You are on page 1of 92

ANALISIS REAKSI PASAR

AKIBAT PERISTIWA PENGAMPUNAN PAJAK


(Studi Peristiwa pada Saham Syariah Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Tercatat di ISSI)

Oleh:

EVI RAHMAWATI
NIRM: 081.20.0191.17

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ekonomi Syariah

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) AL-ISHLAH CIREBON
CIREBON
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

“ANALISIS REAKSI PASAR AKIBAT PERISTIWA


PENGAMPUNAN PAJAK (Studi Peristiwa pada Saham
Syariah Sektor Industri Barang Konsumsi yang Tercatat
di ISSI)”

Yang disusun oleh:


Nama : Evi Rahmawati
NIRM : 081.20.0191.17
Program Studi : Ekonomi Syariah

Disetujui untuk digunakan dalam ujian skripsi.

Cirebon, 23 Juni 2021


Pembimbing

(Agus Hasanuddin, S.T., ME.Sy)

LEMBAR PENGESAHAN

i
Skripsi dengan judul :

“ANALISIS REAKSI PASAR AKIBAT PERISTIWA


PENGAMPUNAN PAJAK (Studi Peristiwa pada Saham
Syariah Sektor Industri Barang Konsumsi yang Tercatat
di ISSI)”

Yang disusun oleh:


Nama : Evi Rahmawati
NIRM : 081.20.0191.17
Program Studi : Ekonomi Syariah

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada Tanggal 15 Bulan Juli Tahun
2021 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Susunan Dewan Penguji :


1. Ika Rarawahyuni M.Si (…………………………)

2. Agus Hasanuddin, S.T., ME.Sy (…………………………)

Cirebon, 27 Agustus 2021


Ketua STEI Al-Ishlah Cirebon

(Dr. H. Achmad Kholiq, MA)


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana, baik di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Al-Ishlah Maupun di
perguruan tinggi lain.

ii
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.

Cirebon, 27 Agustus 2021


Yang membuat pernyataan,

MATERAI

Evi Rahmawati
NIRM 081.20.0191.17

MOTTO

Tidak masalah jika orang lain memandangku seperti apa


Yang terpenting bagaimana diriku memandang potensi diriku

iii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk


Program Studi Ekonomi Syariah STEI Al-Ishlah Cirebon
Serta untuk orang-orang terdekat saya yang tak hentinya memberikan perhatian,
waktu dan materi dalam mewujudkan impian untuk memperoleh gelar sarjana.
Terimakasih untuk kedua orang tua saya yang rela berkorban dan berhasil
memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya.

RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Evi Rahmawati
Tempat dan Tanggal Lahir : Cirebon, 22 April 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Bobos Blok II Rt. 04 Rw. 03
Kec. Dukupuntang Kab. Cirebon
Nomor HP : 088 802 019 565
E-mail : evirahmasukses18@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL


2003-2005 : TK Baiturrahman Bobos
2005-2011 : SDN 2 Bobos
2011-2014 : MTS Al-Ishlah Bobos
2014-2017 : SMK Karya Nasional Majalengka
2017-2021 : STEI Al-Ishlah Cirebon

iv
ABSTRAK

EVI RAHMAWATI, “ANALISIS REAKSI PASAR AKIBAT PERISTIWA


PENGAMPUNAN PAJAK (Studi Peristiwa pada Saham Syariah Sektor Industri
Barang Konsumsi yang Tercatat di ISSI)”. Dibimbing oleh Agus Hasanuddin,
S.T., ME.Sy

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan


abnormal return dan trading volume acyivity sebelum dan setelah peristiwa
pengampunan pajak periode III pada saham syariah sektor industri barang
konsumsi yang tercatat di ISSI dan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan
pengeluaran pajak yang dikeluarkan oleh 27 perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang tercatat di ISSI serta apakah terjadi peningkatan pendapatan
negara dari pajak. Jenis penelitian yang digunakan adalah event study dengan
pendekatan kuantitatif komparatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan purposive sampling sehingga diperoleh 27 perusahaan sektor
industri barang konsumi yang tercatat di ISSI. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah
terdapat perbedaan abnormal return signifikan positif dan terdapat perbedaan
trading volume activity signifikan negatif sebelum dan setelah peristiwa
pengampunan pajak periode III pada saham syariah sektor industri barang
konsumsi yang tercatat di ISSI, artinya pasar bereaksi terhadap peristiwa tersebut.
Serta terjadi peningkatan pengeluaran pajak yang dikeluarkan oleh 27 perusahaan
sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI dan terjadi peningkatan
pendapatan negara dari pajak tahun 2015-2017.

Kata Kunci: abnormal return, pajak, tax amnesty, trading volume activity

ABSTRACK

EVI RAHMAWATI, “The Analysis of the Effect of Tax Amnesty Event on


Market‟s Reaction (Study Case in the Consumer Goods Industry Sharia Stock
that
Registered in ISSI)”. Guided by Agus Hasanuddin, S.T., ME.Sy

The purpose of this research to know wheter both abnormal return and
trading volume of consumer goods industry sharia stock that registered in ISSI
activity have affected by the third tax amnesty event, to know wheter are there any
enhancement of the tax expenses that occurred by 27 companies in consumer
goods industry that registered in ISSI, and is there any enhancement that occuued
v
to national tax income. Research‟s method used in this circumstance was event
study with comparative quantitative approach. Sampling technique used in this
research was purposive sampling hence resulted 27 companies in consumer
goods industry that registered in ISSI. The research used Wilcoxon signed rank
test. The result of this research are positive significant difference on abnormal
return and negative significant difference on trading volume activity before and
after the third tax amnesty event in the consumer goods industry sharia stock that
registered in ISSI, which mean the market was reacted to the event, there are
enhancement of the tax expenses that occurred by 27 companies in consumer
goods industry that registered in ISSI, and there is enhancement that occurred to
national tax income during 2015-2017 periods.

Keywords: abnormal return, tax, tax amnesty, trading volume activity

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah


SWT, yang dengan rahmat-Nya telah memberikan kekuatan serta keteguhan hati
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Reaksi
Pasar Akibat Peristiwa Pengampunan Pajak (Studi Peristiwa pada Saham
Syariah Sektor Industri Barang Konsumsi yang Tercatat di ISSI)”.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis juga ingin mengungkapkan rasa
terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Achmad Kholiq, M.A Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
(STEI) Al-Ishlah Cirebon.

vi
2. Bapak Nono Hartono, S.Pi, M.Si Wakil Ketua I Bidang Akademik.
3. Bapak Agus Hasanuddin, S.T., ME.Sy Wakil Ketua II Bidang Sarjana dan
Prasarana dan dosen pembimbing yang telah memberikan masukan,
membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi sehingga
terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Aep Syaripuddin, S.Si., MT Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan.
5. Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Bapak Ahmad Dahlan, M.A beserta
staff dan jajarannya yang telah memberikan motivasi dan arahan.
6. Ibu Yayah Rokayah, bapak Udin, kakakku (Ai Nurfatimah dan Agung
Jamiludin), adikku Risna Selviana dan ponakanku Muhammad Farel Septian
Nugraha terimakasih atas segala do’a, dukungan, perhatian serta motivasi
selama pengerjaan skripsi ini.
7. Kepada seluruh dosen-dosen serta staff manajemen STEI Al-Ishlah Cirebon
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama ini.
8. Ogi Arfian yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa semenjak
masa perkuliahan semester 1 sampai dengan penyusunan skripsi ini selesai
dengan baik.
9. Sahabat terdekat Delia Rahmah, Sri Lestari, Mega Rahmawati yang telah
menemani dan memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini
serta teman-teman angkatan tahun 2017 STEI yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih atas kebersamaan dan perjuangan selama ini.

Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini memiliki keterbatasan ilmiah, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan menjadi bekal berharga
bagi penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkan apa
yang tergantung didalamnya.

Cirebon, 15 Juli 2021

Evi Rahmawati
081.20.0191.17

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iii
MOTTO .. ......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................. 6
BAB II TELAAH PUSTAKA .......................................................................... 7
2.1 Telaah Teori .................................................................................................. 7
2.1.1 Signaling Theory .................................................................................. 7
2.1.2 Investasi ............................................................................................... 7
2.1.2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Investasi ........................................ 7
2.1.2.2 Dasar Hukum Investasi dalam Islam ........................................ 10
2.1.2.3 Prinsip Syariah dalam Investasi ................................................ 15
2.1.2.4 Akad-Akad Syariah dalam Investasi ......................................... 18
2.1.3 Teori Pasar Modal Efisien .................................................................. 20
2.1.4 Pasar Modal Syariah .......................................................................... 20
2.1.4.1 Pengertian Pasar Modal............................................................. 20
2.1.4.2 Pasar Modal Syariah ................................................................. 21
2.1.4.3 Fungsi Pasar Modal Syariah ..................................................... 24
2.1.4.4 Karakteristik Pasar Modal Syariah............................................ 25
2.1.5 Instrumen Pasar Modal Syariah di Indonesia..................................... 26
2.1.6 Tax Amnesty ....................................................................................... 28
2.1.7 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ............................................. 29
2.1.8 Industri Barang Konsumsi ................................................................. 30

viii
2.1.9 Return dan Abnormal Return ............................................................. 30
2.1.10 Trading Volume Activity .................................................................. 34
2.2 Telaah Penelitian Sebelumnya .................................................................... 34
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 36
2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 38
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 38
3.2 Jenis dan Sumber Data Sekunder ................................................................ 38
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................... 39
3.3.1 Populasi .............................................................................................. 39
3.3.2 Sampel ................................................................................................ 39
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel.............................................................. 40
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasioanal ........................................... 41
3.5 Metode Analisis Data .................................................................................. 42
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 42
3.5.2 Uji Normalitas (Shapiro-Wilk) ........................................................... 43
3.5.3 Uji Wilcoxon Signed Ranked Test ...................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 44
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 44
4.2 Analisis Hasil Penelitian ............................................................................. 47
4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif .................................................................... 47
4.2.2 Hasil Uji Normalitas (Shapiro Wilk) .................................................. 48
4.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................. 49
4.3 Pengeluaran pajak 27 Perusahaan Sampel dan Realisasi Pajak Tahun 2015-
2017…… .................................................................................................... 52
4.4 Pembahasan ................................................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 63
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 63
5.2 Saran……. ................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65
LAMPIRAN ..................................................................................................... 69

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pencapaian Tax Amnesty Indonesia Per 31 Maret 2017 ................... 3
Tabel 1.2 Kenaikan HISG ................................................................................. 4
Tabel 2.1 Tarif Pajak ....................................................................................... 29
Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya .................................................................... 34
Tabel 3.1 Perusahaan Industri Barang Konsumsi di ISSI Periode Desember
2016-Maret 2017 ............................................................................ 40
Tabel 4.1 AAR Sebelum-Setelah Peristiwa Pengampunan Periode III .......... 45
Tabel 4.2 ATVA Sebelum-Setelah Peristiwa Pengampunan Pajak Periode
III .................................................................................................... 46
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif ................................................................. 47
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas (Shapiro Wilk) ............................................... 48
Tabel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranked Test Abnormal Return............. 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranked Test Trading Volume Activity . 51
Tabel 4.7 Pengeluaran Pajak Tahun 2015-2016 oleh 27 Perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi yang Tercatat di ISSI ........................... 52
Tabel 4.8 Pengeluaran Pajak Tahun 2016-2017 oleh 27 Perusahaan Sektor
x
Industri Barang Konsumsi yang Tercatat di ISSI ........................... 55
Tabel 4.9 Pengeluaran Pajak Tahun 2015-2017 oleh 27 Perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi yang Tercatat di ISSI ........................... 58
Tabel 4.10 Realisasi Perpajakan Tahun 2015-2017 ........................................ 59
Tabel 4.11 Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan
Setelah Peristiwa Pengampunan Pajak Periode III ........................... 5

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ......................................................... 36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan ......................................................................... 69


Lampiran 2 Perhitungan AR dan TVA ........................................................... 70
Lampiran 2 Perhitungan AR dan TVA ........................................................... 79
Lampiran 3 Hasil Uji Shapiro Wilk ................................................................ 82

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal sangat penting bagi kegiatan ekonomi di suatu negara sehingga
bermanfaat bagi investasi bisnis dan cara perusahaan mendapatkan modal dari
para penanam modal. Modal-modal yang diperoleh bisa dipakai untuk
meningkatkan bisnis serta memudahkan para penanam modal berinvestasi di
berbagai instrumen pasar modal seperti pada obigasi (surat utang), reksa dana,
saham dan lain sebagainya. Sehingga para penanam modal dapat memilih di
instrumen mana mereka akan menanamkan modalnya dengan pertimbangan
mereka masing-masing (IDX, 2018). Keberadaan pasar modal dapat mendorong
perekonomian negara kearah yang lebih baik dengan waktu yang sangat cepat,
karena perusahaan tidak harus menunggu modal dari aktivitas perusahaan tetapi
bisa langsung memanfaatkan dana yang penanam modal berikan lewat kegiatan
investasi (Al Arif, 2015).

Pasar modal itu sendiri adalah sarana jual beli surat berharga atau biasa
disebut efek, dengan sasaran utamanya yaitu mencari laba yang menguntungkan
keduanya (penjual dan pembeli) dari surat-surat berharga yang menjadi objek jual
beli tersebut (Burhanuddin S, 2009). Dalam pasar modal syariah, aktivitas serta
efek yang menjadi objek jual beli harus mengikuti prinsip-prinsip syariah. Baik itu
dalam akad, cara penerbitan efek, dan juga cara mengelola perusahaan.
Prinsipprinsip tersebut ditetapkan oleh DSN-MUI dalam Fatwa DSN-MUI Nomor
40/DSN-MUI/X/2002 mengenai Pasar Modal serta Pedoman Umum
diterapkannya Prinsip Syariah dalam Pasar Modal (Al Arif, 2015). Mardani
menyebutkan agar tidak boleh adanya transaksi yang bertentangan dengan syariat
seperti: tadlis, taghrir, ihtikar, riba, dan masysir (Dr Mardani, 2015). Maka
kegiatan dalam pasar modal syariah tidak hanya mementingkan hubungannya
dengan sesama manusia, tetapi juga hubungannya dengan Allah Swt dilihat dari
kegiatannya yang mengedepankan prinsip-prinsip syariah salah satunya pada
instrumen pasar modal syariah yaitu saham. Pada perusahaan dipasar modal
syariah, kegiatan usahanya harus sesuai dengan prinsip syariah. Saham yang
2

diperjualbelikan mesti terbebas dari unsur judi, tidak melakukan riba, tidak
melakukan jual beli barang haram, serta menghindari usaha dengan barang dan
jasa yang tidak bermanfaat (Kamil & Fauzan, 2007).

Sebagai instrumen ekonomi, pasar modal dapat dipengaruhi oleh berbagai


peristiwa yang berisi informasi bagi para investor. Informasi tersebut diperlukan
untuk mengukur kinerja emiten yang memudahkan investor dalam menilai
expected return yang diharapkan serta risiko atas modal yang diinvestasikannya
jika dalam informasi itu terdapat nilai relevansi. Jika informasi tersebut berarti
bagi investor maka investor akan secara cepat bereaksi pada pasar modal efisien
(Sanjiwani & Jati, 2017). Seperti yang dikatakan oleh Suryawijaya dan Setiawan
bahwa setiap peristiwa yang terjadi akan mempengaruhi naik turunnya saham di
bursa saham (Suryawijaya & Setiawan, 1998). Salah satu peristiwa yang
didalamnya terdapat informasi serta menjadi perhatian investor yaitu dengan
diberlakukannya kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty).

Menurut Undang-Undang No.11 Tahun 2016 mengenai Pengampunan


Pajak bahwa tax amnesty merupakan dihapuskannya pajak terutang, tidak
mendapatkan denda administrasi perpajakan serta hukuman pidana melalui cara
mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini. Harapan ditetapkannya kebijakan ini adalah wajib pajak
menjadi taat membayar pajak di waktu mendatang (Hutagaol, 2007). Kebijakan
pengampunan pajak diberlakukan di tahun 2016 dengan penyampaian
permohonan tax amnesty berupa penyampaian surat pernyataan harta diseratai
lampirannya sebanyak tiga kali terhitung sejak diberlakukannya Undang-Undang
Pengampunan Pajak sampai dengan tanggal 31 Maret 2017. Periode tersebut yaitu
Periode I: sejak diundangkan Undang-Undang Pengampunan Pajak s.d 30
September 2016, Periode II: 1 Oktober 2016 s.d 30 September 2016, Periode III: 1
Januari 2017 s.d 31 Maret 2017. (KEMENKEU, 2016)
Kebijakan tax amnesty bermula saat perekonomian Indonesia menurun di tahun
2015 dengan harapan perekonimian kembali membaik di tahun berikutnya.
Pemerintah berharap bidang perpajakan dapat menyumbangkan pendapatannya ke
negara. Berikut merupakan pencapaian tax amnesty Indonesia per 31 Maret 2017:
3

Tabel 1.1 Pencapaian Tax Amnesty Indonesia Per 31 Maret 2017


Program Pengampunan Pajak Target Realisasi
Uang Tebusan Rp165 triliun Rp135 triliun 81,81%
Deklarasi Harta Rp4.000 triliun Rp4.707 triliun 117,675%
Penarikan Dana dari Luar Negeri Rp1.000 triliun Rp147 triliun 14,7%
Sumber: (Online Pajak, 2018)

Pemerintah menargetkan tax amnesty yaitu sebesar Rp4.000 triliun untuk


deklarasi harta, Rp1.000 triliun untuk penarikan dana dari luar negeri dan Rp165
triliun untuk uang tebusan. Dari target yang ditetapkan pemerintah berhasil
mencapai target deklarasi harta sebesar Rp4.707 triliun yang artinya melebihi
Rp4.000 triliun. Sedangkan uang tebusan dan penarikan harta dari luar negeri
tidak mencapai target karena realisasi uang tebusan hanya terealisasi sebesar
Rp135 triliun dari target Rp165 triliun dan penarikan harta dari luar negeri hanya
terealisasi Rp147 triliun dari target Rp1.000 triliun. Artinya, tax amnesty dari sisi
deklarasi harta berhasil mencapai target dan penarikan harta dari mancanegara
dianggap tidak berhasil karena hanya mencapai 15%. Penerimaan uang tebusan
terealiasi sebesar Rp135 triliun, di Indonesia merupakan pendapatan paling besar
diantara negara lain yang telah mengikuti tax amnesty. (Ispriyarso, 2019)

Disamping menguntungkan pemerintah, kebijakan tax amnesty ini


menguntungkan pasar saham Indonesia salah satunya pada saham sektor industri
barang konsumsi. Karena diestimasi akan masuknya dana secara besar dari
mancanegara ke Indonesia dari kebijakan ini. Dengan begitu ekonomi Indonesia
yang melemah perlahan-lahan bisa membaik salah satunya melalui pasar saham.
Pertumbuhan pasar saham tersebut dapat ditentukan dari kenaikan IHSG setelah
diberlakukannya tax amnesty (Wulandari , Wahyuni, & Sujana, 2017). Berikut
merupakan data menguatnya IHSG:

Tabel 1.2 Kenaikan IHSG


Date Close
23 Desember 2016 5.027,70
27 Desember 2016 5.102,95
28 Desember 2016 5.209,44
29 Desember 2016 5.302,57
30 Desember 2016 5.296,71
4

03 Januari 2017 5.275,97


04 Januari 2017 5.301,18
05 Januari 2017 5.325,50
06 Januari 2017 5.347,02
09 Januari 2017 5.316,36
Sumber: (Yahoo Finance, 2016-2017)

Menguatnya IHSG yang diakibatkan oleh kebijakan tax amnesty dapat


berpengaruh kepada abnormal return. Dikarenakan abnormal return merupakan
kelebihan return sesungguhnya yang terjadi terhadap return normal, dimana
return sesungguhnya tersebut didapatkan dari pertumbuhan IHSG (Hartono J. ,
Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Edisi Kesepuluh, 2015). Return normal
didapatkan dari investasi-investasi yang biasa terjadi di waktu yang normal.
Sedangkan abnormal return terjadi akibat adanya informasi atau peristiwa baru
yang berpengaruh kepada nilai perusahaan dimana investor akan menunjukkan
reaksi terhadap informasi atau peristiwa yang akan mengakibatkan harga saham
bergerak naik maupun turun (Suryadi, 2017). Khoiruddin & Faizati, 2014
berpendapat bahwa terjadinya abnormal return yaitu pada saat return tidak
normal didapatkan oleh investor dikarenakan investor cepat memperoleh dan
mengelola informasi, setelah itu investor memberikan keputusan dalam
berinvestasi dipasar modal (Khoiruddin & Faizati, 2014).

Pada saat investor menganalisis informasi dapat berpengaruh kepada


berubahnya trading volume activity sehingga dapat menimbulkan reaksi pasar
(Nurmalasari & Yulianto, 2015). Informasi tersebut merupakan analisis
fundamental dalam menilai harga saham di dalam suatu perusahaan, hal tersebut
dapat membuat trading volume activity dalam pasar modal bergerak
(Cahyaningdyah & Witiastuti, 2010). Trading volume activity biasa dipakai untuk
mengetahui besarnya transaksi perdagangan saham di pasar modal (Khoiruddin &
Faizati, 2014). Melihat latar belakang diatas, maka judul dari penelitian ini adalah:
“Analisis Reaksi Pasar Akibat Peristiwa Pengampunan Pajak (Studi
Peristiwa Pada Saham Syariah Sektor Industri Barang Konsumsi Yang
Tercatat Di ISSI)“.
5

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan abnormal return baik sebelum dan setelah peristiwa
pengampunan pajak periode III pada saham syariah sektor industri barang
konsumsi yang tercatat di ISSI?
2. Apakah ada perbedaan trading volume activity baik sebelum dan setelah
peristiwa pengampunan pajak periode III pada saham syariah sektor industri
barang konsumsi yang tercatat di ISSI?
3. Apakah terjadi peningkatan pengeluaran pajak pada perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang tercatat di ISSI pada tahun 2015-2017 dan apakah
terjadi peningkatan pendapatan negara dari pajak pada tahun 2015-2017?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengidentifikasi perbedaan abnormal return baik sebelum dan setelah


peristiwa pengampunan pajak periode III pada saham syariah sektor industri
barang konsumsi yang tercatat di ISSI.
2. Untuk mengidentifikasi perbedaan trading volume activity baik sebelum dan
setelah peristiwa pengampunan pajak periode III pada saham syariah sektor
industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI.
3. Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan pengeluaran pajak pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI pada tahun
2015-2017 dan apakah terjadi peningkatan pendapatan negara dari pajak pada
tahun 2015-2017.
1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui abnormal return dan trading volume activity baik sebelum
peristiwa pengampunan pajak periode III maupun setelah peristiwa
pengampunan pajak periode III pada saham syariah sektor industri barang
konsumsi yang tercatat di ISSI.
2. Diharapkan dapat dipakai untuk dasar atau perbandingan bagi
penelitianpenelitian selanjutnya.
3. Diharapkan penelitian ini berguna untuk investor yang ingin menanamkan
modalnya di ISSI khususnya pada sektor industri barang konsumsi.
6

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini tersedia dalam beberapa bab, dalam setiap bab terdapat sub bab
yaitu:

Bab I Pendahuluan, terdiri atas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,


Tujuan Masalah, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II Telaah Pustaka, terdiri atas Telaah Teori, Telaah Penelitian Sebelumnya,
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.

