You are on page 1of 13
PRAKTIKUM FITOFARMAKA TUGAS 4 JDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN POLIFENOL DAN TANIN (Ekstrak Psidium guajava) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitokimia KELOMPOK: 4 KELAS: A Dalilah Almirandah Riyadi (201910410311012) Sari Yuliatin (201910410311017) Septia Faranggi (201910410311020) Laura Nur Rahmawati (2019104103102) DOSEN PEMBIMBING: Apt. Siti Rofida., $.Si., M.Farm. PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2022 Scanned with CamScanner BABI PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin. 1.2 Latar Belakang Keanekaragaman hayati di bumi terpusat pada daerah tropis. Indonesia berada pada wilayah tropis yang dilewati oleh garis equator sehingga memiliki Kekayaan alam lautan maupun daratan.Salah satu spesies yang banyak dijumpai di Indonesia adalah Psidium guajava L. Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman yang berbuah sepanjang tahun, Apabila dibudidayakan secara komersial, tanaman jambu biji dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pada setiap rantai agribisnisnya sekaligus meningkatkan pendapatan negara, Jambu biji (Psidium guajava L.) sangat disukai banyak orang karena rasa buahnya yang manis dan menyegarkan serta kandungannya yang beragam(Fadhilah et al., 2018). Psidium guajava atau yang lebih dikenal dengan nama jambu biji adalah salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan untuk dijadikan sebagai obat herbal, Jambu biji merupakan tanaman yang umum ditemukan di dacrah tropis dan telah lama dikenal karena nilai obatnya, Jambu biji secara historis telah digunakan sejak lama untuk mengontrol berbagai penyakit dan juga dapat meningkatkan kesehatan mulut2 Daun jambu biji mengandung berbagai zat bioaktif seperti senyawa fenolik, isoflavanoid, asam galat, catechin, epicatechin, rutin, narigenin, kaempferol yang bersifat antimikroba, antioksidan hepatoprotektif, antiinflamasi, antispasmodik, antikanker, antihiperglikemik, analgesik(Fadhilah et al., 2018). Scanned with CamScanner BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Tanaman Psidium guajava Klasifikasi Tanaman Jambu Biji ( Psidium guajava ) Gambar 2.11 Psidium guajava L. (Fadhilah et al., 2018) Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava) mempunyai Klasifikasi sebagai berikut : Kingdom _: Plantae (Tumbuhan) Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi_: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Psidium Spesies : Psidium guajava L. ‘Tanaman jambu biji merah merupakan tanaman dengan perawakan perdu atau pohon kecil. Tingginya dapat mencapai 2-10 m. Batang pada tanaman ini berkayu, mengelupas, bercabang, berwarna cokelat, dan kulit batang bertekstur icin. Daun berupa daun tunggal berwarna hijau, ujung tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata, pertulangan menyirip yang berwarna hijau kekuningan, dan letaknya berhadapan. Panjang helai daunya dari 6 cm sampai dengan 14 em, lebarnya 3 cm sampai 6 cm. Panjang tangkai daunya 3mm sampai 7 mm. daun yang muda memiliki rambut sedangkan daun tua memiliki permukaan atas yang licin, Bunga termasuk bunga Scanned with CamScanner tunggal, terletak di ketiak daun, bertangkai, kelopak bunga berbentuk corong. Bunga jambu biji ini terdiri dari 1 sampai 3 bunga, dengan panjang ganggang bunganya dari 2 em sampai 4 cm; Panjang kelopak bunga jambu biji nya 7mm sampai 10 mm; tajuk bunganya berbentuk bundar dengan panjang 1,5 em sampai 2 cm. Pada mahkota bunga berbentuk bulat