You are on page 1of 48

MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA SISTEM ENDOKRIN, PENCERNAAN,

PERKEMIHAN DAN IMUNOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GASTRITIS

Dosen Pengampu :

Sugesti Aliftitah, S.Kep., Ns., M.Kep.

Nama Anggota Kelompok 3 :

1. Karimah Dinnurin 720621442

2. Maulana Islam Wahyudi 720621513

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan karunia-
Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada
Pasien Penyakit Gastritis dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin, Pencernaan, Perkemihan, dan Imunologi
. Selama menyelesaikan makalah ini, penyusun tidak lepas dari dorongan, bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
dengan semaksimal mungkin. Penyusun menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang
budiman sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat.

Sumenep, 20 Maret 2022

(Kelompok 3)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPULAN ....................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................3
1.4 Manfaat ................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................4

2.1 Definisi Gastritis ..............................................................................................................4


2.2 Etiologi.............................................................................................................................4
2.3 Manifestasi klinis .............................................................................................................6
2.4 Patofisiologi .....................................................................................................................8
2.5 Komplikasi .......................................................................................................................9
2.6 Penatalaksanaan ...............................................................................................................9
2.7 Pathwhay Penyakit Gastritis ............................................................................................12
2.8 Asuhan Keperawatan (Teoritis) Gastritis.........................................................................13
A. Pengkajian ............................................................................................................13
B. Pemeriksaan Fisik ................................................................................................13
C. Diagnosa Keperawatan .........................................................................................16
D. Intervensi Keperawatan........................................................................................16
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................20
3.1 Study Case Gastritis ............................................................................................20
3.2 Asuhan Keperawatan Penyakit Gastritis .............................................................20
A. Identitas Pasien ...............................................................................................20
B. Penanggung Jawab ...........................................................................................20
C. Riwayat Kesehatan ...........................................................................................21
D. Pemeriksaan Fisik ............................................................................................23
E. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................24

iii
F. Analisis Data .....................................................................................................24
G. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................27
H. Rencana asuhan Keperawatan ..........................................................................28
I. Catatan Perkembangan ......................................................................................35
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................................41
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................41
3.2 Saran ....................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................45

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendahmengenai pentingnya
meningkatkan kesehatan lambung, padahal gastritis atausakit maag akan sangat
mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remajamaupun orang dewasa. Penyakit
gastritis adalah peradangan mukosa lambungatau yang lebih dikenal oleh banyak orang
sebagai maag.Penyakit gastritisdisebabkan oleh pola makan yang tidak teratur,
makanan pedas, makananasam, minuman bersoda, alkohol, kebiasaan merokok, dan
stres. Seseorangyang sedang terkena penyakit gastritis akan merasakan nyeri di perut
bagianatas atau di ulu hati, disertai dengan perasaan mual, muntah dan
seringbersendawa. Penyakit gastritis jika dibiarkan akan menimbulkan
kekambuhansehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala yang biasa dirasakan
olehpenderita gastritis seperti mual, nyeri, perih, kembung dan sesak pada bagianatas
perut (ulu hati). Seseorang yang sedang terkena penyakit gastritis nafsumakannya
akan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluarkeringat dingin, dan
sering bersendawa (Anita & Suyanto, 2012)

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, maupun
lokal, dua jenis gastritis yang umum terjadi adalah gastritis akut dan kronis (Margareth
dkk, 2012). Saat ini indonesia telah menghadapi masalah dengan semakin modernnya
zaman mengakibatkan semakin banyak penyakit yang muncul dari perubahan

gaya hidup manusia. Disamping itu peningkatan usia harapan hidup sejalan dengan
perbaikan sosio-ekonomi dan pelayanan kesehatan , juga ikut berperan melalui
peningkatan pravelensi penyakit degenerative. Gastritis merupakan salah satu masalah
kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi. (Gustin,2011)

Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang digunakan bagi
makhluk hidup sebagai penyimpan makanan yaitu lambung. Fungsi lambung bagi
tubuh yang paling utama adalah sebagai menerima makanan dan bekerja sebagai
penampung untuk jangka waktu pendek, semua makanan dicairkan danicampurkan dengan
asam lambung dan dengan cara ini disiapkan untuk dicerna
oleh usus (Perry & Potter, 2009).

1
Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala yang khas pada penderita
gastritis. Definisi nyeri secara umum merupakan perasaan tidak nyaman yang
sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut. Nyeri di bagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri
kronis.Nyeri akut biasanya berlangsung tidak lebih dari 3 bulan dan nyeri kronis
berlangsung lebih dari 3 bulan. (Mubarak et al., 2015).
Nyeri pada gastritis timbul karena pengikisan mukosa yang dapat
menyebabkan kenaikan mediator kimia seperti prostaglandin dan histamine pada
lambung yang ikut berperan dalam merangsang reseptor nyeri.(Sukarmin, 2012)

Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada


penderita gastritis tidak mudah untuk dikenali. Kondisi gejala yang dialami dari penderita
penyakit gastritis pada umumnya sulit untuk dideteksi. Dalam permasalahan ini diperlukan
sebuah sistem salah satunya adalah sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit gastritis
pada lambung manusia sehingga dapat dilakukan penanganan ataupun pencegahan yang
tepat

Peran perawat pada pasien dengan penyakit Gastritis adalah membantu memperkecil
komplikasi dengan melakukan asuhan keperawatan yaitu melakukan 2 pengkajian
keperawatan, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat perencanaan keperawatan,
melakukan implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Berdasarkan latar
belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit Gastritis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi pada pasien dengan penyakit Gastritis?
2. Bagaimana etiologi pada pasien dengan penyakitGastritis?
3. Bagaimana manifestasi klinis pada pasien dengan penyakitGastritis?
4. Bagaimana patofisiologi pada pasien dengan penyakit Gastritis?
5. Bagaimana komplikasi pada pasien dengan penyakit Gastritis?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan penyakitGastritis?
7. Bagaimana pathway pada pasien dengan penyakitGastritis?
8. Bagaimana asuhan keperawatan (teotitis) pada pasien dengan penyakit Gastritis?
9. Bagaimana asuhan keperawatan (kasus) pada pasien dengan penyakit Gastritis ?

