You are on page 1of 8

KESKOM.

2022;8(1) : 122-129

JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS


J ( J O U R N A L O F C O M M U N I T Y H E A LT H )
http://jurnal.htp.ac.id

Analisis Pengendalian dan Pencegahan Penyakit


Infeksi Berbasis Kesehatan Lingkungan Dalam Era
Pandemi Covid-19 di Puskesmas Kabupaten X
Tahun 2021
Analysis of Environmental Health-Based Infectious
Disease Control and Prevention in the Era of the Covid-
19 Pandemic at District X Health Center in 2021
Luthfil Hadi Anshari1, Ch.Tuty Ernawati2, Ulfah Winanda Putri3
1,2,3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

ABSTRACT ABSTRAK
Efforts to prevent and limit the transmission of infec on in health Upaya penanganan pencegahan dan pembatasan penularan
centers during the Covid-19 pandemic are important because of infeksi di Puskesmas saat pandemi Covid-19 pen ng dilakukan
the many ac vi es of health centers conduc ng swab tests, karena banyaknya kegiatan puskesmas melakukan Tes Swab,
vaccina on ac vi es and other service ac vi es that cause the kegiatan vaksinasi dan kegiatan pelayanan lainnya. Tujuan
transmission of infec on. This study aimed to find out the picture peneli an untuk mengetahui gambaran pengendalian dan
of control and preven on of infec ous diseases based on pencegahan penyakit infeksi berbasis Kesehatan lingkungan di
environmental health in the health center of district X. This study puskesmas wilayah kerja dinas kesehatan Kabupaten X.
was a mixed method study with the determina on of qualita ve Peneli an ini merupakan peneli an metode campuran dengan
research informan and purposive sampling and the sample of penentuan informan peneli an kualita f secara purposive
study was 75 respondents.The results showed that there was a sampling dan sampel sebanyak 75 responden Hasil peneli an
lack of knowledge level of the health workers. Input: there were didapatkan, ngkat pengetahuan petugas kesehatan masih
policies such as SOPs, HR PPI teams consis ng of doctors, nurses, kurang dilihat dari input: kebijakan sudah ada berupa SOP, SDM
and sanita on workers, infrastructure facili es are available and Tim PPI terdiri dari dokter, perawat, dan petugas sanitasi, sarana
funds come from BLUD. Process: the implementa on of hand prasarana sudah tersedia dan dana berasal dari BLUD, dilihat dari
hygiene, PPE, waste management, environmental control has proses : pelaksanaan kebersihan tangan, APD, pengelolaan
been implemented, and some are not in accordance with limbah, pengendalian lingkungan sudah terlaksana, dan ada yang
regula ons such as sor ng waste that is s ll mixed, transpor ng belum sesuai dengan peraturan seper pemilahan limbah yang
waste that is late and also waste storage that has not used masih bercampur, pengangkutan limbah yang terlambat dan juga
coldstorage, Output: the management of medical waste penyimpanan limbah yang belum menggunakan coldstorage,
puskesmas has been implemented and has not been in dan dilihat dari output : pengelolaan limbah medis puskesmas
accordance with applicable regula ons. The conclusion of
sudah terlaksana dan belum sesuai dengan peraturan yang
medical waste management has not been in accordance with
Decree No. 27/2017 and Permen LHK No. 56/2015. Sugges ons berlaku. Kesimpulan pengelolaan limbah medis belum sesuai
to coordinates and cooperates with cross-sector related sectors Permenkes no 27/2017 dan Permen LHK No 56/2015. Diharapkan
in addressing medical waste problems and improving kedepannya dapat melakukan koordinasi dan kerjasama dengan
environmental health-based infec on disease control and lintas sektor terkait dalam mengatasi permasalahan limbah
preven on efforts. medis dan meningkatkan upaya pengendalian dan pencegahan
penyakit infeksi berbasis kesehatan lingkungan.

Keywords : Control, health henters, infec ous diseases, Kata Kunci :Pencegahan, pengendalian, penyakit infeksi,
preven on. puskesmas.
Correspondence : Luthfil Hadi Anshari
Email : luthfilhadianshari@yahoo.com, 081266223128

• Received 10 Februari 2022 • Accepted 06 April 2022 • p - ISSN : 2088-7612 • e - ISSN : 2548-8538 •
DOI: h ps://doi.org/10.25311/keskom.Vol8.Iss1.1132
Copyright @2017. This is an open-access ar cle distributed under the terms of the Crea ve
Commons A ribu on-NonCommercial-ShareAlike 4.0 Interna onal License (h p://crea vecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
which permits unrestricted non-commercial used, distribu on and reproduc on in any medium
Keskom, Vol. 8, No. 1
123 April 2022

