Professional Documents
Culture Documents
AdeHeryana Depresiasi
AdeHeryana Depresiasi
net/publication/342159043
CITATIONS READS
0 1,364
1 author:
Ade Heryana
Universitas Esa Unggul
98 PUBLICATIONS 20 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ade Heryana on 14 June 2020.
PENDAHULUAN
Dalam laporan keuangan, gedung dan peralatan biasanya dilaporakan bukan sebagai
nilai saat harta tersebut dibeli atau nilai taksiran harta tersebut jika dijual. Namun nilai
yang dilaporkan adalah nilai yang sudah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Pertanyaannya, apakah yang dimaksud akumulasi penyusutan?
Pengertian akumulasi menunjukkan nilai yang bertambah atau ditambahkan pada
periode waktu tertentu. Artinya jika sebuah mesin dibeli pada tahun 2015, maka ketika
akan dilaporkan pada tahun 2019 pengertian akumulasi merupakan penjumlahan nilai
penyusutan tahun 2015, 206, 2017, 2018 hingga 2019. Lalu bagaimana cara menghitung
nilai penyusutan per tahun atau per periode, agar diperoleh akumulasi penyusutan.
Dengan kata lain bagaimana kita menghitung biaya penyusutan mesin pada tahun 2015,
2016, 2017, 2018 hingga 2019 agar diperoleh nilai akumulasinya pada akhir tahun 2019?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, terdapat metode menghitung penyusutan harta
tetap yang sering disebut dengan metode depresiasi. Depresiasi atau Depreciation
berarti penyusutan nilai dari harta tetap seperti gedung, mesin, kendaraan. Pengertian
nilai dalam hal ini ada tiga yaitu:
1. Nilai pasar (market value). Dilihat dari nilai pasar ada kemungkinan harta
mengalami deterioration yaitu satu kondisi harta sudah tidak memiliki nilai pasar
atau tidak laku dijual karena penggunaan dalam jangka panjang. Misalnya: alat
incinerator yang sudah tidak terpakai karena sudah berusia lama.
2. Nilai bagi pemilik harta (value to its owner). Dilihat dari nilai bagi pemilik, dapat
timbul harta terus menerus dipakai karena masih memiliki nilai produktif oleh
pemiliknya. Kondisi ini disebut obsolescence. Misalnya: alat rontgen yang sudah
berusia 20 tahun tetap dipakai karena masih berfungsi untuk melakukan diagnosis.
3. Nilai alokasi biaya penyusutan harta. Dilihat dari nilai alokasinya, maka harta
memiliki masa depresiasi (depreciable life). Pada masa tersebut, setiap tahun
akuntan akan menghitung biaya penyusutan harta hingga dianggap tidak memiliki
nilai.
Disamping depresiasi, laporan keuangan beberapa perusahaan juga menampilkan
informasi yang disebut dengan Amortisasi atau Amortization. Amortisasi merupakan
nilai penyusutan pada harta/barang yang tidak berwujud (intangible assets) misalnya
merk produk, hak cipta, dan lain-lain. Meskipun berbeda wujud fisiknya namun prinsip
perhitungannya sama.
Gambar 1. Laporan Neraca
Allied Food Products per 31
Desember. Pada laporan
tersebut terlihat informasi
nilai gedung dan peralatan
(Net plant and equipment)
sebesar $1000juta pada
2018 dan $870juta pada
2017, yang nilainya telah
dikurangi dengan biaya
penyusutan (depreciation).
Sumber: (Brigham &
Houston, 2019)
Total Depresiasi
sisa. Total depresiasi adalah selisih
Charges
antara Biaya dengan Nilai Sisa.
Nilai sisa inilah yang dibebankan
(charges) pada laporan keuangan.
Sumber: (Newnan, 1990)
Nilai
Sisa
0 1 2 3 4 5
Usia Pakai
Tahun
Terdapat enam metode yang umumnya dipakai dalam menghitung depresiasi, antara
lain:
1. Straight Line Depreciation (SLD)
2. Sum of Years Digits Depreciation (SYDD)
3. Double Declining Balance Depreciation (DDBD)
4. Declining Balance with conversion to Straight Line Depreciation (DB-SLD)
5. Unit of Production Depreciation (UPD)
6. Accelerated Cost Recovery System Depreciation (ACRSD)
Pada artikel ini akan dibahas metode depresiasi dengan tiga metode yang paling sering
dipakai yaitu Straight Line Depreciation, Sum-of-Years Digits Depreciation, dan Double
Declining Balance Depreciation.
