You are on page 1of 48
ae Ce PEDOMAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Tim Penyusun: Umar Sidik Tafriknuddin Djazim Rohmadi FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012 KATA PENGANTAR Bersyukur ke hadirat Allah SWT kami sampaikan karena berkat pertolongan dan bimbingan-Nya Pedoman Praktik Pengalaman Lapa- ngan (PPL) dapat disusun sesuai yang direncanakan. Pedoman ini du- susun sebagai panduan atas pelaksanaan PPL bagi mahasiswa Pro- gram Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan |Imu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karenanya, pedoman PPL ini sangat pent- ing bagi mahasiswa peserta PPL, dosen pembimbing, dan pembimbing lapangan (di tempat PPL). PPL sangat penting dalam rangka memberikan pengalaman ke- pada para mahasiswa secara komprehensif dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas kepustakawanan di lapangan. Dengan demikian, jika mereka sudah menyelesaikan studinya akan mempunyai kesiapan yang matang untuk memasuki dunia kerja secara profesional. Di samp- ing, mempunyai kemampuan secara keilmuan, mereka juga mempunyai keterampilan praktis (skill). Pedoman PPL ini disusun untuk memberikan panduan dalam pelaksanaan PPL agar dapat terealisasi sesuai dengan yang diharap- kan. Penyusun telah bekerja keras dengan penuh kesabaran dan jlimet agar dapat memenuhi harapa semua pihak. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa pedoman ini sudah sempurna. Kami yakin masih terda- pat kekurangan di sana sini. Oleh karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk penyempuranaan pedoman ini. Akhirnya, kami berharap mudah-mudahan Pedoman PPL ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Yogyakarta, Desember 2012 Tim penyusun 2 Pedoman PPL BAB! PENDAHULUAN ‘tal Latar Belakang Profesionalitas merupakan suatu keniscayaan dalam se- tiap bidang pekerjaan. Sementara itu, sumber daya manu- sia (SDM) yang dapat memenuhi tuntutan itu persaingannya sangat ketat. Siapa pun yang tidak siap memenuhi tuntutan itu akan terpinggirkan dengan sendirinya. Kondisi seperti itu, menjadi tantangan yang tidak dapat dihindari oleh semua lem- baga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan kepustakawa- nan. Bagaimana melaksanakan pendidikan yang lulusannya siap menjadi tenaga profesional sesuai dengan bidangnya. Para lulusannya harus berani dan mampu berkompetisi untuk memperebutkan peluang kerja dengan tuntutan profesional. Dalam konteks menyiapkan tenaga profesional yang siap bersaing dalam pasar kerja, pendidikan kepustakawanan di Prodi llmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya (FADIB) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta membuat regulasi yang mendukung ke arah itu. Kurikulum didesain secara seimbang dalam pemenuhan ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Artinya, di samping para lulusannya mempunyai sikap/perilaku yang baik, pemahaman keilmuan yang mumpuni, mereka juga harus mempunyai keterampilan yang memadahi dalam pengelolaan perpustakaan dan infor- masi. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sistem perkuli- ahan yang ditempuh di Prodi Ilmu Perpustakaan FADIB UIN Sunan Kalijaga diarahkan pada dua hal, yaitu diorientasikan ke dalam penguasaan keilmuan yang bersifat teoretis dan pen- guasaan keterampilan praktis. Selain dilakukan dengan sistem perkuliahan praktis di kampus, penyiapan penguasaan praksis pada mahasiswa dilakukan dengan cara praktik pengalaman di lapangan atau di dunia kerja nyata. Sistem perkuliahan di lapangan itu disebut dengan praktik pengalaman lapangan (PPL). Pedoman PPL 3 12 Konsep Dasar PPL Tujuan pelaksanaan pendidikan Prodi Iimu Perpustakaan FADIB UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ialah mewujudkan pus- takawan berakhlak mulia yang memiliki kompetensi kell muan dan keterampilan dalam pengelolaan perpustakaan dan infor- masi. Oleh karena Itu, di samping para mahasiswa dibekali dengan materi yang terkait dengan pembentukan kepribadian dan keilmuan, mereka juga dibekali dengan praktik di lapa- ngan (PPL). Dengan model pendidikan seperti itu, output yang diharapkan ialah terwujudnya calon pustakawan dan atau tenaga pengelola informasi yang profesional. Selama di bangku kuliah, para mahasiswa menerima dan belajar secara teoretis, sedangkan di lapangan akan menimba pengalaman praktis. Dengan praktik, mahasiswa akan melihat kenyataan (kondisi riil) di dalam pengelolaan perpustakaan dan informasi. Mereka akan dapat membandingkan antara te- ori yang di dapat selama di bangku kuliah dan kenyataan yang ada di lapangan. Di samping akan menambah wawasan dan pendalaman keilmuannya, dengan PPL keterampilan maha- siswa akan meningkat. Selain dapat meningkatkan kemampuan teknis pengelo- laan perpustakaan dan informasi secara nyata, dengan PPL para mahasiswa juga akan memperoleh kompetensi sosial: bagaiamana menjalin bubungan sosial-budaya dan bagaima- na menjalin kerja sama (teamwork). Dalam bidang teknis, para mahasiswa akan dapat mengetahui, memahami, dan mem- praktikkan hal-hal yang berkaitan dengan (1) penyelengga- raan, (2) pengelolaan, (3) pelayanan teknis, dan (4) pelayanan jasa dalam bidang perpustakaan dan informasi. Di dalam pengelolaan perpustakaan dan informasi, yang mereka hadapi tidak teroatas pada tugas teknis, tetapi men- cakupi tugas-tugas nonteknis, seperti berkaltan dengan Pengembangan dan pembinaan. Oleh karena itu, sebagai calon pustakawan, mahasiswa perlu dibekali berbagai hal sesuai dengan tuntutan pasar kerjanya, yang salah satunya dengan model PPL. Pedoman PPL 1.3 1.4 15 Pengertian PPL PPL ialah salah satu kegiatan intrakurikuler yang harus di- lakukan oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan Program Studi limu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. PPL merupakan bentuk kegia- tan perkuliahan wajib yang dipandu oleh dosen pembimbing dan tenaga pembimbing lapangan dari institusi/lembaga yang dipergunakan sebagai PPL. Para mahasiswa melaksanakan berbagai macam kegiatan pengelolaan perpustakaan dan atau informasi sesual dengan tugas pokok dan fungsi lembaga yang bersangkutan. PPL diperuntukkan bagi mahasiswa yang sudah menye- lesaikan (lulus) seluruh mata kullah teori. Dengan sistem ini kegiatan PPL diharapkan akan berjalan dengan baik dan efek- tif. Mahasiswa sudah tidak banyak beban sehingga akan dapat berkonsentrasi secara penuh untuk melaksanakan tugas-tu- gas kuliah lapangan. Harapannya ialah agar para mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara terpadu. PPL digu- nakan sebagai sarana pendalaman dalam pelaksanaan kegia- tan teknis di lapangan. Dengan demikian, setelah mahasiswa menamatkan kuliah, mereka akan mempunyai kesiapan yang matang untuk menghadapi dunia kerja. Status PPL merupakan bagian integral kurikulum yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Prodi limu Perpustakaan dan wajib lulus. Bobot PPL ialah empat satuan kredit semester (SKS). PPL didesain bukan sebagai tugas akhir mahasiswa, tetapi sebagai bagian dari kuliah pendalaman dan pengala- man. Kegiatan PPL ditempuh selama 240 jam atau sekitar dua bulan. Tujuan PPL Tujuan yang ingin dicapai di dalam pelaksanaan PPL, antara lain, ialah sebagai berikut. 1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam pe- nyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan/informasi. Pedomen PPL 5 1.6 2. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk mempelajari dan memahami tugas pokok dan fungsi lem- baga pengelola informasi dengan seluruh permasalahan- nya. 3. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bi- dang kegiatan teknis pengelolaan perpustakaan dan atau informasi. 4. Menjalin hubungan kerja sama antara Prodi Ilmu Per- pustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai lembaga pencidikan kepus- takawanan dan pemangku kepentingan (stake holder), yaltu lembaga/institusi pengelola perpustakaan dan atau pengelola informasi. Target PPL Target yang ingin dicapai dalam keglatan PPL lalah ber- tambahnya wawasan dan keterampilan dalam hal penye- lenggaraan dan pengelolaan perpustakaan dan informasi. Pemerolehan wawasan dan ketarampilan itu diperuntukkan dalam kerangka membentuk calon pustakawan yang memiliki kompetensi personal, profesional, dan sosial. Secara terper- inci cakupan ketiga kompetensi itu ialah sebagai berikut. Kompetensi Personal* Kompetensi personal ini berhubungan dengan sikap dan kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang calon pus- takawan. Dalam kompetensi ini, target minimal yang harus di- miliki oleh calon pustakawan ialah sebagai berikut. 