You are on page 1of 15

TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Nama : Firman

Nim : 02320200129

Kelas : A2 Akuntansi

Membuat kerangka-kerangka :

 Menentukan topik yang akan dibahas


Topik : Bahasa Indonesia

 Menguraikan topik dalam bentuk kerangka-kerangka


Adapun kerangka-kerangka yang dapat di bahas dalam topik di atas adalah :
1. Pengertian bahasa
2. Hakikat dan kedudukan Bahasa Indonesia
2.1 Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (persatuan)
2.2 Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
2.3 Bahasa Indonesia sebagai pengembangan kebudayaan nasional, ilmu dan
teknologi
3. Fungsi Bahasa Indonesia
3.1 Fungsi secara umum
3.2 Fungsi secara khusus
4. Peranan Bahasa Indonesia

 Menentukan judul kerangka


Judul : Bahasa indonesia sebagai komunikasi bangsa
LANJUTAN

 Pengembangan kerangka-kerangka :
Bahasa menjadi salah satu alat untuk manusia berkomunikasi, dengan bahasa
manusia akan lebih mudah untuk berkomunikasi. Manusia merupakan mahluk sosial yang
saling berinteraksi satu sama lain. Komunikasi digunakkan untuk menyampaikan maksud
tertentu dari seseorang kepada orang lain melalui bahasa,baik itu secara lisan, tulisan,
maupun bahasa isyarat. Tanpa bahasa kita akan sulit untuk berkomunikasi dan
menyampaikan maksud ataupun tujuan kita kepada orang lain serta berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
Setiap Negara memiliki bahasanya masing-masing. Seperti Indonesia memiliki
bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Bahasa memiliki peran penting dalam membentuk karakter manusia. Bahasa Indonesia
berperan sebagai cerminan karakter bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia harus digunakan
sesuai dengan konteks dan kedudukannya secara baik dan benar.dengan penggunaan bahasa
Indonesia secara baik dan benar.Indonesia. Ini ada definisi bahasa menurut tujuh para ahli :
1. Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer.

2. Menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language
can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed
combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang
diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui
kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur
oleh ketentuan).
3. Pendapat dengan Owen apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau
memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang
sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah
seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.

4. Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia secara sadar.

5. Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be
form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga
suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau
suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey
(1986:12).

6. Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang
dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran.

7. Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi


bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide,
pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.

