Professional Documents
Culture Documents
NALISIS
NALISIS
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai pelaksana program pendidikan, sekolah merupakan pemeran utama untuk
melaksanakan program tersebut.Dalam pelaksanaan program-program serta tujuan yang telah
disepakati oleh sekolah tersebut tentunya tidak bisa terlepas dengan problematika maupun
persoalan-persoalan lain yang harus diselesaikan oleh sekolah.
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi analisis SWOT
2. Mengetahui dan memahami hasil analisis SWOT di SMAN 16 Palembang
3. Mengetahui bagaimana penerapan Visi dan Misi melalui analisis SWOT di SMAN 16
Palembang.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal
yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi
ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah
ancaman baru.
Dalam dunia pendidikan analisis ini digunakan untuk mengevaluasi fungsi
pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi
keuangan, fungsi proses belajar mengajar, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan
iklim akademik, fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat dan sebagainya dilibatkan. Maka
untuk mencapai tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya dilakukanlah analisis SWOT
(Depdiknas, 2002).
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap
fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Berhubung tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing
faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan
faktor dalam setiap fungsi, baik faktor internal maupun eksternal (Depdiknas, 2002).
10. Kepemilikan Tanah : Pemerintah
Luas Lahan/Tanah : ± 18.000 m2
Luas Tanah Terbangun : 3262 m2
Luas Tanah Siap Bangun : 63,44 m2
Tabel Analisis SWOT SMAN 16 Palembang
Analisis Faktor Internal
SMAN 16 PALEMBANG
Peringka Bobot x
No Faktor Penilaian Bobot Komentar
t Penilaian
1 Kekuatan
Kondisi sekolah yang
kondusif dan lahan yang 0,05 3 0,15
cukup luas
Kelengkapan Fasilitas
laboratorium dan 0,05 3 0,15
perpustakaan
Tersedianya tenaga
pendidik dan
0,15 4 0,60
kependidikan yang
berkompeten
Hubungan baik antar
tenaga pendidik, tenaga
0,15 2 0,30
kependidikan, komite
dan peserta didik.
Kualitas peserta didik 0,15 5 0,75
Jumlah kekuatan 1,95
2 Weakness
Rekrutmen guru dan staf 0,10 1 0,10
Lokasi sekolah yang
0,05 2 0,10
kurang strategis
Etos kerja 0,10 2 0,20
Belum optimalnya
pembelajaran dari guru 0,12 4 0,48
yang melanjutkan S2
Tingkat perekonomian
0,08 3 0,24
peserta didik
Jumlah kelemahan 1,12
Keterangan 0,83
1,00
Dari hasil analisis SWOT di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah berada di Kuadran I
(positif, positif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Keterangan :
Strength (kekuatan) :
1. Kondisi sekolah yang kondusif karena jauh dari kebisingan lalu lintas serta memiliki lahan yang
luas.
2. Kelengkapan Fasilitas laboratorium (meliputi laboratorium fisika, biologi, kimia, multimedia)
dan perpustakaan
3. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompeten (daftar jumlah guru
terlampir). Guru di SMAN 16 Palembang berjumlah 52 orang, minimal mempunyai kualifikasi
pendidikan S1. 10 orang kualifikasi S2 (4 orang bidang kependidikan, 6 orang non
kependidikan), 1 orang sedang mengikuti pendidikan S2 di bidang kependidikan, dan 1 orang
sedang mengikuti pendidikan S2 non kependidikan (IT) . Guru selalu diberi motivasi tentang
peningkatan kompetensi pendidikan baik melalui pelatihan, seminar, diklat, maupun loka karya
sejenis untuk meningkatkan kompetensi guru. Sehingga sekolah sering memfasilitasi guru untuk
mengikuti kegiatan beserta siswa membawa nama baik sekolah.
4. Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite dan peserta didik. Kepala
sekolah minimal 1 bulan sekali mengadakan rapat pembinaan terhadap guru dan tenaga
kependidikan.
5. Kualitas peserta didik. Prestasi yang diukir siswa siswi SMAN 16 Palembang tidak hanya di
bidang pendidikan, melainkan di bidang ekstrakurikuler. Diantaranya sebagai peraih juara
bergilir di ektrakurikuler PMR, peraih juara di bidang senam, baris berbaris (Paskibra), nasyid,
dll.
Weakness (kelemahan) :
1. Rekrutmen guru dan staf. Jumlah guru yang terdapat di tiap bidang studi tidak menyebar/tidak
memenuhi jumlah kebutuhan tiap mata pelajaran. Salah satu contoh, ada guru yang memiliki
tanggung jawab mengajar yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan ada juga
guru dengan jumlah jam mengajar yang sangat sedikit dikarenakan kelebihan guru pada satu
mata pelajaran. Hal ini dikarenakan, tidak ada kesesuaian kebutuhan guru dengan jumlah guru
yang masuk, biasanya merupakan titipan/rekrutmen dari salah satu oknum pejabat.
