You are on page 1of 29
PT DWI TUNGGAL SURYA JAYA PERATURAN PERUSAHAAN BIDANG KEPEGAWAIAN Periode 2014 - 2016 DAFTAR ISI PENDAHULUAN 3 BABI : UMUM Pasal | Istilah-Istilah 4 BAB I: KETENTUAN KEPEGAWAIAN Pasal 2 Penerimaan Pegawai 5 Pasal 3 Seleksi Calon Pegawai 6 Pasal 4 Status Pegawai Pasal 5 Jabatan 7 Pasal 6 Penilaian Kinerja Pasal 7 Promosi, Demosi dan Mutasi Pasal 8 Status Keluarga 8 BAB III: WAKTU KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT Pasal 9 Hari dan Jam Kerja Pasal 10 Kerja Lembur Pasal 11 Disiplin Waktu Kerja 9 Pasal 12 Waktu Istirahat Pasal 13. Cuti Tahunan Pasal 14 Istirahat Melahirkan / Keguguran 10 Pasal 15 Ijin Meninggalkan Pekerjaan Selain Cuti BABIV: PENGGAJIAN Pasal 16 Struktur dan Ketentuan Gaji 11 Pasal 17 Pajak Penghasilan Pasal 18 Gaji Selama Sakit 12 BABV: PERJALANAN DINAS Pasal 19 Ketentuan Perjalanan Dinas BAB VI: JAMINAN SOSIAL Pasal 20 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 13 BAB VII: PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA. Pasal 21 Umum BAB VIII: HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 22 Hak Pegawai 14 Pasal23. —- Kewajiban Bagi Pegawai Pasal24 ——-_Larangan Bagi Pegawai 15 Pasal25 Hak Perusahaan : 16 Pasal 26 Kewajiban Perusahaan BAB IX: SANKSI-SANKSI TERHADAP PELANGGARAN Pasal 27 Umum 17-18 1 PT Dwi Tunggal Surya Jaya 1/25 L Pasal 28 Pasal 29 BABX: Pasal 30 Pasal 31 BAB XI: Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 BAB XII: Pasal 36 Jenis / Kategori Pelanggaran Prosedur Penjatuhan Sanksi PENYELESAIAN KELUH KESAH Umum Cara Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Umum Sebab Berakhimya Hubungan Kerja Perhitungan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja Uang Penggantian Hak dan Uang Pisah Kewajiban atas Berakhirnya Hubungan Kerja LAIN-LAIN Penutup 19-20 21 22 23 24 25 PT Dwi Tunggal Surya Joya PE! HULUAN Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa serta dilandasi keinginan luhur untuk melaksanakan Hubungan Industrial Pancasila di PT Dwi Tunggal Surya Jaya maka disusunlah Peraturan Perusahaan PT Dwi Tunggal Surya Jaya. Sehubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut diatas PT Dwi Tunggal Surya Jaya membuat Peraturan Perusahaan yang memvuat syarat-syarat kerja dan tata tertib bagi pekerja untuk membina kerjasama yang harmonis, serta terjalinnya kerjasama yang baik antara pimpinan perusahaan dan pegawai untuk mewujudkan ketenangan bekerja sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas dan prestasi kerja yang optimal Untuk mencapai sasaran tersebut diatas para pegawai diwajibkan untuk mengerahkan seluruh daya upaya pelaksanaan kerja dengan moral dan disiplin yang tinggi. Disamping mengembangkan diri dan kompetensi secara maksimum, meningkatkan kinerja (performance), memupuk kemandirian (independence), mengembangkan kepribadian (personality), selalu menjaga reputasi yang baik serta menunjukan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Sementara itu dari sisi perusahaan, peraturan perusahaan ini memuat hak dan wewenang perusahaan yang dalam hal ini diwakili oleh pimpinan perusahaan yang tercakup didalamnya upaya-upaya untuk melakukan langkah-langkah yang dipandang perlu guna menjamin tercapainya target perusahaan secara tepat dan penempatan tenaga kerja secara efisien, efektif, dan produktif, yang dalam penjabarannya diwujudkan dalam penentuan kebijakan, pengarahan, pembinaan, penetapan tindak disiplin, dan pemberian berbagai jenis penugasan, pemindahtugasan, pengangkatan maupun pemberhentian, dengan mengacu pada ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku. Selain daripada hak dan kewenangan diatas, pimpinan perusahaan juga memiliki kewenangan dan tanggungjawab sepenuhnya untuk sewaktu-waktu melakukan peninjauan dan perbaikan atas ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam peraturan perusahaan dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. PF Dwi Tunggal Surya Jaya BABI UMUM Pasal 1 Istilah-Istilah Perusahaan adalah PT Dwi Tunggal Surya Jaya yang berkedudukan di Majapahit Permai Bldg. A 119, JI. Majapahit No. 18-20, Jakarta Pusat 10160 dan proyek di seluruh Indonesia. Pengusaha adalah Direktur Perusahaan yang diangkat oleh pemegang saham/pemilik dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Pegawai adalah orang yang bekerja pada perusahaan yang terikat dalam hubungan kerja. Hubungan Kerja adalah ikatan kerja yang dilakukan secara tertulis antara perusahaan dengan pegawai yang telah memenuhi unsur-unsur hubungan kerja Pegawai Tetap adalah pegawai yang terikat dalam suatu hubungan kerja yang tidak dibatasi oleh jangka waktu atau selesainya pekerjaan tertentu, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diangkat melalui Surat Keputusan Direktur. Pegawai Tidak Tetap (Pegawai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)) adalah pegawai yang terikat dalam suatu hubungan kerja dengan perusahaan untuk waktu tertentu dan atau untuk pekerjaan tertentu, Keluarga Pegawai adalah suami/istri dan anak. Isteri/suami adalah 1 (satu) orang isteri/suami yang sah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah didaftarkan pada perusahaan. Anak adalah anak kandung, anak tiri, anak angkat yang sah menurut ketentuan hukum, Orang Tua pegawai adalah ayah dan ibu pegawai yang terdaftar di perusahaan. Gaji adalah terdiri dari gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan tetap lainnya yang diterima pegawai setiap bulannya. Manfaat (benefit) adalah kenikmatan untuk kesejahteraan pegawai yang diberikan perusahaan berupa antara lain, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Pajak Penghasilan dan hal-hal lainnya yang jenis dan besarannya diatur secara tersendiri dengan Surat Keputusan Direktur. Jabatan adalah kedudukan pegawai dalam hirarki manajemen perusahaan. ex SS PT Dut Tunggal Surya Jaya 14. Hari Kerja adalah hari-hari yang ditetapkan oleh perusahaan untuk melakukan perkerjaan sesuai isi Perjanjian Kerja, 15, Jam Kerja adalah waktu yang ditetapkan dimana seorang pegawai harus berada di tempat kerja untuk melakukan pekerjaannya. 