Professional Documents
Culture Documents
02 Buku Informasi Menyebariskan Kedataran Rev
02 Buku Informasi Menyebariskan Kedataran Rev
Sektor Logam dan Mesin Sub Sektor Operasi Mesin dan Proses LOG.OO18.009.01
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3
A. Tujuan Umum ........................................................................... ... 3
B. Tujuan Khusus ................................................................................. 3
BAB II MENDATARKAN MESIN (FLATNESS).................................................. 4
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam .
mendatarkan mesin .......................................................................... 4
B. Keterampilan yang diperlukan dalam mendatarkan mesin............... 17
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam mendatarkan mesin.................. 17
BAB III MENYEBARISKAN (ALIGNMENT) KOMPONEN PEMESINAN........... 18
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menyebariskan komponen
pemesinan ........................................................................................ 18
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menyebariskan komponen
pemesinan.................................................................................................. 45
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam menyebariskan komponen pemesinan
........................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 46
A. Buku Referensi.................................................................................. 46
DAFTAR ALAT DAN BAHAN............................................................................. 47
A. DAFTAR PERALATAN/MESIN......................................................... 47
B. DAFTAR BAHAN............................................................................... 47
DAFTAR PENYUSUN........................................................................................ 48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Mendatarkan Dan
Menyebariskan Mesin Dan Komponen Permesinan sesuai dengan SOP
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi
“Mendatarkan Dan Menyebariskan Mesin Dan Komponen Permesinan “. ini
guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami dan menggunakan prinsip-prinsip pendataran dan penyebarisan
2. Memilih prosedur pendataran dan/atau penyebarisan yang benar dan tepat
3. Melaksanakan pengukuran/pembacaan kedataran dan kesebarisan sesuai
dengan SOP
4. Melaksanakan tugas pekerjaan pendataran dan/atau penyebarisan menurut
spesifikasi menggunakan teknik yang benar dan tepat
BAB II
MENDATARKAN MESIN
A. Pengetahuan
1. Ketelitian geometris mesin
Mesin-mesin perkakas adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pembuat macam-
macam benda kerja/komponen-komponen mesin dimana Komponen-komponen mesin
yang dibuat nantinya akan dirakit atau disatukan (assembly). Untuk itu ketelitian ukuran,
bentuk ideal, dan dimensi dari komponen tersbut harus betul-betul sesuai dengan yang
diminta, sehingga dalam proses perakitan tidak terjadi kesulitan, tidak memerlukan
banyak waktu, bahkan tidak memerlukan banyak penyesuaian.
Dengan begitu mesin perkakas yang digunakan untuk membuat komponen tersebut
harus juga memenuhi ketelitian ataupun kualitas yang ditentukan oleh suatu standart.
Jadi apabila mesin yang lama atau mesin yang mungkin dalam pemakaiannya tidak
dikontrol maka mesin tersebut tidak akan bekerja dengan teliti atau hasilnya tidak sesuai
dengan ketelitian yang diminta.
Begitu juga apabila komponen-komponen tersebut mempunyai kondisi geometris
yang baik dan terpenuhi tetapi setelah disatukan menjadi unit mesin perkakas seutuhnya
mungkin dapat menyimpang dari bentuk maupun kondisi geometris yang diinginkan.
Untuk mengetahui ketelitian suatu mesin perkakas diperlukan suatu standar ketelitian
khusus yang digunakan untuk pengetesan ketelitian geometris dari mesin perkakas
tersebut.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi penyimpangan bentuk maupun ukuran pada
mesin perkakas, yaitu :
1. Pengaruh temperatur
Temperatur akan timbul pada waktu mesin dalam keadaan bekerja. Sehinga bagian
yang bergerak baik translasi maupun rotasi akan terjadi perubahan temperatur.
Temperatur yang berbeda antar bagian dari komponen mesin dapat mengubah tinggi,
bentuk atau kondisi dari komponen mesin perkakas karena logam yang mengalami
kenaikan temperatur akan memuai.
