Professional Documents
Culture Documents
NZ VJ YTdj ODg 5 MM RK ZM NJ M2 Ez Yj RK OTk 0 MJ E4 NZC 0 MDZi ZWQ0 MDNL MG
NZ VJ YTdj ODg 5 MM RK ZM NJ M2 Ez Yj RK OTk 0 MJ E4 NZC 0 MDZi ZWQ0 MDNL MG
PENULIS:
iii
PENGARAH:
Ardiles M.R Mewoh
Yessy Y. Momongan
Lanny A. Ointu
Salman Saelangi
Meidy Y. Tinangon
EDITOR:
Dr.Ardiles Mewoh, S.IP., M.Si
Stenly Kowaas SP
Yohanes Pahargyo, SS
Ukuran :
Jumlah Halaman, Judul,
Jumlah Halaman Isi, Ukuran: 14.8 x 21 cm
ISBN :
No ISBN
Cetakan :
2021
PENERBIT
(KPU PROVINSI SULAWESI UTARA)
Jalan Diponegoro No. 25, Teling Atas, Wenang, Mahakeret Tim.,
Kec. Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara 95112
Website: www.sulut.kpu.go.id
ANGGOTA
KPU RI
PRAMONO UBAID
Sambutan v
ANGGOTA
KPU RI
PRAMONO UBAID
Sambutan vii
untuk memastikan ketepatan waktu dan kualitas pada pelaksa-
naan pemilihan kepala daerah pada masa pandemi Covid-19.
KPU Provinsi Sulawesi Utara telah banyak melakukan inovasi
dan terobosan dalam mengatasi berbagai permasalahan tata
kelola logistik pemilihan kepala daerah.
Kami memberikan apresiasi dan penghargaan atas penerbitan
buku tata kelola logistik pemilihan kepala daerah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada KPU dan Bawaslu Provinsi
Sulawesi Utara, Forkopimda dan semua pihak yang telah me-
laksanakan, mendukung, membantu dan berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pilkada di Provinsi Sulawesi Utara, sehingga
berjalan lancar, sukses, aman, damai, dan sehat.
Semoga buku ini bermanfaat, sebagai referensi dalam tata
kelola logistik pemilihan kepala daerah.
Kata Pengantar ix
badan Adhoc dan pemilih dengan rupa-rupa Alat Pelengkap
Diri (APD).
Meski bukan sebuah pekerjaan yang mudah, tapi secara
makro tata kelola logistik Pemilihan Serentak 2020 oleh KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bisa dikatakan berproses re-
latif baik, lancar dan terarah. Praktis tidak ada letupan masalah
yang mempengaruhi proses pemungutan, penghitungan dan
rekapitulasi di semua jenjang. Selain karena tata kelola logistik
yang semakin rapi dan terstruktur di internal KPU, kontribusi
pihak eksternal seperti Bawaslu, Kepolisian, TNI, pemerintah
daerah dan peserta pemilihan juga sangat strategis sehingga
tahapan inti pemilihan serentak bisa happy ending.
Buku ini sendiri berisi potret tentang konsep dan regulasi,
manajemen, sampai dengan inovasi KPU Provinsi soal proses
pengawasan dan monitoring logistik dalam wujud aplikasi
Tarsius. Agar lebih kompilatif, disertakan juga testimoni yang
berisikan cerita suka duka dari beberapa KPU Kabupaten/Kota,
plus suplemen tata kelola logistik APD.
Tentu saja buku ini masih jauh dari sempurna. Tapi keluhur-
an niat semua penulis yang terlibat dalam buku ini diharapkan
bisa memperkaya literasi kepemiluan dari spektrum tata kelola
logistik, juga tentu saja misi besar semua pihak yang ada dalam
ekosistem kepemiluan tentang Pemilu yang makin berkualitas
di waktu yang akan datang. Semoga
Bagian I
Pendahuluan.................................................................... 2
Manajemen Risiko untuk Pengelolaan Logistik yang
Berkepastian..................................................................... 7
Logistik yang Efisien dan Berbiaya Murah..................... 10
Logistik Pemilihan di Masa yang Akan Datang............... 16
Metode Kajian/Penulisan................................................. 19
Suplemen 1: Sinergitas Kunci Pengelolaan Logistik........ 22
Bagian II
Konsep dan Regulasi Logistik........................................... 32
Regulasi Logistik Pemilihan.............................................. 37
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Logistik Pemilihan............... 52
Suplemen 2: Pengawasan Logistik Berbasis Teknologi.... 55
Daftar Isi xi
Bagian III
Manajemen Logistik Pemilihan......................................... 62
Suplemen 3: Krusialnya Manajemen Logistik................... 94
Bagian IV
Model Logistik Pemilihan Masa Depan............................ 104
Suplemen 4: Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi........ 128
Survei Evaluasi Logistik Pemilihan tahun 2020................ 151
Daftar Singkatan xv
SILON Sistem Informasi Pencalonan
SITAP Sistem Informasi Tahapan
Pemilihan
JDIH Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum
SIDAKAM Sistem Informasi Dana Kampanye
SILOG Sistem Informasi Logistik
TARSIUS Sistem Informasi Monitoring dan
Evaluasi Distribusi Logistik
(Basis KPU Provinsi Sulawesi Utara)
17
S
etelah merampungkan seluruh persiapan H-1 pemungutan
suara pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan
Talaud tahun 2013 yaitu dengan melakukan rapat
pengecekan akhir dengan seluruh komisioner dan sekretariat
KPU Talaud, selanjutnya hendak kembali ke penginapan tempat
saya tinggal kurang lebih 14 hari terakhir oleh karena harus
mengambilalih pelaksanaan tugas KPU Kabupaten Kepulauan
Talaud yang diberhentikan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilu (DKPP), kira-kira pukul 21.00, saya menerima telepon
dari salah seorang anggota PPK di Kecamatan Beo Selatan yang
menginformasikan, bahwa kotak suara yang sudah tiba di salah
satu desa di Kecamatan tersebut, diduga telah dibuka oleh
PPS setempat. Tanpa berpikir panjang, saya atas persetujuan
komisioner yang lain langsung bergegas menuju ke desa tersebut
yang jaraknya kurang lebih 4 jam dari Melonguane ibukota
Kabupaten Talaud.
Sesampainya di desa tersebut, saya langsung menuju ke
tempat dimana logistik disimpan sebelum digunakan pada
esok harinya. Setibanya di tempat tersebut, saya memastikan
terlebih dahulu apakah benar terkait adanya laporan bahwa
kotak suara TPS di desa tersebut telah dibuka dan dilakukan
hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh ketentuan yang ada.
Para petugas penyelenggara pemilihan di tempat itu, yaitu PPS
membantah informasi tersebut dan menyatakan bahwa hal itu
tidak benar. Syukurlah laporannya tidak benar, namun untuk
memastikan hal tersebut benar tidak terjadi, saya meminta
kotak suara yang berisi perlengkapan pemungutan suara untuk
dibuka dan disaksikan oleh pengawas pemilihan yang ada di
desa tersebut serta petugas keamanannya juga. Ketika kotak
suara dibuka, dilakukan pengecekan kembali isi kotak suara
tersebut, apakah isinya masih sesuai sebagaimana sebelum
Pendahuluan 3
tidak tiba di tempat tujuannya.
Masalah-masalah pengelolaan logistik dapat saja muncul
oleh karena kelalaian atau keabaian dari penyelenggara sendiri,
namun ada juga yang dikontribusi oleh pihak eksternal. Misalnya
saja masih ada logistik digunakan sebagai alat untuk melakukan
tindakan curang dalam pemilu atau pemilihan kepala daerah,
yang mana segelintir orang secara sistematis menggunakan
surat suara yang tidak terpakai digunakan untuk calon tertentu,
dengan cara surat suara tersebut dicoblos dan dimasukkan ke
dalam kotak sebelum perhitungan suara dimulai.