4. Mampu meningkatkan cara bersikap, berpikir, dan bertin- dak secara sesual dengan norma yang berlaku. 2. Mampu bertindak disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. 3. Mampu berperilaku -yang mencerminkan kepribadian yang mulia (akhlaqul-karimah). Kompetensi Sosial Kompetensi ini berhubungan dengan penempatan diri pada lingkungannya dan cara menjalin hubungan dengan Pecoman PPL 163 qe 1 orang lain. Target minimal yang diharapkan dimiliki oleh calon pustakawan adalah sebagai berikut. 1. Mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain, misalnya dengan pimpinan lembaga/institusi, karyawan, pembimbing lapangan, dan sesama mahasiswa. 2. Mampu bergaul secara baik dengan orang lain, misalnya dengan pimpinan lembaga/institusi, karyawan, pembimb- ing lapangan, dan sesama mahasiswa. 3. Mampu menjalin kerja sama dengan orang lain secara baik, misalnya dengan pimpinan lembaga/institusi, kar- yawan, pembimbing lapangan, dan sesama mahasiswa. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional ini berhubungan dengan pen- guasaan ilmu, kemampuan dalam mengimpiementasikan pengetahuan yang dimilkinyg, dan mampu mengembangkan keilmuannya, yakni pada bidang perpustakaan dan informasi. Target minimal yang harus dimiliki oleh calon pustakawan ialah sebagai berikut. 1. Menguasai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas manajerial pengeloaan perpustakaan dan informasi. 2. | Menguasai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas teknis pengeloaan perpustakaan dan informasi. 3. | Menguasai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas non- teknis, yaitu terkait dengan pengelolaan perpustakaan dan informasi. 4. Menguasai dalam pengembangan ilmu bidang perpus- takaan dan informasi. Manfaat Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari program PPL, antara lain, ialah sebagai berikut. Bagi Mahasiswa 41. Memantapkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman praktis pengelolaan perpustakaan dan atau informasi. 2. Memantapkan sikap, motivasi, dan perilaku positif seh- ingga mampu menghadapi tantangan yang ada dalam lingkungan kerja pada bidang ilmu perpustakaan dan atau informasi. Pedoman PPL 7 1.7.2 1.7.3 1.8 1.8.1 3. | Memantapkan keterampilan pengelolaan perpustakaan, informasi, dan pelaksanaan administrasi perpustakaan. Bagi Lembaga/Institusi Tempat PPL 1. Dapat sebagai bahan evaluasi atas kinerja dan program pengembangan perpustakaan dan atau pengelolaan in- formasi yang sesuai dengan tuntutan zaman. 2. Dapat memperoleh kesempatan untuk berperan serta dalam menyiapkan calon pustakawan yang memiliki kompetensi yang memadahi. 3. Dapat memperoleh bantuan tenaga, meskipun dalam jangka waktu terbatas, tanpa harus mengeluarkan biaya. Bagi Prodi ilmu Perpustakaan 1. Dapat menjalin kerja sama dengan institusi/embaga/pe- rusahaan sebagai stake holder-nya. 2. Dapat memperoleh masukan dari stake holder dalam pengembangan prodi yang sesuai dengan tuntutan za- man. 3. Dapat memperoleh umpan balik dari pengalaman ma- hasiswa praktikan yang dapat dijadikan bahan pengem- bangan prodi. 4. Dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan ka- pasitas kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa seba- gai caion tenaga kerja profesional. Ruang Lingkup Materi PPL Sejalan dengan tujuan dan target yang akan dicapai, ru- ang lingkup atau materi kegiatan PPL meliputi kegiatan mana- Jerial, teknis, dan adminstratif, yang masing-masing mempun- yai cakupan sebagai berikut. Keglatan Manajerial 1. Pengelolaan perpustakaan dan atau informasi, balk teknis maupun nonteknis 2. Pengembangan kelembagaan 3. Pengaturan (kebijakan) pelayanan jasa kepada peng- guna Podoman PPL 1.82 1.8.3 1.8.4 1.9 21 Pedoman PPL Kegiatan Teknis 41. Pengembangan koleksi informasi 2. Pengolahan koleksi (informasi) 3. Pelaksanaan pelayanan jasa perpustakaan (informasi) Kegiatan Administratif 1. Kegiatan ketatausahaan 2. Kegiatan kerumahtanggaan Kegiatan Akademik 1. | Penyusunan laporan PPL 2. Pelaksanaan ujian PPL Tampat PPL Tempat PPL dapat dijaksanakan pada lembaga pemerin- tah atau institusi swasta yang menyelenggarakan pengelolaan perpustakaan dan atau informasi, misalnya sebagai berikut. Perpustakaan komunitas Perpustakaan sekolah Perpustakaan perguruan tinggi Perpustakaan umum Perpustakaan masjid Perpustakaan Pesantren Perpustakaan khusus Pusat pengelolaan data Unit-unit pengelola informasi pada berbagai lembaga Lembaga penerbitan Lembaga pengelola media massa AAO PNAMaONS mo BAB Il PENYELENGGARAAN PPL. Penyelenggaraan PPL Pada bagian awal telah disebutkan bahwa penyelengga- raan PPL merupakan bagian integral pelaksanaen kurikulum. Pelaksanaan PPL diarahkan untuk mendukung kompetensi 9 2.2 2.3 10 lulusan agar dapat memenuhi tuntutan zaman (pasar kerja). Mereka bukan saja menguasai teori, tetapi juga memiliki ket- erampilan teknis dalam bidang pengelolaan perpustakaan dan informasi. Karena PPL berbeda dengan kegiatan perkuliahan di dalam kelas, pelaksanaannya perlu pengaturan dengan cer- mat. Banyak hal yang perlu diperhatikan, seperti hal yang terkait dengan regulasi, pengelolaan, waktu penyelenggaraan, pelaksanan dan prosedur pelaksanaan, serta persyaratan pendukung lainnya. Prinsip PPL Agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, pengelo- laan PPL diselenggarakan dengan prinsip-prinsip sebagai beri- kut. 1. Terkonsentrasi, artinya mahasiswa praktikan harus betul- betul terfokus hanya pada kegiatan PPL, Mereka secara total mengikuti kegiatan-kegiatan di instansi/lembaga tempat PPL, baik yang terkait dengan kegiatan manaje- rial, pengelolaan teknis perpustakaan (informasi), admin- istrasi, pelayanan jasa, dan kegiatan lainnya. 2. Terpadu, artinya seluruh aspek kegiatan PPL merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu den- gan lainnya. 2 3. Terarah, artinya semua kegiatan dan tugas-tugas maha- siswa dalam pelaksanaan PPL diarahkan untuk menca- pai tujuan dan sasaran seperti disebutkan pada bab | di atas. 4. Terbimbing, artinya mahasiswa praktikan dalam melak- sanakan tugas-tugasnya dipandu dan dipantau oleh das- en pembimbing (yang ditunjuk oleh fakultas) dan tenaga pembimbing lapangan yang ditunjuk oleh instansi/iem- baga tempat PPL. Prinsip Kerja Sama dalam PPL Agar PPL dapat terlaksana dan berhasil sesuai yang di- harapkan, diperlukan adanya sinergi atau kerja sama dari berbagai pihak terkait. Paling tidak ada tiga pihak yang den- Pedoman PPL. 2.4 2.5 Pedoman PPL gan kesadaran dan kemauan bersama untuk menyukseskan pelaksanaan PKL, yaitu sebagai berikut. 1. Pihak Prodi sebagai penyelenggara PPL yang dalam hal ini diwakili oleh panitia pelaksana dan dosen pembimbing lapangan. 2. Pihak mahasiswa sebagai praktikan yang mempunyai ke- wajiban melaksanakan PPL. 3. Pihak intitusi tempat PPL mahasiswa yang diwakili oleh Pimpinan lembaga dan tenaga pembimbing lapangan yang ditunujuk. Waktu Penyelenggaraan PPL Sesuai yang tertera di dalam kurikulum, PPL dilaksanakan pada semester ketujuh. Dengan harapan bahwa pada semes- ter itu mahasiswa sudah menempuh dan lulus seluruh mata kuliah teori, baik yang wajib maupun pilihan. Namun demikian, hal itu sangat bergantung pada kondisi mahasiswa yang ber- sangkutan. PPL dilaksanakan seiama dua bulan atau 240 jam. Waktu pelaksanaan PPL mengikuti pola pengaturan jam kerja yang berlaku di tempat PPL. Penyelenggara PPL PPL diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Perpustakaan FAIB UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam pelaksanaannya, PPL yang dikelola oleh panitia yang diangkat oleh dekan. Panitia bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan PPL. Adapun Mone Panitia PPL adalah sebagai berikut. Mengadakan persiapan dan perencanaan dalam pelak- sanaan PPL, termasuk kegiatan orientasi PPL. 2. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi intern pani- tia, panitia dengan DPL, dan antara panitia dengan para pimpinan lembagaj/institusi tempat PPL. 3. Mengajukan nama-nama lembaga/institusi tempat PPL dan nama-nama DPL-nya kepada dekan untuk menda- patkan persetujuan dan mendapat surat keputusan (SK). 4. Menyusun Jadwa! kegiatan sejak dari persiapan sampai pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan PPL. 11 2.6 12 5. Membuatkan surat izin untuk mahasiswa yang akan mel- aksanakan PPL. 6. Melaksanakan kegiatan orientasi bagi peserta PPL. 7. | Mengadakan monitoring (pemantauan) pelaksanaan PPL ke institusifiembaga tempat praktik. 