You are on page 1of 16

JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 147

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD


DALAM PROSES PENGADAAN BARANG/JASA
(PERSEPSI PEGAWAI DINAS PEMERINTAH KOTA BOGOR)
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING FRAUD PREVENTION IN THE PROCUREMENT
FRAUD OF GOOD/SERVICE
(PERCEPTION BOGOR CITY GOVERNMENT SERVICE EMPLOYEES)
S.Hambani, Warizal, I.C.Kusuma, Ramadianti
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No.1, Kotak Pos 35, Kode Pos 16720, Telp/Fax : (0251) 8245155
susy.hambani@unida.ac.id, warizal@unida.ac.id, indra.cahya.kusuma@unida.ac.id
Ramadianti08@gmail.com
ABSTRACT
Fraud prevention is an integrated effort, which is carried out by management to reduce the
factors that cause fraud and needs to be carried out continuously without interruption. This
research was conducted to find out empirical data on how much influence the role of
organizational culture, e-procurement, whistleblowing system, and internal control either
partially or collectively to prevent fraud in the goods/services procurement process. The
population in this study were 19 Bogor City Government Offices. Sampling in this study using
purposive sampling method, and the research sample is the procurement actors in each
agency. Respondents in this study were 73 respondents from 19 Bogor City Government
Offices. Tests and research instruments using SPSS 24 with multiple linear regression
analysis. The results of this study indicate that organizational culture, e-procurement,
whistleblowing systems, and internal control have a positive and significant effect on fraud
prevention in the goods/services procurement process either partially or simultaneously.
Keyword: organizational culture, e-procurement, whistleblowing system, internal control,
and fraud prevention.
ABSTRAK
Pencegahan kecurangan merupakan upaya yang terintegras, yang dilaksanakan manajemen
untuk menekan terjadinya faktor penyebab kecurangan serta perlu dilakukan secara terus
menerus tanpa putus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui data secara empiris
mengenai seberapa besar pengaruh dari peran budaya organisasi, e-procurement,
whistleblowing system, dan pengendalian internal baik secara parsial maupun secara bersama-
sama untuk mencegah terjadinya fraud di dalam proses pengadaan barang/jasa. Populasi
dalam penelitian ini merupakan 19 Dinas Pemerintah Kota Bogor. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dan sampel penelitiannya
adalah pelaku pengadaan yang ada dalam setiap Dinas. Responden dalam penelitian ini
sebanyak 73 responden dari 19 Dinas Pemerintah Kota Bogor. Pengujian dan instrumen
penelitian menggunakan SPSS 24 dengan analisis regresi linear berganda. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa budaya organisasi, e-procurement, whistleblowing system,
dan pengendalian interal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan fraud dalam
proses pengadaan barang/jasa baik secara parsial maupun secara simultan.
Kata Kunci: budaya organisasi, e-procurement, whistleblowing system, pengendalian
internal, dan pencegahan fraud.
148 | S.Hambani, Warizal, I.C. Kusuma, Ramadianti Analisis Faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan

PENDAHULUAN Indonesian Corupttion Watch (ICW)


Semakin pesatnya perkembangan juga mengungkapkan bahwa kerugian
perekonomian di Indonesia dan Dunia negara mencapai 1,02 triliun rupiah
banyak memberikan manfaat bagi sepanjang tahun 2017 yang disebabkan
masyarakat maupun pemerintah. Akan karena kecurangan pengadaan barang/jasa
tetapi pesatnya perkembangan (procurement fraud).
perekonomian dunia juga diikuti dengan, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
semakin berkembangnya fraud atau biasa Barang/Jasa Pemerintah (LKPP),
disebut dengan istilah kecurangan. Fraud mengatakan bahwa kasus korupsi dalam
menurut fraud triangle theory yang proses pengadaan barang/jasa pemerintah
dikemukakan psikolog Donald Cressey menduduki peringkat kedua dari kasus
(1953), mengatakan bahwa ada tiga tindak pidana korupsi yang ditangani oleh
dimensi yang menjelaskan mengapa KPK.
sesorang melakukan fraud, yaitu tekanan Menurut ranking indeks pengadaan
(pressure), peluang (opportunity), barang/jasa di LPSE tahun 2018 yang
pembenaran atau justifikasi dilakukan oleh KPK, provinsi jawa barat
(rationalization), tiga dimensi tersebut memiliki peringkat kedua terkecil dari
memiliki keterkaitan antara satu dengan kasus kecurangan pengadaan barang/jasa
yang lainnya sehingga membentuk konsep di Indonesia. Sedangkan menurut
aggregate untuk menjelaskan beberapa Indonesia Corruption Watch (ICW) ada 5
faktor fraud secara komprehensif. provinsi yang rawan mengalami kasus
The Association of Certified Fraud kecurangan, terutama pada saat
Examiners (ACFE) mengklasifikasikan berlangsungnya Pilkada. Lima Provinsi
fraud kedalam tiga cabang besar, yaitu tersebut diantaranya Sumatra Utara, Jawa
penyimpangan atas aset (asset Tengah, Jawa Timur, Riau, dan Jawa
misappropriation), asersi yang menipu Barat, hal tersebut dikarenakan banyak
(fraudulent statement), dan korupsi kasus kecurangan yang terulang di
(corruption). Provinsi tersebut. Dimana Provinsi Jawa
Menurut Pricewaterhose Coorpes Barat terdiri atas 18 kabupaten dan 9 kota
dalam laporannya di Global Crime Survey berpotensi besar terjadinya kecurangan
pada tahun 2007 mencatat angka cukup pengadaan barang/jasa. Salah satunya
fantastis untuk rata-rata total kerugian adalah Pemkab dan Pemkot Bogor (Didi &
finansial suatu perusahaan karena fraud Indra, 2018). Diantaranya kasus dugaan
yaitu mencapai USD 3,2 juta. Sehingga dana fiktif pengadaan barang dan jasa
dapat dikatakan bahwa fraud telah pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
berkembang secara luas didunia, seperti Bogor tahun 2018 senilai Rp 470 juta,
halnya di Amerika Serikat. Kasus yang melibatkan ASN (Aparatur Sipil
WorldCom, Global Crossing, Adelphia, Negara) dilingkup pemerintah kota Bogor
Lucent Technologies, dan Enron, dan kepala bendahara KPU yang juga
merupakan beberapa perusahaan di menjabar sebagai kepala Pokja Unit
Amerika Serikat yang jatuh akibat fraud Layanan Pengadaan (ULP) KPU Kota
baik dengan pencurian aset, kejahatan Bogor (Bogor, Beritasatu.com). Kasus
komputer, korupsi ataupun manipulasi dugaan dalam pengaturan pemenang
laporan keuangan. proyek tender pembangunan Stadion GOR
Indonesia Procurement Watch (IPW) Pakansari tahap tiga dengan menelan biaya
menyatakan bahwa 385 kasus korupsi lebih dari Rp 196 miliar, sehingga Unit III
yang ditangani Komisi Pemberantasan Kriminal Khusus (Krimsus) Kepolisian
Korupsi (KPK), 70 persennya merupakan Resor Bogor mulai turun tangan untuk
kasus kecurangan dalam pengadaan menyelidiki kasus yang sarat kejanggalan
barang/jasa. dalam proses penentuan pemenang tender
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 149