Sementara itu, masalah akibat kelalaian internal atau oleh
penyelenggara sendiri dapat diakibatkan oleh banyak hal, misalnya
masalah keterlambatan distribusi logistik karena kurang baiknya
perencanaan yang dilakukan. Seperti pada pemilihan Bupati
dan wakil Bupati Sangihe tahun 2017, dimana harus dilakukan
pemungutan suara susulan untuk 12 TPS di satu kecamatan
oleh karena logistik di semua TPS tersebut terlambat tiba.
Pemungutan suara di satu kecamatan tersebut yaitu Kecamatan
Nusa Tabukan tidak dapat diselenggarakan serentak dengan
kecamatan-kecamatan yang lain karena sampai dengan hari
pemungutan suara logistik belum tiba di TPS. Keterlambatan
logistik terjadi oleh karena tidak matangnya perencanaan jalur
distribusi logistik yang disusun oleh penyelenggara.
Selain keterlambatan logistik yang memang pada akhirnya
berdampak pada ditundanya pelaksanaan pemungutan suara,
masalah lainnya terkait kelalaian penyelenggaran pemilihan
adalah misalnya kekurangan logistik. Betapa Kekurangan
logistik amat berimplikasi pada proses pemungutan suara
sehingga bisa berpotensi memunculkan asumsi ditengah
masyarakat terkait electoral fraud. Fabrice Lehoucq dalam
Pendahuluan 5
logistik pada pemilu atau pemilihan kepala daerah, maka sudah
seharusnya para penyelenggara, pegiat pemilu maupun akademisi
yang concern terhadap kepemiluan untuk banyak melakukan
kajian, menelaah, serta menemukan konsep pengelolaan logistik
pemilihan yang lebih baik.
Buku-buku yang membahas tentang pengelolaan logistik
pemilihan harusnya semakin mewarnai literatur kepemiluan.
Saat ini literatur kepemiluan yang paling banyak ditemukan
adalah yang terkait dengan perilaku memilih, kampanye, registrasi
pemilih, kandidasi, dan lain sebagainya. Literatur tentang logistik
masih kurang ditemui.
Berbekal menyelenggarakan pemilihan kepala daerah, para
penulis buku ini berupaya menguraikan melalui tulisan tentang
pengelolaan logistik dalam penyelenggaraan pemilihan kepala
daerah serentak tahun 2020.
Modal mengelola logistik yang berhasil pada pemilihan
serentak tahun 2020, para penulis mencoba melakukan lompatan
pemikiran tata kelola logistik ke depan yang bertransformasi.
Logistik yang ramah lingkungan, logistik yang lebih efisien dan
berbiaya murah, serta logistik yang lebih berkepastian.
Ke depan, tata kelola logistik harusnya tidak akan lagi bermasalah.
Karena tentu dari waktu ke waktu penyelenggaraan pemilu
atau pemilihan kepala daerah para penyelenggara maupun
para pemangku kepentingan telah banyak sekali mengenyam
pengalaman mengelola logistik pemilihan.
Baik menyangkut masalah yang dapat di perkirakan maupun
masalah yang muncul yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
seperti kondisi cuaca, geografis, maupun gangguan keamanan.
Pendahuluan 7
pemilihan selalu saja diperhadapkan dengan banyak persoalan
yang dilapisi dengan berbagai risiko.
Jika masalah-masalah itu benar-benar terjadi, dan tidak
dipersiapkan strategi untuk menghadapinya maka konsekunsinya
dapat menjadi sangat serius. Yang menjadi pertanyaan adalah,
apakah penyelenggara pemilu sejak awal telah menyusun strategi
mengatasi permasalahan tersebut jika benar muncul? Karena
jikapun masalah-masalah tersebut benar muncul paling tidak
dampak dari permasalahan tersebut telah diminimalisasi. Inilah
yang disebut dengan manajemen risiko. Manajemen risiko telah
banyak diakui oleh berbagai profesi untuk menangani tugas-tugas
yang kompleks. Dalam hal menghadapi kompleksitas permasalahan
penyelenggaraan pemilu terlebih khusus pengelolaan logisitik
maka perlu dilakukan pelembagaan manajemen risiko dalam
pemilu khususnya dalam pengelolaan logisitik sebagaimana
fokus bahasan buku ini.
Manajemen risiko, didefiniskan sebagai kebijakan, prosedur
dan praktik yang terlibat dalam identifikasi, analisis, penilaian,
pengendalian dan penghindaran, minimalisasi atau penghilangan
risiko yang tidak dapat diterima3. Terdapat banyak definisi risiko.
Penyebutan yang umum berhubungan dengan kemungkinan
adanya ancaman dan bahaya yang dapat dicegah atau dikurang.
Definisi manajemen risiko biasanya merujuk pada proses-
proses untuk mengidentifikasi dan menganalisis ancaman-
ancaman untuk mengambil tindakan pencegahan dan mitigasi.
Secara khusus dalam hal penyelenggaraan pemilu, Sead Alihodžić
dalam buku Manajemen Risiko dalam Pemilu menjelaskan
Pendahuluan 9
Oleh karena kondisi ini telah sering terjadi, apalagi di saat musim
curah hujan yang tinggi yaitu memasuki bulan Desember, yang
mana pemilihan serentak tahun 2020 dilaksanakan pada bulan
Desember, maka sejak awal KPU Sulawesi Utara telah menyusun
perencanaan distribusi logistik dengan daerah prioritas satu adalah
tiga Kabupaten di wilayah kepulauan. Hal ini berhasil dilakukan,
karena walaupun kondisi cuaca ekstrim akhirnya benar terjadi
pada saat distribusi logistik dimulai, namun untuk tiga daerah
Kabupaten di kepulauan tersebut tidak ada satupun logistik yang
terlambat tiba di tempat pemungutan suara. Bahkan sejak tiga
hari sebelum pemungutan suara berlangsung, logistik di Pulau
Miangas dan Pulau Marore telah tiba, sehingga pemilih yang
tinggal di pulau terluar, di wilayah paling ujung utara Indonesia,
dapat menggunakan hak pilihnya serentak bersamaan dengan
pemilih di Kota Manado di ibukota Provinsi Sulawesi Utara.
Pendahuluan 11
kedua kategori tersebut terutama dalam bentuk sumber daya
manusia dan sumber anggaran6
Secara sederhana, agar dapat efisien, logistik pemilihan
harus tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas, dan hemat
anggaran7. Namun upaya menyeluruh yang dapat dilakukan
oleh penyelenggara sendiri adalah melalui efisiensi dalam
keseluruhan proses pengelolaan logistik, mulai dari perencanaannya,
pengadaannya, serta penyiapan dan distribusinya. Pertama,
dengan cara melakukan perencanaan kebutuhan logistik yang
efisien, kedua adalah melakukan efisiensi pada proses pengadaan,
dan ketiga adalah dengan menggunakan logistik pemilihan
secara efisien.
Kebutuhan logistik pemilihan sangat tergantung dari
perencanannya. Perencanaan yang berorientasi pada tepat
jumlah, tepat jenis, dan tepat waktu akan sangat berpengaruh
terhadap efisiensi kebutuhan logistik. Menjadi permasalahan
yang masih saja terjadi adalah perencanaan logistik yang
kurang efisien, misalnya waktu pengadaan yang sangat singkat
sehingga harga produksi menjadi lebih mahal. Juga masih ada
saja perencanaan kebutuhan yang tidak tepat dari sisi jumlah
dan jenis, sehingga harus dilakukan pengadaan kembali atau
harus diganti barang yang telah tersedia.