2
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan konsep teori dan konsep asuhan keperawatan pada pasien
dengan Penyakit Gastritis.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mendeskripsikan definisi pada pasien dengan Penyakit Gastritis.
2. Untuk mendeskripsikan etiologi pada pasien dengan Penyakit Gastritis.
3. Untuk mendeskripsikan manifestasi klinis pada pasien dengan Penyakit Gastritis .
4. Untuk mendeskripsikan patofisiologi pada pasien dengan Penyakit Gastritis .
5. Untuk mendeskripsikan komplikasi pada pasien dengan Penyakit Gastritis.
6. Untuk mendeskripsikan penatalaksanaan pada pasien dengan Penyakit Gastritiis.
7. Untuk mengetahui pathway pada pasien dengan Penyakit Gastritis.
8. Untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan (teotitis) pada pasien dengan penyakit
Gastritis.
9. Untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan (kasus) pada pasien dengan penyakit
Gastritis.
1.4. Manfaat
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana pembelajaran dan pengalaman bagi penulis untuk melakukan studi
kasus serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan Penyakit Gastritis.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan serta dapat digunakan sebagai sumber bacaan dan data acuan dalam
penelitian berikutnya bagi mahasiswa di Universitas Wiraraja khususnya.
3. Bagi Pelayanan kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan
dalam pelaksanaan praktek keperawatan yang tepat terkhususnya untuk pasien dengan
Penyakit Gastritis.
4. Bagi masyarakat
Agar dapat dijadikan sebagai pedoman bagi masyarakat tentang Penyakit Gastritis

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gastritis
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut
dan secara endoskopi didapatkan mukosa hiperemis di bagian rugaelambung. Gastritis dalam
klasifikasi masuk pada kategori dispepsia organic. Dispepsia merupakan rasa tidak nyaman
yang berasal dari daerah abdomen bagian atas. Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa
salah satu atau beberapa gejala berikut yaitu: nyeri epigastrium, rasa terbakar di
epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada saluran
cerna atas, mual, muntah, dan sendawa. Dispepsia organik adalah dispepsia dengan
penyebab sudah ditemukan dapat berupa ulkus peptikum, ulkum duodenal dan gastritis
erosif. Gastritis terbagi atas waktu yaitu gastritis akut dan gastritis kronik

Gastritis ini merupakan suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang
disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat
makan, makan terlalu banyak, makan cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu pedas,
mengkonsumsi protein tinggi, kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan pedas, dan minum
kopi terlalu berlebihan (Huzaifah, 2017) Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari
bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau
peradangan. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut

Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui dalam praktek sehari-hari karena
diagnosis penyakit Grastitis hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit Grastitis sering dijumpai
timbul secara mendadak yang biasanya ditandai dengan rasa mual atau muntah, nyeri,
pendarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit kepala. Gastritis yang terjadi sebagian
besar dialami usia tua. Hal ini berbeda dengan negara berkembang yang banyak dialami usia
muda.

2.2 Etiologi Gastritis

peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi,
dan ketidakteraturan dalam pola makan. Penyebab gastritis yang dapat digunakan oleh banyak

4
ahli adalah The Sydney System yang diperbaharui dapat diklasifikasikan seperti pada tabel di
bawah ini:

Tabel 2.1 Klasifikasi Gastritis

Tipe Penyebab Istilah lain


Non antrofi Helicobacter pylori Superfisial Gastritis antral
difus Gastritis antral kronis
Intestinalfolicural Hiper-
sekretori Tipe B1
Atrofi Autoimmune Autoimunitas (reaksi silang Tipe A1 Difus Corporal
dengan H. pylori antigen)
Atrofi multifocal H. pylori berhubungan Tipe B1, AB1 Lingkungan
Dengan diet, lingkungan dan Metaplastik
factor penjamu
Bentuk khusus Gastropati Iritasi kimia Empedu OAINS Reaktif Reflux OAINS Tipe
kimia Zat atau agen lain C1
Radiasi Limfositik Injuri akibat radiasi, Varioliform (endoskopi)
Idiopatik, mekanisme imun Penyakit seliak
Gluten
Non infeksius Granulomato Penyakit Crohn Sarcoidosis Granulomatous terisolasai
us Vaskulitis lain dan benda
asing
Eosinofilik Sensitivitas makanan Alergi Alergi
yang lain
Sumber: Sydney System (2011).

5
Gastritis dalam klasifikasi masuk pada kategori dispepsia organic. Dispepsia
merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen bagian atas.
Rasa tidak nyaman dapat berupa salah satu atau beberapa gejala berikut yaitu:
nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat
kenyang, rasa kembung pada saluran cerna atas, mual, muntah, dan sendawaBerikut
penjelasan beberapa keadaan yang dapat menyebabkan Gastrititis antara lain:

1. Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (asetaminofen/aspirin, steroid kortikosteroid).


Aseteminofen dan kostikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung,
NSAIDS (nonsteroid anti inflamasi drugs) dan kostikosteroidmenghambat sintesis
prostaglandin, sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung
menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi mukosa lambung
2. Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Terapi radiasi,
reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat menyebabkan kerusakan mukosa
lambung dan menimbulkan edema serta pendarahan.
3. Kondisi stress atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan kerusakan susunan
saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCL lambung.
4. Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pylory, Eschericia coli, salmonella, dan lain-
lain.
5. Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi turut mempengaruhi penularan kuman
di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu mengeradikasi infeksi Helicobacter
pylory, walaupun persentase keberhasilannya sangat rendah.
6. Jamur dari spesies Candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan Mukonaceace dapat
menginfeksi mukosa lambung hanya pada pasien immunocompromezed. Pada pasien
yang sistem imunnya baik, biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan
jamur, mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasit.
7. Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter pylory dan pada awal infeksi
mukosa lambung menunjukkan respon inflamasi akut dan jika diabaikan dapat menjadi
kronik.