telur, benang sari pipih berwara putih atau putih kekuningan, Buah berbentuk bulat dengan pangkal lancip dan ujungnya membulat, wama buah hijau saat muda dan kuning saat telah matang, daging buah berwarna merah dan memiliki biji kecil dan keras. Buah jambu biji bentuknya bulat atau bulat telur, kalua matang berwarna kuning dengan Panjang 5 cm sampai 8,5 cm. Dagingnya disclimuti biji-biji, dalam buah berwarna kuning atau merah jambu(Minuman et al., 2018) Khasiat 1. Daun segar jambu biji bisa digunakan untuk luka bakar bias juga luka yang melepuh dan untuk menanggulangi maag. 2. Daun muda jambu biji bisa dimanfaatkan untuk menanggulangi masuk angin dan beser (sering kencing) berlebihan). 3. Daun jambu biji ditambah kulit batang, jari akar dan kuntum bunga, diambil sarinya digunakan sebagai obat disentri 4, Daun segar dari tanaman bisadimanfaatkanuntuk obat diare. (Minuman et al., 2018) Kandungan senyawa Kandungan kimia daun jambu biji antara lain : asam psidiolat, asam ursolat, asam kategonat, asam oleanolat, asam guajavolat, asam krategolat, guajaverin, isokuersetin, hiperin, senyawa flavonol, tanin, kasuarinin dan kuersetin. Buah jambu biji merah yang sudah masak mengandung asam elagat dalam bentuk bebas, sedikit leukosianidin, B- sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, asam krategolat, asam guaiavolat, senyawa fenolik [kuersetin, avikularin (kuersetin-3-a-L arabinofuranosida), guajaverin (kuersetin- 3. @-L-arabinopirasanosida), leukosianida, asam elagat, asam psidiolat, amritosid, zat samak, pirogalol] dan minyak atsiri yang terdiri dari limonen, karofilen, seskuiterpen alcohol, d-limonen dan triterpenoid Salah satu kandungan kimia dari daun jambu biji, yaitu kuersetin, termasuk senyawa flavonoid yang mempunyai fungsi menghambat fusi membran gamet landak laut saat terjadi fertilisasi. Kuersetin Scanned with CamScanner juga menghambat aktivitas hialuronidase sehingga spermatozoa tidak dapat menembus kumulus menjelang fertilisasi, Dilaporkan pula bahwa kuersetin juga dapat menghambat enzim sitokrom P-450 III A 4 dalam proses hidroksilasi estradiol -17B menjadi estron dan selanjutnya menjadi estriol(Pendidikan, Sains, Belajar, Di, & Pandemi, 2021). 2.1 Tinjauan Tentang Ekstrak Psidium guajava Ekstrak kental daun jambu biji merupakan ekstrak yang terbuat dari daun pada tumbuhan Psidium guajava yang mengandung flavonoid total tidak kurang dari 1,40%, dihitung sebagi kuerseti, Pemerian ekstrak kental jambu biji adalah cairan kental coklat yang memiliki bau khas dan rasa yang kelat( Farmakope Herbal Indonesia Edisi II Tahun 2017 ). 2.2 Identifikasi Senyawa Polifenol dan Tanin, a) Senyawa Polifenol Polifenol merupakan kelompok zat kimia yang didapatkan pada tanaman.Zat ini ‘memiliki tanda Khas yaitu memiliki banyak gugus phenol dalam molekulnya. Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan mudah larut dalam pelarut polar.Beberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin, melanin dan tanin adalah senyawa polifenol dan kadang-kadang satuan fenolitik dijumpai pada protein, alkaloid dan terpenoid(Pendidikan et al., 2021). b) Senyawa Tanin Senyawa tannin adalah jenis dari senyawa polifenol. Secara kimia terdapat dua jenis senyawa tannin yang berada di tumbuhan : 1, Tanin Terkondensasi Tannin terkondensasi atau flavolan adalah senyawa secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dari cara kondensasi katekin tunggal yang dapat membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Nama lain dari tannin terkondensasi adalah proantosianidin( Pendidikan et al. 2021). 