PT DWI TUNGGAL SURYA JAYA
PERATURAN PERUSAHAAN
BIDANG KEPEGAWAIAN
Periode 2014 - 2016DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 3
BABI : UMUM
Pasal | Istilah-Istilah 4
BAB I: KETENTUAN KEPEGAWAIAN
Pasal 2 Penerimaan Pegawai 5
Pasal 3 Seleksi Calon Pegawai 6
Pasal 4 Status Pegawai
Pasal 5 Jabatan 7
Pasal 6 Penilaian Kinerja
Pasal 7 Promosi, Demosi dan Mutasi
Pasal 8 Status Keluarga 8
BAB III: WAKTU KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT
Pasal 9 Hari dan Jam Kerja
Pasal 10 Kerja Lembur
Pasal 11 Disiplin Waktu Kerja 9
Pasal 12 Waktu Istirahat
Pasal 13. Cuti Tahunan
Pasal 14 Istirahat Melahirkan / Keguguran 10
Pasal 15 Ijin Meninggalkan Pekerjaan Selain Cuti
BABIV: PENGGAJIAN
Pasal 16 Struktur dan Ketentuan Gaji 11
Pasal 17 Pajak Penghasilan
Pasal 18 Gaji Selama Sakit 12
BABV: PERJALANAN DINAS
Pasal 19 Ketentuan Perjalanan Dinas
BAB VI: JAMINAN SOSIAL
Pasal 20 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 13
BAB VII: PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA.
Pasal 21 Umum
BAB VIII: HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 22 Hak Pegawai 14
Pasal23. —- Kewajiban Bagi Pegawai
Pasal24 ——-_Larangan Bagi Pegawai 15
Pasal25 Hak Perusahaan : 16
Pasal 26 Kewajiban Perusahaan
BAB IX: SANKSI-SANKSI TERHADAP PELANGGARAN
Pasal 27 Umum 17-18
1
PT Dwi Tunggal Surya Jaya 1/25 LPasal 28
Pasal 29
BABX:
Pasal 30
Pasal 31
BAB XI:
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
BAB XII:
Pasal 36
Jenis / Kategori Pelanggaran
Prosedur Penjatuhan Sanksi
PENYELESAIAN KELUH KESAH
Umum
Cara Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Umum
Sebab Berakhimya Hubungan Kerja
Perhitungan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja
Uang Penggantian Hak dan Uang Pisah
Kewajiban atas Berakhirnya Hubungan Kerja
LAIN-LAIN
Penutup
19-20
21
22
23
24
25
PT Dwi Tunggal Surya JoyaPE!
HULUAN
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa serta dilandasi keinginan
luhur untuk melaksanakan Hubungan Industrial Pancasila di PT Dwi Tunggal Surya Jaya
maka disusunlah Peraturan Perusahaan PT Dwi Tunggal Surya Jaya.
Sehubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut diatas PT Dwi Tunggal Surya Jaya
membuat Peraturan Perusahaan yang memvuat syarat-syarat kerja dan tata tertib bagi
pekerja untuk membina kerjasama yang harmonis, serta terjalinnya kerjasama yang baik
antara pimpinan perusahaan dan pegawai untuk mewujudkan ketenangan bekerja sebagai
upaya untuk meningkatkan produktifitas dan prestasi kerja yang optimal
Untuk mencapai sasaran tersebut diatas para pegawai diwajibkan untuk mengerahkan
seluruh daya upaya pelaksanaan kerja dengan moral dan disiplin yang tinggi. Disamping
mengembangkan diri dan kompetensi secara maksimum, meningkatkan kinerja
(performance), memupuk kemandirian (independence), mengembangkan kepribadian
(personality), selalu menjaga reputasi yang baik serta menunjukan loyalitas yang tinggi
terhadap perusahaan.
Sementara itu dari sisi perusahaan, peraturan perusahaan ini memuat hak dan wewenang
perusahaan yang dalam hal ini diwakili oleh pimpinan perusahaan yang tercakup
didalamnya upaya-upaya untuk melakukan langkah-langkah yang dipandang perlu guna
menjamin tercapainya target perusahaan secara tepat dan penempatan tenaga kerja secara
efisien, efektif, dan produktif, yang dalam penjabarannya diwujudkan dalam penentuan
kebijakan, pengarahan, pembinaan, penetapan tindak disiplin, dan pemberian berbagai
jenis penugasan, pemindahtugasan, pengangkatan maupun pemberhentian, dengan
mengacu pada ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku.
Selain daripada hak dan kewenangan diatas, pimpinan perusahaan juga memiliki
kewenangan dan tanggungjawab sepenuhnya untuk sewaktu-waktu melakukan
peninjauan dan perbaikan atas ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam
peraturan perusahaan dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
PF Dwi Tunggal Surya JayaBABI
UMUM
Pasal 1
Istilah-Istilah
Perusahaan adalah PT Dwi Tunggal Surya Jaya yang berkedudukan di Majapahit
Permai Bldg. A 119, JI. Majapahit No. 18-20, Jakarta Pusat 10160 dan proyek di
seluruh Indonesia.
Pengusaha adalah Direktur Perusahaan yang diangkat oleh pemegang
saham/pemilik dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Pegawai adalah orang yang bekerja pada perusahaan yang terikat dalam hubungan
kerja.
Hubungan Kerja adalah ikatan kerja yang dilakukan secara tertulis antara
perusahaan dengan pegawai yang telah memenuhi unsur-unsur hubungan kerja
Pegawai Tetap adalah pegawai yang terikat dalam suatu hubungan kerja yang tidak
dibatasi oleh jangka waktu atau selesainya pekerjaan tertentu, sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diangkat
melalui Surat Keputusan Direktur.
Pegawai Tidak Tetap (Pegawai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)) adalah
pegawai yang terikat dalam suatu hubungan kerja dengan perusahaan untuk waktu
tertentu dan atau untuk pekerjaan tertentu,
Keluarga Pegawai adalah suami/istri dan anak.
Isteri/suami adalah 1 (satu) orang isteri/suami yang sah menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan telah didaftarkan pada perusahaan.
