BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masala
Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga
menunjukan identitas suatu bangsa. Kebudayaan ini yang biasanya berkembang
dari masa ke masa dan sangat erat hubungannya dengan masyarakat atau
penduduk di suatn daerah atau negara, Kebudayaan adalah seluruh kehicupan,
materi, intelektual, dan spiritual (Raymond, 1961: 16). Kebudayaan juga sebagai
“Biue Print” yang memandu perilaku orang dalam suatu Konmunitas dan dalam,
kehidupan keluarga. Hal ini dapat Ini mengatur perilaku kita dalam kelompok,
membuat kita peka terhadap masalah status, dan membantu kita mengetahui apa
tanggung jawab kita adalah untuk kelompok tersebut. Budaya yang berbeda
mendasati yang membuat bulat-bulat masyarakat dan komunitas persegi-persegi
(Larson, 1972: 39). Berdasarkan pendapat kedua alii tersebut kebudayaan sendiri
bisa berasal dari kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat di suatu daerah
dan bisa juga berasal dari peninggalan nenek moyang. Setiap kebudayaan
memiliki tujuan sama, namun memiliki cara penyampaian yang berbeda-beda
pada setiap daerah atau negarany
. Dari perbedaan tersebut muncullah kelompok
atau suatu Komunitas yang memiliki kebiasaan yang berbeda yang menimbulkan
keberagaman.
Kebudayaan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kesenian, pakaian
tradisional, bahasa, dan lain- lain. Kesenian sering diartikan sebagai perbuatanmanusia yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan dapat menggerakan
jiwa manusia. Kesenian sendiri dibagi beberapa jenis, yaitu seni rupa, seni tari,
seni suara, seni sastra, dan seni drama (Harry, 2006: 10). Dari sekian banyak jenis
‘esenian yang terdapat di setiap daerah dan negara, seni tari merupakon salah satu
cabang kesenian yang memiliki daya tarik tersendiri, karena menggambarkan
snatu kegistan atau suatu peristiwa yang terjadi di lingknngan masyarakat.
Biasanya suatu tarian dilakukan semata-mata tidak hanya untuk sebagai hiburan
saja, melainkan juga sebagai suatn rangkaian npacara adat dan digunakan sebagai
ritual dan diselenggarakan pada saat pesta penikahan (Edi, 1984: 12).
Indonesia Khususnya Bali dan Korea memiliki beragam kesenian,
termasuk tari tradisional yang juga bermacam- macam jenisuya. Di Korea terdapat
berbagai jenis tarian tradisional yang indah dan dinamis. Salah satu tarian
tradisional tersebut adalah tari topeng khas Korea yang biasa disebut Zalclumn.
Sedangkan Bali juga memiliki tari topeng khas Bali yang disebut Sidakarya,
Talchum adalah suatu tarian yang dipertunjukkan dengan menggunakan
topeng yang memiliki ciri tersendiri. Di Indonesia khususnya Bali juga terdapat
seni tari yang dipertunjukkan menggunakan topeng yang unik. Kedua tarian ini
berkembang dengan sangat baik di negaranya. Talchum mulanya hanya sebuah
tarian rakyat yang diselenggarakan untuk memohon panen dan kesejahteraan
rakyat Korea pada masanya, Di Korea sendiri memiliki berbagai jenis Talcium,
salah satunya Bongsan Talchum. Kini Bongsan Talchum dapat dijumpai di
berbagai pusat pertunjukan seni di Korea. Sedangkan tari topeng Sidakarva yang
berasal dari Bali merupakan tarian yang bermula dari sebuah legenda dansekarang ini tarian tersebut sering digumakan untuk ritual upacara adat seperti
Ngaben dan Pangur. Namun sekarang tarian tersebut ditarikan di beberapa tempat
pertunjukan di Bali atau di pura yang menyediakan tempat untuk pertunjukan, Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan asing yang berkunjung ke
Bali
Patut disayangkan jika budaya ini tidak dikembangkan serta dipahami
dengan baik di dalam negeri sekalipun, Karena masih banyak masyarakat yang
menganggap sebuah tarian tradisional hanya cocok untuk kalangan orang tua.
