You are on page 1of 12

SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

“ TINJAUAN SOSIOLOGI TENTANG MASUKNYA PENDIDIKAN


ISLAM KEDALAM KURIKULUM SEKOLAH UMUM”

Dosen Pengampu : Abdul Ghani M.Hum

Disusun Oleh

MUHAMMAD FADIL ( 148623021061 )

ABDULLAH YUNUS DOKASI (

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Aimas. 19 april 2022

Kelompok 6
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah yang sedang berlangsung
belum semuanya memenuhi harapan kita sebagai umat Islam mengingat kondisi
dan kendala yang dihadapi, maka diperlukan pedoman dan pegangan dalam
membina pendidikan agama Islam. Ini semua mengacu pada usaha strategis pada
rencana strategis kebijakan umum Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam
Departemen Agama yaitu peningkatan mutu khusus mengenai pendidikan agama
Islam di sekolah, peningkatan mutu itu sendiri terkait dengan bagaimana kualitas
hasil pembelajaran pendidikan agama Islam pada peserta didik yang mengikuti
pendidikan di sekolah. Mutu itu sendiri sebetulnya sesuatu yang memenuhi
harapan-harapan kita. Artinya kalau pendidikan itu bermutu hasilnya memenuhi
harapan-harapan dan keinginan-keinginan kita. Kita bukan hanya sebagai
pengelola, tetapi juga sebagai pelaksana bersama semua pemangku kepentingan
(stakeholder) termasuk masyarakat, orang tua.
Dalam kenyataan pendidikan agama Islam di sekolah masih banyak hal
yang belum memenuhi harapan. Misalnya kalau guru memberikan pendidikan
agama Islam kepada peserta didik, maka tentu yang kita inginkanadalah peserta
didik bukan hanya mengerti tetapi juga dapatmelaksanakan praktek-praktek
ajaran Islam baik yang bersifat pokok untuk dirinya maupun yang bersifat
kemasyarakatan. Karena di dalam pendidikan agama Islam bukan hanya
memperhatikan aspek kognitif saja, tetapi juga sikap dan keterampilan peserta
didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam ?
2. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum ?
3. Bagaimana proses masuknya Pendidikan Agama islam kedalam Kurikulum
sekolah umum ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi corak Pendidikan Agama Islam ?
5. Apa saja kurikulum dan bahan ajaran Pendidikan Agama Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pendidikan Agama Islam
2. Untuk mengetahui pengertian dari Kurikulum
3. Untuk mengetahui proses masuknya PAI kedalam Kurikulum sekolah umum
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi corak PAI
5. Untuk mengetahui Kurikulum dan bahan ajaran PAI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan
“pe” dan akhiran “kan” yang mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan
sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani yaitu
“Paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini
kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan “education” yang
berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini sering
diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti pendidikan. 1

2. Pengertian Agama
Dalam bahasa Arab agama disebutkan dengan “ad-Din” artinya tunduk
dan patuh kepada-Nya.2 Namun Abdurrahman An-Nahlawi mendefinisikan
“Ad-Din” adalah kemenangan, kekuasaan, hukum dan urusan. 3 Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa agama merupakan panutan
manusia dalam kehidupan di dunia dan akhirat di dalamnya terdapat aturan
atau ketetapan Allah Azza Wa Jalla untuk mengarahkan atau
membimbingnya ke jalan yang benar sesuai dengan perintah dan larangan-
Nya.

3. Pengertian Islam
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri.
Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua
pengertian: Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata
iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok)
maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan,
perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam
adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah diri

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), Cet. 4, 1.
2
Harun Nasution, Islam Ditinja dari Berbagai Aspek, Jil. I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hal. 9.
3
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung:
Diponegoro, 1996), hal. 33.
kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah ditentukan dan
ditakdirkan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Nabi
Ibrahim Alaihissallam4:

َ‫ت لِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬


ُ ‫ال لَهُ َربُّهُ َأ ْسلِ ْم ۖ قَا َل َأ ْسلَ ْم‬
َ َ‫“ ِإ ْذ ق‬
(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim),
‘Berserahdirilah!’ Dia menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb seluruh
alam.’” [Al-Baqarah/2: 131]