Pengendalian Penyakit Infeksi (PPI). Kegiatan pencegahan dan


PENDAHULUAN
pengendalian penyakit infeksi yang dilakukan juga merupakan
Penyebaran virus baru pada akhir Desember 2019 di Provinsi upaya dari fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan
Wuhan di Cina membuat para ahli kesehatan meningkatkan mutu pelayanan dan kewaspadaan menghadapi penyakit infeksi
kesiagaan berupa upaya pencegahan, pemutusan rantai maupun fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasakan Permenkes No. 27
pengobatan. Peningkatan kasus secara global dan cepat tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib dilaksanakan oleh
secara resmi bahwa penyakit yang dinamakan Coronavirus se ap fasilitas pelayanan kesehatan (Kementerian Kesehatan
Diseases 2019 atau COVID-19 ini menjadi penyakit pandemi. Republik Indonesia, 2017)
Kasus ini terus berkembang dan terus dilakukan penanganannya Manajemen pengendalian penyakit lingkungan berbasis
oleh tenaga kesehatan baik itu pencegahan, pengendalian, atau wilayah merupakan upaya tatalaksana pengendalian penyakit
pengobatannya. Penanganan kasus COVID-19 oleh tenaga dengan cara mengendalikan berbagai faktor risiko penyakit yang
kesehatan menyebabkan meningkatnya resiko penularan COVID- dilaksanakan secara simultan, paripurna, terencana, dan
19 pada tenaga kesehatan, dibuk kannya dengan ditemukannya terintegrasi dengan tatalaksana kasus penyakit berkenaan yang
hasil peneli an yang menyebutkan ada 4 dari 10 petugas dilaksanakan pada satu wilayah tertentu. Manajemen penyakit
kesehatan terkena infeksi COVID-19 dak menunjukkan gejala, menular dalam sebuah wilayah harus dilakukan secara terencana
berar tanpa sadar petugas tersebut berpeluang menularkan dan terpadu dengan berbagai faktor risiko. Dengan demikian,
virus kepada rekan kerja atau pasien yang berobat. Dalam 98 manajemen penyakit menular berbasis lingkungan adalah suatu
studi yang melibatkan 230.000 petugas kesehatan di 24 negara proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program
ditemukan ngkat infeksi Corona pada petugas kesehatan pemberantasan penyakit menular yang didasarkan pada fakta,
berkisar antara 7 sampai 10 persen. Dari mereka yang dites dengan melakukan intervensi pada sumber penyakit, serta faktor
posi f terinfeksi Corona, 48 persen adalah perawat, 25 persen risiko yang berkenaan dengan proses mbulnya penyakit yang
a d a l a h d o k t e r, d a n 2 3 a d a l a h p e t u g a s ke s e h a t a n dilakukan secara simultan dan komprehensif dalam satu
lainnya.(Sep ani, 2020). wilayah.(Hamzah, 2008)(Kasnodihardjo,et.al 2009). Dilakukan
Menurut data di dunia, sekitar 14% kasus Covid terjadi pada berbagai upaya dalam penanganan pencegahan dan pembatasan
petugas kesehatan dilaporkan ke WHO dan di beberapa negara penularan infeksi karena Puskesmas melaksanakan Upaya
angkanya meningkat menjadi 1 dari 3 petugas. Resiko infeksi Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
kesehatan yang muncul, mengakibatkan hilangnya jaminan (UKP) ngkat pertama seper yang ditetapkan dalam Permenkes
kesehatan pasien yang selayaknya masyarakat dapatkan dari Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
pelayanan kesehatan (Aryani, 2020). Penyakit infeksi COVID-19 Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan salah satu
yang terjadi pada fasilitas pelayanan kesehatan digolongkan juga unit pelayanan kesehatan ngkat pertama yang memberikan
dalam penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs) pelayanan kesehatan ngkat pertama dalam masyarakat. Tahun
merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai negara di 2019 terdapat 10.134 Puskesmas sebagai ujung tombak
dunia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comi e (APEC) atau pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Apalagi semenjak
Global Health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait tahun 2020 saat kasus COVID mulai muncul hingga April 2021,
pelayanan kesehatan telah menjadi agenda yang dibahas. Hal ini puskesmas bukan hanya melaksanakan pelayanan kesehatan
menunjukkan bahwa HAIs yang di mbulkan berdampak secara seper biasanya, puskesmas memiliki tanggung jawab sebagai
langsung sebagai beban ekonomi negara. Data di dunia angka pelaksana kegiatan tes swab dan imunisasi, karenanya
kejadian HAIs (Healthcare Associated Infec on ) rata-rata 1 dari puskesmas perlu meningkatkan pencegahan dan pengendalian
10 pasien terkena HAIs. Di negara maju se ap 100 pasien penyakit infeksi terkhusus yang berbasis kesehatan lingkungan.
ditemukan 7 kasus HAIs sedangkan di negara berkembang Pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi terkhusus yang
terdapat 15 kasus. HAIs di ICU mencapai angka 30% pasien di berbasis kesehatan lingkungan sendiri terdiri dari empat elemen
negara maju sementara di negara berkembang bisa lebih nggi 2- yaitu kebersihan tangan, Alat perlindungan diri, pengelolaan
3 kalinya(World Health Organiza on (WHO), 2016). Data di limbah dan penyehatan lingkungan puskesmas.
Indonesia kejadiann HAIs mencapai 15,74% jauh lebih nggi Puskesmas di Provinsi X berjumlah 278 puskesmas sedangkan
diatas negara maju yang berkisar 4,8-15,5% (Sundoro, puskesmas di Kabupaten X sendiri berjumlah 18 puskesmas yang
2020)(Purnama, 2016). tersebar di sejumlah kecamatan. Peneli an (Rismayan and
Fasilitas pelayanan kesehatan ditengah merebaknya kasus Hardisman, 2019) tentang gambaran pelaksanaan program
COVID-19 terus berupaya untuk mengatasi penyakit infeksi pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit umum
terkait pelayanan kesehatan (HAIs) baik upaya Pencegahan Dan menyimpulkan bahwa kegiatan pelaksanaan terkait program PPI