8. Menyelenggarakan pelaksanaan ujian PPL. 9. Membuat rekapitulasi nilai PPL dan menyerahkan kepa- da pengelola nilai di fakultas. 10. Membuat laporan pelaksanaan PPL sebagai bentuk per- tanggungjawabannya. Dosen Pembimbing Lapangan Di dalam pelaksanaannya PPL, mahasiswa didampingi oleh dosen pembimbing lapangan (DPL). Adapun ketentuan DPL adalah sebagai berikut. 1. Dosen tetap Prodi Ilmu Perpustakaan yang diusulkan oleh panitia dan disahkan oleh Dekan FAIB. 2. Bersedia menjadi DPL dan sanggup melaksanakan pem- bimbingan dengan penuh tanggung jawab Adapun tugas yang diemban oleh DPL di dalam pelaksanaan PPL adalah sebagai berikut. 1, Memberikan pengarahan kepada mahasiswa PPL sebe- lum melakukan praktik di lapangan. 2. Menyerahkan makasiswa peserta PPL kepada pimpinan lembaga tempat PPL. 3. Melakukan pembimbingan mahasiswa PPL. 4. Memantau pelaksanaan PPL di lapangan seminggu sekali yang dibuktikan dengan presensi yang diketahui oleh pimpinan lembaga tempat PPL. 5. | Memberikan bimbingan kepada para mahasiswa selama PPL berlangsung. 6. Memberikan evaluasi dan penilaian terhadap pelaksan- aan mahasiswa PPL. 7. | Memberikan bimbingan dalam pembuatan laporan kegia- tan PPL. Menguji terhadap laporan kegiatan PPL. Memberikan penilaian atas laporan kegiatan PPL. 0. Menyerahkan nilai kepada prodi/panitia PPL. Bee Pedoman PPL 27 3.1 Pembimbing Lapangan Pembimbing lapangan adalah orang yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga tempat PPL berlangsung. Tugas pembimb- ing lapangan adalah sebagai berikut. 1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PPL di insti- tusi/lembaga yang dipimpin. 2. Memberikan informasi kepada mahasiswa_praktikan mengenai garis-garis kebijakan dan tata tertib yang ber- laku. 3. Memberikan kesempatan waktu kepada mahasiswa un- tuk mengadakan observasi lapangan. 4. Membimbing dan memeriksa pembuatan persiapan ma- hasiswa dalam PPL. 5. Memberikan tugas, bimbingan, dan arahan kepada ma- hasiswa praktik dalam melaksanakan PPL. 6. Mengawasi kegiatan mahasiswa selama melaksanakan PPL. 7. |Memberikan penilaian terhadap performa dan kinerja ma- hasiswa PPL. 8. | Menyerahkan hasil penilaian dan surat keterangan pelak- sanaan PPL kepada panitia (FADIB). 9. Memberikan saran dan eveluasi terhadap pelaksanaan PPL. BAB III PENGORGANISASIAN PPL Pengorganisasian PPL Untuk memudahkan pengaturan dan pelaksanaan tugas serta pengawasan selama PPL berlangsung, mahasiswa pe- serta PPL dibagi dalam kelompok-kelompok tertentu. Masing-masing kelompok dikoordinasi oleh seorang ketua kelompok (mahasiswa) dan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) serta tenaga pembimb- ing lapangan di lokasi PPL. PPL yang cilakukan oleh mahasiswa akan dapat berhasil dengan baik apabila dilakukan perencanaan yang baik dan Pedoran PPL 13 3.2 3.2.1 3.2.2 14 pelaksanaan dilakukan dengan bekerja sama antara pihak- pihak terkait, yaitu sebagai berikut. 1. Pihak Prodi limu Perpustakaan yang terdiri dari panitia pelaksana, dosen pembimbing lapangan, dan maha- siswa. 2. Pihak lokasi PPL yang terdiri dari pimpinan lembaga/insti- tusi, tenaga pembimbing, pustakawan, dan karyawan. Kegiatan Mahasiswa PPL Terdapat tiga kegiatan utama mahasiswa dalam mengikuti PPL, yaitu (1) observasi lapangan, (2) kegiatan praktik lapa- ngan, dan (3) pembuatan laporan PPL. Observasi PPL Observasi adalah kegiatan mengamati/mengenali seluruh aktivitas pada lembaga/institusi yang akan dijadikan tempat PPL. Sehubungan dengan itu, panitia akan melakukan ob- servasi ke lembaga/institusi yang akan dijadikan tempat PPL. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum kondisi dan berbagai kegiatan yang dilakukan pada lembaga/ institusi tempat PPL. Demikian juga para mahasiswa praktikkan, diharapakan melakukan observasi yang sama. Dengan observasi, para mahasiswa akan mendapatkan data awal untuk dapat dijadi- kan bahan dalam menentukan topik yang akan dijadikan fokus kajian, yang akhimya disusun menjadi laporan PPL secara in- dividual. Sebelum melaksanakan observasi, mahasiswa praktikan berkonsultasi dengan DPL atau panitia, kapan mahasiswa diperkenankan melakukan observasi. Setelah melaksanakan observasi, mahasiswa praktikan berkonsultasi dengan DPL dan pembimbing lapangan yang perihal hasil observasi untuk membuat program kerja PPL. Aktivitas PPL Pada saat pelaksanaan, mahasiswa praktikan diharapkan mempunyai kreativitas yang tinggi dan dapat menyumbangkan seluruh keterampilannya di tempat PPL. Sebelum melaksana- Pedoman PPL 3.2.2.1 3.2.2.2 3.2.2.3 kan PPL, mahasiswa akan melakukan beberapa kegiatan. De- mikian juga setelah selesai melaksanakan PPL, mahasiswa juga masih harus melaksanakan beberapa kegiatan. Secara rinci kegiatan-kegiatan yang dimaksud ialah sebagai berikut. Sebelum PPL Sebelum melaksanakan kegiatan PPL, mahasiswa di- wajibkan melakukan dua hal pokok, yaitu (1) menyusun ran- cangan kegiatan PPL berdasarkan observasi lapangan; dan (2) menyerahkan rancangan PPL kepada DPL untuk menda- patkan masukan dan persetujuannya. Pada Saat Pelaksanaan PPL PPL yang dilaksanakan secara terkonsentrasi diperlukan perhatian dan intensitas tinggi sehingga terjadi efektivitas. Un- tuk melaksanakan kegiatan tersebut, mahasiswa harus mengi- kuti ketentuan sebagai berikut. 4. Melaksanakan setiap kegiatan berdasarkan perenca- naan. 2. Menyelesaikan seluruh kegiatan PPL tepat pada waktu- nya (sesual dengan jadwal). 3. Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan teman sejawat, dengan seluruh staf dan pimpinan tempat PPL, pembimbing lapangan, dan DPL. 4. Mencatat seluruh kegiatan PPL ke dalam buku catatan kegiatan. 5. Meminta bimbingan terhadap kegiatan yang harus dilaku- kan sehingga mendapat hasil yang maksimal. Kegiatan Setelah PPL Setelah kegiatan PPL berakhir, mahasiswa harus melaku- kan hal-hal sebagai berikut. a. Mengonsultasikan kepada DPL dan pembimbing lapa- ngan mengenai praktik yang telah diselesaikan. b. | Meminta tanda tangan pada pembimbing lapangan seba- gai bukti telah melaksanakan kegiatan praktik. c. Menyelesaikan penyusunan laporan PPL, baik yang ber- sifat kelompok maupun yang secara individual dengan mengonsultasikan kepada DPL. Pecoman PPL 15 3.2.2.4 Penilaian PPL 41 4.2 16 Penilaian atau evaluasi dilakukan oleh DPL, pembimb- ing lapangan, dan penguji. Hal-hal yang dinilai terdiri atas be- berapa komponen, yaitu penguasaan materi (kinerja), kualitas pekerjaan, inisiatif atau kreativitas, kedisiplinan, adaptasi dan kerja sama, serta penyusunan laporan. Nilai akhir PPL maha- siswa merupakan gabungan antara penilaian DPL, penilaian pembimbing lapangan, dan penilaian pengujian. Adapun me- kanisme pengujian dilakukan dengan cara sebagai berikut. 14. Mahasiswa menghubungi DPL dan penguji yang telah ci- tentukan oleh panitia pengujian PPL. 2. Mahasiswa meminta surat undangan ujian kepada pani- tia, kKemudian menyerahkan kepada DPL dan penguji yang disertai dengan naskah laporan PPL yang akan diu- jikan. Penyerahan kepada penguji, selambat-lambatnya tiga hari sebelum pelaksanaan ujian. BAB IV PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PPL Persyaratan PPL . PPL adalah bagian dari kegiatan perkuliahan wajib. Akan tetapi, pelaksanaannya berbeda dengan kegiatan perkulia- han teori. Oleh karena itu, ada tata aturan dan persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh para mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah PPL. Selain persyaratan akademis. mahasiswa juga harus memenuhi persyaratan administratif. Persyaratan Akademis Persyaratan akademis yang wajib dipenuhi oleh maha- siswa yang akan mengikuti PPL adalah sebagai berikut. 4. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif Fakultas Adab dan llmu Budaya VIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Minimal duduk di Semester VII (Tujuh) 3. Tidak menempuh kegiatan akademik lain yang diseleng- garakan pada semester yang bersangkutan. Pedoman PPL 43 44 441 44.2 443 Persyaratan Administratif 4. Menyerahkan fotokopi bukti pembayaran SPP dan PPL 2, Mencantumkan mata kuliah PPL pada KRS. 3. Mendaftarkan diri kepada panitia dengan menyerahkan fotokopi KRS Mengisi formulir pendaftaran PPL Menyerahkan pasfoto ukuran 3x4 sebanyak dua lembar Mengikuti pembekalan (orientasi) PPL. Menyerahkan fotocopy sertifikat IT Kompetitif dari prodi ilmu perpustakaan. ANOS Prosedur Pelaksanaan Selain harus memenuhi persyaratan akademis dan per- syaratan administratif, mahasiswa peserta PPL harus mengi- kuti prosedur pelaksanaan, yaitu diawali dengan kegiatan pembekalan (orientasi). Pembekalan (Orientasi) PPL Sebelum mahasiswa melaksanakan PPL, terlebih dahulu dilaksanakan pembekalan atau biasa disebut dengan orientasi PPL. Tujuan dari kegiatan itu ialah memberikan wawasan dan bekal pengetahuan di lapangan. Dengan bekal yang diperoleh, para mahasiswa diharapkan akan lancar dalam melaksanakan tugas PPL, yaitu segera dapat menyesuaikan diri, cepat tang- gap, dan cekatan dalam melaksanakan tugas, serta dapat bek- erja sama. Mater! Orientasi Dalam kegiatan orientasi, calon mahasiswa PPL akan memperoleh materi sebagai berikut. 