Bab III Metode Penelitian, terdiri atas Desain Penelitian, Jenis dan Sumber Data
Sekunder, Pupulasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Variabel
Penelitiam dan Definisi Operasional, Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
dan Metode Analisis Data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan, terdiri atas Gambaran Umum Objek Penelitian,
Analisis Hasil Penelitian, Pengeluaran Pajak 27 Perusahaan Sampel dan Realisasi
Pajak Tahun 2015-2017, Pembahasan

Bab V Kesimpulan dan Saran, terdiri atas Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

BAB II TELAAH
PUSTAKA

2.1 Telaah Teori

2.1.1 Signaling Theory

Menurut Jugiyanto (2009) pengumuman yang didalamnya terdapat


informasi dapat mempengaruhi investor dalam berinvestasi. Apabila informasi
tersebut bernilai positif artinya pasar bereaksi dan menerima pengumuman
tersebut. Ciri pasar yang bereaksi yaitu dengan berubahnya trading volume
activity. Setelah informasi yang diumumkan diterima para pelaku pasar, mereka
memilih untuk menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut.
Tujuannya adalah untuk menilai apakah informasi tersebut merupakan berita baik
atau buruk. Hasil analisis akan menghasilkan interpretasi pelaku pasar yang dapat
7

berpengaruh kepada permintaan serta penawaran investor (Hartono J. , Teori


Portofolio dan Analisis Investasi, 2009). Apabila informasi didapatkan
menimbulkan bad news, maka investor memilih untuk mengurangi pembelian dan
menambah penawaran di pasar yang mengakibatkan harga turun. Sedangkan
apabila informasi yang didapatkan menimbulkan good news maka investor
menambah pembelian dan menurunkan penawaran yang mengakibatkan harga
naik (Sharpe, Alexander, & Bailey, 2005).

2.1.2 Investasi

2.1.2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Investasi

Kata investasi berasal dari kata investment, dari kata dasar invest yang
berasal dari bahasa Inggris yang artinya menanam atau dalam bahasa Arab berarti
menjadikan berubah, bertambah jumlahnya dan berkembang (Antonio, 2007).
Menurut istilah arti dari investasi yaitu barang yang tidak bergerak, barang milik
perusahaan atau perorangan yang dimiliki. Harapannya yaitu untuk memperoleh
keuntungan atau pendapatan periodik dari hasil penjualan dan biasanya dikuasai
untuk waktu yang panjang (Rahmawan, 2005). Pengertian yang serupa
dikemukakan oleh Kasmir dan Jakfar, dimana investasi merupakan penanaman
modal di dalam kegiatan jangka panjang di berbagai bidang proyek atau bisnis
yang memerlukan dana yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (Kasmir &
Jakfar, 2015).

Berdasarkan perhitungan pendapatan nasional, definisi investasi yaitu


pengeluaran yang digunakan untuk membeli peralatan-peralatan, barang-barang
yang berkaitan dengan produksi dengan tujuan sebagai pengganti dan yang utama
yaitu menambah barang modal yang dipergunakan untuk produksi dimasa depan
baik itu barang atau jasa (Maharani, 2016). Pengeluaran investasi berupa
pembelian barang memiliki tujuan sebagai harapan untuk memperoleh
keuntungan. Keuntungan inilah yang menjadi harapan dan menjadi faktor utama di
dalam investasi (Sitompul, 2007)

Seperti yang dikemukakan oleh Sukirno, bahwa investasi memberikan


kemungkinan yang terus-menerus bagi masyarakat dalam meningkatkan
8

kesempatan kerja dan juga meningkatkan ekonomi serta peendapatan nasional dan
memakmurkan masyarakat. Berikut merupakan tiga fungsi dari pentingnya
kegiatan investasi yaitu sebagai berikut (Sukirno, 2003):

1. Investasi adalah komponen pengeluaran agregat, maka pada saat investasi


naik maka permintaan agregat, kesempatan kerja dan pendapatan nasional
akan meningkat.
2. Bertambahnya barang modal yang diakibatkan oleh investasi akan
berpengaruh kepada bertambahnya kapasitas produksi.
3. Investasi juga selalu beriringan dengan berkembangnya teknologi.

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa dalam kegiatan investasi terdapat manfaat
serta dampak yang sangat luas untuk perekonomian negara. Tetapi secara prinsip,
Islam telah memberikan batasan dan panduan tentang sektor apa saja yang
diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan untuk dimasuki investasi. Hal
tersebut dikarenakan investasi yang diakui oleh hukum positif, belum tentu diakui
pula oleh syariat islam. Oleh karena itu, agar investasi yang dijalankan sesuai
dengan prinsip syariah maka ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dan
diperhitungkan agar hasil yang diperoleh tidak bertentangan dengan syariat. Di
bawah ini adalah aspek-aspek dalam melakukan investasi berdasarkan perspektif
Islam (Chair, 2015):

1. Aspek finansial atau material. Maksudnya adalah investasi harus dapat


memberikan manfaat finansial yang dapat memberikan kemampuan
bersaing dibandingkan investasi lainnya.
2. Aspek Kehalalan. Makdusnya adalah investasi harus terbebas dari
prosedur yang haram atau subhat. Karena investasi yang haram dapat
membawa pelakunya kedalam perilaku darurah (destruktif) serta
membawa kepada kesesatan yang berdapampak kepada individu ataupun
sosial.
3. Aspek lingkungan dan sosial. Maksudnya adalah investasi seharusnya
memberikan kontribusi yang baik untuk masyarakat luas serta lingkungan
sekitar.
9

4. Aspek pengharapan Ridha Allah swt. Maksunya adalah setiap jenis


investasi yang dipilih adalah sebagai tujuan untuk mendapatkan Ridha
Allah swt.

Investasi terbagi dua, yang pertama yaitu direct investment (investasi langsung)
dimana investasi ini bergerak pada riil sector (sektor riil) pada pengeloaan bisnis
dan berwirausaha. Dan yang kedua yaitu indirect investment (investasi tidak
langsung) yang bergerak di sektor non rill contohnya deposito yang dilakukan di
perbankan syariah, investasi di pasar modal yang berbasis syariah, sukuk,
reksadana syariah, SBSN dan lain sebagainya. Untuk investasi langsung sangat
diperlukan keberanian dalam mengambil risiko, penuh perhitungan, berhati-hati
dan harus bersikap profesionalisme dalam mengelola usahanya. Sedangkan untuk
investasi tidak langsung juga memiliki risiko tetapi tidak sebesar risiko pada
investasi langsung, walaupun demikian pada investasi tidak langsung juga perlu
adanya perhitungan serta strategi agar tidak terjadi kerugian (Pardiansyah, 2017).
2.1.2.2 Dasar Hukum Investasi dalam Islam

Sebagai agama yang mendukung kegiatan investasi, Islam mengajarkan


agar harta atau sumber daya yang ada harus diproduktifkan sehingga bermanfaat
bagi umat dan tidak boleh jika hanya disimpan saja (Hidayat, 2011). Hal tersebut
sesuai dengan firman Allah swt :

“supaya harta itu tidak beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kalian”. (QS. al-Hasyr [59]: 7)

Oleh karena itu, dasar dari segala aktivitas ekonomi salah satunya investasi
yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain itu, investasi adalah salah satu bagian dari
muamalah maliyah yang menjadi patokan manusia sebagaimana diatur dalam fikih
muamalah, yaitu “segala jenis mualamalah termasuk aktivitas ekonomi pada
dasarnya adalah boleh kecuali jika ada dalil yang melarangnya atau
mengharamkannya.” (Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000)

1. Investasi Menurut Al-Qur’an

a. QS. Al-Baqarah [2]: 261


10

ْ ۢ
َ ْ َ‫ك َر َِم َحبَّ ٍة اَْب‬ ٰ ‫ب ِم‬
ًَ ِّ‫هالل‬ ُْ ِ‫انز ٍَ َُ ُْف‬
‫ف ٍْ ُك ِّم‬ َُ ‫ص ْب َع‬
ِ ‫ص َابِ َم‬ َ ‫حث‬ ُِ ْ ‫ص‬ ٍِ ‫قى ٌَ ايَْىَانهَُ ْى‬
َ ْ‫ف‬ ََِّ ْ ‫يَر َُم‬

ْۢ
‫ى‬
ٌ ْ ُِ‫ص ٌع َعه‬ ُّٰ ‫ف ًِن َ ٍْ َ ََّش ۤا ُء ۗ َو‬
ِ ‫هالل َوا‬ ُ ٰ َ ‫هالل‬
ُ ‫ض ِع‬ ُّٰ ‫صُ ْبهَُ ٍة يِّائةَُ َحبَّ ٍة ۗ َو‬

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan


hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada setiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 261)

Dalam QS. al-Baqarah [2]: 261 memberikan informasi kepada manusia


akan pentingnya melakukan investasi karena dalam ayat tersebut dijelaskan
sungguh sangat beruntung orang-orang yang hartanya dinafkahkan di jalan Allah
swt. Jika orang yang secara keuangan (financial) menginfakkan harta yang
dimilikinya untuk memberdayaan masyarakat miskin melalui kegiatan usaha
produktif, maka sungguh orang yang melakukannya itu telah menolong ratusan
ribu orang-orang yang kurang mampu menuju hidup yang lebih baik (Yuliana,
2010).

b. QS. An-Nisa [4]: 9

‫ض ٰعفا ً خَ افىُْا َعهَ ْ ِه ۖ ْْى فَ ْه َحقَّىُا هاللَّٰ َو ُْن‬


ِ ً‫رس َّة‬ ِ ‫انز ْ ٍَ ن َْى ج َش ُكىْا‬
َُِّ ‫ي ٍْ خَ ْهفِ ِه ْى‬ ََِّ ‫ش‬َ ‫َو ُْن َْخ‬
ً‫ص َِذ ْذا‬
َ ‫َقى نىُْا قىَْ ًل‬
ُْ
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
di belakang mereka keturunan yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa [4]:
9)

Dalam QS. An-Nisa [4]: 9 Allah swt memerintahkan manusia agar jangan
meninggalkan keturunan saat keeadaanya lemah, baik itu lemah materil maupun
lemah moril. Maka dari itu, dalam ayat ini Allah swt memerintahkan berinvestasi
11

untuk jangka yang relatif panjang guna meningkatkan kehidupan ekonomi yang
suatu saat nanti dapat diwariskan kepada keturunan sebagai pemenuh kehidupan
sampai keturunannya itu mampu mandiri dan berusaha sendiri (Pardiansyah,
2017).

c. QS. Yusuf [12]: 47-49

ۢ ْ
‫صْبهُِ ّٖٓ ا ًَِّل قَهُِ ْ ًل يًِّ َّا‬ ُّْ ‫ص ْذ‬
ٍِ ‫جى فَز َُس ُِْو‬
ُ ْ‫ف‬ ًَ ً ‫ص ُِ ُْ ٍَ داَبَ ۚا‬
َ ‫ف َا َح‬ ْ ‫قَا َل ج َْز َسع‬
َ ٌَ ‫ُى‬
ِ ‫ص ْب َع‬

ْ ْۢ
‫حى نهَُ ٍَّ ا ًَِّل قَهُِ ْ ًل يًِّ َّا‬
ُْ َّْ
‫ي‬ ‫ذ‬َ ‫ق‬ ‫ا‬َ ‫ي‬ ٍَ ْ
‫ه‬ ُ
‫ك‬ ‫َّأ‬َ ٌ
‫د‬ َ ‫ا‬‫ذ‬ ‫ش‬
ِ ‫ع‬
ٌ ْ
‫ب‬ ‫ص‬
َ َ‫ك‬ ٰ
ِ ِ ‫ي‬
‫ن‬‫ر‬ ‫ذ‬ ْ
‫ع‬ َ ‫ب‬ ٍْ ٍِ ْ َ ‫ى‬
ِ ‫أج‬ ُْ ‫جَأ ْ ُكه‬
ْ َُّ ‫ ذ‬٧٤ ٌَ ‫ى‬

ْۢ
٧٤ ٌَ ْ‫ص ُشو‬
ِ ‫ف ْ ِّ َ ْع‬ ُ ‫ف ْ ِّ َُغا ُخ‬
ُِ ‫ان اَّسُ َو‬ ُِ ‫ي ٍْ بَ ْع ِذ ٰرنِكَ عَا ٌو‬ َ َُّ ‫ ذ‬٧٤ ٌَ ُْ‫ص ى‬
ٍِ ْ ‫ى‬
ِ ْ ‫أج‬ ِ ُْ‫جح‬

“Yusuf berkata: supaya kalian bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana


biasa; maka apa yang kalian tuai hendaklah kalian biarkan di bulirnya kecuali
sedikit untuk kalian makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang
amat sulit, yang menghabiskan apa yang kalian simpan untuk menghadapinya
(tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kalian simpan. Kemudian
setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan
cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.”(QS. Yusuf [12]: 47-49)

Dalam QS. Yusuf [12]: 47-49 menjelaskan agar manusia dapat menyimpan
separuh harta yang dimilikinya sebagai sarana antisipasi jika ada kejadian yang tak
terduga di masa mendatang. Maksudnya adalah, manusia hanya dapat berencana
apa yang bisa terjadi di hari esok, tetapi kepastiannya adalah rahasia Allah swt.
Oleh karena itu, Nabi Yusuf as memerintahkan agar dapat menyimpan separuh
cadangan konsumsi untuk kemudian hari merupakan perilaku yang baik. Begitu
juga jika berinvestasi dari sisa konsumsi dan kebutuhan lainnya jauh lebih
bermanfaat dibandingkan dengan dana yang hanya disimpan atau ditabung saja.
(Pardiansyah, 2017)

d. QS. Al-Hasyr [59]: 18


12

‫ب‬ ْ ََّ‫ي ى ُ۟ا ٱجقَّى ُ۟ا ٱل ََّّل َو ْن َح ظُشْ َ ْفشٌ يَّا قَذي‬
ُِ ‫ث نِ َغ ٍذ ۖ ْ َوٱجقَّى ُ۟ا ٱل ََّّل ۚ ِإ ٌَّ ٱل ََّّل َ َخ‬ َ ‫ٱنز ٍََ َءا‬ ‫ا‬َُّ‫ََٰٖٓأ ه‬
ََِّ
ٌَ ‫ى‬
ُ ‫ب َا ج ًَْع َه‬ ْۢ
ًِ ٌ‫ش‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kalian kerjakan.” (QS Al-Hasyr [59]: 18)

Dalam QS. Al-Hasyr [59]: 18 Allah swt memerintahkan manusia agar


selalu berinvestasi yang berbentuk ibadah maupun yang berbentuk muamalah
maliyah yang bermanfaat untuk bekal diakhirat. Kegiatan investasi merupakan
kegiatan yang termasuk ke dalam muamalah maliyah, sehingga kegiatannya dapat
bernilai ibadah dan mengandung pahala apabila dilaksanakan dengan niat dan
sesuai dengan prinsip syariah (Pardiansyah, 2017).
e. QS. Luqman [31]: 34

ٌ‫س ٌْ َ ْفش‬
ِ ‫او َويَا ج َْذ‬ِ ۗ ‫ف الًْ َْس َح‬ ًِ ‫ى يَا‬ُ َ‫ى انضَّا َع ۚ ِة َُو َِّز ُل ا ْن َُغ ْ ۚ َد َو َْعه‬
ُ ‫ع ْ َِٗذ ِع ْه‬
ُِ َّٰ‫اِ ٌَّ هالل‬
ٌ‫ب ْش‬ ٌ ْ ُِ‫ْت اِ ٌَّ هاللَّٰ َعه‬
ُِ ‫ى َخ‬ ُ ۗ ‫ض َج ُى‬ٍ ‫شٌ بِا َ ٌِّ ا َْس‬ ْ ۢ ‫س ٌْ َ ْف‬ ۗ
ِ ‫ضبُ غَذاً َويَا ج َْذ‬ ِ ‫يَّاراَ ج َْك‬

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari


kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada
dalam rahim. dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti)
apa yang aka diusahakannya esok. Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui
di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS. Luqman [31]: 34)

Maksud dari QS. Luqman [31]: 34 adalah bahwa manusia tidak


mengetahui kepastian apa yang akan dilakukan dan diperolehnya di hari esok.
Tetapi manusia harus berusaha dan bertawakal yang disertai dengan doa. Cara
manusia dalam memanfaatkan hartanya yaitu melalui investasi yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Berdasarkan ayat-ayat yang telah dijelaskan di atas, maka
kesimpulannya adalah Islam menganggap investasi sebagai sesuatu hal yang
penting yang digunakan untuk langkah persiapan diri atau antisipasi bagi masa
13

depan. Seruan untuk berantisipasi mempersiapkan diri untuk masa depan


mengindikasikan jika segala hal seharusnya disiapkan dan diperhitungkan
sebaikbaiknya (Pardiansyah, 2017).

2. Investasi menurut Sunnah Nabi saw.

Nabi Muhammad saw mulai berdagang saat beliau berumur 12 tahun yaitu
pada saat mengikuti pamannya yang akan berdagang di Syiria (Antonio, 2007).
Saat muda Nabi Muhammad saw juga pernah memperoleh upah berbentuk unta
pada saat beliau mengelola perdagangan seorang investor (Afzalurrahman, 2000).
Sejak muda nabi saw sudah mahir dalam mengelola modal investor. Salah satu
investornya yaitu janda serta anak yatim dimana mereka tidak mampu untuk
mengelola hartanya sendiri. Mereka menyambut dengan baik orang-orang yang
ingin menjalankan bisnis dari modal yang dimililikinya berdasarkan kerjasama
yang berbasis mudharabah atau bagi hasil (Antonio, 2007)

Dalam berbisnis Nabi Muhammad saw selalu berbuat jujur, selalu


memegang janji dan selalu menjunjung tinggi sifat mulia yang lainnya hingga
beliau dijuluki sebagiai al-a‟min (orang yang terpercaya). Hingga semakin
banyak pemodal di Mekkah yang memberikan peluang bermitra dengan Nabi
Muhammad saw berdasarkan cara bagi hasil salah satunya yaitu Khadijah. Dimana
Khadijah sebagai pemilik modal (sahib al-mal) dan nabi saw sebagai pengelola
(mudarib) (Antonio 2007). Bahkan pada saat beliau belum menikah, beliau pernah
diangkat sebagai manajer perdangangan oleh Khadijah di Yaman dan pernah
memimpin ekspedisi ke Syiria serta Jorash di Yordania (Afzalurrahman, 2000).

Dengan begitu, cara berbisnis dan berdagang Nabi Muhammad saw yaitu
dengan cara menjalankan modal investor, baik menggunakan fee based (upah)
atau menggunakan profit sharing (bagi hasil) (Antonio, 2007). Profesi seperti ini
dijalankan nabi saw kurang lebih berjalan 25 tahun, dimana lebih lama
dibandingkan dengan masa kerasulannya yang hanya berlangsung selama 23 tahun
(Antonio, 2007). Berikut merupakan hadits nabi yang berkaitan dengan
perserikatan dan investasi, yaitu sebagai berikut:
14

“Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah berfirman: Aku
menjadi orang ketiga dari dua orang yang bersekutu selama salah seorang dari
mereka tidak berkhianat kepada temannya. Jika ada yang berkhianat, aku keluar
dari (persekutuan) mereka.”(HR. Abu Dawud dan dinilai shahih oleh al-Hakim).

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa investasi berada sejak zaman nabi


saw, bahkan Nabi Muhammad saw terjun langsung dalam berbisnis dan
berinvestasi. Beliau mencontohkan tata cara mengelola investasi yang benar
hingga memperoleh banyak keuntungan. Hal yang demikian tidak terlepas dari
beliau karena beliau berpengalaman sendiri sebagai seorang mudharib dan
pedagang. Nabi Muhammad sangat professional dalam praktik bisnisnya, beliau
ulet, tekun, dan jujur kepada investornya (Hidayat, 2011). Oleh karena itu,
kegiatan investasi dalam Islam diperbolehkan bahkan sangat dianjurkan karena
hasil dari berinvestasi memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

2.1.2.3 Prinsip Syariah dalam Investasi

Prinsip merupakan hal pokok yang digunakan sebagai kelengkapan sesuatu


(UII 2013), sedangkan asas merupakan dasar atau landasan sesuatu yang menjadi
pijakannya (Langgulung, 1992). Sedangkan yang di maksud dengan prinsip
syariah dalam berekonomi dan berbisnis salah satunya berinvestasi yaitu
berdasarkan fatwa DSN-MUI. DSN-MUI merupakan lembaga yang berwenang
menetapkan fatwa di dalam bidang syariah. Karena berinvestasi merupakan
muamalah maliyah, maka mestinya memahami terlebih dahulu asas-asas dari fiqih
muamalah. Asas dari fiqih muamalah adalah: (Basyir, 2000)

1. Segala muamalah pada dasarnya adalah boleh (mubah) kecuali jika ada
dalil dalamAl-Qur’an dan As-Sunnah yang mengharamkannya (Dzazuli.
A, 2006);
2. Dalam bermuamalah tidak boleh adanya paksaan, harus atas dasar suka
sama suka (Praja, 2004);
3. Dalam bermuamalah harus menghindari mudharat dan harus
mempertimbangkan manfaat bagi hidup masyarakat (Sahroni & Karim,
2016);
15

4. Harus adil dalam bermuamalah, menjauhi unsur penganiayaan dan unsur


yang membahayakan, serta menjauhi dalam mengambil kesempatan di
dalam kesempitan.
Selain itu, para investor harus memiliki pegangan dalam berinvestasi berupa
prinsip syariah (Aziz, 2010), yaitu sebagai berikut:
1. Mencari rezeki di sektor usaha yang halal, baik objek (zatnya), prosesnya
(cara perolehan, cara mengolah dan pendistribusian), serta
mempergunakannya untuk hal yang halal.
2. La tazlimun wa la tuzlamun (tidak berbuat zalim dan tidak di zalimi).
3. Adil dalam pembagian porsi pendapatan.
4. Transaksi harus „an-taradin atau didadasari atas dasar suka sama suka,
tidak adanya paksaan.
5. Tidak mengadung unsur riba, judi (maysir), ketidakjelasan (gharar),
menipu (tadlis), madharat atau rusak (darar) serta tidak adanya unsur
kemaksiatan.