16, Hari Libur adalah hari yang ditentukan untuk tidak bekerja berdasarkan ketentuan Pemerintah. 17. Hari Istirahat adalah hari yang ditentukan untuk tidak bekerja. 18. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena sesuatu hal yang mengakibatkan berakhimnya hak dan kewajiban pegawai dengan perusahaan, 19. Purna Bakti (pensiun) adalah pegawai yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun 20. Masa Kerja adalah kurun waktu yang dihitung sejak tanggal masuk pegawai tanpa terputus sampai berakhirnya hubungan kerja. 21. Mutasi adalah perpindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain dan atau dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya dan atau dari satu lokasi kerja ke lokasi kerja lainnya. 22. Promosi adalah pengangkatan pegawai ke jabatan yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan 23. Demosi adalah penurunan jabatan pegawai ke jabatan yang lebih rendah karena mempunyai kinerja buruk. BABII KETENTUAN KEPEGAWAIAN Pasal 2 Penerimaan Pegawai 1. Penerimaan pegawai disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan 2. Penerimaan pegawai untuk mengisi posisi yang kosong ataupun untuk menduduki posisi baru, dapat dipenuhi oleh Divisi SDM setelah mendapat rekomendasi dari user atau Direktur, 3. Pertimbangan dalam penerimaan pegawai : a. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun pada waktu mengajukan surat lamaran. b. Memperhatikan prinsip persamaan hak (equal opportunity). PT Dwi Tunggal Surya Jaya $/25 le c. Mengajukan Surat Lamaran secara tertulis kepada perusahaan disertai Daftar Riwayat Hidup dan Riwayat Pekerjaan. d. Tidak terikat hubungan kerja dengan pihak lain. e. Dalam hal perusahaan memerlukan tenaga kerja, pegawai yang telah mengakhiri masa kerjanya atau untuk memenuhi keperluan dalam periode tertentu maka pimpinan perusahaan dapat mengangkat kembali pegawai yang bersangkutan. f, Apabila perusahaan melakukan pengembangan usaha ke daerah diluar kantot pusat, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan perekrutan karyawan dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang berasal dari daerah tersebut. g. Perusahaan tidak menerima calon pegawai yang memiliki hubungan suami/isteri Pasal 3 Seleksi Calon Pegawai 1. Perusahaan akan menentukan persyaratan, baik dalam hal pendidikan, riwayat hidup, pengalaman kerja maupun persyaratan lain yang dipandang perlu terhadap calon pegawai sesuai dengan kualifikasi jabatan yang dibutuhkan. 2. Calon pegawai wajib mengisi formulir lamaran pekerjaan yang disediakan perusahaan dan menyerahkan kelengkapan dokumen (CV, Ijasah, Transkrip Nilai, KTP, Referensi Perusahaan tempat dulu bekerja, pas foto) dan calon pegawai harus lulus tes yang diadakan oleh perusahaan yang bisa meliputi pemeriksaan psikologis, wawancara dan tes pengetahuan/keterampilan sesuai dengan bidang pendidikannya dan disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang akan dijabat 3. Calon pegawai yang lulus dalam seleksi jika diperlukan harus mengikuti tes kesehatan sebagai tes akhir pada klinik/dokter yang ditunjuk oleh perusahaan dengan biaya ditanggung oleh perusahaan. 4, Calon pegawai yang akan diterima adalah yang lulus tes sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 2, sehat jasmani dan rohani, tidak mengidap penyakit yang berbahaya bagi orang lain, dan tidak pernah terlibat dalam tindak pidana/ termasuk didalamnya penyalahgunaan obat-obatan terlarang, narkotika dan sejenisnya. Pasal 4 Status Pegawai 1, Pegawai Tetap : Pegawai Tetap adalah pegawai yang terikat dalam suatu hubungan kerja yang tidak dibatasi oleh jangka waktu atau selesainya pekerjaan tertentu,. sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yang, diangkat melalui Surat Keputusan Direktur. PF Dwi Tunggal Sursa Joya 625 fs 2, Pegawai Tidak Tetap (PKWT ) : a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan sclesai dalam waktu tertentu. b. Hak dan fasilitas pegawai PKWT diberikan sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian kerja Pasal 5 Jabatan Penetapan jabatan pegawai disesuaikan dengan kebutuhan organisasi perusahaan yang diatur secara tersendiri dengan Surat Keputusan Direktur. Pasal 6 Penilaian Kinerja 1, Secara periodik perusahaan menyelenggarakan penilaian kinerja pegawai yang digunakan untuk pembinaan dan pengembangan setiap pegawai, antara lain promosi, penyesuaian gaji. 2. Penilaian kinerja setiap pegawai dilakukan dengan sistim yang adil, jujur, konsisten dan obyektif. 3. Tata cara pelaksanaan penilaian kinerja diatur secara tersendiri dengan Surat Keputusan Direktur. Pasal 7 Promosi, Demosi dan Mutasi 1. Pegawai mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan promosi guna memenuhi kebutuhan perusahaan, dengan mempertimbangkan kompetensi dan kinerja pegawai 2. Promosi dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan adanya kekosongan jabatan yang pada prinsipnya terbuka kesempatan bagi setiap pegawai yang memenuhi persyaratan secara kompetitif dalam hal kompetensi kerja. we Pegawai dapat didemosi karena mempunyai kinerja buruk. 4. Mutasi dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan demi lancarnya kegiatan perusahaan serta pendayagunaan tenaga kerja. 