2. Tanin Terhidrolisis Tannin terhidrolisis dibagi menjadi dua yaitu depside galoiglukosa dan asam heksahidroksidifenat. Pada depside galoiglukosa intinya berupa glukosa yang dikelilingin lima atau lebih gugus ester. Sedangkan pada asam heksahidroksidifenat intinya berupa senyawa dimer asam_galat (Pendidikan et al., 2021) Scanned with CamScanner ©) Cara Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol dan Tanin Identifikasi dari senyawa tannin dan polifenol dapat dilakukan dengan 2 metode uji yaitu : 1. Uji Gelatin Uji gelatin adalah uji yang dilakukan dengan pemberian larutan gelatin 1% yang mengandung NaC! 10%. Hasil positif ditandai dengan adanya endapan putih(Pendidikan et al., 2021). 2. Uji FeCh Uji FeCl: adalah uji yang dilakukan dengan penambahan larutan FeCl pada ekstrak. Hi atau hijau kebiruan, (Pendidikan et al., 2021) il positif dari uji ini adalah timbulnya warna hijau gelap 2.3 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi Lapis Tipis merupakan metode pemisahan Komponen kimia berdasarkan adsorbsi dan partisi, yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen). Komponen kimia akan naik mengikuti fase gerak akibat daya adsorbs dari fase diam (adsorben). Kemampuan menyerap dari fase diam terhadap masing-masing komponen kimia berbeda-beda tergantung tingkat kepolarannya, sehingga dengan adanya perbedaan daya serap ini, akan terjadi pemisahan dari masing masing komponen. Semua bentuk kromatografi bekerja dengan prinsip yang sama. Kromatografi lapis tipis (Th in-layer chromatography/TLC) merupakan teknik kromatografi yang berguna untuk memisahkan senyawa organik. Karena kesederhanaan dan kecepatan TLC, sering digunakan untuk memantau kemajuan reaksi organic dan untuk memeriksa kemumian produk. Kromatografi lapis tipis dilakukan dengan menggunakan sepotong kaca, logam atau plastik kaku yang dilapisi lapisan tipis silika gel atau alumina, Silika gel (atau alumina) adalah fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis juga sering mengandung zat yang berfluoresensi dalam sinar UV. Fase gerak adalah pelarut cair yang cocok atau campuran pelarut(Baderos, 2017). Scanned with CamScanner BAB III PROSEDUR KERJA 3.1 Preparasi Sampel 1. 0,3. gram ekstrak ditambah 10 ml aquadest panas, diaduk dan dibiarkan sampai temperatur kamar, lalu tambahkan 3-4 tetes 10 % NaCl, diaduk dan disaring. 2. Filtrat dibagi menjadi tiga bagian masing-masing + 3 ml dan disebut sebagai larutan IVA, IVB, dan IVC. 0,3 gram ekstrak ditambah 10 ml aquadest panas, diaduk dan dibiarkan sampai temperatur kamar. ee Lalu tambahkan 3-4 tetes 10 % NaCl, diaduk dan disaring J Filtrat dibagi menjadi tiga bagian masing- masing +3 ml dan disebut sebagai larutan IVA, IVB, dan IVC. 3.2 Uji Gelatin 1. Larutan IVA digunakan sebagai blanko, larutan IVB ditambah dengan sedikit larutan gelatin 2 gtt dan 5 ml larutan NaCl 10% 2. Jika terjadi endapan putih menunjukkan adanya tanin, Larutan IVA sebagai blanko ' Larutan IVB ditambah dengan sedikit larutan gelatin 2 gtt dan 5 ml larutan NaCl 10%. ’ putih menunjukk: Scanned with CamScanner 3.3 Uji Ferri Klorida 1. Sebagai larutan IVC diberi beberapa tetes larutan FeCI3, kemudian diamati terjadinya perubahan warna Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin, Jika pada penambahan gelatin dan NaCl tidak timbul endapan putih, tetapi setelah ditambahkan dengan larutan FeCI3 terjadi perubahan warna ‘menjadi hijau biru hingga hitam, menunjukkan adanya senyawa polifenol. 