2.3 Manifstasi Klinis Gastritis

Manifestasi klinik dari Gastritis dikenal dengan sindrom dispepsia menurut


kriteria Roma III adalah suatu penyakit dengan satu atau lebih gejala yang
berhubungan dengan gangguan di gastroduodenal seperti: nyeri epigastrium, Rasa

6
terbakar di epigastrium, rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan, Rasa cepat
kenyang. Pada gastritis dapatditemukan juga perdarahan saluran cerna.Gastritis
erosif kronik merupakan inflamasi pada lambung dalam waktu lama dan
disebabkan oleh agen kimia terutama penggunaan obat-obat antiinflamasi golongan
NSAID dan obat terapi penyakit jantung koroner. Gastritis kronik dapat ditegakkan
dengan gold standartpemeriksaan endoskopi dan histopatologi. Gastritis kronik
maka ditemukan adanya deposit sel inflamasi kronik berupa limfosit, infiltrat PMN
dan glandular atropy. Penggolongan gastritis kronik memakai Operative Link
For Gastritis Assesment(OLGA) tahun 2005. Terapi gastritis kronik diharapkan
komprehensif mulai dari tatalaksana suportif dan tatalaksana farmakolog.

Menurut Smeltzer (2014) dikutip Ardiansyah (2014),manifestasi gastritis cukup


bervariasi, mulai dari keluhan ringan hingga muncul pendarahan pada saluran cerna
bagian atas. Pada beberapa pasien, gangguan ini tidak menimbulkan gejala yang khas.
Manifestasi klinis gastritis akut dan kronis hampir sama, yaitu diantaranya:

1. Manifestasi Klinis Gastritis Akut

Manifestasi klinis Gastritis akut dan gejala-gejalanya adalah:

a. Anoreksia

b. Nyeri pada epigastrium

c. Mual dan muntah

d. Perdarahan saluran cerna (hematemesis melena)

e. Anemia (tanda lebih lanjut)

2. Manifestasi Klinis Gastritis Kronis

Manifestasi klinis Gastritis kronis dan gejala-gejalanya adalah:

a. Mengeluh nyeri ulu hati

c. Nausea

7
Adapun tanda dan gejala gastritis menurut Wim de Jong (2005)

dikutip Amin & Hardhi (2015):

1. Gastritis Akut: nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan terselubung maupun
nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan odem mungkin juga
ditemukan erosi dan perdarahan aktif.
2. Gastritis Kronik: kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan dengan
komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, anemia
pernisiosa, dan karsinoma lambung.

2.4 Patofisiologi Gastritis


Inflamasi dalam waktu lama pada lambung disebabkan baik oleh bakteri H. phylori,
Obat obatan (NSAID, aspirin, sulfanomida steroid, digitalis) dan Kafein. Obat-obatan
(NSAID, aspirin, sulfanomida steroid, digitalis) dapat mengganggu pembentukan sawat
mukosa lambung, sedangkan H. phylori akan melekat pada epitel lambung yang
berakibat menghancurkan lapisan mukosa lambung sehingga menurunkan barrier
lambung terhadap asam dan pepsin. Salah satu yang menyebabkan inflamasi dalam
waktu lama adalah kafein, kafein dapat menurunkan produksi bikarbonat yang dapat
berakibat menurunkan kemampuan protektif terhadap asam (Joyce M.Black & Jane
Hokanson Hawks, 2014).

8
Dari menurunkan barrier lambung terhadap asam dan pepsin akan berakibat
difusi kembali asam lambung dan pepsin. Setelah itu, akan terjadi inflamasi dan erosi
mukosa lambung. Inflamasi akan membuat nyeri epigastrium akan memunculkan
masalah Nyeri akut sehingga menurunkan sensori untuk makan dan akan berakibat
menjadi anoreksia, mual, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
muntah, kekurangan volume cairan, erosi mukosa lambung akan menurunkan tonus dan
peristaltik lambung serta mukosa lambung kehilangan integritas jaringan. Dari
menurunnya tonus dan peristaltik lambung, maka akan terjadi refluk isi duodenum
kelambung yang akan menyebabkan mual, serta dorongan ekspulsi isi lambung
kemulut dan akhirnya muntah
Dengan adanya anoreksia, mual dan muntah akan memunculkan masalah
ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, selain itu dengan adanya
muntah, mukosa lambung kehilangan integritas jaringan berakibat terjadinya
perdarahan yang akan memunculkan masalah kekurangan volume cairan (Joyce M
Black & Jane Hokanson Hawks, 2014).
2.5 Komplikasi Grastitis
Menurut Smeltzer (2014) dikutip Ardiansyah (2014), komplikasi yang dapat
terjadi pada penderita Gastritis dibedakan berdasarkan klasifikasi dari Gastritis yaitu:
1. Komplikasi Pada Gastritis Akut Komplikasi yang timbul pada gastritis akut adalah
pendarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), berupa hematemesis dan melena, yang
berakhir dengan shock hemoragik. Apabila prosesnya hebat, sering juga terjadi ulkus,
namun jarang terjadi perforasi.
2. Komplikasi Pada Gastritis Kronis Komplikasi yang timbul pada kasus gastritis kronis
adalah gangguan penyerapan vitamin B12. Akibat kurangnya penyerapan vitamin B12
ini, menyebabkan timbulnya anemia pernesiosa, gangguan penyerapan zat besi, dan
penyempitan daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke usus dua belas jari).

2.6 Penatalaksanaan Gastritis

Umum :

Memberikan informasi kepada pasien bahwa penyakit ini bukanlah penyakit


infeksi sehingga penanganan membutuhkan waktu lama dan mengharapkan
kesembuhan dari regenerasi sel-sel di gaster.Memberikan informasi kepada pasien
bahwa penyakitnya sekarang merupakan dampak dari minum obat tanpa kontrol

9
dan minum jamu-jamuan. Memberikan informasi kepada pasien tentang
pengobatan yang akan dilakukan dan menjelaskan detail komplikasi dari penyakit
serta efek samping maupun interaksi obat.Memberikan penjelasan kepada pihak
keluarga terhadap kondisi pasien dan bagaimana perlakuan serta pola hidup
pasien terutama kepada anak pasien.

