You are on page 1of 36
1. Menghitung kapasitas aktual Untuk menghitung kapasitas aktual maka tergantung pada ukuran-mangkok pembawa material yang ada pada setiap alat, misalnya blade pada Bulldozer, bucket pada Excavator dan Wheel Loader, bak pada Dump Truk dan lain sebagainya Kapasitas aktual dihitung dalam satuan (m*). Menghitung waktu siklus ‘Waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk merampungkan satu siklus pekerjaan, Total waktu siklus terdiri dari waktu tetap dan waktu tidak tetap dalam satuan (menit atau detik). 3. Menghitung Produksi Kerja Kasar (PKK) Produksi kerja kasar adalah produksi kerja yang dapat dihasilkan oleh alat berat dalam satu jam tanpa memperhitungkan faktor-faktor koreksi dan faktor-faktor efisiensi dalam satuan (m‘/ jam). Untuk menghitung produksi kerja kasar maka isi aktual (hasil dari perhitungan langkah 1) dikalikan dengan jumlah siklus perjam (60 menit dibagi total waktu siklus dalam menit). 4. Menghitung Produksi Kerja Aktual (PKA) Produksi kerja aktual_merupakan produksi kerja yang dapat dihasilkan oleh alat berat dalam satu jam dengan memperhitungkan seluruh faktor-faktor koreksi dan faktor-faktor efisiensi yang ada dalam satuan (m*/ jam). Perhitungan produksi kerja aktual didapat dari perhitungan produksi kerja kasar dikalikan dengan faktor-faktor koreksi dan faktor-faktor efisiensi. Dari keempat prinsip dasar diatas dapat dirangkum dalam satu rumus produksi kerja yang umum digunakan y Q=qxNxE Keterangan: Q = produksi kerja per jam (m3/jam) = produski kerja per siklus (m*) 60 menit/jam No = jumlah siktus = +o waktu situs (menit) E — =efisiensi kerja 3. 2 dari 69 halaman Klasifikasi fungsional alat berat merupakan pembagian berdasarkan fungsi-fungsi utama alat tersebut. Berdasarkan fungsinya alat berat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain’ 1. Alat Pengolah Lahan Kondisi Jahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada Iahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan Jahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer (Gambar 3.1). Pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper, sedangkan untuk pembentukan permukaan agar rata selain dozer dapat menggunakan motor grader (Gambar 3.3).. Bulldozer Produktivitas dozer sangat tergantung pada ukuran blade, ukuran traktor dan jarak tempuh, Perhitungan produktivitas ditentukan dari volume tanah yang dipindahkan dalam | siklus dan jumlah siklus dalam 1 jam pengoperasian, Gambar 3.1 Bulldozer a) Menghitung kapasitas blade aktual Kapasitas blade aktual merupakan blade Bulldozer yang melakukan pekerjaan penggusuran, Besarnya kapasitas blade aktual sama dengan besarnya volume gusur yaitu volume material yang dapat digusur Bulldozer dalam satu siklus kerja. Untuk menghitung volume gusur ini beberapa anggapan yang mendekati kondisi Japangan adalah bahwa bentuk material yang berada didepan blade pada saat dilakukan penggusuran adalah prisma bersisi tiga dimana kemiringan material pada saat_penggusuran didasarkan pada kemiringan material yang ditumpuk dalam blade dan bentuk material setiap kali penggusuran dianggap sama. Prinsip ini dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut. Gambar 3.2 Gambaran Bentuk Blade Bulldozer ‘Volume prisma segitiga = % AB x AC x AD Dimana AB = 2 AC dengan anggapan bahwa tanah menggulung di depan blade dengan jumlah maksimal, jika tanah sudah sampai setinggi blade akan jatuh kedepan sebanding dengan 2 : 1, sehingga: Volume Prisma Segitiga menjadi =%x 2AC x AC x AD =AC?x AD =HxL Namun jika anggapan tanah yang jatuh kedepan sebanding dengan 1,6: 1, maka AB = 1,6 AC dan volume prima segitiga menjadi: =%x 16ACx ACx AD =0,8 AC?x AD = 08H xL Keterangan: H = Tinggi blade (m) L = Lebar blade (m) Pada tabel 3.1 berikut dapat dilihat ukuran blade yang umum digunakan, ‘Tabel 3.1 Ukuran blade bulldozer ‘Ukuran Blade (m) Model Alat Fingal Gay | babar DAE4A 0,710 3,12 DS5B5A 0,855 3,63 DeD/6A 0.910 3,90 D6D/6S 1,128 3,20 DIG7A 0.970 427 DIGS 1,270 3,66 DIGTU 1.270 3.81 DS8L/8sU 1,803 417 D8N/8A 1,162, 4,96 DS8N/8SU_ 1,690 3,94 D8N/8U 1,740 426 DON/ISU 1,815 432 D9NAU 1,810 4,66 DION/1OSU 2,050 4,86 DION/10U 2,050 5,26 DILN/ISU 2,310 5,60 DINU 2,310 6.36 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) ) Menghitung waktu siklus Waktu siklus dari Bulldozer adalah waktu gusur, waktu kembali dan waktu tetap. Waktu gusur adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan penggusuran, dapat dihitung dengan rumus cu = tarak gusur (mm) Waktu gusur = Fecepatan gusur (m/jam) Jarak kembati (m) ‘Wala kembalt * Kecepatan kembali (m/jam) ‘Waktu tetap merupakan waktu yang diambil konstan pada setiap pengoperasian Bulldozer, misalnya dalam menentukan waktu percepatan dan perlambatan Pada tabel berikut 3.2 berikut dapat dilihat tingkatan gigi dan kecepatan Bulldozer. Tabel 3.2 Gigi dan Kecepatan Bulldozer ‘Kecepatan (km/jam) Model ca Gigi maju Gigi mundur Alat 1 2 3 1 2 3 DAE 3,40 6,00 9,50 4,00 7,10 140 DSB 3,50 610 | 10,10 | 4,20 7.40 12,20 Dep 400 | 690 | 10.80 | 4,80 340 | 12,90 D6E 400 | 690 | 10380 | 4,80 340 | 12,90 DIG 3,70 660 | 10,00 | 4,50 7,90 12,20 DSL. 3,90 680 | 1190 | 4,80 8,40 14.80 D8N 3,50 62,0 | 10,80 | 4,70 8,10 13,90 DON 390 | 690 | 1210 | 4,80 850 | 14.00 DION | 400 | 7,10 | 12,50 | 5,00 3,90 | 15,00 DIN | 3,90 680 | 11,60 | 4,70 8,20 14,10 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) ¢) Menghitung produksi kerja kasar (PKK) Dihitung dengan menggunakan rumus: PKK = Kapasitas blade x Waktu siklus Keterangan: PKK = volume kerja kasar (m'/jam) 60 menit/jam Juma sikdus per jam = ras Gren) ) Menghitung produksi kerja aktual (PKA) Dihitung dengan menggunakan rumus: PKA =PKK x faktor-faktor dimensi Pada Tabel 3.3 dapat dilihat faktor koreksi kerja Bulldozer. ‘Tabel 3.3 Faktor Koreksi Kerja Bulldozer Faktor Koreksi Uraian Kondisi Kerja — Wheel OPERATOR Bagus sekali 1,00 1,00 Sedang 0.75 0.60 Kurang 0.60 0,50 MATERIAL ‘Timbunan gembur 1,20 1,20 Sukar digali, beku dengan silinder pengungkit 0,80 0,70 ‘Tanpa silinder pengungkit 0,70 - Blade dikendalikan dengan kabel 0.60 7 Sukar digusur, non kohosif, sangat lengket 0.80 0,80 Batu yang diledakkan 0,60-0,80 = PENGGUSURAN Dalam celah 1,20 1,20 Berdampingan 115-1,25 | 1,15-1,25 CUACA (KEJELASAN PANDANGAN) Debu, hujan, kabut, salju dan gelap 0,80 0,70 EFISIENSI KERJA 50 menit/jam 0,83 0,83 40 menivjam 0.67 0.67 DIRECT DRIVE TRANSMISION ‘Waktu tetap 0,10 menit 0.80 - KOREKSI KEMIRINGAN (lihat gambar) (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) Contoh soal: Hitunglah produksi kerja Bulldozer yang memiliki data-data sebagai berikut Model alat =DIGA Tinggi blade = 0,970 m Lebar blade = 427m Kecepatan gusur. = 6,6 km/jam Kecepatan kembali = 12,2 km/jam Waktu tetap = 0,1 menit Jarak gusur/kembali = 85 m Faktor koreksi: Operator = 0,75 Cuaca =0,80 Efisiensi kerja = 0,67 Penyelesaian: Volume gusur =O8IPxL =0,8%x0977x4,27 =3,214m ‘Waktu siklus: ___jarak gusur (m) ‘Waktu gusur © Kecepatan gusur (m/jam) __ 85 mx 60 menit/jam _ F = 6600 m/jam = 0.773 menit . ___farak kembali (m) Waktu kembali = Wecopatin kembalt (7 85 mx 60 menit/jam = Smxcomentt/jam = 0,418 menit 12200 m/ jam aktu tetap 100 menit Total waktu siklus = 1,291 menit Produksi kerja kasar = volume gusur x jumlah siklus per jam 60 menit/jam x 1,291 menit = 149,373 m*jam Produksi kerja aktual = PKK x faktor efisiensi = 149,373 m‘/jam x 0,75 x 0,80 x 0,67 = 60,05 m*/jam Motor Grader Motor grader umumnya alat perata yang mempunyai bermacam-macam kegunaan, antara lain untuk meratakan tanah dan membentuk permukaan tanah, Sesuai dengan fungsinya sebagai pembentuk permukaan tanah maka produksi kerja Motor Grader dibitung berdasarkan besar Iuas permukaan tanah yang dapat dibentuk atau dibersihkan dalam setiap jam (m?/jam), Gambar 3.3 Motor Grader Empat langkah dalam menghitung produksi kerja Motor Grader, yaitu: a) Menghitung Luas Lintasan Kerja Luas lintasan kerja merupakan las areal permukaan tanah yang dapat dibersihkan atau dibentuk dalam satu lintasan kerja. Dimana luas lintasan kerja tergantung dari lebar efektif blade yaitu perkiraan lebar bersih permukaan tanah yang dapat diratakan dan panjang lintasan tergantung pada kondisi lapangan. Luas lintasan kerja dapat dihitung dengan ramus Luas lintasan kerja = Lebar Blade x Panjang Lintasan Pada Tabel 3.4 dapat dilihat lebar blade Motor Grader. ‘Tabel 3.4 Lebar Blade Motor Grader Model Alat | Lebar Blade (m) | Perkiraan Lebar Efektif Blade (m) 120B 2,62 2,42 2,32 140B 2,76 2,56 — 2,46 1206 2,49 2,29-2,19 130G 2,57 2,37 -2,27 2G 257 237-227 140G 2.57 2,37 - 2,27 4G 2.87 2,67-2,57 16G 3,10 2,90 - 2,80 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) ) Menghitung Waktu Siklus Waktu siklus pada Motor Grader terdiri dari waktu grading dan waktu tetap. Dimana waktu grading adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan perataan dan waktu tetap adalah waktu yang digunakan untuk berputar, percepatan, perlambatan dan lain-lain. Waktu grading dapat dihitung dengan rumus: Waktu grading _ Panjang lintasan (m)x 60 menit/jam ~~ Kecepatan grading (m/jam) Kecepatan Motor Grader dalam berbagai tingkatan gigi dapat dilihat pada Tabel 35 Tabel 3.5 Kecepatan Motor Grader Tiap Tingkatan Gigi Model ‘Tingkat Gigi dan Kecepatan (km/jam) Ala 2) 3 )4)]5 ]6)7]8 120B Maju | 420 | 640 | 10,10 | 15,60 | 2270} 3540} - | - Mondor} 7.2 | 1140 1540/2390) - | - | - | 1408 Maju | 450 | 690 | 10.70 | 1650 | 24.40 3760} - | - Mundur | 7,70 | 12,00 | 16,70] 2560) - | - | - | - 1206 Maju | 3,90 | 620 | 9,80 | 16,20 | 2590} 4490) - | - Mundur 130G Maju | 3,70 | 6.00 | 9,50 | 15.60 | 25.00) 3940) - | - Mundur RG Mundur Maju | 3,70 | 6,00 | 9,50 | 15,60 | 25,00 | 39,40 | - : ‘Mundur 4G Maju | 3,90 | 6,20 | 9,80 | 15,60 | 26,00 | 41,00 | - : ‘Mundur 160G Maju | 3,70 | 5,30 | 7,10 | 10,40 | 15,60 | 22,00 | 29,70 | 43,00 Mundur | 4.40 | 620 | 8,30 | 12,00 | 18,20 | 25,60 | 34,60 | 50,00 160G Maju | 3,790 | 5.30 | 7,20 | 10,80 | 15,80 | 22,30 | 30,10 | 43,60 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) c) Menghitung Produksi Kerja Kasar PKK (m*/jam) = Luas Lintasan Kerja x Jumlah Siklus Per Jam 4) Menghitung Produksi Kerja Aktual PKA (mijam) = PKK x faktor-faktor efisiensi kerja Contoh soal: Hitunglah produksi kerja jika diketahui kondisi kerja dan data Motor Grader adalah sebagai berikut: ‘Model alat = 1306 Lebar blade =237m Panjang lintasan = 900 m Jumlah lintasan =s Waktu tetap per lintasan = 3 menit Kecepatan pada: Lintasan 1 dan 2 Limtasan 3 Lintasan 4 dan 5 Faktor efisiensi kerja = 0,83 = 3,7 km/jam = 6,0 km/jam =9,5 km/jam Penyelesaian: Luas Lintasan = Lebar blade x Panjang lintasan =900mx 237m — =2133 m* Waktu siklus: ranjang lintasan (m)x 60 menit/jam Waktu grading ~~ Kecepatan grading (m/jam) 900m x 60 m/jam 3700 m/jam 2 = 218 menit Lintasan I dan 2 _ 900 mx 60 menit/jam ~~~ g000 m/jam Lintasan 3 = 9,00 menit 00 m x 60 menit/jam EEO x. = 11,36 menit Lintasan 4 dan 5 9500 m/jam Waktu tetap per lintasan_ menit x 5 Total waktu siklus Produksi kerja kasar = Luas lintasan x jumlah siklus per jam 60 menit 6 = 2133 m? x SmemieLam _ 1989.956 méyjam 64.54 meni Produksi kerja aktual = PKK x faktor efisiensi = 1982,956 m*/jam x 0,83 = 1645.85 m?/jam lat Penggali Alat berat yang digunakan untuk menggali tanah maupun batuan (biasanya pada pekerjaan pembuatan basement atau saluran drainase). Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator (Gambar 3.4), Alat berat yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline dan clamshell. Excavator Produksi kerja Excavator adalah berapa meter kubik material yang dapat digali/ dipindahkan dalam satu jam kerja, Gambar 3.4 Excavator Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung produksi kerja Excavator, yaitu: a) Menghitung kapasitas actual bucket, yaitu menghitung volume material yang, diangkut bucket Excavator dalam satu siklus kerja, Rumus yang digunakan: Kapasitas aktual bucket = kapasitas bucket x carry faktor Pada Tabel 3.6 dan 3.7 di bawah ini dapat dilihat kapasitas bucket Excavator dan carry faktor dari beberapa jenis material ‘Tabel 3.6 Kapasitas Bucket Excavator Kapasitas Bucket Kapasitas Bucket ‘Model Alat Model Alat (m') (m’) 219 DLC 44-104 |224B 0,35 1,20 235C 1,00 — 2,03 E70B 0,14 — 0,34 235C TA 1,00 — 2,03 E10B 0,22 — 0,63 245 BSH 190-330 | E120B 023-071 205 B 0,28 -0,79 E140B 0,29 - 0,75, 211LC 0,34 - 0,85 E200B 0,67- 1,10 213 LC 0,45 - 0,98 E240B 0,58 - 1,44 206 B FT 028-079 | E300B 0,58 — 1,44 214B 0,95-0,98 | EL300B 0,76 1,82 215 DLC 044-104 [E450B 1,15 -2,35 219D 044-104 | E650B 1,80 — 3,00 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) Tabel 3.7 Carry Faktor Hydraulic Excavator ‘Jenis Material Faktor ‘Tanah liat basah atau tanah liat pasir 1,00 1,10 Pasir dan Kerikil 0,90 1,00 ‘Tanah liat keras 0,75 -0.85 Batu hasil ledakan sempurna 0,60 — 0,75 Batu hasil peleladakan tidak sempurna 0,40 - 0,60 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) b) Menghitung waktu siklus Excavator yang terdiri dari waktu memuat bucket, waktu mengayun bermuatan, waktu membuang muatan dan waktu-mengayun Kosong. Waktu siklus dapat ditentukan berdasarkan 5 kondisi kerja (Nabar, 1998), yaitu: 1) Kondisi bagus sekali (waktu tercepat) Penggalian mudah (tanah gembur, pasir, kerikil), meliputi: - kedalaman galian < 30 % kemampuan jangkawan alat ~ sudut ayun kurang dari 30° - membuang diatas timbunan tanah galian ~ tidak ada halangan 2) Kondisi di atas rata-rata Penggalian sedang (tanah gembur, tanah liat kering dan keras), meliputi: 3. 14 dari 69 halaman 3) 4) 5) - batu yang terkandung dalam tanah < 25 % - kedalaman galian sampai 40 % jangkauan maksimal alat ~ sudut ayun 60° - tempat pembuangan berukuran besar dan sedikit halangan Kondisi khas Penggalian sedang sampai sulit (tanah keras padat mengandung batu sampai 50 9), meliputi: ~ kedalaman sampai 50 % kemampuan maksimal alat ~ sudut ayun sampai 90° ~ memuati truk yang terletak disamping Excavator Kondisi di bawah rata-rata (agak lambat) Penggalian sulit (batu hasil Jedakan atau tanah keras mengandung batu sampai 75 %), meliputi - kedalaman sampai 75 % dari kemampuan maksimal alat = sudut ayun sampai 120° ~ saluran Jandai - tempat pembuangan berukuran kecil ~ bekerja di atas persilangan pekerjaan pempipaan Kondisi sangat sulit (waktu paling lambat) Penggalian yang paling sulit (batu pasir, cadas, batu kapur), meliputiz ~ _ penggalian diatas 75 % dari jangkauan maksimal alat ~ sudut ayun > 120° - tempat pembuangan berukuran kecil - membutuhkan jangkauan maksimal ~ _terdapat orang dan halangan disekitar lokasi Waktu siklus untuk kondisi tanah lempung keras dan sudut ayun antara 