Manusia merupakan mahluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Wujud interaksi tersebut dapat tercermin dalam bentuk komunikasi. Komunikasi digunakkan
untuk menyampaikan maksud tertentu dari seseorang kepada orang lain melalui bahasa,baik
itu secara lisan, tulisan, maupun bahasa isyarat. Tanpa bahasa kita akan sulit untuk
menyampaikan maksud ataupun tujuan kita kepada orang lain serta mengadakan hubungan
dalam pergaulan sehari-hari.
Setiap negara pasti mempunyai masing-masing bahasa,begitupun di negara
Indonesia. Indonesia memiliki bahasanya sendiri yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
diambil dari bahasa melayu yang kemudian diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1928 dan
tertuang dalam sumpah pemuda yang berbunyi “kami putra dan putri indonesia menjunjung
bahasa persatuan,bahasa indonesia” . Dari kutipan sumpah pemuda tersebut maka dapat
diketahui bahwa kedudukan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Sebagai Bahasa Nasional (persatuan )
Hal ini tercantum dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional negara. Dalam kedudukannya
sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi,antra lain adalah
sebagai:
- Lambang Identitas Nasional
Fungsi bahasa sebagai lambing identitas nasional adalah bahasa Indonesia
mempunyai nilai-nilai sosial, budaya luhur bangsa. Dengan adanya nilai tersebut
mencerminkan bangsa Indonesia,yang menggambarkan ciri khas dan karakter
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita harus menjaganya jangan sampai ciri
khas kepribadian kita tidak tercemin didalamnya dan perlunya dibina rasa
kebangsaan terhadap pemakaian bahasa indonesia dan mempertahankan bahasa
indonesia sebagai lambang kebangsaan nasional
- Alat perhubungan
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyaknya suku bangsa
dengan bahasa yang berbeda-beda, maka akan sulit berkomunikasi dan
menyampaikan pendapat. maka dari itu digunakanlah bahasa indonesia sebagai
alat komunikasi dan perhubungan nasional. dengan adanya bahasa indonesia
seseorang dapat saling berkomunikasi untuk segala aspek kehidupan. bagi
pemerintah, semua kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan mudah
diinformasikan kepada warga.
- Alat pemersatu bangsa
Fungsi bahasa indonesia sebagai alat pemersatu bangsa memiliki peran
yang sangat penting karena digunakan sebagai alat perekat nasionalis warga
indonesia untuk selalu setia kepada Negara kesatuan republik indonesia. dengan
lihat luasnya indonesia, maka tidak heran indonesia memiliki keberagaman suku
dan budaya, dan tentunya memiliki keberagaman bahasa. dengan keberagaman
tersebut, maka diperlukan bahasa pemersatu bangsa yang bisa membuat seluruh
warga negara yang diwilayah indonesia bisa mengerti dan memahami satu sama
lain. sekarang tugas kita adalah mengembalikan bahasa indonesia ke dalam
fungsi yang sesungguhnya, perlu direnungkan kembali betapa pentingnya
peranan bahasa indonesia dalam proses integrasi bangsa.
2. Sebagai Bahasa Negara
Bahasa indonesia sebagai bahasa Negara artinya bahasa Indonesia adalah
bahasa yang resmi. Oleh karena itu, bahasa indonesi harus digunakan sesuai dengan
kaidah , tertib, cermat, dan masuk akal. Jika menggunakan bahasa Indonesia harus
lengkap dan baku. Tingkat kebakuannya diukur dengan aturan kebahasaan dan logika
pemakaian. Bahasa Indonesia sering juga disebut dengan bahasa nasional atau bahasa
persatuan yang artinya bahasa Indonesia merupakan bahasa primer dan baku yang harus
digunakan pada saat acara formal. Bukti penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara ada didalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945.Mulai saat itu dipakailah
bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam
bentuk lisan maupun tulis.
3. Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan
penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-
buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah
tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah,
ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain
belum tentu akan mengerti
Adapun fungsi bahasa ada dua yaitu fungsi secara umum dan fungsi secara
khusus :

 FUNGSI BAHASA SECARA UMUM


- Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri. Melalui
bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam
hati dan pikiran kita.
- Sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang
melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Pada saat
menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para
pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia
memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi
secara verbal dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis), sedangkan
berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka
symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu
diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
- Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi di lingkungan
sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan
kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non-formal pada
saat berbicara dengan teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara
dengan orang tua atau yang dihormati.
- Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur
kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat.

 FUNGSI BAHASA SECARA KHUSUS


- Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. Manusia adalah makhluk
sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya.
Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
- Mewujudkan Seni. Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan
melalui media seni khususnya dalam hal sastra. Terkadang bahasa yang digunakan
yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan
pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
- Mempelajari bahasa kuno. Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat
mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian
yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya
sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal.
- Mengeksploitasi IPTEK. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu
didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan
melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

Peran bahasa Indoensia dan bahasa daerah semakin penting di dalam era
otonomi daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
demokrasi, peran serta masyarakat, akan mendorong dan menumbuhkan prakarsa dan
kreativitas daerah. Hal ini tercermin dari kewenangan-kewenangan yang telah diserahkan ke
daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Dengan prinsip
tersebut diharapkan dapat mengakselarasi pencapaian tujuan yang telah direncanakan dalam
pembangunan masyarakat. Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999.
Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, yakni mencakup semua kewenangan
pemerintahan, kecuali kewenangan bidang politik luar negeri, pertalianan dan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain yang bersifat lintas
kabupaten/kota. Kewenangan kabupaten/kota meliputi bidang pekerjaan umum, kesehatan,
pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman
modal, lingkungan hidup, pertanahan, serta koperasi dan tenaga kerja. Pengembangan
Bahasa, termasuk sastra berhubungan dengan kewenangan BAB III 11 pemerintahan di
Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, baik yang dimiliki pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten/kota. Kewenangan pemerintah pusat berupa penyediaan standar, pedoman,
fasilitas dan bimbingan dalam rangka pengembangan bahasa serta sastra. Selanjutnya,
kewenangan untuk penyelenggaraan kajian sejarah dan nilai tradisional serta pengembangan
bahasa dan budaya daerah merupakan bagian dari kewenangan provinsi. Oleh karena bahasa
dan sastra daerah pada dasamya berkembang dari masyarakat di desa-desa, kampung-
kampung, serta kelompok masyarakat tradisional yang secara kewilayahan berada dalam
wilayah kabupaten/kota sehingga mulai di kabupaten/kota dilakukan kegiatan operasional
pengembangan bahasa dan sastra daerah. Di tingkat nasional sudah ada Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang mendapat mandat dari pemerintah
untuk melakukan perencanaan bahasa. Pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk
lembaga perpanjangan penyelenggaraan Pusat Bahasa berupa balai atau kantor bahasa yang
berfungsi untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra. Penyelenggaraan kegiatan
pada lembaga bahasa di tingkat provinsi/kabupaten ini terkait langsung dengan rangkaian
penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan.