proyek stadion bertaraf internasional adanya peran e-procurement, budaya


tersebut.Teori atribusi yang dikembangkan organisasi, whistleblowing system dan
oleh Kelley (1967), dan kemudian pengendalian internal.
dikembangkan oleh Green serta Mitchell E-procurement secara umum dapat
(1979). Dalam teori ini, mereka didefinisikan sebagai otomatisasi proses
berpandangan bahwa perilaku pengadaan organisasi dengan
kepemimpinan disebabkan oleh atribut menggunakan aplikasi berbasis web (Nawi
penyebab. Jadi teori kepemimpinan atribut dkk, 2016:329). E-procurement dalam
menjelaskan mengapa perilaku Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
kepemimpinan terjadi. Teori ini juga tidak dibagi menjadi dua yaitu pelelangan
terlepas dari perilaku orang dalam elektronik (e-tendering) dan pembelian
organisasi, yaitu perilaku pimpinan dan barang atau jasa secara elektronik (e-
perilaku bawahan. Sehingga, purchasing). Implementasi kebijakan e-
kepemimpinan tidak terlepas dari cara procurement di Indonesia dimulai pada
berpikir, berperasaan, bertindak, bersikap, tahun 2006 dengan dibentuknya Layanan
serta berperilaku dalam pekerjaan di suatu Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan
organisasi dengan bawahannya atau orang Unit Layanan Pengadaan Barang/jasa
lain (Waworuntu, 2003). Tindakan serta (ULP), serta dikembangkan oleh pusat
keputusan yang diambil oleh pemimpin pengembangan kebijakan pengadaan
ataupun orang yang diberikan wewenang, barang/jasa pada tahun 2006 sesuai Inpres
disebabkan oleh atribut penyebab. nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan
Termasuk perilaku tidak etis maupun Pemberantasan Korupsi (Nurlukman,
kecurangan yang terjadi dalam proses 2017:82).
pengadaan barang/jasa. Faktor-faktor Kesadaran tentang adanya fraud dapat
seperti pengendalian internal, budaya dapat dimasukkan kedalam suatu budaya
organisasi, e-procurement, dan organisasi, dalam hal ini budaya organisasi
whistleblowing system merupakan faktor berarti merupakan sistem yang dipercaya
yang digunakan pemerintah dalam oleh para anggota suatu organisasi atau
mencegah terjadinya kecurangan didalam instansi yang menjadi suatu hal yang
proses pengadaan barang/jasa. membedakan organisasi atau instansi
Procurement fraud merupakan dengan organisasi atau instansi lainnya.
kecurangan yang terjadi saat proses Tuanakota (2010), budaya organisasi atau
pengadaan barang/jasa pemerintah atau perusahaan adalah nilai yang dirasakan
perusahaan swasta berlangsung. Jenis bersama oleh para anggota organisasi yang
kecurangan ini merupakan kecurangan diwujudkan dalam bentuk sikap perilaku
yang sering terjadi dan tidak mudah atau komitmen pada organisasi maupun
dideteksi, dibuktikan dan dituntut karena perusahaan. Budaya organisasi juga
banyak pihak yang terlibat, terutama pihak digunakan sebagai salah satu alat
internal, dan dapat terjadi diberbagai siklus manajemen untuk mencapai efisiensi,
hidup pengadaan barang/jasa. Sehingga efetivitas, produktivitas, dan etos kerja
dibutuhkan beberapa upaya yang harus yang baik dan sesuai dengan tujuan yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya ingin dicapai (Sutrisno, 2013).
kecurangan terhadap pengadaan Stanley dan Lan (2008)
barang/jasa pemerintah, seperti yang telah mengatakan bahwa whistleblowing adalah
diamanatkan dalam Peraturan Presiden cara yang tepat untuk mencegah dan
Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi menghalangi kecurangan, kerugian, dan
Nasional Pencegahan Korupsi. Upaya penyalahgunaan. Whistleblowing system
pencegahan fraud dalam pengadaan merupakan salah satu langkah yang tengah
barang/jasa dapat dipengaruhi oleh digalakkan oleh Komisi Pemberantasan
beberapa faktor, diantaranya karena Korupsi (KPK). Whistleblowing system
150 | S.Hambani, Warizal, I.C. Kusuma, Ramadianti Analisis Faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan

sendiri sudah diatur secara internasional METODE PENELITIAN


dalam The United Nations Convention
against Corruption of 9 December 2003 Objek dari penelitian ini adalah 19
(article 33), dengan mengimbau setiap Dinas Pemerintah Kota Bogor. Lokasi
negara untuk menggunakan kriteria yang penelitian di Pemerintah kota Bogor.
sesuai pada sistem hukum yang berlaku di Penelitian ini termasuk penelitian
negara masing-masing untuk memberikan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
perlindungan kepada siapapun yang metode penelitian deskriptif dan asosiatif.
dengan itikad baik dan rasional (Sugiyono, 2013 ; 59), Deskriptif
melaporkan kepada pihak berwenang merupakan penelitian yang berkaitan
segala tindakan pelanggaran sebagaimana dengan pertanyaan terhadap keberadaan
dimaksud dalam konvensi. variabel mandiri baik satu variabel/lebih.
IAPI (2011;319.2), pengendalian intern Asosiatif adalah suatu penelitian yang
sebagai suatu proses yang dijalankan oleh bersifat menanyakan hubungan antara dua
dewan komisaris, manajemen dan variabel atau lebih.
personel, manejemen dan personel lain Berdasarkan karakteristiknya data
entitas yang didesain untuk memberikan dalam penelitian ini menggunakan data
keyakinan memadai tentang pencapaian kuantitatif, dimana data kuantitatif
tiga golongan tujuan diantaranya, merupakan data yang berbentuk angka,
keandalan laporan keuangan, efektivtas atau data kualitatif yang diangkakan/diberi
dan efisiensi oprasional, serta kepatuhan scoring (Kasiram, 2008). Data yang
terhadap hukum dan peratutan yang digunakan adalah data primer. Adapun
berlaku. teknik pengambilan sampel dalam
Larasati & Surtikantri (2019), penelitian ini menggunakan teknik
mengatakan bahwa pengendalian internal, purposive sampling. Dimana purposive
whistleblowing system, good corporate sampling dapat disebut juga sebagai
governance berpengaruh yang positif baik judgement sampling yang merupakan
secara parsial maupun simultan terhadap pengambilan sampel dengan berdasarkan
pencegahan fraud. Nuryanti (2015) dalam pada pertimbangan-pertimbangan tertentu,
penelitiannya menyatakan bahwa terutama pertimbangan yang diberikan
penerapan e-procurement dan oleh sekelompok pakar atau expert
pengendalian internal secara parsial (Sanusi, 2011).
memiliki pengaruh terhadap pencegahan METODE ANALISIS DATA
fraud pengadaan barang/jasa.
Muthmainnah (2019), mengatakan bahwa Sugiyono (2013:206), menyatakan bahwa
bahwa secara parsial komitmen organisasi, analisis regresi berganda (Multiple
budaya organisasi, dan keefektifan Regression Analisis) digunakan untuk
pengendalian internal, masing-masing memprediksi bagaimana perubahan nilai
variabel berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, bila nilai variabel
pencegahan fraud pengadaan barang. independen dinaikan atau diturunkan
Oguda, dkk (2015), mengatakan bahwa nilainya. Analisis ini digunakan untuk
Findings of the study revealed that there mengetahui seberapa besar pengaruh
was a statistically significant and positive antara variabel bebas terhadap variabel
relationship between the adequacy of terikat. Widiayarta, dkk (2017), Adapun
internal control systems and fraud model dalam analisis regresi linear
prevention and detection in district berganda secara sederhana sebagai berikut:
treasuries in Kakamega County. Y = a + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 + e
Keterangan :
Y = Pencegahan fraud (Y)
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 151

a = Konstanta β4 = Koefisien regresi dari variabel


β1 = Koefisien regresi dari variabel Pengendalian Internal
Budaya Organisasi X1 = Budaya Organisasi
β2 = Koefisien regresi dari variabel X2 = E-procurement
E-procurement X3 = Whistleblowing System
β3 = Koefisien regresi dari variabel X4 = Pengendalian Internal
Whistleblowing System e = Faktor pengganggu
Koefisien Korelasi Berganda Pengujian Hipotesis
1. Uji F
Analisis koefisien korelasi Ghozali (2016: 96), Uji F adalah uji
berganda (R) digunakan untuk signifikan keseluruhan dari regresi sampel
menerangkan kekuatan dan arah hubungan yang menguji joint hipotesis secara
antara variabel independen (X) dengan simultan. Uji F bertujuan untuk mengtahui
variabel dependen (Y). Dalam hal ini pengaruh antara variabel independen yang
menggunakan analisis korelasi terdapat dalam model secara bersama-
berganda/multiple correlation digunakan sama (simultan) terhadap variabel
untuk mengukur kekuatan asosiasi dependen. Adapun pengambilan keputusan
(hubungan) antara variabel bebas dengan dilakukan dengan kriteria pengujian
variabel terikat (Sugiyono, 2013). Cara sebagai berikut :
mengetahui keadaan korelasi digunakan a. Jika probabilitas signifikansi < 0,05
kriteria sebagai berikut : maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Tabel 1 Interpretasi Analisis Korelasi : b. Jika probabilitas signifikansi > 0,05
Interval Koefisien Tingkat Hubungan maka H0 ditolak da H1 diterima.
0,00 – 0,199 Sangat Rendah 2. Uji t
0,20 – 0,399 Rendah
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah
0,40 – 0,599 Sedang
setiap variabel bebas (independen) secara
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
masing-masing parsial atau individu,
Sumber : Sugiyono (2012) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (dependen)
Analisis Koefisien Determinasi (Priyatno, 2011 ; 252). Pada tingkat
signifikansi 5% dengan menganggap
Ghozali (2016: 95), Koefisien variabel bebas bernilai konstan. Adapun
determinasi (R²) digunakan untuk pengambilan keputusan dilakukan dengan
mengukur seberapa jauh kemampuan kriteria pengujian sebagai berikut :
model dalam menerangkan variasi variabel a. Jika nilai signifikansi < 5% (α = 0,05)
dependen. Nilai koefisien determinasi maka terdapat pengaruh secara parsial
adalah antara nol sampai satu (0 < R² < 1). antara variabel independen terhadap
Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel dependen atau Ha diterima dan
variabel independen dalam menjelaskan HO ditolak.
variasi variabel dependen sangat terbatas. b. Jika nilai signifikansi > 5% (α = 0,05)
Nilai yang mendekati satu berarti variabel- maka terdapat pengaruh secara parsial
variabel independen memberikan hampir antara variabel independen terhadap
semua informasi yang dibutuhkan untuk variabel dependen atau Ha ditolak dan
memprediksi variasi variabel dependen. HO diterima.