h p://jurnal.htp.ac.id
Luthfil Hadi Anshari, et al
Analysis of Environmental Health-Based Infec ous Disease Control and Preven on in the Era of the Covid-19 Pandemic
Analisis Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Infeksi Berbasis Kesehatan Lingkungan Dalam Era Pandemi Covid-19
124

belum berjalan op mal dan belum sesuai dengan peraturan yang hasil pengisian angket dan hasil wawancara. Data sekunder
berlaku yaitu Permenkes No. 27 tahun 2017. merupakan data yang dak langsung memberikan informasi
Hasil survei pendahuluan ditemukan bahwa pengendalian kepada peneli . Data sekunder yang digunakan berupa telaah
dan pencegahan penyakit infeksi berbasis kesehatan lingkungan dokumen yang berkaitan dengan telaah data/dokumen yang
dalam era pandemi Covid-19 di Puskesmas memiliki kendala dan telah tersedia dan diperoleh peneli dengan cara membaca dan
permasalahan. Sehingga pen ng untuk dilakukan peneli an melihat dokumen yang ada.
terkait pengendalian dan pencegahan penyakit infeksi berbasis Teknik Pengumpulan Data
kesehatan lingkungan dalam era pandemi Covid-19 di Teknik pengumpulan data menggunakan metode survey.
Puskesmas. Peneli an ini bertujuan untuk mengetahui Data yang akan dikumpulkan dalam peneli an ini diperoleh dari
gambaran pengendalian dan pencegahan penyakit infeksi pengisian angket yang akan diisi oleh responden. Metode
berbasis Kesehatan lingkungan di puskesmas wilayah kerja Dinas Kuesioner (Angket), metode ini digunakan untuk memperoleh
Kesehatan Kabupaten X tahun 2021. data dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada responden, yaitu mengenai
METODE
pengetahuan,terkait dengan PPI antara lain tujuan pengelolaan
Design Peneli an limbah, pengelolaan linen kotor, pengelolaam limbah medis,
Peneli an ini menggunakan design mix method, yaitu warna pewadahan limbah infeksius,penyimpanan limbah
kuan ta f dimana variabelnya terdiri dari pengetahuan petugas infeksius, dasar hukum pengelolaan Limbah B3 di fasilitas
puskesmas dalam melakukan pengendalian dan pencegahan kesehatan, sikap dan ndakan petugas puskesmas dalam
penyakit infeksi berbasis Kesehatan lingkungan. Sedangkan pengelolaan limbah medis. Untuk kualita f berdasarkan hasil
kualita f bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengendalian wawancara dari panduan wawancara. Pelaksanaan analisis
dan pencegahan penyakit infeksi berbasis Kesehatan lingkungan kuan ta f dilakukan dalam bentuk univariat berupa tabel dan
di puskesmas wilayah kerja Kabupaten X. grafik. Sedangkan kualita f menggunakan triagulasi sumber dan
Waktu dan Tempat Peneli an triangulasi metode.
Peneli an ini dilaksanakan di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten X. Waktu peneli an ini dilakukan pada bulan April – HASIL
November 2021 termasuk tahap survei, pelaksanaan peneli an Pengetahuan petugas kesehatan sudah baik karena petugas
dan pembuatan hasil peneli an. sudah memiliki pengetahuan tentang pengendalian dan
Sampel pencegahan penyakit infeksi berbasis kesehatan lingkungan.
Jumlah sampel sebanyak 75 orang sampel dengan teknik Namun masih ditemukan beberapa pengetahuan petugas yang
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, kurang diantaranya pelaksanaan Tim PPI di Puskesmas,
ya i t u te k n i k p e n e nt u a n s a m p e l d e n ga n m e l a ku ka n penyelenggaraan keselamatan pasien, dan pengelolaan limbah
per mbangan-per mbangan tertentu secara sengaja (Sugiyono, di puskesmas sehingga masih diperlukan peningkatan
2016). Teknik ini juga disebut sebagai judgement sampling karena pengetahuan di bidang yang masih kurang pengetahuannya oleh
proses pengambilan sampel telah diper mbangkan dengan petugas kesehatan di puskesmas. Hasil tersebut terlihat pada
menentukan terlebih dahulu ciri-ciri khusus berdasarkan tujuan- table berikut :
tujuan tertentu untuk memberikan informasi yang dibutuhkan Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Petugas Kesehatan terhadap
peneli (Silalahi, 2010). Sampel dipilih dengan domisili dan PPI berbasis Kesehatan Lingkungan di Puskesmas dalam
petugas puskesmas rawatan di Kabupaten X. Kualita f dilakukan wilayah kerja Kab. Y.
dengan teknik pengambilan sampel proporsional random
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel proporsional
berdasarkan jumlah petugas di masing-masing puskesmas.
Informan dalam peneli an diantaranya : Petugas Poli Umum, Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih separuh sampel
Petugas Imunisasi, Petugas IGD, Petugas Poli Gigi, Petugas P2P, petugas kesehatan yaitu 56% memiliki pengetahuan nggi
Petugas KIA, Petugas Kesehatan Lingkungan, Ketua / Komite PPI tentang PPI berbasis lingkungan.
Puskesmas. Input
Instrumen Peneli an Wawancara mendalam dilakukan sesuai dengan pedoman
Instrumen peneli an yang digunakan yaitu peneli sendiri. wawancara yang telah dibuat dan juga berdasarkan observasi
Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data primer dari kegiatan yang dilakukan.
merupakan sumber data yang langsung memberikan data 1.Kebijakan
kepada pengumpul data. Data primer yang digunakan adalah Kebijakan sudah dikeluarkan oleh kemenkes terkait kebijakan