Pembinaan dan pengembangan bahasa pada era otoda seharusnya semakin


mendapat tempat yang penting. Oleh karena era otoda memerlukan sumber daya manusia
yang berkualitas, akselarasi manajemen yang tepat, masyarakat yang peduli, dan
keterhubungan pihak lain secara komunkatif. Keseluruhan unsur tadi berkaitan langsung
dengan bahasa sebagai piranti utama dalam berinteraksi. Perubahan sistem pemerintahan
negara dari sentrahstik menjadi desentralistik yang diwujudkan melalui sistem otonomi
daerah memberikan peluang dan tantangan bagi upaya pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia. Bahasa mengalami perubahan sejalan dengan perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat penuturanya. Bahasa digunakan sebagai sarana ekspresi dan komunikasi
dalam kegiatan kehidupan manusia, seperti dalam bidang kebudayaan, ilmu, dan teknologi.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan dan ilmu serta teknologi berkembang
sedemikian rupa. Bahasa Indonesia pun berkembang mengikuti perkembangan tersebut.
Pesatnya perkembangan kebudayaan, ilmu, BAB III 12 dan teknologi di dunia Barat
membawa pengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia, khususnya di bidang
kosakata/peristilahan. Di samping itu, luas wilayah pemakaian (tersebar di pulau-pulau yang
secara geografis terpisahkan dengan oleh laut) dan besarnya jumlah penutur yang berlatar
belakang (bahasa daerah dan kebudayaannya), memungkinkan terjadinya perubahan-
perubahan di tiap-tiap daerah yang lama kelamaan akan berkembang menjadi dialek
tersendiri. Oleh karena itu, perlu diadakan kontak terus-menerus antara daerah yang satu dan
daerah yang lain untuk menjaga keutuhan bahasa Indonesia. Perkembangan baliasa
Indonesia itu harus diarahkan menuju ragam bahasa baku. Selanjutnya, ada beberapa dasar
pembinaan baliasa Indonesia yang diharapkan memberikan semangat dan motivasi tinggi
dalam membina dan mengembangkan bahaasa Indoensia. Landasan tersebut bersifat
keagamaan (religius), kesejarahan (historis, politis), kecendekian (intelektual), bersifat
kemasyarakatan (sosial). Dengan landasan tersebut, pembinaan bahasa Indonesia yang
dilakukan pada era otonomi daerah menjadi kuat, tidak tergoyahkan oleh kondisi yang
bersifat memecah-belah, dan dapat dijadikan referensi dalam menjaga kesatuan dan
persatuan demi keutuhan bangsa Indonesia.

