You are on page 1of 7

TUGAS KELOMPOK

KELOMPOK VII

CASE STUDY 7.2

(GODFREY, HODGSON CHAPTER 7)

No Nama NIM
1 Andrew Jonathan Jaya 123012001012
2 Frenky Samuel Takalamingan 123012001042
3 Veronika 123012001094
4 Vivian Regita 123012001096
5 Wilda Rachmah 123012001098

MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS TRISAKTI

TAHUN 2020

This study source was downloaded by 100000812940967 from CourseHero.com on 05-25-2022 08:22:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/73981884/Case-Study-72-Kelompok-VIIdocx/
Case Study 7.2

Intangible Assets

The value of intangible assets is important in a knowledge-based economy. The market


value of many listed companies exceeds their book value, reflecting intangible assets
which are not recognised on companies balance sheets. Such intangible assets include
brands, innovation and customer relationships. Despite the importance of intangible
assets, accounting standards permit only limited recognition of such assets, partially
because of the difficulties associated with reliable measurement. We list below a
number of intangible assets and also several approaches which can be used when
valuing intangible assets.

Questions

Consider the following four valuation methodologies.

1. Cost approach (the after tax cost which would be incurred in reproducing the asset)
2. Market transaction (actual transaction value for identical or similar asset based on
an arm’s lenght market transaction)
3. Income method (excess earnings: the present value of earnings generated by the
intangible asset net of a reasonable return on other assets contributing to the
stream of earnings)
4. Income method (relief from royalty approach: the present value of the likely future
royalty stream which would be earned from licensing out the intangible asset to a
thir party)

Reference

Anderson, N 2004, ‘Financial reporting – Implementing IFRS 3 and IAS 38 value


judgements’, Accountancy, 12 October.

Which of the above approaches are appropriate for each intangible asset listed below?
Explain your answers.

a. Brands and trade marks


b. Patents
c. Customer contract
d. Internally generated computer software

This study source was downloaded by 100000812940967 from CourseHero.com on 05-25-2022 08:22:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/73981884/Case-Study-72-Kelompok-VIIdocx/
Answer
Referensi lain yang digunakan adalah PSAK 19 terkait Aset Tak Berwujud yang
mengadopsi dari IAS 38 Intagible Asset dan PSAK 22 terkait Kombinasi Bisnis yang
mengadopsi IFRS 3 Business Combination.
Intangible aset atau aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
kekayaan intelektual.
Kriteria intangible aset:
a. Keteridentifikasian
Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika:
 Dapat dipisahkan, yaitu aset dapat dipisahkan atau dibedakan secara jelas dari
aset-aset lain pada suatu entitas.
 Aset timbul dari kesepakatan yang mengikat, ada hak kontraktual/hak hukum.
b. Pengendalian. Kemampuan memperoleh manfaat ekonomi masa depan, serta
kemampuan untuk membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat
ekonomi aset tersebut.
c. Manfaat ekonomi masa depan. Kemampuan untuk memberikan manfaat ekonomis
berupa aliran kas, setara kas, barang/jasa untuk meningkatkan pelayanan.
Metodologi dalam melakukan penilaian atas Aset Tak Berwujud:
1. Cost approach (Pendekatan Biaya)
Berdasarkan biaya untuk membuat atau menciptakan kembali aset tak berwujud
serupa.
Cost approach atau pendekatan biaya, dapat dihitung menggunakan 3 metode, yaitu:
a. Replacement cost
Menghitung biaya dari aset serupa yang menawarkan utilitas yang setara. Nilai
yang diukur saat ini (current cost) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksi yang
sama.
b. Reproduction cost
Menghitung biaya untuk membuat replika dari suatu aset. Harga tersebut diukur
berdasarkan harga sekarang jika aktiva dibuat atau diduplikasi seperti barang yang
dimiliki tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva
yang dibuat itu.
c. Summation
Menghitung nilai aset dengan penambahan nilai-nilai terpisah dari bagian-bagian
komponennya.
Dalam penerapan pendekatan biaya, biaya setiap komponen dalam penciptaan
sebuah aset, termasuk keuntungan pengembang harus diperkirakan menggunakan
pengetahuan yang dimiliki pada tanggal penilaian.