Efisiensi perencanaan logistik pemilihan juga sangat bergantung
dari kepastian hukum pelaksanaan tahapan-tahapan lainnya,
Pendahuluan 13
prinsip-prinsip, antara lain efisien, efektif, transparan, terbuka,
bersaing, adil, dan akuntabel. Prinsip efisien adalah prinsip utama
yang harus diterapkan dalam setiap pengadaan barang/jasa oleh
pemerintah.8 Efisien maksudnya adalah pengadaan barang/jasa
harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya seminimal
mungkin untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu
sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sejalan dengan hal tersebut, efisiensi pengadaan logistik
pemilihan harus menjadi perhatian, tentu selain enam prinsip
lainnya sebagai mana ketentuan dalam Peraturan Presiden tersebut
di atas. Efisiensi pengadaan logistik sebagaimana pengadaan barang
dan jasa lainnya adalah dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Antara lain melalui penerapan e-procurement. Impelementasi
e-procurement memiliki beragam manfaat diantaranya untuk
menghemat keuangan negara, mendapatkan penawaran yang
lebih banyak dan kompetitif, mempermudah proses administrasi,
mempermudah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kelompok
Kerja (Pokja) dalam mempertanggungjawabkan proses pengadaan
barang/jasa yang telah dilakukan. E-procurement juga mendorong
terciptanya persaingan usaha yang sehat, perluasan peluang usaha,
terbukanya kesempatan pelaku usaha untuk mengikuti tender,
serta mengurangi biaya peserta tender dalam keikutsertaannya
pada proses tender karena bisa dilakukan di mana saja dan
kapan saja.
Dalam pengadaan logistik pemilihan, upaya yang dilakukan
oleh KPU untuk melakukan efisiensi terus dilakukan, dan salah
Pendahuluan 15
menjadi pertimbangkan dalam pendistribusian logistik. Adanya
wilayah yang sulit dijangkau mengharuskan penyelenggara untuk
menyusun daerah prioritas dalam jalur distribusi bagi daerah-
daerah yang sulit dijangkau tersebut. Sarana yang digunakan
dalam pendistribusian logistik juga harus di pilih secara tepat
dengan berbagai pertimbangan terutama untuk daya jangkau
yang berhubungan dengan jenis armadanya, serta keluasan dan
karakter wilayah yang berhubungan dengan jumlah armada.
Aktifitas-aktifitas pengelolaan logistik tersebut jika di
dilaksanakan dengan baik maka akan mendorong terwujudnya
efisiensi. Dan jika hal-hal tersebut terus dijadikan perhatian oleh
para penyelenggara, maka keinginan yang dilontarkan oleh Arif
Budiman di atas menjadi semakin dekat dengan kenyataan.
Pendahuluan 17
Isu-isu hoax seperti ini sangat merepotkan pihak penyelenggara,
yang semestinya tidak terjadi. Hal ini diperparah dengan literasi
masyarakat Indonesia yang masih sangat lemah. Untuk mengatasi
hal tersebut agar di masa depan tidak terjadi lagi, maka dibutuhkan
strategi untuk meningkatkan transparansi dan keterbukaan
informasi publik. Sekecil apapun informasi harus disampaikan
kepada publik.
Pada pemilihan di masa yang akan datang, membangun
sistem informasi yang andal menjadi pilihan wajib, seiring
dengan kebutuhan masyarakat terhadap informasi yang cepat.
Sistem informasi tentang pengelolaan logistik sangat baik dan
efektif dalam membantu keterbukaan infomasi publik.
Menu yang disajikan harus bersifat informatif dan
komprehensif. Semisal, dengan adanya menu perusahaan
pemenang tender di setiap jenis barang dan membuka secara
transparan peta distribusi logistik disertai dengan jadwal
produksi hingga distribusi.
Selain itu, penting juga terintegrasi antara penyelenggara
(KPU) dengan perusahaan pemenang tender. Tujuannya agar
memudahkan pengawasan logistik seperti berapa jumlah yang
sudah dan belum diproduksi, apa kendala pada proses produksi
dan distribusi, apakah sudah sesuai spesifikasi atau belum,
bagaimana pengelolaannya dan lain sebagainya. Jika hal-hal
ini terpenuhi maka tentu sangat mudah menangkal isu hoax
seperti yang terjadi pada pemilu 2019 lalu.
Pemilihan serentak tahun 2020, KPU Sulawesi Utara telah
mulai mengembangkan sistem informasi sebagaimana menjadi
kebutuhan yang selaras dengan gagasan di atas. Ke depan,
sistem informasi pengelolaan logistik seperti yang dimiliki oleh
Metode Kajian/Penulisan
Buku ini disusun di akhir tahapan pelaksanaan pemilihan
kepala daerah serentak di Sulawesi Utara. Berdasarkan hasil
evaluasi dari pengelolaan logistik pada pemilihan kepala daerah
serentak tahun 2020 di Sulawesi Utara, penulis ingin memberikan
sumbangsih pemikiran untuk pengelolaan logositik pada pemilihan
yang akan datang yang lebih baik. Pada bagian pertama, penulis
memberikan uraian tentang problematika pengelolaan logistik
dan posisi strategisnya dalam penyelenggaraan pemilihan kepala
Pendahuluan 19
daerah. Pada bagian ini juga penulis menyajikan isue-isue
strategis terkait pengelolaan logistik pemilihan, yaitu logisitik
yang berkepastian, logistik yang efisisen dan murah, serta
logistik untuk pemilu di masa yang akan datang.
Pada bagian kedua, secara umum diuraikan tentang konsep
dan regulasi logistik pemilihan kepala daerah. Hal ini penting
untuk membingkai pemahaman dari para pembaca tentang
apa sebenarnya yang dimaksud dengan logistik, selanjutnya
tentu logisitik dalam pemilihan. Pada bagian ini juga diuraikan
regulasi-regulasi yang digunakan dalam pengelolaan logistik
pada pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020.
Pada bagian ketiga diberi judul manajemen logistik pemilihan.
Secara berurutan dibahas bagaimana siklus pengelolaan logistik
pemilihan. Dimulai dari perencanaan sampai pada pemeliharaan
dan penyimpanannya.
Bagian keempat, para penulis menunjukkan bahwa pengelolaan
logistik dalam pemilihan kepala daerah harus dengan upaya-
upaya inovasi sehingga terpenuhi lebih maksimal target-target
pengelolaan yang ditetapkan. Pada bagian ini juga di uraikan
tentang bagaimana cita-cita pengelolaan logistik di masa yang
akan datang. Baik dari sudut pandang para penulis sendiri
maupun menurut hasil survei sederhana maupun fokus group
discussion yang dilakukan dalam rangka penulisan buku ini.
Dalam buku ini juga ditambahkan suplemen yang berisi
testimoni dari beberapa penyelenggara pemilihan di Kabupaten/
Kota terkait dengan pengelolaan logistik pada pemilihan serentak
2020. Selain itu, secara khusus akan diuraikan tentang pengelolaan
logistik di masa pandemi covid 19. Hal ini menjadi bahasan
yang sangat menarik karena pemilihan serentak tahun 2020
Pendahuluan 21
Sinergitas Kunci Pengelolaan Logistik
Lilik Mahmudah
(Ketua KPU Bolaang Mongondow)
23
Sinergitas Kunci Pengelolaan Logistik 23
bekerja. Tetapi, secara realitas sangat tidak mungkin dilakukan.
Mengapa? Karena antara tahapan divisi satu dengan divisi
lainnya saling beririsan. Hal inilah yang menyebabkan seringkali
terjadi keluhan dengan minimnya tim kerja. Akhirnya, apapun
tahapan yang sedang dilaksanakan itulah yang diselesaikan.
Dan berapapun personil tim yang ada tidak perlu dipersoalkan.
Nah, tantangan-tantangan inilah yang justru membuat terpacu
semangat. Yah, rasanya akan sangat bangga jika sedikit orang
tetapi mampu merampungkan semua.
Awal dari keberhasilan pekerjaan tim logistik adalah bagaimana
menyamakan persepsi, menyatukan pemahaman, bagaimana
seharusnya memperlakukan logistik sejak penerimaan, pengelolaan
sampai mendistribusikannya. Tentu saja, dalam rangkaian
pengelolaan logistik ini soliditas hal yang semestinya dijaga.
Tentu saja pilihannya adalah rapat tim. Dengan melakukan
rapat internal secara kontinyu, akan tersusun jadwal pekerjaan,
pembagian tugas dan evaluasi setiap kali menyelesaikan pekerjaan.
