You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342159043

Metode Depresiasi (1)

Method · June 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.18418.94407

CITATIONS READS
0 1,364

1 author:

Ade Heryana
Universitas Esa Unggul
98 PUBLICATIONS   20 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Health Emergency and Disaster Measures View project

Budaya Literasi View project

All content following this page was uploaded by Ade Heryana on 14 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Metode Depresiasi (1) | Ade Heryana, SST, MKM

METODE DEPRESIASI (1)


Ade Heryana, S.ST, M.KM | Prodi Kesehatan Masyarakat Univ. Esa Unggul | heryana@esaunggul.ac.id
05 Juni 2020

PENDAHULUAN
Dalam laporan keuangan, gedung dan peralatan biasanya dilaporakan bukan sebagai
nilai saat harta tersebut dibeli atau nilai taksiran harta tersebut jika dijual. Namun nilai
yang dilaporkan adalah nilai yang sudah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Pertanyaannya, apakah yang dimaksud akumulasi penyusutan?
Pengertian akumulasi menunjukkan nilai yang bertambah atau ditambahkan pada
periode waktu tertentu. Artinya jika sebuah mesin dibeli pada tahun 2015, maka ketika
akan dilaporkan pada tahun 2019 pengertian akumulasi merupakan penjumlahan nilai
penyusutan tahun 2015, 206, 2017, 2018 hingga 2019. Lalu bagaimana cara menghitung
nilai penyusutan per tahun atau per periode, agar diperoleh akumulasi penyusutan.
Dengan kata lain bagaimana kita menghitung biaya penyusutan mesin pada tahun 2015,
2016, 2017, 2018 hingga 2019 agar diperoleh nilai akumulasinya pada akhir tahun 2019?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, terdapat metode menghitung penyusutan harta
tetap yang sering disebut dengan metode depresiasi. Depresiasi atau Depreciation
berarti penyusutan nilai dari harta tetap seperti gedung, mesin, kendaraan. Pengertian
nilai dalam hal ini ada tiga yaitu:
1. Nilai pasar (market value). Dilihat dari nilai pasar ada kemungkinan harta
mengalami deterioration yaitu satu kondisi harta sudah tidak memiliki nilai pasar
atau tidak laku dijual karena penggunaan dalam jangka panjang. Misalnya: alat
incinerator yang sudah tidak terpakai karena sudah berusia lama.
2. Nilai bagi pemilik harta (value to its owner). Dilihat dari nilai bagi pemilik, dapat
timbul harta terus menerus dipakai karena masih memiliki nilai produktif oleh
pemiliknya. Kondisi ini disebut obsolescence. Misalnya: alat rontgen yang sudah
berusia 20 tahun tetap dipakai karena masih berfungsi untuk melakukan diagnosis.
3. Nilai alokasi biaya penyusutan harta. Dilihat dari nilai alokasinya, maka harta
memiliki masa depresiasi (depreciable life). Pada masa tersebut, setiap tahun
akuntan akan menghitung biaya penyusutan harta hingga dianggap tidak memiliki
nilai.
Disamping depresiasi, laporan keuangan beberapa perusahaan juga menampilkan
informasi yang disebut dengan Amortisasi atau Amortization. Amortisasi merupakan
nilai penyusutan pada harta/barang yang tidak berwujud (intangible assets) misalnya

Bahan Ajar Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Pelayananan Kesehatan


1
Metode Depresiasi (1) | Ade Heryana, SST, MKM

merk produk, hak cipta, dan lain-lain. Meskipun berbeda wujud fisiknya namun prinsip
perhitungannya sama.
Gambar 1. Laporan Neraca
Allied Food Products per 31
Desember. Pada laporan
tersebut terlihat informasi
nilai gedung dan peralatan
(Net plant and equipment)
sebesar $1000juta pada
2018 dan $870juta pada
2017, yang nilainya telah
dikurangi dengan biaya
penyusutan (depreciation).
Sumber: (Brigham &
Houston, 2019)

