You are on page 1of 5
ae Panduan Praktik Klinis oa SMF Iimu Kesehatan Kulit dan Kelamin aH RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO. Reaksi Kusta tipe Il (ICD-10: L.52) Pengertian (Definisi) ‘Adalah reaksi kusta yang disebabkan saat sejumiah besar bakteri Mycobacterium leprae mati dan didegradasi bertahap oleh tubuh sebab protein dari M.leprae yang mati dapat memicu reaksi alergi. Reaksi tipe 2 disebut juga Ertema Nodosum Leprosum (ENL) Anamnesis ‘« Riwayat pengobatan kusta Belum/ Sedang/ Pemah/ RFT/ RFC © Waktu / Durasi pengobatan kusta: ...../d..... /.....bulan (Umumnya terjadi pada 3 tahun pertama setelah terapi kusta dimulai, meskipun bisa juga terjadi pada fase awal pengobatan Riwayat Reaksi kusta sebelumnya: Pernaty Tidak pernah Keluhan timbulnnya benjolan baru diluar lokasi lesi kusta Keluhan Demam Keluhan kelemahan menyeluruh (General Malaise) Keluhan pada organ mata (gangguan penglinatan, nyeri, merah, fotofobi) Keluhan keterlibatan organ lain (sendi,testis) Pemeriksaan Fisik 1.Keadaan umum + Lemah * General malaise 2. Vital sign © Suhu tubuh diatas batas normal (Demam) 3.Kulit ‘* Nodul baru terletak dibawah permukaan kulit, berwarna merah dan nyeri pada lokasi diluar lesi kusta + Jumiah Nodul bervariasi bisa beberapa maupun banyak ‘« Lokasi: Terutama pada ekstremitas dan lebih jarang pada tubuh 4.Mata * Tanda dan gejala Iritis - Konjunctiva eritema ~ Pupil irregular dan menyempit ~ Tes Fotofobi (Keluhan nyeri pada mata pasien saat dipaparkan pada cahaya) Kriteria Diagnosis 1. Pasien Kusta tipe MB 2. Reaksi Ringan’ «Hanya pada kulit (kecuali kulit yang melapisi saraf besar dan wajah) © Demam ringan Edema ringan pada ekstremitas 3, Reaksi Berat: ‘Nyeri atau pembesaran saraf Berkurangnya rasa sensori yang baru timbul Kelemahan otot yang baru timbul Reaksi pada kulit yang melapisi saraf besar Reaksi pada kulit wajah Tanda inflamasi pada mata Edema berat pada ekstremitas Panduan Praktik Klinis ‘SMF IImu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr Soetomo Surabaya seu sagan on Dr. SOETOMO Reaksi Kusta tipe Il (ICD-10: L.52) + Keterlibatan organ lain (sendi, testis, kelenjarlimfe) + Ulserasi pada lesikulit Diagnosis Kerja Eritema Nodosum Leprosum Diagnosis Banding Reaksi akibat obat Penyebab lain reaksi Streptococcus B hemolyticus) Relaps Eritemanodosum yang disebabkan oleh tuberkulosis, infeksi Streptococcus dan obat Demam reumatik Penyakit kulit bulosa (bullous disease) (untuk ENL bulosa) Pioderma gangrenosum (untuk ENL dengan ulserasi) Keganasan (ENL kronis) pe lamasi (misalnya: Infeksi kulit setempatkarena ONDA ae Pemeriksaan Penunjang No Pemeriksaan Rekomendasi GR_|_ Ref la 1A [4-7 Pemeriksaan hapusan kul untuk bakteri tahan asam Biopsi Pemeriksaan sitologi Sehgal Pemeriksaan neuroelectrophysiology 20 | 47 28 | 4-7 28 [47 alos) NIN|S) Terapi No Terapi Rekomenda | GR | Ref si | Reaksi ringan | Analgetik/antipireti« i iA 17 ‘MDT diteruskan dosis tetap 1 1A 17 o| Menghindari/menghilangkan — faktor | ¢ 4A 17 pencetus 2_| Reaksi berat AnalgetiK/antipiretik i 7A 17 MDT diteruskan dosis tetap 4 1A 17 Menghindari’ -menghilangkan — faktor | 1 1A +7 pencetus Pemberian prednison sesuai dengan | 1 7A 17 ‘skema( lihat algoritma) Bila berulang, tambahkan lamprene lihat | 7 iA 17 algoritma) 3_| Monitoring terapi Efek samping steroid jangka panjang | 7 iA 17 contoh: moonface, ginekomasti, striae dil) Edukasi 1, Penjelasan tentang penyakitnya 2. Penjelasan tentang terapinya 3. Penjelasan perlunya terapi untuk keadaan patologis lain saat terapi steroid Panduan Praktik Klinis wea ‘SMF limu Kesehatan Kulit dan Kelamin a) RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr. SOETOMO. Reaksi Kusta tipe Il (ICD-10: L.52) Algoritma MH reaksittipe 2 — Reaksiringan Reaksi berat = Nodul : merah, panas, nyeri = Nodul : Merah, panas, nyeri yang = Tanpa neuritis bertambah parah sampai pecah = Tanpa demam — Neuritis —Demam ~ Gangguan organ lain: + Mata: Iridocyciitis += Testis: Epididimoorchitis * Ginjal: Nefritis, ‘+ Kelenjar limfe: Limfadenitis * Gangguan pada tulang, hidung dan tenggorokan _ Terapi Terapi — Istirahat = Istirahat ~ Analgetik/ antipiretik ~Analgetik/ antipiretik MDT diteruskan ~ MDT diteruskan = Hindari faktor pencetus — Hindari faktor pencetus ~ Berikan prednisone sesuai skema 2 minggu pertama : 40 mg/hr (1x8 tab) =2minggu kedua 30 mg/hr (1x6 tab) 2 minggu ketiga _: 20 mgfhr (1x4 tab) ~2 minggu keempat : 15 mg/hr (1x3 tab) = 2minggu kelima —: 10 mg/hr (1x2 tab) : = 2 minggu keenam_: 5 mg/hr (1x1 tab) Dengan pemberian dosis standar WHO, kesembuhan dapat tidak tercapai dan sering terjadi rekurensi, Durasi pemberian steroid yang lama dapat memberikan perbaikan yang lebih baik dan bertahan lebih lama. Pada sebuah studi acak membandingkan pemberian prednisolone 30 mg yang diturunkan dosisnya dalam 20 minggu jauh lebih baik dibandingkan dengan pemberian predsinolon 60 mg yang diturunkan dalam 12 minggu Bila ENL berulang : Tambahkan lamprene Dosis Lamprene * Bulan Idan Il: 300mg/hari + Bulan Ill dan IV : 200mg/hari + Bulan V dan VI : 100mg/hari Pemberian: + Pagi sesudah makan + Dosis tunggal, bila terpaksa (gangguan Gl track) diberikan dosis terbagi + Bila diperiukan dapat digunakan kortikosteroid jenis lain dengan dosis yang setara dan penurunan dosis secara bertahap juga. Panduan Praktik Klinis wie SMF limu Kesehatan Kulit dan Kelamin a RSUD Dr Soetomo Surabaya nn Sao AER Dr. SOETOMO Reaksi Kusta tipe Il (ICD-10: L.52) Prognosis ‘Ad Vitam (Hidup) Dubia ad bonam ‘Ad Sanationam (sembuh) Dubia ad bonam ‘Ad Fungsionam (fungsi) Dubia ad bonam Penelaah Kritis Dr. dr. M.Yulianto Listiawan, SpKK(K) Prof. Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, SpkK(k) dr. Medhi Denisa Alinda, SpKK dr. Bagus Haryo Kusumaputra, SpKK BoNe Indikator Medis Lesi menjadi tenang Nyeri saraf berkurang Keluhan berkurang Kepustakaan 1. Rea TH, Modlin RL. Leprosy. In : Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell D, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in’ General Medicine.7® ed. newYork:MoGraw-Hill,2008,P. 1786-1796. Kemenkes RI. Buku Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta. 2007. Jopling W.H. Hand Book of Leprosy.5%ed New Delhi : CBS. Published & Distributor. 1996.p.1-53,92-100. 4. Report of the International Leprosy Association Technical Forum, 25-28 February 2002, Paris France Hasting Robert C. Eds. Leprosy, 2" ed. Churchil Livingstone, Edinburg, 1994. WHO Expert Committee on Leprosy. 8th report. Geneva, 2010 Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), Pedoman Praktik Klinis. Jakarta.2017 Noe ‘Surabaya, 9 Februari 2020 ie Ketua SMF Keseh: r Kulit dan Kelamin Dr. Ahmad Lefi, dr. NIP. 196106041988031006 Direktur ID Dr Sor fl Kal aia. way [9640620199003 100: Panduan Praktik Klinis SMF limu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr SOETOMO Reaksi Kusta tipe Il (ICD-10: L.52) Keterangan: 1. GR: Grade of Recommendation sesuai Buku Pedoman Penyusunan Clinical Guideline RSUD Dr. ‘SoetomoTahun 2017. 2. Ref: Referensi yaitu nomor urut referensi sesuai dengan daftar referensi yang tertulis pada kolom Kepustakaan

You might also like