Professional Documents
Culture Documents
abstraction
Increased community capacity in development participation is strongly influenced
by community values and involvement in development. It is also influenced by
the ability of the community to solve various development problems and social
problems, which can be done independently without the interference of others. To
achieve these conditions, communities and development components must be
empowered, both through self-existing institutions and empowerment that can be
done by the government through policies, non-governmental organizations and
private parties. The purpose of community empowerment is 1) to establish an
Independent Individual; 2) forming a better work ethic; 3) increasing public
awareness of self and environmental potential; 4) training and improving the
community's ability to make planning and accountability; 5) improving people's
thinking ability in finding solutions to any development problems and 6)
Minimizing poverty in the regions.
To achieve the effectiveness of community empowerment there should be
community involvement, government, non-governmental organizations and
private parties. programs are based on community aspirations, supported by the
development of social systems and local wisdom combined with the concept of
sustainable development.
1. Pendahuluan
Tantangan pemberdayaan masyarakat di masa mendatang yang dapat dilihat
dari pertentangan dunia global dan tradisi yang berakar pada kearifan lokal, sikap
kebertahanan masyarakat tradisional yang bertolak belakang dengan kemajuan
yang masyarakat inginkan. Tuntutan dan tekanan ekonomi, sosial dan budaya
nasional dan internasional. Menurunnya nilai kebersamaan dan ketidak pedulian
antar sesama dan lingkungannya. Di samping itu berbagai kebijakan pemerintah
dalam upaya pemberdayaan masyarakat, tidak melibatkan sepenuhnya aspirasi
masyarakat, tentang apa yang diinginkan dan bisa dilakukan masyarakat, yang
sifatnya membangun kepedulian dan kemampuan pembangunan dari masyarakat
itu sendiri. Tugas para fasilitator pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan
Locus Majalah Ilmiah Fisip Vol 8 No. 1- Agustus 2017| 1
dan ketrampilan yang sudah dimiliki masyarakat dalam menyelesaikan berbagai
persoalan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat mestinya dilakukan sebagai
antisipasi terhadap berbagai permasalahan sosial yang berkembang, dengan
memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat dalam menghadapi
persoalan-persoalan sosial tersebut. Dengan demikian pentingnya partisipasi
masyarakat dalam membangun komunitas sosial merupakan bagian yang selama
ini sering ditinggalkan dan berdampak pada ketidak-perdulian masyarakat
terhadap perkembangan sosial dan lingkungannya, sehingga masyarakat kurang
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi (Sardini & Suswantoro, 2016: 72).
Kebijakan yang bersifat bantuan dan pemaksaan penggunaan teknologi
terapan modern yang diserap dari negara-negara maju, yang nota bene bukan
ketrampilan yang masyarakat pahami banyak mengalami kegagalan. Adapun
kebijakan-kebijakan yang telah dilaksanakan di Indonesia yang kurang memberi
motivasi kemandirian pada masyarakat, seperti pemberian kredit lunak tanpa
dibekali ketrampilan bidang usaha dan pencatatan keuangan yang baik,
menambah beban utang bagi masyarakat, dan ketergantungan pada pemerintah,
termasuk kebijakan BLT (bantuan langsung tunai), program Jaminan
Kesehatan Bali Mandara (JKBM); Kebijakan Beras miskin dan kebijakan lainnya,
yang kurang mendidik dan menumbuhkan kemandirian masyarakat. Di sisi lain
perberdayaan dapat dimaknai sebagai pertarungan antar otonomi (Friedman, 1992
dalam (Wrihatnolo & Dwijowijoto, 2007) konsep ini tidak saja mengandung
makna keberpihakan kepada masyarakat, secara total terutama pada masyarakat
yang tergolong sebagai masyarakat miskin. Pertarungan ini tidak saja
mengesankan pada kemampuan kemandirian pada masyarakat miskin di bidang
ekonomi, tetapi juga meningkatnya kemampuan masyarakat dalam membuat
keputusan, untuk memberikan solusi pada setiap persoalan yang mereka hadapi.
Peran pemerintah dalam pemberdayaan dapat dilakukan dalam dua sisi, yaitu
pemenuhan pada kebutuhan dasar masyarakat melalui sistem layanan publik dan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia masyarakat miskin itu sendiri.
Disebutkan oleh UI Haq, 1995 (dalam Wrihatnolo & Dwijowijoto, 2007) bahwa
tujuan pokok pembangunan adalah memperluas pilihan-pilihan manusia, dalam
Daftar Pustaka
Boudioni, Markella, Susan McLaren, & Graham Lister, 2017. “The Role of
Citizenship, Culture and Voluntary Community Organisations towards
Patient Empowerment in England and Greece”. In International Journal of
Caring science January-April Vol. 10/Issue 1/ page 30-312.
www.internationaljournalofcaringscience.org
Forno, Carla Andrea Millares & Amy E. Boren, 2017. “Creating Community
Capacity through Youth Empowerment: A Case Study of Rural Nicaragua”.
In Journal Yout Deelopment Vol. 12 Issue 2 ISSN 2325-4017
France, Keneilwe Molosi, & Kenneth Dipholo, 2017. “Assessing the role of Local
Institutions in Participatory development: The case of Khwee and Sehunong
settlements in Botswana”. In Africa’s Public Service Delivery and
Performance Review ISSN: (Online) 2310-2152, (Print) 2310-2195
Irham, Mohammad, 2012. “Etos Kerja Dan Korelasinya Dengan Peluang Dan
Tantangan Profesionalitas Masyarakat Muslim Di Era Modern”. Dalam
Jurnal Subtantia, Vol. 14 No. 2 Oktober 2012.
Kahika, Giles & Gerald K. Karyeija, 2017. “Institutional roles and the
implementation of local economic Development, Kasese district, Uganda. In
Africa’s Public Service Delivery and Performance Review ISSN: (Online)
2310-2152, (Print) 2310-2195
Sardini, Nur Hidayat & Gunawan Suswantoro ed, 2016. 60 Tahun Jimly
Asshiddiqie: Menurut Para Sahabat. Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Jakarta
Titib, I Made, 1996. Weda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Paramita
Denpasar