Penatalaksanaan keperawatan pada pasien gastritis menurut Amin dan Hardhi (2015),
yaitu:

1. Mengurangi Ansietas

a. Laksanakan tindakan darurat untuk kasus ingesti asam atau alkali.

b. Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluarga selama terapi dan setelah asam
atau basa yang tertelan telah dinetralisasi atau diencerkan.

c. Persiapkan pasien untuk menjalani pemeriksaan diagnostic tambahan (endoskopi)


atau pembedahan.

d. Dengarkan secara tenang dan jawab pertanyaan selengkaplengkapnya jelaskan


semua prosedur dan terapi.

2. Meningkatkan Nutrisi Yang Optimal

a. Bantu pasien menangani gejala (misalnya; mual, muntah, nyeri ulu hati, dan
keletihan).

b. Hindari makanan dan minuman per oral selama beberapa jam atau beberapa hari
sampai gejala akut reda.

c. Berikan kepingan es dan cairan jernih ketika gejala reda.

d. Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap gejala yang menunjukkan episode Gastritis
berulang ketika makanan dimasukkan.

e. Cegah konsumsi minuman berkafein.

f. Rujuk pasien untuk menjalani konseling alkohol dan berhenti merokok jika tepat.

3. Meningkatkan Keseimbangan Cairan

a. Pantau asupan dan haluaran harian untuk mengetahui adanya dehidrasi (minimal
asupan 1,5L/hari dan haluaran urine 30mL/jam).

10
b. Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk mendeteksi ketidak seimbangan cairan.

c. Waspadai indikator gastritis hemoragik (hematemesis, takikardi, hipotensi).

4. Meredakan Nyeri

a. Instruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman ringan yang dapat
mengiritasi mukosa lambung.

b. Ajarkan pasien cara penggunaan obat secara benar untuk meredakan Gastritis kronis.

c. Kaji nyeri dan kenyamanan yang dirasakan melalui penggunaan medikasi dan
menghindari zat-zat yang mengiritasi.

Penatalaksanaan medis yang bertujuan untuk pengobatan:

1. Gastritis Akut

Faktor utama adalah menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan
sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung. Penatalaksanaan
sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan
terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab, serta
dengan pengobatan supportif, pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida.
Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang
berat. Untuk pengguna anti inflamasi nonsteroid pencegahan terbaik adalah dengan
misoprostol. Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut dilakukan dengan menghindari
alkohol dan makanan asam ataupun pedas sampai gejala berkurang. Bila gejala menetap,
diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan serupa dengan pada
hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus
karena adanya bahaya perforasi.

2. Gastritis Kronik

Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit yang dicurigai. Bila
terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan antibiotik untuk membatasi Helicobacter Pylory.
Namun demikian lesi tidak selalu muncul dengan gastritis kronik. Alkohol dan obat yang
diketahui mengiritasi lambung harus dihindari. Bila terjadi defisiensi besi (disebabkan oleh
perdarahan kronis), maka penyakit ini harus diobati. Gastritis kronis diatasi dengan
memodifikasi diet dan istirahat serta memulai farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat diatasi
dengan antibiotik.

11
2.7 Pathway Gastritis

Zat-zat korosif stres

Helycobacter pylori Stimulan nervus vagus


Gangguan difus barrier mukosa
Reflek enterik dinding lambung
Iritasi mukosa lambung
Infeksi
Peningkatan asam lambung Hormon Gastrin
mukosa
lambung
Peradangan mukosa lambung Stimulant sel pariental
(Gastrtitis)

Hiperemis Ansietas Nyeri Epigastrium Hipotalamus

Defisit Nutrisi
Atrofi gaster/ Kurang Informasi Nyeri akut Aktivitas Lambung
mukosa menipis
Meningkat
Kurang Pengetahuan
Kehilangan fungsi
kelenjar fundus Kontraksi Otot lambung

Fungsi Intrinsik
Masukan Nutrien Inadekuat Nausea

Faktor Intrinsik
Masukan cairan Inadekuat/
Kehilangan Cairan
Penurunan absorpsi
vitamin B12
Hipovokemia
Anemia pernisoa

Penurunan volume
darah merah

Penurunan suplai O2
ke jaringan

Kelemahan Fisik Intoleransi Aktifitas

12
2.8 Asuhan Keperawatan Teori

A. Pengkajian
Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang sangat
menentukan keberhasilan sebuah proses keperawatan oleh karen itu membutuhkan
kecermatan dan ketelitian pada tahap ini. Pengkajian dapat dilakukan minimal
sekali, tetapi dapat dilakukan beberapa kali secara teratur, misal setiap jam pada
pasien kritis. Teknik pengkajian meliputi : a. Anamnesa ; terdiri dari 1) biodata
yaitu nama lengkap, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan dan alamat. dan 2) riwayat penyakit dan kesehatan antara
lain: a) keluhan utama; biasanya pada penyakit gastritis ini, nyeri di ulu hati dan
perut sebelah kanan bawah sering menjadi alasan pertama klien ke fasilitas
pelayanan kesehatan, b) riwayat kesehatan sekarang meliputi awal dari perjalanan
penyakitnya, gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara
mendadak atau bertahap, faktor pencetus dan upaya untuk mengatasi masalah
tersebut, c) riwayat kesehatan masa lalu meliputi penyakit yang berhubungan
dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat dan
d) riwayat kesehatan keluarga. 3) riwayat psikososial 4) riwayat spiritual
B. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan
pada epigastrik.
2) Tanda-tanda vital Suhu tubuh kadang akan meningkat, pernapasan cepat dan
dangkal dan tekanan darah cenderung menurun
3) B1(breath) : takhipnea
4) B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer
lambat, warna kulit pucat.
5) B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi, nyeri epigastrum.
6) B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
7) B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran
terhadap makanan pedas.
8) B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

13
Fokus Pengkajian Aktifitas sehari-hari

1) Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
2) Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : - hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status
syok, nyeri akut, respons psikologik)
3) Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak
berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4) Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya luka
peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola
defekasi / karakteristik feses.
Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi
- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan.
- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang
merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan
diet, penggunaan antasida).
- haluaran urine : menurun, pekat.
5) Makanan / Cairan
Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).