2. Pengaruh dari beberapa gaya.
Dalam pengerjaan benda kerja oleh mesin perkakas akan ditimbulkan beberapa gaya
yang dapat mengakibatkan berubahnya posisi tiap komponen. Misal : berat benda
2. Uji geometris
Penentuan diameter poros, lebar balok, tebal balok, diameter lubang dan
sebagainya merupakan pengukuran metrologis. Sedangkan pengukuran posisi seperti
kesejajaran, kelurusan, kerataan, ketegaklurusan dan lain sebagainya disebut sebagai
pengukuran geometris. Kedua pengukuran ini sangat penting dalam menunjang
1. Kedataran ( leveling )
Pengukuran kedataran dapat diartikan sebagai pengukuran posisi benda, bidang
atau poros pada posisi yang datar atau sejajar dengan permukaan bumi. Dalam
menginstalasi mesin misalnya mesin perkakas, mesin fluida, poros transmisi dan lain
sebagainya disyaratkan posisinya betul-betul datar. Untuk menentukan kedataran mesin,
diambil bagian tertentu sedemikian rupa sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk
menentukan kedataran. Pengukuran kedataran disebut juga sebagai leveling. Simbol
leveling dan penunjukannya ditunjukkan pada gambar berikut. Salah satu alat yang
dapat dipakai untuk menentukan kedataran yaitu spirit level atau block level. Untuk
pekerjaan kasar dapat digunakan water pass atau pipa plastik yang diisi air. Spirit level
ini terdiri dari blok baja yang permukaan dasar standar dan pada permukaan yang lain
terdapat dua buah tabung kaca berskala yang bergelembung. Tabung kaca yang satu
dipasang pada arah memanjang dan yang lain pada arah melintang. Setiap skala pada
tabung dinyatakan dalam milimeter/m. Salah satu spirit level satu skala atau
sensitivitasnya dinyatakan dalam 0.02 mm/m. Jika toleransi kemiringannya tidak sesuai
dengan batas yang dianjurkan, mesin tersebut harus disetel kembali dengan cara
diganjal dengan sim sedemikian rupa sehingga toleransi kemiringan dapat dipenuhi.
Ada tiga macam metode yang dapat dipakai untuk mengukur kelurusan tersebut
yaitu, straight edge, spirit-level, dan autocollimator. Pemeriksaan kelurusan bertujuan
menentukan suatu bidang mengalami lenturan atau kerusakan permukaan misalnya
pemeriksaan kelurusan permukaan suatu benda. Jika yang diperiksa bidang, maka
pemeriksaannya disebut dengan pemeriksaan kerataan ( flatness ). Salah satu alat yang
dapat digunakan untuk pemeriksaan kelurusan dan kerataan adalah pisau perata atau
straight edge.
3. Kesejajaran ( parallelism )
Dalam menginstalasi mesin kadang-kadang dituntut tingkat kesejajaran yang
tertentu. Misalnya kesejajaran dua buah poros, kesejajaran dua buah bidang, atau
kesejajaran antara bidang dengan poros. Alat ukur yang dapat digunakan untuk
memeriksa kesejajaran antara lain jangka sorong, mikrometer luar atau micrometer
dalam sesuai dengan yang dibutuhkan. Jenis-jenis kesejajaran yang perlu dites (diuji)
adalah :
1. Kesejajaran antar bidang yang ada pada mesin perkakas.
2. Kesejajaran gerakan antara komponen-komponen mesin.
3. Kesejajaran antara sumbu-sumbu.
4. Kesejajaran antara sumbu dengan bidang mesin perkakas.
6. Run out
Run out dapat diartikan sebagai penyimpangan gerakan. Pada poros terdapat dua
arah penyimpangan yaitu penyimpangan arah radial dan penyimpangan arah aksial.
Penyimpangan rotasi banyak sekali terjadi pada mesin-mesin perkakas, karena
sebagian besar dari mesin perkakas memakai prinsip kerja rotasi, walaupun dari prinsip
rotasi tersebut banyak yang diubah menjadi prinsip translasi. Dengan demikian
penyimpangan adalah :
a. Out of Round. Yaitu penyimpangan relatif terhadap bentuk lingkaran suatu komponen
yang diukur dalam satu bidang yang tegak lurus terhadap sumbu bentuk lingkaran.
b. Penyimpangan Radial Perputaran. Yaitu bila sumbu geometris benda putar tidak
berimpit dengan sumbu putarnya.
c. Camming. Yaitu bila permukaan dari benda putar tidak tegak lurus terhadap sumbu
putar benda tersebut berputar.