4. Mekanisme pelaksanaan PPL 2. Etika dan profesionalisme kepustakawanan 3. Keterampilan sosial 4. Teknik penulisan laporan PPL Mekanisme Pelaksanaan Setelah selesai pelaksanaart orientasi PPL, tindak lanjut yang harus dilaksanakan ialah sebagai berikut. Podeman PPL 17 444 45 18 1. Panitia menyampaikan surat permohonan izin PPL yang ditujukan kepada pimpinan lembaga tempat PPL. 2. Panitia memastikan bahwa izin PPL telah disetujui oleh pimpinan institusi tempat PPL. 3. Panitia membuatkan surat penugasan mahasiswa untuk melaksénakan PPL. 4. Panitia menyiapkan pemberangkatan hingga mahasiswa praktikan sampai ke tempat PPL. Tahap Pelaksanaan Pada waktu yang telah disepakati, mahasiswa peserta PPL datang di lokasi (tempat PPL) yang diantar oleh dosen pembimbing lapangan (DPL). Artinya, pada hari itu mahasiswa mulai melaksanakan tugas. Sehubungan dengan itu, peserta Ae diwajibkan melaksanakan hal-hal sebagai berikut. Mahasiswa menyusun rancangan kegiatan PPL sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga tempat PPL. 2. Mahasiswa menyerahkan rancangan PPL kepada DPL untuk mendapatkan masukan dan persetujuannya. 3. Mahasiswa menyusun jadwal kegiatan dengan dikonsul- tasikan kepada pembimbing lapangan (pembimbing di tempat PPL). 4. Mahasiswa mencatat seluruh kegiatan PPL pada blanko catatan harian dan memeriksakan kepada DPL setidak- tidaknya sekali dalam seminggu. 5. Mahasiswa melakukan konsultasi dengan dosen pem- bimbing untuk menentukan topik kajian PPL yang akan dibuat sebagai laporan individu. Tugas dan Kewajiban Mahasiswa PPL Selain hal yang bersifat perencanaan dan administratif, sebagaimana tersebut di atas, ada tugas dan kewajiban yang senantiasa harus dilaksanakan. Tugas Mahasiswa PPL Beberapa hal yang harus diperhatikan, dipahami, dan di- laksanakan oleh mahasiswa peserta PPL adalah sebagai beri- kut. Pedoman PPL 46 Pedoman PPL Melaksanakan tertib administrasi, yaitu melaksanakan presensi setiap hari, mengirim surat izin bila tidak masuk, dan sebagainya. Melaksanakan tugas-tugas PPL dengan disiplin, datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan jam kerja tempat PPL. Melakukan konsultasi kepada DPL dan pembimbing lapangan, baik secara individu maupun secara kelompok terkait dengan pelaksanaan tugas PPL. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan apa yang dilaku- kan di lembagaj/institusi tempat PPL, dengan mengikuti arahan dari pembimbing lapangan. Menyusun laporan kelompok tentang pelaksanaan kegia- tan secara komprehensif. Menyusun laporan individual berdasarkan topik yang dip- ilih dalam kegiatan PPL dengan persetujuan DPL. Melakukan Konsultasi secara berkala dengan DPL dalam kaitannya dengan penyusunan laporan akhir PPL hingga selesai. Kewajiban Mahasiswa PPL Kewajiban lain yang bersifat normatif, tetapi ada kaitan- nya dengan pencapaian kompetensi sebagai mahasiswa UIN alee Kalijaga Yogyakarta, yaitu sebagai berikut. Menjaga nama baik diri sendiri dan lembaga (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Menjaga etika dan sopan santun, baik sesama peserta maupun dengan seluruh staf di tempat PPL. Memakai pakaian dengan rapih sesuai dengan ketentuan dan memakai sepatu. Menjaga moral dan etos kerja, yaitu bekerja penuh tang- gung jawab, motivasi kerja tinggi, dan menghindari per- buatan-perbuatan tercela. Sanksi Mahasiswa yang tidak megaati dan melanggar tata tertib dan kewajibannya dapat dikenai sanksi. Mahasiswa yang mel- anggar norma/susila pada saat melaksanakan PPL dengan 19 5.1 5.2 20 bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan, mahasiswa akan dikenai sanksi berupa (a) diberhentikan dari kegiatan PPL, (b) dinyatakan tidak lulus, atau (c) dikurangi nilal akhir PPL, sesuai dengan bobot pelanggarannya. BAB V PENYUSUNAN LAPORAN PPL Kedudukan Laporan PPL Peserta PPL diwajibkan menyusun laporan secara indi- vidual. Laporan individual disusun berdasarkan pencermatan atau pengkajian terhadap suatu masalah (topik) yang ditemu- kan (dihadapi) di lapangan. Artinya bahwa pengambilan topik disesuaikan dengan minat masing-masing peserta. Laporan disusun berdasarkan kaidah-kaidah penulisan ilmiah. Berikut ini dijelaskan keténtuan-ketentuan dalam penyusunan laporan PPL. Format Laporan Laporan dibuat sekurang-kurangnya terdiri atas 40 hala- man isi (ditambah dengan lampiran-lampiran). Penyajian lapo- ran terdiri atas enam bab, yang isinya menggambarkan pem- bahasan topik secara utuh. Keenam bab itu disusun secara proporsional. Sebagai gambaran porsi masing-masing bab jalah pendahuluan 5%, gambaran umum 10%, landasan teori 10%, metode/teknik pengumpulan data 5%, penyajian hasil dan pembahasan se- banyak 67,5%, dan simpulan serta saran 2,5%. Penyusunan dilakukan dengan kerangka (format) penulisan sebagai beri- kut. HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Pedoman PPL BAB | PENDAHULUAN Pada bab ini uraikan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PPL. Pada bab ini dideskripsikan secara singkat berkaitan dengan tempat PPL, sejarah singkat, tugas pokok dan fungsi lembaga, personalia (SDM), keadaan koleksi, serta sarana dan prasa- rana. BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini disajian teori dari para ahli yang sesuai dengan topik pembahasan. Teori yang dikemukakan dapat berfungsi sebagai pisau analisis atau pemotret masalah yang dibahas. BAB IV METODE DAN TEKNIK Pada bab ini dijelaskan metode dan teknik pengumupulan data, penyajian dan teknik nalisis data. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN PPL Pada bab ini disajikan secara sistematis, logis, dan analitis (per subbab) terkait dengan hasil pengumpulan data. Penyajian dapat berbentuk deskriptif kuantitatif dan atau kualitatif yang diperoleh dari observasi, interviu, dokumentasi, dan sebagain- ya. Penganalisisan bertumpu pada teori yang telah dikemuka- kan pada bab tiga. BAB VI PENUTUP- Pada bab ini dikemukakan simpulan untuk menjawab per- masalahan dan saran terkait simpulan yang memerlukan tin- dak lanjut. LAMPIRAN . Lampiran yang disertakan dalam laporan, selain hal yang terkait dengan administratif, adalah hal-hal yang ada hubun- gannya dengan permasalahan (topik) yang dibahas. Misalnya: 1. Contoh katalog 2. Denah ruangan 3. Tata tertib perpustakaan Pedoman PPL 21 5.3 22 Teknik Penyajian Laporan Penyususunan laporan PPL dilakukan dengan mengikuti pen- yajian dalam tata tulis yang lazim dalam karya ilmiah. Berikut ini ketentuan yarfg harus diperhatikan dalam penyusunan lapo- rannya. 4 Pengetikan dilakukan dengan huruf (font) book antiqua, ukuran 12, spasi ganda, menggunakan kertas HVS 80 gram, ukuran A¢4 (kuarto), dengan menggunakan print la- ser/tinta. Batas tepi atau margin masing-masing adalah kiri 4 cm, atas 3 cm, kanan 3 cm, dan bawah 4 cm. Paragraf baru dimulai dengan awal kalimat menjorok ke dalam dengan lima ketukan tik dari awal tepi kiri atau lima huruf (1 tab) jika dengan komputer. Seluruh baris yang dimulai dari batas kiri hendaknya terbentuk garis lurus ke bawah, kecuali pada permulaan alinea baru. Pemengga- lan kata pada batas kanan harus selalu menurut aturan pemenggalan kata yang terdapat dalam EYD. Penulisan judul dan bab menggunakan huruf kapital dan penyebutan urutan bab dengan angka Romawi. Penulisan subbab menggunakan huruf kecil, yang mas- ing-masing kata diawali dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung, dan dicetak tebal (bold), tanpa garis bawah serta tanpa diakhiri dengan titik. Sistem penomoran dalam penyajian pembahasan meng- guankan cara sebagai berikut. BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Ruang Lingkup Masalah PPL 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.4 Sistematika Penulisan BAB Il GAMBARAN UMUM 2.1 Lokasi/Tempat PPL 2.2 Sejarah Singkat 2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pedoman PPL Pedoman PPL 10. 11. 12. 13. 