Dilaksanakan se-enjoy mungkin. Menikmati keterbatasan dengan
kebersamaan.
Ini terlihat langsung ketika masing-masing personil tim secara
kesadaran memilih sendiri bagian-bagian pekerjaan yang dirasa
mampu dengan segera diselesaikan. Tim laki-laki misalnya,
dengan tidak bermaksud meremehkan tim perempuan apalagi
sampai ada arah bias gender, mereka dengan sigap merakit kotak
suara tanpa meminta tim perempuan terlibat. Sebaliknya, tim
perempuan sadar betul jika yang bekerja di tim logistik tidak
melulu mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga memerlukan
ketelitian. Maka, dengan otomatis merekalah yang menangani
bagian-bagian penyortiran perlengkapan-perlengkapan TPS.
Kombinasi indah selalu manis hasilnya.
Memang secara alur pekerjaan mereka sudah terbiasa melakukan
25
Sinergitas Kunci Pengelolaan Logistik 25
distribusi logistik lainnya, waktu senggang digunakan untuk
menyortir kelengkapan TPS. Seperti menyiapkan alat coblos
dan alasnya, spidol, lem, karet, dan kelengkapan lainnya.
Hal yang ditunggu adalah kedatangan surat suara. Suasana
dimana seluruh tim logistik bisa berkumpul bersama-sama.
Ramai-ramai menyelesaikan satu pekerjaan, sambil berlomba
siapa yang paling banyak mampu melipat. Biasanya diantara
tim logistik ada yang dinobatkan sebagai kepala gudang, karena
dianggap paling cakap diantara personil tim lainnya. Maka
ketika sudah tiba jadwal penyortiran dan pelipatan surat suara,
dengan dipandu Kasubag Logistik membuat tata tertib. Sehingga
dengan adanya tata tertib diharapkan pekerjaan bisa selesai
tepat waktu. Balik lagi dengan keterbatasan personil, kali ini
dalam penyortiran dan pelipatan surat suara menambah orang
dari luar kantor. Dengan harapan kerja lebih maksimal dan
cepat selesai.
Proses penerimaan surat suara hingga sampai ke gudang
tergolong panjang prosedurnya. Setiap kabupaten/kota menjemput
langsung ke pelabuhan Bitung dengan dikawal pengamanan
ketat. Itupun setibanya di pelabuhan bukan langsung mengambil
begitu saja tetapi masih dipastikan jumlah kardus dengan
jumlah permintaan yang diajukan. Ini dimaksudkan menghindari
kesalahan jumlah penerimaan dan memastikan surat suara
benar- benar sesuai kabupaten/kota. Jangan sampai kabupaten
A menerima kardus surat suara milik kabupaten C. Belum lagi
antrian transportasi yang digunakan untuk memuat tidak bisa
sembarang masuk parkir. Harus sesuai panggilan kontainer yang
didalamnya memuat surat suara kabupaten/kota. Yang paling
seru ketika kardus surat suara tidak dalam satu kontainer yang
sama, bisa dibayangkan itu artinya masih harus menunggu
giliran antri lagi. Rasanya ingin cepat sampai apa daya logistik
27
Sinergitas Kunci Pengelolaan Logistik 27
komando akan mengacaukan pekerjaan, Kemungkinan yang
terjadi adalah terdapat dua kali barang yang sama masuk dalam
satu kotak atau justru sebaliknya tidak dimasukkan dalam kotak.
Bayangkan kalo itu terjadi di kecamatan yang terdapat desa
terjauh. Jelas akan sangat kacau.
Logistik di Tingkatan Adhoc
Penyelenggara di tingkatan kecamatan selalu memiliki antusias
dalam menjalankan tahapan. Energi positif ini sudah selayaknya
dijaga agar kerja-kerja yang sudah tersusun dan terjadwal
tidak timpang. Dengan menyamakan pemahaman maka ini
akan mampu meminimalisir kesalahan. Koordinasi yang sering
dilakukan mengingat situasi pandemi adalah lewat media sosial.
Dibentuklah grup whatsapp yang dengan begitu akan lebih
mudah mengontrol pekerjaan, dan mudah pula mengevaluasi.
Sesekali jika mendesak maka dilakukan rapat koordinasi secara
daring melalui zoom meeting. Ini sangat membantu memberikan
informasi dan penjelasan-penjelasan jika ada regulasi yang
kurang dipahami ataupun memang belum sampai.
Distribusi logistik pemilu ke kecamatan sampai ke TPS
memiliki banyak kesan pada setiap penyelenggaraan. Di Bolaang
Mongondow karena terdapat desa jauh di beberapa kecamatan,
maka itu menjadi prioritas utama. Disusunlah rute distribusi
sesuai prioritas. Tetapi untuk efisien waktu dan pekerjaan maka
kecamatan yang sejalur juga bisa didistribusi sekalian. Jadwal
pertama adalah di tiga kecamatan yang memang terdapat
desa jauh jangkauan transportasinya. Yaitu Desa Pomoman
Kecamatan Poigar, Desa Kolingangaan Kecamatan Bilalang
dan Desa Mengkang Kecamatan Lolayan. Ketiga desa memiliki
karakteristik yang berbeda. Pomoman misalnya selain berbatu
juga banyak sungai yang harus dilewati. Sesuai pengaturan yang
Pengamanan Logistik
Dalam pemilihan serentak 2020 pihak kepolisian dan TNI
benar-benar full power mendukung pelaksanaan tahapan.
Dalam setiap kegiatan apapun tidak pernah tanpa didampingi
kepolisian. Pengawalan ketat mulai dari penerimaan, pengelolaan,
hingga distribusi logistik. Ini menunjukkan bahwa antara
KPU Bolaang Mongondow dengan Kepolisian benar- benar
bersinergi , sesuai dengan tugas masing bertanggung jawab
mengawal pemilu. Yang menarik adalah Bolaang Mongondow
dalam mengawal pemilihan berkoordinasi dengan dua resort
kepolisian, yaitu Polres Bolaang Mongondow dan Polres
Kota Kotamobagu. Mengapa? Karena ada dua kecamatan
yang terdapat di Bolaang Mongondow masuk dalam wilayah
pengawasan Kota Kotamobagu. (*)
29
Sinergitas Kunci Pengelolaan Logistik 29
30 Tata Kelola Logistik
BA
GIA
NI
I
KONSEP
DAN
REGULASI
LOGISTIK
31
K
ata logistik berasal dari bahasa Yunani logos (λόγος)
yang berarti “rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan,
orasi”.Kata logistik memiliki asal kata dari Bahasa
Perancis loger yaitu untuk menginapkan atau menyediakan.
Kegunaan asalnya untuk menjelaskan ilmu dari pergerakan,
suplai & perawatan dari pasukan militer di lapangan.Nantinya
digunakan untuk mendeskripsikan manajemen arus barang di
sebuah organisasi, dari barang mentah menjadi barang jadi.
Logistik adalah konsep yang dianggap berevolusi dari
kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan mereka
ketika mereka beranjak ke medan perang dari markas. Pada
kekaisaran Yunani, Romawi dan Bizantium kuno, ada perwira
militer dengan gelar ‘Logistikas’, yang bertanggung jawab atas
distribusi dan pendanaan persediaan perang.
Oxford English Dictionary mendeskripsikan logistik sebagai
“the branch of military science relating to procuring, maintaining
and transporting materiel, personnel and facilities.”Definisi
lainya adalah “the time-related positioning of resources.”Maka
dari itu, logistik biasanya dilihat sebagai cabang umum dari ilmu
teknik yang membuat “sistem manusia” bukan “sistem mesin”.