5. Pelaksanaan promosi, demosi, dan mutasi dilakukan secara obyektif dan transparan serta mempertimbangkan prinsip keadilan dan pembinaan. yy PT Dwt Tunggal Surya Jaya M125 b 6, Tatacara dan prosedur pelaksanaan promosi, demosi dan mutasi pegawai diatur secara tersendiri dengan Surat Keputusan Direktur. Pasal 8 Status Keluarga 1. Setiap pegawai yang melakukan pindah alamat tempat tinggal, melangsungkan pernikahan, kelahiran anak, perceraian, kematian anggota keluarga pegawai wajib segera dilaporkan ke Divisi SDM. 2. Pelaporan atas perubahan status pegawai sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini wajib- melampirkan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. BAB III WAKTU KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT Pasal 9 Hari dan Jam Kerja 1. Jumlah hari kerja adalah 6 hari dalam 1 (satu) minggu 2. Jumlah jam kerja adalah 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu, yang pelaksanaannya secara umum untuk Kantor Pusat/Workshop diatur sebagai berikut : a. Hari Senin : pukul 08.00 s/d 17.00 Istirahat : pukul 12.00 s/d 13.00 b. Hari Selasa s/d Jumat : pukul 08.00 s/d 16.00 Istirahat pukul 12.00 s/d 13.00 c. Hari Sabtu : pukul 08.00 s/d 12.00 3. Untuk pegawai di bagian-bagian tertentu seperti pekerja di proyek, mengingat kebutuhan dan sifat pekerjaannya, ketentuan jam kerja dan istirahat diatur sendiri oleh perusahaan dengan tetap berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku, Pasal 10 Kerja Lembur 1. Pegawai yang bekerja melebihi dari jam kerja dan atau di luar hari kerja yang berlaku adalah kerja lembur dan berhak atas upah lembur. 2. Kerja lembur hanya berlaku untuk tingkat dibawah Supervisor, 3. Kerja lembur hanya diperbolehkan dengan sepengetahuan atasan \dan persetujuan tertulis dari atasan. PY Dwi Tunggal Surya Jaya 8/25 by 4. Waktu kerja lembur yang dilakukan pada hari kerja normal, paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 jam dalam 1] (satu) minggu. 5. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 (empat) tidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi. 6. Tatacara pelaksanaan dan perhitungan upah lembur berpedoman pada UU No. 13 tahun 2003 juncto Kepmenakertrans No. Kep-102/MEN/V1/2004. Pasal 11 Disiplin Waktu Kerja 1, Setiap pegawai diwajibkan meneatatkan waktu kehadiran dan kepulangan pada tempat dan cara yang telah ditentukan. 2. Pegawai yang tidak masuk kerja karena alasan sakit wajib mengisi formulir yang ditentukan dan melampirkan surat keterangan dokter. Apabila tidak memberikan surat keterangan dokter dianggap pegawai tersebut menggunakan hak cuti tahunannya untuk istirahat. 3. Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa info (lisan maupun tertulis) ke Divisi SDM dan atasannya langsung dianggap mangkir. 4. Tatacara pelaksanaan disiplin waktu kerja diatur dalam peraturan pelaksana. Pasal 12 Waktu Istirahat 1. Waktu istirahat perusahaan (istirahat Kantor) secara umum adalah hari Minggu dan hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah. 2. Istirahat diberikan kepada pegawai yang bekerja di lapangan (site) / proyek disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dengan tetap berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. 3. Tatacara pelaksanaan pengambilan istirahat lapangan diatur dalam Peraturan Pelaksana. Pasal 13 Cuti Tahunan 1. Pegawai yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan tanpa terputus, berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapatkan gaji penuh. 2. Apabila pegawai tidak menggunakan hak cuti tahunan sampai dengan timbulnya hak cuti tahunan yang baru, maka hak cuti tahunan sebelumnya dinyatakan hangus. 3. Ketentuan pelaksanaan mengenai cuti tahunan diatur dalam Peraturan Pelaksana. Pasal 14 Istirahat Melahirkan/Keguguran 1. Istirahat melahirkan diberikan kepada pegawai wanita selama 3 (tiga) bulan yang dilaksanakan selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan atau keguguran dan sclama masa istirahat melahirkan pegawai wanita tetap mendapatkan gaji penuh. 2. Pegawai wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoteh istirahat (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan dan tetap mendapat gaji penuh, Pasal 15 Ijin Meninggalkan Pekerjaan Selain Cuti 4. Ijin tidak masuk kerja diberikan kepada pegawai dalam hal a. Pegawai yang bersangkutan menikah, selama 3 (tiga) hari kerja. b. Mengkhitankan anak, selama 2 (dua) hari kerja. c. Membaptiskan anak, selama 2 (dua) hari kerja d. Menikahkan anak, selama 2 (dua) hari kerja. e. Suamifisteri, orang tua/mertua, saudara kandung atau anak, menantu meninggal dunia, selama 2 (dua) hari kerja. £_Isteri melahirkan atau keguguran kandungan, selama 2 (dua) hari kerja. g. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia 1 (satu) hari kerja. BAB IV PENGGAJIAN Pasal 16 Struktur dan Ketentuan Gaji 1. Setiap pegawai berhak atas gaji sesuai dengan status, jabatan dan strata. 2. Pembayaran gaji dilakukan pada hari terakhir kalender, apabila jatub’ pa libur maka pembayaran gaji-dimajukan pada hari kerja terdekat. < “ y PF Dwi Tunggal Surya Jaya 3. Pembayaran gaji minimum/terendah tidak boleh kurang dari ketentuan upah minimum yang telah ditetapkan Pemerintah, 4. Komponen gaji ditetapkan sebagai berikut : a. Gaji Pokok, penetapan gaji pokok didasarkan atas strata dan range (skala) gaji b. Tunjangan-tunjangan, selain gaji pokok diberikan tunjangan-tunjangan berupa uang yang dibayarkan lumpsum setiap bulan yaitu b.1. Tunjangan Hari Raya (THR) Tunjangan Hari Raya Keagamaan dibayarkan sebesar | (satu) kali THP dan dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum hari raya keagamaan tiba. THR (Tunjangan Hari Raya) mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Pegawai dengan masa kerja kurang dari 3 (tiga) bulan tidak mendapat THR. b.2. Tunjangan Luar Kota Tunjangan Luar Kota adalah tunjangan dalam bentuk uang diluar gaji pokok yang diberikan kepada pegawai yang ditempatkan secara permanen di daerah tertentu. b3. Uang Kehadiran Uang Kehadiran adalah uang yang diberikan kepada pegawai berdasarkan kehadiran pegawai di kantor. b4. Upah Lembur Upah lembur diberikan kepada pegawai yang bekerja melebihi dari jam kerja dan di luar hari kerja yang berlaku. Pasal 17 Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan atas penghasilan yang diperoleh pegawai dibayar oleh perusahaan Pasal 18 Gaji Selama Sakit 1. Istirahat sakit diberikan bagi pegawai yang secara terus menerus sakit, dengan menyampaikan Surat Keterangan Dokter. 