Anak adalah anak kandung, anak tiri, anak angkat yang sah menurut ketentuan
hukum,
Orang Tua pegawai adalah ayah dan ibu pegawai yang terdaftar di perusahaan.
Gaji adalah terdiri dari gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan tetap lainnya
yang diterima pegawai setiap bulannya.
Manfaat (benefit) adalah kenikmatan untuk kesejahteraan pegawai yang diberikan
perusahaan berupa antara lain, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Pajak Penghasilan
dan hal-hal lainnya yang jenis dan besarannya diatur secara tersendiri dengan Surat
Keputusan Direktur.
Jabatan adalah kedudukan pegawai dalam hirarki manajemen perusahaan.
ex SS
PT Dut Tunggal Surya Jaya14. Hari Kerja adalah hari-hari yang ditetapkan oleh perusahaan untuk melakukan
perkerjaan sesuai isi Perjanjian Kerja,
15, Jam Kerja adalah waktu yang ditetapkan dimana seorang pegawai harus berada di
tempat kerja untuk melakukan pekerjaannya.
16, Hari Libur adalah hari yang ditentukan untuk tidak bekerja berdasarkan ketentuan
Pemerintah.
17. Hari Istirahat adalah hari yang ditentukan untuk tidak bekerja.
18. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena
sesuatu hal yang mengakibatkan berakhimnya hak dan kewajiban pegawai dengan
perusahaan,
19. Purna Bakti (pensiun) adalah pegawai yang telah mencapai usia 55 (lima puluh
lima) tahun
20. Masa Kerja adalah kurun waktu yang dihitung sejak tanggal masuk pegawai tanpa
terputus sampai berakhirnya hubungan kerja.
21. Mutasi adalah perpindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain dan atau dari
satu unit kerja ke unit kerja lainnya dan atau dari satu lokasi kerja ke lokasi kerja
lainnya.
22. Promosi adalah pengangkatan pegawai ke jabatan yang lebih tinggi untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan
23. Demosi adalah penurunan jabatan pegawai ke jabatan yang lebih rendah karena
mempunyai kinerja buruk.
BABII
KETENTUAN KEPEGAWAIAN
Pasal 2
Penerimaan Pegawai
1. Penerimaan pegawai disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
2. Penerimaan pegawai untuk mengisi posisi yang kosong ataupun untuk menduduki
posisi baru, dapat dipenuhi oleh Divisi SDM setelah mendapat rekomendasi dari user
atau Direktur,
3. Pertimbangan dalam penerimaan pegawai :
a. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun pada waktu mengajukan surat lamaran.
b. Memperhatikan prinsip persamaan hak (equal opportunity).
PT Dwi Tunggal Surya Jaya $/25 lec. Mengajukan Surat Lamaran secara tertulis kepada perusahaan disertai Daftar
Riwayat Hidup dan Riwayat Pekerjaan.
d. Tidak terikat hubungan kerja dengan pihak lain.
e. Dalam hal perusahaan memerlukan tenaga kerja, pegawai yang telah mengakhiri
masa kerjanya atau untuk memenuhi keperluan dalam periode tertentu maka
pimpinan perusahaan dapat mengangkat kembali pegawai yang bersangkutan.
f, Apabila perusahaan melakukan pengembangan usaha ke daerah diluar kantot
pusat, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan perekrutan karyawan
dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang berasal dari daerah tersebut.
g. Perusahaan tidak menerima calon pegawai yang memiliki hubungan suami/isteri
Pasal 3
Seleksi Calon Pegawai
1. Perusahaan akan menentukan persyaratan, baik dalam hal pendidikan, riwayat hidup,
pengalaman kerja maupun persyaratan lain yang dipandang perlu terhadap calon
pegawai sesuai dengan kualifikasi jabatan yang dibutuhkan.
2. Calon pegawai wajib mengisi formulir lamaran pekerjaan yang disediakan
perusahaan dan menyerahkan kelengkapan dokumen (CV, Ijasah, Transkrip Nilai,
KTP, Referensi Perusahaan tempat dulu bekerja, pas foto) dan calon pegawai harus
lulus tes yang diadakan oleh perusahaan yang bisa meliputi pemeriksaan psikologis,
wawancara dan tes pengetahuan/keterampilan sesuai dengan bidang pendidikannya
dan disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang akan dijabat
3. Calon pegawai yang lulus dalam seleksi jika diperlukan harus mengikuti tes
kesehatan sebagai tes akhir pada klinik/dokter yang ditunjuk oleh perusahaan dengan
biaya ditanggung oleh perusahaan.
4, Calon pegawai yang akan diterima adalah yang lulus tes sebagaimana dimaksudkan
dalam ayat 2, sehat jasmani dan rohani, tidak mengidap penyakit yang berbahaya
bagi orang lain, dan tidak pernah terlibat dalam tindak pidana/ termasuk didalamnya
penyalahgunaan obat-obatan terlarang, narkotika dan sejenisnya.
Pasal 4
Status Pegawai
1, Pegawai Tetap :
Pegawai Tetap adalah pegawai yang terikat dalam suatu hubungan kerja yang tidak
dibatasi oleh jangka waktu atau selesainya pekerjaan tertentu,. sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yang, diangkat
melalui Surat Keputusan Direktur.
PF Dwi Tunggal Sursa Joya 625 fs2, Pegawai Tidak Tetap (PKWT ) :
a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) hanya dapat dibuat untuk pekerjaan
tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan sclesai
dalam waktu tertentu.
b. Hak dan fasilitas pegawai PKWT diberikan sesuai dengan kesepakatan yang
dituangkan dalam perjanjian kerja
Pasal 5
Jabatan
Penetapan jabatan pegawai disesuaikan dengan kebutuhan organisasi perusahaan yang
diatur secara tersendiri dengan Surat Keputusan Direktur.
Pasal 6
Penilaian Kinerja
1, Secara periodik perusahaan menyelenggarakan penilaian kinerja pegawai yang
digunakan untuk pembinaan dan pengembangan setiap pegawai, antara lain promosi,
penyesuaian gaji.
2. Penilaian kinerja setiap pegawai dilakukan dengan sistim yang adil, jujur, konsisten
dan obyektif.
