You are on page 1of 15
IN MODUL INTERAKTIF MENGGUNAKAN APLIKAST COURSE LAB BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERE USAIIA, ENERGI, DAN MOMENTUM G SWKRIPSI Diagjukan sebugai salah satu persyaratan untuk memperolch gelar Sarjana Pendidikan Oleh: ARIKE TRHFA SAFITRE NEM.15033094/2015, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISUKA JURUSAN FISIK HU PENGETAMUAN ALAM URE PADANG FAKULTAS MATE UNIVERSEPAS NE Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci terpenting dalam pembentukan moral, Karakter, dan potensi suatu bangsa, Perkembangan pendidikan harus menyesuaikan dengan pembaharuan yang terjadi dan mengikuti perkembangan zaman. Pada zaman globalisasi ini, hampir semua produk teknologi menggunakan imu fisika, IImu fisika bogitu penting dan berperan dalam perkembangan IPTEK. Melihat dari pentingnya ilmu fisika maka harus ada perubahan ke arah yang lebih baik agar pembelajaran fisika tidak membosankan. Timu fisika merupakan salah satu ilmu yang menunjang teknologi dan informasi. Fisika merupakan suatu cabang ilmu sains yang dapat menjelaskan fenomena dan gejala alam secara empiris, sistematis, dan logis. Fisika dan IPTEK. merupakan suatu kesatuan yang sangat erat kaitannya, sebab IPTEK tidak akan berkembang tanpa adanya ilmu fisika. Fisika merupakan mata pelajaran yang sangat penting yang mulai dipelajari oleh siswa sejak jenjang Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah baik SMP/MTs yang tergabung pada mata pelajaran IPA dan SMA/MA yang menjadi mata pelajaran tersendiri yaitu fisika. Fisika dapat menjelaskan berbagai peristiwa alamiah yang dapat diamati dan dilihat sccara langsung pada kehidupan sehari- hari. Seharusnya fisika menjadi mata pelajaran yang paling menarik oleh peserta didik Karena setelah mempelajari ilmu fisika peserta didik bisa melihat secara langsung fenomena yang dipelajari di kehidupan sehari-hari Dipindai dengan CamScanner Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah agar meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Diantaranya melakukan pembenahan dan melengkapi sarana prasarana sckolah, meningkatkan kesejahteraan pendidik dengan adanya sertifikasi, serta melakukan perubahan kurikulum agar menjadi lebih baik dari kurikulum — sebelumnya. Pengembangan —kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari dua kurikulum scbclumnya, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Upaya pemerintah belumlah sampai disitu, Kurikulum 2013 sudah mengalami beberapa kali perubahan hingga terbentuklah kurikulm 2013 revisi 2017. Pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kembali kualitas dari pendidikan, yaitu salah satunya dengan dirumuskannya Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter atau biasa disingkat PPK. Dari segi kurikulum pemerintah juga telah beberapa kali melakukan penyempumaan, dan kurikulum yang digunakan sekarang di sekolah adalah Kurikulum 2013. Dengan diberlakukannya PPK disetiap sekolah dan penyempuraan kurikulum 2013 ini dilakukan untuk memperkuat nilai karakter pada peserta didik dan merupakan usaha dari pemeritah dalam meningkatkan kualitas pendidikan Para peneliti di bidang pendidikan juga telah melakukan berbagai penelitian yang mengikuti perkembangan teknologi masa kini dengan membuat program aplikasi yang kreatif dan menarik dengan berbantuan komputer. Pengembangkan media interaktif bertujuan agar meningkatkan minat belajar Peserta didik yang berdampak terhadap hasil belajamya. Para peneliti itu diantaranya adalah Festiyed (2008: 1) mengembangkan suatu program interaktif Dipindai dengan CamScanner berbantuan komputer untuk meningkatkan perhatian belajar peserta didik Penel ian yang dilakukan oleh Zul Azhari, dkk (2018: 7) menunjukkan bahwa minat siswa dalam menggunakan multimedia dan game tinggi sckitar 86,2% dan 85,6%. Sclanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Festiyed, dkk memperoleh hasil bahwa bahan ajar multimedia interaktif terbukti efektif dalam meningkatkan ketcrampilan berpikir kritis siswa, Dari hasil penclitian dari dosen dan abli pendidikan terlihat bahwa menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan minat belajar siswa. Kenyataan di lapangan berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 1 Batusangkar, dilihat bahwa dalam pembelajaran siswa lebih banyak menerima dan menyalin yang disampaikan oleh guru disebabkan metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu metode ceramah yang memusatkan pembelajaran kepada gun (ieacher centered). Selama proses pembelajaran