You are on page 1of 9

Media Gizi Pangan, Vol.

27, Edisi 1, 2020 Leaflet, Posisi dan Pelekatan

EDUKASI DENGAN MEDIA LEAFLET TERHADAP POSISI DAN


PELEKATAN PADA BAYI SAAT MENYUSU
Aswita Amir1, Sitti Sahariah Rowa 1, Nur Islamiyah 1
1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

Korespondensi : aswitaamir@poltekkes-mks.ac.id 081343554289

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is a baby who is only breastfeeding without any other liquid
such as formula milk, orange, tea, mineral water, and without any additional solid
food such as banana, porridge, biscuits, and rice Tim up to 6 months from first birth
except drugs and supplements. The cause of mothers who do not breastfeed their
children is assumed due to the lack of understanding about the right position and
well sticking during breastfeeding. This research aims to determine the effect of
leaflet media education on the position and sticking during breastfeeding. This
research is a kind of pre-experimental research by applying pre-test and post-test
design to the subject of the research, and data analysis used a Wilcoxon statistical
test. The sample of this research is the mother who had a baby aged 0-5 months.
Moreover, there was 25 sample of this research. The data were obtained by using
an interview and questionnaire. While the researcher used direct observation to the
mothers who do not breastfeed their baby, then the mother was given an education
using a counseling method about leaflet media for three days and 1 day for
evaluation. The data were presented in tables, graphs, and descriptive form. The
result of the research performed that 100% of babies who had the wrong position
before being educated, well sticking (53.1%), wrong sticking(94.7%). On the other
hand, after being educated, the sample knows the right position of breastfeeding
and get 100%, and well sticking (100%). The result of the statistical test showed
that there is a correlation (p=0.000) between before giving the leaflet education
and after giving the leaflet education.

Keywords: Education, leaflet media, position, and sticking

PENDAHULUAN dan kronis), meningkatkan kecerdasan,


Pemberian air susu ibu (ASI) Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
adalah bayi yang hanya diberi ASI saja tanpa antara ibu dan anak, sebagai makanan
adanya penambahan cairan apapun, seperti susu tunggal dalam memenuhi semua
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa kebutuhan pertumbuhan bayi sampai
adanya tambahan makanan padat seperti pisang, usia selama 6 bulan, mengandung asam
pepaya, bubur, biskuit, dan tim sampai 6 bulan lemak yang diperlukan untuk
dari pertama bayi dilahirkan (Taufiqa & Pratiwi, pertumbuhan otak sehingga bayi yang
2017). diberi ASI eksklusif lebih pandai,
ASI memiliki banyak manfaat bagi bayi mengurangi resiko penyakit (diabetes,
yaitu sebagai sebagai sumber zat gizi paling kanker pada anak dan mengurangi
lengkap, meningkatkan (sistem imun, kemungkinan menderita penyakit
menurunkan resiko mortalitas, penyakit akut jantung) serta menunjang perkembangan

140
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Leaflet, Posisi dan Pelekatan