3. Tata cara pelaksanaan penilaian kinerja diatur secara tersendiri dengan Surat
Keputusan Direktur.
Pasal 7
Promosi, Demosi dan Mutasi
1. Pegawai mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan promosi guna
memenuhi kebutuhan perusahaan, dengan mempertimbangkan kompetensi dan
kinerja pegawai
2. Promosi dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan adanya
kekosongan jabatan yang pada prinsipnya terbuka kesempatan bagi setiap pegawai
yang memenuhi persyaratan secara kompetitif dalam hal kompetensi kerja.
we
Pegawai dapat didemosi karena mempunyai kinerja buruk.
4. Mutasi dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan demi lancarnya
kegiatan perusahaan serta pendayagunaan tenaga kerja.
5. Pelaksanaan promosi, demosi, dan mutasi dilakukan secara obyektif dan transparan
serta mempertimbangkan prinsip keadilan dan pembinaan. yy
PT Dwt Tunggal Surya Jaya M125 b6, Tatacara dan prosedur pelaksanaan promosi, demosi dan mutasi pegawai diatur
secara tersendiri dengan Surat Keputusan Direktur.
Pasal 8
Status Keluarga
1. Setiap pegawai yang melakukan pindah alamat tempat tinggal, melangsungkan
pernikahan, kelahiran anak, perceraian, kematian anggota keluarga pegawai wajib
segera dilaporkan ke Divisi SDM.
2. Pelaporan atas perubahan status pegawai sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini
wajib- melampirkan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku.
BAB III
WAKTU KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT
Pasal 9
Hari dan Jam Kerja
1. Jumlah hari kerja adalah 6 hari dalam 1 (satu) minggu
2. Jumlah jam kerja adalah 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu, yang
pelaksanaannya secara umum untuk Kantor Pusat/Workshop diatur sebagai berikut :
a. Hari Senin : pukul 08.00 s/d 17.00
Istirahat : pukul 12.00 s/d 13.00
b. Hari Selasa s/d Jumat : pukul 08.00 s/d 16.00
Istirahat pukul 12.00 s/d 13.00
c. Hari Sabtu : pukul 08.00 s/d 12.00
3. Untuk pegawai di bagian-bagian tertentu seperti pekerja di proyek, mengingat
kebutuhan dan sifat pekerjaannya, ketentuan jam kerja dan istirahat diatur sendiri
oleh perusahaan dengan tetap berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku,
Pasal 10
Kerja Lembur
1. Pegawai yang bekerja melebihi dari jam kerja dan atau di luar hari kerja yang berlaku
adalah kerja lembur dan berhak atas upah lembur.
2. Kerja lembur hanya berlaku untuk tingkat dibawah Supervisor,
3. Kerja lembur hanya diperbolehkan dengan sepengetahuan atasan \dan persetujuan
tertulis dari atasan.
PY Dwi Tunggal Surya Jaya 8/25 by4. Waktu kerja lembur yang dilakukan pada hari kerja normal, paling banyak 3 (tiga)
jam dalam 1 (satu) hari dan 14 jam dalam 1] (satu) minggu.
5. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 (empat) tidak
termasuk kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur
resmi.
6. Tatacara pelaksanaan dan perhitungan upah lembur berpedoman pada UU No. 13
tahun 2003 juncto Kepmenakertrans No. Kep-102/MEN/V1/2004.
Pasal 11
Disiplin Waktu Kerja
1, Setiap pegawai diwajibkan meneatatkan waktu kehadiran dan kepulangan pada
tempat dan cara yang telah ditentukan.
2. Pegawai yang tidak masuk kerja karena alasan sakit wajib mengisi formulir yang
ditentukan dan melampirkan surat keterangan dokter. Apabila tidak memberikan
surat keterangan dokter dianggap pegawai tersebut menggunakan hak cuti
tahunannya untuk istirahat.
3. Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa info (lisan maupun tertulis) ke Divisi SDM
dan atasannya langsung dianggap mangkir.
4. Tatacara pelaksanaan disiplin waktu kerja diatur dalam peraturan pelaksana.
Pasal 12
Waktu Istirahat
1. Waktu istirahat perusahaan (istirahat Kantor) secara umum adalah hari Minggu dan
hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah.
2. Istirahat diberikan kepada pegawai yang bekerja di lapangan (site) / proyek
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dengan tetap berpedoman pada
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Tatacara pelaksanaan pengambilan istirahat lapangan diatur dalam Peraturan
Pelaksana.
Pasal 13
Cuti Tahunan
1. Pegawai yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan tanpa terputus, berhak atas
cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapatkan gaji penuh.
2. Apabila pegawai tidak menggunakan hak cuti tahunan sampai dengan timbulnya hak
cuti tahunan yang baru, maka hak cuti tahunan sebelumnya dinyatakan hangus.3. Ketentuan pelaksanaan mengenai cuti tahunan diatur dalam Peraturan Pelaksana.
Pasal 14
Istirahat Melahirkan/Keguguran
1. Istirahat melahirkan diberikan kepada pegawai wanita selama 3 (tiga) bulan yang
dilaksanakan selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan dan 1,5 (satu
setengah) bulan sesudah melahirkan atau keguguran dan sclama masa istirahat
melahirkan pegawai wanita tetap mendapatkan gaji penuh.
2. Pegawai wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoteh
istirahat (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter
kandungan atau bidan dan tetap mendapat gaji penuh,
Pasal 15
Ijin Meninggalkan Pekerjaan Selain Cuti
4. Ijin tidak masuk kerja diberikan kepada pegawai dalam hal
a. Pegawai yang bersangkutan menikah, selama 3 (tiga) hari kerja.
b. Mengkhitankan anak, selama 2 (dua) hari kerja.
c. Membaptiskan anak, selama 2 (dua) hari kerja
d. Menikahkan anak, selama 2 (dua) hari kerja.
e. Suamifisteri, orang tua/mertua, saudara kandung atau anak, menantu
meninggal dunia, selama 2 (dua) hari kerja.
£_Isteri melahirkan atau keguguran kandungan, selama 2 (dua) hari kerja.
g. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia 1 (satu) hari kerja.