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 8, No. 1
125 April 2022

tentang PPI yakni Permenkes RI No 27 Tahun 2017 Tentang Kabupaten X.


pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas Proses
pelayanan kesehatan diantaranya pada bab 2 dibahas mengenai 1. Kebersihan tangan
kewaspadaan standar yaitu kebersihan tangan, alat pelindung Saat terjadi wabah Covid-19 puskesmas dalam memberikan
diri, dekontaminasi peralatan perawatan pasien, pengendalian pelayanan kesehatan menyediakan air bersih dan sabun untuk
lingkungan serta pengelolaan limbah.(Kementerian Kesehatan pengunjung yang da ng ke puskesmas, pengunjung nan bisa
Republik Indonesia, 2017) kebijakan tentang pengelolaan limbah mencuci tangan didepan puskesmas, begitu juga se ap petugas
(Permen LHK No 56 Tahun 2015, SOP di puskesmas sudah ada telah disiapkan di masing-masing ruangan hansani zer yang
namun penerapannya masih belum op mal. Dalam penyiapan dapat digunakan se ap selesai pelayanan menggunakan
puskesmas yang bermutu (terakreditasi) telah tersedia berupa handsani zer sebelum melanjutkan pelayanan berikutnya serta
SOP dalam pengelolaan lingkungan dan pelayanan kesehatan diruang
lainnya. Berdasarkan observasi di lapangan sudah dapat dilihat pelayanan juga sudah diberikan westafel.
berupa kebijakan dan SOP. Kebijakan yang ada ini belum semua Pada awalnya sulit menerapkan budaya cuci tangan ini namun
petugas yang membacanya dan kurangnya sosialisasi tentang dengan diketahuinya risiko dari penularan dan penyebaran
penyelenggaraan PPI yang berbasis lingkungan, dan terlihat dari Covid-19 serta adanya SOP puskesmas terutama bagi petugas
pengetahuan petugas masih kurang tentang pengelolaan limbah yang kontak langsung dengan pasien yang terkonfirmasi posi f
B3 medis dan limbah limbah medis lainnya. sudah merasakan bahwa cuci tangan sangat pen ng dalam
2. Sumber Daya Manusia (SDM) memutus rantai penularan covid-19. Sumber air yang digunakan
SDM dalam pelaksanaan PPI sudah dibentuk berupa m PPI untuk cuci tangan berasal dari air PDAM dan sumber air lancer, di
yang terdiri dari dokter, perawat, dan petugas sanitasi. Untuk beberapa puskesmas ditemukan tempat cuci tangan yang dak
pengelolaan lingkungan lebih banyak berperan petugas sanitasi berfungsi namun sudah disediakan hand sani zer untuk
dan cleaning service, dari observasi sudah ditemui ada SK Tim, mengatasi masalah tersebut.
namun masih ada yang tugas rangkap. 2. Alat Pelindung Diri (APD)
3. Sarana dan Prasarana Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan pen ngnya segala
Dari observasi dan penjelasan dari petugas sudah tersedia bentuk pencegahan penularan penyakit, oleh karena kemenkes
tempat cuci tangan pada pelayanan di puskesmas namun belum mengeluarkan petunjuk teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam
se ap ruangan, tempat pembuangan limbah juga sudah ada menghadapi Covid-19 bagi petugas kesehatan. Karena pen ng
pada se ap ruangan dengan dua jenis bak yaitu untuk limbah untuk menyadari bahwa individu yang paling berisiko terinfeksi
medis dan limbah umum, disamping itu juga tersedia untuk Covid-19 adalah petugas yang mengalami kontak erat atau
benda tajam. Penyediaan desinfektan, masker, hazmat telah merawat pasien dengan pasien Covid-19 atau Orang tanpa gejala
disediakan bagi petugas lapangan yang harus kontak langsung (OTG) karena saat dilakukan pengobatan dan perawatan dak
dengan pasien covid, Untuk pengelolaan limbah B3 layanan diketahui bagaimana kondisi pasien tersebut. Permasalahn yang
kesehatan sudah ada bak penyimpanan yang masih sederhana, sering kita dengar baik secara nasional maupun ngkat
dan limbah medis di simpan dulu dan apabila sudah da ng pihak Kabupaten/kota bahwa APD bagi petugas ini terbatas dan APD
ke ga yang berlokasi di Dinas Kesehatan Kabupaten X, maka berupa pakaian hazmat, sarung tangan, maupun masker yang
limbah medis ini diantarkan dengan kenderaan ambulan, jadi belum sesuai dengan standar nasional bagi petugas kesehatan.
untuk penyimpanan belum sesuai dengan PERMEN LH No 56 Saat peneli an di puskesmas ditemukan sudah adanya APD yang
tahun 2015, karena limbah baru dijeput setelah 3 bulan lebih, digunakan petugas dan sesuai dengan jumlah nakes, untuk
begitu juga alat transportasi belum memenuhi persyaratan petugas pelayanan memakai baju kain yang bisa dicuci dan
kesehatan. Sebagian sampah umum di kelola oleh pemerintah digunakan ulang sedangkan untuk petugas swab menggunakan
daerah, dan sebagian lagi masih di kelola oleh puskesmas berupa APD berupa hazmat, sarung tangan dan masker. APD sudah
di kubur di tanah maupun ada yang di bakar, karena dak dikelola sesuai dengan standar yang disarankan.
pemerintah daerah karena daerah yang cukup jauh. 3. Pengelolaan limbah
4. Dana Limbah yang selama ini sudah menjadi permasalahan yang
Dana khusus untuk pengelolaan limbah B3 layanan kesehatan terjadi di puskesmas terutama dalam pengelolaan limbah B3
digunakan untuk pembayaran piha ke ga, sudah ada kebijakan layanan kesehatan, semua puskesmas di Kabupaten X dak
sebanyak Rp. 25.000/kg yang dijemput paling cepat 1x ga bulan memiliki inseneator sehingga pengelolaan diserahkan kepada
dan bahkan ada sampai enam bulan sekali. Dana pengelolaan pihak ke 3. Sebelum terjadinya Covid-19, limbah medis volume
limbah puskesmas berasal dari dana BLUD yang dikelola dana nya masih sedikit, tetapi sejak adanya Covid-19 terjadi
sendiri oleh puskesmas dan dikoordinir oleh Dinas Kesehatan peningkatan jumlah limbah medis, hal ini tentu meningkatkan

