You are on page 1of 23

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH SUMATERA BARAT

KEBIJAKAN DAN PROGRAM STRATEGIS


BIDANG SANITASI
BPPW SUMATERA BARAT

Indri Kurnia, ST, MT, M.Sc


Webinar GSGS, 30 Oktober 2021
FAKTA SANITASI DI INDONESIA
Praktek BABs
DUKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

UU No. 23
DUKUNGAN NON FISIK
Tahun 2014 • Dilakukan untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan fisik infrastruktur
• Dilaksanakan dalam bentuk pengaturan,
Sanitasi urusan wajib daerah, pembinaan dan pengawasan bidang
kategori pelayanan dasar sanitasi

Terbatasnya kemampuan
daerah DUKUNGAN FISIK INFRASTRUKTUR

• Dilakukan dalam rangka percepatan


Masih memerlukan dukungan & peningkatan akses sanitasi
stimulan • Diberikan dalam bentuk infrastruktur
utama sistem sanitasi

100% Akses
Sanitasi
KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI
(Renstra BPPW Sumatera Barat Tahun 2020-2024)
Pembangunan Infrastruktur Sanitasi di Kab/Kota
1 Prioritas

KEGIATAN 2 Pembangunan Infrastruktur Berbasis


Masyarakat
PRIORITAS
BIDANG SANITASI
TA. 2021-2022 3 Kegiatan Pembinaan
KONSEP PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK (PERMEN PUPR NO.4 TAHUN 2017)

Sub-Sistem Sub-sistem Pengolahan


Sub-Sistem Pengolahan Setempat
Pengangkutan Lumpur Tinja

SKALA
SKALA KOMUNAL
Sistem INDIVIDUA
L
Pengelolaan
Air Limbah
Domestik
Setempat
(SPALD-S) KOMUNAL MCK
INDIVIDUAL
(2-10 KK/ TRUK TINJA IPLT
10-50 Jiwa)

Sub-Sistem Sub-Sistem
Sub-Sistem Pelayanan
Pengumpulan Pengolahan Terpusat

IPALD Skala Perkotaan


Sistem (> 20.000 jiwa)
Pengelolaan
Peng-
Air Limbah olahan
Domestik Pipa Retikulasi, Pipa Lumpur
Terpusat Pipa Tinja, Pipa Non Tinja, Bak Induk, Prasarana dan
(SPALD-T) Penangkap Lemak, Pipa Persil, Bak Sarana Pelengkap IPALD Skala Permukiman
Kontrol, dan Lubang Inspeksi (manhole, stasiun (50 – 20.000 jiwa)
pompa dll)

IPALD Skala Kws Tertentu


INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)

 Kapasitas 83 m3/hari  Kapasitas 10 m3/hari

 Unit Pengolahan :  Unit Pengolahan :


Imhoff Tank– Unit SSC – Kolam
Kolam Stabilisasi Anaerobik – Kolam
Fakultatif – Kolam
 Pengelola : UPT Maturasi - Wetland
IPLT Kota Padanng
 Pengelola : Dinas
Lingkungan Hidup

IPLT Surau Gadang IPLT Kota


Kota Padang Solok
TA. 1994 TA. 2016
1
2
INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)

 Kapasitas 15 m3/hari  Kapasitas 30 m3/hari

 Unit Pengolahan :  Unit Pengolahan :


SSC – Kolam SSC – Kolam
Anaerobik – Kolam Anaerobik – Kolam
Fakultatif – Kolam Fakultatif – Kolam
Maturasi - Wetland Maturasi - Wetland

 Pengelola : Dinas  Pengelola : Dinas


Lingkungan Hidup Perkim LH

IPLT Kabupaten Agam IPLT Kota Payakumbuh


(TA. 2018) TA. 2020
1
2
PERMASALAHANPENYELENGGARAAN SPALD-S
Sub-Sistem Pengolahan Sub-Sistem Sub-sistem Pengolahan
Setempat Pengangkutan Lumpur Tinja

BABs Sarana pengangkutan IPLT yang dibangun belum


belum memadai diserah terimakan
Regulasi belum ada
Tangki septik tidak sesuai Regulasi belum ada IPLT over-design
SNI Pembuangan lumpur tinja Bangunan rusak/ tidak
Kesadaran masyarakat sembarangan terawat
masih rendah SOP tidak dilaksanakan Biaya operasional
pemeliharaan tidak
dianggarkan
Lembaga pengelola tidak
ada/ belum siap
SDM tidak memadai
Regulasi belum ada
SOP tidak dilaksanakan
INFRASTRUKTUR BERBASIS MASYARAKAT BIDANG SANITASI

