Professional Documents
Culture Documents
Nadia F., TT3
Nadia F., TT3
UPBJJ Bandung
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
Tahun 2022
1. Apa permasalahan dari Ibu Rosi dan apa solusinya?
Permasalahan yang dialami oleh Ibu Rosi adalah rata-rata hasil nilai ulangan
matematika dikelasnya pada sub topik bilangan 1 – 15 dibawah KKM. KKM yang
ditetapkan adalah 74, sedangkan rata-rata nilai dikelasnya adalah 73, 2. Penyebab dari
rendahnya rata-rata nilai ulangan matematika di kelas Ibu Rosi adalah guru kurang
menguasai kelas dan penyampaian materi masih kurang baik, sehingga banyak peserta
didik yang nilainya masih rendah. Solusi dari permasalahan Ibu Rosi adalah harus lebih
menguasai keadaan kelas dan untuk penyampaian materi matematika sub topik
bilangan 1 – 15 coba menggunakan benda konkret sebagai media pembelajarannya.
2. Analisis dan interpretasikan dari hasil observasi Ibu Nia diatas tersebut. Cobalah
hasil observasi siklus 1 PTK dianalisa kelebihan dan kekurangannya kemudian
perbaikan dari kekurangannya apa?
3. Buatlah grafik untuk memperlihatkan rata-rata nilai pra PTK, siklus 1 dan 2 dari
ulangan matematika konsep bilangan! (Beri keterangan gambar)
87,86
80,4
90
73,2
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Rata-rata ulangan Matematika (bilangan) Kelas 1 SD Ciujung Bandung
4. Dari grafik diatas buatlah minimal 10 kalimat dalam bentuk narasi deskripsi
untuk memaknai grafik tersebut! Penulisan deskripsi dapat ditinjau dari rata-
rata ulangan, ulangan terendah dan tertinggi, dibawah KKM ada berapa siswa
atau % atau dari hasil observasi Bu Nia.
Grafik diatas merupakan grafik rata-rata hasil nilai ulangan matematika peserta
didik kelas 1 SD Ciujung Bandung. KKM yang ditetapkan adalah 74, sedangkan rata-
rata hasil nilai ulangan pra PTK berada dibawah KKM yaitu 73,2. Nilai ulangan
tertinggi pada pra PTK adalah 87 dan yang terendah adalah 60. Pada pra PTK terdapat
14 orang peserta didik yang nilainya diatas KKM, sedangkan 16 orang peserta didik
lainnya mendapat nilai dibawah KKM. Guru pun melakukan PTK siklus 1 dengan
menggunakan sedotan sebagai media pembelajarannya dan rata-rata nilai ulangan
mengalami peningkatan sebanyak 7,2% yaitu menjadi 80, 4. Pada PTK siklus 1 ini,
nilai ulangan tertinggi adalah 90 dan nilai ulangan terendah adalah 70. Walaupun terjadi
kenaikan rata-rata pada hasil ulangan, masih ada 7 peserta didik yang mendapatkan
nilai dibawah KKM.
Guru pun melakukan PTK siklus 2 menggunakan media yang lain yaitu kacang
merah dan melakukan perbaikan-perbaikan pada proses mengajarnya sesuai dengan
hasil observasi teman sejawatnya. Pada PTK siklus 2, rata-rata hasil ulangan kembali
mengalami kenaikan sebanyak 7,46% yaitu menjadi 87,86. Pada PTK siklus 2 tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, sehingga dapat dikatakan guru sudah
berhasil melakukan PTK. Nilai tertinggi pada PTK siklus 2 adalah 90 dan nilai
terendahnya 75.
5. Menurut analisis dan interpretasi Anda apakah konsep bilangan 1-20 dengan
menggunakan benda kongkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD
Ciujung Bandung? Kemukakanlah alasannya berdasarkan teori belajar! Teori
belajar dirujuk dari buku dan tuliskanlah daftar pustakanya. Jelaskan alasan
apa, mengapa, dan bagaimana benda kongkret dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas 1 SD. Penulisan daftar Pustaka format ada di modul 6
Menurut saya, benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1
SD Ciujung Bandung. Benda konkret adalah benda yang sebenarnya, benda atau media
yang membantu pengalaman nyata peserta didik. Benda konkret dapat meningkatkan
hasil belajar siswa karena berdasarkan tahap perkembangan menurut Piaget terdapat 3
tahap perkembangan anak (1) bersikap secara intuitif ± umur 4 tahun (2) beroperasi
secara konkrit ± umur 7 tahun (3) beroperasi secara formal ± umur 11 tahun. Anak SD
kelas 1 berada pada tahap 2 yaitu beroperasi secara konkrit. Sehingga hasil belajar
mereka akan meningkat apabila proses pembelajarannya menggunakan media yang
konkrit. Benda konkret merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat mudah
untuk disiapkan oleh guru. Guru bisa memanfaatkan benda yang ada disekitarnya,
seperti pensil, kaos kaki, sedotan, kacangan-kacangan sebagai media pembelajaran
yang menggunakan benda konkret.
DAFTAR PUSTAKA
S.Riyana, L.Retnasari, A.Supriyadi. 2020. Penggunaan Benda Konkret Sebagai Media Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menghitung Pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas I
Sekolah Dasar. Prosiding Pendidikan Profesi Guru Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta. Hal 1623-1629