( )
( ) (1)
Dimana, usia pakai, biaya pembelian harta, dan salvage value atau nilai
sisa.
Contoh soal-1:
Sebuah alat kesehatan seharga Rp. 900.000.000 dibeli pada tahun 2015. Jika pada tahun 2020 nilai
sisa alat tersebut adalah Rp 70.000.000, Jawablah pertanyaan berikut:
1. Berapakah nilai penyusutan per tahunnya dengan metode SLD?
2. Buatlah gambaran penyusutan dalam bentuk grafik
3. Buatlah gambaran penyusutan dalam bentuk tabel
Dari soal diketahui:
P = Rp 900.000.000
S = Rp 70.000.000
N = 2020 – 2015 = 5 tahun
166.0000.000
166.0000.000
166.0000.000
166.0000.000
S =70.000.000
0 1 2 3 4 5
Usia Pakai
Tahun
Tahun Nilai Buku sebelum Nilai penyusutan per Nilai Buku setelah
penyusutuan tahun penyusutan
1 900.000.000 166.000.000 734.000.000
2 734.000.000 166.000.000 568.000.000
3 568.000.000 166.000.000 402.000.000
4 402.000.000 166.000.000 236.000.000
5 236.000.000 166.000.000 70.000.000
830.000.000
( ) ( )
( ) ( ) ( ) (2)
( )
( )
Dimana, ( ) adalah koefisin sum-of-years digits.
Contoh soal-2:
Sebuah alat kesehatan seharga Rp. 900.000.000 dibeli pada tahun 2015. Jika pada tahun 2020 nilai
sisa alat tersebut adalah Rp 70.000.000, Jawablah pertanyaan berikut:
1. Berapakah nilai penyusutan per tahunnya dengan metode SOYD?
2. Buatlah gambaran penyusutan dalam bentuk tabel
Dari soal diketahui:
P = Rp 900.000.000
S = Rp 70.000.000
N = 2020 – 2015 = 5 tahun
Sehingga:
( ) (
1. Nilai penyusutan dengan SOYD = ( ) ( ) ( )
( )
Penyusutan tahun-1 = ( )
Penyusutan tahun-2 = ( )
Penyusutan tahun-3 = ( )
Penyusutan tahun-4 = ( )
Penyusutan tahun-5 = ( )
( [∑ ]) (3)
Contoh soal-3:
Sebuah alat kesehatan seharga Rp. 900.000.000 dibeli pada tahun 2015. Jika pada tahun 2020 nilai
sisa alat tersebut tidak diketahui, jawablah pertanyaan berikut:
Cara lain untuk mengetahui nilai penyusutan dengan metode DDB adalah dengan
rumus sebagai berikut:
( ) (4)
Contoh soal-4:
Sebuah alat kesehatan seharga Rp. 900.000.000 dibeli pada tahun 2015. Jika pada tahun 2020 nilai
sisa alat tersebut tidak diketahui, jawablah pertanyaan berikut:
1. Berapakah nilai penyusutan pada tahun ke-2 dengan metode DDB?
2. Berapakah nilai penyusutan pada tahun ke-5 dengan metode DDB?
Jawab:
LATIHAN
1. Rumah Sakit membeli mobil ambulance pada tahun 2015 dengan harga
300.000.000. Setelah 5 tahun dieprkirakan nilai sisa mobil ambulance adalah
50.000.000. Hitunglah:
a. Penyusutan per tahun dengan metode SLD (dengan rumus dan tabel)
b. Penyusutan per tahun dengan metode SOYD (dengan rumus dan tabel)
c. Penyusutan per tahun dengan metode DDB (dengan rumus dan tabel)
3. Nilai pembelian alat rontgen pada sebuah laboratorium klinik menurut catatan
keuangan dibeli pada tahun 2010 dengan harga 500.000.000. Pada tahun 2020
diperkirakan nilainya tinggal 50.000.000. Hitunglah penyusutan per tahun sebagai
berikut:
a. Dengan metode SLD (rumus dan tabel)
b. Dengan metode SOYD (rumus dan tabel)
4. Praktik dokter gigi swasta membeli dental chair seharga 90.000.000 pada tahun
2015. Berapakah penyusutan per tahun dengan metode DDB selama 5 tahun:
a. Dengan menggunakan rumus
b. Dengan menggunakan tabel
REFERENSI
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Fundamentals of Financial Management (15th ed.).
Cengeage Leraning.
Newnan, D. G. (1990). Engineering Economic Analysis (3rd ed.). Binarupa Aksara.