motorik (WHO, 2010). Faktor pekerjaan berdasarkan


Berdasarkan data pemantauan status gizi penelitian yang dilakukan Anggraeni
atau PSG tahun 2016, bayi mendapat ASI (2016) bahwa ada hubungan antara
Eksklusif sampai 6 bulan adalah 29,5% dari hasi pekerjaan dengan pemberian ASI
tersebut masih jauh dari target nasional yaitu Eksklusif , aktivitas yang padat
80%. Menurut profil kesehatan Kabupaten menyebabkan waktu ibu tersita sehingga
Maros Tahun 2016 persentase cakupan kurang memperhatikan pemberian ASI
pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2016 Eksklusif.
sebesar 67,1%, angka ini mengalami penurunan Faktor pengetahuan sesuai
dibandingkan tahun 2015 sebesar 79,8%. Di dengan penelitian yang dilakukan
wilayah kerja kecamatan Maros Baru cakupan Ermianty (2014), ibu dengan
ASI Eksklusifnya termasuk dalam kategori pengetahuan baik cenderung
kurang dengan %cakupan 54,5. Data memberikan ASI Eksklusif kepada
pemantauan status gizi 2017 di provinsi bayinya dibandingkan dengan ibu
Sulawesi Selatan bahwa %bayi mendapat ASI dengan pengetahuan yang cukup
Eksklusif sampai 6 bulan adalah 42,13 masih maupun kurang tidak memberikan ASI
tergolong sangat rendah dari target nasional ke bayinya. Hal tersebut dikarenakan ibu
yaitu 80%. tidak mengetahui pentingnya ASI, zat
Berbagai faktor penyebab ibu tidak yang terkandung didalamnya, serta ibu
menyusui anaknya, menurut Triwahyuni (2016) terpengaruh dengan maraknya promosi
yaitu faktor pendidikan, responden dengan iklan produk susu sehingga ibu lebih
pendidikan sedang akan mengalami hambatan condong ke susu formula. Sehingga
dalam penyerapan informasi yang akan diterima dapat disimpulkan bahwa ibu dengan
yang kemudian hal tersebut juga dapat pengetahuan yang baik cenderung dapat
menghambat terjadinya proses pertumbuhan, mengaplikasikan, menganalis, dan
perkembangan atau perubahan yang lebih mengevaluasi bahwa ASI Eksklusif baik
dewasa dan matang pada individu hal tersebut untuk tumbuh kembang bayinya.
sesuai dengan pendapat S.Notoadtmodjo (2010) Penelitian yang dilakukan (Rhipiduri,
pendidikan akan mempengaruhi daya serap 2014) juga mengemukakan bahwa
informasi seseorang terhadap informasi yang pengetahuan juga berhubungan dengan
akan diterimanya. Karena dengan pendidikan teknik menyusui yang benar. Oleh
akan membuat invidu menjadi termotivasi untuk karena itu perlu adanya peningkatan
lebih tahu, mencari pengalaman dan pengetahuan ibu tentang ASI terutama
mengorganisasikan pengalaman sehingga yang terkait dengan posisi dan pelekatan
informasi yang diterimanya menjadi saat menyusu karena posisi dan
pengetahuan (Haryono & Setianingsih, 2014). pelekatan yang salah akan
Faktor ekonomi, keluarga dengan mengakibatkan puting lecet dan
ekonomi yang kurang dapat mempengaruhi pengeluaran ASI yang tidak optimal
kualitas ASI melalui kecukupan pangan yang sehingga mempengaruhi produksi ASI.
dikonsumsi oelh ibu, sehingga menyebabkan Pengetahuan dapat diperoleh dari
ibu memutuskan untuk memberikan susu berbagai macam media. Menurut
formula atau pendamping ASI. Kualitas ASI Notoadmodjo (2007 ) Media pendidikan
akan semakin baik jika ditunjang dnegan kesehatan dibagi menjadi 3, yaitu media
mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi cetak yang didalamnya terdiri atas
yang baik, sehingga keluarga yang memiliki booklet, flayer, flip chart, rubric, poster,
cukup pangan akan memberikan ASI Eksklusif foto dan leaflet. Media Elektronik terdiri
lebuh tinggi dibandingkan dengan keluarga atas televesi, radio, video, slide, dan film
yang memiliki cukup pangan. strip. Media papan (billboard) yang muat

141
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Leaflet, Posisi dan Pelekatan