2. Lokasi sekolah yang kurang strategis. Akses menuju SMAN 16 Palembang ini tidak dilalui oleh
angkutan umum dan rawan banjir.
3. Etos kerja. Etos kerja tenaga pendidik dan kependidikan masih rendah. Hal ini terlihat masih
seringnya tenaga pendidik dan kependidikan yang datang terlambat. Selain itu, inovasi dan
kreativitas juga masih rendah.
4. Belum optimalnya pembelajaran dari guru yang melanjutkan S2. Kualifikasi guru masih di
dominasi dengan S1, dan yang memiliki kualifikasi S2 non kependidikan. Hanya 6 orang guru
yang memiliki kualifikasi S2 kependidikan.
5. Tingkat perekonomian peserta didik. Hampir 60-70 % siswa siswi SMAN 16 Palembang
memiliki tingkat perekonomian menengah ke bawah. Sehingga hal ini terkadang menjadi
penghalang bagi kegiatan pembelajaran siswa. Misal, siswa memiliki pengetahuan yang minim
untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan (tidak bisa mengakses internet secara bebas).
Oportunity (peluang) :
1. Tingginya minat orang tua dan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMAN 16
Palembang. Hal ini dikarenakan status sekolah Negeri.
2. Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana. Hal ini terlihat
dari 3 jenis bantuan yang datang dari pemerintah pusat dan daerah pada tahun ini (2013), yakni
bantuan pembuatan lokal untuk ruang multimedia yang langsung dilengkapi dengan peralatan
komputer dan jaringan internet/wifi, rehabilitasi atap pada 8 rombel, pembangunan 4 lokal tegak
dinding yang siap untuk 2 lanta, serta pembangunan 1 lokal untuk ruang belajar.
3. Kerja sama dan kemitraan sekolah. Adanya kerja sama dan kemitraan sekoah dan
lembaga/instansi lainnya, seperti PT. PUSRI, Telkomsel, Provider XL, sebagai donatur tetap
untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta lembaga/instansi lainnya yang juga berperan
sebagai donatur.
4. Meluasnya penggunaan teknologi dan sistem informasi. Adanya bantuan jaringan internet ke
sekolah memberikan kemudahan bagi siswa, pendidik dan tenaga kependidikan untuk
memanfaatkan kecanggihan teknologi guna pemanfaatan dalam kegiatan pendidikan.
5. Suasana lingkungan yang asri dan agamis. Lingkungan sekolah yang masih alami serta dekatnya
sekolah dengan PondokPesantren memberikan suasana nyaman dan religi bagi warga SMAN 16
Palembang.
Threat (tantangan) :
1. Kompetitor Sejenis. Kompetitor bagi SMAN 16 Palembang memang memiliki jarak yang tidak
dekat. Tetapi kompetitor2 tersebut memiliki akses transfortasi yang baik (dilalui oleh angkutan
umum).
2. Program sekolah gratis. Program ini tidaklah memberikan solusi yang tepat dalam kegiatan
belajar mengajar. Cairnya dana SG (Sekolah Gratis) yang lambat dan memakan waktu yang
cukup lama (3-5 bulanan) dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan sekolah, seperti
terhambatnya kegiatan ekstrakurikuler, gaji tenaga honorer, pembiayaan adminstrasi sekolah, dll.
3. Akses menuju sekolah. Selain tidak adanya angkutan umum yang melalui sekolah, kondisi
rawan banjir juga menjadi penghambat menuju ke sekolah. Resapan air dan pengairan air yang
tidak baik sebagai pemicu terjadinya banjir.
4. Kualitas lulusan. Yang menjadi tantangan disini adalah lulusan yang melanjutkan studi hingga
perguruan tinggi tidaklah 100%. Perekonomian orangtua yang masih menengah ke bawah,
memicu lulusan berfikiran untuk segera bekerja sehingga dapat membantu perekonomian orang
tua nya.
5. Dukungan dari orang tua. Orangtua siswa terkadang kurang mendukung sepenuhnya baik materi
maupun sumbangsih pemikiran. Hal ini dapat terjadi karena sebagaian besar pendidikan orangtua
siswa rata-rata buruh dan memiliki kondisi perekonomian menengah ke bawah.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan analisis SWOT di SMAN 16 Palembang, dapat disimpulkan bahwa
perumusan manajemen strategi di SMAN 16 Palembang masuk pada kategori baik. Hal ini
terlihat pada hasil analisis menunjukkan SMAN 16 Palembang berada pada kuadran I. Posisi ini
menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
B. Saran
Dari hasil analisis visi misi sekolah, dirasakan adanya kekurangan pada pengukuran
jangka waktu dalam pencapaian kondisi yang akan dicapai.