This study source was downloaded by 100000812940967 from CourseHero.com on 05-25-2022 08:22:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/73981884/Case-Study-72-Kelompok-VIIdocx/
Pendekatan biaya berguna dalam situasi di mana tidak ada pasar aktif untuk barang
tak berwujud.

2. Market transaction approach atau pendekatan transaksi pasar merupakan


pendekatan valuasi dengan mempertimbangkan transaksi intangible assets yang
identik atau serupa. Kelemahan pendekatan ini adalah sulitnya mencari intangible
assets yang serupa karena biasanya dijual secara bersamaan dengan bisnis atau
perusahaannya.

3. Income method (Pendekatan Pendapatan)


Pendekatan pendapatan menggunakan metodologi arus kas yang didiskontokan
(misalnya, nilai sekarang bersih) untuk menilai aset tidak berwujud berdasarkan data
pendapatan dan biaya. Artinya, pendekatan ini mengukur nilai sekarang dari
pengembalian masa depan yang diharapkan dari aset tidak berwujud.

Dua metode dalam pendekatan pendapatan yang umum adalah Kapitalisasi Langsung
Pendapatan dan analisis Arus Kas Terdiskonto (DCF).
 Dalam Kapitalisasi langsung, tingkat pendapatan yang dianggap mewakili dibagi
dengan tingkat kapitalisasi atau dikalikan dengan pengali pendapatan (Faktor
Kapitalisasi) untuk mengkonversi pendapatan menjadi nilai.
 Dalam analisis Arus Kas Terdiskonto dan/atau Metode Dividen, penerimaan kas
diperkirakan untuk setiap periode di masa yang akan datang. Penerimaan tersebut
dikonversi menjadi nilai dengan penerapan tingkat diskonto, menggunakan teknik
nilai kini.

Berdasarkan pendekatan di atas, mana yang sesuai untuk setiap aset tidak berwujud
berikut:
1. Brands and trademarks
Metode penilaian dan pengukuran brands and trademarks dapat menggunakan:
a) Cost approach
Dalam hal ini, biaya berikut dapat dimasukkan dalam mengukur nilai suatu
brands/merek yaitu biaya penelitian, desain, penamaan, iklan, biaya promosi,
dll.
b) Income Method Approach, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1) Income method (excess earnings)
Digunakan terhadap brands and trade marks yang dimiliki perusahaan lain.
Besarnya biaya yang bersedia dibayar perusahaan atas brands and
trademarks tersebut merupakan nilai valuasinya.

This study source was downloaded by 100000812940967 from CourseHero.com on 05-25-2022 08:22:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/73981884/Case-Study-72-Kelompok-VIIdocx/
2) Income method (relief from royalty approach)
Digunakan terhadap brands and trademarks yang dimiliki sendiri oleh
perusahaan. Brands and Trade Marks tersebut dijadikan franchise yang
kemudian digunakan oleh pihak lain. Pendapatan yang dihasilkan atau
berpotensi dihasilkan dari brands and trade marks tersebut merupakan nilai
valuasinya.
c) Market approach
Dapat menggunakan ini karena tidak ada pasar yang aktif untuk merek, dan
merek merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat dibandingkan dengan
intangible serupa.
d) Tidak diakui sebagai Aset Tak Berwujud
Karena pengeluaran dalam menghasilkan merek dihasilkan secara internal yang
tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara
keseluruhan.

