You are on page 1of 12

MAKALAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Akuntansi Pemerintahan


Dosen Pengampu: Nur Fadilah Ahmad Hasibuan SE,M.Ak

Disusun Oleh:
Kelompok 6

Dinda Andriani Marpaung (0502193180)


Alfin Hasan Anshari Ritonga (0502192046)
Fadilah Dalimunthe (0502192055)

PRODI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah kami yang berjudul
“KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS” untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Pemerintahan oleh Ibu Nur Fadhilah Ahmad Hasibuan SE,.M.Ak dapat kami selesaikan.

Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Keluarganya, sahabatnya serta para pengikut ajarannya. Kami juga berterimakasih kepada
seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian makalah ini, mudah-
mudahan Allah SWT memberikan limpahan rahmat-nya kepada kita. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini.

Medan, 5 Juni 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................3

BAB I .........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang .................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................5

C. Tujuan Masalah ................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN ........................................................................................................................6

A. Pengertian Akuntansi Ekuitas ..........................................................................................6

B. Contoh Transaksi Antar Entitas ......................................................................................6

C. Tujuan dan struktur kebijakan LPE (Laporan Perubahan Ekuitas) .............................9

D. Definisi Akuntansi Ekuitas ...............................................................................................9

BAB III .................................................................................................................................... 11

PENUTUP ............................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 11

B. Saran................................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan Akuntansi merupakan pedoman penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah untuk tujuan umum (general purpose financial statement) yang dapat
memenuhi kepentingan sebagian besar pengguna Laporan Keuangan (stakeholders) dalam
rangka meningkatkan keterbandingan Laporan Keuangan terhadap anggaran, antar periode
maupun antar entitas.

Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa
sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan
peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah. Dalam Basis Akrual, pemerintah hanya menyajikan satu jenis pos ekuitas.
Ekuitas disajikan dalam Neraca dan Laporan Perubahan Ekuitas serta diungkapkan secara
memadai di dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Perubahan ekuitas sampai dengan tanggal
pelaporan disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas yang meliputi saldo awal ekuitas,
surplus/defisit-LO, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas
akhir. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas antara lain berasal dari
dampak kumulatif perubahan kebijakan akuntansi dan kesalahan mendasar seperti: koreksi
kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akuntansi ekuitas?
2. Apa saja contoh dari transaksi antar ekuitas?
3. Apa saja tujuan dari struktur kebijakan LPE (Laporan Perubahan Ekuitas)?
4. Apa saja definisi dari akuntansi ekuitas

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari akuntansi ekuitas
2. Untuk mengetahui apa saja contoh dari transaksi antar ekuitas
3. Untuk mengetahui tujuan dari struktur kebijakan LPE (Laporan Perubahan Ekuitas)
4. Untuk mengetahui apa saja definisi dari akuntansi ekuitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Ekuitas

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah. Dalam Basis Akrual, pemerintah hanya menyajikan satu jenis pos ekuitas.
Ekuitas disajikan dalam Neraca dan Laporan Perubahan Ekuitas serta diungkapkan secara
memadai di dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Perubahan ekuitas sampai dengan tanggal
pelaporan disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas yang meliputi saldo awal ekuitas,
surplus/defisit-LO, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas
akhir. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas antara lain berasal dari
dampak kumulatif perubahan kebijakan akuntansi dan kesalahan mendasar seperti: koreksi
kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.

Sebelum laporan keuangan konsolidasian disusun, masing-masing entitas akuntansi dan


entitas pelaporan dimungkinkan menyajikan Transaksi Antar Entitas di dalam Laporan
Perubahan Ekuitas. Transaksi Antar Entitas terjadi antar entitas akuntansi/entitas pelaporan di
lingkup Pemerintah Pusat. Di level konsolidasian, Transaksi Antar Entitas seharusnya saling
mengeliminasi sehingga bersaldo nihil. Transaksi Antar Entitas dapat terjadi antar satker dalam
satu K/L/BUN, antar satker lintas K/L/BUN, antara satker K/L dengan BUN, dan antara satker
K/L/BUN dengan Kuasa BUN.

B. Contoh Transaksi Antar Entitas

1. Transaksi Antar Entitas (TAE)


muncul dari transaksi pengalihan aset dari satu satker ke satu atau beberapa satker yang lain
dalam lingkup Pemerintah Pusat. Transfer masuk/transfer keluar dapat terjadi antar entitas
akuntansi dalam satu entitas pelaporan K/L/BUN atau antar entitas akuntansi lintas entitas
pelaporan K/L/BUN. Atas transfer masuk/transfer keluar harus dilakukan eliminasi akun timbal
balik pada konsolidasian dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila transfer masuk/ transfer keluar terjadi antar satker/entitas akuntansi dalam satu
entitas pelaporan K/L/BUN, maka di level LKKL/LKBUN Transaksi Antar Entitas yang berasal
dari transfer masuk/transfer keluar tersebut seharusnya bersaldo nihil.

b. Apabila transfer masuk/keluar terjadi antar satker/entitas akuntansi lintas entitas


pelaporan K/L/BUN, maka di level LKPP Transaksi Antar Entitas yang berasal dari transfer
masuk/transfer keluar tersebut seharusnya bersaldo nihil.

2. Pengesahan Hibah Langsung


Pengesahan hibah langsung adalah transaksi antar entitas satker yang menerima hibah
langsung dengan BUN pengelola hibah. Berdasarkan dokumen pengesahan atas pendapatan
hibah langsung, satker meng-kredit ekuitas dari pengesahan hibah langsung dan BUN pengelola
hibah men-debet ekuitas dari pengesahan hibah langsung. Pada saat penyusunan LKPP ekuitas
dari pengesahan hibah langsung yang disajikan oleh K/L dan BUN akan saling mengeliminasi.