KD = r² x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 152

HASIL DAN PEMBAHASAN keseluruhan tanggapan atau jawaban


responden dapat dilihat pada tabel 2
Tanggapan Responden berikut ini :
Berdasarkan rekapitulasi jawaban
dari masing-masing responden, maka

Tabel 2 Rekapitulasi Jawaban Responden


Variabel Nilai Rata-rata Keterangan Skor Tanggapan
Budaya Organisasi 4,25 Setuju
E-procurement 4,00 Setuju
Whistleblowing System 4,00 Setuju
Pengendalian Internal 4,00 Setuju
Pencegahan Fraud 4,00 Setuju
Sumber : Data diolah Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 2 diatas skala Likert 5 poin. Rata-rata skor dari


menunjukkan hasil dari jawaban 73 jawaban responden sebesar 4,00, dengan
responden atas pertanyaan yang ada pada keterangan rata-rata setuju. Variabel
variabel budaya organisasi terdiri dari 9 pengandalian internal terdiri dari 15 item
item pertanyaan pada skala Likert 5 poin. pertanyaan pada skala Likert 5 poin. Rata-
Rata-rata skor dari jawaban responden rata skor dari jawaban responden sebesar
sebesar 4,25, dengan keterangan rata-rata 3,75, dengan keterangan rata-rata
setuju. Variabel e-procurement terdiri dari setuju.Variabel pencegahan fraud terdiri
24 item pertanyaan pada skala Likert 5 dari 13 item pertanyaan pada skala Likert
poin. Rata-rata skor dari jawaban 5 poin. Rata-rata skor dari jawaban
responden sebesar 4,00, dengan keterangan responden sebesar 4,00, dengan keterangan
rata-rata setuju. Variabel whistleblowing rata-rata jawaban setuju.
system terdiri dari 7 item pertanyaan pada

Uji Validitas
Tabel 3 Rekapitulasi Uji Validitas
Variabel rhitung rtabel Nilai Signifikansi Keputusan
Budaya Organisasi 0,646 0,2272 0,000 Valid
E-procurement 0,765 0,2272 0,000 Valid
X2.17 0,135 0,2272 0,288 Tdk Valid
X2.22 0,126 0,2272 0,256 Tdk Valid
Whistleblowing System 0,743 0,2272 0,000 Valid
Pengendalian Internal 0,598 0,2272 0,000 Valid
Pencegahan Fraud 0,638 0,2272 0,000 Valid
Y.7 0,020 0,2272 0,868 Tdk Valid
Sumber : Data diolah Tahun 2020

Berdasarkan tabel hasil uji validitas memilih untu melakukan drop of atau
pada tabel 3, dapat dilihat terdapat 2 butir menghapus ketiga butir pertanyaan pada
kuesioner pada variabel independen dan 1 variabel tersebut, dan peneliti juga
butir kuesioner pada variabel dependen melakukan pengujian validitas yang kedua
yang dinyatakan tidak valid. Variabel untu memastikan bahwa semua kuesioner
tersebut diantaranya variabel X2.17, benar-benar valid. Dalam hasil uji validitas
X2,22, dan Y.7, ketiga butir kuesioner yang kedua seluruh pertanyaan pada
tersebut tidak layak untuk dilakukan kuesioner dinyatakan valid. Sehingga
pengujian selanjutnya. Sehingga peneliti
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 153

hanya ada 65 butir kuesioner yang akan diuji dan telah diisi oleh 73 responden.
Uji Realibilitas
Tabel 4 Rekapitulasi Uji Realiabilitas
Variabel Realibility Coefficient Cronbach Alpha Keputusan

Budaya Organisasi 9 item pertanyaan 0,624 Reliabel


E-procurement 22 item pertanyaan 0,907 Reliabel
Whistleblowing System 7 item pertanyaan 0,797 Reliabel
Pengendalian Internal 15 item pertanyaan 0,753 Reliabel
Pencegahan Fraud 12 item pertanyaan 0,821 Reliabel
Sumber : Data diolah Tahun 2020

Berdasarkan hasil uji realibilitas diatas, dapat dilihat pada nilai cronbach alpha untuk budaya
organisasi sebesar 0,624 > 0,06, e- whistleblowing system 1,601 dan 0,625,
procurement sebesar 0,907 > 0,06, dan pengendalian internal 1,960 dan 0,510.
whistleblowing System sebesar 0,797 > Sehingga dapat disimpulkan seluruh
0,06, Pengendalian Internal sebesar 0, 753 variabel memiliki nilai VIF kecil dari 10
> 0,06, dan pencegahan fraud sebesar dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,100.
0,821 > 0,06. Sehingga dapat disimpulkan Dari hasil pengujian tersebut mermakna
bahwa semua variabel bebas dan variabel bahwa tidak terjadi gejala
terikat yang akan diuji dalam penelitian ini multikolonieritas pada model regresi.
memiliki data yang reliabel. Sehingga seluruh variabel layak digunakan
untuk memprediksi pengaruh pencegahan
fraud didalam proses pengadaan
Uji Asumsi Klasik barang/jasa.
Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil pengujian normalitas Dari hasil pengujian, diperoleh
dengan menggunakan Kolomogrov bahwa titik-titik menyebar dengan pola
smirnov, dapat diperoleh nilai Asymp. Sig yang tidak jelas diatas dan dibawah angka
(2-tailed) untuk variabel Budaya 0 pada sumbu Y. Serta hasil pengujian
organisasi, e-procurement, whistleblowing menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari
system, pengendalian internal dan seluruh variabel lebih besar dari 0,05,
pencegahan fraud yaitu sebesar 0,612. sehingga disimpulkan tidak terjadi masalah
Dimana nilai signifikansi tersebut lebih heteroskedastisitas pada model regresi.
besar dari nilai alpha 0,05. Sehingga hal Jadi seluruh variabel layak digunakan
ini menunjukan bahwa seluruh variabel untuk memprediksi pengaruh pencegahan
terdistribusi secara normal. Sehingga data fraud dalam proses pengadaan barang/jasa.
dapat digunakan untuk mengukur
pengaruh budaya organisasi, e- Analisis Regresi Linear Berganda
procurement, whistleblowing system, dan
pengendalian internal terhadap pencegahan Analisis regresi linear berganda
fraud didalam proses pengadaan bertujuan untuk mengetahui hubungan
barang/jasa. fungsional antara variabel bebas dan
terikat. Serta digunakan untuk
Uji Multikolonieritas memprediksi bagaimana perubahan nilai
dari variabel terikat, bila nilai variabel
Dari hasil pengujian, diperoleh bebas dinaikan atau diturunkan nilainya.
nilai VIF dan nilai Tolerance untuk Berikut hasil pengujian analisis regresi
budaya organisasi sebesar 1,899 dan 0,527, linear berganda sebagai berikut :
e-procurement 1,893 dan 0,528,
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 154