Landasan yang bersifat keagamaan adalah bahwa bahasa Indonesia itu karunia
Tuhan yang harus kita syukuri. Membina dan mengembangkan bahasa Indonesia berarti
mensyukuri karunia Tuhan. Sebaliknya, mengabaikan pemeliharaan bahasa Indonesia adalah
sama dengan tidak mensyukuri karunia Tuhan. Landasan kedua bersifat kesejarahan, yaitu
bahasa Indonesia merupakan amanat para pejuang atau pahlawan bangsa. Butir ke-3 Sumpah
Pemuda 1928 menyatakan bahwa “Kami putra-putri Indonesia, menjungjung bahasa
Persatuan, bahasa Indonesia”. Demikian pula Pasal 36 UUD 1945 menyatakan bahwa
“Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”. Generasi peneras harus mengamalkan amanat itu.
Menghargai bahasa Indonesia dengan jalan “menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar dalam suasana resmi” berarti mengamalkan amanat para pahlawan tersebut. Dasar
berikutnya adalah landasan kecendekiaan. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mampu
mengemban konsep, mutu, dan keilmiahan, karena diemban oleh intelektualisme para
cendekiawan atau orang terpelajar, bukan awam. Kemampuan intelektual orang terpelajar
jauh lebih tinggi BAB III 13 daripada orang awam. Pengalaman intelektual mereka pun jauh
lebih banyak daripada orang awam. Atas dasar itu, bahasa Indonesia orang terpelajar harus
lebih bermutu daripada orang awam. Bahasa Indonesia beragam. Dasar ini juga merupakan
landasan dalam pembinaan bahasa Indonesia karena secara sosial, penutur bahasa Indonesia
berasal dari berbagai strata dan kelompok masyarakat. Ragam bahasa Indonesia, di
antaranya ragam baku, nonbaku, ragam ilmiah, dan ragam lainnya.

Fokus dan arah pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia pada


prinsipnya, yakni pembinaan dan pengembangan bahasa sebagai upaya dan penyelenggaraan
kegiatan yang ditujukan untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, bahasa
daerah, dan pengajaran bahasa asing. Hal ini dilakukan supaya bahasa tersebut dapat
memenuhi fungsi dan kedudukannya. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
difokuskan melalui usaha-usaha pembakuan agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat, dan
efisien dalam berkomunikasi.
Sehubungan dengan hal itu, perlu diciptakan kaidah (aturan) dalam bidang
ejaan, kosakata/istilah, dan tata bahasa. Dalam usaha pembinaan bahasa Indonesia perlu
diarahkan dan didahulukan pada bahasa Indonesia ragam tulis karena coraknya lebih tetap
dan batas cakupannya lebih jelas. Di samping itu, pembakuan lafal perlu dilakukan sebagai
pegangan guru, penyiar televisi/radio, dan masyarakat luas. Untuk kepentingan praktis, telah
diambil sikap bahwa: (1) pembinaan, terutama difokuskan kepada penutumya, yaitu
masyarakat pemakai bahasa Indonesia; (2) pengembangan terutama difokuskan kepada
bahasa dalam segala aspeknya. Pembinaan dan pengembangan bahasa mencakup dua arah,
yaitu (1) pengembangan bahasa mencakup dua masalah pokok (masalah bahasa dan masalah
kemampuan/sikap) dan (2) pembinaan yang mencakup dua arah (masyarakat luas dan
generasi muda).

Pengembangan aspek bahasa meliputi ragam bahasa lisan dan bahasa tulis.
Ragam bahasa lisan mencakup lafal, tata bahasa, kosakata/istilah, dan ejaan. Dalam ragam
bahasa tulis yang digarap terlebih dahulu adalah ejaan, dengan peresmian penggunaan Ejaan
yang Disempumakan oleh Presiden Republik Indonesia tahun 1972. Kemudian, disusul
dengan usaha pembakuan di bidang kosakata/istilah yang pemakaiannya diresmikan oleh
Menteri Pendidikan dan BAB III 14 Kebudayaan pada tahun 1975. Di samping itu,
dilakukan pula pengolahan kembali Kamus Umum Bahas Indonesia karangan W.J.S.
Poewadarminta oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang terbit mulai cetakan
V tahun 1976. Kemudian, pada tahun 1988 terbit Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan
disempurnakan dalam edisi kedua yang terbit pertama tahun 1991. Usaha pembakuan dalam
bidang tata bahasa secara resmi telah dirintis dengan diadakannya Seminar Penyusunan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1988. Dalam hal pengembangan kemampuan dan sikap,
telah ditempatkan dasar yang kuat, yaitu dicantumkannya di dalam GBHN bahwa
“pembinaan dan pengembangan bahasa dilakukan dengan mewajibkan peningkatan mutu
pengguna bahasa Indonesia sehingga penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.”