60° - 90° serta kemampuan operator di atas rata-rata dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut. ‘Tabel 3.8 Waktu Siklus khas Hydraulic Excavator “Model Alat Uraian 2I5 | 225 | 235 | 245 Ukuran bucket (m*) 0,93 LM 164 | 2,61 Kedalaman galian (m) 2,00 | 3,00 | 4,00 | 5,20 ‘Memuati bucket (detik) 550 | 600 | 600 | 7,00 Mengayun bermuatan (detik) 450 | 5,00 | 600 | 7,00 ‘Membuang muatan (detik) 150 | 200 | 250 | 3,00 ‘Mengayun kosong (detik) 350 | 4,00 | 5,00 | 600 Total Waktu Siklus 15,00 | 17,00 | 20,00 | 23,00 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) ¢) Menghitung produksi kerja kasar (PKK), yaitu jumlah material yang sanggup digali Excavator dalam satu jam tanpa memperhitungkan factor-faktor effisiensi. Rumus yang digunakan: PKK = Kapasitas aktual bucket x jumlah siklus per jam Keterangan: PKK = Produksi Kerja Kasar (m°/jam) ___ 3600 detiky jam ~ Waktu siklus (detik) Jumlah siklus per jam ) Menghitung produksi kerja aktual (PKA), jumlah material yang sanggup digali Excavator dalam satu jam dengan memperhitungkan faktor-faktor efisiensi. Rumus yang digunakan: PKA = PKK x faktor-faktor effisiensi Keterangan: PKA = Produksi Kerja Aktual (m*/jam) Dalam beberapa kondisi waktu siklus Excavator dapat ditentukan dengan menggunakan diagram perkiraan waktu siklus Excavator seperti pada gambar 3.5 berikut. 3. 16 dari 69 halaman Seater oe eS te Gambar 3.5 Diagram Perkiraan Waktu Siklus Contoh soal: Sebuah Excavator model 219 DLC dengan kapasitas bucket 1,04 m°, beroperasi menggali tanah dengan kondisi kerja sangat sulit, Hitunglah produksi kerja Excavator, jika carry faktor 0,85 dan efisiensi kerja adalah 0,85! Penyelesaian: Kapasitas aktual bucket = ‘Kapasitas bucket x carry factor =1,04m3x0,85 = 0,884 m* Waktu siklus (diambil dari diagram waktu siklus untuk Kondisi sangat sulit), diperoleh nilai = 27,5 detik Produksi kerja kasar = kapasitas aktual bucket x jumlah siklus per jam , 3600 detik, = 0,884 m’ x Soe dettk/iam 27,5 detik = 115,72 m¥jam Produksi kerja aktual = PKK x faktor efisiensi = 115,72 m¥jam x 0,85 = 98,36 m'/jam lat Pengangkut Material Pengangkutan material dapat dibagi pengangkutan horisontal dan pengangkutan vertikal. Dump truck (Gambar 3.6) dan wagon merupakan alat yang termasuk dalam pengangkutan horisontal karena material yang diangkut hanya dipindahkan secara horisontal dari satu tempat ke tempat yang lain, Umunnya alat ini digunakan dalam pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif Jauh, Dump Truck Dump Truk merupakan alat angkut yang hampir selalu digunakan dalam kegiatan- Kegiatan Konstruksi, dimana analisis produksi kerja Dump Truk adalah untuk menghitung kemampuan alat dalam mengangkut material dalam satu jam kerja. Gambar 3.6 Dump Truck Produktivitas pada dump truck tergantung dari waktu siklus, dimana faktor yang mempengaruhi waktu tersbut antara lain: a, Waktu muat - Ukuran dan jenis alat pemuat, - Jenis dan kondisi material yang muat, ~ Kapasitas alat angkut, - Kemampuan operator alat pemuat dan alat angkut. b, Waktu berangkat atau pengangkutan ~ Jarak tempub alat angkut, - Kondisi jalan yang dilalui (kelandaian, rolling resistance, dan lain-lain). ¢. Waktu pembongkaran pemuatan - Jeni dan kondisi material, - Cara pembongkaran material, ~ Jenis alat pengangkutan dd. Waktu kembali juga dipengaruhi hal-hal yang sama seperti waktu pengangkutan. fe. Waktu antri ~ Jenis alat pemuat, ~ Posisi alat pemuat, - Kemampuan alat pengangkut untuk berputar. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung produksi kerja Dump Truk, yaitu: a) Menghitung Isi Aktual Bak Kapasitas aktual bak = kapasitas bak x faktor muat Pada tabel 3.9 dapat dilihat kapasitas bak Dump Truk Tabel 3.9 Kapasitas Bak Dump Truk ‘Tipe Dump Truk | Kapasitas Peres (m') | Kapasitas Munjung (m°) 769 C (40 ton) 175 23,60 773 B (58 ton) 26,00 34,10 TIT C (95 ton) 36.40 51,30 785 B (185 ton) 57,00 78,00 789 B (195 ton) 73,00 105,00 793 B (240 ton) 96,00 129,00 (Sumber: Nabar, 1998) ‘Sedangkan faktor muat dapat digunakan pendekatan antara 0,8 sampai dengan 0,9 artinya tingkat kepenuhan bak Dump Truk berkisar antara 80 % sampai dengan 90% (Sukoto dalam Nabar, 1998). b) Menghitung Waktu Siklus Waktu siklus Dump Truk terdiri dari waktu muat, waktu manuver, waktu menumpahkan muatan dan waktu angkut/ Kembali, Waktu siklus Dump Truk dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut: _ Kapasitas bak Dump Truk (m3)x 60 menit/jam Waktu muat PKA alat pemuat (m3/jam) Jarak angkut /kembali(km)x 60menit Waktu angkuvkembalt = 5 ec-yaran angkut /kembali(km/ jam) ©) Menghitung Produksi Kerja Kasar PKK = Kapasitas aktual bak x jumlah siklus per jam d) Menghitung Produksi Kerja Aktual PKA =PKK x faktor efisiensi Contoh soal: Hitung Produksi Kerja Dump Truk, jika diketahui data-data Dump Truk adalah sebagai berikut Model alat =785B Kapasitas bak =57m° Waktu buang = 2 menit Kecepatan angkut = 20 km/jam Kecepatan kembali = 25 km/jam Jarak angku/kembali =5km Waktu tetap = 4,5 menit Produksi kerja Wheel Loader = 380 m*jam Faktor isi =09 Faktor efisiensi kerja = 50 menivjam Penyelesaian: Isi aktual bak = Kapasitas bak x faktor i =57m'x09 = 513m Waktu siklus: Waktu muat = Taco mente 6.00 menit 380 m3/jam 3. 