belum terlihat semua komponen pendekatan saintifik dilaksanakan oleh peserta didik yang discbabkan olch kurangnya bahan ajar atau modu Perangkat pembelajaran yang digunakan seperti buku ajar atau modul berupa cetakan kurang menarik perhatian peserta didik karena pendidik belum terbiasa menggunakan komputer atau teknologi dalam pembelajaran. Sehingga dengan kurangnya bahan ajar atau modul yang digunakan maka tidak dapat memenuhi keberagaman cara belajar peserta didik. Multimedia interaktif dibuat sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat berinteraksi secara langsung dengan media tersebut, Pembuatan bahan ajar dalam Dipindai dengan CamScanner bentuk modul multimedia interaktif dibuat mengeunakan sofiware Course Lab 2.4 yang akan dikembangkan schingga menghasilkan pembelajaran yang interaktif. Course Lab merupakan software penyusun bahan ajar dalam bentuk modul yang mudah diundub secara gratis. Keunggulan dari aplikasi ini yaitu dapat digunakan untuk soal evaluasi interaktif yang dapat dipublikasikan ke dalam CD-ROOM atau flashdisk, Penggunaan bahan ajar dalam bentuk modul interaktif dalam pembelajaran fisika masih sangat jarang. Schingga menjadi peluang bagi peneliti dalam membuat modul multimedia interaktif ini. Dalam hal pembuatan bahan ajar dalam bentuk modul ini memiliki beberapa fungsi salah satunya menjadikan pembelajaran fisika yang membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dan ‘menjadi peluang usaha bagi penulis. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Dengan judul penelitian “Desain Modul Interaktit Menggunakan Aplikasi Course Lab Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Usaha, Energi, dan Momentum”, B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dan hasil analisis observasi ditemukan beberapa kemungkinan penyebab masalah, diantaran L va Perangkat pembelajaran yang digunakan seperti buku ajar atau modul kurang ‘menarik perhatian peserta didik karena masih berupa cetakan. 2. Semua komponen pendekatan saintifik belum terlaksana, Dipindai dengan CamScanner 3, Perangkat pembelajaran tidak dapat memenuhi Kkeberagaman cara belajar peserta didik dan tidak interaktif 4. Siswa lebih banyak menerima dan menyalin yang disampaikan olch guru disebabkan metode yang digunakan dalam pembelajaran_yaitu. metode ceramah yang memusatkan pembelajaran kepada guru C. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan terfokus, maka peneliti membatasi masalah yang akan ditelitt. Berdasarkan latar belakang diatas maka batasan masalahnya: 1, Bahan ajar yang dibuat adalah dalam bentuk modul interaktif (antar peserta didik dengan modul) pada materi pembelajaran sesuai dengan materi yang tereantum dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran fisika kelas X semester Tl yaitu KD 3.9 dan KD 3.10 2. Modul interaktif yang dibuat menggunakan pendekatan saintifik 3. Modul interaktif yang dibuat menggunakan Aplikasi Course Lab 4 Uji Kelayakan modal multimedia interaktif ini dilakukan hanya sampai tahap uji validasi oleh dosen FMIPA UNP, yakni tiga orang dosen fisika. D. Rumusan Masalah Berdasarkan Iatar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana cara membuat desain dan cara Mengembangkan modul interaktif dengan menggunakan aplikasi course lab berbasis pendckatan saintifik dengan kriteria yang valid? Dipindai dengan CamScanner E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan modul interaktif dengan ‘menggunakan aplikasi course lab berbasis pendekatan saintifik yang valid. Secara Khusus penelitian ini bertujuan untuk: menghasitkan modul multimedia interaktif untuk materi usaha, energi, dan yang valid. F, Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi: 1, Peneliti, sebagai bekal ilmu dalam pengembangan diri di bidang penelitian dan pengalaman sebagai calon pendidik serta salah satu syarat untuk menyelesaikan studi kependidikan Fisika di Jurusan Fisika FMIPA UNP. 2. Pendidik, sebagai alternatif bahan ajar dalam bentuk modul multimedia interaktif menggunakan pendekatan saintifik yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Peserta didik, dapat menjadikan pembelajaran yang efektif, interaktif, dan ‘menyenangkan. Spesifikasi Modul 1, Modul yang akan dibuat berisi petunjuk belajar siswa/guru, kompetensi yang akan dicapai, materi, informasi pendukung, latihan-latihan, lembar kerja, evaluasi dan kunci jawaban. Konten-konten dalam modul ini sesuai dari panduan pengembangan bahan ajar 2008 DEPDIKNAS. Urutan pembuatan modul menurut pendekatan saintifik yaitu: (1) Mengamati, (2) Menanya (3) Mencoba, (4) Menganalisis, dan (5) Mengkomunikasikan 3. Mod: Dipindai dengan CamScanner H. Keterbatasan Pembuatan 1 2, Pembuatan hanya pada materi Usaha, energi, dan momentum Pembuatan hanya pada pembelayaran fistka kelas X SMA/MA, Dipindai dengan CamScanner BABII JAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1, Pembelajaran Fisika Menurut Kurikulum 2013 Kurikulum 2013-merupakan kurikulum yang berbasis karakter dan Kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap kurikulum 2006, serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dunia kerja (Mulyasa, 2014: 20). Pengembangan kurikulum2013 merupakan Janjutan dari pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Hal ini didukung oleh pendapat (Mulyasa, 2013: 66), “Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004”. Elemen perubahan pada kurikulum 2013 terdapat pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses (SP), Standar Isi (SD, dan Standar Penilaian (SP). Kurikulum 2013 bertyjuan menghasilkan keluaran yang mampu bersaing pada cra globalisasi. Keluaran yang dihasilkan dibekali dengan pembentukan dan Penanaman karakter pada diri peserta didik, Hal ini diperkuat oleh Mulyasa (2013: 65) “pengembangan Kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap Dipindai dengan CamScanner yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara konstekstual Standar Kompetensi Lulusan (SKL) berdasarkan kurikulum 2013 yaitu setiap Tulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetonsi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, Peserta didik dituntut momiliki pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkarakter, jujur, peduli, bertanggung jawab, schat jasmani dan rohani yang sesuai dengan perkembangan anak. Peserta didik dituntut memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Serta memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Pembelajaran dijelaskan dalam Permendikbud No. 103 (2014) bahwa Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserla didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukandirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Berdasarkan makna pembelajaran menurut kurikulum 2013 di atas, mengungkapkan bahwa interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sangatiah penting dalam proses pembelnjaran karena sangat mempengarubii untuk Dipindai dengan CamScanner 10 Perubahan Kompetensi peserta didik ke arah yang lebih baik, baik itu lingkungan sekolah, Keluarga maupun masyarakat karena pembentukan kompetensi peserta didik sangatlah bergantung pada lingkungan belajar siswa yang. saling mendukung Mata pelajaran yang terdapat dalam kuikulum salah satunya adalah mata pelajaran fisika yang merupakan bagian dari IPA. Fisika sebagai bagian dari sains tumbuh dan berkembang melalui pendekatan ilmiah. Dengan belajar fisika Kompetensi dasar yang masih dalam bentuk potensi diri dalam diri peserta didik Yang terdiri dari kemampuan berfikir, bertindak, dan bersikap menjadi kompotensi yang diaktualisasikan dalam ranah Kognitif, afektif dan psikomotor. Sejalan dengan ini, Trianto (2009: 137) menyebutkan bahwa Fisika merupakan salah satu cabang IPA dan merupakan ilmu Iahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan serta penemu dari konsep, fisika memiliki peranan penting dalam rangka membentuk sikap ilmiah, pola pikir analitis, serta menimbulkan kreativitas peserta didik. Tyjuan pembelajaran fisika menurut Depdiknas (2006: 443 - 444) adalah sebagai berikut a. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan Keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Bsa b Memupuk sikap imiah yang jujur, obyektif, terbuka, ulet, krtis dan bekerjasama dengan orang lain, Dipindai dengan CamScanner c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang, dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirka data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, d. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan materi dan prinsip fifika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyclesaikan masalah baik secara kualitatif ‘maupun kuantitatif, Menguasai materi dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan saintifik yang di dalam pembelajarannya meliputi: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidab-Kaidah pendekatan ilmiah atau saintifik, Upaya penerapan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran sering disebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari Kurikulum 2013. Pombelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (mengidentifikasi atau Dipindai dengan CamScanner 12 merumuskan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpukan data dengan berbagai teknik, menganaliss data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan (Daryanto, 2014: 57). Dalam Kegiatannya pendekatan saintifik ini didalam menarik sebuah simpulan umum yang senantiasa memperhatikan fenomena di kehidupan schari- hari yang terjadi dengan melakukan kajian secara spesifik dan juga secara detail Pendekatan saintifik cenderung berbasis bukti-bukti dari fenomena untuk diobservasi, cmpiris, dan dapat terukur serta teruji dengan prinsip-prinsip menggunakan penalaran secara spesifik. Maka secara detail dapat diuraikan Jangkah-langkah pendekatan saintifik sebagaimana berikut ini yakni, pertama mengamati ‘Mengamati pada aspek ini kegiatan peserta didik dapat berupa membaca bukwhandouvbahan ajar/LKPD, mendengar cerita, baik cerita dalam bentuk sumber langsung maupun mendengar dongeng dan menyimak atau melihat fenomena dengan alat atau tanpa alat. Kompetensi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran adalah dengan cara melatih kesungguhan peserta didik, Ketelitian peserta didik dan membantu peserta didik dalam mencari informasi yang dibutuhkannya (Daryanto, 2014: 57), Kedua menanya, pada langkah ini peserta didik membuat pertanyaan atau menjawab pertanyzan mengenaiinformasi yang telah diamatinya yang belum dimengert, Kompetensi yang dapat dikembangkan adalah guru mendorong Dipindai dengan CamScanner peserta didik memitki rasa keingintahuan, kemampuan dalam merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran yang kritis (Daryanto, 2014: 59). Ketiga mengumpulkan informasi, dalam Jangkah ini guru membimbing, peserta didik dalam membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau melakukan eksperimen, Kompetensi yang dikembangkan gurudalam hal ini adalah mengembangkan sikap ketelitian pescrta didik, mengajarkan berperilaku jujur, mengajarkan untuk menghargai pendapat orang lain, dan menerapkan kemampuan dalam mengumpulkan informasi (Daryanto, 2014: 60). Keempat menalar, kegiatan yang dapat diterapkan guru pada langkah ini adalah mengarahkan peserta didik untuk dapat mengolah informasi yang sudah didapatnya dari hasil eksperimen peserta didik atau hasil dari kegiatan peserta didik dalam mengumpulkan informasi, Kompetensi yang dikembangkan guru dalam hal ini adalah mengembangkan sikap jujur kepada peserta didik, ketelitian, isiplin, taat pada aturan, bekerja keras, mengarahkan peserta didik untuk mampu menerapkan prosedur dan menyimpulkan dugaan sementara/hipotesis (Daryanto, 2014: 62), Terakhir kegiatan mengkomunikasikan, pada langkah ini peserta didik ‘mampu mengkomunikasikan hasil eksperimen dan informasi yang diperolehnya dengan menyampaikan hasil pengamatan berdasarkan atas kesimpulan analisisnya secara lisan maupun tulisan atau media lainnya, Kompetensi yang harus dikembangkan olch guru yaitu toleransi antar sesama, mengajarkan peserta didik untuk mampu berpikir sistematis, mengungkapkan gagasan/ide/pendapatnya Dipindai dengan CamScanner dengan penjelasan yang singkat dan jelas serta mengembangkan berbahasa Indonesia yang baik dan benar (Daryanto, 2014: 64) Jadi, pendekatan saintifik merupakan suatu pendckatan berpikir dan berbuat yang melalui tahapan-tahapan berupa mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan, Keberhasilan guru dalam menerapkan kurikulum 2013 dengan menerapkan pendekatan saintifik tidak Jepas dari Penggunaan bahan ajar, Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu bentuk bahan ajar yang biasa digunakan guru adalah modul. Pelaksanaan Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik jika menggunakan bahan ajar dalam bentuk modul multimedia interaktif. 3. Modul Interaktit Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi: materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaiuasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompleksitasnya. Menurut Depdiknas (2008: 13), modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga Penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa sescorang fasilitator/guru. Dengan demikian maka sebuah modul harus dapat disajikan sebuah bahan ajar sebagai Pengganti fungsi guru. Modul pada dasamya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandir) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Andi, 2011; 106). Kalau guru memiliki fungsi menjelaskan sesuatu maka modul harus Dipindai dengan CamScanner

You might also like