2.3.1 Tugas Pokok 2.3.3 Fungsi Perpustakaan c. 2.4 Personalia (SDM) 2.4 Sarana dan Prasarana dan seterusnya .... Penomoran pada butir (6) digunakan secara konsisten, tidak boleh dicampur adukan dengan sistem yang lain. Perpindahan dari satu butir ke butir berikutnya tidak men- jorok, melainkan diketik lurus/simetris, konsisten dengan ketetapan margin kiri. Penggunaan nomor subbab paling banyak lima nomor. Misalnya : 3.3.2.1.1 Pendidikan Pemakai Prinsip utamanya bahwa karya tulis ilmiah lebih banyak menggunakan tnodel esei, bukan pointer. Judul tabel ditulis di sebelah atas tabel, sedangkan judul bagan, diagram, dan gambar ditulis pada bagian bawahn- ya. Judul tabel, bagan, diagram, dan gambar dibuat sependek-pendeknya, tetapi jelas (dapat menggambar- kan isi). Judul itu ditulis menggunakan huruf kecil, yang masing-masing kata diawali dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung, dan tidak dicetak tebal (bold). Penomoran halaman diletakkan di bagian kanan bawah dengan menggunakan angka Arab, kira-kira 2,5 em dari tepi bawah kertas. Halaman-halaman dalam bagian awal diberi nomor dengan angka Romawi kecil (i, ii, ili, iv, dan seterusnya), dimulai dari halaman judul sebagai halaman pertama (i), sedangkan penggunaan angka Arab dimu- lai pada halaman pendahuluan hingga halaman terakhir (termasuk lampiran). , 23 5.3.1 Sampul Laporan Sampul luar laporan PPL terdiri atas sampul luar dan sam- pul dalam. 1. Judul Luar a, Judul laporan dicetak dengan huruf kapital. Jika ter- dapat anak judul, penulisan anak judul diletakkan di antara dua kurung. Penulisan anak judul, yakni dengan huruf kecil yang pada setiap awal kata menggunakan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sandang. b. Logo UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, diletakkan di bawah judul. c. Nama penulis dan nomor induk mahasiswa, diletak- kan di bawah logo. d. Nama program studi, jurusan, fakultas dan tahun penulisan. e, Sampul luar berwarna kuning dengan tulisan warna hitam dan setiap bab diberi pembatas kertas ber- warna merah muda. 2. Sampul Dalam lsi sampul dalam sama persis dengan apa yang ditulis dalam sampul luar. 3. Halaman Pengesahan Halaman ini disediakan untuk tanda tangan persetu- juan dari pembimbing, ketua program studi, sebagai tanda mengetahui atas PPL yang bersangkutan. Nama pembimbing ditulis lengkap dengan gelar akademiknya mengguanakan huruf kecil kecuali huruf pertama. Mis- alnya, Drs. Jazim Rahmadi, M.Si.; Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag., S.I.P., M.Si. 4. Halaman Pernyataan Halaman ini disediakan untuk pernyataan keaslian lapo- ran PPL. Contoh pernyataan itu adalah sebagai berikut. Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan PPL dengan judul "Pelayanan Referensi di Perpustakaan Bina Madani’ ini adalah benar-benar karya kami sendiri, bukan penjiplakan, baik secara keseluruhan maupun sebagian. Karya ini juga belum pernah saya ajukan sebagai salah 24 Pedoman PPL satu persyaratan akedemik yang ditempuh di perguruan tinggi mana pun. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan apabila kemudian ditemu- kan adanya pelanggaran etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. 6. Moto dan Persembahan Halaman ini disediakan untuk pengisian moto dari penu- lis dalam pembuatan PPL dan persembahan yang akan disampaikan penulis kepada pihak-pihak yang dianggap perlu. 54 Topik Laporan Sebagaimana disampaikan di atas bahwa laporan PPL. disusun berdasarkan topik yang sesuai dengan minat masing- masing peserta. Topik itu diambil dari pencermatan terhadap suatu hal yang menarik di tempat/lokasi PPL. Adapun topik yang dapat dipilih, antara lain, adalah berkaitan dengan hal sebagai berikut. 1. Manajemen perpustakaan Pengelolaan lembaga atau institusi Kerja sama antar lembaga Pemasaran perpustakaan Pelayanan perpustakaan Pengelolaan sistem informasi Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) 2. Manajeman koleksi a. Pengembangan koleksi b. _ Preservasi dan konservasi c. Pengelolaan terbitan berseri 3. Sistem temu kembali informasi a. Menyimpan dan menemukan kembali dokumen, data, dan atau informasi. b. Pengindeksan, Klasifikasi, katalogisasi, pengorgan- Isasian informasi dengan cara apa pun. . seaeoe Pedoman PPL 25 6.1 26 4, Komunikasi keilmuan a. Pemanfaatan perpustakaan, dokumen, informasi untuk kepentingan pengguna. b. » Penerbitan Ilmiah dan perkembangan ilmiah 5, Kajian pemakai/kajian teori a. Interaksi antara institusi dan penggunanya, baik pada tingkat individu, organisasi, maupun masyarakat dalam kaltannya dengan pemanfaatan informasi. b. Perilaku mencari, mengumpulkan, dan menggune- kan informasi. c. Pendidikan pemakai d. Pembinaan minat baca Pemanfaatan TI di perpustakaan a. Pelayanan multimedia b. Otomasi perpustakaan c. Internet d. Perpustakaan digital BAB VI BAHASA LAPORAN ILMIAH Ragam Bahasa Keilmuan Bahasa yang digunakan dalam penulisan laporan PPL ialah bahasa Indonesia ragam baku (standar). Kebakuan itu meliputi seluruh aspek kebahasaan, seperti dalam peng- gunaan ejaan, bentuk kata, pilihan kata, pengalimatan, dan pemaragrafan. Bahasa karya ilmiah merupakan suatu ragam bahasa yang disebut sebagai ragam akademik (Sudaryanto, 1996:37- -41). Ragam bahasa yang digunakan dalam keilmuan harus mencerminkan kemampuan pengungkapan gagasan/pikiran secara cermat. Ragam bahasa keilmuan mengikuti kaidah . yang baku (standar) untuk menghindari ketaksaan atau keam- biguan. Oleh karenanya, ragam bahasa keilmuan sedapat-da- patnya tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual, seperti yang terdapat di dalam ragam bahasa jurnalistik. Hal itu Pedoman PPL agar karya ilmiah dapat dipahami oleh pembaca yang tidak be- rada dalam situasi, konteks, dan kondisi saat karya itu dibuat (disusun). Ciri Ragam Bahasa Keilmuan Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah harus mampu menunjukkan (1) kebermaknaan isi tulisan, (2) kejelasan ura- ian, (3) kesatuan yang utuh (bulat), (4) kepaduan (runtut dan logis), (5) kepadatan, (6) ketaatan pada kaidah, dan (7) keefek- tifan atau bersifat komunikatif secara ilmiah. Berkaitan dengan hal-hal itu, aspek-aspek penting bahasa karya ilmiah, sebagaimana yang dinyatakan oleh Sudaryanto (1996) adalah sebagai berikut. a. Nada tulisan bersifat formal dan objektif. b. Bahasa yang digunakan bersifat baku (standar). c. Kata-kata yang digunakan ialah kata yang bermakna de- notatif. d. Makna antarunsur dalam kalimat menunjukkan hubun- gan yang bersifat logis dan koheren. e. Kalimat yang digunakan tidak menunjukkan makna gan- da atau ambigu (taksa). F Kalimat pasif lebih diutamakan daripada kalimat aktif. g. Istilah, singkatan, dan tanda-tanda yang lain digunakan secara konsisiten. Sudjiman dan Sugono (1991:3) menyatakan bahwa ciri-ciri ragam bahasa ilmiah bersifat jelas, lugas, dan komunikatif. Berkenaan dengan itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bahasa karya ilmiah ialah sebagai berikut. a. Menghindari pernyataan yang bersifat absolut Kebenaran dalam suatu karya tidak bersifat mutlak (tidak absolut). Oleh karena itu, bahasa yang digunakan juga perlu dihindarkan dari sifat kemutlakan. Kata yang dic- etak miring berikut ini merupakan contoh yang tidak dian- jurkan. * Satu-satunya cara yang paling efektif untuk mengop- timalkan peran perpustakaan adalah menyertakan teknologi informasi. , * Model terbaik dalam sistem pelayanan perpustakaan pada saat ini lalah terbuka. Pedeman PPL 27 28 Menghindari pernyataan yang bersifat ragu-ragu ebenaran tulisan ilmiah dibuktikan dengan logika dan pendekatan Ilmiah. Oleh karena itu, penulisan disajikan dengan melalui kajian teoretis dan kerangka berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pe- nulis harus dapat meyakinkan orang lain dengan perny- ataan yang tidak ragu-ragu. Contoh pernyataan bersifat ragu-ragu, antara lain, ialah sebagai berikut. * Rendahnya minat baca tampaknya (mungkin) dipen- garuhi oleh lingkungan keluarga. * Agaknya (mungkin) anak-anak lebih menyukai bacaan ringan dan bergambar daripada yang hanya berbentuk teks. Menghindari istilah asing yang ada padanannya dalam bahasa Indonesia Jangan ragu menggunakan istilah (kosakata) asing yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Jika Anda ragu bahwa padanan dalam bahasa Indonesia itu kurang banyak dikenal orang, tambahkan bahasa sumbemya di dalam kurung dengan dicetak miring. Misalnya: pengguna (user) laman (homepage) dalam jaringan (on-line) pos-el; surel (email) akses (acces) pangkalan data (data base) pemasukan data (in-put data) unduh (download) unggah (upload) sulih suara (dubbing) perangkat keras (hardware) perangkat lunak (software) Menggunakan kalimat-kalimat efektif dan mudah dipa- hami Ide dalam sebuah kalimat harus jelas. Subjek dan predikatnya jelas dan