Pada awalnya, istilah logistik memang digunakan dalam
bidang kemiliteran. Pada lingkup ini, logistik didefinisikan sebagai
: “the science of planning and carrying out the movement and
maintenance of forces.... those aspects of military operations
that deal with the design and development, acquisition, storage,
movement, distribution, maintenance, evacuation and disposition of
material; movement, evacuation, and hospitalization of personnel;
acquisition of construction, maintenance, operation and disposition
of facilities; and acquisition of furnishing of services”. Logistik
merupakan ilmu perencanaan dan pelaksanaan pergerakan dan
pemeliharaan dari kekuatan segala aspek operasi militer yang
55
Pengawasan Logistik Berbasis Teknologi 55
Kota Tomohon yang akrab dengan curah hujan cukup tinggi
serta suhu udara yang lembab. Hal ini terkesan sepele, tapi
sebenarnya sangat krusial karena terkait potensi rusaknya
logistik di gudang.
Keterlibatan aparat kepolisian memang menambah kenyamanan
dan rasa aman dalam menjaga serta mengawal proses penyimpanan
logistik Pilkada. Tapi apakah itu sudah cukup?
Apakah kondisi seperti di atas dapat menjamin bahwa logistik
pemilu sudah digaransi 100 persen tanpa masalah? Dengan
tuntutan tinggi masyarakat terhadap gelaran Pilkada kali ini,
dimana penyelenggaraan pemilihan kepala daerah harus tanpa
cela, KPU Tomohon harus melakukan inovasi pengawasan
berbasis teknologi.
Pengalaman kami di Pemilu 2019, memanfaatkan bantuan
teknologi manfaatnya berlipat-lipat. Aspek safety-nya makin
tinggi. Hal ini penting mengingat logistik digambarkan secara
filosofi sebagai “darah” dari tubuh pesta demokrasi. Tidak
berlebihan. Hari “H” pemungutan suara tidak dapat terpenuhi
sesuai dengan keinginan masyarakat pemilih, jika logistiknya
tidak ready di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Penggunaan teknologi menjadi satu momentum dalam upaya
mendukung pelaksanaan pesta demokrasi, terutama dalam
pengelolahan manajemen logistik. Salah satu teknologi yang
dapat membantu pengawasan dan monitoring keberadaan
logistik adalah CCTV (Closed Circuit Television), yang artinya
menggunakan sinyal yang bersifat tertutup atau rahasia, tidak
seperti televisi biasa pada umumnya yang merupakan broadcast
signal.
CCTV pada umumnya digunakan untuk pelengkap sistem
57
Pengawasan Logistik Berbasis Teknologi 57
Banyak peristiwa menarik dan sekaligus terkait keberadaan
CCTV di lingkungan kantor KPU Kota Tomohon. Satu ketika
ada seorang staf yang dikerjai beberapa rekannya. Karena
lelah seharian menyortir logistik, ia terlelap di sofa yang ada
di ruangan dekat gudang. Sampai semua staf KPU pulang, staf
yang tertidur tidak mereka bangunkan. Mereka hanya berpesan
ke petugas keamanan yang piket di bagian front office, agar
tidak membangunkan staf dimaksud.
Keesokan harinya semua staf mengerubuti monitor yang
menyimpan rekaman CCTV. Kompak ingin menyaksikan ekspresi
staf tersebut saat terbangun seorang diri di ruangan tersebut.
Semua tertawa ketika melihat ekspresi ketakutan staf tersebut
saat sadar dan tahu teman-temannya sudah tidak ada di tempat.
KPU Kota Tomohon sendiri sudah sejak pemilu 2019
menggunakan sarana teknologi CCTV guna menunjang tugas
tanggungjawab sebagai penyelenggara pemilu. Hal ini tidak lain
untuk memberikan gambaran kepada masyarakat, bahwa sebagai
penyelenggara KPU Tomohon memberikan pesan kesiapan yang
total. Pengunaan teknologi diharapakan dapat membangun
kepercayaan publik terhadap penyelenggara, sehingga marwah
lembaga dapat terjaga sebagai satu dasar transparasi dan
profesionalitas penyelenggara dalam menjalankan tugas ibu
pertiwi.
Selain sentuhan elemen teknologi, pengelolaan logistik pemilihan
juga harus didasari oleh kerangka filosofi yang mengedepankan
nilai-nilai efektif dan efisien. Elemen efektif dalam pengertian
sederhana, dapat diartikan bahwa logistik pemilu itu dalam
proses pengadaanya sedapat mungkin penggunaannya tepat
sasaran sesuai dengan perundang-undangan.
95
Krusialnya Manajemen Logistik 95
Alat Pelindung Diri yang akan digunakan di tempat pemungutan
suara (TPS). Semua aspek diperhitungkan. Plus mitigasi resiko
masalah.
Adapun mekanisme pendistribusian/penyaluran logistik
pilkada diprioritaskan untuk daerah kepulauan (H-3), baru
kemudian didistribusi ke kecamatan yang berada di wilayah yang
jauh. Untuk kendaraan yang digunakan pada pendistribusian
juga sudah siap dan dicek keadaannya sejak 6 Desember 2020.
Jumlah armada berjumlah 25 truk. Target semua logistik sudah
tiba di TPS sehari sebelum hari H.
Semua sudah ada standby di seputaran gudang logistik KPU
Kota Manado. Baik yang di KONI (kebutuhan pemungutan/
penghitungan) dan maupun Kairagi (Penyimpanan dan penyortiran
alat APD. Gudang penyimpanan APD tentu saja dipersiapkan
sesuai SOP (standard operational prosedur) yang sudah ditetapkan.
97
Krusialnya Manajemen Logistik 97
PPK Bicara Logistik
PPK Wanea
Meski masih ada hal-hal yang perlu dibenahi, kali ini manajemen
logistik yang dirancang KPU Manadi jauh lebih baik. Contoh
nyata, jika ada kendala seperti kekurangan logistik, pihak KPU
Kota Manado dengan sigap mangadakan item yang kurang
tersebut. Contohnya kabel ties yang khusus untuk dipasang di
kotak suara yang kurang atau tidak cukup, dengan cepat KPU
Kota Manado langsung mendistribusikan langsung ke TPS yang
terdapat kekurangan kabel ties tersebut.
Di tempat pemungutan suara [TPS], saksi-saksi banyak yang
mempertanyakan terkait absen yang tidak sesuai dengan daftar
pemilih tetap [DPT]. Sementara absen sebanyak sembilan rangkap
yang seharusnya dibagikan ke saksi, kurang dimengerti oleh
penyelenggara khususnya KPPS dikarenakan bimtek yang bisa
dibilang terlalu singkat. Berkat inisiatif Panitia Pemilihan Kecamatan
[PPK] kesalahan ataupun kehilafan di tingkat KPPS bisa diminimalisir.
99
PPK Bicara Logistik 99
Setelah semua selesai diperiksa sesuai check list yang diberikan dan
hasilnya lengkap, PPK kemudian menyiapkan rute untuk alur bongkar
muat logistik di kelurahan, sesuai jarak dari gudang logistik sampai ke
kelurahan. Kelurahan terdekat logistiknya akan dimuat paling akhir.
Sebaliknya kelurahan yang terjauh yang akan didatangi paling akhir,
logistiknya akan dimuat paling awal, hal ini untuk memudahkan
proses bongkar muat logistik.
Selesai proses pengecekan logistik, PPK Malalayang kemudian
mendistribusikan buku Panduan KPPS ke PPS di 9 Kelurahan yang
ada. Sebanyak 690 buku diserahkan ke PPS dan selanjutnya akan
diserahkan ke KPPS, masing-masing sebanyak 5 buku per TPS. PPK
Malalayang sempat mengalami kendala saat mendistribusikan
buku panduan tersebut, dimana kendaraan yang digunakan saat
itu, yaitu mobil Daihatsu Sigra milik salah satu anggota PPK tiba-
tiba saja pecah ban mobil dan kempes. Ban mobil yang pecah
tidak bisa digunakan lagi. Untung saja tersedia ban reserep dan
tidak ada kerusakan lain.