14
- masalah menelan : cegukan
- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah Tanda : muntah dengan
warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah, membran
mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan
kronis).
6) Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
7) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri
hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-
samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).
- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2
jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang
lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan
atau antasida (ulkus duodenal). - tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat- obatan tertentu
(salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
8) Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA Tanda : peningkatan suhu,
spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis / hipertensi portal)
9) Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA,
alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat
diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal :
trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang
lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Gangguan
Gastrointestinal )

15
D. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan denga agen pencendera fisioogis inflamasi berhubungan


dengan intake
c. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan

d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

e. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung

D. Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional


1.Nyeri akut Observasi •Memantau lokasi,
berhubungan denga agen • Identifikasi lokasi , karakteristik, karakteristik durasi
pencendera fisioogis durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
inflamasi. nyeri • Mengetahui rasa
Setelah dilakukan 1x24 • Identifikasi nyeri nyeri
jam Terepeutik •Untuk mengurangi
• Berikan tekhnik Nonfrmakologis rasa nyeri

• Fasilitasi istirahat dan tidur • Memberikan tekhnik

• Control lingkungan yang Nonfarmakolgis untuk

mempererat rasa nyeri mengurangi nyeri

Edukasi
• Jelaskan penyebab , periode dan
pemicu nyeri
• Anjurkan menggunakan analgetik
• Ajaran tekhnik
Nonfarmakologis
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
anelgetik
Defisit Nutrisi Observasi • Mengetahui
berhubungan dengan • identifikasi status nutrisi perkembangan

16
ketidakmampuan • identifikasi makanan yang disukai cairan dan
mencerna makanan • identifikasi kebutuhan kalori dan kebutuhan kalori
Setelah dilakukan tindakan nutrien • Mengetahui berat
keperawatan selama 1x24 • monitor asupan makanan badan pasien
jam asupan Nutrisi • monitor berat badan • Meningkatkan
membaik dengan kriteria : pengetahuan/
Terepeutik
• Porsi makanan yang • sajikan makanan secara mearik perawatan jika ada
meningkat dan suhu yang sesuai dirumah
• Kekuatan otot • berikan makanan tinggi kalori dan • Meningkatkan
pengunyah meningkat tinggi protein asupan makanan
• Kekuatan otot • berikan suplemen makanan, jika • Memppercepat
menelan perlu proses penormalam
• Verbalisasi keinginan Edukasi kebutuhan kalori ,
untuk meningkatkan • anjurkan posisi duduk, jika cairan yang
Nutrisi meningkat mampu dibutuhkan
• Berat badan membaik Kolaborasi
• Indeks masa tubuh koloborasi dengan ahli gizi untuk
(IMT) membaik menentukan jumlahkalori dan jenis
Nafsu makan membaik nutria N yang dibutuhkan, jika perlu
Intoleransi aktifitas b/d Observasi • Mengetahui
kelemahan fisik • dentifikasi gangguan fungsi tingkat kelelahan dan
Setelah dilakukan tubuh yang mengakibatkan kelelaha emosional fisik pasien
tindakan keperawatan • Monitor kelelahan fisik dan • Mengetahui
selama 1x24 jam toleransi emosional tingkat lokasi dan
aktifitas meningkat • Monitor pola dan jam tidur tingkat ketidak
dengan kriteria: • Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama
- Keluhan lelah nyamanan selama melakukan aktifitas melakukan aktifitas –
menurun Terapeutik • Untuk
• Sediakan lingkungan nyaman memberi
dan rendah stimulus (mis.cahaya, kenyamananpasien
suara, kunjungan) saat beristirahat -
• Lakukan latihan rentang gerak Meningkatkan asupan
pasif dan atau aktif makanan pada pasien

17
• Berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan
• Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan aktifitas
secara bertaha
• Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
• ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
• - Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang meningkatkan asupan
makanan
Nausea berhubungan Observasi • Menegakkan
dengan Iritasi Lambung • Identifikasi pengalaman mual diagnosa dan
Setelah dilakukan • Identifikasi dampak mual terhadap intervensi yang
tindakan keperawatan kualitas hidup tepat
selama 1x24 jam • Monitor asuppan nutrisi dan kalori • Mengetahui
perasaan tidaka nyaman Terapeutik kondisi dan
menurun dengan kriteria: • Kurangi atau hilangkan penyebab perkembangan
• keluhan mual mual tingkat mual
menurun • Berikan makanan dalam jumlah muntah pasien
• frekuensimenelan kecil dan menarik • Membantu
meningkat • Berikan makanan dingin,cairan mempercepat
• diaphoresis bening,tidak berbau dan tiak penurunan rasa
meningkat berwarna, jika perlu mual dan muntah
Edukasi secara non-
farmakologis

18
• Anjurkan istirahat dan tidur yang • Mempercepat
cukup penurunan rasa
• Anjurkan sering membersihkan mual dan muntah
mulut kecuali jika merangsang
mual
• Anjurkan makanan
tinggikarbohidrat dan rendah
lemak
• Ajarkan penggunaan tehnik non
farmakologis untuk mengatasi
mual
Kolaborasi
• Pemberian antlemetik, jika perlu

19
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 study case Gastritis
Klien berinsial Ny. A no.regester 00282 umur 48 tahun, jenis kelamin perempuan
beragama islam, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga,status perkawinan
sudah kawin, biaya pengobatan ditanggung oleh KIS.Klien masuk tanggal 11 maret
2022, klien dirawat di ruang perawatanpuskesmas dengan diagnosa medis gastritis
akut.
3.2 Asuhan Keperawatan Penyakit Gastritis
A. Identitas Pasien
Nama pasien : Ny. A
No. Register : 00282
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Gastritis
Tanggal pengkajian : 11 Maret 2022
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam Status
Perkawinan : Belum Kawin
Pendidikan : Sarjana
Alamat : Masalembu
Pekerjaan : Nelayan
Jenis Kelamin : perempuan
Suku : Madura
Tanggal Masuk RS : 11 Maret 2022
Sumber Informasi : Keluarga Pasien

B.Penanggung Jawab

Nama : Tn. Abdullah


Tempat Tanggal Lahir : Sumenep, 28 Oktober 1970
Umur : 51 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Masalembu
Pekerjaan : Nelayan
20
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan Pasien : Ayah Pasien

C. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri pada ulu hati dan diserta mual, muntah dan
pusing

a. Faktor pencetus

Klien mengatakan nyeri terjadi sejak dua hari yang lalu dan terjadi saat
telat makan dan makan makanan keras yaitu ubi kayu.

b. Upaya untuk meringankan keluhan

Klien berusaha mengatasi nyeri dengan minum air gula dan obat antasida,
namun hanya berefek sementara saja.

4. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan tidak pernah operasi dan dirawat dirumah sakit


sebelumnya, klien tidak memiliki riwayat alergi dengan obat-obatan, dalam
keluarga tidk ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dia
rasakan, tidak pula ada riwayat keturunan maupun penyakit menular. Obat
obatan yang pernah dikonsumsi adalah antasida.

21
5. Genogram

Keterangan :
: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Tinggal Serumah

22
D. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Dalam pengkajian ini terlihat bahwa kondisi pasien lemah, kesadaran

kompos mentis, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan

darah 110/60 mmHg, denyut nadi 88 kali permenit, pernapasan 20 kali

permenit dan suhu 35,50C

b. Pemeriksaan pernapasan (B1 : breathing) : inspeksi dada hasilnya

simetris antara kanan dan kiri, hidung simetris, lidah ada serat dan cairan,

tidak ada pernapasan cuping hidung, auskultasi tidak ditemukan suara

napas tambahan

c. Pemeriksaan cardiovaskuler (B2 : Bleeding) : pemeriksaan palpasi tidak

ada nyeri tekan, perkusi kesan redup pada daerah jantung, tidak ada

pembesaran jantunng, tidak ada benjoaln , suara jantung normal, akral dingin,
capilary refill < 3 detik

d. Pemeriksaan persarafan (B3 : Brain) : GCS : 15 (E4V5M6), ekspresi

wajah nampak meringis, skelera mata berwarna putih, konjugtiva anemis,

kelopak mata membuka spontan, penglihatan, pendengaran dan

penciuman baik, orientasi baik.

e. Pemeriksaan Eliminasi (B4 : Bladder) : hasil pemeriksaan didapatkan

frekuensi berkemih 4-5 kali sehari, warna kuning dengan bau khas

amoniak, tidak ada nyeri tekan pada daerah kandung kemih.

f. Pemeriksaan eliminasi alvi (B5 : Bowel) : hasil pemeriksaan ditemukan

ada penurunan nafsu makan, frekuensi BAB 1 kali sehari dengan

konsistensi lunak

g. Pemeriksaan tulang, otot dan integumen (B6 : Bone ) : hasil pemeriksaan

23
ditemukan adanya infus yang terpasang pada tangan kanan, jenis infus RL

28 tetes per menit, tidak ditemukn hematom, pergerakan sendi normal,

tidak ada kelemahan otot, tidak ada nyeri, tidak ada fraktur dan tidak

menggunakan alat bantu mobilitas.

Pola aktifitas sehari sehari

Dalam pemeriksaan ini ditemukan pola aktifitas klien setelah sakit

ditemukan porsi makan tidak dihabiskan (hanya ½ porsi). Kebiasaan minum

air putih sebelum sakit 5-6 gelas per hari dan pada saat sakit hanya 3-4 gelas

sehari. Minuman yang disukai adalah teh. Aktivitas dan istrahat klien

mengatakan tidak ada gangguan.

7. Terapi medis

Terapi yang didapatkan saat ini adalah infus RL 28 tetes permenit, injeksi

ranitidin 1 ampul/8jam IV dan vitamin B6 2 x1 sehari.

8. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium dengan hasil :

PLT : 80

WBC : 3,1

LED : 2.3

E. Pemeriksaan penunjang

Nama pasien : Ny. A

No. Register : 00282

Umur : 48 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Diagnosa medis : Gastritis

24
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengatakan nyeri pada 1. Klien tampak meringis
perut atas bagian tengah 2. Klien tampak lemah
2. Klien mengatakan mual dan 3. Klien tampak cemas
muntah setiap terlambat makan 4. Porsi makan tidak dihabiskan
3. Klien mengatakan badan lemas (1/2 porsi)
4. Skala nyeri : 6 (nyeri sedang) 5. Klien nampak pucat
5. Klien mengatakan minumnya 6. TTV :
sedikit 3-4 gelas perhari TD;110/60mmHg,
6. Klien bertanya tanya tentang RR;20x/m, HR; 88x/m; T;
penyakitnya 35,50C)
7. Klien kuatir penyakitnya sering 7. Terpasang infus RL 28 tetes
Kambuh permenit
8. Porsi makan tidak dihabiskan

F. Analisis Data
Dari hasil pengkajian tersebut di atas dapat dianalisa sebagai berikut :
Data Masalah Etiologi
DS: Nyeri akut Inflamasi mukosa
-Klien mengatakan lambung
nyeri pada perut atas
bagian tengah

DO : Sekresi asam lambung
• klien tampak
Meringis

• Klien tampak gelisah Iritasi lambung
• Klien sulit tidur

Nyeri akut

25
DS : Deficit nutrisi keletihan berhubungan

• Klien mengatakan penurunan tonus otot dan

mual dan muntah peristaltik

setiap terlmbat makan



• Klien mengatakan
nafsu makan menurun lambung refluks isi

DO : duodenum ke lambung

• Berat badan menurun ↓

• Otot pengunyah lemah rangsangan mual dan


muntah
• Otot menelan lemah

asupan gizi tidak ada

Keletihan
DS: Intoleransi Aktifitas Grastitis

• Pasien mengatakan
lelah Kelemahan
Pasien mengatakan
merasa tidak nyaman
setelah beraktifitas

DS: Nausea Aktivitas lambung


• Pasien mengeluh mual meningkat
• Pasien merasa ingin
muntah
• Pasien mengatakan Kontraksi otot lambung
tidak berminat makan
DO : Nausea
• Pasien tampak pucat