tentang papan yang dipasang di tempat umum orang. Cara pengambilan sampel yaitu
yang dapat diisi dengan pesan ataupun infomasi. dengan mengunjungi rumah masing-
Media pendidikan kesehatan juga masing responden, kemudian melihat
memiliki berbagai manfaat, yaitu menimbulkan posisi dan pelekatan responden.
minat sasaran, mendapatkan sasaran yang lebih Responden dengan posisi dan pelekatan
banyak, membantu mengatasi berbagai yang tidak tepat akan dinyatakan sebagai
hambatan dalam pemahaman, merangsang sampel penelitian. Pada penelitian ini
sasaran untuk meneruskan pesan pada orang jumlah responden yaitu 22 orang. Dari
lain, memudahkan penyampaian informasi, 22 responden, posisi dan pelekatannya
memudahkan penerimaan informasi oleh tidak tepat, Namun yang bersedia untuk
sasaran, menurut penelitian 75-87% menjadi sampel penelitian hanya 19
pengetahuan manusia diperoleh melalu mata, responden.
13-25% diperoleh dari panca indera lainnya,
mendorong keinginan untuk mengetahui, Jenis dan Cara Pengumpulan Data
mendalami, dan mendapat pengertian yang lebih Cara pengumpulan data
baik serta membantu menegakkan pengertian dilakukan dengan mengumpulkan data
yang diperoleh (Notoadmodjo, 2012). primer dan data sekunder. Data primer
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti yang dikumpulkan yaitu identitas sampel
memilih media leaflet. Leaflet adalah kertas diperoleh dengan metode wawancara,
selebaran yang berisi gambar dan informasi posisi dan pelekatan diperoleh dengan
tertentu yang dilipat menjadi beberapa bagian. melakukan observasi terhadap responden
Yang pada penelitian ini untuk peningkatan (pre-test), observasi dilakukan dengan
pengetahuan ibu tentang posisi dan pelekatan mengunjungi responden dari rumah ke
saat menyusu karena dengan metode tersebut rumah, intervensi yang dilakukan yaitu
lebih mudah dan efektif. mengedukasi sampel dengan media
Penelitian ini bertujuan untuk leaflet, metode edukasi yang digunakan
mengetahui pengaruh edukasi dengan media yaitu konseling, durasi waktu konseling
leaflet terhadap posisi dan pelekatan pada bayi setiap harinya mulai dari hari pertama
saat menyusu. sampai hari ketiga setiap ibu berbeda-
beda tergantung dari kondisi bayi dan
METODE ibu, pada hari keempat dilakukan
Desain, Tempat dan Waktu evaluasi (post test). Kemudian untuk data
Jenis penelitian ini adalah pra sekunder yaitu data mengenai lokasi ibu
experimental dengan rancangan pre-post test yang memiliki bayi diperoleh di Pustu
design dengan kelompok eksperimen, untuk Desa Majannang Kecamatan Maros
memperoleh pengaruh edukasi dengan media Baru.
leaflet terhadap posisi dan pelekatan. Pada hari
pertama dilakukan observasi (pre test)
kemudian dilanjutkan dengan melakukan Pengolahan dan Analisis Data
edukasi berupa konseling dengan media leaflet, Data diolah menggunakan
pada hari kedua sampai hari ketiga juga aplikasi SPSS. Analisis data yang
dilakukan konseling, dan pada hari keempat dilakukan ada dua macam yaitu analisis
dilakukan evaluasi (post test). penelitian univariat yang dilakukan untuk
dilakukan di Desa Majannang Kecamatan menjelaskan atau mendeskripsikan
Maros Baru pada bulan Ppril-Mei 2019. karakteristik setiap variabel yang telah
diteliti, kemudian menyusun tabel
Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel frekuensi untuk masing-masing variabel
Sampel pada penelitian ini sebanyak 22 yang bertujuan untuk mempelajari

142
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Leaflet, Posisi dan Pelekatan

distribusi setiap variabel penelitian. Kemudian menggunakan uji Wilcoxon untuk


analisis bivariate dilakukan sebagai penilaian mengatahui ada tidaknya perbedaan
awal untuk melihat hubungan atau keterkaitan antara dua sampel dependen yang
antara variabel independen dan dependen. Pada berpasangan atau berkaitan.
tahap ini dilakukan analisis statistik dengan

HASIL Majannang Kecamatan Maros Baru. Dari


Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu hasil penelitian diperoleh data mengenai
yang mempunyai bayi 0 - 5 bulan di Desa responden, meliputi :

Tabel 1
Distribusi Umur Sampel di Desa Majannang Kecamatan Maros Baru

Umur n %
16 – 18 1 5.3
19 – 29 10 52.6
30 – 49 8 42.1
Total 19 100

Berdasarkan Tabel 01 menunjukkan Berdasarkan tabel 02


bahwa kelompok umur 16 – 18 tahun sebanyak menunjukkan bahwa sampel berprofesi
1 orang yaitu (5,3%), kelompok umur 19 – 29 sebagai ibu rumah tangga yaitu 18 orang
tahun sebanyak 10 orang l yaitu (52,6%) dan (94,7%) dan lainnya (guru honorer) yaitu
kelompok umur 30 – 49 tahun sebanyak 8 orang 1 orang (5.3%).
yaitu (42,1%).