Gambar 2. Laporan Laba-


Rugi Allied Food Products
per 31 Desember. Pada
laporan terdapat informasi
mengenai nilai penyusutan
dan nilai amortisasi pada
akun (depreciation and
amortization) sebesar $100
juta pada tahun 2018 dan
$90juta pada tahun 2017.
Sumber: (Brigham &
Houston, 2019)

Bahan Ajar Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Pelayananan Kesehatan


2
Metode Depresiasi (1) | Ade Heryana, SST, MKM

PRINSIP DASAR PERHITUNGAN DEPRESIASI


Prinsip dasar perhitungan depresiasi adalah mengalokasikan biaya terhadap usia harta
yang dapat disusutkan atau didepresiasikan (depreciable life). Gambar 3 menjelaskan
prinsip perhitungan depresiasi harta.

Gambar 3. Prinsip Perhitungan


Depresiasi dalam bentuk grafis.
Biaya Sumbu x menunjukkan usia pakai
harta dalam tahun. Sumbu y
menunjukkan nilai finansial harta,
Uang/Nilai Finansial

yaitu biaya pembelian dan nilai

Total Depresiasi
sisa. Total depresiasi adalah selisih

Charges
antara Biaya dengan Nilai Sisa.
Nilai sisa inilah yang dibebankan
(charges) pada laporan keuangan.
Sumber: (Newnan, 1990)

Nilai
Sisa

0 1 2 3 4 5
Usia Pakai
Tahun

Terdapat enam metode yang umumnya dipakai dalam menghitung depresiasi, antara
lain:
1. Straight Line Depreciation (SLD)
2. Sum of Years Digits Depreciation (SYDD)
3. Double Declining Balance Depreciation (DDBD)
4. Declining Balance with conversion to Straight Line Depreciation (DB-SLD)
5. Unit of Production Depreciation (UPD)
6. Accelerated Cost Recovery System Depreciation (ACRSD)
Pada artikel ini akan dibahas metode depresiasi dengan tiga metode yang paling sering
dipakai yaitu Straight Line Depreciation, Sum-of-Years Digits Depreciation, dan Double
Declining Balance Depreciation.

Bahan Ajar Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Pelayananan Kesehatan


3
Metode Depresiasi (1) | Ade Heryana, SST, MKM

STRAIGHT LINE DEPRECIATION (SLD)


Metode ini merupakan metode yang paling mudah dari seluruh teknik perhitungan
depresiasi. Disebut juga dengan metode Garis Lurus. Pada metode ini, alokasi depresiasi
per tahun merupakan nilai yang konstan atau sama. Perhitungan depresiasi
menggunakan rumus sebagai berikut:

( )
( ) (1)

Dimana, usia pakai, biaya pembelian harta, dan salvage value atau nilai
sisa.
Contoh soal-1:
Sebuah alat kesehatan seharga Rp. 900.000.000 dibeli pada tahun 2015. Jika pada tahun 2020 nilai
sisa alat tersebut adalah Rp 70.000.000, Jawablah pertanyaan berikut:
1. Berapakah nilai penyusutan per tahunnya dengan metode SLD?
2. Buatlah gambaran penyusutan dalam bentuk grafik
3. Buatlah gambaran penyusutan dalam bentuk tabel
Dari soal diketahui:
P = Rp 900.000.000
S = Rp 70.000.000
N = 2020 – 2015 = 5 tahun

1. Sehingga nilai penyusutan per tahun adalah ( )


2. Dalam bentuk grafik, dapat digambarkan sebagai berikut:

Nilai penyusutan tahunan


dengan metode SLD
P = 900.0000.000
166.0000.00
Uang/Nilai Finansial

166.0000.000

166.0000.000

166.0000.000

166.0000.000
S =70.000.000

0 1 2 3 4 5
Usia Pakai
Tahun

Bahan Ajar Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Pelayananan Kesehatan


