You are on page 1of 18
‘Human Excellence Power Institute (HEP Malang | bremartojo.hepi@gmail.com PENGEMBANGAN PESAN DAN MEDIA PROMKES Diklat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas Promosi Kesehatan di Lingkungan Puskesmas Kabupaten/Kota se Jawa Timur Tanggal 04 - 15 September 2017 Bab 1 -PENDAHULUAN intinya adalah melakukan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi kepada berbagai segmentasi sasaran. Dalam proses komunikasi, langkah awal yang penting adalah sumber atau komunikator melakukan decoding, yaitu merumuskan dan menyusun pesan. Selanjutnya, pesan yang sudah disusun disebarluaskan atau disampaikan kepada sasaran komunikasi melalui media. Perlu diketahui bahwa pesan tidak selalu dalam bentuk kata-kata atau tulisan, melainkan dapat berupa gambar, ilustrasi, grafik, flim, lagu, dll. Selain itu perumusan dan penyusunan pesan, dapat menggunakan berbagi jenis bahasa, misalnya: bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa agama, bahasa politik, bahasa ekonomi, dll. Penyusunan pesan dengan menggunakan berbagai bentuk serta jenis bahasa ini, tujuannya untuk mengurangi distorsi dan salah pesepsi serta mudah dipahami oleh sasaran. Demikian juga halnya dengan pengembangan media yang berisi pesan pesan atau informasi kesehatan, media KIE atau promosi kesehatan dapat berupa media cetak, media elektronik, media luar ruang, media partisipatori, media tradisional, media model, media dari benda-benda alamiah, dll. Yang penting, semakin banyak panca indera sasaran bisa diaktifkan atau dirangsang oleh berbagai jenis media, maka semakin efektiflah proses komunikasi tersebut Pres: kesehatan masyarakat atau promosi kesehatan pada Bab 2. PENYUSUNAN PESAN . Ada sentuhan emosional vs rasional. Seruan positif vs negative. Seruan massa vs individu. Mengandung kesimpulan terhadap masalah tertentu dan bersifat terbuka Seruan berulang vs seruan sekali. . Dalam bentuk simbolisasi / analogi : membuat simbol-simbol tertentu yang telah dikenal untuk membentuk pesan. Intimidasi : menggunakan bahasa yang mengancam/ menakutnakuti Humor : menggunakan bahasa-bahasa yang memancing tawa Spoke person : menggunakan kutipan atau kata-kata anjuran dari orang-orang terkenal / tokoh masyarakat / orang yang dipercaya. Biasanya masyarakat akan lebih terpengaruh dengan himbauan orang-orang terkenal atau tokoh panutan. . Lagu dan musik : menyampaikan pesan lewat lirik lagu dan alunan musik Komparasi yaitu membandingkan antara satu masalah dengan masalah yang lain. Bisa juga menggunakan perbandingan datadata dan angka-angka statistik. Formal yaitu pesan sederhana dan natural. |. Hiperbola yaitu membuat pesan yang seolah-olah melebihlebihkan sesuatu hal, pesan ini efektif sebagai penarik perhatian. Berupa potongan kehidupan (slice of life), menunjukkan penggunaan produk/ide/perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Fantasi (fantacy), yaitu menciptakan fantasi yang dimuat dalam isi pesan. . Gaya hidup (lifestyle), menekankan bagaimana suatu perilaku idola sesuai dengan suatu gaya hidup sehat. . Suasana atau citra (image) yang dapat membangkitkan suasana kondusif dilingkungan sosial, misalnya: pesan KB "dua anak lebih baik” PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6 Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com r, Simbol keperibadian (personality symbol), menciptakan suatu karakter yang menjadi personifikasi perilaku sehat yang dianjurkan. Karakter tersebut bisa berbentuk orang atau animasi. Misalnya: suami siaga, bidan siaga, bidan delima. s. Keahlian teknis (technical expertise) menunjukkan keahlian teknis, pengalaman dan kebanggaan apabila berperilaku sehat. Misalnya: pesan penggunaan garam beriodum: anak sehat dan cerdas. t. Bukti ilmiah (scientific evidence), menyajikan bukti survai atau ilmiah bahwa melakukan gaya hidup sehat, hidup menjadi lebih produktif. u. Bukti kesaksian (testimonial), menampilkan pengalaman seorang sumber yang sangat dipercaya, disukai atau ahli mendukung keuntungan berperilaku