Berdasarkan uraian, dapat dipastikan bahwa Islam begitu menganjurkan untuk


berinvestasi tetapi tidak seluruh bidang usaha boleh dilakukan. Dalam Islam, jika
bidang usahanya halal maka diperbolehkan tetapi jika bidang usahanya haram
maka tidak diperbolehnkan. Hal ini bertujuan agar manusia dapat mengendalikan
kegiatan yang dapat membahayakan masyarakat. Sebagai contoh, apabila
melakukan transaksi di dalam bursa efek maka harus atas dasar saling menyukai,
harus jelas serta transparan, informasi di berbagai pihak mestinya seimbang, tidak
adanya paksaan, tidak ada yang berbuat zalim dan tidak ada yang dizalimi, tidak
ada riba, maysir (judi), dan tidak dibenarkan jika terdapat insider trading (Aziz,
2010). Ini adalah hal-hal yang harus dipatuhi investor agar memperoleh berkah
dari berinvestasi yang sesuai dengan syariah karena bermanfaat bagi banyak orang
sehinga mendapatkan kesejahteraan di dunia maupun di akhirat.

Prinsip di atas bersumber dari sumber utama yaitu Al-Qur’an dan


Assunnah. Kemudian para ulama mengkolaborasikan agar dapat dimengerti dan
mudah diimplementasikan dalam berekonomi dan berbisnis. Prinsip syariah di
Indonesia, diatur oleh lembaga yang legal dalam mengeluarkan fatwa yang
berkaitan dengan ekonomi serta bisnis yaitu DSN-MUI (Dewan Syariah
16

NasionalMajelis Ulama Indonesia). Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis


Ulama Indonesia mengatur berbagai transaksi seperti transaksi keuangan dan
bisnis yang didalamnya juga termasuk investasi, transaksi ekonomi agar sesuai
berdasarkan koridor syariah. DSN-MUI mengatur tentang bagaimana cara
memilih investasi yang tidak di larang oleh syariah dan tidak menentang prinsip
syariah. Hal tersebut di atur dalam fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) Nomor 80/DSN-MUI/111/2011, yaitu sebagai berikut:
(Pardiansyah, 2017)

1. Maysir, adalah seluruh kegiatan yang didalamnya terdapat unsur perjudian


dimana pihak pemenang mengambil hasil dari taruhannya.
2. Gharar, adalah segala hal yang tidak pasti dalam akad, baik berupa
kuantitas objek, kualitas objek akad dalam hal penyerahannya.
3. Riba, adalah sesuatu tambahan al-amwal al-ribawiyyah atau menukarkan
barang ribawi dan memberikan tambahan atas utang pokok dengan
tambahan secara mutlak.
4. Batil, adalah cara jual beli dimana rukun serta akadnya tidak sesuai dan
dibenarkan oleh syariat.
5. Bay‟i ma‟dum, adalah jual beli barang dimana barang yang dijual atau
dibeli tersebut belum dimiliki.
6. Ikhtikar, adalah kegiatan menimbun barang pokok atau barang yang
menjadi kebutuhan masyarakat yang bertujuan untuk dijual pada saat
harga naik.
7. Taghrir, adalah cara untuk memberi pengaruh kepada orang lain, baik
berupa ucapan atau tindakan yang didalamnya terdapat kebohongan agar
terdorong untuk bertransaksi.
8. Ghabn, adalah dua barang yang ditukarkan di dalam 1 akad baik kualitas
atau kuantitasnya tidak seimbang.
9. Talaqqi al-rukban, adalah bagian daripada ghabn yaitu jual beli barang
dimana harga barang tersebut lebih rendah dari harga pasar yang
diakibatkan oleh penjual yang tidak tahu harga tersebut.
10. Tadlis, adalah penjual menyembunyikan kecatatan atau kerusakan objek
akad untuk membohongi pembeli seakan-akan objek tersebut tidak rusak.
17

11. Ghishsh, adalah bagian daripada tadlis yaitu penjual menyembunyikan


kecacatam dan hanya menjelaskan keistimewaan dari objek akad tersebut.
12. Tanajush atau Najsh, adalah perbuatan dimana seolah-olah barang tersebut
banyak diminati pembeli yaitu dengan tindakan menawar barang dagangan
dengan harga yang lebih tinggi oleh pihak yang tidak akan membelinya.
13. Dharar, adalah perbuatan yang berbahaya dan merugikan pihak lain.
14. Rishwah, adalah perbuatan seseorang dimana menjadikan sesuatu yang
bathil sebagai kebenaran yaitu mengambil yang bukan miliknya atau
haknya.
15. Maksiat & zalim, adalah segala perilaku yang merugikan, menghalangi
dan mengambil yang bukan haknya yang dilarang oleh syariah sehingga
dianggap sebagai penganiayaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa kegiatan bermuamalah salah


satunya investasi dengan jenis apapun maka boleh dilakukan selama memenuhi
unsur-unsur yang dibenarkan syariah dan menjauhi larangan seperti yang telah
dipaparkan di atas. Dasar dari berekonomi, berbisnis dan berinvestasi adalah
melakukan kreatifitas yang dibingkai oleh prinsip syariah. Sehingga tujuan dari
berekonomi, berbisnis dan berinvestasi yaitu mencapai falah (kemuliaan hidup) di
dunia serta akhirat (Pardiansyah, 2017).

2.1.2.4 Akad-akad Syariah dalam Investasi

Dalam fiqih klasik, definisi akad diartikan sebagai pertalian ijab serta
qabul yang dibenarkan syariat dan mempunyai konsekuensi hukum atas objeknya
(al-Zuhaily, 1085). Sebagai sarana penunjang kegiatan ekonomi, bisnis serta
investasi baik dalam sektor rill ataupun non rill, perusahaan publik atau privat,
perusahaan pemerintah atau swasta, Islam menyediakan pilihan dalam bentuk
skema akad, yaitu sebagai berikut: (Pardiansyah, 2017)

1. Akad syirkah atau musharakah, adalah akad kerjasama antara 2 pihak atau
lebih dimana semua pihak memberikan modal berupa uang atau aset
lainnya yang digunakan untuk kegiaatan usaha (Mas'adi, 2002);
18

2. Akad mudarabah atau qirad, adalah akad kerja sama antara sahib al-mal
(pemilik modal) dengan mudarib (pengelola usaha), dimana sahib al-mal
sebagai penyerta modal dan mudarib sebagai pengelola usaha tersebut
(Suhendi, 2010);
3. Akad ijarah, adalah akad antara mu‟jir (pemberi sewa atau pemberi jasa)
dengan musta‟jir (pengguna jasa atau penyewa), yang bertujuan
memindahkan manfaat dari objek ijarah yaitu berupa manfaat dari barang
atau jasa untuk waktu tertentu, dengan pembayaran sewa atau ujrah (upah)
tidak diikuti oleh pemindahan kepemilikan dari objek ijarah.
4. Akad kafalah, adalah akad antara kafil (pihak penjamin) dan makful „anhu
atau asil (pihak yang dijamin/orang yang berhutang) yang bertujuan
menjamin kewajiban makful lahu (pihak yang dijamin kepada pihak
lain/orang yang memiliki piutang)
5. Akad wakalah, adalah akad antara muwakkil (pemberi kuasa) dan wakil
(penerima kuasa) dengan cara muwakkil memberikan kuasa ke pihak wakil
untuk melakukan perbuatan tertentu.

Akad yang ada di dunia investasi tidak hanya sebatas akad-akad di atas saja,
namun masih banyak akad yang diterapkan ke dalam sektor investasi dan bisnis
ini. Apalagi berkembangnya zaman saat ini sangat cepat khususnya pada investasi.
Munculnya produk baru di dalam dunia bisnis menjadikan pemangku kepentingan
berkreasi dan berinovasi mendesain akad syariah guna menyesuaikan kondisi
zaman serta kebutuhan. Akad-akad di atas sudah tidak mampu untuk menjawab
permasalahan di dalam dunia bisnis, investasi dan keuanga. Oleh karena itu,
pengembangan akad dilakukan yaitu dengan cara mengkombinasikan akad.
Kemudian inilah yang disebut dengan al-uqud al-murakkabah (hybrid contract
atau multi akad). (Pardiansyah, 2017)

Beberapa hybrid contract yang telah mendapatkan legitimasi sesuai fatwa


Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) antara lain akad
MMQ (musharakah mutanaqisah), akad IMBT (ijarah muntahiya bi al-tamlik),
akad IMFZ (mausufah fi al-dhimmah), murabahah wa al-wakalah, hawalah wa
al-wakalah, kafalah bi al-ujrah, mudarabah mushtarakah dan lain sebagainya.
19

Hybrid contract dikembangkan dan telah diakui oleh berbagai negara yang
menggunakan sistem keuangan berbasis islam. Ini merupakan pembeda antara
bisnis islam dengan yang lainnya, karena setiap inovasi produk dalam islam begitu
diapresiasi. Hingga akhirnya dengan berkembangnya produk yang semakin
banyak, dapat bermaslahat untuk perekonomian nasional seperti lapangan usaha
menjadi banyak, tenaga kerja banyak yang terserap dengan tetap menjunjung
tinggi prinsip syariah di dalam melakukan transaksi, bisnis ataupun investasi
(Pardiansyah, 2017).

2.1.3 Teori Pasar Modal Efisien

Pasar dikatakan efisien yaitu jika harga sekuritasnya menggambarkan


suatu informasi yang ada. Fama mengemukakan bahwa ada 3 bentuk pasar efisien,
yaitu sebagai berikut (Fama, 1970):

1. Pasar efisien dengan bentuk lemah atau weak form, yaitu apabila harga
dari sekuritasnya menggambarkan informasi masa lalu contohnya volume
dalam perdagangan, harga, dan kejadian di masa yang sudah berlalu.
2. Pasar efisien dengan bentuk setengah kuat atau semi strong form, yaitu
apabila harga dari sekuritasnya menggambarkan informasi yang bernilai
historis serta informasi yang diperuntukkan bagi publik seperti laporan
keuangan emiten. Informasi tersebut dapat berpengaruh kepada harga
saham emiten itu sendiri atau berpengaruh kepada emiten lain.
3. Pasar efisien dengan bentuk kuat atau strong form, yaitu apabila harga dari
sekuritasnya menggambarkan suatu informasi yang ada serta mengandung
informasi yang bersifat pribadi.

2.1.4 Pasar Modal Syariah

2.1.4.1 Pengertian Pasar Modal

Menurut UU No 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat (13) tentang Pasar Modal bahwa
pasar modal merupakan aktivitas kegiatan yang berkaitan dengan penawaran
umum serta jual beli efek, perusahaan terbuka ada kaitannya penerbitan efek, serta
profesi dan lembaga dan yang ada kaitannya dengan efek.
20

Pasar modal sering disebut dengan bursa efek, sebagaimana yang tercantum pada
pasal 1 ayat (4) dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan bursa efek
merupakan seluruh pihak yang mengadakan sistem serta fasilitas guna melakukan
jual beli efek yang bertujuan untuk memasarkan efek untuk kedua belah pihak
hingga terjadinya jual beli. Sedangkan efek dalam pasal 1 ayat (5) merupakan
surat berharga seperti saham, surat berharga komersial dan lain sebagainya (UU
No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal).

Pengertian menurut UU diatas merupakan makna secara konvensional.


Karena sifatnya masih umum dan transaksi-transaksi yang dibahas dalam UU di
atas belum jelas apakah halal atau haram. Untuk mengetahui halal atau haram
maka harus mengembalikannya kepada ketentuan syariah. Seluruh kegiatan
ekonomi di pasar modal syariah harus mengikuti prinsip-prinsip syariah dan harus
terhindar dari larangan syariah seperti spekulasi, judi, riba dan lain-lain. Menurut
PJOK Nomor 15/PJOK.4/2015 tentang Penerapan Prinsip-Prinsip Syariah pada
BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 2 yang dimaksud dengan prinsip syariah
pada pasar modal syariah adalah: “prinsip hukum islam dalam kegiatan di pasar
modal syariah mengacu kepada fatwa DSN-MUI, sepanjang fatwa dimaksud tidak
berbeda dengan peraturan OJK lainnya yang berdasarkan pada fatwa DSNMUI.”
Untuk menilai aspek kehalalan di pasar modal syariah maka baik objek, cara
memperoleh dan cara penggunaanya harus mengikuti prinsip syariah
(Pontjowinoto, 2003).

2.1.4.2 Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah merupakan pasar modal dimana kegiatannya


berdasarkan dengan prinsip syariah atau dapat dikatakan kegiatan ekonomi di
dalamnya terhindar dari hal-hal yang di haramkan seperti: judi, spekulasi, riba dan
lain sebagainya. Secara prinsip pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal
yang berbasis konvensional. Instrumen pasar modal syariah juga sudah digulirkan
di Indonesia seperti yang berbentuk obligasi, saham dengan kriteria yang sesuai
perinsip-prinsip syariah (Muslih, 2019).
Dalam pasar modal syariah kegiatan dan yang paling utama yaitu jenis
emiten, efek yang diperdagangkan sudah memenuhi prinsip syariah. Adapun
21

pengertian dari prinsip syariah yaitu prinsip yang berdasarkan syariat Islam yang
ditetapkan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia)
yaitu berupa fatwa (Soemtira, 2009). Ketentuan penerbitan efek yang berbasis
syariah harus berdasarkan prinsip syariah yang berlaku di pasar modal. Berikut ini
adalah ayat yang menerangkan tentang investasi, yaitu:

a. QS. Al-Hasyr : 18

َ ‫ث نِ َغ ٍذ ۚ َواجقَّىُا هال ٰ َّل ۗ ِإ ٌَّ هال ٰ ّل‬


ْ ََّ‫ي ىُا اجقَّىُا هال ٰ َّل َو ْن َح ْظُشْ َ ْفشٌ يَّا قَذي‬
َ ‫انز ْ ٍَ ٰا‬ ُ
ََِّ ‫َٰ َأ هَّا‬
ٌَ ‫ى‬
ُْ ‫ب َا ج ًَْع َه‬ ِ ‫َخ‬
ًِ ٌ‫ب ْش‬
”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS Al-Hasyr : 18)

QS. Al-Hasyr : 18 menganjurkan untuk berinvestasi sebagai bekal bagi


kehidupan di dunia maupun di akhirat karena dalam ajaran islam segala sesuatu
yang diniatkan untuk ibadah maka akan bernilai untuk akhirat. Salah satu
contonya yaitu kegiatan berinvestasi (Muslih, 2019).

b. QS. Lukman : 34

ۡ
ٌ‫اوؕ َويَا ج ۡ َذ ِس ۡي َ ۡفش‬ ِ ‫ف الًۡ َۡس َح‬ ُ ‫اِ ٌَّ هاللَّٰ ۡ ُِع َِٗذ ِع ۡه‬
ُ َ‫ى انضَّا َع ِة ۚ َُو َِّز ُل ۡان َُغ َد ۚ َو َۡعه‬
ًِ ‫ى يَا‬
ٌ‫ى َخ ۡبُِش‬ٌ ُِ‫ض ج َ ُۡىتُؕ اِ ٌَّ هال ٰ َّل َع ۡه‬ ٍ ‫اس‬ ْ ۢ ‫ضبُ غَذ اًؕ َّويَا ج ۡ َذ ِس ۡي َ ۡفف‬
َۡ َِّ‫شٌ بِاي‬ ِ ‫يَّاراَ ج ۡ َك‬
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari
Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada
dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui
di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.”(QS. Luqman: 34)
22

Dalam QS. Lukman: 34, Allah menyatakan jika di dunia ini tidak ada yang
dapat mengetahui segala sesuatu yang akan di perbuat dan kejadian apa yang
terjadi esok hari. Karena minimnya pengetahuan manusia maka manusia di
perintahkan untuk berikhtiar, salah satunya yaitu dengan berinvestasi yang
bermanfaat untuk bekal kehidupan yang didalamnya penuh dengan ketidakpastian,
hasilnya adalah hak prerogratif Allah tetapi yang terpenting adalah mengikuti
standar yang telah ditetapkan agama di dalam segala kegiatan termasuk investasi
(Muslih, 2019).

c. QS. An-Nisa' : 9

‫ض ٰعفا ً خَ افىُْا َعهَ ْ ِه ۖ ْْى فَ ْه َحقَّىُا هاللَّٰ َو ُْن‬


ِ ً‫رس َّة‬ ِ ‫انز ْ ٍَ ن َْى ج َش ُكىْا‬
َُِّ ‫ي ٍْ خَ ْهفِ ِه ْى‬ ََِّ ‫ش‬َ ‫َو ُْن َْخ‬
ً‫ص َِذ ْذا‬
َ ‫َقى نىُْا قىَْ ًل‬
ُْ
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (QS. An-Nisa’: 9)

Dalam QS. An-Nisa': 9 Allah memberikan perintah kepada manusia untuk


tidak meninggalkan keturunan lemah baik lemah materil atau moril sepeninggal
kita. Ayat ini menganjurkan manusia untuk meningkatkan kehidupan di bidang
ekonomi dengan mempersiapkan diri untuk menuju kesejahteraan salah satunya
dengan berinvestasi yang berbagai macam bentuknya. Investasi merupakan
aktivitas ekonomi karena setiap harta pasti ada zakatnya. Apabila harta tidak
diproduktifkan maka cepat atau lambat dapat habis oleh zakat, inilah yang menjadi
pendorong umat muslim untuk berinvestasi. Karena jika harta di investasikan
maka tidak akan habis oleh zakat tetapi hanya keuntungannya saja. Agar dalam
berinvestasi terhindar dari investasi konvensional, maka masingmasing diri
seharusnya mengetahui etika bisnis apa saja yang harus dimiliki saat berinvestasi.
Karena minimnya pengetahuan dan ketidaktahuan mengenai investasi syariah
terkadang banyak orang yang asal saja berinvestasi dan terjerumus ke dalam
perbuatan yang melanggar syariat. Hal tersebut dikarenakan diiming-imingi return
yang tinggi (Sakinah, 2014).
23

2.1.4.3 Fungsi Pasar Modal Syariah

Pasar modal memiliki dua fungsi, yang pertama sebagai fungsi ekonomi guna
mewujudkan dua pihak yang memiliki kepentingan yaitu pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Fungsi yang
kedua adalah sebagai fungsi keuangan dimana pasar modal ini memberikan
kesempatan bagi para investor mendapatkan imbalan melalui kegiatan investasi.
Fungsi keuangan pada pasar modal yaitu berperan sebagai tempat untuk
pendanaan dalam bidang usaha atau tempat perusahaan untuk memperoleh dana
dari pemodal (investor). Dana-dana yang diperoleh melalui pasar modal dapat
digunakan sebagai pengembangan usaha, penambahan modal, ekspansi dan lain
sebagainya. Sedangkan fungsi keuangan dalam pasar modal yaitu berperan
sebagai tempat untuk masyarakat dalam berinvestasi di instrumen keuangan
seperti saham, reksadana, obligasi dan lain sebagainya. Dengan begitu,
masyarakat pemodal dapat menempatkan modal atau dana yang dimilikinya
berdasarkan karakteristik risiko dan keuntungan dari masing-masing instrumen.
(Awaluddin, 2016). Menurut Metwally dalam buku Veithzal Rifai (2009:535)
mengemukakan bahwa fungsi pasar modal syariah adalah sebagai berikut: (Rifa'i,
2009)

1. Pasar modal memungkinkan masyarakat terlibat dalam bisnis dengan


mendapatkan keuntungan serta risikonya.
2. Pasar modal memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas
dengan cara menjual sahamnya.
3. Pasar modal memungkinkan perusahaan menambah modal dari ekstern
perusahaan guna mengembangkan dan membangun lini produksinya.
4. Pasar modal dapat memisahkan antara operasi bisnis dari fluktuasi harga
saham dimana hal tersebut adalah ciri umum dari pasar modal
konvensional.
5. Pasar modal memungkinkan investasi dalam ekonomi ditentukan oleh
kegiatan bisnis seperti yang tercermin dalam harga saham.
24

2.1.4.4 Karakteristik Pasar Modal Syariah

Seperti yang dikemukakan oleh Metwally bahwa pasar modal syariah


memiliki karakteristik sebagai berikut: (Rifa'i, 2009)
1. Jual beli saham harus dilakukan dalam bursa efek.
2. Setelah perdagangan, saham bisa saja diperjualbelikan lewat pialang maka
bursa harus mempersiapkannya.
3. Saham dijual belikan di bursa efek.
4. Kemungkinan saham dijualbelikan melalui pialang, maka pasca
perdagangan bursa harus mempersiapkannya.
5. Apabila saham dapat diperjualbelikan dari seluruh perusahaan yang ada di
bursa maka diharuskan untuk menginformasikan perhitungan untung dan
rugi beserta dengan neraca keuntungan yang disampaikan kepada komite
manajemen yang ada di bursa efek dengan waktu tiga bulan sekali.
6. Komite manajemen menggunakan HST (Harga Saham Tertinggi) dari
setiap perusahaan dengan waktu tidak melebihi tiga bulan.
7. Jika harga saham melebihi HST (Harga Sahm Tertinggi), maka saham
tersebut tidak boleh untuk diperjualbelikan.
8. Jika harga saham dibawah HST (Harga Saham Tertinggi), maka saham
tersebut boleh untuk diperjualbelikan.
9. Komite manajemen menentukan seluruh perusahaan yang ikut terlibat di
bursa efek harus mengikuti SAS (Standar Akuntansi Syariah).
10. Semestinya perdagangan saham berlangsung 1 minggu periode dagang
setelah menetapkan HST.
11. Perusahaan bisa menerbitkan saham terbaru hanya dalam periode dagang
dengan Harga Saham Tertinggi.
2.1.5 Instrumen Pasar Modal Syariah di Indonesia

Berikut ini merupakan instrumen pasar modal syariah di Indonesia, yaitu:

1. Saham Syariah

Maksud dari saham syariah yaitu efek berbasis ekuitas yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Penerbit saham adalah perusahaan
25

atau korporasi. Kaitannya emiten (perusahaan penerbit saham) dengan investor


merupakan kaitan ownership relation atau kepemilikan, sehingga investor
merupakan pemilik perusahan-perusahaan tersebut. Penerbitan saham syariah
berpengaruh di sisi modal perusahaan sehingga berdampak terhadap komposisi
pemegang saham. Persentase kepemilikan perusahaan oleh investor ditunjukan
oleh total saham yang dimilikinya. Investor memiliki hak untuk mengikuti RUPS
serta menerima keuntungan dari perusahaan seperti naiknya harga saham dan juga
deviden. Selain itu apabila bentuk harga saham turun, modal tidak kembali
dikarenakan emitennya bangkrut serta tidak menerima deviden, maka investor
harus terlibat menanggung kerugian yang dialami perusahaan. Hubungan
perjanjian antar sesama pemegang saham perusahaan menggunakan akad syirkah
al-musahamah atau akad kerja sama yang tidak mengenal batas waktu.

Jika investor menjual saham artinya investor menjual kepemilikannya


kepada investor lain dan begitu juga sebaliknya. Akad pada saat transaksi jual beli
saham di Bursa Efek Indonesia adalah akad bai‟al-musawamah atau akad jual
beli secara berkelanjutan. Harga pasar yang disetujui adalah harga terbaik
berdasarkan harga kesepakatan, bisa lebih murah atau lebih mahal dari harga awal.
Fluktuasi harga pada saham syariah dikarenakan oleh berbagai faktor seperti
kondisi politik, ekonomi, aksi korporasi, bahkan isu atau gosip dan lainnya. Tetapi
kinerja perusahaan menjadi faktor yang paling mempengaruhi harga saham
syariah. Harga saham syariah merupakan perwakilan dari performa perusahaan.
Oleh karena itu, investor memutuskan membeli saham yaitu sesuai performa
perusahaan (Abdalloh, 2019).
2. Sukuk

Sukuk merupakan efek syariah dan biasa disamakan dengan obligasi.


