Professional Documents
Culture Documents
Askep Gerontik Sanaz
Askep Gerontik Sanaz
PENDAHULUAN
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, yaitu cara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, figure tubuh yang tidak
proporsional dan daya ingat pun menjadi lemah atau pikun (Nugroho, 2008).
Dalam hal ini unit pelaksana teknis pelayanan sosial tresna werdha jember
sangat berperan penting dalam meningkatkan taraf kesehatan lansia. Menurut
Erwanto & Kurniasih (2018) tindakan yang dapat dilakukan pada pasien
demensia yaitu dengan memberikan terapi senam otak yang bertujuan untuk
menyeimbangkan tubuh dan pikiran sehingga dapat meningkatkan atau 3
mempertahankan kualitas hidup sehari-hari, dengan cara mengajarkan gerakan
gerakan mudah kepada pasien demensia, dengan adanya latihan senam otak ini
wisma memiliki program kegiatan untuk membantu dalam upaya mencegah
terjadinya gangguan kognitif. Diharapkan dengan latihan senam otak, dan
pemberian jadwal aktivitas senam otak pada setiap kamar dan ruangan yang
terdapat pada wisma memberikan stimulasi kognitif. Peran perawat sebagai
pemberian asuhan keperawatan terhadap lansia dan mendampingi lansia untuk
meningkatkan pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan, Pasien akan
mengalami kurangnya perawatan diri yang terjadi akibat perubahan proses pikir
sehingga aktivitas perawatan diri menurun (Muhith, 2011).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Dengan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gerontik pada lansia yang
mengalami masalah keperawatan Defisit Perawatan Diri diharapkan Klien dapat
meningkatkan kualitas dan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari dan juga
meningkatkan kesehatan.
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang landasan teori, yang
meliputi konsep dasar “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. M yang
mengalami Demensia dengan Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri ”.
2.1.4 Patofisiologi
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia.
Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan
saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10% pada penuaan 8
antara umur 30 -70 tahun. Berbagai factor etiologi yang telah disebutkan diatas
merupakan kondisi kondisi yang dapat mempernaruhi sel sel neuron korteks
serebri.
Penyakit degenerative pada otak, gangguan vascular dan penyakit lainnya
serta gangguan nutrisi, metabolic dan toksitasi secara langsung maupun tak
langsung depat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui
mekanisme iskemia, infrak, inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga jumlah
neuron menurun dan mengganggu fungsi dari are kortikal ataupun sub kortikal.
Disamping itu kadar neurotransmitter di otak yang diperlukan untuk proses
konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi
kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium (perhatian,
kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang mengalami gangguan
tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya,
karena manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan
memicu keadaan konfusio akut demensia (Boedhi-Darmojo, 2009).
2.1.6 Komplikasi
Kushariyadi (2011) menyatakan komplikasi yang sering terjadi pada
demensia adalah:
A. Peningkatan resiko infeksi diseluruh bagian tubuh
a) Ulkus diabetikus
b) Infeksi saluran kencing
c) Pneumonia
B. Thromboemboli, infarkmiokardium
C. Kejang
D. Kontraktur sendi
E. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri11
F. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan menggunakan
peralatan
BAB 3. TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 3 februari 2022
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn.M
Jenis kelamin : laki-laki
Tempat & tanggal lahir : jakarta, 27 januari 1953
Golongan darah :A
Pendidikan terakhir : SD
Agama : islam
Status perkawinan : kawin
TB/BB : 160cm/50kg
Penampilan : tinggi, kurus
Ciri-ciri tubuh : kulit sawo matang, jalan sedikit bungkuk
Alamat : ciracas, jakarta timur
Telepon :-
Orang yang dekat dihubungi : Nn.A
Hubungan dengan usila : anak pertama
Alamat : ciracas
Telepon :-
B. RIWAYAT KELUARGA
GENOGRAM
Tn.M Ny.W
Nn.A Tn.B
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : tidak ada
Alamat pekerjaan :-
Berapa jarak dari rumah : -…. km
Alat transportasi :-
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : tidak ada
E. RIWAYAT REKREASI
Hobi/minat : bermain kartu
Keanggotaan organisai :-
Liburan/perjalanan :-
F. Sistem pendukung
Perawat / bidan/dokter/fisioterapi : dokter umum
Jarak dari rumah : 0,5 km
Rumah sakit : RSUD Pasar Rebo
Jaraknya : 1 km
Klinik : klinik arditha
Jaraknya : 500 meter
Pelayanan kesehatan di rumah : puskes lansia
Makanan yang dihantarkan : bubur kacang hijau
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : memandikan,
Lain-lain : mengajak jalan-jalan
G. Deskripsi kekhususan :
Kebiasaan ritual : tilawah masjid
Yang lainnya : olahraga lansia
H. Status kesehatan
1. Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Menderita diabetes, jantung, prostat, depresi
2. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :
Menderita diabetes
3. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan :
Hanya dibawa ke dokter ketika sakit
4. Obat-obatan
No Nama obat Dosis Keterangan
1 metformin 1 x 500 mg Pagi hari
2 miniaspi 1x1 Siang hari
G. Tinjauan sistem
Keadaan umum : baik, sedikit takut dengan orang lain
Tingkat kesadaran : composmentis
Skala koma glasgow : 15
Tandda-tanda vital : Td: 130/80mmhg, Hr : 92x/mnt, Rr : 30 x/mnt,
suhu : 36,5, nadi traba kuat
Pengkajian fisik :
1. Kepala : rambut acak-acakan, kutuan
2. Mata, telinga, hidung : mata katarak, pendengaran sedikit terganggu,
penuh dengan bulu hidung dan kotoran
3. Leher : leher kotor penuh daki
4. Dada & punggung : dada dan punggung banyak panu
5. Sistem pencernaan : BAB jarang
6. Ekstremitas atas & bawah : baik, tidak ada masalah
7. Sistem immune : baik, tidak ada masalah
8. Sistem genetalia : kotor, banyak daki
9. Sistem reproduksi : masih baik
10. Sitem persyarafan : sensori sedikit terganggu
11. Sistem pengecapan : lidah sedikit pahit, bicara masih normal
12. Sistem penciuman : normal
13. Tactil respon : normal
H. Status kognitif/afektif/sosial
1. Short portable mental status questionnaire (SPMSQ) :
Kesalahan 6, kerusakan intelektual sedang
2. Mini-mental state exam (MMSE)
Interpretasi nilai20, gangguan kognitif sedang
3. Inventaris depresi beck
Penilaian 18, depresi berat
4. Indeks katz
Score C
5. Indeks barthel
Interpretasi hasil 11, ketergantungan sedang
6. Apgar keluarga
Total skore 7
7. Penilaian gizi
I. Data penunjang
1. Laboratorium
2. Radiologi
3. EKG
4. USG
5. CT-Scan
6. Obat-obatan
ANALISA DATA
Data objektif :