Kedua: Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka
yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang
dengannya terjaga diri dan hartanya 5, baik dia meyakini Islam atau tidak.
Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati 6 Sebagaimana firman Allah
Azza wa Jalla:

ٰ
َ ‫وا هَّللا‬fُ‫وبِ ُك ْم ۖ َوِإن تُ ِطيع‬ffُ‫انُ فِي قُل‬ff‫ ْد ُخ ِل اِإْل ي َم‬fَ‫لَ ْمنَا َولَ َّما ي‬f‫ت اَأْل ْع َرابُ آ َمنَّا ۖ قُل لَّ ْم تُْؤ ِمنُوا َولَ ِكن قُولُوا َأ ْس‬
ِ َ‫قَال‬
‫َو َرسُولَهُ اَل يَلِ ْت ُكم ِّم ْن َأ ْع َمالِ ُك ْم َش ْيًئا ۚ ِإ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َّر ِحي ٌم‬
“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah
(kepada mereka), ‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah
tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun
(pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.’”
[Al-Hujuraat/49: 14]
Dari pengertian-pengertian diatas dapat kita pahami bahwa Pendidikan
Agama lslam adalah Suatu usaha untuk menumbuhkan, mengembangkan,
mengawasi dan memperbaiki seluruh potensi fitrah manusia secara optimal

4
Mufradat Alfaazhil Qur-aan (hal. 423, bagian ‫ )سَ لِ َم‬karya al-‘Allamah ar-Raghib al-Ashfahaani dan
Ma’aarijul Qabul (II/20-21) karya Syaikh Hafizh bin Ahmad al-Hakami, cet. I, Darul Kutub
al-‘Ilmiyyah
5
Terjaga dirinya maksudnya tidak boleh diperangi (dibunuh) dan terjaga hartanya, maksudnya
tidak boleh diambil atau dirampas. Sebagaimana terdapat dalam hadits Arba’iin yang kedelapan.
6
Mufradaat Alfaazhil Qur-aan (hal. 423, bagian ‫لِ َم‬$‫)س‬ َ karya al-‘Allamah ar-Raghib al-Ashfahani,
Ma’aarijul Qabuul (II/21) karya Syaikh Hafizh bin Ahmad al-Hakami, cet. I/Darul Kutub
al-‘Ilmiyyah, dan Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam oleh al-Hafizh Ibnu Rajab.
dengan sadar dan terencana menurut hukum-hukum Allah yang ada di dalam
semesta maupun di dalam Al-Quran”

B. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir
yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Kata kurikulum ini
berasal dari Yunani kuno yang sering dikaitkan dengan suatu jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari dari garis star ke garis finish. Dalam bahasa Arab
kata kurikulum biasa disamakan dengan kata manhaj yang berarti jalan terang
yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Dalam kamus Webster third new international Dictionary
mendefinisikan secara bahasa adalah kata kurikulum berasal dari kata latin
(curere) artinya: berlari cepat, tergesa-gesa, menjalani. Bahasa prancis courer
artinya berlari.Pada masa klasik kurikulum didefinisikan dengan kata al-Maddah
yaitu serangkaian mata pelajaran yang harus diberikan pada murid dalam tingkat
tertentu.
Sementara itu, menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional, pada bab I, tentang ketentuan umum pasal 1 ayat (1)
diyatakan bahwa: kurikulum adalah seperangkat dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