2. Dalam hal pegawai istirahat sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, dan akan kembali bekerja, maka pegawai yang bersangkutan harus membawa Surat Keterangan Dokter yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dapat bekerja kembali. 3, Pegawai yang menjalani istirahat sakit sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini, tidak berhak atas cuti tahunan. PF Dwi Tunggal Surya Jaya 11/25 4 4. Gaji/upah pegawai yang tidak masuk bekerja karena sakit, tetap dibayarkan. 5. Jika pegawai tidak masuk bekerja untuk waktu yang lama karena sakit berdasarkan keterangan dokter, maka penerimaan pegawai yang berupa Gaji dibayarkan dan diatur dengan ketentuan sebagai berikut a. Untuk 4 (empat) bulan pertama sebesar 100% dari gaji. b. Untuk 4 (empat) bulan kedua sebesar 75% dari gaji. c. Untuk 4 (empat) bulan ketiga dan seterusnya sampai dengan proses PHK dibayar 50% dari gaji. d. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% dari gaji sebelum perusahaan memutuskan hubungan kerjanya. e. Kecuali untuk pegawai yang sakit akibat langsung terjadinya kecelakaan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan, sampai dengan 1 (satu) tahun dan dibuktikan dengan surat keterangan dokter, tetap dibayarkan sebesar 100% dari gaji sampai dengan proses PHK. 6, Pegawai yang dinyatakan masih tidak dapat bekerja karena sakit berkepanjangan selama lebih dari 12 (duabelas) bulan berturut-turut, akan diproses PHK dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 7. Ketentuan pelaksana mengenai remunerasi selama sakit diatur secara tersendiri dengan Surat Keputusan Direktur. BABV PERJALANAN DINAS Pasal 19 Ketentuan Perjalanan Dinas 1. Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh pegawai atas perintah perusahaan atau pejabat yang ditunjuk untuk itu, untuk melaksanakan tugas perusahaan dari tempat kerja ke tempat lain yang dilengkapi oleh Surat Tugas Perjalanan Dinas (STPD). 2. Pegawai yang melakukan perjalanan dinas diberikan fasilitas : a. Uang Harian Perjalanan Dinas (UHPD) b. Penginapan/Akomodasi; ¢ 4, Transportasi Biaya-biaya lainnya yang dikategorikan untuk kepentingan dinas PT Dwi Tunggal Surya Jaya 12/25 4 3. Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban UHPD, biaya transport, biaya penginapan/akomodasi dan biaya lainnya akan ditentukan tersendiri dalam peraturan. pelaksana BAB VI JAMINAN SOSIAL Pasal 20 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 1. Perusahaan mengikutsertakan pegawai dalam Program Jamsostek sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang berlaku yang meliputi program-program berikut : Jaminan Kecelakaan Kerja . Jaminan Kematian Jaminan Hari Tua |. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan pegp 2. Turan bulanan Jamsostek akan ditanggung pegawai dan perusahaan, untuk pegawai akan dipotong 2% (dua persen) dari gaji setiap bulan dan selebihnya akan ditanggung perusahaan. 3. Perusahaan akan membagikan kepada setiap pegawai laporan saldo Jaminan Hari Tua yang diterima dari Jamsostek. BAB VII PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Pasal 21 Umum 1. Setiap pegawai mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 2. Perusahaan memberikan pakaian keselamatan kerja yang memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku dengan memperhatikan sifat pekerjaan, yang pelaksanaannya diatur dalam peraturan pelaksana. 3. Perusahaan mengadakan pemeriksaan secara periodik atas alat pelindung diri dan alat-alat K3 lainnya yang digunakan oleh pegawai di lokasi kerja 4. Setiap pegawai diwajibkan mentaati peraturan K3 di perusahaan serta menggunakan alat pelindung diri yang ditetapkan sesuai dengan tugasnya masing- masing. 13/25 k PE Dwi Tunggal Surya Jaya 5. Dalam hal terjadi kecelakaan kerja, maka perusahaan melaksanakan semua ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam peraturan dan perundang-undangan tentang K3 yang berlaku BAB VIII HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 22 Hak Pegawai Pegawai berhak : a. Mendapat perlakuan dan pengakuan yang sama sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. b. Melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. c. Membuat pembelaan diri untuk mendapatkan kepastian hak atas perlakuan yang tidak adil dari perusahaan d. Menyampaikan saran-saran yang positif kepada atasannya yang berhubungan dengan pekerjaan dan atau perusahaan e. Mendapatkan hak-hak lainnya yang telah diatur dalam Peraturan Perusahaan ini dan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Pasal 23 Kewajiban Bagi Pegawai Setiap pegawai wajib: a. Mentaati dan melaksanakan ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan. b. Menyimpan rahasia perusahaan dan/atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya. c. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, bersemangat, bertindak dan bersikap tegas, adil dan bijaksana untuk kepentingan perusahaan. d Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik. e. Segera melaporkan kepada pengusaha, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan perusahaan dan/atau pegawai. Mentaati ketentuan jam kerja dan memanfaatkan seluruh jam kerja secara produktif, g. Menggunakan dan bertanggungjawab atas barang-barang milik perusabiaan! dengan sebaik-baiknya. PF Dwi Tunggal Surya Jaya 14/25 bs Memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan kerja. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada pelanggan, mitra kerja dan masyarakat menurut kewenangan dan tugasnya. Berpakaian rapih dan sopan sesuai dengan ketentuan perusahaan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun. Membina, membimbing dan memberi contoh yang baik terhadap bawahannya dalam melaksanakan tugas. Mentaati perintah kedinasan dari atasan. Turut serta dalam menjaga nama baik dan kemajuan perusahaan. Menjalankan kewajiban lainnya yang diatur dalam Peraturan Perusahaan ini dan Peraturan Pelaksana. Pasal 24 Larangan Bagi Pegawai Setiap pegawai dilarang: a Menyalahgunakan wewenang, jabatan dan fasilitas perusahaan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi atau keluarganya, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan perusahaan. Melakukan pengrusakan fasilitas kantor/proyek dengan sengaja yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Melakukan hal-hal lain yang karena kecerobohannya mengakibatkan kerugian bagi perusahaan Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewa, meminjamkan, memberikan barang-barang, dokumen, inventaris atau surat-surat berharga milik perusahaan secara tidak sah. Melakukan tindakan yang bersifat mengancam/intimidasi/menganiaya/memfitnah kepada pengusaha/keluarga pengusaha serta sesama pegawai/keluarganya. Menerima suap dalam bentuk apapun dari siapapun juga. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan, atasan dan rekan sejawat. Melaksanakan presensi kerja untuk pegawai lain atau melaksanakan presensi kerja dengan cara menitipkan pada pegawai lain. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun da tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan dan pihak lain.’ PT Dwi Tunggal Surya Jaya Menyebarkan tulisan/gambar yang bersifat destruktif terhadap kebijakan Pemerintah/Perusahaan. k. Melakukan perbuatan asusila, pelecehan seksual dan perjudian dalam bentuk apapun di lingkungan kerja. |. | Membawa, menggunakan atau mengedarkan napza (narkotika, psikotropika dan zat aditif) dan minuman keras. m. Membawa senjata api dan senjata tajam kecuali pegawai yang terkait dengan tugasnya, n, Membawa, memperlihatkan, mengedarkan atau mengakses media/situs pornografi, o. Melakukan keributan atau keonaran yang menggangu suasana kerja di lingkungan perusahaan. p. Menghasut para pegawai untuk melakukan mogok kerja q. Menjadi pegawai di tempat lain atau mempunyai hubungan kerja/ikatan kerja dan bekerja dengan menggunakan waktu kerja perusahaan. r Melakukan pemogokan dan/atau unjuk rasa yang tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Pasal 25 Hak Perusahaan Perusahaan berhak : a, Memberi perintah kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan dan meningkatkan mutu pekerjaan. b. Menugaskan pegawai untuk melakukan kerja lembur dengan mengindahkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. c. Menuntut suatu prestasi/hasil kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 4. Memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar tata tertib perusahaan 2, Menempatkan pegawai di setiap wilayah kerja operasional perusahaan. Pasal 26 Kewajiban Perusahaan Perusahaan wajib : PF Dwt Tunggal Surya Jaya Memberi Gaji, Tunjangan dan Fasilitas yang layak sesuai dengan ketentuan Peraturan Perusahaan ini dan Peraturan Pelaksana. b. Mentaati peraturan dan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan yang berlaku. c. Memperhatikan kesejahteraan pegawai. d. Menyediakan sarana kerja bagi pegawai dengan macam dan jumlah yang telah ditentukan dan memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku bagi masing-masing pekerjaan/bagian. e. Menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dengan arif dan bijaksana. f, Menjalankan kewajiban lainnya yang diatur dalam Peraturan Perusahaan ini dan Peraturan Pelaksana. BAB IX SANKSI-SANKSI TERHADAP PELANGGARAN Pasal 27 Umum 1, Perusahaan menyadari perlunya penegakan disiplin kerja, karenanya terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai atas peraturan yang telah diatur dalam Perundang-Undangan yang berlaku, Peraturan Perusahaan dan Peraturan Pelaksana dapat diberikan sanksi. 2. Sanksi yang diberikan kepada pegawai adalah merupakan usaha korektif dan pembinaan tethadap sikap, tindakan dan tingkah laku pegawai. 3. Dalam memberikan sanksi kepada pegawai, baik lisan maupun tertulis, perusahaan akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Perlakuan yang adil dan obyektif untuk semua pegawai b. Macam dan berat-ringannya kesalahan/pelanggaran c. Seringnya pengulangan/frekuensi kesalahan/pelanggaran d. Ada tidaknya unsur kealpaan/kesengajaan ec. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan/pelanggaran f, Jasa-jasa dan loyalitas pegawai pada perusahaan 4. Sanksi atas suatu pelanggaran dapat berupa : a. Teguran lisan yang dilakukan oleh atasan langsung untuk pelanggaran ringan. PF Dui Tunggal Surya Jaya 17/25 be PT Dwi Tunggal Surya Jaya b. Teguran tertulis yang dilakukan oleh atasan langsung setelah dilakukan teguran lisan tidak dihiraukan. ¢. Surat Peringatan yakni surat yang dikeluarkan oleh Divisi SDM atau Direktur, d. Pemutusan Hubungan Kerja. Surat Peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf c pasal ini, yang menyatakan telah terjadinya suatu pelanggaran yang dilakukan pegawai yang berisikan tentang waktu terjadinya, jenis pelanggaran yang dilakukan serta ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan ditujukan kepada pegawai yang melakukan pelangaran tersebut. Surat Peringatan digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis a. Surat Peringatan Pertama / SP-1, diberikan kepada Pegawai yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan setelah selama 1 bulan tidak ada perubahan sejak diberikan teguran tertulis, SP-1 ini berlaku untuk jangka waktu 6 bulan. b. Surat Peringatan Kedua / SP-2, diberikan kepada pegawai : b.1 Yang sudah pernah menerima SP-1 tetapi yang bersangkutan melakukan pelanggaran sejenis atau berbeda dalam jangka waktu 6 (enam) bulan masa berlakunya SP-I b.2 Yang melakukan pelanggaran lebih dari 1 (satu) jenis pelanggaran dalam waktu yang bersamaan. c. Surat Peringatan Ketiga / SP-3 (terakhir), diberikan kepada pegawai : Yang sudah menerima SP-2, akan tetapi kembali melakukan perbuatan pelanggaran yang sejenis atau berbeda dalam jangka waktw 6 (enam) bulan berlakunya SP-2, Bagi pegawai yang dalam jangka waktu berlakunya SP-3, kembali melakukan pelanggaran, akan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pegawai yang telah melakukan pelanggaran berat, maka kepada yang bersangkutan akan diproses PHK dengan alasan mendesak dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku tanpa diberikannya Surat Peringatan terlebih dahulu. Surat Peringatan tersebut tetap akan menjadi catatan konduite bagi pegawai. Urutan Surat Peringatan dapat diberikan menurut tahapannya atau tidak bertahap berdasarkan tingkat kesalahan/pelanggaran yang dilakukan akan diatur kemudian dalam Peraturan Pelaksana. . S Pasal 28 Jenis / Kategori Pelanggaran 1 Pelanggaran ringan : a. Terlambat masuk kerja 6 (enam) kali dalam sebulan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan atau tanpa ijin Pimpinan. Meninggalkan pekerjaan tanpa seijin pimpinan. Tidak mentaati ketentuan jam kerja dan memanfaatkan seluruh jam kerja secara produktif. Melaksanakan presensi kerja untuk pegawai lain atau melaksanakan presensi kerja dengan cara menitipkan pada pegawai lain. Membawa, memperlihatkan, mengedarkan atau mengakses media/situs pornografi Tidak berpakaian rapih dan sopan sesuai dengan ketentuan perusahaan serta bersikap dan bertingkah laku tidak sopan. Mempergunakan barang-barang milik perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa ijin pejabat berwenang. Melaksanakan cuti/istirahat tanpa persetujuan pimpinan. Melaksanakan presensi kerja untuk pegawai lain atau melaksanakan presensi kerja dengan cara menitipkan pada pegawai lain. 2. Pelanggaran sedang : a. Terlambat masuk kerja 10 (sepuluh) kali dalam sebulan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan atau tanpa ijin. Tidak menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik. Tidak segera melaporkan kepada pimpinan, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan perusahaan. Ceroboh melakukan pekerjaan yang dapat menimbulkan kecelakaan/ bahaya bagi dirinya sendiri dan atau orang lain Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan, atasan dan rekan kerja. Menyebarkan tulisan/gambar yang bersifat destruktif terhadap kebijakan perusahaan/pemerintah. Melakukan pemogokan dan atau unjuk rasa yang ‘tidak—sesuai~ dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT Dwwt Tunggal Surya Jaya 19/25 be h. Menjadi pegawai di tempat lain dan atau mempunyai hubungan kerja/ikatan kerja dan bekerja dengan menggunakan waktu kerja perusahaan. 3. Pelanggaran berat : a, Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan atau uang milik perusahaan. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan schingga merugikan perusahaan. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja. Menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dengan ¢eroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan Melakukan perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban / ketentraman kerja dan menimbulkan keonaran yang dapat merugikan perusahaan. Menerima suap dalam bentuk apapun dan dari siapapun juga, Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun dalam melaksanakan ‘tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan dan pihak lain. Membawa senjata api adan senjata tajam kecuali bagi pegawai yang terkait dengan tugasnya. Melakukan perkelahian antara sesama pegawai (semua pihak diberikan sanksi). ners ite aN Pasal 29 Prosedur Penjatuhan Sanksi PT Dwi te inggal Surya Jaya Prosedur penjatuhan sanksi akan diatur kemudian dalam Peraturan Pelaksana. BABX PENYELESAIAN KELUH KESAH Pasal 30 Umum 1. Sudah menjadi tekad perusahaan bahwa setiap keluhan dan pengaduan seorang pegawai atau lebih akan diselesaikan secara adil, bijaksana dan secepat mungkin. 2. Dalam hal seorang atau beberapa pegawai menganggap diperlakukan tidak adil dan tidak wajar serta bertentangan dengan isi Peraturan Perusahaan ini, maka pegawai dapat menyampaikan pengaduan atau keluhan kepada atasan langsung, atasan yang lebih tinggi atau Direksi untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Pasal 31 Cara Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan 1. Setiap keluhan dan pengaduan pegawai, pertama-tama diselesaikan dan dibicarakan dengan atasan langsung pegawai. 2. Bila penyelesaian belum mencapai hasil yang memuaskan, pegawai dapat meneruskan keluhan dan pengaduan kepada atasan pegawai yang lebih tinggi. 3. Bila prosedur tersebut telah dijalankan tanpa memberikan hasil yang memuaskan, maka pegawai dapat meneruskan keluhan dan pengaduannya kepada Direktur. 