7. Ketidaksatusumbuhan ( misalignment )
Ketidaksatusumbuan poros merupakan problem yang paling besar sebagai
penyebab kerusakan mesin. Selanjutnya diikuti dengan kurang baiknya pelumasan dan
sisanya disebabkan karena operasi dan lingkungan. Misalignment ada dua macam
yaitu :
B. Pemeriksaan Kedataran
Pemeriksaan kedataran bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan penyipat
datar (spirit level/waterpass) dan autokolimator. Pada bagian ini hanya akan dibicarakan
mengenai pemeriksaan kedataran dengan menggunakan penyipat datar.
datar) dari gelembung udara. Secara sederhana, gambar dari penyipat datar dapat
dilihat pada gambar 2.1. Permukaan dari landasan biasanya berbentuk V dan ada pula
yang datar. Pada sisi melintang dari landasan biasanya dilengkapi dengan pipa kaca
yang kecil juga melengkung dan berisi gelembung udara. Fungsi dari pipa kaca kecil
(penyipat datar kecil) adalah untuk menyetel posisi penyipat datar besar apabila terjadi
kemiringan. Adanya kemiringan dari landasan pada muka ukur akan mengakibatkan
kekeliruan dalam pengukuran.
Dari Gambar 2.1. dapat dijelaskan sebagai berikut. Bila salah satu ujung dari landasan
naik atau turun maka gelembung udara akan berpindah posisi. Dengan menghitung
banyaknya skala perpindahan gelembung udara yang kemudian dibandingkan dengan
tingkat kecermatan alat ukurnya maka dapat diketahui besarnya ketidakdataran dari
muka ukur. Jadi, bila ujung B naik sebesar h yaitu menjadi B’, maka gelembung udara
pada pipa kaca akan bergeser (pindah) sejauh d, yaitu dari C ke D. Sudut yang dibentuk
oleh perubahan posisi ujung landasan B dan posisi gelembung udara adalah sama yaitu
. Bila R adalah jari-jari pipa kaca dan L adalah panjang landasan penyipat datar maka
dapat dihitung hubungan antara h dan d sebagai berikut :
, dan
Jadi,
Seandainya, R- 200 m, panjang alas 400 m, diinginkan suatu kecermatan sebersar 0,01
mm, maka :
Untuk tingkat kecermatan ini biasanya pada penyipat datar hanya dicantumkan angka
tinggi angkat pada setiap jarak ukur satu meter. Angka ini merupakan angka dari setiap
satu skala (divisi) pada pipa kaca. Jadi, kalau pada penyipat datar tercantum angka 0.01
mm/m ini berarti pada jarak ukur 1 meter tinggi angkat maksimum dari penyipat datar
adalah 0.01 milimeter.
Tingkat-tingkat kecermatan atau kepekaan dari penyipat datar antara lain adalah 1
derajat, 1 menit, 2, 5, 10, 20, 30 detik; dan 0.3 mm/m, 0.1 mm/m, 0.02 mm/m, 0.01
mm/m, 0.04 mm/m. Sedangkan panjang landasannya antara lain : 160 mm, 200 mm,
300 mm, 400 mm,
dan 500 mm.
Pemeriksaannya dilakukan pada arah memanjang dan pada melintang. Untuk arah
memanjang bisa diberi batas-batas dengan tanda garis atau titik yang jaraknya sesuai
dengan panjang alas dari penyipat datar. Untuk arah melintang diperlukan alat bantu lain
yaitu sejenis pelat paralel yang cukup tebal. Gunanya adalah sebagai landasan tempat
meletakkan penyipat datar untuk memudahkan pemeriksaan pada masing-masing ujung
dari meja mesin untuk arah melintang. Setiap posisi pemeriksaan harus dicatat
perubahan yang dialami oleh gelembung udara dari pipa kaca. Dengan melihat data
hasil pemeriksaan maka dapat diketahui bagian-bagian mana dari meja yang belum
datar (level). Dan dengan menyetel baut pengatur yang ada pada keempat ujung dasar
mesin maka bagian yang belum datar tersebut bisa disetel posisinya. Tingkat kedataran
yang paling baik untuk posisi meja mesin adalah 0.02 mm/m.
pada kaki mesin, yang menahan mesin. Baut pada landasan mesin tersebut diputar
dengan cara mengencangkan/ melonggarkan baut dan setelah sejajar menurut
penunjukan pada spirit level, baut dikunci dengan mur-kontra. Lihat gambar.