Tabel 5 Regresi Linear Berganda


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 4,297 4,202 1,023 ,310
Budaya Organisasi ,287 ,141 ,198 2,034 ,046
1 E-procurement ,161 ,042 ,370 3,795 ,000
whistleblowing system ,259 ,127 ,183 2,044 ,045
pengendalian internal ,201 ,086 ,232 2,338 ,022
a. Dependent Variable: pencegahan fraud
Sumber : Data diolah tahun 2020
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 155

Berdasarkan tabel 5 uji regresi linear satuan, dengan asumsi variabel


berganda diatas maka, dapat diperoleh independen laiinya tetap.
model persamaan regresi yang digunakan 4. Koefisien regresi variabel X3
sebagai berikut : (whistleblowing system) memiliki nilai
Y = 4,297 + 0,287X1 + 0,161X2 + sebesar 0,259, yang artinya setiap
0,259X3+ 0,201X4 + 0,555 peningkatan X3 (whistleblowing
Interpretasi dari model persamaan regresi system) sebesar 1 satuan, maka akan
tersebut yaitu diantaranya sebagai berikut: meningkatkan Y (pencegahan fraud
1. Hasil persamaan regresi tersebut dalam proses pengadaan barang/jasa)
diperoleh nilai konstanta sebesar 4,297, sebesar 0,259 satuan, dengan asumsi
yang artinya jika X1 (budaya variabel independen laiinya tetap.
organisasi), X2 (e-procurement), X3 5. Koefisien regresi variabel X4
(whistleblowing system), X4 (pengendalian internal) memiliki nilai
(pengendalian internal) nilainya adalah sebesar 0,201, yang artinya setiap
0, maka besarnya Y (pencegahan fraud peningkatan X (pengendalian internal)
dalam proses pengadaan barang/jasa) sebesar 1 satuan, maka akan
nilainya positive sebesar 4,297. meningkatkan Y (pencegahan fraud
2. Koefisien regresi variabel X1 (budaya dalam proses pengadaan barang/jasa)
organisasi) memiliki nilai sebesar sebesar 0,201 satuan, dengan asumsi
0,287, yang artinya setiap peningkatan variabel independen laiinya tetap.
X1 (budaya organisasi) sebesar 1
satuan, maka akan meningkatkan Y Koefisien Korelasi Berganda
(pencegahan fraud dalam proses Analisis koefisien korelasi
pengadaan barang/jasa) sebesar 0,287 berganda (R) digunakan untuk
satuan, dengan asumsi variabel menerangkan kekuatan serta arah
independen laiinya tetap. hubungan antara variabel budaya
3. Koefisien regresi variabel X2 (e- organisasi, e-procurement, whistleblowing
procurement) memiliki nilai sebesar system, dan pengendalian internal secara
0,161, yang artinya setiap peningkatan bersama-sama terhadap pencegahan fraud
X2 (e-procurement) sebesar 1 satuan, dalam proses pengadaan barang/jasa.
maka akan meningkatkan Y Adapun nilai koefisien korelasi dapat
(pencegahan fraud dalam proses diihat pada tabel 6 berikut : Tabel 6
pengadaan barang/jasa) sebesar 0,161 Analisis Koefisien Korelasi Berganda
Model Summary
Mode R R Adjusted R Std. Error Change Statistics
l Square Square of the R Square F df1 df2 Sig. F
Estimate Change Change Change
1 ,812a ,659 ,639 2,355 ,659 32,865 4 68 ,000
a. Predictors: (Constant), pengendalian internal, Budaya Organisasi, whistleblowing system, E-
procurement
Sumber : Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 6 diatas, diperoleh hasil procurement, Whistleblowing System,
pengujian koefisien korelasi berganda Pengendalian Internal) berdasarkan kriteria
dengan nilai R2 sebesar 0,659. Hal ini interpretasi koefisien korelasi berada pada
menunjukkan bahwa besarnya hubungan kategori kuat yakni berada pada kisaran
secara bersama-sama dari variabel 0,60 – 0,799.
independen (Budaya Organisasi, E-
156 | S.Hambani, Warizal, I.C. Kusuma, Ramadianti Analisis Faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan

Koefisien Determinasi
Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,812a ,659 ,639 2,355
a. Predictors: (Constant), pengendalian internal, Budaya Organisasi, whistleblowing system, E-
procurement
Sumber : Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat system, dan pengendalian internal
diperoleh hasil pengujian koefisien memiliki pengaruh sebesar 65,9% terhadap
determinasi dengan nilai R2 = 0,659 atau pencegahan fraud, dan 35,1% merupakan
65,9%. Artinya pengaruh dari budaya sumbangsih pengaruh dari variabel lain
organisasi, e-procurement, whistleblowing yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pengujian Hipotesis
1. Uji F (Simultan)
Tabel 8 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 728,926 4 182,231 32,865 ,000b


1 Residual 377,047 68 5,545
Total 1105,973 72
a. Dependent Variable: pencegahan fraud
b. Predictors: (Constant), pengendalian internal, Budaya Organisasi, whistleblowing system, E-
procurement
Sumber : Data diolah Tahun 2020

Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui atau bersama-sama budaya organisasi, e-


bahwa hasil pengujian menggunakan uji F, procurement, whistleblowing system, dan
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0, 000. pengendalian internal berpengaruh positif
Sehingga nilai signifikansi 0,000 < 0,05. dan signifikan terhadap pencegahan fraud
Hal ini menunjukan bahwa secara simultan pengadaan barang/jasa.
2. Uji t (Parsial)
Tabel 9 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 4,297 4,202 1,023 ,310
Budaya Organisasi ,287 ,141 ,198 2,034 ,046
1 E-procurement ,161 ,042 ,370 3,795 ,000
whistleblowing system ,259 ,127 ,183 2,044 ,045
pengendalian internal ,201 ,086 ,232 2,338 ,022
a. Dependent Variable: pencegahan fraud
Sumber : Data diolah tahun 2020
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 157