h p://jurnal.htp.ac.id
Luthfil Hadi Anshari, et al
Analysis of Environmental Health-Based Infec ous Disease Control and Preven on in the Era of the Covid-19 Pandemic
Analisis Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Infeksi Berbasis Kesehatan Lingkungan Dalam Era Pandemi Covid-19
126

tanggung jawab puskesmas terhadap pengelolaan limbah sejalan dengan peneli an yang dilakukan oleh (Madjid and
puskesmas. Limbah tambahan setelah Covid-19 ini berasal dari Wibowo, 2017) 56 % responden menunjukkan ngkat
penggunaan APD dan pengambilan alat labor dari rapid test dan pengetahuan yang kurang. WHO menempatkan pengetahuan
PCR serta kegiatan imunisasi yang baru-baru ini dilaksanakan. melalui pendidikan dan pela han sebagai salah satu komponen
Pengelolaan limbah medis ini menggunakan alat khusus yang pen ng dari upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. IFIC
harus sesegera mungkin dilakukan pemusnahannya. Sementara (2011) mengemukakan pada analisis risiko munculnya HAIs
pihak ke 3 menjemput limbah sekali ga bulan bahkan dilakukan bahwa kurangnya pengetahuan merupakan salah satu faktor
lebih dari ga bulan. Limbah pengangkutan dari puskesmas ke kesalahan yang sering terjadi, yang biasanya didapatkan pada
lokasi pihak ke ga dilakukan menggunakan ambulan puskesmas fasilitas pelayanan kesehatan dimana pela han dan pengawasan
dikarenakan akses jalan yang dak memungkinkan penjemputan kurang mendapatkan perha an Oleh karena itu perlu
sampah medis ke puskesmas, Kantong untuk limbah medis peningkatan pengetahuan petugas kesehatan di puskesmas agar
ditemukan saat observasi masih belum tersedia dikarenakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi bisa terlaksana
masih ditemukan tong sampah yang dak memiliki kantong dengan baik.
plas k kuning, untuk TPS limbah medis di puskesmas sudah ada Input
namun belum sesuai dengan Permen LHK 56 tahun 2015 karena Pelaksanaan pengendalian dan pencegahan penyakit infeksi
masih ditemukan TPS yang dak memiliki tanda informasi dan berbasis kesehatan lingkungan dalam era pandemi Covid-19 di
TPS. puskesmas wilayah kerja dinas kesehatan Kabupaten X telah
4. Pengendalian Lingkungan dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku yakni Permenkes no
Pengendalian lingkungan dipuskesmas sudah dilakukan 27 tahun 2017 dan Permen LHK no 56 tahun 2015. Selain itu,
dalam bentuk upaya menjaga kualitas udara, kualitas air dan kebijakan juga sudah dikeluarkan oleh kemenkes terkait
permukaan lingkungan serta desain dan konstruksi bangunan kebijakan tentang PPI yakni Permenkes RI No 27 Tahun 2017
yang ada di puskesmas. Kebersihan ruangan dan lapangan Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
dilakukan oleh cleaning service yang ada di puskesmas yang fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dibuk kan dari telah
berjumlah 1-2 orang. Secara umum kualitas udara, kualitas air adanya m PPI di puskesmas, tersedianya fasilitas kebersihan
dan permukaan lingkungan serta desain dan konstruksi tangan untuk pengunjung dan petugas, tersedianya APD untuk
bangunan yang ada di puskesmas sudah baik dan perlu petugas kesehatan dan petugas kebersihan, adanya pengelolaan
di ngkatkan lagi dengan memperha kan sarana dan prasarana limbah yang dilakukan puskesmas dan TPS yang ada dipuskesmas
penunjangnya. serta adanya promosi kesehatan untuk pencegahan dan
Output pegendalian penyakit infeksi kepada pengunjung dan petugas
Analisis pengendalian dan pencegahan penyakit infeksi kesehatan berupa leaflet dan spanduk sebagai himbauan kepada
berbasis kesehatan lingkungan dalam era pandemi Covid-19 di pengunjung dan masyarakat dalam pencegahan penularan
puskesmas wilayah kerja dinas kesehatan Kabupaten X tahun penyakit infeksi dan Covid-19. Komunikasi risiko pada fasilitas
2021 didapatkan hasil bahwa sudah diterapkannya pengendalian pelayanan kesehatan diperlukan agar petugas kesehatan dapat
dan pencegahan penyakit infeksi berbasis kesling di Puskesmas terhindar dari berbagai infeksi. tenaga kesehatan berperan
Kabupaten X diantaranya penggunaan APD, menjaga kebersihan pen ng dalam memberikan tanggap terhadap wabah COVID-19
tangan, melakukan pengelolaan limbah dan pengendalian dan menjadi tulang punggung pertahanan suatu negara untuk
lingkungan. Namun dalam pelaksanaannya masih belum sesuia membatasi atau menanggulangi penyebaran penyakit. Di garis
dengan pengelolaan limbah medis sesuai Permen LHK No 56 terdepan, tenaga kesehatan memberikan pelayanan yang
tahun 2015. dibutuhkan pasien suspek dan terkonfirmasi COVID-19, yang
seringkali dijalankan dalam keadaan menantang. Petugas
PEMBAHASAN berisiko lebih nggi terinfeksi COVID-19 dalam upayanya
Pengetahuan melindungi masyarakat lebih luas. Petugas dapat terpapar
Pengetahuan petugas kesehatan sudah baik karena petugas bahaya seper tekanan psikologis, kelelahan, kele han mental
sudah memiliki pengetahuan tentang pengendalian dan atau s gma.(World Health Organiza on Western Pasific Region,
pencegahan penyakitn infeksi berbasis kesehatan lingkungan. 2020)
Namun masih ditemukan beberapa pengetahuan petugas yang Hal ini sejalan dengan peneli an yang dilakukan oleh (Manila
kurang diantaranya pelaksanaan Tim PPI di Puskesmas, dan Sarto, 2017) sarana prasarana limbah medis melipu tempat
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah sampah limbah medis dan non medis, kantong plas k untuk
seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. penyimpanan limbah, tempat penampungan sementara, sapu,
Pengetahuan mendasari terbentuknya suatu ndakan. Hal ini dan IPAL (instalasi pembuangan air limbah). Peralatan untuk

