1. Materi
Il. MATERI PEMBELAJARAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap,
dan dapat menyampaikan informasi secara tepat|| (Widjono, Hs.,2005:
148). Kalimat dikatakan singkat apabila hanya menggunakan unsur
yang diperlukan saja. Tidak ada unsur yang tidak berfungsi. Padat
berarti, semua informasi berada di dalamnya. Dengan sifat ini tidak
terjadi pengulangan-pengulangan pengungkapan. Sifat jelas ditandal
dengan kejelasan struktur kalimat dan makna yang terkandung di
dalamnya. Sifat lengkap mengandung makna kelengkapan struktur
kalimat secara gramatikal dan kelengkapan konsep atau gagasan yang
‘terkandung di dalam kalimat tersebut.
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan
menyampaikan pesan, gagasan, dan pemikiran dari pemberi pesan ke
penerima pesan, seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara dan
penulis|| (Ramadansyah, 2012: 36). Kalimat efektif ialah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk menimbulkan Kembali gagasan-gagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis. Kalimat yang sangat mengutamakan
keefektifan informasi, membuat kalimat itu dapat terjamin. Lebih
singkat, pengertian kalimat efektif adalah kalimat yang disampaikan
pembicara atau penulis mengikuti ketentuan ilmiah, sehingga mudah
dipahami oleh penyimak atau pembaca.
2.2Ci kalimat efektif
Widjono Hs, (2005) membagi ciri-ciri kalimat efektif atas 5 bagian.
Lima ciri tersebut adalah: keutuhan, kesejajaran, kefokusan,
kehematan, kecermatan dan kesantunan, serta kevariasian.
1. Keutuhan
Keutuhan atau kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan
struktur dan makna kalimat. Kalimat secara gramatikal mungkin benar,
tetapi maknanya kemungkinan salah. Misalnya:
Saya saling memaafkan. (salah)
Rumput makan sapi dikebun guru saya. (salah)
Kalimat itu salah karena tidak adanya kesepadanan struktur dan
makna.
Kalimat tersebut seharusnya:
Kami saling memaafkan. (benar)
Sapi makan rumput di kebun guru saya. (benar)2. Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara
konsisten, Misalnya: pertama kesatuan, kemakmuran, kedamaian,
kesejahteraan, kedua pertanian, perikanan, perkebunan,
perdamaian,ketiga mengerjakan, membawakan, nenertawakan,
keempat, diangkat, dijinjing, ditentang, dan dipukul.
Misainya:
a) Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah diketahui
sebelumnya. (salah)
b) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
1) Pertemuan dengan penasesihat akademis,
2) Mengajukan topik,
3) Melapor kepada ketua jurusan, dan
4) Bertemu pembimbing. (salah)
Seharusnya:
a) Polisi segera menangkap pencuti itu karena sudah mengetahui
sebelumnya.
b) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
1) Menemui penasehat akademis,
2) Mengajukan topik,
3) Melaporkan rencana kepada ketua jurusan, dan
4) Menemui pembimbing. (benar)
Untuk menyatakan kesejajaran ada juga yang mengistilahkan dengan
kesepadanan. Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan
pikiran yang baik.
Kesepadanan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
A. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat
kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat
dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan
sebagainya di depan subjek
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah.(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah. (Benar)
B. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. fb. Soalt itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut.
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
C. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
a. Kami tidak membuat tugas. Sehingga kami dilarang mengikuti
kuliah.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, Sedangkan dia membeli
sepeda
motor Suzuki
3. Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah
dipahami maksudnya. Jika tidak, makna kalimat akan sulit ditangkap
maknanya. Hal ini sangat memungkinkan menghambat komunikasi.
Contohnya:
a) Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk holtikultura ini (tidak
efektif)
Produk holtikutura ini sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya
(efektif)
b) Pandai bergaul, pandai berbicara, dan pandai membujuk orang
adalah modal utama pemasaran produk. (tidak efektif)
Pandai bergaul, berbicara, dan membujuk orang adalah modal utama
pemasar produk. (efektif)
4. Kehematan
Untuk menjamin kalimat, setiap unsur kalimat harus berfungsi dengan
baik, unsur yang tidak mendukung kalimat harus dihindarkan. Untuk itu
hindarilah hal-hal
berikut:
1) Subjek ganda, misalnya: Hasil penelitian itu saya sudah baca
Seharusnya, Saya sudah membaca hasil penelitian itu.
2) Penajaman kata yang sudah berbentuk jamak, misalnya:
data (jamak) - data-data (jamak)
Fakta (jamak) - fakta-fakta (jamak)
Mengambili buku-buku - mengambili buku atau mengambil buku-buku
Mengambili (jamak), buku-buku (jamak)
3) Menggunakan Bentuk Singkat
Kalimat singkat bukan berarti harus pendek-pendek. Akan tetapi,
kalimat *harus menggunakan unsur kalimat yang benar-benar berfungsi dan
menghilangkan kata atau ungkapan yang tidak mendukung makna.
Contoh:
Pimpinan memberikan peringatan kepada karyawan agar rajin bekerja
(benar
namun tidak singkat)
Pimpinan memperingatkan karyawan agar rajin bekerja
(benar dan singkat)
Meskipun benar, kalimat ini dapat dibuat lebih singkat dengan
mengubah
memberikan
kata-kata berikut ini:
Memberikan teguran - menegur
Mengambil tindakan - menindak
Memberikan peringatan ~ memperingatkan
4) Menggunakan bentuk kata aktif dan bertenaga:
la berdiri lalu pergi (aktif tetapi kurang bertenaga)
la bangkit lalu pergi (aktif dan bertenaga)
Mereka memperhatikan penjahat itu (aktif tetapi kurang bertenaga)
Mereka mengamati penjahat itu (aktif dan bertenaga
peringatan menjadi
. Perhatikan,
memperingatkan.