5 FeCI3 positif, uji gelatin positif tanin (+) FeCl3 posit, uji gelatin negatif polifenol (4) FeCl negatif polifenol (-), tannin (-) Sebagai larutan IVC diberi beberapa tetes larutan FeCI3, kemudian diamati terjadinya perubahan warna. ee Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tannin. —e_! Jika pada penambahan gelatin dan NaCl tidak timbul endapan putih, tetapi setelah ditambahkan dengan larutan FeC13 terjadi perubahan warna menjadi hijau biru hingga hitam, menunjukkan adanya senyawa polifenol. et > FeCl3 positif, uji gelatin positit tanin (+) > FeCl3 positif, uji gelatin negatif polifenol (+) 4 FeCI3 negatif’ __~ polifenol (-), tannin (-) Scanned with CamScanner 3.4 Kromatografi Lapis Tipis 1, Sebagian larutan IVC digunakan untuk pemeriksaan dengan KL. Fase diam : Kiesel Gel 254 Fase gerak : Metanol-Etil asctat-Asam formiat (0,5: 9 : (II gtt)) Penampak noda : Pereaksi FeC13. 2. Jika timbul wama hitam menunjukkan adanya polifenol dalam sampel. Sebagian larutan IVC digunakan untuk pemeriksaan dengan KLT. Fase diam : Kiesel Gel 254 Fase gerak : Metanol-Etil asetat-Asam formiat (0,5 : 9 (I gtt)) Penampak noda : Pereaksi FeCl3. Jika timbul warna hitam menunjukkan adanya polifenol dalam sampel. Scanned with CamScanner re aaa > Ras. A Recker Worna | Keekerangan = WA +Larckan Blanto cl "We = aruban degin alin aght + Smt Masia We sNeadan danger bebecapa a & UG Gelakoy Lasuton Works (oireges perlendieg) [berwerna uring dan Jerrth Sekdal, dtoneddian gfakin 2 gtk [Lorukon We menunfut tan adanya dan Sor Nack 10% endopan gulth. naka yorbe C+) Kecdagat banin. RUG Fert Hoda fects) Lacubon Blanks Geoaget Rembandrq) | becwserna baring don jerrih Serdar Urambohkan beberoga fetes |Laruton WE renin Peubabe] Rey (feloryk kant mananbolitcn —|oarnar iyitu bijou Kebitaman . waka Lat Feet.) Iwevunjukkan poulg Ct) oda karin, Kerrmplons Roda WF Gdatin werun{utkan hast C4) Tamsin han pada UI ere Horde menurfukban hast CA) Kani. Sebingga Lagat dieogukar destrak Radium quajava porke mergandurg senypon golongan Aanin. B-Kromalagcagr Laps “Tis wu) Yekerangan = *Ganbar A: Selelah dkbers perololan Besteak Radium guayeve + Karel wha 8 sh Hote cen ¥ Garhar C + qderkgkate poligeral UV a saucy + prone la Garlar C 3 ve PS eGarbar 0+ poganatan tear visual Rlelah | : der peranpele rola 2 seGanbar & stdeskfikas: patfenol UW abs sotelah 2 4 Jes penampak noda. B38 Gorrloar D Gombar & Scanned with CamScanner a worlstues whos u Sew Ben 0,625 cw Gidem Ren 0,788 ch Fem Bem ongen > QErAKASAN Hi pai «Lavin beclvivon untuk wergelchur Keberadaan Seryawa olipe nal dan kent ied ee Acue ‘ones Radium wep i, Senyara qagfenls ton le dengan rence enagkeya quays Ferel Jom talekultup. Selardzan karin reerupakan seruand SAG crepe eds are Geen es oe eS aoaereee Ne Mi Onin wl we. F wn ekg aor He Det Vena far Qa tba dan sonian bovin jest Reeurn quajaua” Siar Nkon: dalam aie Paras GORE asso yong, kerlas ao yk yaa beara urd menecch tatan-th a0 pada bansn sraga fn ‘Tilellon Gara tronorercmoramer arse bebos. Vamukon Alaluban' Rerdnagnan untie vengenlap- | an Senypisa- Seryataa Rengetor UP, Kadok \orut pada suba Tendah, wsclnyar saponin. Sdawjubayar Anlahakan Reruatngan ys ‘petujean ide wwenischkan karin don Seyksa SENPIDA loan Ya'G Nedfondung Sdn onlin giked bag cep 3 bagon ya laculan WWA.WE Jon WC-Lacatan WA dgurdecn sdhags Woke, Uanton W® Saweekton dingpe andor opin log 5 nt Londen NaCl %- carlahan Wr Untuk, wendil! kebelean anit katekok Tenn Katekal werupckan