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 8, No. 1
127 April 2022

pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan yang dan sabun untuk pengunjung yang datang ke Puskesmas, begitu
dig-nakan adalah tempat sampah berkode, wadah plas k juga se ap petugas telah disiapkan di masing-masing ruangan
berwarna, safety box, wheelbin, dan TPS. SOP PPI dalam masa handsani zer yang dapat digunakan se ap selesai pelayanan.
pandemic tentu berbeda dengan sebelum pandemic seper yang Pedoman cuci tangan pakai sabun yang benar juga sudah
dijelaskan oleh perdalin bahwa saat pandemi seper pemakaian terdapat pada website kementerian kesehatan dan permenkes
APD sesuai risiko dan lebih di ngkatkan kualitas APD yang ada tentang PPI.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020)
serta dapat memberikan perlindungan dari serangan virus Covid- Indikator lain dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
19.(Satari, 2020) adalah Alat Pelindung Diri (APD), APD puskesmas sudah
Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 di puskesmas dengan menyediakannya dengan 2 jenis APD yang bisa digunakan ulang
PERMEN LH No. 56 tahun 2015, namun secara pelaksanaan di dan sekali pakai, dan untuk saat ini APD sudah tersedia dengan
se ap puskesmas, masih banyak puskesmas yang belum sesuai baik dan lengkap. Indikator selanjutnya yaitu pengelolaan
dengan peraturan tersebut. Untuk jenis limbah yang dihasilkan limbah, dise ap fasilitas pelayanan kesehatan harus mampu
se ap ruangan itu berbeda ada limbah medis dan non medis. melakukan minimalisasi limbah yaitu upaya yang dilakukan untuk
Penyediaan safety box dan pemilahan sampah medis dan non mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara
medis di puskesmas sudah tersedia dengan baik. Tenaga mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah
kesehatan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle). Tujuan pengelolaan
B3 di puskesmas yaitu tenaga sanitarian dimana se ap limbah adalah melindungi pasien, petugas kesehatan,
puskesmas memiliki satu-dua orang tenaga sanitarian dalam pengunjung dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
pengelolaan limbah B3. Pengelolaan limbah B3 sudah berjalan kesehatan dari penyebaran infeksi dan cidera serta membuang
dengan sesuai kebijakan dan SOP sesuai dengan tahapan bahan-bahan berbahaya (sitotoksik, radioak f, gas, limbah
pengelolaan limbah dan sudah adanya di beri penglabelan serta infeksius, limbah kimiawi dan farmasi) dengan aman. SOP PPI
TPS yang disediakan untuk penyimpanan limbah B3 namun dalam masa pandemic tentu berbeda dengan sebelum pandemic
penerapannya masih belum op mal. Peneli an yang dilakukan seper yang dijelaskan oleh perdalin bahwa saat pandemi seper
oleh (Manila and Sarto, 2017; Yolarita and Kusuma, 2020) di pemakaian APD sesuai risiko dan lebih di ngkatkan kualitas APD
Kabupaten Bantul menyatakan bahwa penanganan limbah medis yang ada serta dapat memberikan perlindungan dari serangan
di Bantul mengiku Peraturan Presiden. Peraturan menyebutkan virus Covid-19. (Satari, 2020)
bahwa penghasil limbah B3 wajib melakukan pengumpulan dan Puskesmas yang ada di Kabupaten X sudah melakukan
pengolahan limbah dan apabila dak dapat dilakukan, wajib pengolahan limbah medis sesuai dengan kebijakan dan SOP
untuk menyerahkan ke pengelola limbah B3 yang berizin. Hal ini namun masih ada beberapa dari puskesmas yang belum sesuai
menunjukkan bahwa belum op malnya Puskesmas di Kabupaten dengan dengan Peraturan (Kementerian Lingkungan Hidup,
X dalam mengatasi limbah medis. 2015) karena kondisi lokasi tempat puskesmas. Beberapa
Secara umum, kebijakan yang ada ini belum semua petugas puskesmas di Kabupaten X juga telah memiliki coldstorange
yang membacanya dan kurangnya sosialisasi tentang untuk penyimpanan limbah medis dan puskesmas juga telah
penyelenggaraan PPI yang berbasis lingkungan, dan terlihat dari menggunakan IPAL dalam pengelolaan limbah cair yang ada di
pengetahuan petugas masih kurang tentang pengelolaan limbah puskesmas. Puskesmas telah melakukan kerja sama dengan
B3 medis dan limbah limbah medis lainnya. Oleh karena itu pihak ke ga yang di kelola oleh dinas kesehatan Kabupaten X
diperlukan sosialisasi dan pela han terkait penyelenggaraan PPI dalam pengelolaan limbah medis. Pengangkutan limbah medis di
di puskesmas. lakukan sekali dalam ga bulan dan dilakukan penimbangan
Proses limbah medis se ap kali pengangkutan, limbah yang diangkut
Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan dari puskesmas ke lokasi pihak ke ga dilakukan menggunakan
menggunakan sabun dan air mengalir tangan jelas kotor atau ambulan puskesmas dikarenakan akses jalan yang dak
terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-based memungkinkan penjemputan sampah medis ke puskesmas,
handrubs)/handsani zer bila tangan dak tampak kotor. Kuku Kantong untuk limbah medis ditemukan saat observasi masih
petugas harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku belum tersedia dikarenakan masih ditemukan tong sampah yang
palsu, tanpa memakai perhiasan cincin. Semua Puskesmas di dak memiliki kantong plas k kuning, untuk TPS limbah medis di
Kabupaten X sudah menerapkan kebiasaan cuci tangan bagi puskesmas sudah ada namun belum sesuai dengan Permen LHK
petugas dan pengunjung puskesmas dan dinas kesehatan di 56 tahun 2015 karena masih ditemukan TPS yang dak memiliki
Kabupaten X. Langkah ini mendukung protokol kesehatan yang tanda informasi dan TPS. Puskesmas juga sudah memiliki TPS
disarankan oleh pemerintah dalam rangka pencegahan namun TPS masih belum sesuai dengan peraturan yang berlaku
penularan Covid-19. Puskesmas telah menyediakan air bersih serta proses pengangkutan limbah lebih dari 3 bulan sementara

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Luthfil Hadi Anshari, et al
Analysis of Environmental Health-Based Infec ous Disease Control and Preven on in the Era of the Covid-19 Pandemic
Analisis Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Infeksi Berbasis Kesehatan Lingkungan Dalam Era Pandemi Covid-19
128