Pada tanggal 7 Desember 2020, PPK bersama pihak Expedisi
dan Polsek Malalayang siap menjemput seluruh logistik di gudang
logistik. Sebanyak 3 truk digunakan untuk bongkar muat logistik
sesuai rute yang sudah disiapkan. Pukul 11.00 WITA logistik sudah
keluar dari gudang dan siap menuju ke kelurahan-kelurahan sesuai
rute yang sudah ditentukan. Kendala pada saat itu adalah cuaca
hujan yang cukup menghalangi proses bongkar muat, karena bilik
suara yang digunakan berbahan karton, dan dikhawatirkan hujan
dapat merusak bilik-bilik suara tersebut beserta kelengkapannya,
seperti surat suara, sampul-sampul, dll. Kemacetan adalah hal
lain yang juga menjadi kendala, karena lokasi beberapa kantor
kelurahan yang berada di jalan-jalan protokol, dengan truk-truk
yang tidak bisa parkir berjauhan dan memakan badan jalan, cukup
101
PPK Bicara Logistik 101
102 Tata Kelola Logistik
BA
GIA
NI
V
MODEL LOGISTIK
PEMILIHAN
MASA DEPAN
Smart and Green Logistics
103
B
agaimana logistik pada pemilihan di masa yang
akan datang? Apapun model teknis pemilihan yang
digunakan di masa yang akan datang, jenis maupun
pengelolaan logistik harus terus diupayakan lebih baik dari
masa sekarang. Untuk menuju pada logistik yang lebih baik
dari sekarang ini, maka harus dimunculkan gagasan-gagasan
baru yang inovatif, yang dilakukan sejalan dengan adaptasi
yang harus terus dilakukan masyarakat dunia terhadap arus
kemajuan informasi dan teknologi. Setiap aspek pengelolaan
logistik harus dilakukan langkah-langkah pembaruan untuk
menuju pada smart logistik.
Isu lingkungan juga menjadi perhatian utama dari setiap
aktivitas manusia dewasa ini. Apalagi tentu di masa yang
akan datang, seiring dengan semakin tuanya planet bumi.
Hal ini tentunya termasuk dalam hal melaksanakan pemilu
atau pemilihan kepala daerah. Banyak aktivitas dalam
penyelenggaraan pemilu yang dapat diupayakan menjadi
lebih ramah lingkungan, terutama tentu sehubungan dengan
logistik yang digunakan dalam pemilihan.
Sebagaimana yang diketahui, pemilu maupun pemilihan
kepala daerah masih banyak menggunakan kertas sebagai
bahan baku logisitik. Misalnya surat suara, formulir-formulir
pemungutan dan perhitungan suara, kotak suara, bilik suara,
dan lain sebagainya. Pemilu 2019 lalu misalnya, sebanyak
978.471.901 lembar surat suara, 4.134.655 kotak suara,
2.281.776 bilik suara, 56.889, 191 lembar sampul, dan
130.746.467.309 buah formulir telah digunakan. Jika dihitung
tentu sangat banyak pohon yang ditebang untuk memenuhi
produksi logistik tersebut, dan tentu hal ini sangat memberi
dampak pada lingkungan.
4 http://www.kpu.go.id
pihak penyedia.
8 Stern, P. C., Dietz, T., & Guagnano, G. A. (1995). The new eco-
logical paradigm in social-psychological context. Environment and
behavior, 27(6), 723-743.
11 Malonda, H., Hakim, A., Hanafi, I., & Yanuwiadi, B. (2020). Envi-
ronmental Sustainability Policy with Green Constitution Implementa-
tion Models in Indonesia. International Journal of Applied Engineer-
ing Research, 15(1), 89-93.
129
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 129
referendum nasional. Untuk memastikan tahapan pemilihan
Tahun 2020 dapat dilanjutkan kembali, KPU RI menyurati
ketua gugus tugas untuk mendapatkan jawaban atas kondisi
apabila dilakasakan lanjutan tahapan.
Mengacu atas surat yang disampaikan oleh KPU RI, gugus
tugas menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 belum bisa
dipastikan waktu berakhirnya, sehingga memberikan saran
dan masukan kepada KPU RI sebagai penyelenggara pemilu
yang mandiri, bahwa lanjutan tahapan pilkada 2020 yang
tertunda dimaksud, dapat dilanjutkan sebagaimana amanat
Ayat (2) Pasal 201A Perppu Nomor 2 Tahun 2020, dengan
syarat dilaksanakan dengan protokol kesehatan penanganan
Covid-19 dalam setiap tahapan lanjutan pilkada 2020.
Setelah beberapa Rapat Dengar Pendapat (RPD) antara
Komisi II DPR RI dengan Kemendagri, KPU dan Bawaslu terkait
perkembangan tahapan pemilihan serentak tahun 2020,
KPU RI melaporkan bahwa telah menyurat ke Gugus Tugas
untuk kelanjutan tahapan dalam masa pandemi. Atas dasar
inilah KPU bersama pemerintah dalam hal ini Kemendagri,
beserta Komisi II DPR RI, menyepakati pemilihan lanjutan
yang tahapan pemungutan suaranya ditetapkan September,
digeser menjadi Desember 2020. Sebagai tindak lanjut
hasil RDP maka KPU RI menerbitkan keputusan dimulainya
tahapan Pilkada lanjutan yang tertuang dalam surat
Keputusan KPU RI Nomor 258/PL.02-Kpt/01/KPU/VI/2020(1)
131
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 131
Korea Selatan misalnya, sebagai negara pertama yang
mengadakan pemilu ditengah pandemi Covid-19. Berdasarkan
Laporan International Ideal (2020) dalam makalah teknis
“Menyelenggarakan Pemilu Di Tengah Pandemi COVID-19:
Ujian Krusial Republik Korea”, Pemilu Legislatif Korea Selatan
dilakukan secara ketat. Pemilih diwajibkan melaksanakan
protokol covid dalam hal pemberian akses suara, seperti
mengenakan masker, memakai sarung tangan plastik sekali
pakai, dan menjaga jarak antar pemilih setidaknya 1 meter.
Tempat pemungutan suara akan secara teratur di disinfeksi
dan siapa pun dengan suhu lebih dari 37,5 derajat celcius
harus memilih di bilik khusus yang telah disediakan.
Aturan keselamatan yang mirip dengan Kode Perilaku
Pemilih juga diterapkan pada aparat kepolisian, insan media
dan pemantau pemilu. Sedangkan untuk para petugas di
TPS khusus yang dibentuk untuk lebih dari 3.000 pasien
COVID-19 dan hampir 1.000 petugas medis di Seoul dan
Daegu, mereka harus memakai perlengkapan keselamatan
seperti pakaian protektif seluruh badan, penghalang
muka, masker dan sarung tangan plastik untuk mencegah
penularan.
NEC mengakui bahwa tindakan luar biasa yang diambil
ini membutuhkan tambahan petugas TPS sebanyak 20.000
orang. Bagi pemilih yang dikarantina karena corona. Mereka
diperbolehkan untuk meninggalkan tempat karantina mereka
dan memberikan suara di TPS setelah waktu pemungutan
suara sudah usai dan TPS telah ditutup untuk pemilih ‘biasa’.
Singapura melakukan pemungutan suara dengan
cara penggunaan APD lengkap, termasuk penggunaan
E-registration, sebuah sistem untuk menverifikasi data
4 https://www.idea.int/sites/default/files/publications/pemilu-dan-
covid-19.pdf
133
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 133
terlaksana disatu sisi, sehingga aspek prosedural demokrasi
tetap berjalan semestinya, disisi lain aspek keselamatan
pemilih juga menjadi pertimbangan utama.
Yang perlu juga menjadi perhatian adalah aspek
manajemen dan distribusi logistik ketika melaksanakan Pilkada
di tengah pandemik. Bagaimana tata kelola logisitik sejak dari
pengadaaan yang tepat waktu, penyortiran dan pengepakan
yang memerhatikan penerapan protokol Covid, serta
bagaimana distribusi logistik Pilkada dapat tersalur dengan
baik disisi lain aspek keselamatan penyelenggara dalam
pendistribusian logistik tersebut juga harus terjamin.