20 dari 69 halaman _ Skm x60 menit/jam Waktu angkut aso men = 15,00 menit Waktu kembali = AM RGCmenie/Jam 19.09 menit 25 km/jam Waktu buang = = 2,00 menit Waktu tetay 4.50 menit Total waktu siklus = = 42,50 menit Produksi kerja aktual (PKA)= PKK x faktor efisiensi = 72.42 m'fjam x 50/60 = 60,35 m'jjam Jumlah truck = produktivitas loader / produktivitas truck =380 m3ijam / 60,35 m3/jam = 63 atau 7 Dump truk Tower Crane lat yang termasuk dalam kategori pengangkutan vertikal adalah crane (Gambar 3.7). Material yang diangkut crane dipindahkan dari satu elevasi yang lebih tinggi dengan jarak pengangkutan yang relatif pendek. Gambar 3.7 Tower Crane Kapasitas crane tergantung dari beberapa faktor, dimana perlu diperhatikan jika ‘material yang diangkut melebihi kapasitasnya maka akan terjadi jungkir. Berat ‘material yang diangkut sebaiknya sebagai berikut: a. Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dati kapasitas alat b. Untuk mesin beroda ban karet adalah 85% dari kapasitas alat ¢. Untuk mesin yang memiliki kaki (outriger) adalah 85% dari kapasitas alat Faktor Iuar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah sebagai berikut: a. Kekuatan angin terhadap alat indahkan b. Ayunan beban pada saat di ¢. Kecepatan pemindahan material d. Pengereman mesin dalam pergerakannya Tower crane dipakai jika diperlukan pengangkatan material secara vertikal dan horizontal. Jangkauan ketinggian yang cukup jauh membuat pemasangan tower crane harus dilakukan secara bertahap dengan menggunakan mobile crane. ‘Tahapan pemasangan adalah menempatkan keempat kaki crane pada permukaan mendatar block footing tepat di tengah. Kemudian kaki-kaki tersebut dicor supaya menjadi satu bagian dengan block footing. Langka selanjutnya adalah pemasangan mast juga dipasang climbing device sebagai alat penambat ketinggian tiang, Setelah itu slewing dipasang diatas mast yang dilanjutkan dengan pemasangan operator cabin, Tahap selanjutnya adalah pemasangan counter jib jib beserta trolley dan hook, serta counter jib. Pasa saat Ketinggian tower crane akan ditambah maka climbing device dioperasikan. Harus dipethatikan bahwa ketinggian tower crane harus 4 sampai 6 meter lebih tinggi dari permukaan tertinggi yang akan dilayani. Selain itu, pada saat pelaksanaan penambahan ketinggian harus diperhatikan apakah semua alat bantu sudah siap dipakai, tambahan tiang sudah disediakan dan cuaca dilokasi proyek yang tidak berangin. Setelah proyek selesai maka tower crane harus ngkar, Urutan_pekerjaan an dari pekerjaan pemasangan, Akan tetapi perlu gat bangunan sudah didirikan, Untuk pekerjaan pembongkaran crane, tingkat resiko pembongkaran merupakan keb: diperhatikan bahwa lokasi di sekitar tower crane sudah tidak leluasa men kecelakaan pada pekerja sangat tinggi, sehingga diperlukan pekerja yang benar- benar menguasai alat dan tidak takut akan ketinggian ‘Alat Pemindahan Material Alat berat yang digunakan sebagai pemindah material, bukan sebagai alat transportasi. Sistem pekerjaannya adalah memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer merupakan alat pemindah material (Gambar 3.8). Gambar 3.8 Alat Pemindah Material (Loader) Langkah-langkah dalam menghitung produksi kerja Loader adalah sebagai berikut a) Menghitung Kapasitas Aktual Bucket Kapasitas aktual bucket tergantung pada kapasitas bucket dan faktor isi. Pada tabel 3.10, dapat dilihat ukuran bucket Track Loader. ‘Tabel 3.10 Ukuran Bucket Track Loader ‘Model Alat Ukuran Bucket (m') 933 1,00 939) 115 953 B 175 963 B 2,30 973 2,80 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) Sedangkan pada tabel 3.11, dapat dilhat faktor isi dari Wheel Loader ‘Tabel 3.11 Faktor isi Wheel Loader Jenis Material Faktor Isi Materi: Agregat campuran basah 0,95 - 1,00 Agregat seragam diatas 3 mm 0,95 — 1,00 Agregat 3 mm 9 mm. 0,90 - 0,95 Agregat 12 mm ~ 20 mm 0.85 - 0,90 Agregat > 2mm 0.80 - 0,90 Batuan Hasil Ledakan: Hasil ledakan sempurna 0,80 - 0,90 Sedang 0,75 -0,90 Hasil ledakan tidak sempurna 0,60 - 0,75 Lain-lain: Batuan campuran 1,00~1,20 Tanah liat basah 1,00-1,10 ‘Tanah, bongkahan batu dan akar 0,80 - 1,00 Material yang di semen 0,85 - 0,90 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) Jadi rumus yang dapat digunakan untuk menghitung kapasitas aktual bucket: Kapasitas Aktual Bucket = Kapasitas Bucket x Faktor Isi b) Menghitung Waktu Siklus Waktu siklus dari Loader meliputi waktu muat, waktu angkut, waktu buang dan waktu kembali, Namun apabila Loader memuat Dump Truk secara langsung tanpa menempuh perjalanan