beberapa puskesmas belum memliki cold storage. Hal ini sejalan


DAFTAR PUSTAKA
dengan peneli an yang dilakukan Suyatmi, 2018 di Puskesmas
Prembun bahwa pelaksanaan pengelolaan limbah sudah sesuai Aryani (2020) WHO: Satu dari Tujuh Infeksi COVID-19
dengan pedoman PPI dari proses iden dikasi sampai Terjadi Pada Petugas Kesehatan, Anatara News.
Ava i l a b l e at :
pembuangan(Suyatmi, 2018).
h ps://www.antaranews.com/berita/1732442/wh
Indikator terakhir adalah pengendalian lingkungan,
o-satu-dari-tujuh-infeksi-covid- 19-terjadi-pada-
dipuskesmas Kabupaten X sudah dilakukan dalam bentuk upaya petugas-kesehatan.
menjaga kualitas udara, kualitas air dan permukaan lingkungan Hadiyanto, S. and Tu , I. (2021) ‘Dukungan Manajemen
serta desain dan konstruksi bangunan yang ada di puskesmas. Puskesmas Terakreditasi di Era Pandemi Covid-19
Kebersihan di Puskesmas di lakukan oleh cleaning service yang t e r h a d a p I m p l e m e n t a s i Pe n c e ga h a n d a n
ada di puskesmas yang berjumlah 1-2 orang. Secara umum Pengendalian Infeksi di Puskesmas Kota Jayapura’, 5,
kualitas udara, kualitas air dan permukaan lingkungan serta pp. 1216–1229.
desain dan konstruksi bangunan yang ada di puskesmas sudah Hamzah, H. (2008) ‘Manajemen Penyakut Lingkungan
baik dan perlu di ngkatkan lagi dengan memperha kan sarana Berbasis Wilayah’, Jurnal Manajemen Pelayanan
dan prasarana penunjangnya. Peneli an yang dilakukan di Kesehatan, 12(04), pp. 113–173.
Puskesmas Kota Jayapura menyatakan bahwa penyediaan sarana Kasnodihardjo, Prasodjo, R. and Musadad, D. A. (2009)
dan prasarana meningkatkan pertumbuhan kinerja dan mutu ‘Gambaran Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan
pelayanan sehingga PPI di Puskesmas dapat dihindari.(Hadiyanto
Penularan dan Upaya Pengendalian Penyakit
Berbasis Lingkungan di Kabupaten Sukabumi,
and Tu , 2021)
Provinsi Jawa Barat’, Jurnal Ekologi Kesehatan, 8(4).
Output
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
Berdasarkan wawancara, didapatkan hasil pengendalian dan Peraturan Menteri Kesehatan No 27 Tahun 2017.
pencegahan penyakit infeksi berbasis kesehatan lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020.
dalam era pandemi Covid-19 di puskesmas wilayah kerja dinas Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun, Kesehatan
kesehatan Kabupaten X tahun 2021 sudah diterapkan sesuai L i n g k u n g a n . A v a i l a b l e a t :
peraturan, diantaranya telah penggunaan APD, menjaga h ps://kesmas.kemkes.go.id.
kebersihan tangan, melakukan pengelolaan limbah dan Kementerian Lingkungan Hidup. 2015. Permen LHK Nomor
pengendalian lingkungan. Namun dalam pelaksanaannya masih 56 Tahun 2015, Tata Cara Dan Persyaratan Teknis
belum sesuia dengan pengelolaan limbah medis sesuai Pengelolahan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Permenkes no 27 Tahun 2017 dan Permen LHK No 56 tahun 2015. Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, 3, pp.
103–111.
KESIMPULAN Madjid, T. and Wibowo, A. 2017. Analisis Penerapan
Sudah terlaksana dan diterapkan upaya pengendalian dan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