a. Uji t Variabel Budaya Organisasi dapat disimpulkan bahwa


Hasil pengujian dengan menggunakan Pengendalian internal secara parsial
uji t diperoleh nilai thitung untuk Budaya berpengaruh terhadap Pencegahan
Organisasi sebesar 2,034, sedangkan Fraud Dalam Proses Pengadaan
nilai ttabel sebesar 1,995. Apabila nilai Barang/jasa.
thitung > ttabel (2,034 > 1,995) dengan Pembahasan
tingkat signifikansi sebesar 0,046 < Uji F
0,05. Hal dapat diartikan bahwa Ha Dari hasil pengujian uji F,
diterima. Sehingga dapat disimpulkan menunjukkan bahwa adanya hubungan
bahwa Budaya Organisasi secara pengaruh yang signifikan secara simultan
parsial berpengaruh terhadap atau bersama-sama antara budaya
Pencegahan Fraud Dalam Proses organisasi, e-procurement, whistleblowing
Pengadaan Barang/jasa. system dan pengendalian internal, terhadap
b. Uji t Variabel E-procurement pencegahan fraud dalam proses pengadaan
Hasil pengujian dengan menggunakan barang/jasa. Hal ini dibuktikan dengan
uji t diperoleh nilai thitung untuk variabel nilai signifikansi yang lebih kecil dari
E-procurement sebesar 3,795, 0,05. Dengan nilai signifikansi sebesar
sedangkan nilai ttabel sebesar 1,995. 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini
Apabila nilai thitung > ttabel (3,795 > mendukung hasil penelitian dari
1,995), dengan tingkat signifikansi Mutamainnah (2019), Larasati (2019),
sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini dapat Oguda (2015), Nuryanti (2015), Wulandari
diartikan bahwa Ha diterima. Sehingga (2019), Widiyarta dkk (2017), yang
dapat disimpulkan bahwa E- menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
procurement secara parsial yang signifikan secara simultan atau
berpengaruh terhadap Pencegahan bersama-sama dari budaya organisai, e-
Fraud Dalam Proses Pengadaan procurement, whistleblowing system, dan
Barang/jasa. pengendalian internal terhadap pencegahan
c. Uji t Variabel Whistleblowing System fraud pengadaan barang/jasa.
Hasil pengujian dengan menggunakan
uji t diperoleh nilai thitung untuk variabel Uji t
whistleblowing System sebesar 2,044, 1. Pengaruh Budaya Organisasi
sedangkan nilai ttabel sebesar 1,995. terhadap Pencegahan Fraud Dalam
Apabila nilai thitung > ttabel (2,044 > Proses Pengadaan Barang/jasa
1,995), dengan tingkat signifikansi Zelmiyanti dan Anita (2015), budaya
sebesar 0,045 < 0,05. Hal ini dapat kejujuran dan etika dengan nilai yang
diartikan bahwa Ha diterima. Sehingga tinggi dapat mencegah terjadinya
dapat disimpulkan bahwa kecurangan dalam sebuah organisasi. Dari
Whistleblowing System secara parsial hasil uji parsial budaya organisasi,
berpengaruh terhadap Pencegahan menunjukkan bahwa ada hubungan
Fraud Dalam Proses Pengadaan pengaruh yang signifikan antara budaya
Barang/jasa. organisasi dengan pencegahan fraud dalam
d. Uji t Variabel Pengendalian Internal proses pengadaan barang/jasa. Hasil
Hasil pengujian dengan menggunakan penelitian ini sejalan dengan hasil
uji t diperoleh nilai thitung untuk variabel penelitian dari Wulandari (2017),
Pengendalian internal sebesar 2,338, Mutamainnah (2019), Widiyarta dkk
sedangkan nilai ttabel sebesar 1,995. (2017), yang menyatakan bahwa budaya
Apabila nilai thitung > ttabel (2,338 > organisasi secara parsial berpengaruh
1,995) dengan tingkat signifikansi positif dan signifikan terhadap pencegahan
sebesar 0,022 < 0,05. Hal ini dapat fraud dalam proses pengadaan barang/jasa.
diartikan bahwa Ha diterima. Sehingga
158 | S.Hambani, Warizal, I.C. Kusuma, Ramadianti Analisis Faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan

2. Pengaruh E-procurement terhadap mendukung penelitian dari Soleman


Pencegahan Fraud DalamProses (2013), Mutamainnah (2019), Nuryanti
Pengadaan Barang/jasa (2015), Larasati (2019), Oguda (2015),
Artantri dkk (2016), mengatakan yang menyimpulkan bahwa pengendalian
bahwa e-procurement dapat meningkatkan internal berpengaruh positif dan signifikan
transparansi dan akuntabilitas dalam terhadap pencegahan fraud didalam proses
pengadaan barang/jasa sehingga celah pengadaan barang/jasa.
kecurangan dapat dikurangi. Serta e-
procurement merupkan inovasi dalam KESIMPULAN
proses pengadaan barang/jasa, yang Berdasarkan hasil dan pengamatan
mampu mencegah terjadinya kecurangan. secara langsung selama proses penelitian,
Dari hasil uji parsial e-procurement, hasil pengujian dan pengolahan analisis
menunjukkan bahwa adanya hubungan data yang telah dilakukan dan pembahasan
pengaruh yang signifikan antara e- yang telah dijelaskan, serta tujuan
procurement dengan pencegahan fraud penelitian ini yaitu untuk mengetahui
dalam proses pengadaan barang/jasa. Hasil pengaruh Budaya Organisasi, E-
penelitian ini mendukung hasil penelitian procurement, Whistleblowing System serta
Artantri, dkk (2016), dan Nuryanti (2015) Pengendalian Internal Terhadap
yang menympulkan bahwa e-procurement
meiliki peran penting dalam mencegah
terjadinya kecurangan dalam proses
pengadaan barang/jasa.
3. Pengaruh Whistleblowing System
terhadap Pencegahan Fraud Dalam
Proses Pengadaan Barang/jasa
Dari hasil uji parsial whistleblowing
system, menunjukkan bahwa ada hubungan
pengaruh yang signifikan antara
whistleblowing system dengan pencegahan
fraud didalam proses pengadaan
barang/jasa. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian dari Larasati dan
surtikanti (2019), Wulandari (2017),
Widiyarta dkk (2017), yang menyatakan
bahwa whistleblowing system secara
parsial memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap pencegahan fraud
dalam proses pengadaan barang/jasa.
4. Pengaruh Pengendalian Internal
terhadap Pencegahan Fraud Dalam
Proses Pengadaan Barang/jasa
Dari hasil uji parsial pengendalian
internal, menunjukkan bahwa terdapat
hubungan pengaruh positif dan signifikan
antara pengendalian internal dengan
pencegahan fraud didalam proses
pengadaan barang/jasa. Sehingga bentuk
pengendalian dalam sebuah organisasi
dapat berpengaruh terhadap budaya dalam
suatu organisasi. Hasil penelitian ini
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 159