4. Dalam hal tidak tercapai kata sepakat antara pegawai dan perusahaan, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB XI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 32 Umum 1 Perusahaan dan pegawai saling berusaha semaksimal mungkin mencegah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 2. Hubungan kerja antara perusahaan dan pegawai dapat diakhiri karena adanya keadaan memaksa atau karena alasan-alasan tertentu sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku. 3. Tatacara pengakhiran hubungan kerja dan ketentuan besarnya kompensasi akibat berakhimya hubungan kerja diatur dengan berpedoman. pada. peraturan perundangan yang berlaku. PT Dwi Tunggal Surya Jaya 21/25 y Pasal 33 Sebab Berakhirnya Hubungan Kerja 1. Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi karena: a. Telah mencapai usia purna bakti (pensiun) b. Cacat tetap yang mengakibatkan pegawai tidak dapat bekerja c. Sakit berkepanjangan d. Meninggal dunia e. Re-organisasi, Rasionalisasi (pengurangan pegawai secara massal), Penggabungan, Akuisisi, Likuidasi. f. Mengundurkan diri dan dikualifikasikan mengundurkan diri. g. Diberhentikan karena pelanggaran h. Berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT). i, Alasan tainnya sesuai dengan U No. 13 Tahun 2003 2, Apabila Pemutusan Hubungan Kerja atas permintaan sendiri, pegawai wajib mengajukan surat pengunduran diri minimal | (satu) bulan sebelumnya kepada perusahaan, Pegawai yang mengundurkan diri berpedoman pada pasal 162 UU No. 13 Tahun 2003. Pegawai yang bersangkutan berhak atas uang penggantian hak dan uang pisah. Besarnya uang pisah adalah diatur dalam pasal 34 peraturan perusahaan ini 3. Pegawai yang mangkir 5 (lima) hari kerja berturut-turut dan telah dipanggil 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dan tanpa didukung oleh bukti-bukti yang sah maka pegawai yang bersangkutan dikualifikasikan mengundurkan diri dengan berpedoman pada pasal 168 UU No. 13 Tahun 2003. Pegawai yang bersangkutan berhak atas uang penggantian hak dan uang pisah, Besarnya uang pisah adalah diatur dalam pasal 34 peraturan perusahaan ini. Pasal 34 Perhitungan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Uang Penggantian Hak dan Uang Pisah 1. Dalam hal terjadi PHK, perusahaan diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang scharusnya-diterima dan atau uang pisah 2. Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal /ihj (ditetapkan sebagai berikut : PT Dwt Tunggai Surya Jaya 22/25 by a, Masa kerja kurang dari | (satu) tahun, 1 (satu) bulan gaji : b. Masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan gaji ; c. Masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi Kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan gaji ; d, Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan gaji ; e, Masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan gaji ; f. Masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan gaji ; g. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan gaji ; h, Masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan gaji ; i, Masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan gaji. we Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini ditetapkan sebagai berikut : a. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan gaji ; b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan gaji ; c. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan gaji ; d. Masa kerja 12 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan gaji ; e. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan gaji ; f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan gaji ; g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari’ 24 (a puluh empat) tahun, & (delapan) bulan gaji ; - h. Masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih 10 (sepuluh) bulan: LGA . PT Dwi Tunggal Surya Jayer 23/25 b 4. Uang penggantian hak sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini meliputi : 1. Gaji bulan berjalan secara proporsional ; 2. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur ; 3, Biaya atau ongkos pulang untuk pegawai ke tempat asal penerimaan pegawai. 5. Perhitungan uang pisah sebagaimana dimaksud ayat 2 dan 3 dalam pasal 34 ditetapkan sebagai berikut : a. Masa kerja 2 (dua) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun, | (satu) bulan gaji ; b. Masa kerja lebih dari 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun, 2 (dua) bulan gaji ; ¢. Masa kerja lebih dari 10 (sepuluh) tahun, 3 (tiga) bulan gaji. Pasal 35 Kewajiban atas Berakhirnya Hubungan Kerja Dalam hal terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja, selain yang telah tercantum dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan, maka baik pegawai maupun perusahaan berkewajiban 1. Pegawai : a. Serah terima pekerjaan beserta dokumen dan data terkait ; b. Mengembalikan peralatan kerja : c. Menyelesaikan semua kewajiban kepada Perusahaan. 2. Perusahaan : a. Memberikan Surat Keterangan Pengalaman Kerja BAB XII LAIN-LAIN Pasal 36 Penutup 1. Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak disahkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan berlaku selama 2 (dua tahun. 2. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Direktur dan tidak akan bertentangan dengan peraturan perusahaan ini dan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku 3. Apabila dalam peraturan perusahaan ini terdapat ketentuan yang kurang atau bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, maka ketentuan tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah peraturan perundangan yahg berlaku PT Dwi Tunggal Surya Jaya Z 24/25 & Jakarta, 10 Februari 2014 PT DWI TUNGGAL PT Dwi Tunggal Surya Jaya 25/25 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R11. DIREKTORAT JENDERAL -EMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA Jalan Jenderal Gatet Subrote Kaviing No.51, Jakarta Selatan 12950, Telepon 5255733, Faksimilie 5255659 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA NO. KEP. 275/PHIJSK-PKKAD/PPIIII/2014 TENTANG PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Menimbang Mengingat Memperhatikan Menetapkan PERTAMA DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA a, bahwa pembuatan Peraturan Perusahaan dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan adanya kepastian hukum bagi pekerja/buruh dan pengusaha dalam pelaksanaan hubungan kerja di Perusahaan; b. bahwa pengaturan syarat-syarat kerja dimaksudkan untuk memperjelas hak dan kewajiban pekerja/ouruh dan pengusaha dengan tujuan untuk meningkatkan Kegairahan dan ketenangan bekerja, meningkatkan kesejahteraen pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat ouruh di perusahaan; ¢. bahwa oleh karena pembuatan Peraturan Perusahaan adalah tanggung jawab dan disusun oleh pengusaha setelah mempercleh saran dan pertimbangan dari wakil pekerja/buruh sebagai ketentuan yang harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak di perusahaan, maka Peraturan Perusahaan perlu disahkan dengan surat keputusan. . Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.| No. PER.12/MENIVIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan _—_‘Transmigrasi No. Per. 16/MEN/XI/2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama. Surat Permohonan pengesahan Peraturan Perusahaan dari Pimpinan Perusahaan, PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA, Nomor SRT-001/DTSJ-INAAK/2044 tanggal 10 Februari 2014. MEMUTUSKAN : Mengesahkan Peraturan Perusahaan Nama Perusahaan : PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA Majapahit Permai Bldg. A 119 Jl, Majapahit No. 18-20 Jakarta Pusat 10160 Telepon ; (021) 384 0637 Konstruksi KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM Salinan Peraturan Perusahaan PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA yang disahkan sebagaimana dimaksud AMAR PERTAMA mulai berlaku terhitung tanggal 49 Maret 2014 s/d 18 Maret 2016 dan telah dimuat dalam Buku Registrasi Pengesahan Peraturan Perusahaan pada Kementerian Tenaga Kerja dan Trangmigrasi ¢q. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga-Kerja Nomor : 63/PP/BIIIN2014. Pengusaha wajiy memberitahukan dan menjelaskan isi serta memberikan naskah Peraturan Perusahaan kepada pekerja/ouruh Dalam masa berlaku Peraturan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam AMAR KEDUA dilakukan perubahan maka perubahan tersebut harus dilakukan atas kesepakatan antara pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Burun dan pengusaha, dan mendapat pengesahan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi cq. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Dalam hal terdapat ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan sebagaimana dimaksud AMAR PERTAMA bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka kelentuan yang bertentangan tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah peraturan perundang- undangan yang berlaku Bilamana di dalam Peraturan Perusahaan ini terdapat kekeliruan pengajuan data-data dan/atau keterangan-keterangan yang menjadi dasar dari pengesahan Peraturan Perusahaan ini, atau terdapat kesalahan/kekeliruan dalam pembuatan Surat Keputusan ini, maka bagian yang bersangkutan dari Peraturan Perusahaan dan/atay Surat Keputusan ini dapat dibatalkan dan/atau diperbaiki sebagaimana mestinya. Disahkan Di Jakarta Pada Tanggal i9Maret 2014 Sri Nurhaningsil NIP. 19570211 198203 2 001 4. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, 2. Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan; 3. Dinas/instansi yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan di Prov. DKI Jakarta, Di. Yogyakarta, Jabar, Jatim, Sulsel, Jateng dan Banten. Nv KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRAS!I R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaviing No 51, Jakarta Selatan 12650, Telepon 5255723, Faksimiie S258559 19 Maret 2014 Nomor + TAR. 275/PHIJSK-PKKAD/PP/I2014 Sifat : Biasa Lampiran : Perihal : Pengesahan Peraturan Perusahaan Yth, Pimpinan Perusahaan PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA Majapahit Permai Bldg. A 119 Jl, Majapahit No. 18-20 Jakarta Pusat 10160 Memperhatikan surat Saudara Nomor ; SRT-OO1DTSJ-WAAK/2014 tanggal 40 Februari 2014 perihal permahonan pengesahan Peraturan Perusahaan dan setelah meneliti kelengkapan persyaratan serta materi Peraturan Perusahaan, maka sesuai dengan Pasal 108 dan Pasal 112 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per. 46/MEN/XI/2011 tanggal 17 November 2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama, dengan ini terlampir kami sampaikan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor : Kop. 275/PHIJSK-PKKAD/PPIIIU2013 tanggal 19 Maret 2014 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA. Sehubungan dengan hal tersebut, agar Saudara memberitahukan dan menjelaskan isi serta memberikan naskah/salinan Peraturan Perusahaan kepada pekerja/buruh. Demikian disampaikan untuk diketahui dan terima kasih n Kerja, Kesejahteraan skriminasi, _yzhce Direktur Jenderal, stare Sri Nurhaningsih, SH NIP,19570211 198203 2.001 Tembusan 4. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; 2. Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan 3. Dinasfinstansi yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan di Prov. DK| Jakarta, DI. Yogyakarta, Jabar, Jatim, Sulsel, Jateng dan Banten

You might also like