Padahal sukuk tidak serupa dengan obligasi karena obligasi merupakan efek yang
basisnya yaitu debt securitization (surat utang), sedangkan sukuk merupakan efek
syariah yang basisnya yaitu sekuritisasi aset atau asset securitization. Dari sisi
sukuk dan obligasi berbeda karena obligasi menggunakan akad pinjaman,
sedangkan sukuk menggunakan akad pembiayaan (Abdalloh, 2019).
26

3. Reksa Dana Syariah

Merupakan Efek syariah dimana dana investor dikumpulkan dengan cara


penerbitan reksa dana tanpa menentang prinsip syariah. Dapat disimpulkan bahwa
objek dari investasi ini yaitu harus Efek syariah. Akad penerbitan dalam reksa
dana syariah yaitu menggunakan wakalah bil ujrah, meskipun pihak yang
melakukan akad bisa berbeda tergantung pada bentuk reksa dana syariahnya
(Abdalloh, 2019).

4. Efek Beragun Aset (EBA) Syariah

Yang di maksud dengan Efek Beragun Syariah (EBA) adalah jenis Efek
syariah pendapatan tetap dengan bentuk sekuritisasi di mana portofolio asetnya
adalah sekuritisasi dari aset keuangan dengan mengedepankan prinsip syariah.
Dapat disimpulkan bahwa ciri khas Efek syariah pendapatan tetap terdapat pada
Efek Beragun Aset (EBA) Syariah. Dalam EBA syariah yang berperan sebagai
muwakkil adalah investor, dan penerbit EBA syariah sebagai wakil karena akad
yang digunakan antara investor dan penerbit EBA syariah adalah wakalah bil
ujrah. Akad pada saat produk EBA syariah terbit yaitu diselaraskan dengan jenis
aset yang menjadi dasar produk serta aset seluruh pihak yang ikut berperan dalam
proses penerbitan (Abdalloh, 2019).

5. Dana Investasi Real Estat (DIRE) Syariah

Dana Investasi Real Estat (DIRE) Syariah merupakan efek syariah dana
investor dikumpulkan dan diinvestasikan pada real estat atau kas/setara kas yang
tanpa bertentangan dengan prinsip syariah. Real estat merupakan aset tanah serta
bangunan di atasnya seperti pertokoan, perumahan, mall, ruko dan lain-lain. Aset
yang ada kaitannya DIRE syariah yaitu Efek syariah yang perusahaan real estat
terbitkan baik yang dicatatkan di BEI atau tidak. Dana Investasi Real Estat (DIRE)
Syariah merupakan salah satu efek syariah dengan basis sekuritisasi aset dengan
aset riil atau aset keuangan dimana ada kaitannya dengan real estat sebagai dasar
penerbitannya (Abdalloh, 2019).
27

2.1.6 Tax Amnesty

Definisi tax amnesty menurut online-pajak yaitu cara pemerintah dalam hal
menambah pendapatan negara dengan memberikan pengampunan pajak yang
seharusnya wajib pajak bayarkan. Cara membayarnya yaitu dengan
mengungkapkan kekayaan dan memberikan tebusan pajak sebagai sarana
pengampunan pajak sesuai dengan yang diatur oleh UU No. 11 Tahun 2016
tentang Pengampunan Pajak. Kebijakan ini juga sebagai sarana untuk
meningkatkan wajib pajak dalam mematuhi penyelesaian pajak. Tidak hanya di
Indonesia, tax amnesty banyak diberlakukan di banyak negara diantaranya
Australia, Amerika Skrikat dan Spanyol (Online Pajak, 2018).

Negara-negara yang menerapkan tax amnesty tersebut menilai banyaknya


harta yang wajib pajak simpan secara rahasia di negara yang tidak menerapkan
pajak. Sehingga berakibat akan mengurangi potensi pemerintah dalam
memperoleh pajak. Melihat hal tersebut, pemerintah menerapkan kebijakan
pengampunan pajak guna menarik hati para wajib pajak agar mau menyimpan
hartanya ke dalam negeri. Dengan itu, penerimaan yang negara dapatkan dari
pajak meningkat sehingga negara dapat berperan terhadap pembangunan ekonomi
dalam negeri. Selain penerimaan negara meningkat, tujuan lain dari
diberlakukannya ini adalah meningkatkan likuiditas domestik, serta memperbaiki
nilai tukar rupiah melalui pemindahan harta dari manca negara ke dalam negeri
serta mempercepat reformasi perpajakan (Online Pajak, 2018). Adapun tarif pajak
yang pemerintah tetapkan yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tarif Pajak
Periode Pengungkapan Harta yang
Penyampaian dipindahkan ke Luar Negeri dan
Permohonan dan atau berada di tidak dipindahkan
NKRI ke NKRI
Periode I 2% 4%
Periode II 3% 6%
Periode III 5% 10%
Sumber: (KEMENKEU, 2016)
28

Sedangkan tarif khusus pelaku UMKM adalah wajib pajak dengan


perputaran usahanya mencapai Rp4,8M dikenakan tarif sebesar :
• 0,5% jika pengungkapan harta s.d Rp10M dan
• 2% jika pengungkapan harta melebihi Rp10M.

Apabila telah melewati periode tax amnesty, wajib pajak yang telah
mengajukan tax amnesty harta yang belum diungkapkan dianggap sebagai
penghasilan perusahaan, dikenakan PPh, serta ditambahkan dengan sanksi 200%.
Apabila wajib pajak tidak memanfaatkan tax amnesty, maka harta yang belum
dilaporkan dianggap sebagai penghasilan perusahaan, dikenai pajak, serta
mendapatkan sanksi sesuai UU Perpajakan. Maka, wajib pajak harus
menyampaikan permohonan amnesti pajak pada: Periode I Sejak tanggal
diundangkan UU Pengampunan Pajak sampai 30 September 2016, Periode II: 1
Oktober sampai 31 Desember 2016 dan Periode III: 1 Januari 2017 sampai 31
Maret 2017 (KEMENKEU, 2016).

2.1.7 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Menurut BEI, ISSI sudah ada kurang lebih 10 tahun sejak peluncurannya
bulan Mei 2011. ISSI ini adalah parameter dari performa pasar saham yang ada di
Indonesia. Yang termasuk ke ISSI ini adalah saham-saham syariah yang ada serta
tercatat di BEI dan tercantum dalam DES yang diseleksi dan dikeluarkan oleh
OJK. Penyeleksian tersebut dilakukan setiap Mei dan November yang artinya
dalam setahun hanya dilakukan dua kali penyeleksian setelah adanya jadwal
review DES (IDX, 2018).

Yang menjadi dasar perbedaan indeks syariah dan konvensional adalah


pada indeks konvensional saham yang tercatat pada bursa dimasukan seluruhnya
tanpa memperhatikan aspek haram atau halalnya, asalkan saham tersebut
mengikuti peraturan yang berlaku. Sedangkaan pada indeks syariah ada
keiteriakriteria yang ditetapkan oleh fatwa DSN-MUI Nomor 20 antara lain
sebagai berikut:

1. Emiten tidak melakukan usaha yang di dalammnya terdapat unsur judi atau
jual beli yang dilarang.
29

2. Emiten bukan golongan bank, lembaga keuangan, atau asuransi


konvensional yang menggunakan unsur ribawi.
3. Dalam kegiatan produksi, distribusi, dan perdagangan emiten tidak
menggunakan makanan dan minuman yang di haramkan.
4. Emiten tidak memproduksi, menyediakan, dan mendistribusikan barang
serta jasa yang memiliki sifat mudarat dan merusak moral.
2.1.8 Industri Barang Konsumsi

Consumer goods memiliki peran yang sangat penting bagi kebutuhan


sehari-hari masyarakat. Sektor ini merupakan sektor yang kegiatannya adalah
memproduksi kebutuhan sehari-hari seperti makanan, farmasi, minuman dan
lainnya. Tumbuhnya sektor barang konsumsi ini menjadi salah satu pendukung
bagi tumbuhnya ekonomi. Karena walaupun harganya naik, prodak dari industri
ini akan tetap dibutuhkan dan dibeli oleh masyarakat (Rahma , 2018).

2.1.9 Return dan Abnormal Return

Dalam berinvestasi, investor memiliki tujuan untuk memaksimalkan


return dengan tidak melupakan risiko yang mesti dihadapi saat melakukan
investasi. Return adalah faktor yang menjadi motivasi investor dalam berinvestasi
serta sebagai imbalan dari sifat keberanian investor dalam menanggung risiko
investasi (Tandelilin, 2010). Return dapat berbentuk expected return atau retun
yang belum tentu terjadi namun diharapkan terjadi di kemudian hari dan return
realisasi dimana return tersebut telah terjadi (Hartono J. , 2015).

Komponen utama dari sumber return investasi terbagi menjadi dua yaitu
yang pertama yield dan yang kedua yaitu capital gain/capital loss. Yield adalah
komponen dari return yang menggambarkan pendapatan atau aliran kas yang
didapatkan dari investasi secara periodik. Sedangkan yang dimaksud dengan
capital gain/capital loss yang menjadi komponen kedua dari return adalah naik
atau turunnya harga dari surat berharga dimana investor dapat memperoleh
keuntungan dan kerugian. (Tandelilin, 2010)
30

Return sesungguhnya atau return realisasi adalah return yang sudah


terjadi. Retun ini dapat dihitung dengan data historis. Return ini penting karena
dipakai sebagai cara untuk mengukur kinerja di suatu perusahaan. Return realisasi
ini adalah dasar untuk menentukan expected return serta risiko di masa depan.
Berikut merupakan cara untuk menghitung return sesunnguhnya atau return
realisasi: (Hartono J. , 2015)

Dimana:

Rit = Return saham i pada hari t

Pn = Harga saham i pada hari t

Pit-1 = Harga saham i pada hari t-1

Expected return atau return realisasi adalah return yang dipakai sebagai
cara untuk mengambil keputusan investasi. Expected return ini lebih penting dari
return historis dikarenakan return ini adalah return yang diharapkan dari sebuah
investasi (Hartono J. , 2015). Di dalam buku Hartono (2015), Borwn dan Warner
(1985) bahwa untuk mengestimasi expected return yaitu dengan model-model di
bawah ini: (Hartono J. , 2015)

1. Mean adjusted model

Mean adjusted model atau model sesuaian rata-rata menganggap


bahwa expected return memiliki nilai konstan dengan rata-rata return
realisasi pasar selama estimation period (periode estimasi), yaitu sebagai
berikut:

Dimana :
E (Ri,t) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t
Rij = return realisasi sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t
31

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2


Estimation period pada umumnya adalah periode sebelum
peristiwa.
2. Market adjusted model

Market adjusted model atau model sesuaian pasar beranggapan jika


penduga terbaik dalam mengestimasi return dari sekuritas yaitu return
indeks pada saat itu. Dalam market adjusted model, tidak diperlukan lagi
penggunaan periode estimasi karena return pada sekuritas yang diestimasi
yaitu serupa dengan return indeks pasar.

Dimana :
E (Ri,t ) = return ekspektasi sekuritas i pada hari ke-t
IHSGt = IHSG pada hari ke-t
IHSGt-1 = IHSG pada hari ke-t-1
3. Market Model

Dengan menggunakan market model atau model pasar, menghitung


return ekspektasi dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Bentuk terlebih dahulu model ekspektasi dengan data realisasi selama
periode estimasi.
2. Gunakan model ekspektasian guna mengestimasi return ekspektasi pada
periode jendela. Model ekspektasi ini dibentuk dengan teknik regresi
Ordinary Least Square (OLS) dengan persamaan sebagai berikut:

Dimana :
E[Rit] = expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
αi = intercept untuk sekuritas i
βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i
RMt = return index market pada periode estimasi ke-t, yang dapat
dihitung dengan rumus: RMt = (IHSGt– IHSGt-1) / IHSGt-1
32

ε = kesalahan residu
Menurut pendapat Jogiyanto (2008) maksud dari abnormal return yaitu
kelebihan return sebenarnya yang telah terjadi atas return normal yang investor
harapkan (expected return). Apabila return yang didapatkan melebihi return yang
dihitung atau diharapakan maka selisih returnnya akan positif. Sebaliknya, apabila
return yang didapatkan dibawah return yang dihitung atau diharapkan maka
selisih returnnya akan negatif (Hartono J. , Teori Portofolio dan Analisis Investasi,
2009). Menurut pendapat Jogiyanto (2005) bahwa dalam event study, abnormal
return dari sekuritas dapat terjadi disekitar pengumuman karena adanya peristiwa
akan dianalisis. Maka kesimpulannya, abnormal return terjadi dikarenakan adanya
peristiwa atau kejadian tertentu seperti hari libur nasional, kebijakan politik, stock
split, kejadian luar biasa, dan lain-lain (Hartono J. , Pasar Efisien Secara
Keputusan, 2005).
2.1.10 Trading Volume Activity

TVA yaitu berapa banyak transaksi atau jumlah lembar saham yang
berhasil diperdagangkan atas saham yang bersangkutan dan beredar pada waktu
tertentu. Dengan menggunakan perhitungan TVA, kita dapat melihat apakah pasar
bereaksi atas suatu peristiwa atau pengumuman. Jika volume perdagangan naik
artinya saham tersebut diminati investor, sebaliknya jika volume perdagangan
turun artinya saham tersebut tidak diminati investor (Sari, 2011).

2.2 Telaah Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya

No Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Ramaditya Reaksi Pasar Hasil dari penelitian yang di lakukan


Dwi Nanda Modal Indonesia Ramaditya Dwi Nanda (2017) adalah
(2017) Terhadap antara rata-rata abnormal return dan
Kebijakan Tax TVA tidak terdapat perbadaan baik
Amnesty sebelum maupun sesudah
Indonesia pada pengumuman tax amnesty pada Periode
Saham LQ45 I. Pada Periode II tax amnesty rata-rata
Tahun 2016-2017 abnormal return tidak ada perbedaan
tetapi terdapat perbedaan negatif pada
TVA baik sebelum maupun sesudah
pengumuman tax amnesty Periode II.
33

Sedangkan pada Periode III ada


perbedaan abnormal return postif
tetapi tidak ada perbedaan yang
signifikan pada TVA baik sebelum
maupun sesudah Periode III (Nanda,
2017).
2 Ida Nuryana Analisis Reaksi Hasil penelitian Ida Nuryana (2016)
(2016) Pasar Modal adalah pada saat diangkatnya Joko
Terhadap Widodo sebagai Presiden tidak
Pengangkatan mengandung sebuah informasi. Hal
Joko Widodo tersebut dilihat dari hasil penelitian
Sebagai Presiden dimana menunjukan abnormal return
Republik dan TVA yang tidak signifikan. Atas
Indonesia (Jurnal informasi diangkatnya Joko Widodo
Ilmu Manajemen menjadi presiden, pasarpun tidak
dan Akuntansi bereaksi karena pada saat variabelnya
Vol 4, No. 2) diuji baik sebelum peristiwa maupun
sesudah peristiwa nilai probabilitas
dengan taraf kesalahan diatas 5%
(Nuryana, 2016).
3 Ebtanto Analisis Dampak Hasil penelitian Ebtanto Pungky
Pungky Pemecahan Nugroho (2013) adalah sebelum
Nugroho Saham Terhadap diumumkannya pemecahan saham dan
(2013) Trading Volume sesudah pemecahan saham ada
Activity dan perbedaan TVA yang diuji
Abnormal Return menggunakan uji wilcoxon signed rank
Saham dengan tingkat signifikansi 0,000.
Perusahaan yang Sedangkan ada abnormal return pada
Terdaftar di saat diuji menggunakan uji one sampel
Bursa Efek t-test dan memiliki tingkat signifikansi
Indonesia Periode 0,036 dihari pertama dan tiga hari
2008-2011 sesudah diumumkannya pemecahan
saham memiliki tingkat signifikansi
0,034. Tetapi pada saat uji diuji
menggunakan wicoxon signed rank
tingkat signifikansinya yaitu 0,371
yang artinya baik sebelum
pengumuman pemecahan saham dan
sesudah pengumuman pemecahan
saham tidak ada perbedaan abnormal
return (Nugroho E. P., 2013).
34
35

2.3 Kerangka Pemikiran

Peristiwa Tax Amnesty


Periode III

Saham Syariah Sektor


Industr i Barang Konsumsi
yang tercatat di Indeks
Saham Syariah Indonesia
(ISSI )

TVA (Trading Volume


AR ( Abnormal Return )
Activity )

Uji Wilcoxon

Ha 1 dan Ha 2 diterima Ha 1 dan Ha 2 di tolak

Hasil dan Simpulan

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir


36

2.4 Hipotesis Penelitian

Didasarkan pada penelitian sebelumnya dan kerangka berfikir diatas, maka


hipotesisnya yaitu:

1. Diduga terdapat perbedaan abnormal return sebelum peristiwa pengampunan


pajak dan setelah peristiwa pengampunan pajak periode III pada perusahaan
sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI.
2. Diduga terdapat perbedaan trading volume activity sebelum peristiwa
pengampunan pajak dan setelah peristiwa pengampunan pajak periode III pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI.
3. Diduga terjadi peningkatan pengeluaran pajak pada perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang tercatat di ISSI pada tahun 2015-2017 dan diduga terjadi
peningkatan pendapatan negara dari pajak pada tahun 2015-2017
37

BAB III METODE


PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Peneliti menggunakan penelitian event study dengan pendekatan kuantitatif


komparatif. Event study biasa dipakai pada saat terjadi peristiwa untuk mengetahui
reaksi harga pada saham, sehingga dari peristiwa tersebut dapat di ambil
kesimpulan apakah bermanfaat atau tidak bagi investor (McWilliams &
McWilliams, 2011). Sedangkan penelitian komparatif adalah penelitian untuk
membandingkan 2 variabel atau lebih serta objek-objek yang diteliti dan dari
objek yang diteliti tersebut ada perbedaan atau tidak (Sujarweni, 2018). Peneliti
ingin membandingkan abnormal return dan trading volume activity sebelum
peristiwa pengampunan pajak dan sesudah peristiwa pengampunan pajak yang
saham perusahaannya tercatat di Indeks Saham Syariah Indonesia. Perusahaan
tersebut adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi periode Desember
2016 sampai dengan Maret 2017. Periode pengamatan dalam penelitian ini yaitu
10 hari dimana 5 hari sebelum dan 5 hari setelah peristiwa pengampunan pajak
periode III.

3.2 Jenis dan Sumber Data Sekunder

Peneliti menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Indonesia Stock


Exchange (IDX), Yahoo Finance serta BPS. Data sekunder yaitu data yang
peneliti dapatkan secara tidak langsung tetapi melalui media seperti buku yang di
dalamnya terdapat teori atau informasi keuangan yang dipublikasikan (Sujarweni,
2018). Data sekunder tersebut meliputi perusahaan-perusahaan yang sahamnya
masuk ke dalam ISSI yang resmi dimulai tanggal 01 Desember 2016 sampai
review DES berikutnya oleh OJK dan annual report yang didapat dari IDX, data
IHSG yang didapat dari Yahoo Finance dan data penerimaan pajak yang di
dapatkan dari BPS.
38

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

V. Wiratna Sujarweni menjelaskan bahwa populasi merupakan jumlah


objek atau subjek dimana objek dan subjek tersebut memiliki kriteria yang peneliti
tetapkan sehingga dapat diambil kesimpulan (Sujarweni, 2018). Dalam penelitian
ini, yang menjadi populasinya yaitu perusahaan sektor industri barang konsumsi
yang sahamnya tercatat di ISSI periode Desember 2016 s.d Maret 2017.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan karakteristik yang populasi miliki untuk sebuah


penelitian (Sujarweni, 2018). Sampel yang dipilih berdasarkan keriteria dan
pertimbangan tertentu, yaitu:

1. Pada saat penelitian saham tersebut aktif diperdagangkan dan perusahaan


tersebut termasuk ke dalam perusahaan sektor industri barang konsumsi yang
tercatat di ISSI Periode Desember 2016 s.d Maret 2017.
2. Pada saat penelitian perusahaan tidak melakukan aksi korporasi.

Dari kriteria dan pertimbangan sampel di atas, sampel yang diperoleh yaitu
sebanyak 27 perusahaan. Berikut ini merupakan daftar perusahaan sektor industri
barang konsumsi yang sahamnya tercatat di ISSI periode Desember 2016 s.d
Maret 2017. Dijelaskan pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Perusahaan Industri Barang Konsumsi di ISSI Periode Desember


2016Maret 2017
39

No. Kode Nama Saham Keterangan


1 ADES Akasha Wira International Tbk. Tetap
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Tetap
3 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Tetap
4 CINT Chitose Internasional Tbk. Tetap
5 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk. Tetap
6 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Tetap
7 INAF Indofarma Tbk. Tetap
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Tetap
9 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk. Tetap
10 KICI Kedaung Indah Can Tbk. Tetap
11 KINO Kino Indonesia Tbk. Tetap
12 KLBF Kalbe Farma Tbk. Tetap
13 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk. Tetap
14 MBTO Martina Berto Tbk. Tetap
15 MERK Merck Tbk. Tetap
16 MRAT Mustika Ratu Tbk. Tetap
17 MYOR Mayora Indah Tbk. Tetap
18 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk. Tetap
19 PYFA Pyridam Farma Tbk. Tetap
20 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. Tetap
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
21 SIDO Tbk. Tetap
22 SKLT Sekar Laut Tbk. Tetap
23 STTP Siantar Top Tbk. Tetap
24 TCID Mandom Indonesia Tbk. Tetap
25 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk. Tetap
Ultra Jaya Milk Industry & Trading
26 ULTJ Company, Tbk. Tetap
27 UNVR Unilever Indonesia Tbk. Tetap
Sumber : (www.idx.co.id , 07/01/2021) (diolah)

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel non-probability


sampling yaitu menggunakan purposive sampling. Purposive Sampling merupakan
salah satu cara yang bertujuan untuk menentukan sampel dalam penelitian dengan
kriteria dan pertimbangan tertentu (Sujarweni, 2018).
40

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian yaitu sesuatu yang peneliti tetapkan sesuai dengan


penelitiannya atau sesuatu yang ditetapkan untuk dijadikan objek penelitian.
Variabel yang diteliti dilengkapi oleh data sehingga memudahkan peneliti dalam
menyimpulkan penelitiannya (Sujarweni, 2018). Dalam penelitian ini
pengampunan pajak periode III sebagai variabel independen atau variabel bebas
dan abnormal return serta TVA sebagai variabel dependen atau variabel terikat.
Menurut V.Wiratna Sujarweni, definisi operasional digunakan sebagai sarana
pemahaman setiap arti atau pengukuran dari variabel-variabel yang diteliti
sebelum melakukan analisis data, instrumen, maupun ukuran yang biasa
digunakan dalam penelitian (Sujarweni, 2018).