SPALD-T
1 IPAL

Skala Pelayanan
1. Skala Perkotaan > 20.000 Jiwa
2. Skala Permukiman 50-20.000 Jiwa
3. Skala Kawasan tertentu = Rusun

Untuk Lokasi: 2 IPAL KOMBINASI MCK


1. Jarak antar rumah < 50 Meter
2. Kepadatan penduduk > 150 jiwa/Ha

10
IPALD SKALA PERMUKIMAN BERBASIS MASYARAKAT

SANIMAS Reguler TA. 2018 Kab. Dharmasraya, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Pasaman
INFRASTRUKTUR BERBASIS MASYARAKAT BIDANG SANITASI

SPALD-S

1 TANGKI SEPTIK INDIVIDUAL


Untuk Lokasi:
• Warga yang belum memiliki jamban
dan/atau tangki septik sesuai SNI
• Jarak antar rumah > 50 Meter
• Kepadatan penduduk < 50 jiwa/Ha
• Cakupan layanan minimal 50 Rumah

2 TANGKI SEPTIK KOMUNAL


Untuk Lokasi:
• Bagi warga yang belum memiliki jamban
dan/atau tangki septik sesuai SNI
• Jarak antar rumah < 50 Meter
• Kepadatan penduduk 50-150 jiwa/Ha
• Cakupan layanan minimal 50 KK
• Setiap unit tangki septik komunal melayani
5-10 KK
12
PROGRAM SANITASI PERDESAAN PADAT KARYA

TUJUAN
• Meningkatkan perluasan akses sanitasi dengan menyediakan prasarana dan sarana sanitasi
yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kebutuhan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya air dan lingkungan;
• Meningkatkan pemahaman tentang sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
bagi masyarakat; dan
• Menciptakan lapangan kerja sementara yang dapat memberikan tambahan pendapatan bagi
warga desa.

PENDEKATAN
• Mendorong Keberpihakan pada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR);
• Mendorong Keterlibatan Masyarakat;
• Mendorong Inisiatif Masyarakat dengan Iklim Keterbukaan;
• Meningkatkan Keswadayaan Masyarakat;
• Menguatkan Kapasitas Masyarakat.
PROGRAM SANITASI PERDESAAN PADAT KARYA

• SASARAN RUANG
• Desa yang memiliki angka LINGKUP
Terdiri dari opsi
gizi buruk (stunting) tinggi; :• Pengolahan air
• Desa yang mayoritas limbah domestik
penduduknya tidak memiliki dengan Sistem
mata pencaharian tetap; Pengelolaan Air
• Desa yang mayoritas Limbah Domestik
• penduduknya Masyarakat Setempat (SPALD-S)
dan;
• Berpenghasilan
• Pengelolaan
Rendah (MBR);
Persampahan Rumah
• Termasuk Desa tertinggal Tangga
31

• dan Desa Berkembang.


3
1
PROGRAM SANITASI PERDESAAN PADAT KARYA

BEST
PRACTICE

Sandes TA. 2020 Nagari Malampah


Kab. Pasaman

Sandes TA. 2020 Nagari Aie Batumbuak


Kab. Solok

3
2
PROGRAM PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
SANITASI
DI LEMBAGA PENDIDIKAN KEAGAMAAN (LPK)

• KRITERIA TEKNIS
RUANG
 Termasuk dalam list 29.667
LINGKUP
Terdiri dari :
lokasi berdasarkan Surat
Kementerian Agama No. • Pembangunan MCK,
2649/DJ.I/Dt.I.U/HM.01/11/2 dan tempat wudhu
020Tanggal 16 November • Pembangunan Instalasi
2020
Pengolahan Air Limbah
 Tersedia sumber air bersih
(IPAL)
 Diprioritaskan pembangunan
baru
 Tersedia lahan minimum 60
m2
 Minimal jumlah siswa
bermukim 50-100 jiwa 31

(dengan minimal 50 jiwa


dengan gender yang sama)
3
 Membutuhkan sarana 1
prasarana sanitasi
PRIORITASI DUKUNGAN BIDANG SANITASI