Peredam fluida umumnya berbentuk silinder dengan torak dan berisi cairan
yang umumnya berupa minyak. Silinder tersebut tertutup seluruhnya dan pada
torak terdapat lubang tembus sempit yang menghubungkan ruangan di kedua
sisi torak tersebut. Jika torak bergerak, maka minyak akan berpindah melalui
lubang sempit tersebut dengan tahanan besar, hingga gerakan torak akan
terhambat. Semakin besar kecepatan torak, semakin besar pula gaya yang
menghambatnya. Peredam ini banyak dipakai, terutama pada kendaraan.
Perlu dikemukakan pula bahwa peredam macam ini hanya dapat meredam
gerakan, tetapi tak dapat menghentikannya tanpa pembatas lain.
BAB III
MENYEBARISKAN/ ALIGNMENT KOMPONEN PEMESINAN
A. Fungsi Alignment
Fungsi Alignment adalah mencegah kerusakan prematur pada Coupling atau
Bearing akibat ketidak-colinear-an pada 2 (dua) atau lebih mesin/alat yang berputar
bersama (Misalignment). Ketidaksatusumbuan (misalignment) shaft mengakibatkan
terjadinya gaya sentrifugal dan akan menimbulkan getaran yang tinggi serta
mempercepat kerusakan elemen mesin terutama pada bearing. Contoh hubungan
pada pompa sentrifugal yang digerakkan oleh sebuah motor listrik yang
dihubungkan oleh kopling fleksibel. Antara shaft motor dan shaft pompa harus satu
sumbu. Jika mesin dijalankan dalam kondisi tidak alignment (misalignment),
mengakibatkan:
1. Gesekan antara poros dengan bantalan (Bearing) berlebihan
2. Gesekan poros dengan packing atau mechanical seal berlebihan
3. Gesekan bagian kopling juga berlebihan.
B. Missalignment
Gejala/tanda-tanda terjadinya misalignment :
Terlepasnya baut-baut fondasi mesin
Tingginya jumlah baut coupling yang rusak, rusaknya coupling bush, rusaknya
roda gigi coupling.
Banyaknya jumlah grease (atau oli) pada bagian coupling guard
Tingginya temperatur
Banyaknya penggunaan oli dan penggantian seal
Klasifikasi Missalignment :
1. Tidak aman (Unsafe Alignment) : tingkatan/derajat misalignment diluar limit
toleransi
2. Kurang baik (Poor Alignment) : tingkatan/derajat misalignment didalam limit
toleransi tetapi diluar limit toleransi yang direkomendasikan
3. Dapat diterima (Acceptable Alignment ) : tingkatan/derajat misalignment dalam
batas yang direkomendasikan untuk beroperasi
4. Baik sekali (Excellent Alignment ): tingkatan/derajat misalignment merupakan
close to perfect alignment
C. Jenis-jenis misalignment
1. Kelurusan Sempurna
Dua poros yang sempurna sejalan/segaris dan beroperasi sebagai poros, sangat
jarang ditemukan tanpa prosedur kelurusan yang dilakukan pada poros tersebut.
Selain itu, keadaan lurus sempurna harus selalu dipantau secara teratur untuk
menjaga kondisi kelurusan yang sempurna, yang bisa dilihat pada gambar berikut
:
Sudut antara dua garis sumbu, yang umumnya dinyatakan sebagai kemiringan,
atau naik lebih seperseribu inchi dari sudut dalam derajat. Ini harus ditentukan
dalam kedua sumbu vertikal dan horisontal.Seperti gambar di bawah ini
mengilustrasikan sudut yang terlibat dimisalignment sudut.