1. Pengampunan Pajak

Tax amnesty merupakan dihapuskannya pajak yang harusnya terutang


dimana wajib pajak tidak mendapatkan sanksi administrasi serta sanksi pidana
yaitu melalui pengungkapan harta serta membayar uang tebusan (KEMENKEU,
2016).

2. Abnormal Return

Abnormal return adalah selisih dari actual return dengan expected return
(Ang, 1997). Salah satu cara untuk mencari abnormal return yaitu menggunakan
model Market Adjusted Model (Brown & Warner, 1985), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

ARi,t = AR sekuritas ke-i saat periode peristiwa ke-t.


Ri,t = Return sebenarnya untuk sekuritas ke-I saat periode peristiwa ket.

E [Ri,t] = Return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t.

3. Trading Volume Activity

TVA adalah total saham yang berhasil diperdagangkan pada saat tertentu oleh
emiten yang bersangkutan. TVA dipergunakan sebagai cara untuk melihat apakah
41

pasar modal bereaksi atau tidak terhadap peristiwa yang didalamnya terdapat
informasi (Suryawijaya & Setiawan, 1998). Dengan berkembangnya volume
perdagangan saham, dapat disimpulkan bahwa kekuatan penawaran serta
permintaan menjadi cerminan dari tingkah laku investor (Ang, 1997). Secara
matematis rumus dari TVA yaitu:

Keterangan:
TVA i,t = total volume aktivitas perusahaan i pada waktu t
I = nama perusahaan sampel
t = pada waktu tertentu
3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini yaitu analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran


atau menilai karakteristik suatu data dari standar deviasi, mean (nilai rata-rata) dan
variasi data. Dengan menggunakan analisis deskriptif ini, maka peneliti dapat
menentukan mean naik atau turunnya TVA serta AR pada saham perusahaan baik
sebelum maupun setelah peristiwa pengampunan pajak periode III (Pramana &
Mawardi, 2012).

3.5.2 Uji Normalitas (Shapiro Wilk)

Uji shapiro wilk merupakan uji untuk mengetahui sebaran data secara acak dari
sampel yang kecil. Dalam uji shapiro wilk, disarankan sampel data yang
digunakan yaitu 50 ke bawah atau N<50. Untuk signifikansi datanya yaitu 5%
atau 0,05. Data berdistribusi normal jika nilai signifikansnya di atas 0,05, dan data
tidak berdistribusi normal jika nilai signifikansinya di bawah 0,05. (Suardi, 2019)
42

3.5.3 Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Apabila hasil uji normalitas yang sebelumnya menghasilkan hasil Asym.Sig <
0,05 atau tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesinya menggunakan uji
wilcoxon. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui apakah dua sampel
dependen yang berkaitan ada perbedaan atau tidak. Uji ini juga sebagai pengganti
atau alternatif dari uji paired sample t-test jika datanya berditribusi tidak normal.
Untuk tingkat signifikansinya yaitu sama dengan uji paired sample t-test yaitu 5%
atau 0,05. (Utami, 2017)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ISSI adalah indeks dimana sahamnya mencerminkan semua saham syariah yang
tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia). ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia)
pertama kali diluncurkan di Jakarta tahun 2011, lebih tepatnya pada tanggal 12
Mei dengan jumlah saham syariah sebanyak 214 yang tercatat di BEI (Bursa Efek
Indonesia). ISSI merupakan pelengkap dari JII (Jakarta Islamic Indeks) yang
43

terlebih dahulu ada sebagai indeks saham syariah. Konstituen Indeks Saham
Syariah Indonesia adalah saham syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah dan
yang tercatat di BEI. Saham-saham syariah di ISSI ini direview pada bulan Mei
serta November atau setiap enam bulan sekali. Indeks Saham Syariah Indonesia
juga melakukan penyesuaian jika ada saham baru atau ada saham yang
dihapuskan dari DES. Metode perhitungannya yaitu dengan metode rata-rata
tertimbang. Tahun dasar yang dipakai untuk menghitung Indeks ISSI yaitu
Desember 2007 yang sama dengan awal diterbitkannya DES (Daftar Efek
Syariah). Saham yang masuk kedalam golongan ISSI adalah saham-saham yang
dirangkum dalam DES yang Bapepam-LK terbitkan dan memenuhi kriteria saham
syariah. (Hermuningsih, Yuniati, & Mujiono, 2017)
Berdasarkan kriteria penetapan sampel maka didapatkan 27 perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang sahamnya tercatat di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) yang diperoleh menggunakan metode purposive sampling.
Kriteria sampelnya yaitu pada saat penelitian saham tersebut aktif
diperdagangkan, perusahaan tersebut termasuk ke dalam perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI Periode Desember 2016 s.d Maret
2017 serta pada saat penelitian perusahaan tidak melakukan aksi korporasi.
Adapun periode pengamatan yang ditetapkan yaitu 5 hari sebelum peristiwa
pengampunan pajak periode III dan 5 hari setelah peristiwa pengampunan pajak.
Data penelitian yang digunakan adalah Average Abnormal Return (AAR) sebelum
dan setelah peristiwa pengampunan pajak periode III dan Average Trading
Volume Activity (ATVA) sebelum dan setelah peristiwa pengampunan pajak
periode III. Data tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 AAR Sebelum-Setelah Peristiwa Pengampunan Pajak Periode III
No. Kode AAR Sebelum AAR Setelah
1 ADES -0,00960 -0,00114
2 AISA -0,00564 0,00081
3 CEKA -0,00608 -0,00199
4 CINT -0,00607 -0,00257
5 DVLA -0,00345 0,00459
6 ICBP 0,01037 0,00284
7 INAF 0,00882 -0,01303
8 INDF 0,00824 0,00525
44

9 KAEF -0,00440 -0,00645


10 KICI 0,00173 0,00079
11 KINO 0,05018 0,00573
12 KLBF 0,00197 0,00403
13 LMPI -0,00204 0,00746
14 MBTO 0,00268 -0,00587
15 MERK -0,00548 -0,00236
16 MRAT -0,01575 0,00252
17 MYOR -0,00560 -0,00064
18 PSDN -0,00931 -0,00539
19 PYFA -0,01378 0,00672
20 ROTI 0,00183 0,00751
21 SIDO -0,00785 0,00468
22 SKLT -0,00992 0,06317
23 STTP -0,00992 -0,00129
24 TCID -0,02212 0,00569
25 TSPC -0,00521 -0,00436
26 ULTJ -0,00680 -0,00655
27 UNVR -0,00541 0,00531
Sumber: (www.idx.co.id , 07/01/2021) (data diolah)

Tabel 4.2 ATVA Sebelum-Setelah Peristiwa Pengampunan Pajak Periode III


No. Kode ATVA Sebelum ATVA Setelah
1 ADES 0,00007 0,00008
2 AISA 0,00088 0,00084
3 CEKA 0,00007 0,00008
4 CINT 0,00343 0,00355
5 DVLA 0,00001 0,00000
6 ICBP 0,00044 0,00030
7 INAF 0,00055 0,00007
8 INDF 0,00081 0,00065
9 KAEF 0,00091 0,00034
45

10 KICI 0,00032 0,00001


11 KINO 0,00094 0,00030
12 KLBF 0,00056 0,00040
13 LMPI 0,00011 0,00011
14 MBTO 0,00018 0,00002
15 MERK 0,00001 0,00000
16 MRAT 0,00001 0,00001
17 MYOR 0,00003 0,00006
18 PSDN 0,00001 0,00001
19 PYFA 0,00068 0,00050
20 ROTI 0,00017 0,00040
21 SIDO 0,00012 0,00015
22 SKLT 0,00000 0,00000
23 STTP 0,00000 0,00000
24 TCID 0,00029 0,00001
25 TSPC 0,00016 0,00001
26 ULTJ 0,00001 0,00001
27 UNVR 0,00031 0,00026
Sumber: (www.idx.co.id , 07/01/2021) (data diolah)

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai


mean, nilai minimum, nilai maximum dan nilai standar deviasi dari AAR
(Average Abnormal Return) sebelum dan AAR (Average Abnormal Return)
setelah serta ATVA (Average Trading Volume Activity) sebelum dan ATVA
(Average Trading Volume Activity) setelah peristiwa pengampunan pajak periode
III dari seluruh sampel yang berjumlah 27 perusahaan pada sektor industri barang
konsumsi yang tercatat di ISSI. Analisis deskriptif ini dibantu oleh program
PSAW Statistics 18 dengan hasil uji sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif
46

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AAR Sebelum 27 -2212 5018 -254.11 1283.613
AAR Setelah 27 -1303 6317 279.48 1313.971
ATVA Sebelum 27 0 343 41.04 68.048
ATVA Setelah 27 0 355 30.26 68.636
Valid N (listwise) 27
Sumber: Output menggunakan PASW Statistics 18

Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa AAR sebelum


peristiwa pengampunan pajak periode III mempunyai nilai minimum -2212,00,
nilai maximum 5018,00, nilai mean (rata-rata) -254,11 dan nilai standar deviasi
sebesar 1283,61. Sedangkan AAR setelah peristiwa pengampunan pajak periode
III mempunyai nilai minimum -1303,00, nilai maximum 6317,00, nilai mean (rata-
rata) 279,48 dan nilai standar deviasi sebesar 1313,97. Melihat dari data AAR
sebelum dan AAR setelah menunjukkan bahwa investor tidak bereaksi sebelum
peristiwa pengampunan pajak dan bereaksi setelah kebijakan ini berlangsung yang
ditandai dengan meningkatnya nilai AAR yang positif.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa ATVA sebelum
peristiwa pengampunan pajak periode III mempunyai nilai minimum 0,00, nilai
maximum 343,00, nilai mean (rata-rata) 41,04 dan nilai standar deviasi sebesar
68,05. Sedangkan ATVA setelah peristiwa pengampunan pajak periode III
mempunyai nilai minimum 0,00, nilai maximum 355,00, nilai mean (rata-rata)
30,26 dan nilai standar deviasi sebesar 68,64. Melihat dari data ATVA sebelum
dan ATVA setelah menunjukkan bahwa volume perdagangan saham mengalami
penurunan.
4.2.2 Hasil Uji Normalitas (Shapiro-Wilk)

Uji normalitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji shapiro-wilk


yang bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Agar
mengetahui data berdistribusi normal atau tidak maka harus dilihat nilai
signifikansi datanya. Jika tingkat signifikansi data lebih dari 5% atau 0,05 maka
data tersebut berdistribusi normal, jika kurang dari 5% atau 0,05 maka data
tersebut tidak berdistribusi normal. Uji normalitas (shapiro-wilk) ini dibantu oleh
program PSAW Statistics 18 dengan hasil uji sebagai berikut :
47

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas (Shapiro Wilk)


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
AAR Sebelum .195 27 .010 .741 27 .000
AAR Setelah .323 27 .000 .568 27 .000
ATVA Sebelum .273 27 .000 .579 27 .000
ATVA Setelah .330 27 .000 .442 27 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Test Statisticsb
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber: Output menggunakan PASW Statistics 18

Menurut uji normalitas (Shapiro Wilk) yang berada pada tabel 4.2
menunjukan bahwa signifikansi AAR sebelum peristiwa pengampunan pajak
periode III yaitu sebesar 0,00 dimana 0,00 < 0,05 artinya data tidak berdistribusi
normal. Untuk signifikansi AAR setelah peristiwa pengampunan pajak periode III
yaitu sebesar 0,00 dimana 0,00 < 0,05 artinya data tidak berdistribusi normal.
Sedangkan signifikansi ATVA sebelum peristiwa pengampunan pajak periode III
yaitu sebesar 0,00 dimana 0,00 < 0,05 artinya data tidak berdistribusi normal.
Untuk signifikansi ATVA setelah peristiwa pengampunan pajak periode III yaitu
sebesar 0,00 dimana 0,00 < 0,05 artinya data tidak berdistribusi normal. Melihat
hasil uji normalitas (shapiro-wilk) diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh
nilai signifikansi data dibawah 5% atau 0,05 artinya seluruh data tidak
berdistribusi normal. Karena data tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis
dilakukan dengan uji wilcoxon signed ranked test.
4.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui reaksi investor akibat


peristiwa pengampunan pajak periode III pada saham syariah sektor industri
barang konsumsi yang sahamnya tercatat dalam Indeks Saham Syariah Indonesia.
Uji wilcoxon signed ranked test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara AAR sebelum dan AAR setelah serta ATVA sebelum dan
ATVA setelah. Tingkat signifikansi data untuk pengujian hipotesis menggunankan
uji wilcoxon signed ranked test adalah 5% atau 0,05. Jika nilai signifikansi > 0,05
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
48

Ho1 = Tidak terdapat perbedaan abnormal returm sebelum peristiwa


pengampunan pajak dan setelah peristiwa pengampunan pajak periode
III pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di
ISSI.

Ha1 = Terdapat perbedaan abnormal return sebelum peristiwa


pengampunan pajak dan setelah peristiwa pengampunan pajak periode
III pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di
ISSI.

HO2 = Tidak terdapat perbedaan trading volume activity sebelum peristiwa


pengampunan pajak dan setelah peristiwa pengampunan pajak periode
III pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di
ISSI.
Ha2 = Terdapat perbedaan trading volume activity sebelum peristiwa
pengampunan pajak dan setelah peristiwa pengampunan pajak periode
III pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di
ISSI.
Dibawah ini merupakan hasil uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon Signed
Ranked Test, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranked Test Abnormal Return
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks

AAR Setelah - AAR Negative Ranks 7a 13.43 94.00


Sebelum Positive Ranks 20b 14.20 284.00
Ties 0c

Total 27
a. AAR Setelah < AAR Sebelum
b. AAR Setelah > AAR Sebelum
c. AAR Setelah = AAR Sebelum
Test Statisticsb
AAR Setelah -
AAR Sebelum
Z -2.282a
49

Asymp. Sig. (2-tailed) .022

a. Based on negative ranks.


b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber: Output menggunakan PASW Statistics 18

Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi data yang digunakan adalah 0,05
atau 5%. Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa ada 7 dari 27 perusahaan yang
memiliki nilai abnormal return rendah setelah terjadinya peristiwa pengampunan
pajak. Sedangkan untuk peningkatan abnormal return terjadi pada 20 dari 27
perusahaan. Maka, peningkatan abnormal return akibat peristiwa pengampunan
pajak lebih banyak. Dari hasil uji statistik wilcoxon signed ranked test diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,022 dimana 0,022 < 0,05 artinya Ha 1 diterima dan Ho1
ditolak. Maka hipotesis yang diterima adalah terdapat perbedaan abnormal return
sebelum peristiwa pengampunan pajak dan setelah peristiwa pengampunan pajak
periode III pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI.
Reaksi pasar diproksikan dengan abnormal return. Apabila terdapat perbedaan
abnormal return sebelum dan setelah terjadinya suatu peristiwa maka pasar
dikatakan bereaksi terhadap peristiwa tersebut.
Tabel 4.6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranked Test Trading Volume Activity
Ranks
Mean
N Rank Sum of Ranks
ATVA Setelah - Negative Ranks 15 a
12.67 190.00
ATVA Sebelum Positive Ranks 6b 6.83 41.00
Ties 6c
Total 27
a. ATVA Setelah < ATVA Sebelum
b. ATVA Setelah > ATVA Sebelum
c. ATVA Setelah = ATVA Sebelum
Test Statisticsb
ATVA Setelah -
ATVA Sebelum
Z -2.592a
Asymp. Sig. (2-tailed) .010
a. Based on positive ranks.
50

b. Wilcoxon Signed Ranks Test


Sumber: Output menggunakan PASW Statistics 18

Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi data yang digunakan adalah 0,05
atau 5%. Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa ada 15 dari 27 perusahaan
yang memiliki nilai trading volume activity rendah setelah terjadinya peristiwa
pengampunan pajak. Untuk peningkatan trading volume activity hanya ada pada 6
dari 27 perusahaan. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai trading volume
activity yang sama baik sebelum dan setelah pengampunan pajak hanya ada 6
perusahaan. Maka, penurunan trading volume activity akibat peristiwa
pengampunan pajak lebih banyak. Dari hasil uji statistik wilcoxon signed ranked
test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,010 dimana 0,010 < 0,05 artinya Ha 1
diterima dan Ho1 ditolak. Maka hipotesis yang diterima adalah terdapat perbedaan
trading volume activity sebelum peristiwa pengampunan pajak dan setelah
peristiwa pengampunan pajak periode III pada perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang tercatat di ISSI.
4.3 Pengeluaran Pajak 27 Perusahaan Sampel dan Realisasi Pajak Tahun
2015-2017
Di samping itu perusahaan mengeluarkan pajak yang menjadi
kewajibannya. Berikut ini merupakan data pengeluaran pajak perusahaan industri
barang konsumsi yang tercatat di ISSI yang menjadi sampel dalam penelitian ini,
yaitu:
Tabel 4.7 Pengeluaran Pajak Tahun 2015-2016 Oleh 27 Perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi Yang Tercatat Di ISSI
No. Kode 2015 2016
1 ADES 11.336.000.000 5.685.000.000
2 AISA 126.685.000.000 179.203.000.000
3 CEKA 35.721.906.910 36.130.823.829
4 CINT 11.284.522.975 7.553.603.434
5 DVLA 36.543.278 62.333.656
6 ICBP 1.086.486.000.000 1.357.953.000.000
7 INAF 7.609.430.318 1.553.938.401
8 INDF 1.730.371.000.000 2.532.747.000.000
9 KAEF 85.162.555.115 111.427.977.007
10 KICI 15.711.490.024 214.733.321
11 KINO 73.943.129.784 38.202.824.881
51

12 KLBF 663.186.962.586 740.303.526.679


13 LMPI 2.905.643.494 3.458.019.905
14 MBTO 2.776.670.972 2.967.619.292
15 MERK 51.395.379 61.073.314
16 MRAT 1.209.986.118 1.467.163.793
17 MYOR 390.261.637.241 457.007.141.573
18 PSDN 9.583.653.087 26.351.813.680
19 PYFA 1.467.826.630 1.077.476.794
20 ROTI 107.712.914.648 89.639.472.867
21 SIDO 122.924.000.000 148.557.000.000
22 SKLT 7.309.446.375 4.520.085.462
23 STTP 46.300.197.602 43.569.590.674
24 TCID 38.647.669.480 59.416.261.296
25 TSPC 177.892.281.060 173.464.664.107
26 ULTJ 177.575.035.200 222.657.000.000
27 UNVR 1.977.685.000.000 2.181.213.000.000
Jumlah 6.911.837.898.276 8.426.465.143.965
Sumber: Annual Report

Berdasarkan tabel di atas bahwa perusahaan ADES mengeluarkan pajak


sebesar 11.336.000.000 pada tahun 2015 dan 5.685.000.000 pada tahun 2016,
artinya perusahaan ADES mengalami penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan
AISA mengeluarkan pajak sebesar 126.685.000.000 pada tahun 2015 dan
179.203.000.000 pada tahun 2016, artinya perusahaan AISA mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan CEKA mengeluarkan pajak sebesar
35.721.906.910 pada tahun 2015 dan 36.130.823.829 pada tahun 2016, artinya
perusahaan CEKA mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan CINT
mengeluarkan pajak sebesar 11.284.522.975 pada tahun 2015 dan 7.553.603.434
pada tahun 2016, artinya perusahaan CINT mengalami penurunan pengeluaran
pajak. Perusahaan DVLA mengeluarkan pajak sebesar 36.543.278 pada tahun
2015 dan 62.333.656 pada tahun 2016, artinya perusahaan DVLA mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan ICBP mengeluarkan pajak sebesar
1.086.486.000.000 pada tahun 2015 dan 1.357.953.000.000 pada tahun 2016,
artinya perusahaan ICBP mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan
INAF mengeluarkan pajak sebesar 7.609.430.318 pada tahun 2015 dan
1.553.938.401 pada tahun 2016, artinya perusahaan INAF mengalami penurunan
52

pengeluaran pajak. Perusahaan INDF mengeluarkan pajak sebesar


1.730.371.000.000 pada tahun 2015 dan 2.532.747.000.000 pada tahun 2016,
artinya perusahaan INDF mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan
KAEF mengeluarkan pajak sebesar 85.162.555.115 pada tahun 2015 dan
111.427.977.007 pada tahun 2016, artinya perusahaan KAEF mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan KICI mengeluarkan pajak sebesar
pada 15.711.490.024 tahun 2015 dan 214.733.321 pada tahun 2016, artinya
perusahaan KICI mengalami penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan KINO
mengeluarkan pajak sebesar 73.943.129.784 pada tahun 2015 dan 38.202.824.881
pada tahun 2016, artinya perusahaan KINO mengalami penurunan pengeluaran
pajak. Perusahaan KLBF mengeluarkan pajak sebesar 663.186.962.586 pada tahun
2015 dan 740.303.526.679 pada tahun 2016, artinya perusahaan KLBF mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan LMPI mengeluarkan pajak sebesar
2.905.643.494 pada tahun 2015 dan 3.458.019.905 pada tahun 2016, artinya
perusahaan LMPI mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan MBTO
mengeluarkan pajak sebesar 2.776.670.972 pada tahun 2015 dan 2.967.619.292
pada tahun 2016, artinya perusahaan MBTO mengalami peningkatan pengeluaran
pajak.
Untuk perusahaan MERK mengeluarkan pajak sebesar 51.395.379 pada
tahun 2015 dan 61.073.314 pada tahun 2016, artinya perusahaan MERK
mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan MRAT mengeluarkan
pajak sebesar 1.209.986.118 pada tahun 2015 dan 1.467.163.793 pada tahun 2016,
artinya perusahaan MRAT mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan
MYOR mengeluarkan pajak sebesar 390.261.637.241 pada tahun 2015 dan
457.007.141.573 pada tahun 2016, artinya perusahaan MYOR mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan PSDN mengeluarkan pajak sebesar
9.583.653.087 pada tahun 2015 dan 26.351.813.680 pada tahun 2016, artinya
perusahaan PSDN mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan PYFA
mengeluarkan pajak sebesar 1.467.826.630 pada tahun 2015 dan 1.077.476.794
pada tahun 2016, artinya perusahaan PYFA mengalami penurunan pengeluaran
pajak. Perusahaan ROTI mengeluarkan pajak sebesar 107.712.914.648 pada tahun
2015 dan 89.639.472.867 pada tahun 2016, artinya perusahaan ROTI mengalami
penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan SIDO mengeluarkan pajak sebesar
53

