You are on page 1of 4

Nama : Umrah

Nim : 70200121032

KSM C

TEORI PERILAKU KESEHATAN MENURUT JURNAL

1. Menurut teori WHO


Rendahnya perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat menjadi faktor menurunnya
status kesehatan seseorang. Perilaku kesehatan gigi dan mulut meliputi perilaku menyikat
gigi, pola makan, dan kunjungan ke dokter gigi. Studi epidemiologi menyebutkan bahwa
perilaku kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah. Faktor yang dapat mempengaruhi
status kesehatan gigi dan mulut seseorang adalah keturunan, lingkungan, pelayanan
kesehatan, dan perilaku. Dari keempat faktor tersebut perilaku merupakan faktor yang
paling berpengaruh dalam status kesehatan rongga mulut seseorang. Salah satu perilaku
menjaga kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan menyikat gigi dengan baik dan benar yang
berguna untuk mencegah terjadinya karies gigi.(Rohimi et al., 2018)
2. Menurut Lawrence Green
- Pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS dan upaya preventifnya
- Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. Faktor-faktor pendukung
(Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana dan
Faktor-faktor pendorong (Renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain. Konseling dengan memperhatikan faktor-faktor
yang ditinjau oleh Lawrence Green diharapkan dapat mengurangi self stigma penderita
HIV/AIDS dengan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi self stigma
sehingga pasien HIV/AIDS berpikiran positif terhadap diri sendiri, tidak menarik diri
dari lingkungan dan mau berperilaku melakukan terapi demi kesembuhan
dirinya.(Imam Ajib Ispurnawan & Zainuri, 2021)
3. Menurut teori Five Levels Of Prevention
Glaukoma adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan
pada bola mata, atrofi papil saraf optik dan menciutnya lapang pandang. Tingkat
pengetahuan klien terhadap penyakit glaukoma dibutuhkan untuk dapat dilakukan diteksi
dini yang dapat mencegah kebutaan pada klien dengan glaukoma. Tenaga kesehatan
diharapkan memberikan edukasi mengenai pentingnya tingkat pengetahuan kepada klien
dan keluarga berisiko mengalami penyakit glaukoma untuk mengoptimalkan upaya
pencegahan penyakit glaukoma agar berdampak pada menurunya prevalensi kebutaan
akibat glaukoma.(Siswoyo, Latifa Aini Susumaningrum, 2018)
4. Menurut Teori Health Belief Modal
Perceived sucseptibility atau persepsi kerentanan pada penelitian ini membahas
mengenai kemungkinan seseorang terkena penyakit COVID-19 karena faktor internal
maupun faktor eksternal. Faktor kerentanan seseorang akan COVID-19 dilihat dari segi
faktor usia, faktor perokok aktif serta faktor komorbid penyakit.
Perceived benefit atau persepsi manfaat adalah membahas tentang manfaat yang
akan didapatkan saat menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak fisik, memakai
masker serta menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Perceived barrier atau persepsi hambatan pada penelitian ini membahas mengenai
persepsi individu tentang hambatan yang akan muncul saat menjalankan protokol
kesehatan seperti physical distancing, pemakaian masker dan PHBS saat pandemi COVID-
19. Hambatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan tidak nyaman, perasaan
malu, perasaan terganggu serta perasaan takut saat akan menerapkan protokol kesehatan.
(Afro et al., 2020)
5. Menurut Teori Adopsi Rogers
Penyebaran informasi mengenai protokol kesehatan sangat penting dilaksanakan
melalui media massa atau media sosial yang selalu digunakan masyarakat dalam ruang
interaksi mereka. Salah satunya media sosial yang merupakan media cukup efektif untuk
penyebaran informasi mengenai protokol kesehatan. Penelitian ini juga dapat dijadikan
sebagai dasar untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang secara signifikan
mempengaruhi kepatuhan protokol kesehatan serta dapat dilaksanakan di daerah lain
terutama daerah yang masih memiliki kepatuhan protokol kesehatan yang masih rendah.
6. Menurut Teori Reason Action
Perilaku kepatuhan pasien tuberkulosis menjadi faktor paling penting dalam
mencapai keberhasilan pengobatan, termasuk kepatuhan terhadap obat-obatan, pencegahan
penularan, dan kepatuhan nutrisi. Penderita TB dituntut memiliki kepatuhan yang tinggi
terhadap program pengobatan sebagai upaya mengurangi beban TB. Oleh karena itu,
penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur kepatuhan pengobatan TB, kepatuhan nutrisi,
dan kepatuhan pencegahan penularan.
Peningkatan pada kelompok intervensi dapat dicapai dengan interaksi rutin melalui
edukasi tatap muka sebanyak 4 kali dengan keluarga pasien, dan penyampaian pesan
reminder 2 kali sehari selama 2 bulan. Kepatuhan terhadap pengobatan yang baik dapat
dicapai dengan memanfaatkan pengaruh sosial melalui pendidikan anggota keluarga
tentang bagaimana mendukung kepatuhan pengobatan pada kerabatnya yang
sakit.(Adiutama et al., 2021)
7. Teori Menurut Planed Behaviour
- Sikap terhadap perilaku
Perilaku kepatuhan pasien tuberkulosis menjadi faktor paling penting dalam
mencapai keberhasilan pengobatan, termasuk kepatuhan terhadap obat-obatan, pencegahan
penularan, dan kepatuhan nutrisi. Penderita TB dituntut memiliki kepatuhan yang tinggi
terhadap program pengobatan sebagai upaya mengurangi beban TB. Oleh karena itu,
penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur kepatuhan pengobatan TB, kepatuhan nutrisi,
dan kepatuhan pencegahan penularan.
- Norma subyektif
Peningkatan pada kelompok intervensi dapat dicapai dengan interaksi rutin melalui
edukasi tatap muka sebanyak 4 kali dengan keluarga pasien, dan penyampaian pesan
reminder 2 kali sehari selama 2 bulan. Kepatuhan terhadap pengobatan yang baik dapat
dicapai dengan memanfaatkan pengaruh sosial melalui pendidikan anggota keluarga
tentang bagaimana mendukung kepatuhan pengobatan pada kerabatnya yang sakit
- Persepsi control perilaku
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi edukasi berbasis Theory of
Planned Behavior memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan persepsi
perilaku (Perceived Behavior Control) pasien tuberkulosis, intervensi edukasi ini dapat
membantu pasien TB dalam meningkatkan persepsi positif tentang mudah atau tidaknya
menjalani proses pengobatan. (Adiutama et al., 2021)
DAPUS :