BAB IV
PENGGAJIAN
Pasal 16
Struktur dan Ketentuan Gaji
1. Setiap pegawai berhak atas gaji sesuai dengan status, jabatan dan strata.
2. Pembayaran gaji dilakukan pada hari terakhir kalender, apabila jatub’ pa
libur maka pembayaran gaji-dimajukan pada hari kerja terdekat. < “ y
PF Dwi Tunggal Surya Jaya3. Pembayaran gaji minimum/terendah tidak boleh kurang dari ketentuan upah
minimum yang telah ditetapkan Pemerintah,
4. Komponen gaji ditetapkan sebagai berikut :
a. Gaji Pokok, penetapan gaji pokok didasarkan atas strata dan range (skala) gaji
b. Tunjangan-tunjangan, selain gaji pokok diberikan tunjangan-tunjangan berupa
uang yang dibayarkan lumpsum setiap bulan yaitu
b.1. Tunjangan Hari Raya (THR)
Tunjangan Hari Raya Keagamaan dibayarkan sebesar | (satu) kali THP
dan dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum hari raya
keagamaan tiba. THR (Tunjangan Hari Raya) mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku. Pegawai dengan masa kerja kurang dari 3
(tiga) bulan tidak mendapat THR.
b.2. Tunjangan Luar Kota
Tunjangan Luar Kota adalah tunjangan dalam bentuk uang diluar gaji
pokok yang diberikan kepada pegawai yang ditempatkan secara
permanen di daerah tertentu.
b3. Uang Kehadiran
Uang Kehadiran adalah uang yang diberikan kepada pegawai
berdasarkan kehadiran pegawai di kantor.
b4. Upah Lembur
Upah lembur diberikan kepada pegawai yang bekerja melebihi dari jam
kerja dan di luar hari kerja yang berlaku.
Pasal 17
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan atas penghasilan yang diperoleh pegawai dibayar oleh perusahaan
Pasal 18
Gaji Selama Sakit
1. Istirahat sakit diberikan bagi pegawai yang secara terus menerus sakit, dengan
menyampaikan Surat Keterangan Dokter.
2. Dalam hal pegawai istirahat sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini,
dan akan kembali bekerja, maka pegawai yang bersangkutan harus membawa Surat
Keterangan Dokter yang menyatakan bahwa yang bersangkutan dapat bekerja
kembali.
3, Pegawai yang menjalani istirahat sakit sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini,
tidak berhak atas cuti tahunan.
PF Dwi Tunggal Surya Jaya 11/25 44. Gaji/upah pegawai yang tidak masuk bekerja karena sakit, tetap dibayarkan.
5. Jika pegawai tidak masuk bekerja untuk waktu yang lama karena sakit berdasarkan
keterangan dokter, maka penerimaan pegawai yang berupa Gaji dibayarkan dan
diatur dengan ketentuan sebagai berikut
a. Untuk 4 (empat) bulan pertama sebesar 100% dari gaji.
b. Untuk 4 (empat) bulan kedua sebesar 75% dari gaji.
c. Untuk 4 (empat) bulan ketiga dan seterusnya sampai dengan proses PHK
dibayar 50% dari gaji.
d. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% dari gaji sebelum perusahaan
memutuskan hubungan kerjanya.
e. Kecuali untuk pegawai yang sakit akibat langsung terjadinya kecelakaan dalam
menjalankan tugas dan pekerjaan, sampai dengan 1 (satu) tahun dan dibuktikan
dengan surat keterangan dokter, tetap dibayarkan sebesar 100% dari gaji
sampai dengan proses PHK.
6, Pegawai yang dinyatakan masih tidak dapat bekerja karena sakit berkepanjangan
selama lebih dari 12 (duabelas) bulan berturut-turut, akan diproses PHK dan
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
7. Ketentuan pelaksana mengenai remunerasi selama sakit diatur secara tersendiri
dengan Surat Keputusan Direktur.
BABV
PERJALANAN DINAS
Pasal 19
Ketentuan Perjalanan Dinas
1. Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh pegawai atas perintah
perusahaan atau pejabat yang ditunjuk untuk itu, untuk melaksanakan tugas
perusahaan dari tempat kerja ke tempat lain yang dilengkapi oleh Surat Tugas
Perjalanan Dinas (STPD).
2. Pegawai yang melakukan perjalanan dinas diberikan fasilitas :
a. Uang Harian Perjalanan Dinas (UHPD)
b. Penginapan/Akomodasi;
¢
4,
Transportasi
Biaya-biaya lainnya yang dikategorikan untuk kepentingan dinas
PT Dwi Tunggal Surya Jaya 12/25 43. Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban UHPD, biaya transport, biaya
penginapan/akomodasi dan biaya lainnya akan ditentukan tersendiri dalam peraturan.
pelaksana
BAB VI
JAMINAN SOSIAL
Pasal 20
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
1. Perusahaan mengikutsertakan pegawai dalam Program Jamsostek sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang yang berlaku yang meliputi program-program berikut :
Jaminan Kecelakaan Kerja
. Jaminan Kematian
Jaminan Hari Tua
|. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
pegp
2. Turan bulanan Jamsostek akan ditanggung pegawai dan perusahaan, untuk pegawai
akan dipotong 2% (dua persen) dari gaji setiap bulan dan selebihnya akan ditanggung
perusahaan.
3. Perusahaan akan membagikan kepada setiap pegawai laporan saldo Jaminan Hari
Tua yang diterima dari Jamsostek.
BAB VII
PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
Pasal 21
Umum
1. Setiap pegawai mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Perusahaan memberikan pakaian keselamatan kerja yang memenuhi persyaratan
dan standar yang berlaku dengan memperhatikan sifat pekerjaan, yang
pelaksanaannya diatur dalam peraturan pelaksana.
3. Perusahaan mengadakan pemeriksaan secara periodik atas alat pelindung diri dan
alat-alat K3 lainnya yang digunakan oleh pegawai di lokasi kerja
4. Setiap pegawai diwajibkan mentaati peraturan K3 di perusahaan serta
menggunakan alat pelindung diri yang ditetapkan sesuai dengan tugasnya masing-
masing.
