Ada lima tahapan dalam proses auditing menurut Navaratnam,1994, yaitu:
1. penjadwalan dan pengenalan audit; Audit yang baikitu harus dijadwalkan berdasarkan kepentingan dan urutan kegiatan, serta memperhatikan tersedianya waktu dan sumber daya. Tahap ini meliputi beberapa tahapan, antara lain, menentukan tujuan, menentukan ruang lingkup, menentukan sumber daya yang diperlukan, menyusun otoritas, mengidentifikasi standar kinerja, berhubungan dengan pihak yang diaudit, mengembangkan checklist, meninjau kinerja, dan mengembangkan pemahaman awal mengenai sistem. 2. penyiapan perencanaan audit; tahap ini digunakan untuk memastikan bahwa proses auditing efektif, efisien, relevan, kredibel atau dapat dipercaya, akurat, tepat waktu, dan terhindar dari gangguan selama proses auditing. Pada tahap ini auditor mengembangkan rencana yang berisi ruang lingkup audit, waktu audit, anggota tim audit, dan standar kinerja. Proses kedua ini meliputi lingkup audit, jadwal waktu audit, anggota tim audit, standar kinerja yang dapat diterapkan dalam audit. Pada pokoknya, isi audit planning ini adalah (1) tujuan dan sasaran audit; (2) proses pemilihan dan penghitungan; (3) metodologi yang diterapkan; (4) tugas-tugas audit yang dilaksanakan; (5) waktu dan sumber daya lain yang dialokasikan pada setiap tugas; dan (6) jadwal pelaksanaan setiap tugas pada setiap tahapan audit. Pada akhir tahap ini sebaiknya ada beberapa dokumen yang dihasilkan antara lain, terms of reference, metode dan kegiatan khusus, sumber data, perkiraan sumber daya, dan kerangka waktu sementara untuk pelaporan. 3. penerapan rencana audit; Tahap ini juga disebut dengan tahap audit execution. Tahap ini diungkapkan sasaran kuantitatif dan kualitatif melalui wawancara, peninjauan dokumen, dan observasi terhadap kegiatan dan kondisi lingkungan. Dalam tahap ini pula menjamin bahwa (1) semua yang terlibat dalam proses audit sadar bahwa rencana audit harus dipahami; (2) setiap orang yang terlibat dalam audit memiliki keahlian yang diperlukan; dan (3) tidak ada konflik kepentingan atau faktor lain yang menghalangi keterlibatan orang dalam audit. Aspek kunci fungsi audit adalah memonitor kinerja unit yang diaudit dan mengidentifikasi kinerja atau masalah potensial. Hasil dari tahap ini adalah adanya data dan interpretasinya 4. analisis dan pelaporan; Laporan ini harus disampaikan sesegera mungkin. Audit reporting harus jelas, singkat, obyektif, cepat, dan merangkum fakta yang nyata. Hasil dan kesimpulan harus didukung bukti yang cukup, reliabel, dan adil. Tindakan korektif harus dilakukan, penyebab kesalahan harus ditemukan dan dilaporkan pada manajer. Hasil berupa draft diserahkan ke manajemen senior untuk selanjutnya didiskusikan antara tim audit dengan manajemen. 5. mengadakan tindak lanjut atau perbaikan Tujuan tahap ini adalah menjamin keefektifan audit yaitu tindakan korektif telah diterapkan, serta untuk mendukung ketepatan respons terhadap temuan audit sebagai bagian dari tanggung jawab pihak yang diaudit. Sumber : BMP EKMA 4265 Terimakasih.