sehat. Misalnya: Penyanyi Delon untuk anti narkoba. Pengemasan Pesan Cara pengemasan pesan dala promosi kesehatan, yaitu: a. Pengemasan pesan merupakan kunci penyampaian pesan b. Pengemasan pesan yang berhasil harus dapat menggugah / menarik serta menggerakan demand sasaran untuk metakukan anjuran yang dituangkan dalam pesan. c. Pengemasan pesan meliputi tema, sub tema dan isi pesan. Isi pesan dibuat berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan. d. Pengemasan pesan, bisa dalam bentuk dalam materi media cetak, materi audio-visual, ilustrasi, grafik, foto, dll e. Format pengemasan pesan pada media cetak, berkaitan dengan warna, susunan huruf, pemilihan kata-kata atau kalimat atau istilah, gambar, garis, dll. Selanjutnya untuk media audio berkaitan dengan suara, pilihan kata, citra suasana, dan untuk media visual berkaitan dengan ekspresi gaya, penampilan, keadaan lokasi, dll Langkah-Langkah Pengembangan Pesan 1. Melakukan kajian formatif tentang penyebab masalah kesehatan, terkait dengan faktor pengetahuan, sikap dan perilaku setiap segmentasi sasaran saat ini, kemudian keadaan yang diharapkan. PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 7 Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com Dalam melakukan kajian tersebut juga mempelajari karakteristik sasaran yang lebih rinci, diantaranya adalah: bahasa yang digunakan sasaran, umur, status pernikahan, umur, tingkat pendidikan, nilai-nilai, norma, sistem kekerabatan, lokasi wilayah demografi, geografi, sarana komunikasi, sumber informasi yang dipercaya, dll. . Merumuskan ide-ide khusus untuk menyusun pesan yang secara spesifik mengandung nilai dan menyentuh kepentingan setiap segementasi sasaran, sebagai bentuk upaya pemecahan masalah. Ada tiga pengelompokan katagori_ dalam merumuskan ide visual, yaitu: Simbol-simbol pictorial: foto, ilustrasi yang sesuai dengan benda yang diwakili Simbol-simbol grafis : garis, siluet dll Simbol-simbol verbal: uraian atau definisi, deskripsi atau label yang mewakili sebuah konsep. Antara gambaran visual dan verbal sering mempunyai hubungan yang erat, maka ketiga simbol tersebut dapat dipakai secara sendiri atau dalam bentuk kombinasi Aspek visual menjadi penting dalam komunikasi atau pemberian informasi, hal ini dapat diperlihatkan dengan kemampuan mengingat pada manusia: verbal saja 20%, audio saja = 10%, visual saja = 20% dan jika audio dan visual mencapai 50%. Visualisasi merupakan salah satu kegiatan perumusan pesan yang dituangkan dalam media audio-visual, dimana unsur visualnya lebih ditonjotkan. . Memilih media atau saluran informasi serta mengemas atau memformulasikan desain kreatif pesan, tentunya yang sesuai dengan metode dan teknik penyampaian pesan. . Melakukan ujicoba desain kreatif pesan, kepada kelompok sasaran. Tujuannya agar pesan yang telah dibuat dapat dipahami serta mempunyai nilai (value) bagi sasaran. Hasil ujicoba pesan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan penyempurnaan. . Menyediakan dana, sarana dan tenaga untuk menggandakan pesan yang telah dituangkan dalam berbagai jenis media. . Melakukan penyebarluasan informasi/ pesan kepada sasaran melalui berbagai jenis media . . Melakukan pemantauan dan penilaian, apakah pesan telah sampai kesasaran? Apakah sasaran dapat dipahami isi pesan? Apakah ada isi pesan yang tidak dipahami? Tindakan apa yang PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 8 Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com akan dilakukan setelah menerima pesan tersebut? Apakah pesan tersebut bisa diterapkan atau dilakukan oleh sasaran? Apakah ada kesulitan dalam menerapkan anjuran yang ada pada isi pesan? ‘Apakah ada isi pesan yang disukai atau tidak disukai? 8. Hasil pemantauan dan penilaian tersebut dipergunakan untuk menyempurnakan atau mengembangkan pesan / media baru yang lebih sesuai. Bab 3. PENGEMBANGAN MEDIA promees Pengertian media ‘Media dalam promosi kesehatan adalah sebuah wadah/alat bantu/ saluran/ yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan memberikan pengetahuan kesehatan pada sasaran. Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver). Media merupakan alat bantu yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada sasarannya karena media lebih mengutamakan pesan-pesan visual sehingga produk atau jasa yang ditawarkan lebih nyata dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi sasarannya. Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menyampaikan pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan agar komunikan meningkat pengetahuannya, sikap dan perilaku tentang hidup bersih dan sehat. Tujuan Penggunaan Media Tujuan penggunaan media, yaitu: — Mempermudah pengertian — Informasi lebih mudah diingat — Memperjelas informasi, fakta, prosedur dll — Mengurangi komunikasi yang verbalistik — Membangkitkan minat dan perhatian — Menghidari kesalahan persepsi — Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat oleh mata h. ‘Merangsang sasaran Komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. — Menyampaikan pesan kepada orang banyak dalam waktu singkat. PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 9 Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com — Meningkatkan pengetahuan, membangun kesadaran dan keyakinan serta kemampuan melakukan pesan yang disampaikan. — Memperlancar proses komunikasi Jenis Media Promosi Kesehatan Pembagian jenis media promosi kesehatan berdasarkan: a. Strategi promosi kesehatan, yaitu: 1) Media advokasi : fact sheet, leaflet, bahan presentasi, dll 2) Media bina-suasana: siaran radio, siaran televisi, koran, majalah, selebaran, buku, bulletin, papan pengumuman, dll 3) Media gerakan pemberdayaan masyarakat: brosur, spanduk, poster, spot radio/tv, model, film, dll. b. Bentuk media, yaitu: 1) Media grafis atau media cetak: poster, leaflet, stiker, flashcard, flipchart, buku, brosur, spanduk, majalah, buletin, surat kabar, standing banner, billboard, umbul-umbul, gantungan kunci, tas, mobil, media yang ditempatkan di rakrak, dipajang bisa bentuk botol, gelas, handuk, dit 2) Media audio: spot radio, jingle, drama radio, adlips (pesan singkat yang dibacakan disela-sela program), kuis, dialog interaktif yang melibatkan pendengar radio, dll 3) Media audio visual: spot televisi, film, sinetron, variety show, dialog interaktif, infoteiment, dll 4) Media tradisional: kesenian rakyat, wayang, campursari, lagu rakyat, tarian rakyat, kentongan/bedug, dll 5) Media melalui internet: sms (pesan singkat), website, dll Kegunaan Media 1) Media untuk meningkatkan pengetahuan : poster, leaflet, selebaran, spanduk, buku, majalah, koran, buletin, dll 2) Media untuk meningkatkan kesadaran: film, ular tangga, kartu jodoh, contoh produk, dll 3) Media untuk meningkatkan keterampilan: model, pantoom, alat peraga demontrasi, dil. PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 10. Human Excellence Power Institute (HEP Malang | bremartoj.hepi@ gmail.com 4) Media untuk meningkatkan citra atau image (komunikasi massa/ above the line): sinetron, film, filler/spot televisi, dialog/talk show di media TV, radio spot, media tradisional, iktan koran, artikel, billboard, spanduk, slide bioskop, umbulumbul, dit 5) Media untuk mendukung pertemuan kelompok : lembar balik, flim instruksional, poster intruksional, dll 6) Media untuk mendukung komunikasi interpersonal dan konseling: lembar balik, leaflet, model, dll Proses Pengembangan Media Promosi Kesehatan Langkah-Langkah Pengemban: lla Promosi Kesehatan Pengembangan Pelaksanaan & pesan, ujicoba 3 pemantauan dan produksi media Rancangan pengembangan media Evaluasi dan rancang ulang Analisis masalah dan cesar HE PROSES P Proses pengembangan media promosi kesehatan dilakukan dengan metode komunikasi “Proses P”’. Metode “Proses P” adalah suatu metode yang diperkenatkan oleh Universitas Johns Hopkins bersama-sama PATH (Program for Appropriate Technology in Health) saat melaksanakan proyek PCS (Population Communication Services). “P” dapat diartikan sebagai population atau penduduk. Disebut dengan “Proses P” karena tahap-tahap kegiatan yang ada di dalamnya membentuk huruf “P” yang dapat berulang kembali atau berkesinambungan. PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 11 Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com Tahap-tahap kegiatan pengembangan media dengan metode “Proses P” adalah: 1. Analisis masalah kesehatan dan sasaran Analisis masalah kesehatan, bertujuan untuk: 1) Menemukenali masalah kesehatan yang ada, kemudian tentukan satu masalah prioritas yang akan diintervensi. 