26
G.Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan denga agen pencendera fisioogis inflamasi


b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
e. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung

27
H . RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Nursing Care Plan)
HARI/TANGGAL DIAGNOSA INTERVENSI TUJUAN RASIONAL

12 Maret 2022 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi • Menegakkan diagnosa
dengan agen pencedera keperawatan 1x24 jam • Identifikasi lokasi, dan intervensi yang tepat
fisiologis inflamasi diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi, • Mengetahui kondisi dan
ditandai dengan pasien menurun dengan kriteria: frekuensi, kualitas, perkembangan tingkat
mngeluh nyeri abdomen • Keluhan Nyeri intensitas nyeri nyeri pasien
menurun • Identifikasi skala nyeri • Mengetahui kondisi dan
• Pola tidur membaik • Identifikasi respons perkembangan respon
• Meringis menurun nyeri non verbal nyeri non verbal pasien
• Nafsu makan membaik Terapeutik • Membantu mempercepat
• Berikan teknik penurunan rasa nyeri
nonfarmakologis untuk secara non-farmakologis
mengurangi rasa nyeri • Meningkatkan
Edukasi pengetahuan pasien
• Jelaskan penyebab dan tentang nyeri
pemicu nyeri • Mempercepat penurunan
• Jelaskan strategi rasa nyeri
meredakan nyeri
Kolaborasi

28
• Kolaborasi pemberian
analgetik

12 maret 2022 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Observasi • Mengetahui


berhubungan dengan tindakan •identifikasi status nutrisi perkembangan cairan dan
ketidakmampuan keperawatan •identifikasi makanan kebutuhan kalori
mencerna makanan selama 1x24 jam yang disukai • Mengetahui berat badan
asupan Nutrisi •identifikasi kebutuhan pasien
membaik dengan kalori dan nutrien • Meningkatkan
kriteria : •monitor asupan makanan pengetahuan/ perawatan
• Porsi •monitor berat badan jika ada dirumah
makanan yang Terepeutik • Meningkatkan asupan
meningkat •sajikan makanan secara makanan
• Kekuatan mearik dan suhu yang • Memppercepat proses
otot pengunyah sesuai penormalam kebutuhan
meningkat •berikan makanan tinggi kalori , cairan yang
• Kekuatan kalori dan tinggi protein dibutuhkan
otot menelan •berikan suplemen
• Verbalisasi makanan, jika
keinginan untuk perluEdukasi
meningkatkan • anjurkan posisi
Nutrisi meningkat duduk, jika mampu

29
• Berat badan Kolaborasi dengan
membaik ahli gizi untuk
• Indeks masa menentukan
tubuh (IMT) jumlah kalori
membaik
Nafsu makan membaik

12 Maret 2022 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan Observasi • Mengetahui tingkat
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam • Identifikasi gangguan kelelahan dan emosional
kelemahan diharapkan respon fungsi tubuh yang fisik pasien

30
fisiologis terhadap aktifitas mengakibatkan • Mengetahui tingkat
meningkat dengan kriteria: kelelahan lokasi dan tingkat ketidak
• Aktifitas sehari-hari • Monitor lokasi dan nyamanan selama
meningkat ketidak nyamanan melakukan aktifitas
• Keluhan lelah menurun selama melakukan • Untuk memberi
• Perasaan lemah aktifitas kenyamananpasien saat
menurun Terapeutik beristirahat
• Lakukan latihan • Meningkatkan asupan
rentang gerak pasif dan makanan pada pasie
atau aktif
• Berikan aktifitas
distraksi yang
menenangkan
• Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
• Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan

31
• Anjurkan
menghubungi peawat
jika ada tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
Terapeutik
• Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
12 Maret 2022 Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi • Mengetahui
dengan Iritasi lambung keperawatan selama 1x24 • Identifikasi perkembangan cairan dan
jam perasaan tidaka pengalaman mual kebutuhan kalori
nyaman menurun dengan • Identifikasi dampak • Mengetahui berat badan
kriteria: mual terhadap kualitas pasien
• keluhan mual menurun hidup • Meningkatkan
• frekuensi menelan • Monitor asuppan pengetahuan/ perawatan
meningkat nutrisi dan kalori jika ada dirumah
• diaphoresis meningkat Terapeutik • Meningkatkan asupan
• Kurangi atau hilangkan makanan
penyebab mual

32
• Berikan makanan • Memppercepat proses
dalam jumlah kecil dan penormalam kebutuhan
menarik kalori , cairan yang
• Berikan makanan dibutuhkan
dingin,cairan
bening,tidak berbau
dan tiak berwarna, jika
perlu
Edukasi
• Anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
• Anjurkan sering
membersihkan mulut
kecuali jika
merangsang mual
• Anjurkan makanan
tinggikarbohidrat dan
rendah lemak
• Ajarkan penggunaan
tehnik non

33
farmakologis untuk
mengatasi mual
Kolaborasi
• Pemberian antlemetik,
jika perlu

34
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. A


No.RM : 00282
Umur : 48 Tahun
DX.Medis : Gastritis

Hari/tanggal Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi TTD/nama Evaluasi TTD/nama


13 Maret Nyeri akut berhubungan • Mengidentifikasi S : pasien mengatakan
2022 dengan agen pencendera lokasi, karakteristik, durasi, nyeri yang dirasakan
fisiologis inflamasi frekuensi, kualitas, intensitas berkurang
nyeri O : Keluhan nyeri pasien
• Mengidentifikasi skala menurun, Tekanan darah
nyeri membaik dan pasien tidak
• Mengidentifikasi kesulitan tidur
respons nyeri non verbal A : Intervensi tercapai
• Memberikan P : masalah teratasi
informasi tekhnik pemberian
non farmakologis
untukmengurangi rasa nyeri