122.924.000.000 pada tahun 2015 dan 148.557.000.000 pada tahun 2016, artinya
perusahaan SIDO mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan SKLT
mengeluarkan pajak sebesar 7.309.446.375 pada tahun 2015 dan 4.520.085.462
pada tahun 2016, artinya perusahaan SKLT mengalami penurunan pengeluaran
pajak. Perusahaan STTP mengeluarkan pajak sebesar 46.300.197.602 pada tahun
2015 dan 43.569.590.674 pada tahun 2016, artinya perusahaan STTP mengalami
penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan TCID mengeluarkan pajak sebesar
38.647.669.480 pada tahun 2015 dan 59.416.261.296 pada tahun 2016, artinya
perusahaan TCID mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan TSPC
mengeluarkan pajak sebesar 177.892.281.060 pada tahun 2015 dan
173.464.664.107 pada tahun 2016, artinya perusahaan TSPC mengalami
penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan ULTJ mengeluarkan pajak sebesar
177.575.035.200 pada tahun 2015 dan 222.657.000.000 pada tahun 2016, artinya
perusahaan ULTJ mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Dan perusahaan
UNVR mengeluarkan pajak sebesar 1.977.685.000.000 pada tahun 2015 dan
2.181.213.000.000 pada tahun 2016, artinya perusahaan UNVR mengalami
peningkatan pengeluaran pajak.
Tabel 4.8 Pengeluaran Pajak Tahun 2016-2017 Oleh 27 Perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi Yang Tercatat Di ISSI
No. Kode 2016 2017
1 ADES 5.685.000.000 12.853.000.000
2 AISA 179.203.000.000 23.954.000.000
3 CEKA 36.130.823.829 35.775.052.527
4 CINT 7.553.603.434 8.670.611.306
5 DVLA 62.333.656 63.898.628
6 ICBP 1.357.953.000.000 1.663.388.000.000
7 INAF 1.553.938.401 7.609.430.318
8 INDF 2.532.747.000.000 2.513.491.000.000
9 KAEF 111.427.977.007 118.001.844.961
10 KICI 214.733.321 2.691.201.837
11 KINO 38.202.824.881 31.268.949.262
12 KLBF 740.303.526.679 787.935.315.388
13 LMPI 3.458.019.905 4.251.042.468
14 MBTO 2.967.619.292 6.967.392.602
15 MERK 61.073.314 61.107.348
16 MRAT 1.467.163.793 72.238.875
54

17 MYOR 457.007.141.573 555.930.772.581


18 PSDN 26.351.813.680 21.411.258.208
19 PYFA 1.077.476.794 1.760.790.160
20 ROTI 89.639.472.867 50.783.313.391
21 SIDO 148.557.000.000 148.090.000.000
22 SKLT 4.520.085.462 4.399.850.008
23 STTP 43.569.590.674 72.521.739.769
24 TCID 59.416.261.296 63.956.663.719
25 TSPC 173.464.664.107 186.750.680.877
26 ULTJ 222.657.000.000 314.550.000.000
27 UNVR 2.181.213.000.000 2.367.099.000.000
Jumlah 8.426.465.143.965 9.004.308.154.233
Sumber: Annual Report

Berdasarkan tabel di atas bahwa perusahaan ADES mengeluarkan pajak


sebesar 5.685.000.000 pada tahun 2016 dan 12.853.000.000 pada tahun 2017,
artinya perusahaan ADES mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan
AISA mengeluarkan pajak sebesar 179.203.000.000 pada tahun 2016 dan
23.954.000.000 pada tahun 2017, artinya perusahaan AISA mengalami penurunan
pengeluaran pajak. Perusahaan CEKA mengeluarkan pajak sebesar
36.130.823.829 pada tahun 2016 dan 35.775.052.527 pada tahun 2017, artinya
perusahaan CEKA mengalami penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan CINT
mengeluarkan pajak sebesar 7.553.603.434 pada tahun 2016 dan 8.670.611.306
pada tahun 2017, artinya perusahaan CINT mengalami peningkatan pengeluaran
pajak. Perusahaan DVLA mengeluarkan pajak sebesar 62.333.656 pada tahun
2016 dan 63.898.628 pada tahun 2017, artinya perusahaan DVLA mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan ICBP mengeluarkan pajak sebesar
1.357.953.000.000 pada tahun 2016 dan 1.663.388.000.000 pada tahun 2017,
artinya perusahaan ICBP mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan
INAF mengeluarkan pajak sebesar 1.553.938.401 pada tahun 2016 dan
7.609.430.318 pada tahun 2017, artinya perusahaan INAF mengalami peningkatan
pengeluaran pajak. Perusahaan INDF mengeluarkan pajak sebesar
2.532.747.000.000 pada tahun 2016 dan 2.513.491.000.000 pada tahun 2017,
artinya perusahaan INDF mengalami penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan
KAEF mengeluarkan pajak sebesar 111.427.977.007 pada tahun 2016 dan
118.001.844.961 pada tahun 2017, artinya perusahaan KAEF mengalami
55

peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan KICI mengeluarkan pajak sebesar


214.733.321 pada tahun 2016 dan 2.691.201.837 pada tahun 2017, artinya
perusahaan KICI mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan KINO
mengeluarkan pajak sebesar 38.202.824.881 pada tahun 2016 dan 31.268.949.262
pada tahun 2017, artinya perusahaan KINO mengalami penurunan pengeluaran
pajak. Perusahaan KLBF mengeluarkan pajak sebesar 740.303.526.679 pada tahun
2016 dan 787.935.315.388 pada tahun 2017, artinya perusahaan KLBF mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan LMPI mengeluarkan pajak sebesar
3.458.019.905 pada tahun 2016 dan 4.251.042.468 pada tahun 2017, artinya
perusahaan LMPI mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan MBTO
mengeluarkan pajak sebesar 2.967.619.292 pada tahun 2016 dan 6.967.392.602
pada tahun 2017, artinya perusahaan MBTO mengalami peningkatan pengeluaran
pajak.
Untuk perusahaan MERK mengeluarkan pajak sebesar 61.073.314 pada
tahun 2016 dan 61.107.348 pada tahun 2017, artinya perusahaan MERK
mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan MRAT mengeluarkan
pajak sebesar 1.467.163.793 pada tahun 2016 dan 72.238.875 pada tahun 2017,
artinya perusahaan MRAT mengalami penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan
MYOR mengeluarkan pajak sebesar 457.007.141.573 pada tahun 2016 dan
555.930.772.581 pada tahun 2017, artinya perusahaan MYOR mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan PSDN mengeluarkan pajak sebesar
26.351.813.680 pada tahun 2016 dan 21.411.258.208 pada tahun 2017, artinya
perusahaan PSDN mengalami penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan PYFA
mengeluarkan pajak sebesar 1.077.476.794 pada tahun 2016 dan 1.760.790.160
pada tahun 2017, artinya perusahaan PYFA mengalami peningkatan pengeluaran
pajak. Perusahaan ROTI mengeluarkan pajak sebesar 89.639.472.867 pada tahun
2016 dan 50.783.313.391 pada tahun 2017, artinya perusahaan ROTI mengalami
penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan SIDO mengeluarkan pajak sebesar
148.557.000.000 pada tahun 2016 dan 148.090.000.000 pada tahun 2017, artinya
perusahaan SIDO mengalami penurunan pengeluaran pajak. Perusahaan SKLT
mengeluarkan pajak sebesar 4.520.085.462 pada tahun 2016 dan 4.399.850.008
pada tahun 2017, artinya perusahaan SKLT mengalami penurunan pengeluaran
pajak. Perusahaan STTP mengeluarkan pajak sebesar 43.569.590.674 pada tahun
56

2016 dan 72.521.739.769 pada tahun 2017, artinya perusahaan STTP mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan TCID mengeluarkan pajak sebesar
59.416.261.296 pada tahun 2016 dan 63.956.663.719 pada tahun 2017, artinya
perusahaan TCID mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan TSPC
mengeluarkan pajak sebesar 173.464.664.107 pada tahun 2016 dan
186.750.680.877 pada tahun 2017, artinya perusahaan TSPC mengalami
peningkatan pengeluaran pajak. Perusahaan ULTJ mengeluarkan pajak sebesar
222.657.000.000 pada tahun 2016 dan 314.550.000.000 pada tahun 2017, artinya
perusahaan ULTJ mengalami peningkatan pengeluaran pajak. Dan perusahaan
UNVR mengeluarkan pajak sebesar 2.181.213.000.000 pada tahun 2016 dan
2.367.099.000.000 pada tahun 2017, artinya perusahaan UNVR mengalami
peningkatan pengeluaran pajak.
Tabel 4.9 Pengeluaran Pajak Tahun 2015-2017 Oleh 27 Perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi Yang Tercatat Di ISSI
No. Kode 2015 2016 2017
1 ADES 11.336.000.000 5.685.000.000 12.853.000.000
2 AISA 126.685.000.000 179.203.000.000 23.954.000.000
3 CEKA 35.721.906.910 36.130.823.829 35.775.052.527
4 CINT 11.284.522.975 7.553.603.434 8.670.611.306
5 DVLA 36.543.278 62.333.656 63.898.628
6 ICBP 1.086.486.000.000 1.357.953.000.000 1.663.388.000.000
7 INAF 7.609.430.318 1.553.938.401 7.609.430.318
8 INDF 1.730.371.000.000 2.532.747.000.000 2.513.491.000.000
9 KAEF 85.162.555.115 111.427.977.007 118.001.844.961
10 KICI 15.711.490.024 214.733.321 2.691.201.837
11 KINO 73.943.129.784 38.202.824.881 31.268.949.262
12 KLBF 663.186.962.586 740.303.526.679 787.935.315.388
13 LMPI 2.905.643.494 3.458.019.905 4.251.042.468
14 MBTO 2.776.670.972 2.967.619.292 6.967.392.602
15 MERK 51.395.379 61.073.314 61.107.348
16 MRAT 1.209.986.118 1.467.163.793 72.238.875
17 MYOR 390.261.637.241 457.007.141.573 555.930.772.581
18 PSDN 9.583.653.087 26.351.813.680 21.411.258.208
19 PYFA 1.467.826.630 1.077.476.794 1.760.790.160
20 ROTI 107.712.914.648 89.639.472.867 50.783.313.391
57

21 SIDO 122.924.000.000 148.557.000.000 148.090.000.000


22 SKLT 7.309.446.375 4.520.085.462 4.399.850.008
23 STTP 46.300.197.602 43.569.590.674 72.521.739.769
24 TCID 38.647.669.480 59.416.261.296 63.956.663.719
25 TSPC 177.892.281.060 173.464.664.107 186.750.680.877
26 ULTJ 177.575.035.200 222.657.000.000 314.550.000.000
27 UNVR 1.977.685.000.000 2.181.213.000.000 2.367.099.000.000
Jumlah 6.911.837.898.276 8.426.465.143.965 9.004.308.154.233
Sumber: (Annual Report)

Berdasarkan tabel di atas bahwa secara keseluruhan pengeluaran pajak


yang dikeluarkan oleh 27 perusahaan yang sahamnya tercatat di ISSI pada tahun
2015 yaitu sebesar Rp6.9 triliun dan meningkat menjadi Rp8.4 trilun pada tahun
2016, artinya terjadi peningkatan sebesar Rp1.5 triliun. Kemudian pada tahun
2017 terjadi peningkatan kembali yaitu menjadi Rp9.0 triliun atau terjadi
peningkatan sebesar Rp577,9 miliar.
Adapun data realisasi penerimaan pajak sebelum peristiwa tax amnesty dan
setelah peristiwa tax amnesty yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.10 Realisasi Perpajakan Tahun 2015-2017
Realisasi Perpajakan (Milyar Rupiah)
Sumber Penerimaan – Keuangan 2015 2016 2017
Penerimaan Perpajakan 1.240.418,86 1.284.970,10 1.343.529,80
Pajak Dalam Negeri 1.205.478,89 1.249.499,50 1.304.316,30
Pajak Penghasilan 602.308,13 666.212,40 646.793,50
Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang
Mewah 423.710,82 412.213,50 480.724,60
Pajak Bumi dan Bangunan 29.250,05 19.443,20 16.770,30
Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan 0,30 0,50 1,20
Cukai 144.641,30 143.525,00 153.288,10
Pajak Lainnya 5.568,30 8.104,90 6.738,50
Pajak Perdagangan
Internasional 34.939,97 35.470,70 39.213,60
Bea Masuk 31.212,82 32.472,10 35.066,20
Pajak Ekspor 3.727,15 2.998,60 4.147,40
Sumber: (www.bps.go.id)

Secara rinci tercatat bahwa realisasi penerimaan pajak pada tahun 2015
adalah sebesar Rp1.240,4 triliun artinya tercapai 83,3% dari target Rp1.489,2
58

triliun. Sedangkan pada tahun 2016 realisasi penerimaan pajak yaitu sebesar
Rp1.284,9 triliun dari target Rp1.546,6 triliun yang artinya penerimaan pajak
meningkat sebesar Rp47,9 triliun atau 3,2% dari tahun 2015. Dan pada tahun 2017
terealisasi sebesar Rp1.343,5 triliun dari target Rp1.498,8 triliun. Maka dapat di
simpulkan bahwa pendapatan negara dari pajak mengalami peningkatan dari
sebelum dan setelah peristiwa tax amnesty.
4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil uji di atas, maka rekapitulasi hasil yang didapatkan yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.11 Abnormal Return dan Trading Volume Activity Sebelum dan Setelah
Peristiwa Pengampunan Pajak Periode III
Periode Variabel Mean Mean Asym. Sig Keterangan
Sebelum Setelah (2-tailed)
Periode Abnormal -254.11 279.48 0,022 Signifikan
III Return (Positif)

Trading 41.04 30.26 0,010 Signifikan


Volume (Negatif)
Activity
Sumber: Output menggunakan PASW Statistics 18

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan wilcoxon signed ranked test


diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,022 dimana 0,022 < 0,05 artinya Ha1 diterima
dan Ho1 ditolak. Maka terdapat perbedaan abnormal return sebelum peristiwa
pengampunan pajak dan setelah peristiwa pengampunan pajak periode III pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa peristiwa pengampunan pajak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap abnormal return. Dengan diberlakukannya Undang-
Undang pengampunan pajak mengakibatkan investor menanamkan modalnya pada
perusahaan Indonesia sehingga ada aliran dana yang masuk ke Indonesia melalui
stock market. Hal ini berdampak positif pada kenaikan IHSG. Meningkatnya
IHSG dikarenakan pengampunan pajak dapat mempengaruhi abnormal return.
Karena abnormal return adalah kelebihan dari return sesungguhnya terhadap
return normal, dimana return sesungguhnya diperoleh dari pertumbuhan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Inilah yang menjadi sebab peningkatan
59

abnormal return setelah peristiwa pengampunan pajak. Sehingga terdapat


perbedaan abnormal return sebelum dan setelah peristiwa pengampunan pajak.
Sedangkan hasil uji trading volume activity menggunakan wilcoxon signed
ranked test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,010 dimana 0,010 < 0,05 artinya
Ha2 diterima dan Ho2 ditolak. Maka terdapat perbedaan trading volume activity
sebelum peristiwa pengampunan pajak dan setelah peristiwa pengampunan pajak
periode III pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI.
Tetapi perbedaan tersebut merupakan perbedaan yang negatif yang ditandai
dengan menurunnya mean TVA sebelum dan mean TVA setelah yaitu 41,04
kemudian turun menjadi 30,26. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peristiwa
pengampunan pajak memberikan pengaruh yang signifikan negatif pada volume
perdagangan saham. Ini berarti pada saat peristiwa pengampunan pajak terdapat
penurunan volume perdagangan saham. Peristiwa pengampunan pajak yang
dilakukan pemerintah terbukti memiliki kandungan informasi, yang dapat dilihat
dari adanya perubahan volume perdagangan saham yang merupakan bentuk dari
reaksi investor atas suatu informasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Aktivitas
volume perdagangan saham digunakan untuk melihat penilaian suatu informasi
oleh investor individual dalam arti peristiwa pengampunan pajak tersebut
membuat suatu keputusan perdagangan atau tidak. Volume perdagangan yang
menurun menunjukkan investor yang sedikit atau kurang tertarik kepada
sahamsaham sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI pada saat
setelah peristiwa pengampunan pajak dan peningkatan jumlah saham yang beredar
namun tidak diimbangi dengan jumlah investor yang meningkat pula.
Berdasarkan Signalling Theory tanggapan para investor terhadap sinyal
positif dan negatif adalah sangat mempengaruhi kondisi pasar, mereka akan
bereaksi dengan berbagai cara dalam menaggapi sinyal tersebut, seperti memburu
saham yang dijual atau melakukan tindakan dalam bentuk tidak bereaksi seperti
“wait and see” atau tunggu dan lihat dulu perkembangan yang ada baru kemudian
mengambil tidakan. Peristiwa pengampunan pajak memicu aliran-aliran dana
untuk masuk kembali ke Indonesia terutama melalui pasar modal. Tingginya aliran
dana yang masuk kembali ke Indonesia memberikan sinyal positif terhadap
investor yang menyebabkan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
60

sehingga dapat mempengaruhi abnormal return tetapi tidak menyebabkan naiknya


transaksi jual beli saham dikarenakan investor kurang meminati saham syariah
sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI.
Secara umum, peristiwa pengampunan pajak periode III mengandung
sebuah informasi yang direspon oleh pelaku pasar modal. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya abnormal return yang diperoleh pada periode pengamatan yang
menunjukkan nilai signifikan positif. Selain itu, perubahan trading volume activity
yang signifikan negatif pada periode pengamatan ini juga menandakan
mengandung sebuah informasi yang direspon oleh investor.
Disamping itu, 27 perusahaan yang sahamnya tercatat di ISSI setiap
tahunnya harus mengeluarkan pajak penghasilan yang diperoleh dari hasil
usahanya. Sesuai data yang diperoleh, bahwa pengeluaran pajak yang dikeluarkan
oleh perusahaan yang sahamnya tercatat di ISSI pada tahun 2015 yaitu sebesar
Rp6.911,8 triliun, meningkat menjadi Rp8.426,4 trilun pada tahun 2016,
kemudian pada tahun 2017 terjadi peningkatan kembali yaitu menjadi Rp9.004,3
triliun. Selain itu, pendapatan negara dari pajak pada tahun 2015 sampai tahun
2017 mengalami peningkatan, sesuai data yang diperoleh bahwa pada tahun 2015
diperoleh pendapatan negara dari pajak yaitu sebesar Rp1.240,4 triliun, kemudian
meningkat menjadi Rp1.284,9 triliun pada tahun 2016, dan terjadi peningkatan
kembali pada tahun 2017 yaitu menjadi Rp1.343,5 triliun. Maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengeluaran pajak penghasilan yang
dikeluarkan oleh perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di ISSI
serta terjadi peningkatan pendapatan negara dari pajak baik sebelum maupun
setelah peristiwa pengampunan pajak. Artinya pengampunan pajak (tax amnest)
bermanfaat untuk meningkatkan penerimaan pajak, meningkatkan kepatuhan
untuk masa yang akan datang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon Signed Ranked Test didapatkan


nilai signifikansi 0,022 < 0,05. Dengan hasil bahwa nilai signifikansi lebih
61

kecil dari 0,05 artinya Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Maka kesimpulannya
terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan abnormal return setelah
peristiwa pengampunan pajak periode III pada 27 saham syariah sektor
industri barang konsumsi yang tercatat di Indeks Saham Syarih Indonesia.
2. Berdasarkan hasil perhitungan uji Wilcoxon Signed Ranked Test didapatkan
nilai signifikansi 0,010 < 0,05. Dengan hasil bahwa nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 artinya Ha2 diterima dan Ho2 ditolak. Maka kesimpulannnya
terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan trading volume
activity setelah peristiwa pengampunan pajak periode III pada 27 saham
syariah sektor industri barang konsumsi yang tercatat di Indeks Saham
Syarih Indonesia.
3. Berdasarkan data, diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan pembayaran
pajak yang dikeluarkan oleh perusahaan sektor industri barang konsumsi
yang sahamnya tercatat di ISSI serta terjadi peningkatan pendapatan dari
pajak tahun 2015-2017 yaitu periode sebelum dan setelah peristiwa
pengampunan pajak
5.2 Saran

1. Bagi perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tercatat di Indeks


Saham Syariah Indonesia (ISSI) diharapkan dapat meningkatkan return
saham dan menjaga kestabilan saham serta volume perdagangan saham
akibat diberlakukannya pengampunan pajak (tax amanesty). Maka
hendaknya emiten tidak fokus kepada peristiwa tax amnestynya, tetapi
seharusnya lebih kepada bagaimana cara kinerja perusahaan meningkat
akibat peristiwa ini agar investor mempercayai perusahaan yang memiliki
prospek yang bagus di masa depan.
2. Bagi investor bahwa segala informasi yang berada di pasar modal tidak
seluruhnya berharga, maka hendaknya menganalisis dan memilih
informasi sebelum mengambil keputusan jual atau beli saham.
62

DAFTAR PUSTAKA
Abdalloh, I. (2019). In Pasar Modal Syariah (pp. 81, 8, 95, 109, 121, 124).
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Afzalurrahman. (2000). Muhammad as a Tender (Muhammad Sebagai Seorang
Pedagang). Jakarta: Yayasan Swarna Bhumi.
Al Arif, M. N. (2015). In Pengantar Ekonomi Islam (pp. 417, 418). Bandung: CV
PUSTAKA SETIA. al-Zuhaily, W. (1085). Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuh Juz 4.
Beirut: Dar al-Fikr.
Ang, R. (1997). In Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Staff
Indonesia.
Annual Report. (n.d.).
Antonio, M. S. (2007). In Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager.
Jakarta: ProLM Centre & Tazkia Multimedia.
Awaluddin. (2016, Julli-Desember). Pasar Modal Syariah: Analisis Penawaran
Efek Syariah Di Bursa Efek Indonesia. Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi
Islam, 1 (2).
Aziz, A. (2010). Manajemen Investasi Syariah. Bandung: Alfabeta.
Basyir, A. A. (2000). Asas-Asas Hukum Muamalat: Hukum Perdata Islam.
Yogyakarta: UII Press.
Brown, S. J., & Warner, J. B. (1985, Maret). Using Daily Stock Return: The Case
Of Event Studies. Journal of Financial Economics, 14(1), 3-31.
Burhanuddin S. (2009). In Pasar Modal Syariah: Tinjauan Hukum (pp. 9-10).
Yogyakarta: UII Press.
Cahyaningdyah, D., & Witiastuti, R. S. (2010). Analisis Monday Effect dan
Rogalski Effect di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Dinamika Manajemen , 1(2).
Chair, W. (2015, Desember). Manajemen Investasi Di Bank Syari'ah. Iqtishadia, 2
(2), 204-219.
Dr Mardani. (2015). In Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia.
Jakarta: Prenada Media Group (Kencana).
Dzazuli. A. (2006). Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah Hukum Islam Dalam
Menyelesaikan Masalah-Masalah Yang Praktis . Jakarta : Kencana.
Fama, E. (1970). Efficient Market: A Review of Theory and Empiricial Work.
Journal of Finance, 25(2).
Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000. (n.d.).
Hartono, J. (2005). In Pasar Efisien Secara Keputusan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Hartono, J. (2009). In Teori Portofolio dan Analisis Investasi (p. 392).
Yogyakarta: BPFE.
Hartono, J. (2015). In Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Edisi Kesepuluh.
Yogyakarta: BPFE.
Hartono, J. (2015). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Edisi 10. Yogyakarta:
BPFE UGM.
Hermuningsih, S., Yuniati, H., & Mujiono. (2017, Februari). Apakah Indeks Sham
Syariah Indonesia (ISSI) Memediasi Pengaruh Nilai Tukar Terhadap
Return Saham Syariah? Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia, 4 (2).
63

Hidayat, T. (2011). Buku Pintar Investasi Syariah. Jakarta: Mediakita.


