda homan (Wiknjosastro, 2016). Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui adanya reflek patella yang menunjukkan sistem
persyarafan ibu masih berfungsi dengan baik.
l. Kulit
Untuk mengetahui keadaan turgor kulit (Mansjoer, 2010)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan pada ibu nifas untuk mengetahui golongan darah, dan
kadar hemoglobin (HB) dalam darah yang berpotensi anemia
(Maryunani, 2009, hal;140-142).
2.2.2 Diagnosa/Masalah
2.2.7 Evaluasi/Follow Up
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap
aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati &Wulandari,
2010).
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Subyektif
3.1.1.Biodata
3.1.2.Keluhan
Utama : Ibu mengatakan rahim sudah kembali normal
Tambahan : Tidak ada
2) Riwayat Menstruasi
Menarche : Usia 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Warna dan Konsistensi : Berwarna merah segar, encer, dan
tidak
ada gumpalan
Banyaknya : Ganti pembalut 4 kali sehari
Teratur/tidak : Teratur setiap bulan
Dismenorhoe : Nyeri perut saat haid
Fluor albus : Keluar pada saat menjelang menstruasi
dan setelah menstruasi putih kental,
tidak berbau, tanpa disertai nyeri, tidak
gatal, tidak ada rasa terbakar.
PMS : sakit perut saat menjelang menstruasi
3) Riwayat Obstetri
No. Kehamilan Persalinan Nifas Anak
Suami UK Penolong Jenis Keadaan Laktasi Seks BB Hidup
1. 1 9 Bln Bidan Normal Baik 12 Jam L 2600 12
gr Hari
4) Riwayat Persalinan
- Tempat Persalinan : Praktik Mandiri Bidan
Suprihatin
- Penolong : Bidan
- Tanggal/Jam persalinan : 29 Maret 2022/06.28 WIB
- Jenis Persalinan : Normal
- Tindakan Lain : Tidak ada
5) Riwayat KB
Ibu tidak menggunakan KB apapun.
3.2 Obyektif
3.2.1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 65 kg
Lila : 25 cm
Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5 oC
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
3.2.2.Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
- Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, hitam,
dan lurus
- Wajah : Tidak oedem dan tidak ada cloasma gravidarum
- Telinga : Simetris dan tidak terdapat serumen
- Mata : Konjungtiva merah mudah sklera putih.
- Hidung : Tidak ada polip hidung dan cuping hidung,
- Mulut : Bersih, bibir merah, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries gigi, tidak terdapat palatoskisis, dan
labiopalatoskisis
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid serta
tidak ada pembengkakan kelenjar parotis dan vena
jugularis
c. Dada : Payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal,
tidak ada kelainan, puting menonjol, hiperpigmentasi
pada areola dan papilla, payudara kanan dan kiri
mengeluarkan ASI kolostrum.
d. Abdomen : Kontraksi uterus baik. TFU tidak teraba
1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut : Membesar normal
b) Linea Alba/nigra : Linea nigra
c) Strie Albican/livede : Tidak ada
d) Kelainan : Tidak ada kelainan
e) Luka bekas operasi : Tidak ada bekas luka operasi
2) Palpasi
a) TFU : Tidak teraba
b) Kandung Kemih : Kosong
e. Genetalia
1) Vulva Vagina
- Varices : Tidak ada varices
- Kemerahan : Tidak ada kemerahan
- Nyeri : Tidak ada nyeri
- Lochea : Lochea sanguinolenta
2) Perineum
- Keadaan Luka : Tampak kering
- Bengkak/kemerahan : Tidak ada
3) Anus
- Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid
f. Ekstrimitas
1) Atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada
varices, kuku bersih.
2) Bawah
- Varices : Tidak ada varices
- Oedema : Tidak ada oedema
- Betis lembek/keras : Betis keras
3.2.4.Data Penunjang
Tanggal/Jam Pengkajian : 29 Maret 2022/13.00 WIB.
- Hemoglobin : 13,3 g/Dl
- Golongan Darah : B+
- Protein (Albumin) : (-)
- Glukosa (Reduksi) : (-)
- HBsAg : NR
- HIV : NR
- SARS-COV-2 : NR
3.4 Penatalaksanaan
Tanggal 09 April 2022 pukul 08.30 WIB
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu.
E/ Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan ibu dalam keadaan baik.
2. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan genetalia, mulai dari
membersihkan area kemaluan dengan menggunakan air yang bersih setiap
selesai BAK atau juga saat mengganti pembalut, sering mengganti pembalut
setiap 3-4 jam sekali, juga mengganti celana dalam setiap mengganti
pembalut agar tidak terjadi infeksi pada luka jahitan.
E/ Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
3. Memberitahu ibu kembali cara perawatan luka jahitan perineum yaitu
dibersihkan dengan air hangat, bersih, dan gunakan kasa steril. Menjaga
perineum agar selalu bersih dan kering, hindari mengolesi atau memberikan
obat atau ramuan tradisional pada perineum, mencuci perineum dengan
sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampai empat kali sehari, mengganti
pembalut setiap kali basah atau lembab oleh lochea dan keringat maupun
setiap habis buang air kecil, memakai bahan celana dalam yang menyerap
keringat, kontrol kembali ke fasilitas kesehatan dalam seminggu postpartum
untuk memeriksa penyembuhan lukanya.
E/ ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
4. Menjelaskan HE mengenai nutrisi untuk ibu postpartum yaitu dengan tidak
perlu pantang terhadap makanan, karena nutrisi yang baik sangat dibutuhkan
untuk memulihkan kondisi ibu dan untuk memproduksi ASI. Ibu harus banyak
mengkonsumsi sauran, buah, ikan telur, daging, ayam, tahu, tempe dan bila
perlu ditambah dengan susu.
E/ Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali.
5. Menjelaskan HE mengenai perawatan payudara, yaitu menggunakan baby oil
dan kapas saat membersihkan putting.
E/ Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali.
6. Posisi yang baik saat menyusui. Memastikan ibu menyusui bayi secara
bergantian dan mengajarkan posisi yang baik yaitu meletakkan bayi di
pangkuan ibu dengan posisi ibu duduk, seluruh daerah areola harus masuk ke
dalam mulut bayi. Dan menganjurkan untuk menyusui bayinya sesering
mungkin, minimal 2 jam sekali.
E/ Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali.
7. Memberitahu ibu untuk memberi ASI saja kepada bayinya (ASI EKSKLUSIF)
selama 6 bulan tanpa ada makan dan minuman tambahan apapun, dan
dilanjutkan hingga 2 tahun dengan MPASI.
E/ Ibu memahami dan bersedia melaksanakannya
8. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup, dengan beristirahat juga
apabila bayi sedang tidur, agar kondisi ibu tetap baik selama masa nifas
terutama dengan pola tidur yang berubah akibat menyusui bayi.
E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
9. Menganjurkan ibu untuk tetap rutin melanjutkan mengkonsumsi vitamin yang
diberikan.
E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
10. Menjelaskan ibu mengenai tanda bahaya yang mungkin terjadi pada masa
nifas. Misalnya, adanya infeksi, mual muntah dan rasa sakit saat berkemih,
sembelit atau ada hemoroid, sakit kepala, nyeri epigastrik, pengelihatan kabur,
perdarahan vagina yang luar biasa, lokhea berbau busuk dan disertai dengan
nyeri abdomen atau punggung, putting susu lecet, terjadi bendungan ASI,
adanya oedema, panas pada tungkai, kehilangan nafsu makan dalam waktu
yang lama. Jika ibu mendapatkan gejala atau tanda bahaya tersebut maka
segera untuk memeriksakan ke Bidan/ Puskesmas/ RS terdekat.
E/ Ibu mengerti akan penjelaskan yang diberikan.
11. Menganjurkan ibu untuk tetap disiplin protokol kesehatan untuk dimasa
sekarang ini, yaitu dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan,
menggunakan masker, menjaga jarak dari kerumunan, mengkonsumsi
makanan yang seimbang, dan melakukan olah raga.
E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap dan teratur.
E/ ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
13. Menjadwalkan kunjungan nifas ulang atau apabila ada keluhan pada 16 April
2022.
E/ Ibu mengerti dan bersedia kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan. Dasar Manusia.
Surabaya:Health Books Publishing
Maya S, Eka. 2020. Asuhan Kebidanan Ibu Nidas pada 6 Jam s/d 6 Hari Postpartum.
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1
Maya Saputri, Eka. 2020. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. E-Jounal Akbid Purworejo
Wulandari, Dewi Indah. 2017. Konsep Masa Nifas. E-Journal Fakultas Ilmu Kesehatan
UMP
https://e-journal.akbid-purworejo.ac.id/index.php/jkk21/article/view/194/190