4
Metode Depresiasi (1) | Ade Heryana, SST, MKM

3. Dalam bentuk tabel dapat digambarkan sebagai berikut

Tahun Nilai Buku sebelum Nilai penyusutan per Nilai Buku setelah
penyusutuan tahun penyusutan
1 900.000.000 166.000.000 734.000.000
2 734.000.000 166.000.000 568.000.000
3 568.000.000 166.000.000 402.000.000
4 402.000.000 166.000.000 236.000.000
5 236.000.000 166.000.000 70.000.000
830.000.000

Nilai Pembelian (P) Total Depresiasi Nilai Sisa (S)

SUM-OF-YEARS DIGITS DEPRECIATION (SOYD)


Metode ini menggunakan faktor penjumlah tahun sebagai koefisien nilai penyusutan,
sehingga nilai penyusutan tiap tahun tidak tetap. Adapun rumus yang dipakai adalah:

( ) ( )
( ) ( ) ( ) (2)
( )

( )
Dimana, ( ) adalah koefisin sum-of-years digits.

Contoh soal-2:
Sebuah alat kesehatan seharga Rp. 900.000.000 dibeli pada tahun 2015. Jika pada tahun 2020 nilai
sisa alat tersebut adalah Rp 70.000.000, Jawablah pertanyaan berikut:
1. Berapakah nilai penyusutan per tahunnya dengan metode SOYD?
2. Buatlah gambaran penyusutan dalam bentuk tabel
Dari soal diketahui:
P = Rp 900.000.000
S = Rp 70.000.000
N = 2020 – 2015 = 5 tahun

Sum-of-years digit = 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15 atau dengan rumus ( ) ( )

Sehingga:
( ) (
1. Nilai penyusutan dengan SOYD = ( ) ( ) ( )
( )

Bahan Ajar Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Pelayananan Kesehatan


5
Metode Depresiasi (1) | Ade Heryana, SST, MKM

Penyusutan tahun-1 = ( )

Penyusutan tahun-2 = ( )

Penyusutan tahun-3 = ( )

Penyusutan tahun-4 = ( )

Penyusutan tahun-5 = ( )

Total penyusutan = 830.000.000

2. Penjelasan penyusutan dengan menggunakan tabel


Tahun Nilai Buku sebelum Nilai penyusutan per Nilai Buku setelah
penyusutuan tahun penyusutan
1 900.000.000 277.000.000 623.000.000
2 623.000.000 221.000.000 402.000.000
3 402.000.000 166.000.000 236.000.000
4 236.000.000 111.000.000 125.000.000
5 125.000.000 55.000.000 70.000.000
Total Nilai Penyusutan 830.000.000

DOUBLE DECLINING BALANCE DEPRECIATION


Metode ini merupakan metode yang sering dipakai selain SLD dan SOYD, dan
digunakan jika nilai sisa dari harta tidak diketahui. Koefisien depresiasi dihitung sebagai
kelipatan dari metode SLD. Seperti diketahui bahwa koefisien depresiasi metode SLD
adalah , maka koefisien Double Declining Balance merupakan 2 kali lipat dari koefisien
SDL, atau . Sehingga rumus yang dipakai adalah

( [∑ ]) (3)

Dimana adalah nilai penyusutan dengan metode DDB pada tahun ke .


adalah nilai penyusutan dengan metode DDB pada tahun ke .

Contoh soal-3:
Sebuah alat kesehatan seharga Rp. 900.000.000 dibeli pada tahun 2015. Jika pada tahun 2020 nilai
sisa alat tersebut tidak diketahui, jawablah pertanyaan berikut:

Bahan Ajar Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Pelayananan Kesehatan


6
Metode Depresiasi (1) | Ade Heryana, SST, MKM

1. Berapakah nilai penyusutan per tahunnya dengan metode DDB?


2. Buatlah gambaran penyusutan dalam bentuk tabel
Jawab:

1. Dengan menggunakan rumus ( [ ]) maka penyusutan tiap tahun


dihitung sebagai berikut (dalam jutaan):