Dari sudut pandang praktis, sering kali sulit atau tidak diinginkan posisi batang
terlihat seperti di atas karena kesulitan dalam pemasangan indicator poros atau
bagian tidak bergerak dari kopling untuk pengambilan bacaan dan untuk
memastikan akurasi yang lebih besar. Ini adalah metode yang valid karena objek
apapun yang terpasang dan diputar dengan poros atau hubungan sambungan
menjadi perpanjangan radial garis sumbu dan dapat dianggap sebagai bagian
integral dari poros. Berikut adalah pandangan sederhana misaligment.
Lakukan alignment awal
Koreksi
Final Alignment
Evaluasi hasil
Gambar 3.9 Mengukur parallel gap dengan straight gauge dibantu oleg feeler gauge
Kerugian :
1. Kurang teliti/akurat.
2. Hasil kurang dapat dipertanggung-jawabkan.
3. Tidak direkomendasikan untuk mesin-mesin berkapasitas besar dan putaran
tinggi.
4. Sulit dibuat perhitungan-perhitungannya dan catatan yang akurat.
5. Hanya untuk kopling yang mempunyai toleransi sangat tinggi.
Untuk semua peralatan, pada dasarnya rough alignment tidak
direkomendasikan.
Dengan memasang dua pasang dial seperti gambar diatas adalah cara yang sangat
cerdik untuk menghemat waktu. Dengan sekali putar menghasilkan dua penunjukan.
Keuntungan :
1. Cukup satu poros’shaft yang perlu di putar, sehingga sangat baik untuk me-align
pasangan mesin dimana salah satunya sulit diputar ataupun mesin yang tidak memiliki
thrust bearing.
2. Baik untuk alignment motor listrik tidak memiliki bearing aksial, tidak perlu diputar,
karena jika diputar dapat menimbulkan kesalahan penunjukan dial-indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter besar, karena ada ruang untuk
penempatan dial-indicator
4. Dengan mudah bisa melihat/menggambarkan posisi poros.
Kerugian :
1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor mempunyai thrust
bearing yang hydrodinamis, karena permindahan aksial.
2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing, karena jika di
putar akan lari kearah aksial atau maju-mundur.
3. Biasanya memerlukan melepas spool kopling.
4. Agak sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan.
Keuntungan :
1. Metode ini cukup akurat.
2. Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil
3. Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros
4. Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun hanya satu
5. Alat cukup murah dibanding alat lacer atau alat lain,
6. Mudah di gambar, dibuat perhitungan2, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih
cepat .
7. Cukup sesuai untuk mesin2 besar, putaran tinggi,
Kerugian :
1. Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus kokoh, sehingga
dapat dihindari salah baca / salah penunjukan.
2. Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.
3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar, maka penunjukan dial
indicator menjadi tidak sebenarnya, sehingga selanjutnya perhitungan2 menjadi
salah.
4. Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.
5. Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami dan
dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan mengakibatkan hasil salah &
fatal.
Berbagai macam jenis dan cara dalam men-simetriskan suatu objek (poros) dari mulai
menggunakan alat bantu dan proses yang fullmanualisasi, Dalam pengujian tingkat
kesimetrisan secara manual sangat dibutuhkannya ketelitian tinggi, waktu pengujian dan
waktu mensimetriskan objek (poros) terlampau lebih lama, jangkauan pengujian serta
proses mensimetriskan dan pencatatan yang jelas agar dapat ditinjau kembali untuk
proses mensimetriskan objek (poros).
Untuk meningkatkan efisiensi waktu dan produktifitas kerja mendapatkan hasil pengujian
secara langsung anda dapat menggunakan laser alignment system. Laser alignment
system adalah sistem mensimetriskan objek (poros) dengan menggunakan sensor
infrared untuk menguji tingkat kesimetrisan suatu objek serta memproses lanjut untuk
mensimetriskan objek (proses).
1. Proses Cepat
2. Panjang Poros ±20M
3. Ketelitian tinggi
4. Penghitungan otomatis
5. Laporan pengukuran otomatis tercatat
6. Data dapat disimpan dan dilihat kembali
Cara ini sebenarnya hanya untuk meng-adjust levelling (kerataan) dan vertical
saja dan bukan untuk pekerjaan alignment pada umumnya karena sifatnya seperti
waterpas dan penggunaannya juga sama namun Level Precision mempunyai
keakuratan lebih maksimal dibandingkan dengan waterpas pada umumnya,karena bisa
mencapai 0,02mm untuk level horisontal maupun level vertical suatu mesin.