Hutagaol, J. (2007). In Perpajakan: Isu-Isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
IDX. (2018). Indeks Saham Syariah. www.idx.co.id.
IDX. (2018). Pengantar Pasar Modal. www.idx.co.id.
Ispriyarso, B. (2019, Maret). Keberhasilan Kebijakan Pengampunan Pajak (Tax
Amnesty) di Indonesia. Adminitrative Law & Governance Journal, 2(1),
47-59.
Kamil, D. A., & Fauzan, D. M. (2007). In Kitab Undang-Undang Perbankan dan
Ekonomi Syariah (p. 482 dan 756). Jakarta: Kencana.
Kasmir, & Jakfar. (2015). In Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta:
Kencana Prenada Media.
KEMENKEU. (2016). Amnesti Pajak. www.kemenkeu.go.id.
KEMENKEU. (2016). Leaflet TA-Amnesti Pajak. www.kemenkeu.co.id
09/02/2021.
Khoiruddin, M., & Faizati, E. R. (2014). Reaksi Pasar Terhadap Dividend
Announcement Perusahaan Yang Sahamnya Masuk Daftar Efek Syariah.
Jurnal Dinamika Manajemen, 5 No 2, 211, 213.
Langgulung, H. (1992). Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka al-Husna.
Maharani, D. (2016, Desember). Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Sumatera Utara.
Intiqad, 8 (2), 32-46.
Mas'adi, G. (2002). Fiqh Muamalah Kontekstual. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
McWilliams, T. P., & McWilliams, V. B. (2011). Another Look At Theoretical
And Empirical Issues In Event Study Methodology. The Journal of
Applied Business Research, 16 Number 3, 1-12.
Muslih, C. I. (2019). In Pemahaman Mahasiswa Tentang Saham Syariah Sebelum
Dan Sesudah Berdirinya Galeri Investasi Syariah BEI IAIN Bengkulu Di
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (Studi Pada Mahasiswa Jurusan
Ekonomi Islam. Bengkulu.
Nanda, R. D. (2017). In Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Kebijakan Tax
Amnesty Indonesia Pada Saham LQ45 Tahun 2016-2017. Semarang:
Skripsi Universitas Diponegoro.
Nugroho, E. P. (2013). In Analisis Dampak Pemecahan Saham Terhadap Trading
Volume Activity dan Abnormal Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Yogyakarta: Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Nugroho, Y. A. (2011). In It's Easy...Olah Data dengan SPSS (p. 43 dan 47).
Yogyakarta: Skripta.
Nurmalasari, S. A., & Yulianto, A. (2015). Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas
Terhadap Return Saham . Management Analysis Journal , 4(4), 290.
Nuryana, I. (2016). Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengangkatan Joko
Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen
dan Akuntansi, 4 No 2, 1.
Online Pajak. (2018). In Tax Amnsty Dan Tujuannya Di Indonesia.
www.onlinepajak.com : 06/01/2021.
64

Pardiansyah, E. (2017). Inveestasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan


Teoritis Empiris. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 8 (2), 337-373.
Pontjowinoto, I. P. (2003). Prinsip Syariah di Pasar Modal, Modal Publication. In
Prinsip Syariah di Pasar Modal (p. vii). Jakarta: Modal Publication.
Praja, J. (2004). Filsafat Hukum Islam. Tasikmalaya: Latifah Press.
Pramana, A., & Mawardi, W. (2012). Analisis Perbandingan Trading Volume
Activity Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pemecahan
Saham (studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2011). Diponegoro Journal Management, 1 No 1,
1-9.
Rahma , A. N. (2018). In Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap
Harga Saham Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (p. 3). Palembang: Skripsi Universitas Sriwijaya.
Rahmawan, I. (2005). In Kamus Istilah Akuntansi Syariah Cet.1. Yogyakarta:
Pilar Media.
Rata-Rata Abnormal Return 5 hari Sebelum dan 5 hari Setelah Peristiwa
Pengampunan Pajak Periode III (data diolah). (n.d.).
Rifa'i, V. (2009). Islamic Economics. Jakarta: Bumi Aksara.
Sahroni, O., & Karim, A. (2016). Maqashid Bisnis & Keuangan Islam: Sintesis
Fiqih Dan Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press.
Sakinah. (2014, Desember). Investasi Dalam Islam. Iqtishadia: Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Syariah, 1 (2), 249-262.
Sanjiwani, P. D., & Jati, I. K. (2017, April). Reaksi Pasar Modal Terhadap
Kebijakan Tax Amnesty pada Saat Pengumuman dan Akhir Periode 1.
EJurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19(1), 799-286.
Sari, A. B. (2011). In Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Dan
Trading Volume Activity Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (pp. 26, 27, 49). Semarang: Skripsi Universitas Negeri
Semarang.
Sharpe, Alexander, W. F., & Bailey, J. V. (2005). In P. Hermastuti, & D. Prastuti,
Investasi. Jakarta: Indeks.
Sitompul, N. L. (2007). In Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
Terhadap PDRB Sumatera Utara. Tesis : Universitas Sumatera Utara.
Soemtira, A. (2009). Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana
Pranamedia.
Suardi. (2019). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT
Bank Mandiri, Tbk Kantor Cabang Pontianak. JBEE, 1 (2), 10-18.
Suhendi, H. (2010). Fiqh Muamalah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sujarweni, V. W. (2018). In Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi
Pendekatan Kuantitatif (pp. 14, 19, 95, 97, 98, 105, 109). Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Sukirno, S. (2003). In Pengantar Teori Makro Ekonomi . Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Suryadi, A. (2017). Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengesahan UU Pengampunan
Pajak (Tax Amnesty). Jurnal Manajemen, 6 No 2.
65

Suryawijaya, M. A., & Setiawan, F. A. (1998). Reaksi Pasar Modal Indonesia


Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27
Juli 1996). Kelola No. 18/VII/1998, 137-153.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio Dan Investasi. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius.
Utami, A. T. (2017, Juli). Analisis Trading Volume Activity Dan Average
Abnormal Return Sebelum Dan Sesudah Melakukan Pemecahan Saham
(Stock Split) Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 18 (2), 164-173.
UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. (n.d.).
Wulandari , I. G., Wahyuni, M. A., & Sujana, E. (2017). Reaksi Investor Dalam
Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Tax Amnesty (Event Study Pada
Perusahaan yang Terdaftar Dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia).
EJournal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 7 Nomor 1, 3.
www.bps.go.id. (n.d.). www.idx.co.id
. (07/01/2021).
Yahoo Finance. (2016-2017). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
12/02/2021.
Yuliana, I. (2010). Investasi Produk Keuangan Syariah. Malang: UIN Maliki
Press.

LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan
66

Lampiran 2 Perhitungan AR dan TVA


RM CP Saham
CODE DAY IHSG (Return (Harga R AR Volume beredar TVA
Market) Saham)
5.042,87 1.000 14.600 589.896.800
ADES -6
5.027,70 589.896.800
ADES -5 -0,00301 1.045 0,04500 0,04801 15.500 0,00003
5.102,95 589.896.800
ADES -4 0,01497 1.045 0,00000 -0,01497 0 0,00000
67

5.209,44 589.896.800
ADES -3 0,02087 1.045 0,00000 -0,02087 6.300 0,00001
5.302,57 589.896.800
ADES -2 0,01788 1.010 -0,03349 -0,05137 94.700 0,00016
5.296,71 589.896.800
ADES -1 -0,00111 1.000 -0,00990 -0,00880 87.100 0,00015
5.275,97 589.896.800
ADES 0 -0,00392 1.020 0,02000 0,02392 33.200 0,00006
5.301,18 589.896.800
ADES 1 0,00478 1.040 0,01961 0,01483 48.400 0,00008
5.325,50 589.896.800
ADES 2 0,00459 1.020 -0,01923 -0,02382 10.900 0,00002
5.347,02 589.896.800
ADES 3 0,00404 1.020 0,00000 -0,00404 15.400 0,00003
5.316,36 589.896.800
ADES 4 -0,00573 1.040 0,01961 0,02534 83.600 0,00014
5.309,92 589.896.800
ADES 5 -0,00121 1.020 -0,01923 -0,01802 76.500 0,00013

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 1.910 1.955.100 3.218.600.000
AISA -6
3.218.600.000
AISA -5 5.027,70 -0,00301 1.905 -0,00262 0,00039 780.200 0,00024
3.218.600.000
AISA -4 5.102,95 0,01497 1.910 0,00262 -0,01234 1.009.400 0,00031
3.218.600.000
AISA -3 5.209,44 0,02087 2.050 0,07330 0,05243 6.468.100 0,00201
3.218.600.000
AISA -2 5.302,57 0,01788 2.000 -0,02439 -0,04227 4.456.100 0,00138
3.218.600.000
AISA -1 5.296,71 -0,00111 1.945 -0,02750 -0,02639 1.504.600 0,00047
3.218.600.000
AISA 0 5.275,97 -0,00392 1.975 0,01542 0,01934 224.700 0,00007
3.218.600.000
AISA 1 5.301,18 0,00478 1.950 -0,01266 -0,01744 676.000 0,00021
3.218.600.000
AISA 2 5.325,50 0,00459 2.000 0,02564 0,02105 4.471.100 0,00139
3.218.600.000
AISA 3 5.347,02 0,00404 1.990 -0,00500 -0,00904 5.330.300 0,00166
3.218.600.000
AISA 4 5.316,36 -0,00573 1.980 -0,00503 0,00071 773.400 0,00024
3.218.600.000
AISA 5 5.309,92 -0,00121 1.995 0,00758 0,00879 2.326.300 0,00072

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 1.325 31.400 595.000.000
CEKA -6
595.000.000
CEKA -5 5.027,70 -0,00301 1.300 -0,01887 -0,01586 51.900 0,00009
595.000.000
CEKA -4 5.102,95 0,01497 1.310 0,00769 -0,00727 21.100 0,00004
595.000.000
CEKA -3 5.209,44 0,02087 1.320 0,00763 -0,01323 47.200 0,00008
595.000.000
CEKA -2 5.302,57 0,01788 1.350 0,02273 0,00485 40.700 0,00007
595.000.000
CEKA -1 5.296,71 -0,00111 1.350 0,00000 0,00111 43.600 0,00007
595.000.000
CEKA 0 5.275,97 -0,00392 1.350 0,00000 0,00392 27.400 0,00005
595.000.000
CEKA 1 5.301,18 0,00478 1.360 0,00741 0,00263 64.000 0,00011
595.000.000
CEKA 2 5.325,50 0,00459 1.340 -0,01471 -0,01929 26.000 0,00004

595.000.000
CEKA 3 5.347,02 0,00404 1.355 0,01119 0,00715 29.700 0,00005
595.000.000
CEKA 4 5.316,36 -0,00573 1.345 -0,00738 -0,00165 95.000 0,00016
595.000.000
CEKA 5 5.309,92 -0,00121 1.345 0,00000 0,00121 26.100 0,00004

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 310 3.604.600 1.000.000.000
CINT -6
68

1.000.000.000
CINT -5 5.027,70 -0,00301 312 0,00645 0,00946 3.065.800 0,00307
1.000.000.000
CINT -4 5.102,95 0,01497 314 0,00641 -0,00856 3.802.600 0,00380
1.000.000.000
CINT -3 5.209,44 0,02087 314 0,00000 -0,02087 3.195.000 0,00320
1.000.000.000
CINT -2 5.302,57 0,01788 314 0,00000 -0,01788 3.321.700 0,00332
1.000.000.000
CINT -1 5.296,71 -0,00111 316 0,00637 0,00747 3.777.500 0,00378
1.000.000.000
CINT 0 5.275,97 -0,00392 314 -0,00633 -0,00241 3.126.900 0,00313
1.000.000.000
CINT 1 5.301,18 0,00478 314 0,00000 -0,00478 3.903.500 0,00390
1.000.000.000
CINT 2 5.325,50 0,00459 314 0,00000 -0,00459 3.574.700 0,00357
1.000.000.000
CINT 3 5.347,02 0,00404 314 0,00000 -0,00404 3.050.100 0,00305
1.000.000.000
CINT 4 5.316,36 -0,00573 314 0,00000 0,00573 3.784.000 0,00378
1.000.000.000
CINT 5 5.309,92 -0,00121 312 -0,00637 -0,00516 3.460.000 0,00346

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 1.700 0 1.120.000.000
DVLA -6
1.120.000.000
DVLA -5 5.027,70 -0,00301 1.700 0 0,00301 500 0,00000
1.120.000.000
DVLA -4 5.102,95 0,01497 1.700 0 -0,01497 300 0,00000
1.120.000.000
DVLA -3 5.209,44 0,02087 1.700 0 -0,02087 9.500 0,00001
1.120.000.000
DVLA -2 5.302,57 0,01788 1.700 0 -0,01788 10.000 0,00001
1.120.000.000
DVLA -1 5.296,71 -0,00111 1.755 0,03235 0,03346 26.500 0,00002
1.120.000.000
DVLA 0 5.275,97 -0,00392 1.700 -0,03134 -0,02742 4.800 0,00000
1.120.000.000
DVLA 1 5.301,18 0,00478 1.700 0 -0,00478 12.800 0,00001
1.120.000.000
DVLA 2 5.325,50 0,00459 1.700 0 -0,00459 0 0,00000
1.120.000.000
DVLA 3 5.347,02 0,00404 1.700 0 -0,00404 10.100 0,00001
1.120.000.000
DVLA 4 5.316,36 -0,00573 1.700 0 0,00573 100 0,00000
1.120.000.000
DVLA 5 5.309,92 -0,00121 1.750 0,02941 0,03062 800 0,00000

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 7.775 5.362.800 11.661.908.000
ICBP -6
11.661.908.000
ICBP -5 5.027,70 -0,00301 7.550 -0,02894 -0,02593 6.383.800 0,00055
11.661.908.000
ICBP -4 5.102,95 0,01497 7.950 0,05298 0,03801 2.735.300 0,00023
11.661.908.000
ICBP -3 5.209,44 0,02087 8.325 0,04717 0,02630 5.231.800 0,00045
11.661.908.000
ICBP -2 5.302,57 0,01788 8.625 0,03604 0,01816 4.821.800 0,00041
11.661.908.000
ICBP -1 5.296,71 -0,00111 8.575 -0,00580 -0,00469 6.203.000 0,00053
11.661.908.000
ICBP 0 5.275,97 -0,00392 8.600 0,00292 0,00683 2.040.600 0,00017

11.661.908.000
ICBP 1 5.301,18 0,00478 8.600 0,00000 -0,00478 4.027.100 0,00035
11.661.908.000
ICBP 2 5.325,50 0,00459 8.575 -0,00291 -0,00749 3.970.900 0,00034
11.661.908.000
ICBP 3 5.347,02 0,00404 8.525 -0,00583 -0,00987 1.497.300 0,00013
11.661.908.000
ICBP 4 5.316,36 -0,00573 8.800 0,03226 0,03799 5.899.200 0,00051
11.661.908.000
ICBP 5 5.309,92 -0,00121 8.775 -0,00284 -0,00163 1.942.400 0,00017

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume TVA
69

beredar
5.042,87 4.340 747.200 3.099.267.500
INAF -6
3.099.267.500
INAF -5 5.027,70 -0,00301 4.410 0,01613 0,01914 933.700 0,00030
3.099.267.500
INAF -4 5.102,95 0,01497 4.430 0,00454 -0,01043 547.000 0,00018
3.099.267.500
INAF -3 5.209,44 0,02087 4.450 0,00451 -0,01635 259.800 0,00008
3.099.267.500
INAF -2 5.302,57 0,01788 5.200 0,16854 0,15066 3.442.600 0,00111
3.099.267.500
INAF -1 5.296,71 -0,00111 4.680 -0,10000 -0,09889 3.417.100 0,00110
3.099.267.500
INAF 0 5.275,97 -0,00392 4.700 0,00427 0,00819 1.061.500 0,00034
3.099.267.500
INAF 1 5.301,18 0,00478 4.700 0,00000 -0,00478 198.700 0,00006
3.099.267.500
INAF 2 5.325,50 0,00459 4.650 -0,01064 -0,01523 241.700 0,00008
3.099.267.500
INAF 3 5.347,02 0,00404 4.580 -0,01505 -0,01909 220.800 0,00007
3.099.267.500
INAF 4 5.316,36 -0,00573 4.490 -0,01965 -0,01392 240.200 0,00008
3.099.267.500
INAF 5 5.309,92 -0,00121 4.430 -0,01336 -0,01215 201.300 0,00006

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 7.250 5.084.100 8.780.426.500
INDF -6
8.780.426.500
INDF -5 5.027,70 -0,00301 7.275 0,00345 0,00646 6.158.300 0,00070
8.780.426.500
INDF -4 5.102,95 0,01497 7.650 0,05155 0,03658 4.380.100 0,00050
8.780.426.500
INDF -3 5.209,44 0,02087 7.625 -0,00327 -0,02414 4.977.800 0,00057
8.780.426.500
INDF -2 5.302,57 0,01788 7.850 0,02951 0,01163 11.993.900 0,00137
8.780.426.500
INDF -1 5.296,71 -0,00111 7.925 0,00955 0,01066 8.171.400 0,00093
8.780.426.500
INDF 0 5.275,97 -0,00392 7.725 -0,02524 -0,02132 5.389.900 0,00061
8.780.426.500
INDF 1 5.301,18 0,00478 7.800 0,00971 0,00493 4.002.000 0,00046
8.780.426.500
INDF 2 5.325,50 0,00459 8.000 0,02564 0,02105 6.301.900 0,00072
8.780.426.500
INDF 3 5.347,02 0,00404 8.025 0,00313 -0,00092 5.791.100 0,00066
8.780.426.500
INDF 4 5.316,36 -0,00573 7.825 -0,02492 -0,01919 8.242.700 0,00094
8.780.426.500
INDF 5 5.309,92 -0,00121 7.975 0,01917 0,02038 3.999.400 0,00046

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 2.680 8.116.600 5.554.000.000
KAEF -6
5.554.000.000
KAEF -5 5.027,70 -0,00301 2.640 -0,01493 -0,01192 4.377.100 0,00079
5.554.000.000
KAEF -4 5.102,95 0,01497 2.700 0,02273 0,00776 3.204.600 0,00058
5.554.000.000
KAEF -3 5.209,44 0,02087 2.690 -0,00370 -0,02457 2.740.800 0,00049
5.554.000.000
KAEF -2 5.302,57 0,01788 2.820 0,04833 0,03045 9.971.300 0,00180

5.554.000.000
KAEF -1 5.296,71 -0,00111 2.750 -0,02482 -0,02372 5.091.500 0,00092
5.554.000.000
KAEF 0 5.275,97 -0,00392 2.730 -0,00727 -0,00336 3.510.300 0,00063
5.554.000.000
KAEF 1 5.301,18 0,00478 2.700 -0,01099 -0,01577 1.471.800 0,00026
5.554.000.000
KAEF 2 5.325,50 0,00459 2.660 -0,01481 -0,01940 3.208.000 0,00058
5.554.000.000
KAEF 3 5.347,02 0,00404 2.660 0,00000 -0,00404 2.065.400 0,00037
5.554.000.000
KAEF 4 5.316,36 -0,00573 2.660 0,00000 0,00573 1.249.200 0,00022
5.554.000.000
KAEF 5 5.309,92 -0,00121 2.660 0,00000 0,00121 1.403.900 0,00025
70

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 114 100 276.000.000
KICI -6
276.000.000
KICI -5 5.027,70 -0,00301 120 0,05263 0,05564 170.100 0,00062
276.000.000
KICI -4 5.102,95 0,01497 110 -0,08333 -0,09830 226.400 0,00082
276.000.000
KICI -3 5.209,44 0,02087 115 0,04545 0,02459 44.500 0,00016
276.000.000
KICI -2 5.302,57 0,01788 120 0,04348 0,02560 5.800 0,00002
276.000.000
KICI -1 5.296,71 -0,00111 120 0,00000 0,00111 0 0,00000
276.000.000
KICI 0 5.275,97 -0,00392 119 -0,00833 -0,00442 1.100 0,00000
276.000.000
KICI 1 5.301,18 0,00478 119 0,00000 -0,00478 0 0,00000
276.000.000
KICI 2 5.325,50 0,00459 119 0,00000 -0,00459 0 0,00000
276.000.000
KICI 3 5.347,02 0,00404 119 0,00000 -0,00404 0 0,00000
276.000.000
KICI 4 5.316,36 -0,00573 125 0,05042 0,05615 10.200 0,00004
276.000.000
KICI 5 5.309,92 -0,00121 120 -0,04000 -0,03879 400 0,00000

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 2.310 426.500 1.428.571.500
KINO -6
1.428.571.500
KINO -5 5.027,70 -0,00301 2.300 -0,00433 -0,00132 145.400 0,00010
1.428.571.500
KINO -4 5.102,95 0,01497 2.300 0,00000 -0,01497 55.900 0,00004
1.428.571.500
KINO -3 5.209,44 0,02087 2.750 0,19565 0,17478 841.200 0,00059
1.428.571.500
KINO -2 5.302,57 0,01788 3.180 0,15636 0,13849 3.632.100 0,00254
1.428.571.500
KINO -1 5.296,71 -0,00111 3.030 -0,04717 -0,04606 2.015.500 0,00141
1.428.571.500
KINO 0 5.275,97 -0,00392 2.790 -0,07921 -0,07529 726.000 0,00051
1.428.571.500
KINO 1 5.301,18 0,00478 2.710 -0,02867 -0,03345 679.700 0,00048
1.428.571.500
KINO 2 5.325,50 0,00459 2.920 0,07749 0,07290 746.200 0,00052
1.428.571.500
KINO 3 5.347,02 0,00404 2.900 -0,00685 -0,01089 289.000 0,00020
1.428.571.500
KINO 4 5.316,36 -0,00573 2.910 0,00345 0,00918 200.200 0,00014
1.428.571.500
KINO 5 5.309,92 -0,00121 2.880 -0,01031 -0,00910 225.500 0,00016

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 1.430 25.115.300 46.875.122.110
KLBF -6
46.875.122.110
KLBF -5 5.027,70 -0,00301 1.440 0,00699 0,01000 20.376.500 0,00043
46.875.122.110
KLBF -4 5.102,95 0,01497 1.465 0,01736 0,00239 16.046.100 0,00034

46.875.122.110
KLBF -3 5.209,44 0,02087 1.535 0,04778 0,02691 17.917.400 0,00038
46.875.122.110
KLBF -2 5.302,57 0,01788 1.555 0,01303 -0,00485 27.291.400 0,00058
46.875.122.110
KLBF -1 5.296,71 -0,00111 1.515 -0,02572 -0,02462 48.879.900 0,00104
46.875.122.110
KLBF 0 5.275,97 -0,00392 1.510 -0,00330 0,00062 7.276.300 0,00016
46.875.122.110
KLBF 1 5.301,18 0,00478 1.540 0,01987 0,01509 28.990.300 0,00062
46.875.122.110
KLBF 2 5.325,50 0,00459 1.565 0,01623 0,01165 32.865.900 0,00070
46.875.122.110
KLBF 3 5.347,02 0,00404 1.565 0,00000 -0,00404 11.745.500 0,00025
71