Penyusutan tahun ke-1 = ( [ ]) ( )

Penyusutan tahun ke-2 = ( [ ]) ( )

Penyusutan tahun ke-3 = ( [ ]) ( )

Penyusutan tahun ke-4 = ( [ ]) ( )

Penyusutan tahun ke-5 = ( [ ]) ( )

Total penyusutan = 360 + 216 + 130 + 78 + 48 = 830


2. Perhitungan dengan menggunakan tabel adalah sebagai berikut:
Tahun Nilai Buku sebelum Nilai penyusutan per Nilai Buku setelah
penyusutuan tahun penyusutan
1 900.000.000 360.000.000 540.000.000
2 540.000.000 216.000.000 324.000.000
3 324.000.000 130.000.000 194.000.000
4 194.000.000 78.000.000 116.000.000
5 116.000.000 46.000.000 70.000.000
Total Nilai Penyusutan 830.000.000

Cara lain untuk mengetahui nilai penyusutan dengan metode DDB adalah dengan
rumus sebagai berikut:

( ) (4)

Contoh soal-4:
Sebuah alat kesehatan seharga Rp. 900.000.000 dibeli pada tahun 2015. Jika pada tahun 2020 nilai
sisa alat tersebut tidak diketahui, jawablah pertanyaan berikut:
1. Berapakah nilai penyusutan pada tahun ke-2 dengan metode DDB?
2. Berapakah nilai penyusutan pada tahun ke-5 dengan metode DDB?
Jawab:

1. Penyusutan pada tahun ke-2 = ( ) ( )

2. Penyusutan pada tahun ke-5 = ( ) ( )

Bahan Ajar Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Pelayananan Kesehatan


7
Metode Depresiasi (1) | Ade Heryana, SST, MKM

LATIHAN
1. Rumah Sakit membeli mobil ambulance pada tahun 2015 dengan harga
300.000.000. Setelah 5 tahun dieprkirakan nilai sisa mobil ambulance adalah
50.000.000. Hitunglah:
a. Penyusutan per tahun dengan metode SLD (dengan rumus dan tabel)
b. Penyusutan per tahun dengan metode SOYD (dengan rumus dan tabel)
c. Penyusutan per tahun dengan metode DDB (dengan rumus dan tabel)

2. Berdasarkan soal no.1 buatlah perbandingan tiap metode dengan menggunakan


tabel sebagai berikut:

Penyusutan per tahun dengan metode:


Tahun
SLD SOYD DDB
1
2
3
4
5

Apakah yang dapat anda simpulkan dari tabel tersebut?

3. Nilai pembelian alat rontgen pada sebuah laboratorium klinik menurut catatan
keuangan dibeli pada tahun 2010 dengan harga 500.000.000. Pada tahun 2020
diperkirakan nilainya tinggal 50.000.000. Hitunglah penyusutan per tahun sebagai
berikut:
a. Dengan metode SLD (rumus dan tabel)
b. Dengan metode SOYD (rumus dan tabel)

4. Praktik dokter gigi swasta membeli dental chair seharga 90.000.000 pada tahun
2015. Berapakah penyusutan per tahun dengan metode DDB selama 5 tahun:
a. Dengan menggunakan rumus
b. Dengan menggunakan tabel

5. Puskesmas membuat instalasi pengolahan limbah seharga 100.000.000 pada tahun


2019. Dengan menggunakan metode DDB, hitunglan penyusutan pada:
a. Tahun ke-3
b. Tahun ke-5
c. Tahun ke-8
d. Tahun ke-10

Bahan Ajar Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Pelayananan Kesehatan


8
Metode Depresiasi (1) | Ade Heryana, SST, MKM

REFERENSI
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Fundamentals of Financial Management (15th ed.).
Cengeage Leraning.
Newnan, D. G. (1990). Engineering Economic Analysis (3rd ed.). Binarupa Aksara.

Bahan Ajar Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Pelayananan Kesehatan


9

View publication stats

You might also like