menggunakan kalimat efeltif. Pedomen PPL Pedoman PPL Misalnya: * Ancaman terhadap fungsi perpustakaan yang dis- ebabkan oleh adanya perkembangan media elektronik yang sangat pesat, tentu merisaukan bagi kalangan pustakawan, sebab perpustakaan tidak lagi dijadikan rujukan bagi pelajar dan masyarakat untuk mencari in- formasi dan meningkatkan minat baca. Kalimat itu dapat diefektifkan menjadi sebagai berikut. Perkembangan media eletronik dapat mengancam fungsi perpustakaan. Kondisi seperti itu merisaukan kalangan pustakawan, Sebab, perpustakaan tidak lagi dijadikan rujukan bagi pelajar dan masyarakat untuk mencari infor- masi dan meningkatkan minat baca. Menghindari kalimat yang tidak efektif Banyak hal yang menyebabkan kalimat itu tidak efektif, misalnya pemakaian konjungsi karena, sehingga, jika dan maka yang tidak tepat, seperti contoh berikut ini. * Karena koleksinya tidak lengkap, sehingga para siswa enggan datang di perpustakaan. * Jika sistem pelayanan tidak diperbaiki, maka jangan diharapkan perpustakaan itu dapat maju. Kalimat itu dapat diefektifkan menjadi sebagai berikut. Karena koleksinya tidak lengkap, para siswa enggan da- tang ke perpustakaan. Jika sistem pelayanan tidak diperbaiki, jangan diharap- kan perpustakaan dapat maju. Hal-hal kecil dalam penggunaan bahasa yang juga perlu diper- hatikan, misalnya, sebagai berikut. Penulisan Bilangan a. Semua bilangan yang dapat dituliskan dengan satu atau dua kata harus ditulis dengan huruf (dua, tiga, lima belas, dua puluh, dan seterusnya), kecuali untuk suatu rincian. Misalnya: Ruangan itu berisi 2 komputer, 1 printer, 3 meja kerja, dan 2 almari. Bilangan yang harus dituliskan dengan angka (jika ditu- . 29 30 2 lis dengan*huruf lebih dari dua kata) hendaknya jangan diletakkan pada awal kalimat. Hal itu karena permulaan kalimat harus dimulai dengan huruf kapital. Misalnya: *44 judul buku referensi rata-rata digunakan oleh pe- mustaka setiap hari. (salah) Empat belas buku referensi rata-rata digunakan oleh pemustaka setiap hari. (benar) Buku referensi yang digunakan oleh pemustaka setiap hari rata-rata 14 judul. (benar) Apabila menemui kesulitan, misalnya karena kata per- tama merupakan angka yang tidak dapat dituliskan dengan satu atau dua kata, sebaiknya kalimat diubah sehingga bilangan itu tidak menjadi awal kalimat. Misainya: *17,5% pemustaka tidak memanfaatkan fasilitias pem- injaman buku, tetapi hanya menggunakan fasilitas fo- tokopi. Kalimat itu dapat diubah menjadi Pemustaka yang menggunakan fasilitas fotokopi se- banyak 17.5%, selebinnya memanfaatkan peminjaman buku. Tanda desimal ditulis dengan koma dan bukan ti- tik (5,50 bukan 5.50). Di depan tanda desimal (tanda koma) harus merupakan angka bulat dan tidak dibe- narkan untuk dikosongkan. Misalnya: Waktu yang diperlukan untuk pelayanan pinjam buku per pemustaka rata-rata 0,50 menit (bukan 0.50 menit), sedangkan untuk pengembalian diperlukan waktu rata- rata 0,75 menit (bukan ,75 menit). Apabila bilangan desimal ditulis secara berturut-turut, antara satu bilangan dengan bilangan lain dapat dipi- sahkan dengan tanda baca koma. Tanda baca koma itu jangan sampai mengacaukan dengan tanda koma untuk desimal. Bilangan desimal satu dengan bilangan decimal berikutnya harus diberi jarak satu ketukan. Setelah tanda baca selalu diikuti satu ketukan kosong Pedoman PPL Pedoman PPL untuk meneruskan angka berikutnya. Contoh: Derajat kelembaban ruang koleksi berturut-turut ada- lah 4,5, 5,8, dan 6,2. a . Untuk menyatakan kisaran nilai yang berupa angka da- pat digunaken kata atau sampai dengan atau dengan tanda hubung ganda (--). Misalnya: Waktu yang digunakan untuk membaca antara 8 sam- pai dengan 10 jam (atau 8-10 jam). -Perkiraan tidak boleh ditulis dengan tanda +, tetapi ditulis dengan kata, misalnya sekitar. Tanda .+. hanya digunakan untuk menyatakan salah baku. Contoh: Waktu penataan ruangan diperiukan sekitar 7 hari. (bu- kan + 7 hari). @ Penulisan Satuan Satuan-satuan yang berupa singkatan, ditulis tanpa diiku- ti dengan tanda titik, seperti kg bukan kg., cm bukan cm., kw bukan kw., dan seterusnya. Secara internasional, se- mua satuan mengikuti sistem metrik. Dalam sistem met- rik, satuan-satuan seperti Ibs (pounds), feet, inch tidak digunakan, yang harus diubah dalam satuan metrik, mis- alnya kg, m, dan cm. Penulisan Kata Asing Kata-kata atau istilah bahasa asing (Inggris, Belanda, dsb.) dan kata-kata dari bahasa daerah (Jawa, Sunda, dsb.) atau semua kata yang belum masuk menjadi ko- sakata bahasa Indonesia ditulis dengan cetak miring (ital- ic). Misalnya: Pada dasarnya antara prosiding dan transaction tidak banyak berbeda. « Client-centered mencakupi metode sirkulasi, survei peng- guna, pengguna di ruang koleksi, dan analisis sitasi. 31 4. Transliterasi Arab-Latin Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan ade- lah transliterasi hasil keputusan bersama Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional, Nomor 458, Tahun 1987 dan Nomor 0543b/u/1987 yang berjudul Pedoman Transliterasi Arab-Latin. Alfabet Translietarsi Arab-Latin Huruf Arab allf Tidak Tidak dilambangkan dilambangkan ka dan ha zet (dengan titik di zet (dengan titik di bawah) Pedoman PPL Koma terbali atas of Teknik Mengutip atau Menyitir Tatkala seorang menulis karya ilmiah, tidak dapat meng- hindari dari mengutip atau menyitir pendapat orang lain. Per- soalannnya bukan pada mengapa harus menyitir, tetapi ter- letak pada bagaimana cara (teknik) menyitir pendapat orang lain. Setiap penulis harus jujur Jika yang dikemukakan dalam tulisannya bukan pendapat sendiri. Bedakan pernyataan diri sendiri (atas dasar data, fakta, dsb.) dan pernyataan yang di- kutip dari pendapat (ide) orang lain. Ketika mengutip pendapat (ide) orang lain, maka wajib Menyebutkan sumbernya. Teknik pengutipan dalam laporan PPL ini dengan model in-note atau bodytext. Sumber yang dis- ebutkan dalam kutipan (in-note) ialah penaggung jawab atas karya itu, tahun terbitnya, dan nomor halaman naskah yang di- kutip. Adapun data bibliografis secara lengkap terdapat dalam daftar pustaka (lihat contoh pembuatan daftar pustaka). Terdapat alasan mengapa harus menyebutkan sumbern- ya, yaitu (1) pernyataan yang dikutip dapat dibuktikan kebe- narannya, bukan atas rekaan penulis; (2) sebagai etika dan pertangungjawaban moral keilmuan; (3) sebagai pengakuan dan penghargaan atas hak cipta orang lain. Ada beberapa macam pengutipan, yaitu sebagai berikut. Pedoman PPL 33 34 Kutipan pendék secara langsung Kutipan pendek artinya kutipan yang kurang dari 3 ba- ris, sedangkan secara langsung ialah kutipan yang tidak mengubah redaksional dari bahasa sumbemya (mengutip sama seperti aslinya). Pengutipan pendek penyajiannya menyatu dengan teks yang dibuat oleh penulis. Misalnya, mengutip undang-undang, anggaran dasar, definisi, kon- sep (teori), dan sebagainya. Sebagai penanda bahwa pernyataan itu merupakan kutipan maka harus menggu- nakan tanda kutip [’]. Contoh : Penyelenggaraan pelayanan prima sudah menjadi tuntutan pada setiap perpustakaan. Septiyantono (2010:154) menyatakan, “Pelayanan prima sangat bergantung pada ke- mauan dan kemampuan (skill) staf perpustakaan.” Sementara itu, Lasa Hs (2009:25) menyatakan, “Pelayanan prima harus didukung dengan sistem yang mantap.” Kutipan panjang secara langsung Kutipan panjang artinya kutipan yang lebih dari 3 baris, sedangkan secara langsung lalah kutipan yang tidak mengubah redaksional dari bahasa sumbernya (men- gutip sama seperti aslinya). Pengutipan penjang penyaji- annya tidak menyatu dengan teks yang dibuat oleh pe- nulis, tetapi secara terpisah, yaitu dimulai seperti alinea baru. Jarak spasinya pun perlu dibedakan, yakni 1 spasi, sedangkan teks yang kita tulis berjarak 2 spasl. Penanda kutipan langsung ["] tetap harus digunakan. Contoh : Inti dari belajar dan membaca adalah mengambil hal yang penting dari untuk dipahami dan diingat. Namun, manusia mempunyai keterbatasan mengingat. Soedarso (2010:74) menyatakan sebagai berikut. “Daya ingatan kita umumnya hanya mampu mengingat 50% dari apa yang kita baca satu jam berselang dan dalam dua hari berikutnya tinggal 30% saja. Teknik-teknik membaca seperti dalam prabaca, SQ3R, dan teknik- teknik yang lain dimaksudkan untuk mengingatkan daya ingat terhadap apa yang dibaca.” Pedoman PPL Pedoman PPL Kutipan tidak langsung Pada hakikatnya seorang penulis harus mampu menya- takan pendapat orang lain dalam bahasanya sendiri agar mencerminkan kepribadiannya. Membahasakan sendiri pendapat orang lain itu yang dinamakan dengan men- gutip secara tidak