maka waktu angkut dan waktu kembali tidak perlu diperhitungkan. Waktu siklus pada Loader berbeda dengan alat-alat nya dimana Loader mempunyai waktu standar untuk suatu siklus kerja yang biasa disebut dengan waktu siklus dasar, maksudnya Loader hanya bergerak dengan gerakan-gerakan dasar seperti pemuatan, pembuangan, pengolahan gerak, siklus hidrolik penuh dan perjalanan minimal, Sedangkan untuk menghadapi herbagai kondisi kerja yang bermacam-macam, maka waktu siklus harus ditambahkan atau dikurangi faktor koreksi, Pada tabel 3.12, 3.13 dan 3.14 dapat dilihat waktu siklus dasar, koreksi waktu Wheel Loader, dan waktu muat Track Loader. ‘Tabel 3.12 Waktu Siklus Dasar Memuat Truk, Model alat Waktu siklus (menit) 910 dan 950 B 0,45 0,50 ‘966 dan 980 C 0,50- 0.55 988 B 0,55 0,60 992 C 0,65 - 0,75 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) ‘Tabel 3.13 Faktor koreksi waktu Wheel Loader (menit) Uraian Faktor Kondisi Material: Berbutir campuran +0,02 Diameter <3 mm, +0,02 Diameter 3~ 20 mm 0,02 Diameter 20 — 150 mm 0,00 Diameter > 150 mm > +0,02 ‘Timbunan: ‘Timbunan dengan tinggi > 3m 0,00 ‘Timbunan dengan tinggi < 3m +001 Hasil timbunan dump truk 0,00 Lain-lain: ‘Truk dan Loader milik senditi > +0,04 Truk sewa 40,04 Operasi Konstan > -0,04 Operasi tidak konstan > +0,04 ‘Tempat pembuangan kecil > +0,04 ‘Tempat pembuangan agak lunak > +0,05 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) ‘Tabel 3.14 Waktu muat Loader menurut Jenis Material ‘Material Waktu muat (menit) Berbutir seragam 0,03 = 0,05 Berbutir campuran dan basah 0,04 0,06 Lanau basah 0,05 - 0,07 Tanah atau kerikill 0,05 — 0,20 Material berbeton 0,10 = 0,20 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) ©) Menghitung Produksi Kerja Kasar PKK (m/jam) = Isi aktual bucket x jumlah siklus per jam d) Menghitung Produksi Kerja Aktual PKA (m’/jam) = PKK x faktor efisiensi kerja Contoh soal: Sebuah Wheel Loader model 966 D memiliki kapasitas bucket 2,6 m*, memuat material dengan campuran seragam sampai dengan 3 mm dan factor isi 0,95. Wheel Loader hanya memuat/ tidak menempuh jarak angkut sehingga diambil waktu dasar 0,5 menit dengan koreksi waktu operasi konstan, tempat pembuangan kecil dan truk sewaan, Hitunglah produksi kerja Whee! Loader jika efisiensi kerja 50 menivjam. Penyelesaian: Isi aktual bucket = Kapasitas bucket x faktor isi =2,60mx0,95 =2.47 m? Waktu siklus = waktu dasar + truk sewaan + tempat pembuangan kecil ~ operasi Konstan + koreksi material = 0,5 + 0,04 + 0,04 -0,04 + 0,02 = 0,56 menit Produksi kerja kasar = kapasitas bucket x jumlah siklus per jam 60 menit/jam 0,56 meni = 2,47 mx = 264,64 m'/jam Produksi kerja aktual = PKK x faktor efisiensi = 264,64 m3/jam x 50/60 = 219,654 m‘/jam Alat Pemadatan Pada pekerjaan penimbunan lahan biasanya akan dilakukan pekerjaan pemadatan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat. Pemadatan biasanya dilakukan dalam rangka pembuatan jalan, baik dalam jenis perkerasan Kaku maupun pekerjaan lentur. Alat yang termasuk pada Kategori ini adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor (Gambar 3.9), dan lain-tain. Gambar 3.9 Alat Pemadatan (Compactor) Dalam mendapatkan produktivitas yang efektif, ketebalan lapisan yang. akan dipadatkan haruslah kecil, perhitungan produksi kerja alat pemadat tidak perlu dihitung isi aktual dan waktu siklus, jadi langsung dapat dihitung peroduksi kerja kasar dan produksi kerja aktual dari alat dengan rumus: WSL PKK ==> Keterangan: W_ = Lebar pemadatan efektif (m) S = Kecepatan pemadatan (km/jam) L_ = Ketebalan lapisan akhir yang diinginkan (cm) P= Jumlah lintasan Sedangkan produksi kerja aktual dapat dihitung dengan rumus’ PKA =PKK x faktor efisiensi Lebar efektif pemadatan berpedoman pada lebar roda alat pemadat yang digunakan Biasanya dibitung berdasarkan ukuran lebar roda dikurangi tumpang tindih yang terjadi pada setiap jalur. Hal ini diperlukan agar pemadatan pada pinggir roda pemadat memiliki kepadatan yang sama sehingga sebagian kecil jalur pertama bagian tepi roda diulang gilas pada jalur berikutnya, Pada Tabel 3.15 dapat dilihat Jebar pemadatan dan kecepatan Compactor. Tabel 3.15 Lebar Pemadatan dan Kecepatan Alat Pemadat Lebar ‘Kecepatan Jenis Alat Pemadatan | Maksimal (m) (km/jam) Soil Compactor CS-323 1,22 10,50 Soil Compactor CS-431C/CS-433C 1,68 12,80 Soil Compactor CS-563C/CS-583C 2,13 12,80 DDV Asphalt Compactor CB-214C 1,00 10,50 DDV Asphalt Compactor CB-224C 1,20 10,50 DDV Asphalt Compactor CB-434B 1,442 11,60 DDV Asphalt Compactor CS-634C 2,013 12,20 Pneumatic Tire Asphalt Compactor PS-180 1727 38,00 Pneumatic Tire Asphalt Compactor PS-300 1,90 26,50 Pneumatic Tire Asphalt Compactor PS-500 2,42 26,50 (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) Untuk faktor effisiensi diambil angka efektif berkisar 0,83 sampai dengan 0,91 karena secara umum tingkat kesulitan operasi dari alat pemadat lebih ringan (Nabar, 1998). Contoh soal: Diketahui kondisi kerja dan data Soil Campactor model C5-583 C adalah sebagai berikut : Lebar Pemadatan =2,13m Ketebalan pemadatan = 15 em Kecepatan alat = 12,8 knvjam Jumlah lintasan =6 Faktor efisiensi kerja = 0,83 Hitunglah produksi kerja alat tersebut! Penyelesaian: PKK Ws = 2,13 mx 0,15 mx 12800 m/jam ~?P 6 = 681,6 m3/jam PKA = PKK x faktor efisiensi = 681,6 m*jam x 0,83= 565,73 m*/jam 6. Alat Pengolah Material Alat ini digunakan untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan, Hasil dari alat ini misalnya batuan bergradasi, semen, beton dan aspal. Alat yang termasuk dalam kategori ini yaitu asphalt mixing plant (Gambar 3.10) dan concrete plant. 