Akan tetapi, dengan adanya kekayaan budaya Khususnya tari tradisional ini bisa
membawa nama baik atau meningkatkan citra bangsa Indonesia dan Korea di
mancanegara, Oleh Karena itu tarian-tarian tersebut patut untuk dilestarikan dan
patut untuk dipelajari agar kita dapat mengenal dan mengetahui bagaimana nilai
seni yang terdapat dalam suatu seni tari, Bongsan Taichun dan Sidakarya
memiliki kesamaan dalam penyajian tariamnya, yaitu menggunakan topeng
Seiring bekembangnya zaman kedua tarian ini juga mengalami perubahan fungsi,
namun diantara begita banyak persamaan pasti juga memiliki perbedaan yang
Jayak untuk diteliti dan dibahas.
Dengan demikian, penelitian ini akan membahas tentang perbandingan tari
topeng tradisional Bongsam Talcham
yang berasal dari Korea dan tari topeng
tradisional Sidakarya yang berasal dari Bali1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan landasan masalah yang di atas, yaitu tentang perbandingan
tari topeng tradisional Bongsan Talcinm yang berasal dari Korea dan tari topeng
tradisional Sidakerya yang berasal dari Indonesia tersebut, dapat dirumuskan
dalam beberapa hal sebagai berikut:
1. Apa saja perbedaan dari topeng tradisional Korea Bongsan Talchum dan tari
topeng tradisional Indonesia Sidakarya dilihat berdasarkan faktor fungsional,
busana, bentuk fisik topeng, dan alat musik pengiringnya?
. Apasaja persamaan dari topeng tradisional Korea Bongsan Talcinon dan tari
topeng tradisional Indonesia Sidakarya dilihat berdasarkan faktor fungsional,
busana, bentuk fisik topeng, dan alat musik pengiringnya?
13 Tujuan Penelitian
Penulisan tugas akhir yang berjudul Analisis Perbandingan Tari Topeng
Tradisional Korea Bongsan Talchum dan Tari Topeng Tradisional Indonesia
Sidakarya memiliki tujnan sebagai berikut:
1, Untuk mengetahui perbedan dati tari topeng tradisional Korea Borgsan
Talchum dan tari topeng tradisional Indonesia Sidakarya berdasarkan faktor
fungsional, busana, bentuk fisik topeng, dan alat musik pengiringnya.
2. Untuk mengetahui apa persamaan antara tari topeng tradisional Korea Borigsan
Talchum dau tari topeng tradisioual Indonesia Sidakarya berdasarkan faktor
fingsional, busana, bentuk fisik topeng, dan alat musik pengiringnya1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan tugas akhir yang berjudul Analisis Perbandingan Tari Topeng
Tradisional Korea Bongsanr Talehum dan Tari Topeng Tradisional Indonesia
Sidakarya ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teori untuk mengetalmi makna dan arti yang ada pada tari topeng
tadisional Korea Bongsan Talchum dan tari topeng tradisional Indonesia
Sidakarya,
2. Manfaat Praktis
Memberikan referensi, bahan diskusi dan research (penelitian) kepada
pembaca untuk mengetahui lanjut tentang perbandingan tari topeng tradisional
Korea Bongsan Talchum dan tari topeng tradisional Indonesia Sidakarya.
1.5 Batasan Masalah
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian tentang “Analisis
Perbandingan Tari Topeng Tradisional Korea Bongsan Taichum Dan Tari Topeng
Tradisional Indonesia Sidakarva” agar lebih terarah dan tidak menimbulkan
penyimpangan, penelitian ini hanya membahas faktor-faktor yang mempengaruhi
perbandingan Bongsam Talcium dan Sidakarya yaitu fungsional, busana, bentuk
fisik topeng, dan alat musik pengiringnya, Pada penelitian ini penulis
menggunakan tari Bongsan Talchum dan Sidakarya sebagai objek penelitiannya.1.6 Metode Analisis Data
Langkah- langkah penelitian dan analisis data pada Tugas Akhir yang
berjudul Analisis Perbandingan Tari Topeng Tradisional Korea Bongsan Talehnan
dan Tari Topeng Tradisional Indonesia Sidakarya adalah:
1. Observasi, dilakukan dengan melihat video-video pertunjukan tari Bongsanr
Talchum dan Sicakarya.