13/25 k
PE Dwi Tunggal Surya Jaya5. Dalam hal terjadi kecelakaan kerja, maka perusahaan melaksanakan semua
ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam peraturan dan perundang-undangan
tentang K3 yang berlaku
BAB VIII
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 22
Hak Pegawai
Pegawai berhak :
a. Mendapat perlakuan dan pengakuan yang sama sesuai harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
c. Membuat pembelaan diri untuk mendapatkan kepastian hak atas perlakuan yang
tidak adil dari perusahaan
d. Menyampaikan saran-saran yang positif kepada atasannya yang berhubungan dengan
pekerjaan dan atau perusahaan
e. Mendapatkan hak-hak lainnya yang telah diatur dalam Peraturan Perusahaan ini dan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Pasal 23
Kewajiban Bagi Pegawai
Setiap pegawai wajib:
a. Mentaati dan melaksanakan ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.
b. Menyimpan rahasia perusahaan dan/atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya.
c. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, bersemangat, bertindak dan bersikap tegas,
adil dan bijaksana untuk kepentingan perusahaan.
d Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.
e. Segera melaporkan kepada pengusaha, apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan perusahaan dan/atau pegawai.
Mentaati ketentuan jam kerja dan memanfaatkan seluruh jam kerja secara
produktif,
g. Menggunakan dan bertanggungjawab atas barang-barang milik perusabiaan! dengan
sebaik-baiknya.
PF Dwi Tunggal Surya Jaya 14/25 bsMemelihara dan menjaga kebersihan lingkungan kerja.
Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada pelanggan, mitra kerja dan
masyarakat menurut kewenangan dan tugasnya.
Berpakaian rapih dan sopan sesuai dengan ketentuan perusahaan serta bersikap dan
bertingkah laku sopan santun.
Membina, membimbing dan memberi contoh yang baik terhadap bawahannya
dalam melaksanakan tugas.
Mentaati perintah kedinasan dari atasan.
Turut serta dalam menjaga nama baik dan kemajuan perusahaan.
Menjalankan kewajiban lainnya yang diatur dalam Peraturan Perusahaan ini dan
Peraturan Pelaksana.
Pasal 24
Larangan Bagi Pegawai
Setiap pegawai dilarang:
a
Menyalahgunakan wewenang, jabatan dan fasilitas perusahaan untuk kepentingan
dan keuntungan pribadi atau keluarganya, golongan atau pihak lain yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan perusahaan.
Melakukan pengrusakan fasilitas kantor/proyek dengan sengaja yang menimbulkan
kerugian bagi perusahaan.
Melakukan hal-hal lain yang karena kecerobohannya mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan
Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewa, meminjamkan,
memberikan barang-barang, dokumen, inventaris atau surat-surat berharga milik
perusahaan secara tidak sah.
Melakukan tindakan yang bersifat mengancam/intimidasi/menganiaya/memfitnah
kepada pengusaha/keluarga pengusaha serta sesama pegawai/keluarganya.
Menerima suap dalam bentuk apapun dari siapapun juga.
Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan, atasan dan rekan sejawat.
Melaksanakan presensi kerja untuk pegawai lain atau melaksanakan presensi kerja
dengan cara menitipkan pada pegawai lain.
Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun da
tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan dan pihak lain.’
PT Dwi Tunggal Surya JayaMenyebarkan tulisan/gambar yang bersifat destruktif terhadap kebijakan
Pemerintah/Perusahaan.
k. Melakukan perbuatan asusila, pelecehan seksual dan perjudian dalam bentuk
apapun di lingkungan kerja.
|. | Membawa, menggunakan atau mengedarkan napza (narkotika, psikotropika dan
zat aditif) dan minuman keras.
m. Membawa senjata api dan senjata tajam kecuali pegawai yang terkait dengan
tugasnya,
n, Membawa, memperlihatkan, mengedarkan atau mengakses media/situs pornografi,
o. Melakukan keributan atau keonaran yang menggangu suasana kerja di lingkungan
perusahaan.
p. Menghasut para pegawai untuk melakukan mogok kerja
q. Menjadi pegawai di tempat lain atau mempunyai hubungan kerja/ikatan kerja dan
bekerja dengan menggunakan waktu kerja perusahaan.
r Melakukan pemogokan dan/atau unjuk rasa yang tidak sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
Pasal 25
Hak Perusahaan
Perusahaan berhak :
a, Memberi perintah kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan dan meningkatkan
mutu pekerjaan.
b. Menugaskan pegawai untuk melakukan kerja lembur dengan mengindahkan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
c. Menuntut suatu prestasi/hasil kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
4. Memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar tata tertib perusahaan
2, Menempatkan pegawai di setiap wilayah kerja operasional perusahaan.
Pasal 26
Kewajiban Perusahaan
Perusahaan wajib :
PF Dwt Tunggal Surya JayaMemberi Gaji, Tunjangan dan Fasilitas yang layak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perusahaan ini dan Peraturan Pelaksana.
b. Mentaati peraturan dan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan yang berlaku.
c. Memperhatikan kesejahteraan pegawai.
d. Menyediakan sarana kerja bagi pegawai dengan macam dan jumlah yang telah
ditentukan dan memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku bagi masing-masing
pekerjaan/bagian.
e. Menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dengan arif dan bijaksana.
f, Menjalankan kewajiban lainnya yang diatur dalam Peraturan Perusahaan ini dan
Peraturan Pelaksana.
BAB IX
SANKSI-SANKSI TERHADAP PELANGGARAN
Pasal 27
Umum
1, Perusahaan menyadari perlunya penegakan disiplin kerja, karenanya terhadap
setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai atas peraturan yang telah diatur
dalam Perundang-Undangan yang berlaku, Peraturan Perusahaan dan Peraturan
Pelaksana dapat diberikan sanksi.
2. Sanksi yang diberikan kepada pegawai adalah merupakan usaha korektif dan
pembinaan tethadap sikap, tindakan dan tingkah laku pegawai.