2) Menemukenali penyebab masalah yang meliputi penyebab masalah yang bukan perilaku dan yang perilaku 3) Menemukenali sifat masalah yang meliputi beratnya masalah, luasnya masalah, epidemiologi masalah serta perkembangan masalah. 4) Menemukenali faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya masalah, misalnya: kebijakan, politik, sosial budaya, dll. 5) Menemukenali kelompok sasaran yang terkena masalah, meliputi demografi, sosial-ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat seperti umur, pendidikan, budaya, adat istiadat, pendapatan, serta pengembangan sikap dan perilaku yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Analisis masalah kesehatan metiputi: — Analisa masalah kesehatan yang berkaitan dengan perilaku 1) Perilaku ideal (ideal berhavior) ialah tindakan yang bisa diamati yang menurut para abli perlu dilakukan oleh individu atau masyarakat untuk mengurangi atau membantu memecahkan masalah. Perilaku ideal ini dapat diidentifikasi dari epidemiologi masalah dan kebijaksanaan yang sedang dianalisa. Identifikasi hendaknya dilakukan bersama dengan program-program terkait dan ahli yang terkait pula. Contoh: perilaku ideal berkaitan dengan pencegahan penyakit malaria. - Membuang air limbah di saluran pembuangan air timbah agar tidak menyebabkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. ~ Memasang kasa kawat di rumah untuk mencegah nyamuk masuk rumah - Memakai obat anti nyamuk - Memakai kelambu kalau tidur, terutama malam hari PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 12. Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com - Memasukkan pakaian ke tempatnya (yang tertutup) agar tidak bergantung di dinding. - Minum obat pencegahan malaria sesuai aturannya. 2) Perilaku yang sekarang (current behaviour) ialah perilaku yang dilaksanakan saat ini, Ini dapat diidentifikasi dengan observasi/pengamatan di lapangan kaitkan dengan epidemiologi masalah yang sedang dianalisa dan juga kaitkan dengan perilaku ideal (sama atau bertentangan?). Perilaku yang sama maupun bertentangan ini nanti perlu dianalisa untuk mengetahui mengapa mereka berperilaku seperti itu saat ini. 3) Perilaku yang diharapkan (expected/ feasible behaviour ) Perilaku ini diharapkan bisa dilaksanakan oleh sasaran. Karena itu disebut juga target perilaku yang akan dituju oleh program penyuluhan kesehatan. 4) Hambatan melakukan perilaku layak atau ideal, misalnya: Tidak ada waktu, tidak mempunyai sarana, tidak mempunyai dana, pengalaman, perasaan, perilaku yang dianjurkan sulit, dll. Analisis masalah kesehatan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang melatar belakangi perilaku sekarang, misalnya adanya stigma, rumor, dll Analisis masalah kesehatan yang berkaitan dengan tahap adopsi perilaku, metiputi: 1) Pengetahuan (knowledge) 2) Kesadaran (awareness) 3) Mempertimbangkan (contemplation) 4) Niat (intention) 5) Tindakan (action) 6) Mempertahankan (maintenance) 7) Meneruskan kepada orang lain (advocacy) Analisis perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kebijakan dan sumberdaya: 1) Kebijakan publik berwawasan kesehatan, meliputi peraturan dan program pengendalian penyakit, dukungan sarana kesehatan dan promosi Kesehatan. 2) Mitra potensial, metiputi lintas program dan lintas sektor termasuk organisasi masyarakat, organisasi agama, LSM PELATINAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 13 Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com (Lembaga Swadaya Masyarakat) serta swasta/dunia usaha yang mampu mendukung program promosi kesehatan. 