3
2
1
Memiliki Memenuhi
Kab/Kota Memiliki Kab/Kota
Readiness Prioritas
Yang : SSK RPIJM Criteria

Kriteria Prioritas Lainnya : Readiness Criteria (RC):


1. Kawasan Strategis Nasional (KSN) 1. Surat Peminatan
2. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional 2. Kesiapan Lahan
(KSPN) 3. Kesiapan Rencana Induk dan Detail
3. Kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) 4. Kesiapan Institusi Pengelola dan Anggaran
4. Kawasan Rawan Stunting Pengelolaan
5. Sasaran Padat Karya Pemerintah 5. Kesanggupan Menerima Hibah
READINESS CRITERIA SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK

1. Suratdari kepala daerah yang menyatakan :


• Minat/membutuhkan infrastruktur air limbah domestik
• Kesediaan menerima aset
• Kesediaan mengganggarkan dan melaksanakan operasional dan pemeliharaan
infrasruktur yang terbangun

2. Surat penetapan lokasi


3. Kesesuaian dengan Masterplan dan RTRW
4. Sertifikat lahan
5. Dokumen lingkungan
6. Dokumen perencanaan (DED, RAB dan SOP)

Perlu memperhatikan :
7. Jalan akses
8. Sumber air bersih
9. Badan air penerima
10. Sumber listrik
11. Truk tinja
KAB/KOTA PRIORITAS PEMBINAAN TA. 2022

FASILITASI LAYANAN LUMPUR


FASILITASI IMPLEMENTASI SSK FASILITASI RANPERDA FASILITASI KELEMBAGAAN
TINJA

1. Sudah dilaksanakan 1. Belum memiliki regulasi 1. Sudah memiliki regulasi 1. Memiliki IPLT dengan
studi EHRA di tahun bidang sanitasi (ald/ bidang sanitasi kondisi bangunan baik
2021/2022 persampahan) di daerah 2. Operasional 2. Telah melakukan
2. Dok. SSK sudah habis 2. Sudah memiliki infrastruktur sanitasi pemisahan fungsi
masa berlakunya infrastruktur sanitasi di berada di bawah dinas operator dan regulator
3. Pokja Kab/Kota aktif kab/kota (IPLT/ IPALD/ 3. Sudah memiliki di daerah
(dibuktikan dengan TPA/ TPST) infrastruktur sanitasi di 3. Sudah memiliki regulasi
adanya SK Pokja dan kab/kota (IPLT/ IPALD/ dalam bidang air limbah
anggaran operasional) TPA/ TPST) domestik
4. Ada pengadaan
fasilitator kab/kota
melalui dana APBD
Dana Alokasi Khusus Sanitasi

 Dana Alokasi Khusus Sanitasi (DAK Sub Bidang Sanitasi)


merupakan salah satu program pemerintah untuk
meningkatkan akses sanitasi, yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
 DAK Sanitasi khususnya diperuntukkan untuk membiayai
kebutuhan prasarana dan sarana bidang infrastruktur
masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau
untuk mendorong percepatan pembangunan daerah.
KONSEP PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
PERMEN PUPR NO. 04/PRT/M/2017

PENGOLAHAN SETEMPAT PENGANGKUTAN PENGOLAHAN LUMPUR TINJA

Individual Komunal
SISTEM
SETEMPAT

TANGKI SEPTIK
INDIVIDUAL KOMUNAL MCK KENDARAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
(2-10 KK) PENGANGKUTAN

PELAYANAN PENGUMPULAN PENGOLAHAN

SISTEM
TERPUSAT IPALD Skala Kota
(> 20.000 jiwa)

IPALD Saka Permukiman


(50 – 20.000 jiwa)

Pipa air kotor, pipa air cuci (grey water), Pipa retikulasi, pipa utama
penangkap lemak, pipa persil, pipa servis, termasuk manhole, stasiun
bangunan inspeksi pompa, dll
IPALD Skala Kawasan Tertentu (rusun)

DAK 21
PROGRAM HIBAH AIR LIMBAH SETEMPAT
Hibah APBN yang diperuntukkan sebagai insentif atas biaya investasi yang
telah dikeluarkan Pemerintah Daerah untuk pembangunan tangki septik yang
meliputi perencanaan, pembangunan, pengawasan sampai terbangunnya
tangki septik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat penerima manfaat.

Prinsip hibah APBN ini adalah Output Based Assesment (OBA)


3
3
TERIMA
KASIH

You might also like