Adiutama, N. M., Fauzi, A. K., & Ellina, A. D. (2021). INTERVENSI EDUKASI BERBASIS
THEORY OF PLANNED BEHAVIOR UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN
PENGOBATAN, NUTRISI, DAN PENCEGAHAN PENULARAN PADA PASIEN
TUBERKULOSIS. Ilmiah Keperawatan, Vol 7.

Afro, R. C., Isfiya, A., & Rochmah, T. N. (2020). ANALISIS FAKTOR YANG
MEMENGARUHI KEPATUHAN TERHADAP PROTOKOL KESEHATAN SAAT
PANDEMI COVID-19 PADA MASYARAKAT JAWA TIMUR: PENDEKATAN
HEALTH BELIEF MODEL. Journal Of Community Mental Health And Public Policy, Vol.
3.

Imam Ajib Ispurnawan, N. S., & Zainuri, I. (2021). PENGARUH KONSELING TERHADAP SELF
STIGMA PASIEN HIV/AIDS DENGAN PENDEKATAN TEORI LAWRENCE GREEN. Vol.
5.

Rohimi, A., Widodo, & Adhani, R. (2018). HUBUNGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN
MULUT DENGAN INDEKS KARIES DMF-T DAN SIC. Jurnal Kedokteran Gigi, Vol II.
No.

Siswoyo, Latifa Aini Susumaningrum, S. R. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan


Upaya Pencegahan Penyakit Glaukoma pada Klien Berisiko di Wilayah Kerja Puskesmas
Jenggawah Kabupaten Jember. vol.6.

You might also like