- Mengumpulkan data, dengan cara mencari buku-buku yang. berhubungan
dengan seni tari, seni petunjukan, dan tentang tarian Bongsan Talchum dan
Sidakarya.
3. Menganalisis sejarah, persamaan dan perbedaan tari Bongsan Talclum dan
Sidakarya berdasarkan faktor fungsional, busana, bentuk fisik topeng, dan
musik pengiringnya.
4. Mengklasifikasikan perbedaan dan persamaan Bongsan Talchum dan
Sidakerya menggunakan faktor fungsional, busana, bentuk fisik topeng, dan
musik pengitingnya
5. Menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang diperoleh.
1.7. Kajian Pustaka
‘Untuk membantu menyusun penulisan tugas akhir ini digunakan beberapa
buku sebagai acuan, diantaranya yaitu Tugas Akhir berjudul “Perbandingan Tari
Kipas Korea (Buchaecium) Dan Tari Kipas Banyuwangi (Jejer Gandrung)” 2015
yang ditulis oleh Ayu Mutiana berisi tentang analisis perbandingan tariBuchaechum dan Jejer Gandrung. Tugas Akhir tersebut dapat digunakan sebagai
acuan untuk dalam penulisan dan penyajian Tugas Akhir ini
Tesis berjudul “Doger Dan Rongeng Dua Wajah Tari Perempuan Di Jawa
Barat” ditulis oleh Yanti Heriyawati pada tahun 2004. Kesimpulan dari tesis ini
adalah beberapa perbedaan dari tari Doger dan Ronggeng seperti berupa letak tari
Doger yang berkembang di wilayah perkebnnan teh hingga ke pesisir, sedangkan
tari Ronggeng berkembang dari wilayah pegunungan hingga ke pesisir. Tari
Doger awalnya difungsiken untuk npacara kesuburan tanah dalam pertanian
sedangakan tari Ronggeng difungsikan sebagai rangkaian ritual upacara bekaitan
dengan mitos Dewi Sri, Seiring berjalannya waktu kedua tarian tersebut menjadi
sarana hiburan,
Tesis berjudul “Bondes Dalam Dramatari Topeng Bali” yang ditulis oleh
1 Nyoman Putra Adayana pada tahun 2001 berisi tentang kesejarahan dramatari
Bali, dan membahas tentang topeng Bali. tesis ini menyimpulkan sejauh mana
Bondres mempunyai kedudukan dan fingsi dalam pertunjukan dramatari topeng
dan apa makna dari setiap topeng bali yang ada.
Tesis yang berjudul “Tari Bali di Daerah Istimewa Yogyakarta” yang
ditulis oleh Ni Nyoman Seriati pada tahun 2003. Tesis ini menyimpulkan bahwa
kesenian Bali terutama dalam bidang seni tari mulai diperkenalkan masyarakat
Bali asli di Yogyakarta pada saat masyarakat Bali pergi merantau ke Yogyakarta
Namu kegiatan yang dilakukan masyarakat Bali asli dalam memperkenalkan
tarian Bali di Yogyakarta tidak sama persis dengan apa yang ada di Bali, Materi
dan susunan upacara keagamaan disesuaikan dengan budaya setempat. Demikianjuga halnya dengan pelaksanaan kegiatan kesenian, sedikit banyaknya sudah
terpengaruh oleh kesenian setempat.
18 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini menyajikan dalam empat bab dan beberapa sub
bab yang disusun berdasarkan sistematika yang dinmlai dari bab satu merupakan
pendabuluan yang terdiri dari latar belakang.rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfast penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan. Kemudian pada
bab dua berisikan landasan teori yang menjelaskan tentang kesenian, pengertian
tari tradisional, jenis tari, fimgsi tari, unsur pendukung tari, sejarah tari Bongsan
Talehum dan sejarah tari Sidakarya, Pada bab tiga berisikan pembahasan tentang
perbedaan dan persamaan antara tari Bongsam Talchum dan Sidakarya
berdasarkan faktor fimgsional, busana, bentuk fisik topeng, dan musik pengiting.
Bab empat merupakan penutup yang merupakan kesimpulan dari perbandingan
Bongsan Talchum dan Sidakarya.