Jika bacaannya sudah diketahui nilai angular adalah sama dsenhgan bacaan akhir
indikator yang dibagi dengan diameter lingkaran dial inbdikator. Sebagai contoh : jiuka
pada jam 06.00 bacaan pada dial indikator adalah +0,010 0 (0,254 mm) dan diameter
lingkaran dial indikator adalah 5” (127 mm), maka nilai angularnya adalah +0,002”/” (0,02
mm/mm),
Periksa dan perbaiki paralel vertikal
Periksa dan perbaiki paralel horizontal
Kemudian dial diputar sejauh 1800, sebagai contoh jam 06.00 posisi #2
Ketika bacaan nilai offset telah dilakukan dengan cara ini maka bacaan akhir
indikatornya haruslah dibagi 2. Dalam ilustrasi di bawah ininilai offset dari kedua shaft
adalaj 0,020” (0,508 mm), akan tetapi bacaan di dial indikator adalah 0,040” (1,016 mm)
Modul ini akan membahas metode dengan Dial Indikator dengan Metode Rim and Face
Dial Indikator
Namun ada keuntungannya yang sangat besar dalam metode pengukuran ini, yaitu
dalam ruang yang sempit pada poros hanya metode ini yang bisa digunakan dan
metode ini bisa juga mengukur run out dari kopling dan pergeresan radial dari bearing.
Memasang fix tur/bracket pada suatu pemesinan sangat tergantung dari jenis perkakas
yang digunakan, oleh karenanya harus dicoba terlebih dahulu setelah diputar selama
360 derajat apakah nilai yang ada pada dial indikator mendapatkan nilai yang sama
pula. Karena banyak hal yang mempengaruhi nilai akhir suatu pekerjaan alignment.
Gambar 3.24 Ukuran Dimensi pada metode Rim and Face Dial Indikator
Dimensi “A”
Dimensi “A” adalah diameter lingkar diameter dial indikator. Dimensi “A” harus lebih kecil
dari diameter kopling. Dimensi ini adalah dimensi paling mempengaruhi dan harus diukur
dengan kehati-hatian yang tinggi. Ketika mengatur perangkat alignment harus
diwaspadai dengan dasar dimensi bagian mesin dan ruang kerja yang tersedia.
Dimensi “B”
Dimensi “B” adalah jarak dari dial indikator rim ke kaki bagian depan motor, dimensi ini
harus diukur secara paralel khususnya pada mesin yang lebih besar, sangatlah
membantu jika menggunakan benang atgau penggaris untuk mewakili posisi ujung tip
dial indikator rim ke bagian paralel dari rim
Dimensi “C”
Dimensi “C” adalah jarak dari kaki depan ke kaki belakang. Dimensi ini diukur secara
paralel.