Aspek kesehatan dan keselamatan dilakukan terhadap
seluruh tahapan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Peraturan
Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 6 Tahun 2020(5)
dengan paling kurang memenuhi prosedur sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja;
2. Secara berkala dilakukan rapid test atau Real Time Polymerase
Chain Reaction (RT-PCR) terhadap anggota dan Sekretariat
Jenderal KPU, serta anggota dan sekretariat KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS dan/atau yang memiliki
gejala atau riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
3. Penggunaan alat pelindung diri berupa masker yang
135
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 135
adanya kehadiran fisik;
10. Pembersihan dan disinfeksi secara berkala terhadap
ruangan dan peralatan yang sering disentuh; tidak
menggunakan barang atau peralatan secara bersama;
11. Penapisan (screening) kesehatan orang yang akan masuk
ke dalam ruangan kegiatan;
12. Sosialisasi, edukasi, promosi kesehatan dan penggunaan
media informasi untuk memberikan pemahaman tentang
pencegahan dan pengendalian penularan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19); dan
13. Pelibatan personel dari perangkat daerah yang
menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan atau tim
dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) di daerah masing-masing.
Memang tidak mudah untuk menerapkan 13 poin di
atas, tapi dengan kesungguhan serta edukasi yang tak kenal
ruang dan waktu, semua pihak baik penyelenggara, peserta
dan masyarakat pemilih perlahan-lahan bisa beradaptasi
dengan kenormalan baru tersebut. KPU Kabupaten Bolaang
Mongondow misalnya, dalam setiap kegiatan pertemuan,
kehadiran peserta baik internal maupun eksternal maksimal
hanya 30 orang. Waktu pertemuan dilakukan seefektif dan
seefisien mungkin. Semua yang dibahas langsung menohok
pada substansi, supaya durasi kegiatan tidak terlalu panjang.
Begitu juga dengan yang dirasakan KPU Kabupaten Sitaro.
Sebagai daerah yang terdiri dari 47 pulau dan di dalamnya
ada tiga bagian gugusan pulau besar yaitu Siau, Tagulandang
dan Biaro, pelaksanaan pemilihan dengan memperhatikan
137
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 137
Keduanya memiliki kedudukan yang sama sehingga semua
item harus terpenuhi sebagai bagian dari syarat untuk
melaksanakan tahapan pemilihan lanjutan.
Masih membekas dari ingat kita dalam pelaksanaan
pemilihan umum Tahun 2019, banyak penyelenggara
gugur karena kelelahan dalam proses pemungutan dan
penghitungan suara. Sehingga dalam Pemilihan Serentak
Tahun 2020, KPU Provinsi Sulawesi Utara dengan ketat serta
cermat melaksanakan setiap tahapan untuk menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan seperti pengalaman Tahun 2019.
Apalagi pelaksanaan Tahapan Pemilihan 2020 di tengah
Pandemi Covid-19, tentunya KPU Provinsi Sulawesi Utara
harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk
menjadi penyelenggara baik di tingkat provinsi/kabupaten/
kota maupun penyelenggara Adhoc di kecamatan/desa/
kelurahan.
1. Pengadaan Alat Perlindungan Diri (APD)
Sebagai tindaklanjut dari pelaksanaan tahapan serentak
lanjutan tahun 2020 yang disepakati oleh Komisi 2 DPR RI,
Pemerintah, KPU dan Bawaslu, maka KPU harus menyiapkan
APD pada setiap tahapan pemilihan lanjutan. Oleh karena itu
dalam setiap tahapan pemilihan KPU menyiapkan regulasi/
surat edaran/surat dinas terkait pengadaan APD untuk
mendukungan tahapan serta bagian dari pelaksanaan dan
penerapan protokol kesehatan.
Mengacu dari hal tersebut, pelaksanaan tahapan Pemilihan
Lanjutan Serentak Tahun 2020 di Sulawesi Utara disiapkan
logisitik berupa APD. Adapun APD yang disiapkan oleh
KPU Provinsi maupun KPU Kabupaten/Kota memerhatikan
139
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 139
Kedua proses pengadaan normal. Ini dilakukan karena
pemenuhan APD dapat dilakukan melalui mekanisme
perencanaan yang telah disusun oleh KPU, KPU Provinsi
maupuan KPU Kabupaten/Kota.
Dalam melaksanakan pengadaan APD, KPU RI mengeluarkan
Surat Dinas Nomor 858/PP.09.2-SD/07/KPU/X/2020 yang
mengatur pelaksanaan pengadaan APD pemilihan dalam
kegiatan tahapan :
a. Pensortiran, pelipatan, dan pengepakan logistik
pemilihan
b. Pendistribusian logistik pada tingkat badan penyelenggara
Pemilihan 2020
c. Pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi
perolehan suara pemilihan 2020
Pelaksanaan pengadaan ini dilakukan melalui
mekanisme Tender Konsolidasi dan Pengadaan Langsung.
Untuk efesiensi, efektivitas dan antisipasi resiko kegagalan
pelaksanaan pengadaan, pengadaan APD Pemilihan 2020
dilakukan melalui pendelegasian dan metode pengadaan
sebagai berikut :
a. Konsolidasi UKPBJ KPU RI (Kategori Alkes)
• Masker Sekali Pakai
• Thermogun
• Sarung Tangan Karet/Latex
• Baju Hazmat
b. Konsolidasi UKPBJ KPU Provinsi
- Kategori PKRT
• Hand Sanitizer
141
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 141
Kegiatan- kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti
rapat koordinasi, apel akbar dan bimbingan teknis bagi badan
Adhoc dilakukan secara ketat dengan menerapkan protokol
kesehatan serta menyiapkan APD untuk mendukung kegiatan
ini. Dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh KPU Provinsi
Sulawesi Utara, bahkan saat menyiapkan seminar KIT berupa
APD serta penerapan protokol kesehatan berupa menjaga
jarak untuk tempat duduk melalui pengaturan dalam setiap
kegiatan masing- masing KPU Kabupaten/Kota, yang diundang
yaitu hanya 2 orang.
2. Pemeriksaan Kesehatan Bagi Penyelenggara Pemilihan
Selain menyiapkan APD untuk memastikan bahwa
penyelenggara tidak terpapar virus Covid-19, maka dilakukan
pemeriksaan kesehatan melalui Rapid Test. Pelaksanaan
Rapid Tes dilakukan di semua tingkatan. Proses pemeriksaan
dilakukan melalui mekanisme swakelola yaitu melakukan
kerjasama dengan Rumah Sakit Pemerintah maupun Dinas
Kesehatan di masing- masing daerah. Selain itu, ada juga
bantuan/hibah yang diberikan pemerintah daerah dalam
mendukung pemeriksaan rapid test ini.
143
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 143
a. Penerimaan di KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS dan KPPS
• Melakukan pengecekan kondisi suhu tubuh terhadap
seluruh tim pengantar barang logistik sebelum
memasuki area proses penerimaan.
• Melakukan penyemprotan cairan disinfektan terhadap
barang logistik yang masih terbungkus sebelum barang
logistik diterima oleh tim petugas penerima logistic.
• Berkas dokumen tanda terima sebelum diserahkan
dilakukan penyemprotan cairan disinfektan terhadap
dokumen yang masih terbungkus dengan plastik.
• Dalam melakukan pemeriksaan dan mencocokan
terhadap jenis dan jumlah barang logistik, tim petugas
penerima logistik wajib mengenakan alat perlindungan
diri paling kurang berupa masker.
• Dalam melakukan pencatatan dan menandatangani
dokumen penerimaan diwajibkan menggunakan alat
tulis masing –masing.
• Setelah selesai melakukan proses penerimaan,
petugas diharuskan mencuci tangan dengan memakai
sabun cair.
b. Penyimpanan Logistik Pemilihan
• Untuk tempat penyimpanan barang logistik, KPU
Kabupaten/Kota harus rutin membersihkan tempat
penyimpanan dan menyemprotkan cairan disenfektan
di area tempat penyimpanan serta tersedia wadah
sanitasi
• Petugas keamanan yang menjaga tempat penyimpanan
145
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 145
di-packing, akan bersentuhan dengan banyak orang pada
tahapan pemungutan suara.