Tabel 2
Distribusi Pekerjaan Sampel di Desa Majannang Kecamatan Maros Baru

Pekerjaan n %
IRT 18 94.7
Lainnya(Guru Honorer) 1 5.3
Total 19 100

Tabel 3
Distribusi Pendidikan Sampel di Desa Majannang Kecamatan Maros Baru

Pendidikan n %
Tidak Sekolah 1 5.3
SD 12 63.2
SMP/Sederajat 5 26.3
SMA/Sederajat - -
S1 1 5.3

Total 19 100

143
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Leaflet, Posisi dan Pelekatan

Berdasarkan tabel 03 menunjukkan (63,2%), ditingkat SMP/Sederajat yaitu


bahwa pendidikan sampel tidak sekolah yaitu 1 5 orang 26,3%, dan S1 yaitu 1 orang
orang (5,3%), ditingkat SD yaitu 12 orang (5,3%).

Tabel 4
Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Bayi
di Desa Majannang Kecamatan Maros Baru

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 10 52.6
Perempuan 9 47.4
Total 19 100

Berdasarkan Tabel 04 menunjukkan perempuan yaitu 9 orang (47,4%)


bahwa sebagian besar jenis kelamin bayi adalah
laki-laki sebanyak 10 orang (52,6%) sedangkan

Tabel 5
Distribusi Sampel Berdasarkan Posisi bayi saat Menyusu Sebelum diedukasi

Posisi n %
Tepat 0 0
Tidak Tepat 19 100

Total 19 100

Berdasarkan Tabel 05 menunjukkan sebelum diedukasi sebanyak 19 orang


bahwa posisi bayi saat menyusu yang tidak tepat (100%).

Tabel 6
Distribusi Sampel Berdasarkan Pelekatan bayi saat Menyusu Sebelum Diedukasi

Pelekatan n %
Tepat 1 5.3
Tidak Tepat 18 94.7
Total 19 100

Berdasarkan tabel 06 menunjukkan (100%), hari kedua yang tepat yaitu 13


bahwa pelekatan bayi saat menyusu sebelum orang (68,4%), yang tidak tepat 6 orang
diedukasi yang tepat yaitu 1 orang (5,3%) dan (31,6%), hari ketiga yang tepat 15 orang
tidak tepat yaitu 18 orang (94,7%). (78,9%), tidak tepat 4 orang (21,1%) dan
Berdasarkan grafik 01 diketahu bahwa pada hari keempat (evaluasi) yang tepat
pada hari pertama (skrinning) posisi bayi saat 19 orang (100%).
menyusu yang tidak tepat yaitu 19 orang

144
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Leaflet, Posisi dan Pelekatan

Grafik 1
Posisi Sebelum dan Sesudah Diedukasi

POSISI
19 19
20
18
15
16
13
14
12
10 POSISI Tepat
8 6 POSISI Tidak Tepat
6 4
4
2 0 0
0
I II III Evaluasi

PELEKATAN
19
20 18 18
18 16
16
14
12 PELEKATAN Tepat
10
8 PELEKATAN Tidak
6 Tepat
3
4
1 1
2 0
0
I II III Evaluasi

Berdasarkan grafik 02 diketahui bahwa hari ketiga yang tepat 18 orang (84,2%),
pada hari pertama (skrinning) pelekatan bayi tidak tepat 1 orang (5,3%) dan hari
saat menyusu yang tepat yaitu 1 orang (5,3%), keempat (evaluasi) yang tepat 19 orang
tidak tepat 18 orang (94,7%), hari kedua yang (100%).
tepat 16 orang (84,2%), tidak tepat 3 (15,8%),

145
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Leaflet, Posisi dan Pelekatan

Tabel 7
Distribusi Sampel Berdasarkan Posisi Bayi saat Menyusu Sebelum dan Sesudah Diedukasi

Sebelum Sesudah
Posisi pemberian Pemberian p
leaflet Leaflet
Tepat 0 19
Tidak Tepat 19 0 0,0001
Total 19 19

Berdasarkan tabel 07 menunjukkan pemberian leaflet. Jadi, dapat


bahwa ada perubahan yang signifikan antara disimpulkan bahwa ada pengaruh media
sebelum pemberian leaflet dan sesudah leaflet terhadap posisi saat menyusu.