Pencegahan Fraud di Dalam Proses pemerintah kota bogor. Serta juga lebih
Pengadaan Barang/jasa. Maka penulis dapat memperhatikan kembali upaya-upaya
menyimpulkan bahwa : yang dilakukan untuk menekan
1. Budaya organisasi (X1) secara parsial terjadinya kecurangan khususnya
berpengaruh positif dan signifikan didalam proses pengadaan barang/jasa,
terhadap pencegahan fraud dalam proses karena prosesnya yang panjang dan
pengadaan barang/jasa. banyak orang terlibat didalamnya.
2. E-procurement (X2) secara parsial 2. Bagi Pemerintah Kota Bogor, sebaiknya
berpengaruh positif dan signifikan untuk lebih mempermudah kembali
terhadap pencegahan fraud dalam proses proses perizinan penelitian disetiap
pengadaan barang/jasa. lembaga maupun dinas yang berada di
3. Whistleblowing system (X3) secara lingkup pemerintah kota bogor. Serta
parsial berpengaruh positif dan proses pengambilan data penelitian
signifikan terhadap pencegahan fraud disetiap lembaga maupun OPD
dalam proses pengadaan barang/jasa. (Organisasi Perangkat Daerah) di Kota
4. Pengendalian internal (X4), secara Bogor.
parsial berpengaruh positif dan 3. Dalam penelitian ini hanya digunakan 4
signifikan terhadap pencegahan fraud variabel yang diteliti dalam upaya
dalam proses pengadaan barang/jasa. pencegahan kecurangan, untuk peneliti
5. Budaya organisasi (X1), e-procurement selanjutnya diharapkan dapat
(X2),, whistleblowing system (X3), dan mengembangkan variabel-variabel lain
pengendalian internai (X4), secara diluar variabel yang telah diteliti dalam
bersama-sama atau simultan penelitian ini. Penelitian ini juga
berpengaruh positif dan signifikan membatasi populasi hanya pada Dinas
terhadap pencegahan fraud. Pemerintah Kota Bogor saja tanpa
melibatkan UKPBJ (Unit Kerja
SARAN Pengadaan Barang/Jasa) yang juga ikut
Berdasarkan hasil pembahasan serta serta dalam penyelenggaraan pengadaan
pengujian, maka terdapat beberapa saran barang/jasa dalam pemerintah kota
yang dapat diberikan penulis sebagai berikut Bogor. Sehingga untuk peneliti yang
: akan datang disarankan untuk dapat
1. Bagi Dinas Pemerintah Kota Bogor, menyertakan UKPBJ (Unit Kerja
seharusnya untuk setiap dinas memiliki Pengadaan Barang/Jasa) sebagai
sistem whistleblowing system secara populasi penelitian, untuk mengetahui
terpisah, dan sebaiknya untuk proses pengadaan barang/jasa dengan
pemerintah kota bogor agar lebih jumlah pagu diatas Rp. 200.000.000,
memperhatikan dan memonitoring karena proses pengadaan barang/jasa
kembali budaya organisasi, e- untuk nilai pagu diatas Rp. 200.000.000
procurement, whistleblowing system, seluruh prosesnya dilakukan di UKPBJ
dan pengendalian internal dalam dinas (Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa).

DAFTAR PUSTAKA
Agus, Puji. 2018. Mudah Memahami Pemerintah. Bandung.
Pengadaan Barang/Jasa Fokusmedia.
160 | S.Hambani, Warizal, I.C. Kusuma, Ramadianti Analisis Faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan

Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Kasiram, Mohammad. 2008. Metode


Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Penelitian Kuantitatif-Kualitatif.
Assurance. Edisi 12. Jakarta: Malang: UIN Malang Press.
Penerbit Erlangga.
Larasati, Yarry Septia, & Surtikanti. 2019.
Artantri, Luh Putu Resti Mega; Lilik Analisis Faktor yang Berpengaruh
Handajani dan Endar Pituringsih. Terhadap Pencegahan Fraud
2016. Peran E-Procurement Di Dalam Proses Pengadaan
Terhadap Pencegahan Fraud Barang/Jass (Riset Empiris Pada
Pada Pengadaan Barang/Jasa Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang
Pemerintah Daerah Di Pulau Laut Kementrian Kelautan Dan
Lombok. NeO~Bis, 10(1): 16-32. Perikanan). JAFTA. 1 (1), 31 – 43.

Didi, & Indra Cahya Kusuma. 2018. Lembaga Kebijakan Pengadaan


Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Barang/jasa Pemerintah (LKPP).
Terhadap Kecendrungan 2010. Pengantar Pengadaan
Kecurangan (Fraud): Persepsi Pegawai Barang/Jasa Di Indonesia.Jakarta:
Pemerintah Kota Bogor. Jurnal Smesco UKM.
Akuntansi dan Keuangan Lembaga Kebijakan Pengadaan
indonesia. 15 (1), 1 - 20. Barang/jasa Pemerintah (LKPP).
Didi, D. (2018). Pengaruh Keadilan 2010. Modul 1 Pelatihan
Distributif Dan Keadilan Pengadaan Barang/Jasa
Prosedural Terhadap Pemerintah Tingkat
Kecenderungan Pegawai Untuk Dasar/Pertama. Team LKPP.
Berbuat Curang (Fraud) Dengan Jakarta
Ketaatan Aturan Akuntansi Sebagai
Variabel Mediasi. JURNAL Majampoh, Greise, David P.E. Saerang, &
AKUNIDA, 2(2), 41-54. I Gede Suwetja. 2017. Evaluasi
Sistem Manajemen Dan
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
Multivariete Dengan Program Akuntansi (SIMAK BMN)
IBM SPSS 23 (Edisi 8).Cetakan Pada Kantor Imi grasi Kelas
ke VIII. Semarang : Badan Penerbit II Tahunan. Jurnal Riset
Universitas Diponegoro. Akuntansi Going Concern. 12 (2),
681 - 693.
Hambani, S. (2015). Implementasi Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Piutang Nawi, Mohd N.H; Saniah Roslan; Nurul
Pada Universitas Djuanda Azita Salleh; Faisal Zulhumadi;
Bogor. JURNAL AKUNIDA, 1(2), 47-60. Aizul Nahar Harun. 2016. The
Benefits and Challenges of E
IAPI. 2011. Standar Profesional procurement Implementation: A
Akuntan Publik. Jakarta: Penerbit Case Study of Malaysian
IAPI. Company. International
Karyono, 2013. Forensic Fraud. Journal of Economics and
Yogyakarta: C.V Andi. Financial Issues, 6(S7): 329-332.
Nurlukman, Adi Dwiyanto. 2017. E-
procurement: Inovasi
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 | 161