Sementara kegiatan perawatan logistik pemilihan agar
kondisi tetap terjamin dan siap pakai untuk digunakan
pada kegiatan pemungutan dan penghitungan suara secara
efektif, efisien dan akuntabel. Dalam kondisi pandemi, KPU
Kabupaten/Kota harus selalu rutin membersihkan tempat
penyimpanan dan selalu melakukan penyemprotan dengan
menggunakan cairan disenfektan serta tersedia sarana
sanitasi yang memadai.
d. Distribusi logistik
Inilah salah satu tahapan yang
paling krusial, karena menyangkut
jalan tidaknya proses pemungutan
suara di TPS, 9 Desember 2020. Ya.
Meski di tengah Pandemi Covid-19,
proses distribusi logistik ke TPS harus Distribusi Logistik
berjalan dengan lancar. KPU Sangihe
Di kabupaten/kota dengan kondisi wilayah yang tidak
terlalu menyulitkan sangat mungkin tidak akan menemui
masalah berarti. Tapi untuk daerah seperti kabupaten
kepulauan seperti Sangihe, Talaud dan Sitaro, atau kabupaten/
kota daratan di wilayah Bolmong Raya, tantangannya tetap
tinggi.
KPU Kabupaten Kepulauan Sangihe contohnya. Proses
distribusi logistik di tengah Pandemi Covid-19 butuh pola
yang tepat dan terukur. Penuturan Ketua KPU Kabupaten
Sangihe Elysee Ph Sinadia, wilayah prioritas pertama mereka
saat mendistribusikan logistik yakni Wilayah Marore. Alat
147
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 147
kecamatan tersebut ada beberapa kampung juga di pulau–
pulau sekitarnya yang harus disinggahi. Memang tidak
mudah, apalagi semua harus dilakukan dalam koridor protokol
pencegahan Covid-19. Meski begitu, dengan totalitas, dedikasi
dan keberanian, distribusi logistik di Sangihe relatif tidak ada
masalah berarti.
Kalau KPU Sangihe tantangannya adalah transportasi
menuju pulau-pulau terluar, distribusi logistik KPU Kotamobagu
dikejutkan dengan perubahan cuaca yang cepat dan ekstrem.
Berdasarkan cerita Ketua KPU Kotamobagu Iwan Manoppo,
mereka mulai melakukan penyaluran logistik ke TPS pada H-1.
20 armada truk dilibatkan. Proses distribusi dari kantor KPU
Kotamobagu sampai di TPS dimulai pada pagi hari. Estimasi
waktu, proses distribusi bisa selesai pukul 18.00 wita. Apalagi
saat pagi cuaca sangatlah cerah. Sinar matahari cukup terik.
Tapi semua berubah menjelang sore. Cuaca berubah
menjadi mendung dan tidak lama kemudian turun hujan
yang sangat deras disertai dengan angin kencang. Meskipun
cuaca yang buruk, tim tetap harus menjalankan proses
distribusi ini sambil memantau keadaan tim yang lain
yang sedang mengantarkan logistik ke tempat yang sudah
dibagi per wilayah. Karena hujan dan bahkan badai yang
menerpa wilayah Bolaang Mongondow Raya khususnya Kota
Kotamobagu, muncul informasi bahwa ada beberapa TPS
yang sudah berdiri roboh.
Muncul juga informasi bahwa ada logistik yang terkena air
hujan. Ini kabar yang benar-benar membuat KPU Kotamobagu
luar biasa cemas. Sangat beralasan karena kotak suara yang
terbuat dari kartun duplex, di dalamnya terdapat logistik
lainnya seperti surat suara dan beberapa jenis formulir. Apabila
149
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 149
keselamatan warga negaranya.
Hal yang paling penting dalam
pendistribusian perlengkapan
Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Wali Kota dan
Wakil Wali Kota dalam Kondisi
Bencana Nonalam Corona Virus Proses Pemusnahan
Disease 2019 (COVID-19), yaitu Surat Suara Tidak Terpakai
pendistribusian dilaksanakan dengan oleh KPU Boltim
memperhatikan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak
Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2020.
Sejak tahapan perencanaan distribusi, penyelenggara
sudah harus menyusun strategi pendistribusian di tengah
masa pandemic. Misalnya dalam menentukan daerah prioritas
distribusi, perlu dijadikan pertimbangan status daerah
tujuan. Penentuan status daerah tujuan Pendistribusian
Perlengkapan Pemilihan dalam kondisi bencana nonalam
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan melakukan
koordinasi dengan perangkat daerah yang menangani urusan
di bidang kesehatan atau tim dari Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di daerah
masing-masing. (*)
151
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 151
Menyangkut pertanyaan kepada responden tentang logistik
belum dibicarakan dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan
oleh KPU, maka 144 responden mengungkapkan tanggapan
berjumlah 59,7 % tidak setuju bahwa hal tersebut belum
dibicarakan. Artinya bahwa logistik merupakan bagian yang
telah dibicarakan oleh penyelenggara pemilu tahun 2020.
Gambar .....
Jawaban Responden Tentang Pembicaraan Logistik
153
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 153
Gambar ....
Penerapan Sistem Berbasis Elektronik
155
Pengelolaan Logistik di Masa Pandemi 155
Menyangkut pertanyaan bahwa pemerintah daerah belum
berperan secara aktif dalam pemilu yang berkualitas sebagian
besar responden atau 14,3% menyatakan tidak setuju mereka
memastikan bahwa pemerintah telah berperan secara
aktif dalam mendukung pemilu yang berkualitas walaupun
ada 9,7% responden yang menyatakan bahwa memang
pemerintah belum mendukung secara aktif pelaksanaan
pemilu yang berkualitas.
Gambar ...
Dukungan Pemerintah Dalam Pemilu
157
Azizah, Nur., Ariyani., Rina dan Susilo, Eko Budi, Modul Pem-
belajaran Manajemen Logistik Pemilu Kurikulum Program S2
Konsentrasi Tata Kelola Pemilu, Konsorsium Pendidikan Tinggi
Tata Kelola Pemilu Indonesia.
Asfar, M. (1996). Beberapa Pendekatan dalam Memahami
Perilaku Pemilih,. Jurnal Ilmu Politik.
Asshidiqie, J. (2009). Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar De-
mokrasi. Serpihan Pemikiran Hukum, Media Dan HAM.
Aswandi, B., & Roisah, K. (2019). Negara Hukum Dan De-
mokrasi Pancasila Dalam Kaitannya Dengan Hak Asasi Manusia
(Ham). Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia. https://doi.
org/10.14710/jphi.v1i1.128-145
Azed, A. B. (2017). Sistem Pemilu di Indonesia. Jurnal Hukum
& Pembangunan. https://doi.org/10.21143/jhp.vol17.no2.1304
Bowersox, Donald J. Closs, David J. Cooper, M. Bixby. 2002,
Supply Chain Logistic Management, Newyork: Brent Gordon.
Bappenas. (2017). Ringkasan Metadata Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Tpb)/ Indikator Sustainable Development Goals
(Sdgs) Indonesia. In Kementerian PPN / Bappenas.
Bookchin, M. (2018). Krisis Gerakan Ekologi. Anarkis.Org.
Budi, H. S., & Saragih, B. R. (2020). IPR, Subsidy, and Compe-
tition Policy: Potential Disharmony on Economic Regulations.
https://doi.org/10.2991/aebmr.k.200321.008
Canterbury, E., Duraiappah, A. K., Naeem, S., Agardy, T., Ash,
N. J., Cooper, H. D., Díaz, S., Faith, D. P., Mace, G., McNeely, J. a.,
Mooney, H. a., Alfred A. Oteng-Yeboah, Henrique Miguel Pereira,
Polasky, S., Prip, C., Reid, W. V., Samper, C., Schei, P. J., Scholes,