3. Dalam memberikan sanksi kepada pegawai, baik lisan maupun tertulis, perusahaan
akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Perlakuan yang adil dan obyektif untuk semua pegawai
b. Macam dan berat-ringannya kesalahan/pelanggaran
c. Seringnya pengulangan/frekuensi kesalahan/pelanggaran
d. Ada tidaknya unsur kealpaan/kesengajaan
ec. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan/pelanggaran
f, Jasa-jasa dan loyalitas pegawai pada perusahaan
4. Sanksi atas suatu pelanggaran dapat berupa :
a. Teguran lisan yang dilakukan oleh atasan langsung untuk pelanggaran ringan.
PF Dui Tunggal Surya Jaya
17/25 bePT Dwi Tunggal Surya Jaya
b. Teguran tertulis yang dilakukan oleh atasan langsung setelah dilakukan teguran
lisan tidak dihiraukan.
¢. Surat Peringatan yakni surat yang dikeluarkan oleh Divisi SDM atau Direktur,
d. Pemutusan Hubungan Kerja.
Surat Peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf c pasal ini, yang
menyatakan telah terjadinya suatu pelanggaran yang dilakukan pegawai yang
berisikan tentang waktu terjadinya, jenis pelanggaran yang dilakukan serta
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan ditujukan kepada pegawai yang
melakukan pelangaran tersebut. Surat Peringatan digolongkan menjadi 3 (tiga)
jenis
a. Surat Peringatan Pertama / SP-1, diberikan kepada Pegawai yang telah
terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan setelah selama
1 bulan tidak ada perubahan sejak diberikan teguran tertulis, SP-1 ini berlaku
untuk jangka waktu 6 bulan.
b. Surat Peringatan Kedua / SP-2, diberikan kepada pegawai :
b.1 Yang sudah pernah menerima SP-1 tetapi yang bersangkutan melakukan
pelanggaran sejenis atau berbeda dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
masa berlakunya SP-I
b.2 Yang melakukan pelanggaran lebih dari 1 (satu) jenis pelanggaran dalam
waktu yang bersamaan.
c. Surat Peringatan Ketiga / SP-3 (terakhir), diberikan kepada pegawai :
Yang sudah menerima SP-2, akan tetapi kembali melakukan perbuatan
pelanggaran yang sejenis atau berbeda dalam jangka waktw 6 (enam) bulan
berlakunya SP-2,
Bagi pegawai yang dalam jangka waktu berlakunya SP-3, kembali melakukan
pelanggaran, akan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pegawai yang telah melakukan pelanggaran berat, maka kepada yang bersangkutan
akan diproses PHK dengan alasan mendesak dan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku tanpa diberikannya Surat Peringatan terlebih
dahulu.
Surat Peringatan tersebut tetap akan menjadi catatan konduite bagi pegawai.
Urutan Surat Peringatan dapat diberikan menurut tahapannya atau tidak bertahap
berdasarkan tingkat kesalahan/pelanggaran yang dilakukan akan diatur kemudian
dalam Peraturan Pelaksana. . SPasal 28
Jenis / Kategori Pelanggaran
1 Pelanggaran ringan :
a.
Terlambat masuk kerja 6 (enam) kali dalam sebulan tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan atau tanpa ijin Pimpinan.
Meninggalkan pekerjaan tanpa seijin pimpinan.
Tidak mentaati ketentuan jam kerja dan memanfaatkan seluruh jam kerja
secara produktif.
Melaksanakan presensi kerja untuk pegawai lain atau melaksanakan presensi
kerja dengan cara menitipkan pada pegawai lain.
Membawa, memperlihatkan, mengedarkan atau mengakses media/situs
pornografi
Tidak berpakaian rapih dan sopan sesuai dengan ketentuan perusahaan serta
bersikap dan bertingkah laku tidak sopan.
Mempergunakan barang-barang milik perusahaan untuk kepentingan pribadi
tanpa ijin pejabat berwenang.
Melaksanakan cuti/istirahat tanpa persetujuan pimpinan.
Melaksanakan presensi kerja untuk pegawai lain atau melaksanakan presensi
kerja dengan cara menitipkan pada pegawai lain.
2. Pelanggaran sedang :
a.
Terlambat masuk kerja 10 (sepuluh) kali dalam sebulan tanpa alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan dan atau tanpa ijin.
Tidak menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.
Tidak segera melaporkan kepada pimpinan, apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan perusahaan.
Ceroboh melakukan pekerjaan yang dapat menimbulkan kecelakaan/ bahaya
bagi dirinya sendiri dan atau orang lain
Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan, atasan dan rekan kerja.
Menyebarkan tulisan/gambar yang bersifat destruktif terhadap kebijakan
perusahaan/pemerintah.
Melakukan pemogokan dan atau unjuk rasa yang ‘tidak—sesuai~ dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PT Dwwt Tunggal Surya Jaya 19/25 beh.
Menjadi pegawai di tempat lain dan atau mempunyai hubungan kerja/ikatan
kerja dan bekerja dengan menggunakan waktu kerja perusahaan.
3. Pelanggaran berat :
a,
Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan atau uang milik
perusahaan.
Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan schingga merugikan
perusahaan.
Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di lingkungan
kerja.
Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.
Menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja.
Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Dengan ¢eroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha
dalam keadaan bahaya di tempat kerja.
Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan
Melakukan perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban / ketentraman kerja
dan menimbulkan keonaran yang dapat merugikan perusahaan.
Menerima suap dalam bentuk apapun dan dari siapapun juga,
Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun dalam melaksanakan
‘tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan dan pihak lain.
Membawa senjata api adan senjata tajam kecuali bagi pegawai yang terkait
dengan tugasnya.
Melakukan perkelahian antara sesama pegawai (semua pihak diberikan
sanksi). ners
ite aN
Pasal 29
Prosedur Penjatuhan Sanksi
PT Dwi te
inggal Surya JayaProsedur penjatuhan sanksi akan diatur kemudian dalam Peraturan Pelaksana.
BABX
PENYELESAIAN KELUH KESAH
Pasal 30
Umum
1. Sudah menjadi tekad perusahaan bahwa setiap keluhan dan pengaduan seorang
pegawai atau lebih akan diselesaikan secara adil, bijaksana dan secepat mungkin.