3) Sarana komunikasi yang tersedia, termasuk saluran komunikasi, media tradisional, media komunikasi lainnya yang ada atau disukai oleh sasaran. Analisis target sasaran Hasil analisis masalah kesehatan digunakan sebagai bahan untuk menetapkan sasaran media promosi kesehatan. Adapun penetapan segmentasi sasaran, meliputi: 1) Sasaran primer adalah sasaran yang terkena masalah kesehatan. Penetapan sasaran primer dapat dilakukan berdasarkan sasaran program, misalnya: ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang punya anak balita, suami, remaja, pasangan usia subur, dll. Selain itu dapat juga dikelompokan berdasarkan: umur, jenis kelamin, pekerjaan, tatanan, status sosial ekonomi, geografis, dll. 2) Sasaran sekunder adalah sasaran yang mempunyai potensi melakukan intervensi promosi kesehatan kepada sasaran primer, diantaranya adalah tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, kader, TP.PKK, media komunikasi massa, dll Penetapan sasaran sekunder diutamakan pada individu atau kelompok yang mempunyai hubungan terdekat dan pengaruh terkuat dengan sasaran primer. 3) Sasaran tersier adalah individu atau kelompok yang mempunyai kewenangan untuk memberikan dukungan kebijakan maupun sumberdaya kegiatan promosi kesehatan, misalnya: RT, RW, Kepala Desa. Lurah, Bupati, Walikota, DPRD, DPR, Pejabat Lintas Sektor, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan, Pimpinan Organisasi Profesi, Ketua Umum TP-PKK, Penyandang dana, Pengusaha, dll 2. Rancangan pengembangan media Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menggunakan hasil analisis masalah dan sasaran tersebut untu merancang pengembangan media. Ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: 1) Menentukan tujuan. Dalam penetapan tujuan harus dibuat SMART yaitu: specific, measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevant, dan time-based (tenggat waktu). PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 14. Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com 2) Identifikasi segmentasi sasaran. Pengelompokan sasaran/segmentasi dilakukan berdasarkan demografi, geografi, budaya, psikologis atau karakteristikkarakteristik lainnya yang spesifik. Selain itu, pengelompokan sasaran juga dapat dilakukan sesuai dengan tujuan komunikasi, misalnya: masyarakat umum, organisasai kemasyarakatan, petugas lintas sektor, penentu kebijakan, dll. Pengelompokkan sasaran ini sangat penting karena sangat mempengaruhi jenis media yang akan dipilih atau dikembangkan. 3) Mengembangkan pesan-pesan Pesan yang dikembangkan harus sesuai dengan tujuan, karakteristik sasaran serta media yang telah dipilih. Penyusunan pesan tentunya harus memenuhi kaidah penyusunan pesan yang telah dibahas pada sub pokok bahasan sebelumnya. 4) Mengembangkan media yang akan digunakan. Dalam mengembangkan media tentunya disesuaikan dengan metode dan teknik promosi kesehatan yang akan dilakukan. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan pemilihan jenis media yang akan digunakan, apakah menggunakan media interpersonal atau media massa. Namun dalam penyampaian suatu pesan sebaiknya media yang digunakan bermacam-macam dan dikoordinasikan dengan baik. 5) Selain itu perlu diperhatikan juga jangka waktu dan dampak penggunaan media tersebut. 6) Kemampuan interpersonal. Dalam mengembangkan media tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan seseorang atau kelompok yang menggunakan media tersebut, maupun kemampuan sasaran untuk mengakses media itu. 7) Rencana kegiatan Rencana kegiatan promosi kesehatan melalui berbagai jenis media harus dirancang dengan benar dan tepat. Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pengembangan media harus disesuaikan dengan rencana kegiatan penyuluhan atau promosi kesehatan yang akan dilaksanakan. 