46.875.122.110
KLBF 4 5.316,36 -0,00573 1.540 -0,01597 -0,01024 10.136.800 0,00022
46.875.122.110
KLBF 5 5.309,92 -0,00121 1.550 0,00649 0,00770 8.996.300 0,00019

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 130 709.900 1.008.517.669
LMPI -6
1.008.517.669
LMPI -5 5.027,70 -0,00301 133 0,02308 0,02609 42.000 0,00004
1.008.517.669
LMPI -4 5.102,95 0,01497 133 0,00000 -0,01497 233.100 0,00023
1.008.517.669
LMPI -3 5.209,44 0,02087 139 0,04511 0,02424 166.500 0,00017
1.008.517.669
LMPI -2 5.302,57 0,01788 135 -0,02878 -0,04665 68.300 0,00007
1.008.517.669
LMPI -1 5.296,71 -0,00111 135 0,00000 0,00111 51.100 0,00005
1.008.517.669
LMPI 0 5.275,97 -0,00392 136 0,00741 0,01132 42.200 0,00004
1.008.517.669
LMPI 1 5.301,18 0,00478 140 0,02941 0,02463 213.300 0,00021
1.008.517.669
LMPI 2 5.325,50 0,00459 142 0,01429 0,00970 199.100 0,00020
1.008.517.669
LMPI 3 5.347,02 0,00404 142 0,00000 -0,00404 67.200 0,00007
1.008.517.669
LMPI 4 5.316,36 -0,00573 141 -0,00704 -0,00131 24.000 0,00002
1.008.517.669
LMPI 5 5.309,92 -0,00121 142 0,00709 0,00830 45.300 0,00004

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 174 14.600 1.070.000.000
MBTO -6
1.070.000.000
MBTO -5 5.027,70 -0,00301 182 0,04598 0,04899 17.800 0,00002
1.070.000.000
MBTO -4 5.102,95 0,01497 184 0,01099 -0,00398 915.000 0,00086
1.070.000.000
MBTO -3 5.209,44 0,02087 184 0,00000 -0,02087 5.000 0,00000
1.070.000.000
MBTO -2 5.302,57 0,01788 189 0,02717 0,00930 20.400 0,00002
1.070.000.000
MBTO -1 5.296,71 -0,00111 185 -0,02116 -0,02006 27.100 0,00003
MBTO 0 5.275,97 -0,00392 185 0,00000 0,00392 200 1.070.000.000 0,00000
1.070.000.000
MBTO 1 5.301,18 0,00478 170 -0,08108 -0,08586 24.300 0,00002
1.070.000.000
MBTO 2 5.325,50 0,00459 175 0,02941 0,02482 11.000 0,00001
1.070.000.000
MBTO 3 5.347,02 0,00404 174 -0,00571 -0,00976 9.700 0,00001
1.070.000.000
MBTO 4 5.316,36 -0,00573 174 0,00000 0,00573 0 0,00000
1.070.000.000
MBTO 5 5.309,92 -0,00121 180 0,03448 0,03569 50.000 0,00005

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 9.000 700 448.000.000
MERK -6

448.000.000
MERK -5 5.027,70 -0,00301 9.000 0,00000 0,00301 0 0,00000
448.000.000
MERK -4 5.102,95 0,01497 9.000 0,00000 -0,01497 0 0,00000
448.000.000
MERK -3 5.209,44 0,02087 9.200 0,02222 0,00135 100 0,00000
448.000.000
MERK -2 5.302,57 0,01788 9.200 0,00000 -0,01788 13.100 0,00003
448.000.000
MERK -1 5.296,71 -0,00111 9.200 0,00000 0,00111 0 0,00000
448.000.000
MERK 0 5.275,97 -0,00392 9.400 0,02174 0,02565 100 0,00000
448.000.000
MERK 1 5.301,18 0,00478 9.350 -0,00532 -0,01010 2.600 0,00001
72

448.000.000
MERK 2 5.325,50 0,00459 9.350 0,00000 -0,00459 0 0,00000
448.000.000
MERK 3 5.347,02 0,00404 9.350 0,00000 -0,00404 0 0,00000
448.000.000
MERK 4 5.316,36 -0,00573 9.350 0,00000 0,00573 5.000 0,00001
448.000.000
MERK 5 5.309,92 -0,00121 9.350 0,00000 0,00121 100 0,00000

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 218 200 428.000.000
MRAT -6
428.000.000
MRAT -5 5.027,70 -0,00301 202 -0,07339 -0,07039 100 0,00000
428.000.000
MRAT -4 5.102,95 0,01497 191 -0,05446 -0,06942 12.800 0,00003
428.000.000
MRAT -3 5.209,44 0,02087 206 0,07853 0,05767 100 0,00000
428.000.000
MRAT -2 5.302,57 0,01788 202 -0,01942 -0,03729 500 0,00000
428.000.000
MRAT -1 5.296,71 -0,00111 210 0,03960 0,04071 100 0,00000
428.000.000
MRAT 0 5.275,97 -0,00392 210 0,00000 0,00392 700 0,00000
428.000.000
MRAT 1 5.301,18 0,00478 214 0,01905 0,01427 4.100 0,00001
428.000.000
MRAT 2 5.325,50 0,00459 214 0,00000 -0,00459 9.200 0,00002
428.000.000
MRAT 3 5.347,02 0,00404 214 0,00000 -0,00404 0 0,00000
428.000.000
MRAT 4 5.316,36 -0,00573 214 0,00000 0,00573 0 0,00000
428.000.000
MRAT 5 5.309,92 -0,00121 214 0,00000 0,00121 10.100 0,00002

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 1.610 4.566.400 22.358.699.725
MYOR -6
22.358.699.725
MYOR -5 5.027,70 -0,00301 1.610 0,00000 0,00301 682.600 0,00003
22.358.699.725
MYOR -4 5.102,95 0,01497 1.620 0,00621 -0,00876 407.300 0,00002
22.358.699.725
MYOR -3 5.209,44 0,02087 1.620 0,00000 -0,02087 538.800 0,00002
22.358.699.725
MYOR -2 5.302,57 0,01788 1.640 0,01235 -0,00553 593.100 0,00003
22.358.699.725
MYOR -1 5.296,71 -0,00111 1.645 0,00305 0,00415 1.183.400 0,00005
22.358.699.725
MYOR 0 5.275,97 -0,00392 1.750 0,06383 0,06775 10.240.300 0,00046
22.358.699.725
MYOR 1 5.301,18 0,00478 1.780 0,01714 0,01236 3.980.400 0,00018
22.358.699.725
MYOR 2 5.325,50 0,00459 1.750 -0,01685 -0,02144 542.000 0,00002
22.358.699.725
MYOR 3 5.347,02 0,00404 1.755 0,00286 -0,00118 1.006.200 0,00005
22.358.699.725
MYOR 4 5.316,36 -0,00573 1.775 0,01140 0,01713 477.300 0,00002
22.358.699.725
MYOR 5 5.309,92 -0,00121 1.755 -0,01127 -0,01006 254.500 0,00001

CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume Saham TVA

beredar

5.042,87 134 32.300 1.440.000.000


PSDN -6
1.440.000.000
PSDN -5 5.027,70 -0,00301 133 -0,00746 -0,00445 3.800 0,00000
1.440.000.000
PSDN -4 5.102,95 0,01497 134 0,00752 -0,00745 10.200 0,00001
1.440.000.000
PSDN -3 5.209,44 0,02087 142 0,05970 0,03883 100 0,00000
1.440.000.000
PSDN -2 5.302,57 0,01788 135 -0,04930 -0,06717 6.800 0,00000
73

1.440.000.000
PSDN -1 5.296,71 -0,00111 134 -0,00741 -0,00630 35.000 0,00002
1.440.000.000
PSDN 0 5.275,97 -0,00392 139 0,03731 0,04123 4.500 0,00000
1.440.000.000
PSDN 1 5.301,18 0,00478 136 -0,02158 -0,02636 40.500 0,00003
1.440.000.000
PSDN 2 5.325,50 0,00459 141 0,03676 0,03218 6.900 0,00000
1.440.000.000
PSDN 3 5.347,02 0,00404 140 -0,00709 -0,01113 200 0,00000
1.440.000.000
PSDN 4 5.316,36 -0,00573 140 0,00000 0,00573 0 0,00000
1.440.000.000
PSDN 5 5.309,92 -0,00121 136 -0,02857 -0,02736 12.200 0,00001

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 204 138.400 535.080.000
PYFA -6
535.080.000
PYFA -5 5.027,70 -0,00301 200 -0,01961 -0,01660 466.800 0,00087
535.080.000
PYFA -4 5.102,95 0,01497 204 0,02000 0,00503 195.600 0,00037
535.080.000
PYFA -3 5.209,44 0,02087 204 0,00000 -0,02087 166.300 0,00031
535.080.000
PYFA -2 5.302,57 0,01788 202 -0,00980 -0,02768 586.700 0,00110
535.080.000
PYFA -1 5.296,71 -0,00111 200 -0,00990 -0,00880 390.900 0,00073
535.080.000
PYFA 0 5.275,97 -0,00392 200 0,00000 0,00392 43.600 0,00008
535.080.000
PYFA 1 5.301,18 0,00478 204 0,02000 0,01522 45.600 0,00009
535.080.000
PYFA 2 5.325,50 0,00459 206 0,00980 0,00522 703.900 0,00132
535.080.000
PYFA 3 5.347,02 0,00404 212 0,02913 0,02509 48.700 0,00009
535.080.000
PYFA 4 5.316,36 -0,00573 212 0,00000 0,00573 73.900 0,00014
535.080.000
PYFA 5 5.309,92 -0,00121 208 -0,01887 -0,01766 463.800 0,00087

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 1.510 1.907.700 5.061.800.000
ROTI -6
5.061.800.000
ROTI -5 5.027,70 -0,00301 1.490 -0,01325 -0,01024 487.100 0,00010
5.061.800.000
ROTI -4 5.102,95 0,01497 1.500 0,00671 -0,00826 123.100 0,00002
5.061.800.000
ROTI -3 5.209,44 0,02087 1.520 0,01333 -0,00753 448.400 0,00009
5.061.800.000
ROTI -2 5.302,57 0,01788 1.560 0,02632 0,00844 1.869.800 0,00037
5.061.800.000
ROTI -1 5.296,71 -0,00111 1.600 0,02564 0,02675 1.318.200 0,00026
5.061.800.000
ROTI 0 5.275,97 -0,00392 1.585 -0,00938 -0,00546 86.800 0,00002
5.061.800.000
ROTI 1 5.301,18 0,00478 1.585 0,00000 -0,00478 1.859.200 0,00037
5.061.800.000
ROTI 2 5.325,50 0,00459 1.610 0,01577 0,01119 602.500 0,00012
5.061.800.000
ROTI 3 5.347,02 0,00404 1.630 0,01242 0,00838 1.054.600 0,00021
5.061.800.000
ROTI 4 5.316,36 -0,00573 1.680 0,03067 0,03641 618.600 0,00012
5.061.800.000
ROTI 5 5.309,92 -0,00121 1.655 -0,01488 -0,01367 5.964.700 0,00118

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 515 5.315.100 15.000.000.000
SIDO -6
15.000.000.000
SIDO -5 5.027,70 -0,00301 510 -0,00971 -0,00670 2.850.200 0,00019
15.000.000.000
SIDO -4 5.102,95 0,01497 510 0,00000 -0,01497 1.749.400 0,00012
74

15.000.000.000
SIDO -3 5.209,44 0,02087 515 0,00980 -0,01106 1.083.100 0,00007
15.000.000.000
SIDO -2 5.302,57 0,01788 530 0,02913 0,01125 1.074.100 0,00007
15.000.000.000
SIDO -1 5.296,71 -0,00111 520 -0,01887 -0,01776 2.246.500 0,00015
15.000.000.000
SIDO 0 5.275,97 -0,00392 510 -0,01923 -0,01532 379.500 0,00003
15.000.000.000
SIDO 1 5.301,18 0,00478 515 0,00980 0,00503 861.000 0,00006
15.000.000.000
SIDO 2 5.325,50 0,00459 515 0,00000 -0,00459 5.807.200 0,00039
15.000.000.000
SIDO 3 5.347,02 0,00404 535 0,03883 0,03479 1.425.600 0,00010
15.000.000.000
SIDO 4 5.316,36 -0,00573 530 -0,00935 -0,00361 1.871.500 0,00012
15.000.000.000
SIDO 5 5.309,92 -0,00121 525 -0,00943 -0,00822 1.437.800 0,00010

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 308 0 690.740.500
SKLT -6
690.740.500
SKLT -5 5.027,70 -0,00301 308 0,00000 0,00301 0 0,00000
690.740.500
SKLT -4 5.102,95 0,01497 308 0,00000 -0,01497 0 0,00000
690.740.500
SKLT -3 5.209,44 0,02087 308 0,00000 -0,02087 0 0,00000
690.740.500
SKLT -2 5.302,57 0,01788 308 0,00000 -0,01788 0 0,00000
690.740.500
SKLT -1 5.296,71 -0,00111 308 0,00000 0,00111 0 0,00000
690.740.500
SKLT 0 5.275,97 -0,00392 320 0,03896 0,04288 100 0,00000
690.740.500
SKLT 1 5.301,18 0,00478 320 0,00000 -0,00478 0 0,00000
690.740.500
SKLT 2 5.325,50 0,00459 350 0,09375 0,08916 100 0,00000
690.740.500
SKLT 3 5.347,02 0,00404 430 0,22857 0,22453 100 0,00000
690.740.500
SKLT 4 5.316,36 -0,00573 430 0,00000 0,00573 0 0,00000
690.740.500
SKLT 5 5.309,92 -0,00121 430 0,00000 0,00121 0 0,00000

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 3.190 0 1.310.000.000
STTP -6
1.310.000.000
STTP -5 5.027,70 -0,00301 3.190 0,00000 0,00301 0 0,00000
1.310.000.000
STTP -4 5.102,95 0,01497 3.190 0,00000 -0,01497 0 0,00000
1.310.000.000
STTP -3 5.209,44 0,02087 3.190 0,00000 -0,02087 0 0,00000
1.310.000.000
STTP -2 5.302,57 0,01788 3.190 0,00000 -0,01788 0 0,00000
1.310.000.000
STTP -1 5.296,71 -0,00111 3.190 0,00000 0,00111 0 0,00000
1.310.000.000
STTP 0 5.275,97 -0,00392 3.190 0,00000 0,00392 0 0,00000
1.310.000.000
STTP 1 5.301,18 0,00478 3.190 0,00000 -0,00478 0 0,00000
1.310.000.000
STTP 2 5.325,50 0,00459 3.190 0,00000 -0,00459 0 0,00000
1.310.000.000
STTP 3 5.347,02 0,00404 3.190 0,00000 -0,00404 0 0,00000

1.310.000.000
STTP 4 5.316,36 -0,00573 3.190 0,00000 0,00573 0 0,00000
1.310.000.000
STTP 5 5.309,92 -0,00121 3.190 0,00000 0,00121 0 0,00000

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 13.300 25.300 201.066.667
TCID -6
75

201.066.667
TCID -5 5.027,70 -0,00301 13.100 -0,01504 -0,01203 36.800 0,00018
201.066.667
TCID -4 5.102,95 0,01497 12.500 -0,04580 -0,06077 62.400 0,00031
201.066.667
TCID -3 5.209,44 0,02087 12.250 -0,02000 -0,04087 115.200 0,00057
201.066.667
TCID -2 5.302,57 0,01788 12.950 0,05714 0,03927 100 0,00000
201.066.667
TCID -1 5.296,71 -0,00111 12.500 -0,03475 -0,03364 73.100 0,00036
201.066.667
TCID 0 5.275,97 -0,00392 13.000 0,04000 0,04392 1.000 0,00000
201.066.667
TCID 1 5.301,18 0,00478 14.000 0,07692 0,07214 600 0,00000
201.066.667
TCID 2 5.325,50 0,00459 14.000 0,00000 -0,00459 0 0,00000
201.066.667
TCID 3 5.347,02 0,00404 13.200 -0,05714 -0,06118 100 0,00000
201.066.667
TCID 4 5.316,36 -0,00573 13.200 0,00000 0,00573 9.200 0,00005
201.066.667
TCID 5 5.309,92 -0,00121 13.400 0,01515 0,01636 3.200 0,00002

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 1.925 177.200 4.500.000.000
TSPC -6
4.500.000.000
TSPC -5 5.027,70 -0,00301 1.950 0,01299 0,01600 159.200 0,00004
4.500.000.000
TSPC -4 5.102,95 0,01497 1.950 0,00000 -0,01497 50.400 0,00001
4.500.000.000
TSPC -3 5.209,44 0,02087 1.995 0,02308 0,00221 837.400 0,00019
4.500.000.000
TSPC -2 5.302,57 0,01788 1.995 0,00000 -0,01788 429.900 0,00010
4.500.000.000
TSPC -1 5.296,71 -0,00111 1.970 -0,01253 -0,01143 2.141.400 0,00048
4.500.000.000
TSPC 0 5.275,97 -0,00392 1.945 -0,01269 -0,00877 700 0,00000
4.500.000.000
TSPC 1 5.301,18 0,00478 1.920 -0,01285 -0,01763 37.100 0,00001
4.500.000.000
TSPC 2 5.325,50 0,00459 1.920 0,00000 -0,00459 79.300 0,00002
4.500.000.000
TSPC 3 5.347,02 0,00404 1.940 0,01042 0,00638 14.300 0,00000
4.500.000.000
TSPC 4 5.316,36 -0,00573 1.940 0,00000 0,00573 3.100 0,00000
4.500.000.000
TSPC 5 5.309,92 -0,00121 1.915 -0,01289 -0,01168 130.600 0,00003

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
5.042,87 4.500 3.900 2.888.382.000
ULTJ -6
2.888.382.000
ULTJ -5 5.027,70 -0,00301 4.580 0,01778 0,02079 2.600 0,00000
2.888.382.000
ULTJ -4 5.102,95 0,01497 4.580 0,00000 -0,01497 1.300 0,00000
2.888.382.000
ULTJ -3 5.209,44 0,02087 4.570 -0,00218 -0,02305 1.200 0,00000
2.888.382.000
ULTJ -2 5.302,57 0,01788 4.550 -0,00438 -0,02225 3.200 0,00000
2.888.382.000
ULTJ -1 5.296,71 -0,00111 4.570 0,00440 0,00550 128.500 0,00004
2.888.382.000
ULTJ 0 5.275,97 -0,00392 4.570 0,00000 0,00392 128.500 0,00004
2.888.382.000
ULTJ 1 5.301,18 0,00478 4.480 -0,01969 -0,02447 56.700 0,00002
ULTJ 2 5.325,50 0,00459 4.530 0,01116 0,00657 48.900 2.888.382.000 0,00002
2.888.382.000
ULTJ 3 5.347,02 0,00404 4.530 0,00000 -0,00404 3.900 0,00000
2.888.382.000
ULTJ 4 5.316,36 -0,00573 4.500 -0,00662 -0,00089 6.200 0,00000
2.888.382.000
ULTJ 5 5.309,92 -0,00121 4.450 -0,01111 -0,00990 99.600 0,00003

Saham
CODE DAY IHSG RM CP R AR Volume beredar TVA
76

5.042,87 37.975 2.218.100 7.630.000.000


UNVR -6
7.630.000.000
UNVR -5 5.027,70 -0,00301 37.875 -0,00263 0,00037 2.355.800 0,00031
7.630.000.000
UNVR -4 5.102,95 0,01497 38.200 0,00858 -0,00639 1.678.400 0,00022
7.630.000.000
UNVR -3 5.209,44 0,02087 39.300 0,02880 0,00793 1.848.500 0,00024
7.630.000.000
UNVR -2 5.302,57 0,01788 40.000 0,01781 -0,00007 3.818.500 0,00050
7.630.000.000
UNVR -1 5.296,71 -0,00111 38.800 -0,03000 -0,02889 2.221.400 0,00029
7.630.000.000
UNVR 0 5.275,97 -0,00392 38.825 0,00064 0,00456 2.221.400 0,00029
7.630.000.000
UNVR 1 5.301,18 0,00478 40.200 0,03542 0,03064 2.128.400 0,00028
7.630.000.000
UNVR 2 5.325,50 0,00459 40.550 0,00871 0,00412 2.098.700 0,00028
7.630.000.000
UNVR 3 5.347,02 0,00404 40.600 0,00123 -0,00281 1.080.100 0,00014
7.630.000.000
UNVR 4 5.316,36 -0,00573 40.150 -0,01108 -0,00535 2.854.100 0,00037
7.630.000.000
UNVR 5 5.309,92 -0,00121 40.100 -0,00125 -0,00003 1.907.200 0,00025

Lampiran 3 Hasil Uji Shapiro Wilk

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total


N Percent N Percent N Percent
AAR Sebelum 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%
AAR Setelah 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%
ATVA Sebelum 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%
ATVA Setelah 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%
Descriptives
Std.
Statistic Error
AAR Mean -254.11 247.031
Sebelum 95% Confidence Interval Lower Bound -761.89
for Mean Upper Bound 253.67
5% Trimmed Mean -390.07
Median
-548.00
Variance
1647662.718

Std. Deviation 1283.613


Minimum
-2212
Maximum
5018
Range
7230
77

Interquartile Range 1114


Skewness 2.723 .448
Kurtosis 10.885 .872
AAR Mean 279.48 252.874
Setelah 95% Confidence Interval Lower Bound -240.31
for Mean Upper Bound 799.27
5% Trimmed Mean 102.81
Median 81.00
Variance 1726519.182
Std. Deviation 1313.971
Minimum -1303
Maximum 6317
Range 7620
Interquartile Range 788
Skewness
3.895 .448
Kurtosis
18.375 .872
ATVA Mean 41.04 13.096
Sebelum 95% Confidence Interval Lower Bound 14.12
for Mean Upper Bound 67.96
5% Trimmed Mean 30.13
Median 17.00
Variance 4630.575
Std. Deviation 68.048
Minimum 0
Maximum 343
Range 343
Interquartile Range 55
Skewness
3.600 .448
Kurtosis
15.519 .872
ATVA Mean 30.26 13.209
Setelah 95% Confidence Interval Lower Bound 3.11
for Mean Upper Bound 57.41
5% Trimmed Mean 17.80
Median 8.00
Variance 4710.969
Std. Deviation 68.636
Minimum 0
78

Maximum 355
Range 355
Interquartile Range 33
Skewness 4.382 .448
Kurtosis 20.947 .872

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-W ilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
AAR Sebelum .195 27 .010 .741 27 .000
AAR Setelah .323 27 .000 .568 27 .000
ATVA Sebelum .273 27 .000 .579 27 .000
ATVA Setelah .330 27 .000 .442 27 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Test Statisticsb
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 4 Kartu Bimbingan


79
80

You might also like