Penyelenggaraan Pemerintah Pengendalian Intern Pemerintah.


Dalam Pengadaan Barang Dan Jakarta.
Jasa Berbasis e Government
Di Indonesia. Journal Of Peraturan Pemerintah Republik Indonesia,
Government and Civil Society. Nomor 70 Tahun 2012.
1 (1), 81 – 93.
Peraturan Presiden Republik Indonesia,
Nuryanti, Dona Ritma Putri. 2015. Nomor 16 Tahun 2018. Pengadaan
Pengaruh Implementasi E- Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta.
procurement Dan Pengendalian Priyatno, Dwi. 2009. Mandiri Belajar
Internal Terhadap Pencegahan Fraud
SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Pengadaan Barang/Jasa (Survey Pada
Dua BUMN Di Bandung). Fakultas Setiawan, A. B., & Surtini, E. (2017).
Ekonomi. Universitas Pasund Analisis Kontribusi Dan
an Bandung. Efektivitas Sumber-Sumber
Penerimaan Pendapatan Asli
Oguda, Ndage, Joseph; Odhilambo Albert;
Daerah (Pad) Pada Pemerintah
Prof John Byaruhanga. 2015. Effect
Daerah Kabupaten
Of Internal Control on Fraud Cianjur. JURNAL AKUNIDA, 3(1),
Detection and Prevention in 55-70.
District Treasuries of
Kakamega County. Internasional Tuanakotta, Theodorus. M. 2010.
Journal of Business and Akuntansi Forensik dan
Management Invention. ISSN: Auditor Investigatif. Lembaga
2319-8028. Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (LPFE UI).
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Edisi ke 2: Jakarta.
Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat. Tunggal, Amin Widjaja. 2010. Teori dan
Praktek Auditing. Jakarta:
Soleman, Rusman. 2013. Pengaruh Harvarindo.
Pengendalian Internal Dan Good
Corporate GovernanceTerhadap Widiyarta, Kadek; Nyoman Trisna
Pencegahan Fraud. JAAI. 17 (1), 57 – 74. Herawati; Anantawikrama Tungga
Atmadja. 2017. Pengaruh
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kompetensi Aparatur, Budaya
Pendidikan Pendekatan Organisasi, Whistleblowing
Kuantitatif, Kualitatif, dan System, dan Sistem Pengendalian
R&D. Bandung: Alfabeta. Internal Terhadap Pencegahan
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan fraud Dalam Pengelolaan Dana
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Desa (Studi Empiris Pada
Nomor Tahun 2018. Pemerintah Desa Di Kabupaten
Katalog Elektronik & E Buleleng). E-journal S1 AK
purchasing. Jakarta. Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol: 8 No: 2.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia,
Nomor 60 Tahun 2008. Sistem Wulandari, Trisna. 2017. Pengaruh
Budaya Organisasi, Peran Audit
162 | S.Hambani, Warizal, I.C. Kusuma, Ramadianti Analisis Faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan

internal, dan Whistleblowing (https://www.integrityindonesia.com/id/bl/


System Terhadap Pencegahan 2018/01/03/perusahaan-raksasake
Kecurangan. Fakultas Ekonomi hilangan-miliaran-dolar-karenafra
dan Bisnis. Universitas Negri Syarif ud-ini-pelajaran-yang-bisadipetik/)
Hidayatullah. Jakarta. Diakses Tanggal 2 Februari 2020
Zelmiyanti, Riri; Lili Anita. 2015. Pukul 11.00
Pengaruh Budaya Organisasi,
(https://www.google.com/amp/s/amp.berit
dan Peran Auditor Internal
asatu.com/nasional/124139/70pers
Terhadap Pencegahan
Kecurangan Dengan Sistem enkorupsi-indonesia-daripengadaa
Pengendalian Internal Sebagai n-barang-dan-jasa) Diakses Tangg
Variabel Intervening. Jurnal al 2 Februari 2020 Pukul 11.55.
Akuntansi Keuangan dan Bisnis.
(https://www.integrityindonesia.com/id/blo
Vol: 8 67-76.
g/2019/03/01 5-upaya-memitigasi
Beritasatu.com. 2019. Pengusutan Kasus procurement-fraud-di-perusahaan
Dana Fiktif Pilkada Kota Bogor. anda/) Diakses 3 Februari 2020 Pu
Diakses 6 Februari 2020. Pukul kul 12.05.
11.56.https://www.beritasatu.come
gapolitan/560765/bimaaryadukung (https://m.detik.com/news/berita/d4773768
pengusutan-kasusdanafiktifpilkada- /lkpp-korupsi-barangjasapemerinta
bogor. hduduki-posisi-2kasus-yangditanga
ni-kpk/) Diakses Tanggal 3 Februari
Kompas.com. 2015. Polres Bogor Usust 13.52.
Dugaan Pengaturan Pemenanga
Tender Stadion Gor Pakansari. (https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2011
Diakses 7 Februari 2020. Pukul 101~PMK.02~2011PerLam%20III
11.45.https://regional.kompas.com htm) Diakses Tanggal 5 Februari
read/2015/06/23/22462481/Polresb 2020 Pukul 08.45
ogor.Ust.Kasus.Dugaan.Pengaturan
Pemenang.Tender.Stadion.GORPa
kansari

You might also like