langsung. Pengutipan seperti itu lazim disebut dengan memarafrasekan. Kutipan tidak langsung ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dengan tulisan yang kita susun, misalnya sebagai berikut. Contoh : Widiantoro (2008:29) menyatakan bahwa dalam pendidikan anak, cerita memiliki banyak manfaat, seperti mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, kemam- puan berbicara anak, daya sosialisasi anak, dan yang terutama adalah sebagai sarana komunikasi anak dan lingkungannya. Selain itu, dari berbagai cara mendidik anak, cerita merupakan cara paling ampuh dan efektif untuk memberikan sentuhan manusiawi (human touch) dan sportivitas bagi anak. Hal-hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa kurikulum PAUD mewajibkan penggunaan cerita dalam proses pendidikannya. Mengutip Pendapat Seseorang yang Terdapat pada Karya Orang Lain. Mengutip pendapat seseorang yang terdapat pada karya orang lain (sitasi dari sitasi) dapat dilakukan jika sudah terpaksa, yaitu jika sumber primemya tidak dapat dite- mukan. Artinya, kita hanya dapat merujuk pada sumber sekundernya, tanpa membaca sumber aslinya. Cara mengutipnya adalah sebagai berikut. Contoh : Kaitannya dengan sastra anak, Saxby (dalam Nurgiyantoro, 2005:4) menyatakan bahwa jika citraan dan atau metafora kehidupan itu berada dalam jangkauan anak (emosi, perasaan, pikiran, saraf sensori, dan pen- galaman moral) dan disajikan dalam bentuk kebahasaan yang dapat dijangkau anak, karya seperti itu diklasifikasi- kan sebagal sastra anak. 35 36 Pembuatan Tabel Tabel adalah susunan, informasi berupa angka-angka, ka- ta-kata, atau kalimat-kalimat pendek yang diatur dalam kolom dan baris. Maksud pembuatan tabel adalah untuk menyajikan informasi secara ringkas. Hal itu dilakukan untuk menampilkan berbagai data yang diperoleh, kemudian disajikan dalam ben- tuk angka-angka, kata-kata, atau kalimat-kallmat pendek. Bagi pembaca yang hanya mempunyai waktu singkat, tabel sangat membantu karena memberikan informasi yang lengkap, tetapi dapat dimengerti dalam waktu yang singkat. 4. Nomor dan judul tabel Setiap tabel diberi nomor urut tabel dengan angka Arab yang ditulis di belakang kata tabel dan diikuti dengan judul tabel tanpa perlu diikuti dengan tanda titik. Setiap kata dari judul tabel diawali dengan huruf kapital, ke- cuall kata depan atau yang menurut aturan EYD harus ditulis dengan tidak diawali dengan huruf kapital. Nomor tabel dan judul tabel tabel disajikan di tengah halaman (centered). Contoh : Tabel 5 Keadaan Koleksi Berdasarkan Klasifikasi dalam Lima Tahun Terakhir Pedoman PPL Padoman PPL Garis-garis pada tabel Semua garis pada tabel, termasuk pada judul kolom, atau garis di atas isi tabel, dan garis penutup tabel berupa garis tunggal. Jarak antara baris-baris dalam tabel Jarak baris dalam tabel adalah satu spasi. Apabila diper- lukan pengelompokan baris, antarbaris dapat dipisahkan dengan spasi yang sedikit lebih besar. Judul kolom Judul pada kolom pada setiap kata digunakan dengan huruf kapital, kecuali untuk kata depan (sesuai aturan EYD). Judul pada kolom harus ditulis dengan singkat. Apabila digunakan singkatan, harus diterangkan apa kepanjangannya pada catatan kaki di bawah tabel yang bersangkutan. Ukuran tabel Ukuran tabel disesuaikan dengan syarat batas-batas halaman (batas-batas kanan, kiri atas, dan bawah) yang ditentukan. Apabila melebihi batas halaman, tabe! dapat diperkecil ukuran hurufnya (font), misalnya menjadi font 11 atau 10 (tidak boleh terlalu kecil). Dalam keadaan ter- paksa, yaitu bila tabel terlalu panjang untuk dimuat dalam satu halaman, tabel dapat dilanjutkan dengan tabel lan- jutan pada halaman berikutnya. Judul tabel tidak perlu di- cantumkan lagi pada halaman berikutnya, cukup dengan kata, misalnya Lanjutan Tabel 12. Akan tetapi, judul-judul pada kolom tetap perlu dicantumkan pada tabel lanjutan. Posisi tabel Posisi sebuah tabel harus diusahakan selalu berdiri, yaitu dengan menggunakan posisi potrait (berdiri), tetapi jika terpaksa dapat menggunakan posisi landscape (melin- tang). Apabila tabel dengan kertas landscape, judul tabel (atau bagian atas tabel) berada pada sisi kertas yang di- jilid. Sumber tabel Apabila suatu tabel tidak menyajikan informasi asli dari penulis, melainkan informasi dikutip dari sumber lain, sumber lain tersebut harus dicantum7kan pada catatan : 37 38 kaki tabel yang bersangkutan. Misalnya : Tabel 6 Keadaan Pengunjung Perpustakaan Lima Tahun Terakhir Pembuatan Daftar Pustaka Daftar pustaka adalah buku, makalah, artikel, dan seba- gainya yang disitir dalam tulisan PPL. Hanya pustaka yang disitir dalam PPL saja yang dicantumkan pada daftar pustaka. Penyajian disusun secara sistematik, yaitu nama orang (pe- nulis) dibalik (kata terakhir dari nama seseorang diletakkan pada awal), kemudian diurutkan secara alfabetis. Semua gelar akademik yang dimiliki oleh penulis tidak dicantumkan dalam penyusunan daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis dengan satu spasi, tetapi antara satu pustaka dengan pustaka berikutnya berjarak dua spasi. Setiap pustaka ditulis dengan urutan nama (yang sudah dibalik), tahun, judul, kota terbit, penerbit atau nama majalah lengkap dengan volume atau edisi, dengan masing-masing menggunakan tanda baca yang sudah ditentu- kan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh. Baris pertama untuk setiap pustaka ditulis pada batas kiri halaman, tanpa nomor urut. Baris kedua dan baris seterusnya untuk setiap pustaka diketik masuk ke kanan (indent) pada enam ketukan (satu tab). Apabila ada dua pustaka atau lebih ditulis orang atau kelompok orang yang sama, dengan tahun yang sama pula, untuk membedakan dua pustaka atau lebih tersebut, perlu ditandai dengan huruf kecil yang diletakkan langsung melekat di sebelah kanan tahun. Misalnya : Pedoman PPL Pedoman PPL Huda, Nurul. 2011a. Merancang Perpustakaan Digital untuk Perpusfakaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Imu. -—-——-. 2011b. Kepustakawanan Indonesia : antara Harapan dan Kenyataan. Yogyakarta: Nilal Ilmu. Cara penulisan daftar pustaka beserta penggunaan tanda baca adalah sebagai berikut : Pustaka berupa buku Pustaka yang berupa buku di dalam daftar pustaka ditulis dengan aturan sebagai berikut. 1. a. Nama keluarga (/ast name) pada penulis pertama diletakkan di depan diikuti tanda koma (,) diterus- kan nama lengakapnya. Jika penulisnya dua orang, nama pengarang yang kedua tidak dibalik. Antara nama penulis pertama dan kedua dihubungkan dengan kata dan. Misainya : Huda, Nurul dan Heru Ramil. 2011. Pemanfaatan Per- pustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar. Yog- yakarta: Pustaka Ilmu. Tahun ditulis lengkap, tidak boleh diputus dan di- akhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf pertama pada masing-masing kata dalam judul dengan huruf ka- Pital, kecuali untuk kata-kata depan, misalnya kata dalam, pada, dan, di, dan dari. Judul buku yang su- dah diterbitkan ditulis miring. Edisi buku berbahasa Inggris ditulis dengan meng- gunakan 1st ed, 2nd ed, 3rd ed, 4th ed, 5th ed, dan seterusnya. Perhatikan bahwa kedua huruf yang dicantumkan setelah angka yaitu st, nd, rd, dan th tidak diikuti oleh titik. Untuk edisi buku berbahasa Indonesia biasanya ditulis sebagai Edisi ke-2, ke-3, ke-4, dan seterusnya (menggunakan angka Arab). Penerbit buku dicantumkan setelah kota penerbit yang diikuti dengan titik dua (:), kemudian nama penerbit yang diikuti dengan tanda titik (.). Misainya : 39 40 Adhim, Mohammad Fauzil. 2004. Membuat Anak Gila Membaca. Bandung: Al-Bayan. Pustaka berupa majalah Yang dimaksudkan dengan majalah di sini dapat berupa jurnal, majalah ilmiah, dan sejenisnya. Penulisanya di dalam daftar pustaka hampir seperti daftar pustaka yang lain, yaitu dimulai dengan penulls artikel (nama penulis dibalik), diikuti tahun terbit, judul artikel (ditulis dengan diapit tanda kutip), nama majalah (dicetak miring), no- mor dan atau edisi majalah, serta halaman pemuatan ar- tikelnya. Misalnya: Buckland, Michael K. 2011. “Information as Thing”. Dalam Joumal of the American Society for Information Sc- ence, Volume V, Nomor 14, him. 65—77. Pustaka dari artikel dalam surat kaber Sumber yang berupa surat kabar atau koran dicantum- kan seperti penulisan artikel dari majalah. Contoh: Hadiyanta, IE. 2011. “Kepak Garuda Kokoh Menaungi Nusantara”. Kedaulatan Rakyat, 30 Mei 2011, Th. LXVI, No. 237, him. 12. Pustaka buku yang diterbitkan oleh editor Suatu buku dapat diterbitkan oleh editor, yaitu kumpulan dari beberapa tulisan dalam suatu bidang, kemudian di- lakukan pengeditan oleh seseorang atau lebih. Dengan demikian, di dalam buku itu ada penulis aslinya dan ada pula editornya. Penulisan di dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut. Contoh: Kalida Muhsin. 