2. Dalam hal seorang atau beberapa pegawai menganggap diperlakukan tidak adil dan
tidak wajar serta bertentangan dengan isi Peraturan Perusahaan ini, maka pegawai
dapat menyampaikan pengaduan atau keluhan kepada atasan langsung, atasan yang
lebih tinggi atau Direksi untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik.
Pasal 31
Cara Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan
1. Setiap keluhan dan pengaduan pegawai, pertama-tama diselesaikan dan
dibicarakan dengan atasan langsung pegawai.
2. Bila penyelesaian belum mencapai hasil yang memuaskan, pegawai dapat
meneruskan keluhan dan pengaduan kepada atasan pegawai yang lebih tinggi.
3. Bila prosedur tersebut telah dijalankan tanpa memberikan hasil yang memuaskan,
maka pegawai dapat meneruskan keluhan dan pengaduannya kepada Direktur.
4. Dalam hal tidak tercapai kata sepakat antara pegawai dan perusahaan, maka
penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB XI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 32
Umum
1 Perusahaan dan pegawai saling berusaha semaksimal mungkin mencegah
terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
2. Hubungan kerja antara perusahaan dan pegawai dapat diakhiri karena adanya
keadaan memaksa atau karena alasan-alasan tertentu sesuai dengan perundangan
dan peraturan yang berlaku.
3. Tatacara pengakhiran hubungan kerja dan ketentuan besarnya kompensasi akibat
berakhimya hubungan kerja diatur dengan berpedoman. pada. peraturan
perundangan yang berlaku.
PT Dwi Tunggal Surya Jaya 21/25 yPasal 33
Sebab Berakhirnya Hubungan Kerja
1. Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi karena:
a. Telah mencapai usia purna bakti (pensiun)
b. Cacat tetap yang mengakibatkan pegawai tidak dapat bekerja
c. Sakit berkepanjangan
d. Meninggal dunia
e. Re-organisasi, Rasionalisasi (pengurangan pegawai secara massal),
Penggabungan, Akuisisi, Likuidasi.
f. Mengundurkan diri dan dikualifikasikan mengundurkan diri.
g. Diberhentikan karena pelanggaran
h. Berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian kerja waktu
tertentu (PKWT).
i, Alasan tainnya sesuai dengan U No. 13 Tahun 2003
2, Apabila Pemutusan Hubungan Kerja atas permintaan sendiri, pegawai wajib
mengajukan surat pengunduran diri minimal | (satu) bulan sebelumnya kepada
perusahaan, Pegawai yang mengundurkan diri berpedoman pada pasal 162 UU No.
13 Tahun 2003. Pegawai yang bersangkutan berhak atas uang penggantian hak dan
uang pisah. Besarnya uang pisah adalah diatur dalam pasal 34 peraturan perusahaan
ini
3. Pegawai yang mangkir 5 (lima) hari kerja berturut-turut dan telah dipanggil 2 (dua)
kali secara patut dan tertulis dan tanpa didukung oleh bukti-bukti yang sah maka
pegawai yang bersangkutan dikualifikasikan mengundurkan diri dengan
berpedoman pada pasal 168 UU No. 13 Tahun 2003. Pegawai yang bersangkutan
berhak atas uang penggantian hak dan uang pisah, Besarnya uang pisah adalah
diatur dalam pasal 34 peraturan perusahaan ini.
Pasal 34
Perhitungan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Uang Penggantian
Hak dan Uang Pisah
1. Dalam hal terjadi PHK, perusahaan diwajibkan membayar uang pesangon dan atau
uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang scharusnya-diterima
dan atau uang pisah
2. Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal /ihj (ditetapkan
sebagai berikut :
PT Dwt Tunggai Surya Jaya 22/25 bya, Masa kerja kurang dari | (satu) tahun, 1 (satu) bulan gaji :
b. Masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua)
bulan gaji ;
c. Masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi Kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga)
bulan gaji ;
d, Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4
(empat) bulan gaji ;
e, Masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5
(lima) bulan gaji ;
f. Masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6
(enam) bulan gaji ;
g. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7
(tujuh) bulan gaji ;
h, Masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8
(delapan) bulan gaji ;
i, Masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan gaji.
we
Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini
ditetapkan sebagai berikut :
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua)
bulan gaji ;
b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3
(tiga) bulan gaji ;
c. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas)
tahun, 4 (empat) bulan gaji ;
d. Masa kerja 12 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5
(lima) bulan gaji ;
e. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan
belas) tahun, 6 (enam) bulan gaji ;
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh
satu) tahun, 7 (tujuh) bulan gaji ;
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari’ 24 (a
puluh empat) tahun, & (delapan) bulan gaji ; -
h. Masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih 10 (sepuluh) bulan: LGA .
PT Dwi Tunggal Surya Jayer 23/25 b4. Uang penggantian hak sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini meliputi :
1. Gaji bulan berjalan secara proporsional ;
2. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur ;
3, Biaya atau ongkos pulang untuk pegawai ke tempat asal penerimaan pegawai.
5. Perhitungan uang pisah sebagaimana dimaksud ayat 2 dan 3 dalam pasal 34
ditetapkan sebagai berikut :
a. Masa kerja 2 (dua) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun, | (satu) bulan gaji ;
b. Masa kerja lebih dari 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun, 2 (dua)
bulan gaji ;
¢. Masa kerja lebih dari 10 (sepuluh) tahun, 3 (tiga) bulan gaji.
Pasal 35
Kewajiban atas Berakhirnya Hubungan Kerja
Dalam hal terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja, selain yang telah tercantum dalam
Undang-Undang Ketenagakerjaan, maka baik pegawai maupun perusahaan
berkewajiban
1. Pegawai :
a. Serah terima pekerjaan beserta dokumen dan data terkait ;
b. Mengembalikan peralatan kerja :
c. Menyelesaikan semua kewajiban kepada Perusahaan.