3. 29 dari 69 halaman Gambar 3.10 Pengolah Material (asphalt mixing plant) Asphalt Mixing Plant merupakan peralatan pabrik yang berfungsi sebagai pengolah aspal. Yang dimaksud dengan pengolah aspal adalah alat untuk mencampur agregat dan aspal untuk mencapai perkerasan yang disyaratkan. Untuk menghitung produksi kerja Asphalt Mixing Plant adalah dengan mengalikan kapasitas alat dengan faktor-faktor efisiensi. Contoh soal: Hitunglah produksi kerja dari Asphalt Mixing Plant, jika diketahui kapasitas alat adalah 40 ton/jam dan faktor efisiensi kerja adalah 45 menit/jam! Penyelesaian: Produksi kerja = Kapasitas alat x efisiensi kerja = 40 tonfjam x 45/60 = 30ton/jam Alat Penempatan Akhir Material Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan, Dilokasi ini meterial disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi_ yang telah ditentukan. Contoh alat kategori ini yaitu concrete spreader, asphalt paver, motor grader dan alat pemadat lainnya, B. OPERASIONAL ALAT BERAT Alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dan tidak dapat digerakkan atau statis. Klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya, antara lain’ 1. Alat dengan Penggerak ‘Alat penggerak merupakan bagian alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin untuk melakukan pekerjaan, Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet (lihat Gambar 3.9). Beberapa jenis alat berat seperti dump truck, scraper atau motor grader, alat penggeraknya adalah ban karet. Alat berat seperti backhoe, alat penggeraknya bisa salah satu dari kedua jenis di atas. ‘Umumnya penggunaan ban karet dijadikan pilihan karena alat berat dengan ban Karet mempunyai mobilitas lebih tinggi daripada alat berat menggunakan crawler, ‘Alat penggerak ban karet juga menjadi pilihan untuk kondisi permukaan yang baik. Pada permukaan tanah yang lembek, basah atau berpori umunya menggunakan alat berat dengan roda crawler. a) (b) Gambar 3.12 Backhoe dengan roda kelabang (a) Backhoe dengan roda ban karet (b) Pada Tabel 3.1 dapat dilihat faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan alat berat dengan menggunakan roda ban karet atau menggunakan roda crawler. ‘Tabel 3.16 Perbandingan antara Penggunaan Roda Ban Karet dan Roda Crawler Roda Ban Karet Roda Crawler Digunakan pada permukaan yang baik Digunakan pada bermacam-macam (misalnya pada beton, tanah padat) jenis permukaan Bekerja baik pada permukaan yang Dapat bekerja pada berbagai menurun atau datar permukaan_ CCuaca yang basah dapat menyebabkan Dapat bekerja pada tanah yang basah slip atau berlumpur Berkerja baik untuk jarak tempuh yang Mempunyai jarak tempuh yang Panjang pendek Digunakan untuk mengatasi tanah lepas Dapat digunakan untuk mengatast tanah keras Kecepatan alat dalam keadaan kosong tinggi Kecepatan alat dalam keadaan Kosong, rendah Sumber: Construction Planning, Equipment and Methods, 1996 Alat Statis Alat berat yang dalam menjalankan fungsinya tidak dapat berpindah tempat. Contoh alat berat statis antara lain yaitu: ower crane, batching plant (baik untuk beton maupun untuk aspal), dan crusher plant (Gambar 3.13). Gambar 3.13 Alat Berat Statis (crusher plant) Estimasi Biaya A. BIAYA PEMILIKAN Biaya yang menunjukkan jumlah antara penyusutan (depresiasi) alat, bunga dan asuransi alat, Sebelum menghitung biaya pemilikan maupun biaya operasi, terlebih dahulu harus diketahui umur ekonomis alat. Umur ekonomis alat ditaksir dalam jam, yaitu berapa jam peralatan dapat digunakan yang masih menghasilkan keuntungan. ‘Taksiran ini didasarkan terutama pada daerah atau jenis pekerjaan dan dalam prakteknya umur ekonomis alat juga dipengarubi oleh faktor kecakapan operator, staf pemeliharaan dan perbaikan, model dan lain sebagainya, Pada Tabel 6.1, dapat dilihat perkiraan usia ekonomis alat berat. Tabel 6.1 Perkiraan Usia Ekonomis Alat Berat Kondisi Daerah Kerja Jenis Alat Buruk Sedang Baik Excavator 8000 jam 10000 jam 12000 jam| Bulldozer D3-D7 8000 jam 10000 jam, 12000 jam, D8 ~D10 15000 jam, 18000 jam | 20000 jam ‘Motor Grader 12000 jam 15000 jam 20000 jam Wheel Loader 910-966 8000 jam 10000 jam. 12000 jam. 980 — 982 10000 jam 12000 jam 15000 jam Dump Truk 15000 jam) 20000 jam | 25000 jam Wheel Tractor Scraper ‘8000 jam 12000 jam 16000 jam Asphalt Compactor 8000 jam 12000 jam 15000 jam (Sumber: Caterpillar Performance Handbook, dalam Nabar 1998) Cara perhitungan penyusutan tiap-tiap perusahaan dapat berbeda. Jika pemilik meminjam wang dari bank untuk membeli alat, akan dikenakan bunga pinjaman. Faktor Jain ialah dengan berjalannya waktu, alat dipakai akan mengalami penurunan nilai alat, maka dati itu dikenakan biaya depresiasi alat (biaya penyusutan). 