Tabel 8
Distribusi Sampel Berdasarkan Pelekatan Bayi saat Menyusu Sebelum dan Sesudah
Diedukasi

Sebelum Sesudah
Pelekatan pemberian Pemberian p
leaflet Leaflet
Tepat 1 19
Tidak Tepat 18 0 0,0001
Total 19 19

Berdasarkan tabel 08 menunjukkan yang tidak tepat 18 orang (5,3%) dan


bahwa ada perubahan yang signifikan antara yang tepat 1 orang (5,3%). Hal tersebut
sebelum pemberian leaflet dan sesudah dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu
pemberian leaflet. Jadi, dapat disimpulkan tentang teknik menyusui yang benar hal
bahwa ada pengaruh media leaflet terhadap ini sejalan dengan penelitian yang
pelekatan saat menyusu. dilakukan Rhipiduri (2014) faktor yang
paling menjadi penentu yang
PEMBAHASAN berhubungan dengan teknik menyusui,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah menunjukkan bahwa variabel
dilakukan dilihat dari distribusi sampel pengetahuan (ρ=0,039) yaitu ada
berdasarkan posisi bayi saat menyusu sebelum hubungan bermakna dengan teknik
diedukasi pada tabel 05 diperolah hasil posisi menyusui. Hal yang sama juga
bayi saat menyusu yang tidak tepat 19 (100%) dikemukakan oleh Alam & Syahrir
orang sedangkan pelekatan bayi dilihat dari (2016) bahwa ada hubungan antara
distribusi sampel berdasarkan pelekatan bayi pengetahuan dengan teknik menyusui
saat menyusu sebelum diedukasi pada tabel 06 pada ibu (ρ=0,000).

146
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Leaflet, Posisi dan Pelekatan

Menurut Badan Kesehatan Dunia menandakan bayi menghisap dengan


(WHO), ada 3 prinsip dasar yang kuat menggunakan rahang bagian bawah
mempengaruhi kesuksesan ibu menyusui, yaitu dan otot-otot didepan telinga bayi, tidak
: (1) Teknik menyusui yang dimaksud yaitu terdengar suara klik atau hentakan ketika
posisi dan pelekatan yang tepat. Pelekatan yang bayi menghisap yang menandakan posisi
tepat akan memberikan banyak sekali manfaat lidah bayi sudah baik, suara mendengar
baik bagi ibu maupun bagi bayi, (2) Menyusui kadang terdengar jelas setelah satu atau
bayi kapanpun bayi menginginkannya, dua isapan, bayi tidak melepas payudara
upayakan untuk menyusui bayi 8 hingga 12 kali sebentar-sebentar, ASI tidak mengalir
dalam sehari bagi bayi yang masih ASI keluar dari mulut, payudara ibu
Eksklusif, (3) Kondisi psikologi ibu termasuk melembut selama proses menyusui,
rasa percaya diri ibu yang meyakini dirinya puting ibu tidak nyeri, tidak berubah
sendiri untuk dapat memberikan ASI yang bentuk seperti tertekan dan tidak terlihat
cukup untuk bayinya. pucat saat dilepas, bayi tampak puas dan
Ketepatan posisi bayi pada saat menyusu bahagia.
merupakan sesuatu yang penting untuk Pembahasan berisi diskusi yang
keberhasilan ibu dalam memberikan ASI pada menghubungkan dan membandingkan
bayinya. Mengatur posisi saat bayi menyusu hasil penelitian dengan
sangat berkaitan dengan bayi dapat bayi dapat teori/konsep/temuan dari hasil penelitian
menyusu dengan baik, sehingga ASI yang lain baik yang sejalan maupun tidak
keluar sesuai dengan yang kebutuhan bayi. sejalan dengan hasil penelitian.
Banyaknya ASI yang keluar tergantung dari Pembahasan tidak sekedar menarasikan
seberapa banyak isapan bayi dan seberapa hasil (tabel dan gambar), serta sebaiknya
banyak yang dapat bayi keluarkan. mengemukakan dampak dari hasil
Akibat pelekatan saat menyusu yang penelitian.
tidak tepat yaitu (1) nyeri dan kerusakan pada Bagian ini ditulis dengan
puting. apabila bayi hanya melekat pada puting menggunakan huruf Times New Roman
saja dapat menyebabkan selang-selang ASI 12 point dengan spasi 1,5. Paragraf
tidak masuk kedalam mulutnya dan bayi hanya diawali dengan kata yang menjorok 6
menghisap puting sehingga dapat menyebabkan digit ke dalam dan dan tidak boleh
puting ibu nyeri (Umar & Nia, 2014). Jika menggunakan sub judul untuk setiap
pelekatan tepat puting tidak akan bergesekan variabel.
dengan langit-langit bayi yang keras, melainkan
akan jatuh pada tengah tenggorokan bayi, KESIMPULAN
sehinggan gesekan tidak akan terjadi dan tidak Posisi bayi sebelum diedukasi
menimbulkan luka (Pertiwi et al , 2012), (2) yang tidak tepat 19 orang (100%).
Pengeluaran ASI tidak efektif pelekatan yang Pelekatan sebelum diedukasi yang tepat
tepat saat menyusui membuat ASI mengalir 1 orang (5,3%) dan tidak tepat (94,7%).
banyak tanpa harus banyak ASI yang terbuang Pengaruh edukasi terhadap posisi saat
percuma, karena bayi akan menelan ASI menyusu yang tepat 19 orang (100%).
dengan mudah dan dalam jumlah yang cukup. Pengaruh edukasi terhadap pelekatan
Tanda-tanda bayi menyusu dengan saat menyusu yang tepat 19 orang
efektif yaitu: bayi mengubah pola isapannya, (100%).
dari pola isapan pendek menjadi isapan yang
lebih pelan dan dalam, ibu dapat merasakan SARAN
reflex pengeluaran ASI (ASI yang mengalir Meningkatkan peran petugas
keluar dari payudara), pipi bayi menggembung, kesehatan dalam hal memfasilitasi serta
tidak mengerut, telinga bayi bergerak-gerak, memotivasi pelaksaan pemberian ASI