pencegahan penyakit infeksi berbasis kesehatan lingkungan Ruang Rawat Inap RSUD Tebet Tahun 2017, Arsi, 4(1),
dalam era pandemi Covid-19 di puskesmas wilayah kerja dinas pp. 57–68.
kesehatan Kabupaten X Tahun 2021. Upaya yang dilakukan sudah Manila, R. L. and Sarto, S. 2017. Evaluasi sistem
sesuai pedoman PPI dan Permen LHK No 56 tahun 2015. Namun
pengelolaan limbah medis Puskesmas di wilayah
Kabupaten Bantul, Berita Kedokteran Masyarakat,
dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan pengelolaan
33(12), p. 587. doi: 10.22146/bkm.25948.
limbah medis sesuai Permenkes no 27 Tahun 2017 dan Permen
Purnama, S. G. 2016 ‘Buku Ajar Penyakit Berbasis
LHK No 56 tahun 2015tahun 2015 tentang pengelolaan limbah Lingkungan’, Ministry of Health of the Republic of
medis layanan kesehatan. Untuk diperlukan keterlibatan lintas Indonesia, p. 112.
sector yaitu Puskesmas, Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Rismayan , M. and Hardisman, H. 2019 ‘Gambaran
Hidup untuk meningkatkan pelaksanaan sesuai dengan Pelaksanaan Program Pencegahan dan
peraturan terkait. Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Umum X Kota
Ucapan Terima Kasih Y’, Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1), p. 182. doi:
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah 10.25077/jka.v8i1.989.
membantu selama proses peneli an ini. Ucapan Satari, I. H. (2020) ‘Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
terimakasih ini secara khusus kami persembahkan kepada FKTP’, Perdalin INASIC, pp. 1–59.
Kabupaten X dan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAND
yang telah memberikan kesempatan kepada peneli untuk
melaksanakan peneli an ini.

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 8, No. 1
129 April 2022

Sep ani, A. 2020 Studi: Banyak Petugas Kesehatan


Terinfeksi Corona Tapi Tak Bergejala, De k Health.
Available at: h ps://health.de k.com/berita-
de khealth/d- 5184291/studi-banyak-petugas-
kesehatan-terinfeksi-corona-tapi-tak-bergejala.
Silalahi. 2010. Metode Peneli an Sosial. PT Refika Aditama.
Sugiyono. 2016. Metode Peneli an Kuan ta f dan R&D.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sundoro, T. 2020. ‘Program Pencegahan dan Pengendalian
Healthcare Associated Infec ons (Hais) di Rumah
Sakit X’, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala,
2(2), p. 25. doi: 10.32585/jikemb.v2i2.986.
Suyatmi. 2018. ‘Analisis Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas Prembun
Kebumen’, Tesis.
World Health Organiza on (WHO). 2016. ‘Health care
without avoidable infec ons: the cri cal role of
infec on preven on and control’.
World Health Organiza on Western Pasific Region. 2020.
‘Materi Komunikasi Risiko COVID-19 untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan’, World Health Organiza on,
pp. 1–11.
Yolarita, E. and Kusuma, D. W. 2020. ‘Pengelolaan Limbah
B3 Medis Rumah Sakit Di Sumatera Barat Pada Masa
Pandemi Covid-19 Hospital Medical Waste
Management in West Sumatera during COVID-19
Pandemic’, Jurnal Ekologi Kesehatan, 19(3), pp.
148–160.

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS

You might also like