2. Patens
Metode penilaian dan pengukuran Patents dari proses penelitian dan
pengembangan dapat menggunakan Cost Approach (Pendekatan Biaya) atau Income
Method Approach (Pendekatan Pendapatan), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Cost Approach (Pendekatan Biaya)
Digunakan untuk menilai Intangible Assets yang masih berada dalam tahap
pengembangan awal. Intangible Assets yang dinilai menggunakan metode ini
tidak berhubungan langsung dengan kapasitas entitas untuk menghasilkan
pendapatan.
b. Income Method Approach (Pendekatan Pendapatan)
Digunakan untuk mengestimasi nilai wajar dari Intangible Assets yang sudah
berada dalam tahap pengembangan lanjut atau sudah selesai dikembangkan.
Intangible Assets yang dinilai menggunakan metode ini berhubungan langsung
dengan kapasitas entitas untuk menghasilkan pendapatan.
Biaya yang dihitung sebagai nilai valuasi Patens adalah sebagai berikut:
a. Harga perolehan yang berasal dari biaya pengembangan (jika biaya penelitian
dan pengembangan dapat diidentifikasi secara akurat); atau
b. Nilai realisasi pagu anggaran untuk menghasilkan patens yang diformulasikan
dengan iutput kegiatan dan bobot angka kredit (jika metode 1 tidak dapat
dilakukan); atau
c. Nilai proses paten (jika metode 1 dan 2 tidak dapat dilakukan).

3. Customer Contract

This study source was downloaded by 100000812940967 from CourseHero.com on 05-25-2022 08:22:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/73981884/Case-Study-72-Kelompok-VIIdocx/
Metode yang dapat digunakan adalah Income method (Pendekatan Pendapatan).
Untuk menggunakan pendekatan ini diperlukan proyeksi untuk data keuangan
sebagai berikut:
- turnover
- laba kotor, laba operasi dan laba bersih
- laba sebelum dan sesudah pajak
- arus kas sebelum atau sesudah bunga bank dan/atau pajak
- sisa masa manfaat
Metode ini membandingkan proyeksi aliran pendapatan atau arus kas pada suatu
bisnis yang menggunakan aset tak berwujud (customer contract) dengan bisnis yang
tidak menggunakan aset tak berwujud. Kemudian aliran pendapatan atau arus kas
tersebut dikapitalisasikan dengan tingkat diskonto atau tingkat kapitalisasi yang
sesuai dan layak.

4. Internally Generated Computer Software


Pengukuran yang digunakan adalah Cost Approach karena internally generated
computer software bersifat unik untuk setiap perusahaan dan sulit mencari nilai
pembanding. Metode valuasi yang digunakan adalah dengan mengestimasi biaya
penggantian software dan biaya pengujian untuk mereplikasi software tersebut.
Estimasi biaya tersebut kemudian didiskontokan dengan biaya selama proses
replikasi. Kelemahan metode ini adalah sulitnya mencari data primer yang akan
menjadi dasar perhitungan.
Dalam menentukan apakah suatu aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal
memenuhi syarat untuk diakui, entitas mengklasifikasikan proses dihasilkannya aset
tak berwujud menjadi dua tahap:
a) Tahap penelitian/tahap riset
b) Tahap pengembangan.
Jika entitas tidak dapat membedakan antara tahap penelitian dan tahap
pengembangan maka entitas memperlakukan semua pengeluaran untuk
menghasilkan aset tak berwujud tersebut sebagai biaya penelitian dan tidak dapat
diakui sebagai aset tak berwujud, hanya bisa diakui sebagai beban pada saat
terjadinya.

This study source was downloaded by 100000812940967 from CourseHero.com on 05-25-2022 08:22:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/73981884/Case-Study-72-Kelompok-VIIdocx/
Selain itu, Sesuai PSAK 19 paragraf 4, apabila software tersebut merupakan bagian
dari perangkat kerasnya maka software tersebut tidak dapat dikatakan sebagai aset
takberwujud tapi sebagai aset tetap.

This study source was downloaded by 100000812940967 from CourseHero.com on 05-25-2022 08:22:55 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/73981884/Case-Study-72-Kelompok-VIIdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

You might also like