147
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Leaflet, Posisi dan Pelekatan

khususnya ASI eksklusif kepada warganya serta Widiasih. (2012). Faktor-Faktor


meningkatkan peran petugas kesehatan dalam yang Mempengaruhi Proses
mengedukasi ibu menyusui dengan Laktasi Ibu dengan Bayi Usia 0-6
menggunakan media leaflet. bulan di Desa Cibeusi Kecamatan
Jatinangor. Ilmu Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA Universitas Padjajaran.
Alam, Syamsul., Syahrir., Sukfitrianty. (2016). Rhipiduri, Rivanica. (2014). Faktor-
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan faktor yang Berhubungan dengan
Teknik Menyusui pada Ibu di Puskesmas Teknik Menyusui pada Ibu
Pattallassang Kabupaten Takalar. Primara. Jurnal Kebidanan dan
Volume 8 (2) Keperawatan. Volume 10 (1).
Anggraeni, Titik. (2016). Hubungan Syamsiah, Nur. (2013). Pengetahuan dan
Pengetahuan Dan Pekerjaan Ibu Denhan Intensi Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif Di Posyandu pada Ibu Hamil di Wilyah
Lestari Handayani Desa Jembungan Puskesmas Kecamatan
Kabupaten Boyolali. Jurnal Ilmiah Rekam Pesanggrahan Jakarta Selatan.
Medis dan Informatika Kesehatan. Skripsi. Peminatan Gizi Program
Volume 6 (1). Studi Kesehatan Masyarakat
Ermianty., Irmayanti., Latief B. (2014). Faktor- Fakultas Kedokteran dan Ilmu
faktor yang Mempengaruhi Pemberian Kesehatan Universitas Islam
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada bayi di Negeri Syarif Hidayatullah
wilayah kerja Puskesmas Mandalle kab. Jakarta.
Pangkep. Jurnal Ilmiah Kesehatan Taufiqa dan Pratiwi, Wulan. (2017).
Diagnosis. Volume 5 (1). Diary Pintar Bunda Menyusui dan
Haryono, R. dan S. Setianingsih. 2014. Manfaat MP-ASI. Jakarta; Elex Media.
ASI Eksklusif untuk Buah Hati Anda. Triwahyuniastuti, Kristiningtyas YW.
Yogyakarta: Gosyen Publishing. (2016). Faktor-faktor yang
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi mempengaruhi ibu menyusui tidak
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT memberikan ASI Eksklusif di
Rineka Cipta. Kelurahan Gayam Kecamatn
Notoadmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Akbid Giri Satria Husada
Jakarta:Rineka Cipta. Wonogiri.
Pertiwi, S.H., Solehati, Tetti., Restuning,

148

You might also like