1. Biaya Penyusutan (Depresiasi) Cara umum yang sering dipakai dalam menghitung biaya penyusutan adalah: a) Metode Garis Lurus (Straight line method) Metode ini menghitung depresiasi per tahun dengan rumus sebagai berikut: DE Keterangan: Dk = Penyusutan per tahun (rupiah) P = Harga pembelian alat (rupiah) s = Nilai Sisa alat (rupiah) n = Umur ekonomis alat (tahun) Contoh soal: ‘Suatu alat dibeli dengan harga 500 juta rupiah dengan perkiraan nilai sisa 75 juta rupiah. Alat tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Maka depresiasi per tahun menjadi: __ 500.000.000-75.000.000 Dy 7 Dx = Rp 85.000.000 per tahun Nilai buku pada akhir tahun ke-k adalah: kK Bu (Rp) Dx (Rp) Bx (Rp) 0 0 85.000.000 ‘500,000.00 1 500,000,000 85.00.00) 415,000.00 2 415.000.000 5.000.000) 330,000.00 3 | 3300.000.000 85.000.000) 245,000.00 4 245.000.000 85.000.000 160.000.000 5 160,000,000 85.000.000 75,000,000 1) c) ‘Metode Penjumlahan Tahun (Sum of the years method) Metode ini dengan menghitung dahulu penjumlahan tahun (Sum of the year) kemudian menghitung depresiasi per tahun. Metode Sum of the year (SOY): Nilai buku pada akhir tahun ke k (Bx): _(n-k) , nek By = a PS) +8 Contoh soal: ‘Sama seperti contoh kasus 1, hitunglah depresiasi dengan metode penjumlahan tahun. soy =") = 15 atau k Dk (Rp) Bk (Rp) i) oO 500,000,000 1 141.666.667 358.333.333 2. 113,333,333 245.000.000 3 85.000.000 160.000.000 4 56.666.667, 103,333,333 5 28.333.333 75.000.000, Metode Penurunan Seimbang (Declining balance method) Metode ini menghitung depresiasi per tahun dengan mengalikan nilai buku pada akhir tahun dengan suatu faktor. Nilai depresiasi dengan cara ini dua kali lebih besar daripada dengan menggunakan metode garis lurus. Rumus yang digunakan sebagai berikut: pgs Pada awal umur alat, nilai buku dengan metode ini berkurang dengan cepat, Nilai buku diakhir tahun ke- k dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: k B=[1- 2]'xP a Pada perhitungan depresiasi dengan menggunakan metode ini tidak ‘memperhitungkan nilai sisa alat tetapi pada akhir perhitungan akan terlihat nilai sisa alat yang sedikit berbeda dengan yang iperkirakan Contoh soal: Dengan kasus seperti contoh 1, hitunglah depresiasi dengan metode penurunan seimbang ganda. Bila dibuatkan tabel maka: k Dk (Rp) Bk (Rp) i) 0 500,000,000 1 200.000.000 300.000.000, a 120.000.000 180.000.000 3 72.000.000 108.000.000 4 | 33,000.000 | — 75,000.000 | oO 75.000.000, Pada tahun keempat dengan menggunakan metode penurunan seimbang ganda didapat nilai buku yang Kurang dari perkiraan nilai sisa. Dengan demikian maka depresiasi yang diperbolehkan adalah Rp 33.000.000,- sehingga nilai buku pada tahun tersebut adalah Rp 75.000.000,-. Pada tahun kelima untuk ‘menjaga nilai buku tetap seperti perkiraan nilai sisa maka depresiasinya adalah nol ‘Bunga Modal, Pajak, dan Asuransi Bunga modal tidak hanya berlaku bagi peralatan yang dibeli dengan sistem kredit, tetapi dapat juga dari uang sendiri yang dianggap sebagai pinjaman. Jangka waktu peminjaman jarang yang lebih dari 2 (dua) tahun pada saat ini, Besar kecilnya nilai asuransi tergantung pada baru tidaknya peralatan, kondisi medan kerja, dan tipe pekerjaan yang ditangani. Perhitungan bunga modal, pajak, dan asuransi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut: ‘aktor x Harga Mesin x Bunga Per tahun Bunga modal + Pajak + Asuransi = jam Pendialsn pertabun _ae@-n0-r) ~ 2n Faktor Keterangan: n= Umur ekonomis (life time) alat (tahun) r= Nilai sisa alat (%) Nilai_ kepemilikan alat_mempunyai nilai yang tetap walaupun alat tidak dioperasikan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan dalam mencari biaya kepemilikan pada persamaan berikut: Biaya Kepemilikan = Biaya penyusutan + Biaya (bunga + pajak + asuransi) Selain persamaan diatas, dapat pula digunakan persamaan pendekatan yaitu: (B-C)D+F oo Keterangan: G = Biaya pasti per jam B =Harga Alat C= Nilai sisa yaitu nilaisharga alat dari peralatan yang bersangkutan setelah umur ekonomisnya berakhir, biasanya diambil 10% dari harga alat D_ = Faktor angsuran / pengembalian modal A :mur ekonomis peralatan dalam tahun yang lainnya tergantung dari tingkat penggunaan dan standar dari pabrik pembuatnya F = Biaya asuransi, pajak, bunga pertahun (0,002 B) atau (0,02 C) W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun

You might also like