Gambar 3.25 Dial Indikator Face Gambar 3.26 Dial Indikator Rim
Gambar 3.27 Mengukur Vertikal misalignment dengan metode Rim and Face
Penting diingat bahwa nilai ambang dan dial indicator yang di sisi ditentukan pada nilai -
9 mm, maka dial indicator diatur pada bacaan -9 mm pada posisi 06.00
5. Catat nilai total bacaan indicator (TIR) pada DIR dan DIF
Coupling offset
Kemiringan Poros
Contoh berikut jika nilai indikator total (TIR) bacaan Rim-Face pada jam 12.00
Gambar 3.30 Penunjukkan Dial Indikator Rim Dial dan Face Dial
Maka :
Pada Rim Dial TIR adalah -3,4 mm maka kopling offsetnya adalah -1,7 mm
Sedangkan pada face Dial adalah +2,4 mm. Dan sebagai contoh pada dimensi “A”
anggap diameyter kopling sekitar 10 cm, maka kemiringan vertikal adalah 2,4/100 mm =
0,024 mm/100 mm
Yang harus diperhatikan dalam mengukur posisi horisontal adalah penempatan arah
yang benar posisi 03.00 dan posisi 09.00, maka biasakanlah menentukan posisi dari
belakang motor (movable machine) seperti gambar di bawah ini
Tangan kanan menentukan posisi jam 03.00 sedangkan posisi tangan kiri menentukan
jam 09.00
Maka langkah-langkah untuk mengukur horisontal misalignment sebagai berikut :
Gambar 3.31 Mengukur Horizontal misalignment dengan metode Rim and Face
Coupling offset
Kemiringan Poros
Gambar 3.34 Penunjukkan Dial Indikator Rim Dial dan Face Dial
Jika rim dial indicator menunjukkan nilai +1,6, maka kopling offsetnya sebesar 0,8 mm
Jika face dial menunjukkan – 1,6 mm, dan ukuran dimensi A sebagai contoh adalah 10
cm (100 mm) maka kemiringan horizontal adalah -1,6/100 mm = 0,016 mm
movable (motor), yang bisa digerakkan dari nilai DIR offset dan kemiringan poros yang
telah ditentukan dari Face Dial Indicator (DIF)
Kalkulasi ini berlaku untuk kedua bidang baik horizontal ataupun vertikal, namun
khususnya hanya pada bidang vertikal saja.
Mengukur kaki mesin bagian depan dan bagian belakang pada bidang horizontal dan
vertikal.
Posisi dari mesin motor yang digerakkan pada kaki depan menggunakian formula
sebagai berikut :
frontfeet
Posisi dari mesin motor yang digerakkan pada kaki belakang menggunakan formula
sebagai berikut :
Rearfeet
Dimana :
Face Tir = Nilai bacaan total dan dial indicator di permukaan
Rim Tir = Nilai bacaan total dari dial indicator dari sisi kopling
A =- diameter perjalanan dial indicator di permukaan kopling
B = jarak antara ujung dial indicator sisi kopling ke titik tengah baut pada kaki depan
mesin yang akan digerakkan.
C = jarak antara titik tengah baut di kaki depan ke titik tengah baut di kaki belakang
Nilai positif berarti kaki motor tertalu tinggi (vertikal) atau di kanan (horizontal)
Nilai negatif berarti kaki motor terlalu rendah (vertikal) atau di kiri (horizontal)
Contoh perhitungan metode Rim Face
Data yang didapat sebagai berikut :
Rim Dial (DIR) di posisi jam 12.00 adalah +0,610 mm
Face Dial (DIF) di posisi jam 12.00 adalah + 0,305 mm
A = 150 mm
B = 177 mm
C = 610 mm
Maka perhitungan posisi kaki depan sebagai berikut :
frontfeet
Rearfeet
2. Bandingkan kondisi alignment pada toleransi khusus yamg ada atau yang
disediakan oleh pembuatnya
3. Dokumentasikanlah hasil akhirnya
vertikal
Langsung kerjakan
dengan perbaikan akhir
horizontal
Menggunakan bacaan nilai offset kedua bidang dan dimensi mesin, maka posisi relatif
dari mesin bergerak dibaca dengan metode matematis atau dengan membuat grafik.
Daftar Pustaka
Arifin, Syamsul. 1981. Alat-Alat Ukur dan Mesin-Mesin Perkakas. Ghalia Indonesia:
Jakarta Timur.
Burghart, Henry D. Cs. 1959. Machine Tool Operation Fifth Edition Part 1. Mc Graw-Hill,
Inc.: New York.
Rochim, Taufik & Soetarto. 1980. Teknik Pengukuran (Metrologi Industri). Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
S.F. Krar, J.W. Oswald, & J.E. St. Amand. 1985. Machine Tool Operations. McGraw-Hill,
Inc.: Auckland.
A. Daftar Peralatan/Mesin
2. Spirit level
3. Kunci Pas
4. Feeler Gauge
5. Mistar baja
6. Mikrometer
7. Penyiku
8. Alignment Kit
9. Dial Indikator
13. WD - 40
B. Daftar Bahan
3. Kertas Ampelas
4.
5.
DAFTAR PENYUSUN
1. Instruktur…
1. Tatang Rahmat 2. Asesor…
3. Anggota…