35
• menjelaskan penyebab
dan pemicu nyeri kepada
pasien dan keluarga
• menjelaskan strategi
meredakan nyeri pasien dan
keluarga
• melakukan kolaborasi
pemberian obat analgetik pada
pasien
13 Maret Defisit Nutrisi Observasi S : pasien mengatakan
2022 berhubungan dengan •mengidentifikasi status dapat mencerna makanan
ketidakmampuna nutrisi dengan baik
mencerna makanan •mengidentifikasi makanan O : Kebutuhan Nutrisi
yang disukai dan Kalori membaik
•mengidentifikasi kebutuhan A : intervensi tercapai
kalori dan nutrien P : masalah teratasi
•melakukan monitor asupan
makanan
•melakukan monitor berat
badan
Terepeutik

36
•memberikan sajian makanan
secara mearik dan suhu yang
sesuai
•memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
•memberikan suplemen
makanan, jika perluEdukasi
• menganjurkan pasien
melakukan posisi duduk, jika
mampu
• Melakukan Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori
13 Maret Intoleransi aktivitas • Mengidentifikasi S: Pasien mengatakan
2022 berhubungan dengan gangguan fungsi tubuh yang lemah yang dirasakan
kelemahan mengakibatkan kelelahan berkurang
• Melakukan monitoring O: Aktifitas pasien
lokasi dan ketidak nyamanan membaik
selama melakukan aktifitas A: Intervensi tercapai
P: masalah tercapai

37
• Melakukan latihan
rentang gerak pasif dan atau
aktif
• Menganjurkan pasien
untuk melakukan aktifitas
distraksi yang menenangkan
• Memfasilitasi duduk di
sisi tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau berjalan
• Menjelaskan strategi
koping untuk mengurangi
kelelahan
• Menganjurkan pasien
untuk menghubungi peawat
jika ada tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
• Melakukan Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

38
13 Maret Nausea berhubungan •mengidentifikasi pengalaman S : pasien mengatakan
2022 dengan Iritasi Lambung mual mual dan muntahnya
•mengidentifikasi dampak berkurang
mual terhadap kualitas hidup O : kebutuhan kalori dan
•melakukakan Monitor nutrisi membaik
asuppan nutrisi dan kalori A : intervensi tercapai
Terapeutik P : masalah teratasi
•memberi penjelasan kepada
pasien untuk menurangi atau
hilangkan penyebab mual
•melakukan pemberiaan
makanan dalam jumlah kecil
dan menarik
•melakukan pemberiaan
makanan dingin,cairan
bening,tidak berbau dan tiak
berwarna, jika perlu
Menganjurkan pasien istirahat
dan tidur yang cukup

39
•menganjurkan pasien sering
membersihkan mulut kecuali
jika merangsang mual
•enganjurkan makanan
tinggikarbohidrat dan rendah
lemak
•mengajarkan penggunaan
tehnik non farmakologis untuk
mengatasi mual
•melakukan
kolaborasiPemberian
antlemetik, jika perlu

40
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan umum:
1. Pengkajian keperawatan pada pasien gastritis ditemukan data nyeri pada
perut bagian tengah lemah, gelisah, skala nyeri sedang, mual dan muntah
porsi makan tidak dihabiskan cemas, dan peningkatan tanda-tanda vital.
2. Diagnosa keperawatan yang di ambil yaitu nyeri (akut) b.d inflamasi
mukosa lambung, keletihan berhubungan dengan tidak ada asupan gizi
untuk metabolisme dan Ansietas b.d perubahan status kesehatan.
3. Intervensi keperawatan direncakan selama 3 hari dengan menggunakan
teknik terapi non farmakologis, kolaboratif dan health education. sehingga
membantu menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien dan pemenuhan
cairan dan nutrisi serta mengurangi kecemasan
4. Implementasi dilakukkan sejak hari pertama sejak dilakukan pengkajian
kepada pasien sampai hari ketiga dengan tindakan yang sesuai perencanaan
5. Evaluasi pada hari ketiga semua masalah keperawatan pada pasien
gastritis dapat teratasi dan pasien diperbolehkan pulang.

B. Saran

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses


keperawatan pada pasien Gastritis penulis menyarankan :
1. Bagi Klien / Masyarakat
Untuk klien agar berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain
yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan lambung, terutama
minum obat secara teratur sesuai dengan indikasi yang di anjurkan serta
chek up kerumah sakit / puskesmas terdekat di lingkungan tempat
tinggal serta menjalankan program perawatan lanjut seperti istirahat,
makan-makanan yang dianjurkan pada klien dengan kasus gastritis, dan

41
mengkonsumsi obat secara teratur untuk pemulihan dan proses
penyembuhan.

2. Bagi Penulis

Dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan


kreativitas serta dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran untuk
menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien gastritis.

42
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika

Ahmad Farishal, Elma Rosa Vidia, Rina Kriswiastiny 2018 Diagnosis dan Penatalaksanaan
Kasus Gastritis Kronik Erosiva pada geriatric JURNAL ILMIAH MAHASISWA
KEDOKTERAN INDONESIA

Aziz. Alimul, (2009). Konsep Dasar Manusia. Salemba Medika. Jakarta

Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta

:EGC

Bidayatul H, (2017). Penanganan Gastritis Menggunakan Kombinasi Terapi

Akupunktur Pada Titik Zusanli (St36), Neiguan (Pc6), Neiting (St 44)

Dengan Herbal Kunyit (Curcuma Domestica Val.). Unair. Surabaya.

Dongoes. M.E (2001). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Brunner dan Suddarth, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta

Friedman, Marilyn, 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan praktik. EGC.

Jakarta.

Haryanto, A., dan Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. Ar-Ruzz Media.

Yogyakarta

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan

Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Nurarif, A. H., dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Mediaction Jogja. Yogjakarta

Potter dan Perry, 2009. Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses dan

praktik. Vol.1. edisi 4. EGC. Jakarta

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :

43
Gosyen Publising.

Ronal H. Sitorus, 1996, Pedoman Perawatan Dan Pengobatan Berbagai Penyakit,

Bandung : Pionir Jaya.

SDKI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta

Slamet Suyono, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Dua Edisi Ketiga,

Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Supetran, 2011. Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa

nyaman nyeri di RSUD jombang.

Wijayaningsih, KS. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. CV. Trans info media.

Jakarta

Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosa Keperawatan Intervensi Nanda Nic Noc. EGC.

Jakarta

44

You might also like