5. Kecermatan dan Kesantunan
Kecermatan dan kesantunan terkait dengan ketepatan memilih kata,
sehingga menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan
emosional pembaca atau pendengar. Kalimat dikatakan baik jika
pesan yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain. Santun
mengandung makna halus, baik, dan sopan.
a) Kecermatan
Kecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata.
Pilihan bukan karena enak didengar atau merdu ketika diucapkan
melainkan daya ekspresinya yang eksak (pasti). Banyak kata dalam
bahasa Indonesia yang hampir sama maknanya. Bahkan, seringkali
dianggap sebagai kata yang bersinonim. Akan tetapi, hanya satu yang
paling tepat mengungkapkan maksud secara cermat.
Misalnya:
Manusia ialah makhluk yang berakal budi. (salah dan tidak cermat)
Kata ialah harus diikuti sinonim, bukan definisi formal. Jika
menggunakan ialah kalimat itu kata manusia disertai sinonim.
Manuasia adalah makhluk yang berakal budi. (benar dan cermat)
Manusia ialah orang. (benar dan cermat)
Selain itu, kecermatan kalimat menyangkut ketepatan bentuk kata 4pemakaian kata berimbuhan, dan tanda baca.
Karena sudah diketahui sebelumnya, mahasiswa itu dapat menjawab
‘tes dengan mudah. (salah)
Karena sudah mengetahui sebelumnya, mahasiswa itu dapat
menjawab tes dengan mudah. (benar)
b) Kesantunan
Kesantunan kalimat mengandung makna bahwa gagasan yang
diekspresikan dapat mengembangkan suasana yang baik, hubungan
yang harmonis, dan keakraban. Kalimat yang baik dan santun ditandai
sifat-sifat: singkat, jelas, lugas, dan tidak berbelit-belit. Perhatikan
contoh berikut:
Sebagaimana telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dikerjakan dua
kali seminggu. (salah)
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan ialah segi hubungan
masyarakat. (salah)
Sebagaimana telah diterapkan, pekerjaan itu biasanya dilakukan dua
kali seminggu. (benar)
Telah ditetapkan bahwa pekerjaan itu dua kali seminggu (benar)
6. Kevariasian
Kevariasian kalimat dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan
gaya asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna
kalimat yang dapat menimbulkan salah pemahaman atau salah
komunikasi.
1) Kalimat Berimbang (dalam kalimat majemuk setara)
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan, dan ketiga anak mereka
belajar di sekolah
2) Kalimat Melepas yaitu melepas (mengubah) fungsi klausa kedua
dari klausa koordinatif dengan klausa utama (pertama) menjadi klausa
sematan, dalam kalimat berikut ini menjadi anak kalimat keterangan
waktu.
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan ketika ketiga anak mereka
belajar di sekolah
3) Kalimat berklimaks yaitu menempatkan klausa sematan (anak
kalimat) pada posisi awal dan klausa utama di bagian akhir. Ketika
ketiga anak itu belajar di sekolah, kedua orang tua mereka bekerja di
perusahaan.
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini *a. Waktu dan tempat kami persilakan.
b. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
c. Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
d. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir
di daerah tersebut.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai
berikut.
a. Bapak Menteri kami persilakan.
b. Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
c. Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
d. Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
e. Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering
mondar-mandir di daerah tersebut.
8. Ketepatan Diksi
Kecermatan diksi mempermasalahkan penempatan kata. Setiap kata
harus mengungkapkan pikiran secara tepat. Untuk iu, penulis harus
membedakan kata yang hampir bersinonim, struktur idiomatik, kata
yang berlawanan makna, ketepatan dan kesesuaian. (lihat materi Diksi
pertemuan ke-4)
9. Ketepatan Ejaan
Kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca dapat menentukan
kualitas penyajian data. Sebaliknya, kesalahan ejaan dapat
menimbulkan kesalahan komunikasi yang fatal, misalnya: la
membayar dua puluh lima ribuan. (Maksudnya: dua-puluh-lima-ribuan =
25 x Rp1.000,00 atau dua-puluh-lima-ribuan = seratus ribu = 20 x
Rp5.000,00).Penggunaan tanda baca, misalnya: Paman kami belum
menikah. Bandingkan dengan: Paman, kami belum menikah atau
Paman kami, belum menikah atau Paman, kami, belum menikah
2.3 Karakteristik Kalimat Efektif
Pada tahun 2007, Widjono membagi karakteristik kalimat efektrif
menjadi 10 macam, yaitu: kesepadanan dan kesatuan gagasan,
kejelasan subjek dan predikat, tidak hadirnya subjek ganda, tidak salah
dalam menggunakan kata hubung intrakalimat di dalam kalimat
tunggal, tidak menggunakan kata —yangll di depan predikat, adanya
kesejajaran, ketegasan, kehematan, kelogisan, dan kecermatan
1, Kesepadanan dan kesatuan gagasan maksudnya informasi tidak
terpecahpecah, jelas struktur dan makna.
2. Kejelasan subjek dan predikat, dengan tidak menghadirkan kate 4shanya boleh memuat satu subjek.
4. Tidak hadirnya kata penghubing intrakalimat pada kalimat tunggal.
5. Tidak menghadirkan kata yang sebelum predikat
6. Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata pada kata yang paralel
7. Ketegasan adalah suatu penekan pada penegasan ide pokok
8. Kehematan adalah menghindari kata, frasa yang tidak perlu
9. Kelogisan adalah hubungan antarunsur yang logis dan masuk akal
10. Kecermatan kalimat yang dimunculkan tidak memberikan
pengertian ganda.
Terakhir diubah: Monday, 20 September 2021, 08:04