8) Perencanaan anggaran. Dalam mengembangkan media tentunya harus disertai dengan perencanaan anggaran yang dibutuhkan. Perencanaan anggaran pengembangan media meliputi: kegiatan kajian dalam pengembangan pesan, pengembangan desain kreatif, ujicoba, penyempurnaan media, percetakan atau pengadaan media, distribusi media, pelatihan petugas lapangan, logistik, biaya perjalanan untuk evaluasi dan lain-lain. PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 15. Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com 9) Pengorganisasian. Pengorganisasian meliputi pembagian tugas dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam pengembangan media. 3. Pengembangan pesan, uji coba dan produksi media Pada tahap-tahap sebelumnya telah dirumuskan pesan yang akan dituangkan dalam media komunikasi. Agar pesan tersebut dipahami oleh masyarakat maka harus dilakukan uji coba atau retesting. Materi ujicoba meliputi pesannya, gambar, tokoh yang ada dalam media tersebut, warna, tata letak gambar dan tulisan, ilustrasi atau simbol-simbol yang ada dalam media, dll. Sasaran ujicoba adalah sasaran yang penyuluhan atau promosi kesehatan tersebut. Kegiatan uji coba media ini sangat penting, karena hasil uji coba tersebut akan dijadikan sebagai bahan untuk merevisi material atau menyempurnakan media sebelum media tersebut diproduksi. Langkah-langkah melakukan ujicoba media meliputi: a. Membuat rencana ujicoba, meliputi tujuan, sasaran, metodologi, petugas pelaksana dan dana. Membuat intrumen ujicoba. Melakukan standarisasi petugas pelaksana ujicoba Melaksanakan kegiatan ujicoba Melakukan analisa hasil ujicoba Merumuskan rekomendasi hasil ujicoba ppeos Hasil ujicoba media dipergunakan untuk menyempurnakan rancangan media. Setelah disempurnakan barulah media tersebut diproduksi dan didistribusi. Salah satu tolok ukur uji coba media: Attraction (menarik perhatian) Comptehension (mudah dimengerti) Acceptability (mudah diterima, tidak bertentangan dengan norma) Personal involment (tertuju pada kelompok tertentu) Persuasion (mampu mempengaruhi) 4. Pelaksanaan dan pemantauan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan atau promosi kesehatan dengan menggunakan media tersebut. PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 16, Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com Kemudian, memantau pendistribusian media apakah sudah sampai ke sasaran, apakah jumlahnya memadai, apakah mudah digunakan atau diakses oleh sasaran. Melalui pemantauan juga dapat diperoleh informasi tentang hambatan dan permasalahan yang ada dilapangan. 5. Evaluasi dan Rancang Ulang Tahap evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang hasil/out-put dan dampak kegiatan promosi kesehatan dengan menggunakan media yang telah didistribusikan. Evaluasi media meliputi pengukuran pengetahuan, sikap atau kepedulian, peran serta, kemampuan berperilaku hidup bersih dan sehat sesuai pesan yang disampaikan dan dukungan sasaran terhadap promosi kesehatan. Melalui evaluasi juga diperoleh informasi tentang pesan yang disukai atau tidak serta tingkat keterpaparan sasaran terhadap media promosi kesehatan yang telah didistribusikan. Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan adalah: a. Membuat rencana evaluasi, meliputi tujuan, sasaran, metodologi, petugas pelaksana dan dana. Membuat intrumen evaluasi. Melakukan standarisasi petugas pelaksana evaluasi Melaksanakan kegiatan evaluasi Melakukan analisa hasil evaluasi Merumuskan rekomendasi hasil evaluasi spaos Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan untuk melakukan kegiatan rancang ulang media promosi kesehatan yang lebih sesuai lagi. Bab 3. PENUTUP Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan. Artinya tidak ada media atau saluran yang terbaik, yang ada adalah bagaimana fleksibilitas seorang fasilitator/penyuluhan kesehatan untuk memanfaatkan sarana dan upaya yang terbaik untuk kondisi saat itu. PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 17 Institute (EPH Malang | bremartojo.hepi@gmail.com Malang, 5 September 2007 Bambang Riadi | Priyo Raharjo PELATIHAN PROMOS! KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 18,

You might also like