elonpsk | tenn Yong Bled beget Kerkadrs He dan wecugcian PONE Kordensats lecheie. Adar tte sete Renartedaan Rereakss menuriubkan odes Kandunsge Tearsn dalam cleskrale aus ogee stage. fala Qraletleum Kedlomgcl kar, valde UT gelabin wenuriet kan odawr enegan puth ala lectin Uive- Sdinwga Meelds locian Vaben We eos dongle Lass pore romain ews, 2 ee Roda Keloryck Katss-larutan WC coup Slowbalvan 1 tebes perecber Fey ae ee gous easkawon RAIA Verdtan WE: Ackiqua Aachioa Vartan nbdee Gat penveitan wate KE Gerona tas meting gett olan. tach Gla Yukon Lens Rarareghon fll Seager Sunes atom pusat , dinana Karta merugakan \oan qeacttion ol oe aon ees konges gnu sOngge ae hae Cougs eg mene ro ane , Nigar Kern hengen Fada vii WUT Kigindban destecle down Qed Aengan drlawlecltan ekanc < caste WET agen oe = Verona rot ne a ‘wna a RABI COS 2 9 = S| dan pena No Ry Cheek bay i fs Sa SES ads eataidn pda gl Mean la ce oe harap bongs cluen nagl odkas ‘ehas pode Ql -Kemudian dibdbultan Weigtak pdfere! “pasa plat eregekan oe Wy Beragn agorbang 5% om Yan 36S em Se te get seeugan e pay & FeCly dan ke node berwarna bk A hack ° toate alan de day Reon si on pr Penlilken hard part ben \eheradacn Jaran ROSA Kam don Fasa Og6 © seme, Lekay marth (eg sae * eedkans Soom Teglak den chen omnes Goes (AA geek, snag Ne peg large Palo ph oegae ors Lelage 3 rola Gas te Ken tole yoo alee REF Shea Senyptna hawin ,yorg mente haran Bf besa Letbesor yoru Oe en es aa moda Finan dengan Wempe Uy 3b60m dae Langu UY 9SKom Seleleh kelucik er = ate rola saat ckgeckuck did Hoebor ce CIA) bdwac beaten Lagat deaeborse Lereon fear WN) ee Shan Na Ww ‘pena lator, Sdn tu lobung dep ug as este adn Rebun aieiaia. Conny eed Teas i) yung ciatrgy Leagan doen Shiva dengon lege. tp Sebescr Orem. Penseshag foro Yromaloggat: lags 55 CELT) menghatslhan erga RE dar node pertama Sarpat tekog aoe 018 1 FRA coy Higa sage eroticy Noda Why Ieuan aos BF Ordon ddiga syria Scanned with CamScanner kan tetondtas. Wega #6 trdor ae fo Jas ekstrak daun Pru quegava adele, sehesar O173T- Sedanation ler FE anlar Farin Felompok Font ypiba 0,73 Arlinys stor” Shankar EE hasn Valonok kart manddkal Ketetuan standar wiles Ep tanin. D KEGMRULAN LWge gatotin kedoertut endazen publ oda leche VB. yong enuf Yalan eeskeck Acun Risdon guejara: fe dltg Yes Woda, eed esccbon any yoda can vi c Wh ee amon erg paraniuekon Kandungan ‘arin lan ekstrat daun Profum . SAG leven octet ELT warchaelkan Rerangatan cola bernarea baton 89 manent eon ok Tearburgan pis gerah Solar cesta “oun Reidiam quaja's- ee ua tenia pode ebetrek ake Kans chon toda kduge Sereprduny Serpe i oe = Wonk es ea eg thardar Lent nN KUN kkan odanya Krardungan banin geese O17 Scanned with CamScanner DAFTAR PUSTAKA Baderos, A. (2017). Pemisahan Senyawa Steroid Fraksi Petroleum Eter Alga Merah (Eucheuma Cottoni) Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Dan Identifikasi Menggunakan LC-MS. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689- 1699. Fadhilah, Annisa, Susanti, Sri, Gultom, & Tumiur. (2018). Karakterisasi Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L. di Desa Namoriam Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Prosiding Seminar Nasional Biologi Dan Pembelajarannya, 1670. Minuman, P., Daun, H., Biji, J., Dan, P., Pucuk, P., Agroindustri,P. S,, (2018). Skripsi Pembuatan Minuma Herbal. Pangkep, N. Pendidikan, J., Sains, M., Belajar, M., Di, M., & Pandemi, E. R. A. (2021). EduMatSains. 6(1), 153-162. Scanned with CamScanner

You might also like