Di samping itu, telah dan terus dilakukan pengembangan kemampuan dan


sikap positif pemakai bahasa Indonesia dengan media televisi dan radio. Ada pula upaya
penyuluhan kebahasaan secara langsung bagi para pelaku ekonomi dan pembangunan, baik
di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, di berbagai provinsi. Dengan demikian,
diharapkan akan diperoleh keseragaman kaidah dan penerapannya dalam berbagai laras
bahasa (jenis penggunaan bahasa) sehingga tujuan pengembangan bahasa-salah satu
tujuannya adalah agar pembakuan bahasa dapat dicapai. Pada era otoda ini, pembinaan
bahasa tetap mengacu pada sikap kebijakan pembinaan bahasa, yaitu ditujukan kepada
masyarakat penutur bahasa. Pembinaan ini mencakup dua arah, yaitu. vertikal dan
horizontal. Arah vertikal dengan sasaran pembinaan kepada generasi muda, termasuk pelajar
dan mahasiswa, yang merupakan generasi penerus.

Selanjutnya, arah horizontal dengan sasaran pembinaan kepada generasi


sekarang, yaitu masyarakat luas minus generasi muda. Pada masyarakat generasi sekarang
diutamakan pembinaan ragam bahasa tulis. Oleh karena merekalah yang akan mewariskan
penggunaan bahasa yang baik dan benar kepada generasi penerus. Berdasarkan paparan
tersebut di atas, dapat dipahami bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa pada era otoda
sekarang ini meliputi usaha pengembangan bahasa (yang salah satu sasarannya berupa
pembakuan bahasa) BAB III 15 dan usaha meningkatkan kemampuan dan sikap penutur
bahasa Indonesia agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Beberapa Masalah Pembinaan Bahasa Indonesia pada Era Otoda Pembinaan


bahasa Indonesia sudah lama dilakukan, bahkan sejak zaman Pujangga Baru (1933). Namun,
sampai sekarang masih banyak kendala yang dihadapi dan dialaminya, khususnya pada era
otoda. Masalah utama adalah persoalan sikap terhadap pembinaan bahasa Indonesia. Ada
sebagian masyarakat pengguna bahasa Indonesia yang meremehkan bahasa Indonesia. Sikap
mereka terhadap pembinaan bahasa Indonesia acuh tak-acuh. Mereka menilai: (1)
pelaksanaan pembinaan bahasa Indonesia kurang menarik, (2) hasilnya kurang nyata, dan
(3) bahasa Indonesia dianggap mudah. Karena dianggap mudah, orang Indonesia tidak perlu
mempelajari bahasa Indonsia. Persoalan sikap tersebut semakin menjadi masalah, karena
sikap negatif itu bukan berasal dari kelompok awam, melainkan kelompok cendekia atau
terpelajar. Mereka itu adalah sebagian pelaku utama dan pemegang peranan penting dalam
roda otonomi daerah. Jika orang awam bersikap negatif terhadap bahasa Indonesia, itu dapat
dipahami. Namun jika orang terpelajar bersikap seperti orang awam itu, tampaknya tidak
berterima. Masalahnya, orang awam berbeda dengan orang terpelajar. Orang awam tidak
banyak berkaitan dengan dunia pemikiran. Kegiatannya terbatas pada pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari, sedangkan seorang terpelajar berkaitan erat dengan dunia pemikiran.
Pemikiran-pemikirannya melahirkan konsep-konsep, perencanaan, dan kebijakankebijakan.
Oleh karena orang terpelajar pencetus konsep, perencana kegiatan, dan pembuat kebijakan.
Orang terpelajar selalu bergulat dengan masalah mutu sumberdaya manusia. Dalam
pergulatan itulah bahasa Indonesia tampil sebagai piranti yang penting karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa resmi, bahasa negara. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat
dipahami bahwa orang terpelajar (kita semua) pada hakikatnya berkepentingan dengan
pembinaan bahasa Indonesia. Bahkan orang terpelajar juga dengan sendirinya menjadi
pembina bahasa Indonesia. Oleh karena, sekali lagi, orang terpelajar terlibat dalam dunia
pemikiran. Di sisi lain, orang terpelajar sering terlibat dalam suasana resmi, suasana
kenegaraan, dan yang terakhir, orang terpelajar berpengaruh kuat terhadap orang lain (anak
buah, bawahan). Alasan tersebut di atas yang BAB III 16 menjadikan kelompok terpelajar,
termasuk kita semua, harus berperan sebagai pembina bahasa Indonesia.