2. Perusahaan :
a. Memberikan Surat Keterangan Pengalaman Kerja
BAB XII
LAIN-LAIN
Pasal 36
Penutup
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak disahkan
oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan berlaku selama 2 (dua
tahun.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Keputusan Direktur dan tidak akan bertentangan dengan peraturan
perusahaan ini dan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
3. Apabila dalam peraturan perusahaan ini terdapat ketentuan yang kurang atau
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, maka ketentuan tersebut
batal demi hukum dan yang berlaku adalah peraturan perundangan yahg berlaku
PT Dwi Tunggal Surya Jaya Z 24/25 &Jakarta, 10 Februari 2014
PT DWI TUNGGAL
PT Dwi Tunggal Surya Jaya 25/25KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R11.
DIREKTORAT JENDERAL
-EMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Jalan Jenderal Gatet Subrote Kaviing No.51, Jakarta Selatan 12950, Telepon 5255733, Faksimilie 5255659
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
NO. KEP. 275/PHIJSK-PKKAD/PPIIII/2014
TENTANG
PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN
PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Menimbang
Mengingat
Memperhatikan
Menetapkan
PERTAMA
DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
a, bahwa pembuatan Peraturan Perusahaan dimaksudkan sebagai upaya
mewujudkan adanya kepastian hukum bagi pekerja/buruh dan
pengusaha dalam pelaksanaan hubungan kerja di Perusahaan;
b. bahwa pengaturan syarat-syarat kerja dimaksudkan untuk memperjelas
hak dan kewajiban pekerja/ouruh dan pengusaha dengan tujuan untuk
meningkatkan Kegairahan dan ketenangan bekerja, meningkatkan
kesejahteraen pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat ouruh di
perusahaan;
¢. bahwa oleh karena pembuatan Peraturan Perusahaan adalah tanggung
jawab dan disusun oleh pengusaha setelah mempercleh saran dan
pertimbangan dari wakil pekerja/buruh sebagai ketentuan yang harus
dilaksanakan oleh kedua belah pihak di perusahaan, maka Peraturan
Perusahaan perlu disahkan dengan surat keputusan.
. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.| No.
PER.12/MENIVIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan _—_‘Transmigrasi
No. Per. 16/MEN/XI/2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan
Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama.
Surat Permohonan pengesahan Peraturan Perusahaan dari Pimpinan
Perusahaan, PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA, Nomor
SRT-001/DTSJ-INAAK/2044 tanggal 10 Februari 2014.
MEMUTUSKAN :
Mengesahkan Peraturan Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA
Majapahit Permai Bldg. A 119
Jl, Majapahit No. 18-20
Jakarta Pusat 10160
Telepon ; (021) 384 0637
KonstruksiKEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
Salinan
Peraturan Perusahaan PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA yang disahkan
sebagaimana dimaksud AMAR PERTAMA mulai berlaku terhitung tanggal
49 Maret 2014 s/d 18 Maret 2016 dan telah dimuat dalam Buku Registrasi
Pengesahan Peraturan Perusahaan pada Kementerian Tenaga Kerja dan
Trangmigrasi ¢q. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Tenaga-Kerja Nomor : 63/PP/BIIIN2014.
Pengusaha wajiy memberitahukan dan menjelaskan isi serta memberikan
naskah Peraturan Perusahaan kepada pekerja/ouruh
Dalam masa berlaku Peraturan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
AMAR KEDUA dilakukan perubahan maka perubahan tersebut harus
dilakukan atas kesepakatan antara pekerja/buruh atau Serikat
Pekerja/Serikat Burun dan pengusaha, dan mendapat pengesahan dari
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi cq. Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Dalam hal terdapat ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan
sebagaimana dimaksud AMAR PERTAMA bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka kelentuan yang bertentangan
tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Bilamana di dalam Peraturan Perusahaan ini terdapat kekeliruan pengajuan
data-data dan/atau keterangan-keterangan yang menjadi dasar dari
pengesahan Peraturan Perusahaan ini, atau terdapat kesalahan/kekeliruan
dalam pembuatan Surat Keputusan ini, maka bagian yang bersangkutan dari
Peraturan Perusahaan dan/atay Surat Keputusan ini dapat dibatalkan
dan/atau diperbaiki sebagaimana mestinya.
Disahkan Di Jakarta
Pada Tanggal i9Maret 2014
Sri Nurhaningsil
NIP. 19570211 198203 2 001
4. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
2. Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan;
3. Dinas/instansi yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan di
Prov. DKI Jakarta, Di. Yogyakarta, Jabar, Jatim, Sulsel, Jateng dan Banten.Nv
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRAS!I R.I.
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaviing No 51, Jakarta Selatan 12650, Telepon 5255723, Faksimiie S258559
19 Maret 2014
Nomor + TAR. 275/PHIJSK-PKKAD/PP/I2014
Sifat : Biasa
Lampiran :
Perihal : Pengesahan Peraturan Perusahaan
Yth,
Pimpinan Perusahaan
PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA
Majapahit Permai Bldg. A 119
Jl, Majapahit No. 18-20
Jakarta Pusat 10160
Memperhatikan surat Saudara Nomor ; SRT-OO1DTSJ-WAAK/2014 tanggal
40 Februari 2014 perihal permahonan pengesahan Peraturan Perusahaan dan setelah
meneliti kelengkapan persyaratan serta materi Peraturan Perusahaan, maka sesuai dengan
Pasal 108 dan Pasal 112 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per. 46/MEN/XI/2011 tanggal 17
November 2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta
Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama, dengan ini terlampir kami sampaikan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Nomor : Kop. 275/PHIJSK-PKKAD/PPIIIU2013 tanggal 19 Maret 2014
tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT. DWI TUNGGAL SURYA JAYA.
Sehubungan dengan hal tersebut, agar Saudara memberitahukan dan menjelaskan isi
serta memberikan naskah/salinan Peraturan Perusahaan kepada pekerja/buruh.
Demikian disampaikan untuk diketahui dan terima kasih
n Kerja, Kesejahteraan
skriminasi,
_yzhce Direktur Jenderal,
stare
Sri Nurhaningsih, SH
NIP,19570211 198203 2.001
Tembusan
4. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
2. Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
3. Dinasfinstansi yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan di
Prov. DK| Jakarta, DI. Yogyakarta, Jabar, Jatim, Sulsel, Jateng dan Banten