3. Diterima Dari Entitas Lain (DDEL)/Ditagihkan Ke Entitas Lain (DKEL)


Pada saat Satker melakukan transaksi dengan Kuasa BUN, terbentuk jurnal antar entitas
(DDEL/DKEL). Hal ini disebabkan adanya pemisahan fungsi antara Satker yang mempunyai
kewenangan melakukan belanja dan menatausahakan pendapatan dengan Kuasa BUN yang
mempunyai kewenangan mengelola kas (membayar tagihan dan menerima setoran). Pada saat
penyajian laporan keuangan, Satker maupun Kuasa BUN menyajikan akun DDEL/DKEL
sebagai pos Transaksi Antar Entitas (TAE) pada LPE. Pada saat konsolidasi LKPP, TAE pada
LPE K/L dan TAE pada Kuasa BUN akan saling mengeliminasi.

Perlakuan khusus
Transaksi Antar Entitas yang terjadi antara satuan kerja dengan Kuasa BUN atas transaksi
penerimaan dan pengembalian dana UP/TUP membentuk akun dengan pos yang berbeda serta
terdapat perlakuan penyajian yang bersifat khusus.
Penarikan dan pengembalian dana UP/TUP merupakan transaksi transitoris. Penarikan dana
UP/TUP oleh Satker (SP2D) UP/TUP dicatat oleh Kuasa BUN sebagai pengurangan kas dan
ekuitas (DDEL). Kuasa BUN juga menyajikan Kas di Bendahara Pengeluaran dan ekuitas.
Sedangkan Satker mencatat sebagai penambahan Kas di Bendahara Pengeluaran dan kewajiban
(Uang Muka dari KPPN).

Sebaliknya pada saat penenmaan pengembalian dana UP/TUP, Kuasa BUN mencatat
penambahan kas dan ekuitas (DKEL). Kuasa BUN juga mencatat pengurangan Kas di Bendahara
Pengeluaran dan ekuitas. Sedangkan Satker mencatat pengurangan Kas di Bendahara
Pengeluaran dan Uang Muka dari KPPN.

Pada saat konsolidasian, LKPP menyajikan saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang
disajikan oleh K/L dengan pasangan ekuitas. Kas di Bendahara Pengeluaran yang disajikan oleh
Kuasa BUN dieliminasi dengan saldo Uang Muka dari KPPN yang disajikan oleh K/L.

Berikut adalah ilustrasi penyajian Ekuitas pada Neraca dan Laporan Perubahan Ekuitas:

Pemerintah ABC
NERACA
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
C. Tujuan dan struktur kebijakan LPE (Laporan Perubahan Ekuitas)

Kebijakan LPE bertujuan untuk menetapkan perlakuan Akuntansi LPE Pemerintah Daerah
dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

STRUKTUR LPE menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Ekuitas tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Struktur LPE terdiri dari:
1. Ekuitas awal, berasal dari saldo Ekuitas Neraca tanggal pelaporan periode sebelumnya;
2. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan, yaitu berasal dari LOPeriode Pelaporan;
3. Koreksi yang langsung menambah/mengurangi Ekuitas, antara lain berasal dari:
4. Ekuitas akhir, sebesar saldo Ekuitas (awal) ditambah/dikurangi Surplus/defisit-LO
ditambah/dikurangi Koreksi yang langsung mempengaruhi Ekuitas. Saldo ini akan menjadi
saldo Ekuitas pada Neraca tanggal pelaporan

a. koreksi kesalahan atas beban periode sebelumnya, apabila Laporan Keuangan periode
tersebut sudah diterbitkan, yang tidak berulangdan mengakibatkan penambahan beban.

b. koreksi kesalahan atas penerimaan Pendapatan-LO periode sebelumnya, apabila Laporan


Keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, yang tidak berulang dan menambah maupun
mengurangi posisi kas;

c. dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan Kebijakan Akuntansi dan koreksi
kesalahan mendasar, misalnya:
1. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya; dan
2. perubahan nilai Aset tetap karena revaluasi Aset tetap.(Peraturan Pemerintah No 71 Tahun
2010, 2016)
D. Definisi Akuntansi Ekuitas
1. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan
kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan
tersebut.
2. Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas
akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik,
pembagian keuntungan atau karena kerugian.
3. Ekuitas terdiri atas setoran pemilik yang seringkali disebut modal atau simpanan pokok
anggota untuk badan hukum koperasi, saldo laba, dan unsur lain.(Ikatan Akuntan
Indonesia, 2019)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebijakan Akuntansi merupakan pedoman penyusunan dan penyajian Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah untuk tujuan umum (general purpose financial statement) yang
dapat memenuhi kepentingan sebagian besar pengguna Laporan Keuangan (stakeholders)
dalam rangka meningkatkan keterbandingan Laporan Keuangan terhadap anggaran, antar
periode maupun antar entitas. Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar,
konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama.
Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan
kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat
dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi.

B. Saran
Dengan adanya tugas ini kami berharap kritikan yang diberi kepada para pembaca agar
nnti nya kmi dapat mengerjakan makalah ini dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). PSAK 21 Akuntansi Ekuitas. PSAK No. 21 AKUNTANSI
EKUITAS Pernyataan, 21, 1–14.
Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010. (2016). Standar Akuntansi Pemerintahan Republik
Indonesia. Standar Akuntansi Pemerintahan, 1–269.

You might also like