C. Masuknya Pendidikan Agama Islam kedalam Kurikulum Sekolah


Umum
Upaya memasukkan pendidikan agama Islam ke sekolah umum telah
berlangsung sejak masa colonial Belanda. Akh. Minhaji dan M. Atho Mudzar
mengatakan dalam buku Abuddin Nata “Sebenarnya upaya-upaya menjadikan
agama sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah umum telah dilakukan sejak
masa pemerintahan Hindia Belanda. Dalam siding-sidang Volksraad, usulan
tersebut selalu disampaikan, namun tidak pernah membuahkan hasil. Upaya
memasukkan pendidikan agama Islam ke dalam sekolah umum lebih intensif lagi
setelah kemerdekaan RI. Ki Hajar Dewantara, selaku Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan (PPK) dalam cabinet pertama RI, mengusulkan agar
pelajaran agama diberikan di sekolah-sekolah negeri. Selanjutnya berdasarkan
keputusan BP-KNIP No. 15 Tahun 1945 tertanggal 22 desember 1945, antara lain
ditegaskan bahwa dalam rangka memajukan pendidikan dan pengajaran yang
ada, maka pendidikan yang ada di langgar-langgar dan madrasah-madrasah
hendaknya mendapat perhatian dan juga bantuan pemerintah.
Upaya memasukkan pendidikan agama Islam ke dalam sekolah umum
lebih lanjut terlihat pada proses lahirnya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1950
tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran. Undang-undang tersebut
diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 27 Januari 1954, disahkan
oleh Pemerintah pada tanggal 12 Maret 1954 dan diundangkan pada tanggal 18
Maret 1954, Lembaran Negara No. 38 Tahun 1954. Pada Bab XII, Pasal 20 ayat
(1) bahwa dalam sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran agama ; orang tua
murid menetapkan apakah anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.
Pendidikan agama Islam baru benar-benar masuk ke dalam sekolah umum terjadi
setelah keluarnya Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pada Bab IX, Pasal 37 tentang kurikulum Pasal 39 ayat (2) dan (3).
Masuknya pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran wajib pada sekolah
umum lebih tegas dikokohkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab X, Pasal 37 ayat (1). 7

D. Faktor yang Mempengaruhi Corak Pendidikan Agama Islam


Dalam melaksanakan pendidikan Agama perlu diperhatikan adanya
faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan
agama tersebut. Faktor-faktor pendidikan itu ada lima macam, dimana factor
yang satu dengan faktor yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kelima
faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Anak didik
2. Pendidik
3. Tujuan Pendidikan
4. Alat-alat pendidikan
5. Lingkungan 8
7
Abuddin Nata, Sosiologi Pendidikan Islam, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2014, h,137-139
8
Zuhairini, dkk, Op-Cit, hlm 28
E. Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam
berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan
sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.
Berdasarkan keterangan diatas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan
satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini
bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, diperlukan adanya kurikulum
yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat
usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar. Kurikulum
pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikirandan hati
generasi muda, pemulihan akhlak dan membangunkan jiwa rohani. Ia juga
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara kontinu, gabungan pengetahuan
dan kerja, kepercayaan dan akhlak, serta penerapan amalan teori dalam hidup.
Bahan Ajar /Materi adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.9
Berkenaan dengan bahan ajar ada beberapa komponen yang mesti tercakup di
dalamnya, sedikitnya antara lain:
1. Petunjuk belajar (petunjuk siswa atau guru)
2. Kompetensi yang akan dicapai
3. Informasi pendukung
4. Latihan-latihan
5. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
6. Evaluasi.10

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN

9
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset, 2009), hlm.
173
10
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, 174
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu aktifitas holistik dan
komprehensif yang terencana dalam bentuk pembinaan, arahan dan bimbingan
serta mengenalkan pemahaman amaliah ajaran agama Islam yang sesuai dengan
sumber hukumnya. Pendidikan Agama Islam yang masuk kedalam kurikulum
madrasah dan sekolah dengan pola, pendekatan dan model serta titik konsentrasi
yang berbeda. Jika pendidikan Agama Islam pada madrasah, selain sebagai nilai
atau ajaran yang harus dipahami, dihayati dan diamalkan, juga harus menjadi
sebuah bidang yang bersangkutan. Yaitu agar lulusan madrasah tersebut menjadi
seorang yang ahli ilmu agama Islam. Sedangkan pendidikan Agama Islam pada
sekolah umum, lebih dilihat sebagai nilai atau ajaran yang harus dipahami,
dihayati dan diamalkan dalam kehidupan, sehingga menjadi nilai religiusitas
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

‘Allamah ar-Raghib al-Ashfahaani, Mufradat Alfaazhil Qur-aan (hal. 423, bagian ‫) ) َسلِ َم‬

Syaikh Hafizh bin Ahmad al-Hakami, Ma’aarijul Qabul (II/20-21)

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002)

Harun Nasution, Islam Ditinja dari Berbagai Aspek, Jil. I, (Jakarta: Bulan Bintang,
1974)

Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung:


Diponegoro, 1996)

Abuddin Nata, Sosiologi Pendidikan Islam, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2014

Zuhairini, dkk, Op-Cit

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset,
2009)

You might also like