Konsekuensi logisnya adalah mau tidak mau, kita haruslah menjadi contoh,
teladan, anutan, atau model bagi orang lain. Setidaknya, bahasa Indonesia kita harus bemutu.
Bahasa Indonesia yang bermutu ialah bahasa Indoensia yang bersih dari kesalahan, baik
kesalahan kaidah, kesalahan logika, maupun kesalahan budaya. Kesalahan kaidah sudah
sering dibahas. Jadi pembicaraannya tidak perlu imtuk sementara. Kesalahan logika tampak
pada penggunaan pola, seperti “Dalam seminar itu membicarakan masalah pengentasan
kemiskinan”. “Beberapa seniman diberikan pengliargaan”, dan yang lainnya. Kesalahan
budaya terlihat pada penggunaan kata-kata asing seperti oke, sorry, point, complain, no
comment, coffee morning, dan yang lain. Begitu pula penggunaan pola-pola seperti “tujuan
daripada pembangunan”, “banyak teori-teori”, “tidak masalah”, dan yang lain. Pola-pola
seperti itu merupakan kesalahan budaya yang melahirkan kesalahan kaidah (Bacalah Halim,
Amran. 1976. Politik bahasa Nasional II. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Kridalaksana, Harimurti. 1976). Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa.
Ende: Nusa Indah. Mawardi, Oentarto S. Peran Bahasa dan Sastra Daerah dalam
Memperkukuh Ketahanan Budaya Bangsa. Makalah dalam Kongres Bahasa Indonesia VIII,
Jakarta, 14-17 Oktober 2003. Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indoensia dengan Benar.
Jakarta: Puspa Swara. Sumowijoyo, G. Susilo. 2001. Pos Jaga Bahasa Indonesia. Surabaya:
Unipress Unesa ABSTRAK. Bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peran tampaknya di dalam kehidupan
bermasyarakat di berbagai wilayah tanah tumpah darah Indonesia. Komunikasi perhubungan
pada berbagai kegiatan masyarakat telah memanfaatkan bahasa Indonesia, di samping
bahasa daerah sabagai wahana dan piranti untuk membangun kesepahaman, kesepakatan,
dan persepsi yang memungkinkan terjadinya kelancaran pembangunan masyarakat di
berbagai bidang Bahasa Indonesia sebagai milik bangsa, dalam perkembangan dari waktu ke
waktu telah teruji keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai resmi
negara.

Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah, bahasa


Indonesia berperan sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat
memperkaya bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk sebuah
konsep. Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai.
Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis bahasa
sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.

Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan


seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi,
sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau
situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan control sosial. Fungsi-fungsi tersebut
dijelaskan berikut ini.

 Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri Pada awalnya, seorang anak menggunakan
bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang
tetap (kedua orang tua). Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi
menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, tetapi juga untuk
berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya.
 Bahasa sebagai Alat Komunikasi Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh
dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna apabila ekspresi diri kita tidak
diterima atau dipahami oleh orang lain.
 Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial Bahasa, di samping sebagai salah
satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-
pengalaman mereka, mempelajari, dan mengambil bagian dalam
pengalamanpengalaman itu serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui
bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap-tiap orang
untuk merasa dirinya terikat dengan BAB III 18 kelompok sosial yang
dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokanbentrokan untuk memperoleh efisiensi yang
setinggi-tingginya.
 Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat
efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada
masyarakat. Setelah memahami fungsi bahasa tersebut, dapat kita ketahui bahwa
sangat penting menggunakan bahasa Indonesia dalam tatanan kehidupan
masyarakat negara Indonesia. Oleh karena bangsa Indonesia memiliki kekayaan
bahasa dalam setiap daerah dengan ciri khas tersendiri.

Oleh karena itu, bahasa Indonesia sangat penting digunakan untuk


mempersatukan bangsa yang kaya ini.
Daftar pustaka

https://www.scribd.com/document/358175629/Bahasa-Indonesia-Sebagai-Lambang-
Kebanggaan-Nasional

http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia.html

http://www.ilmusaudara.com/2016/08/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html

https://widhiieaprilia.blogspot.com/p/blog-page_17.html

https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/artikel-berita/1424-fungsi-bahasa-
indonesia-sebagai-pemersatu-bangsa

You might also like