2011. “Optimalisasi Pengelolaan Per- pustakaan dalam Program Gerakan Minat Baca Masyarakat”. Dalam Labibah Zain (ed.). The Key Word: Perpustakaan di Mata Masyarakat. Yogya- karta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakar- Pedoman PPL Pedoman PPL ta, Perpustakaan Kota, dan Blogfarm.com. Pustaka dari suatu skripsi Pada pustaka ini hampir sama dengan buku. Hanya saja setelah judul skripsi disebutkan nama fakultas (atau yang sederajat, misalnya departmen), nama universitas, dan kota lokasi universitasnya. Contoh: Rusdi, Ibnu. 2001. “Tingkat Keterpakaian Bahan Non- buku Pada Perpustakaan Khusus di DIY”. Skripsi pada Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan limu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pustaka dari sumber yang tidak diketahui pengarangnya Apabila pustaka yang nama pengarangnya tidak dicantu- mkan (tidak diketahui), pada bagian yang seharusnya di- cantumkan nama pengarang, dicantumkan kata Anonim, singkatan dari kata anonimus (anonymous). Misalnya, ada sebuah buku berjudul The Wonders of Life on Earth memuat berbagai macam artikel dan salah satu artikelnya berjudul “Earth's Most Primitive Mammals”. Contoh : Anonim. 1995. “Earth's Most Primitive Mammals”. Dalam The Won-ders of Life on Earth, New York: Life Public. Pustaka dari institusi/lembaga Yang dimaksud dengan institusi/iembaga di sini dapat berupa universitas, badan pemerintahan, lembaga penel- itian, organisasi, dan sebagainya. Pustaka demikian tidak dikategorikan sebagai anonim, tetapi harus dicantuman nama institusi sebagai penanggung jawab atas karya itu. Contoh : Perpustakaan Nasional RI. 2004. Pedoman Penyeleng- garaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Perpus- takaan Nasional RI. : 41 42 Penulisan pustaka tanpa tahun penerbitan, tanpa kota, atau tanpa penerbit. Bila tahun penerbitan tidak tercantum pada sebuah doku- men, terpaksa ditulis dengan kata tanpa tahun (dapat disingkat t.t.) di antara tanda kurung (tt), jika tanpa kota terbit tulisiah tanpa kota (dapat disingkat t-k.) di antara tanda kurung (tk.); jika tanpa penerbit tulislah tanpa penerbit (dapat disingkat tp.) di antara tanda kurung (tp.) Contoh : Walton, J.E. (Lt.). Probability and Statistics. Washington DC: (t.p.). Sitasi dari internet Adanya era teknologi informasi, banyak informasi yang dapat diperoleh dari internet. Akan tetapi, informasi yang didapat dari internet harus dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. Sebab, di internet sangat beragam ben- tuk dan jenis informasi dan banyak yang tidak ilmiah. Jika mengambil dari internet, pencantuman daftar pustakanya dapat dilihat pada contoh sebagai berikut. Contoh : Elia, Heman. 2000. ‘Moralitas Anak Berkembang dari Waktu ke Waktu". Dalam http://www.geocities. com~eunika-ne/2/kembang/html, diunduh pada tanggal 04/05/2011, pki. 10:25:10 Dari berbagai pustaka yang digunakan dalam karya tulis Anda, pencantuman di bagian daftar pustakan dilakukan sebagaimana pada contoh berikut ini. Adhim, Mohammad Fauzil. 2004. Membuat Anak Gila Membaca. Bandung: Al-Bayan. Adhisupo, Mulyadi. 2007. “Karakter Cerpen Anak di Ko- ran”. Makalah dalam kegiatan Workshop Penulisan Sastra Anak, 29 November 2007 di LPM Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pedoman PPL Pecoman PPL Azhary, Hardiman El. 2007. “Pembelajaran di TK Lebih Efektif dengan Cerita”. Dalam Kedaulatan rakyat, 5 Desember 2007, him. 15. Azhim, Syakir Abdul. 2002. Membimbing Anak Terampil Berbahasa. Terjemahan Syihabbuddin. Jakarta: Gema Insani Press. Buckland, Michael K. 1991. “Information as Thing”. Dalam Journal of the American Society for Information Sci- ence, Volume V, Nomor 11, him. 12—27. Departemen Agama RI. 1985. Algur’an dan Terjemah nya. Jakarta: Depag RI. Depdiknas RI. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompeten- si: Pendidikan Anak Usia Dini (TK dan RA). Jakarta: Pusat Kurikulum. Djamaris, Edwar. 1993. “Nilai Budaya Sastra Nusantara: Nilai Budaya dalam Kaba Magek Manandin”. Jakar- ta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Djatin, Jusni. 1996. Penelusuran Literatur. Jakarta: Uni- versitas Terbuka, Depdikoud. Elia, Heman. 2000. “Moralitas Anak Berkembang dari Waktu ke Waktu". Dalam http://www.geocities. com~eunika-net/21/kembang/html, diunduh pada tanggal 04/06/2011, pkl. 10:25:10 Hadits, Fawzia Aswin. 2003. “Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar’. Dalam Titis W.S. (ed.). Teknik Menulis Cerita Anak. Yogyakarta: Pink Book, him. 145—160. Huck, Carlotte S. dkk. 1987. Children’s Literature: in the Elementary School4th. New York: Holt, Rinehart and Winston. 43 44 . Huda, Nurul. 2004. Merancang Perpustakaan Digital un- tuk Perpustakaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Nilai Ilmu. Joel, Rosie W. 1999. “Translations Weaving World Under- standing: The Importance of Translation in Interna- tional Children’s Literature”. Dalam Jurnal Elektronik Childrens’s Literature in Education, Vol. 30, No. 4, him. 66—83. Diunduh dari http://vww.homepagez. com/izaac/artikel19.htmi, tanggal 4 Mei 2010, pukul 15:13:34. Mustofa, Baidlowi. 1998. Buku Panduan SIPISIS Vers! 2.7 Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis CDS/ {SIS Versi 3.08. Bogor: UPT Perpustakaan IPB. Pendit, Putu Laxman. 1995. “Relevansi Subjektif dan Orientasi Kepada Pemakai dalam Layanan Perpus- takaan untuk Masyarakat Peneliti", Makalah Disam- paikan pada Seminar Peran Perpustakaan dalam Menuju Masyarakat Peneliti, tanggal 26 April 1995 di UPT Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok. Santosa, Riyadi dkk. 2006. “Sastra Anak sebagai Waha- na Pengenalan dan Pengasuhan Ideologi: sebuah Kajian Wacana. Dalam Jurnal Penelitian Humanio- ra, Edisi Khusus, Juni 2006, him. 64—83. Subyantoro. 2006. “Profil Cerita untuk Meningkatkan Ke- cerdasan Emosional: Aplikasi Ancangan Psikolin- guistik”. Dalam Majalah Kajian Linguistik, Vol. 18, No. 35, Tahun 2006, him. 183—195. Suramiharja, Agus. 1993. “Sastra Sebagai Sarana Pen- didikan Masyarakat’. Makalah dalam Munas III His- ki dan Pertemuan Iimiah Nasional IV Hiski, 13—16 Desember 1993 di Yogyakarta. Pedoman PPL Syamsudin, Amir dan Tatang M. Amirin. 2008. Pengaja- ran Ketuhanan. Bahan Diklat Profesi Guru Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal. Yogyakarta: Univer- sitas Negeri Yogyakarta. Tim Redaksi KBBI. 2008. Kamus Besar Bahasa Indone- sia (Edisi Keempat). Jakarta: Balai Pustaka. Watton, J.E. (tt). Probability and Statistics. Washington DC: National Academy of Science, National Re- search Counrcil Widiantoro, Ninok. 2007. “Mendongeng Berpengaruh un- tuk Perkembangan Anak", Dalam http://rodcysky. wordpress.com/ 2007/09/04/, diunduh pada tanggal 26 November 2009, pukul 14:44:33, 3.1.5 Cara Penulisan Lampiran Di dalam penulisan laporan PPL, lampiran merupakan data pendukung, misalnya tentang peraturan, prosedur, kue- sioner, dan sebagainya yang bersifat melengkapi isi laporan. Pada setiap lampiran diberikan keterangan nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab yang diletakkan Pada bagian kiri atas. Setiap lampiran juga harus diberi judul dan diberi nomor halaman yang diurutkan mulai dari bagian utama skripsi secara berkesinambungan dengan mengguna- kan angka Arab. Contoh: Lampiran 1 Peraturan Pemanfaatan Koleksi Nonbuku BAB VII PENILAIAN PPL Penilaian atau evaluasi PPL meliputi dua aspek, yaitu ki- nerja ketika di lapangan dan hasil karya tulis yang dibuat oleh masing-masing peserta. Penilaian kinerja mahasiswa dilaku- Pedoman PPL 45 46 kan oleh tenaga pembimbing lapangan di tempat PPL. Aspek- aspek yang dinilai di lapangan ialah sebagai berikut. 1. 3 4. | Kreativitas [umiah 100% Penilaian terhadap laporan dilakukan dengan model ujian lisan di hadapan sidang terbuka. Penguji terdiri atas 3 orang dosen, yaitu ketua sidang, sekretaris sidang, dan anggota, yang masing-masing merangkap menjadi penguji. Aspek yang dinilai dalam ujian lisan PPL adalah sebagai berikut. Aspek Penilaian Bobot (%) Kualitas penulisan laporan a. Substansi b. Penganalisisan/pembahasan c, Penyajian d. Penggunaan bahasa Pengusaan materi a. Presentasi (penyampaian) b. Kemampuan menjawab pertanyaan Nilai akhir PKL ialah (NK + KT): 2=N NK : Kinerja PKL di lapangan KT : Karya tulis Misainya : N = (87 + 78): 2 = 165:2 = 82,5 (B+). Pedoman PPL

You might also like