You are on page 1of 13

Accelerat ing t he world's research.

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL


DENGAN KUALITAS HIDUP
LANSIA DI UNIT PELAYANAN
TERPADU (UPTD) GRIYA WERDHA
KOTA SURABA...
The Indonesian Journal of Public Health

The Indonesian Journal of Public Health

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

HIPERT ENSI.pdf
melli juni

Pengaruh Millieu T herapy Met ode Kreasi Seni membuat Gelang t erhadap Penurunan Kesepian (Loneli…
Ah Yusuf

Prosiding Seminar IPHPS 2016_ IKM Unnes.pdf


dhimas bagusd
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA
DI UNIT PELAYANAN TERPADU (UPTD) GRIYA WERDHA KOTA SURABAYA
TAHUN 2017

Dina Andesty1, Fariani Syahrul 2


1,2
Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Alamat korespondensi:Dina Andesty
E-mail: dinaandesty@gmail.com

ABSTRACT
The number of elderly in many countries is increasing, including in Indonesia. Along with the increasing number
of elderly, many problems will be experienced by the elderly such as psychological disorders, pathological
disorders on physical conditions, access to health services that is difficult to obtain and less social support from
family or friends. Lack of social support will affect the social interaction of elderly. Social interaction can have a
positive impact on the quality of life because the social interaction of the elderly do not feel lonely, therefore
social interaction must be developed and maintained in the elderly group. The purpose of this study is to analyze
the social interaction with the quality of life of the elderly in UPTD Griya werdha Surabaya. This study used
cross sectional study design. The study population is all elderly in UPTD Griya Werdha Surabaya City. The
sample size is as much as 52 elderly are taken using simple random sampling method. The dependent variable of
the research is the quality of life of the elderly and the independent variable is social interaction. The research
instrument used WHOQOL-OLD questionnaire. The result of the research shows taht there is relationship
between social interaction with quality of life of elderly in UPTD Griya Werdha Surabaya ( p-value = 0.017).
The conclusion of this study is social interaction related to the quality of life of the elderly, the worse the social
interaction of the elderly, the lower the quality of life. The suggestion from this research is to increase social
interaction of elderly by increasing daily activity of elderly in order to often gather and interact with each other.

Keywords: Social interaction, quality of life, elderly, WHOQOL-OLD

ABSTRAK
Jumlah lanjut usia di banyak negara semakin lama semakin meningkat jumlahnya,termasuk di Indonesia. Seiring
dengan jumlah lansia yang meningkat, banyak permasalahan yang akan dialami oleh lansia seperti gangguan
psikis, gangguan patologis pada kondisi fisik , akses pelayanan kesehatan yang susah diperoleh dan
berkurangnya dukungan sosial yang diperoleh dari keluarga atau teman. Kurangnya dukungan sosial akan
mempengaruhi interaksi sosial lansia. Interaksi sosial dapat berdampak posistif terhadap kualitas hidup karena
dengan adanya interaksi sosial maka lansia tidak akan merasa kesepian, oleh sebab itu interaksi sosial harus tetap
dipertahankan dan dikembangkan pada kelompok lansia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis interaksi
sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD Griya werdha Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan
desainstudi cross sectional.Populasi penelitian adalah semua lansia di UPTD Griya Werdha Kota Surabaya.
Besar sampel adalah sebanyak 52 lansia diambil menggunakan metode simple random sampling.Variabel
dependent penelitian adalah kualitas hidup lansia dan variabel independent adalah interaksi sosial. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner WHOQOL-OLD. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antarainteraksi
sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werdha Kota Surabaya ( p-value = 0,017). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah interaksi sosial berhubungan dengan kualitas hidup lansia, semakin buruk interaksi sosial
lansia maka semakin rendah pula kualitas hidupnya. Saran dari penelitian ini adalah meningkatkan interaksi
sosial lansia dengan meningkatkan aktifitas atau kegiatan harian lansia agar dapat sering berkumpul dan saling
berinteraksi satu sama lain.

Kata kunci: Interaksi sosial, kualitas hidup, lansia, WHOQOL-OLD

©2018 FKM_UNAIR All right reserved. License doi: 10.20473/ijph.vl13il.2018.169-180


Received 26 October 2018, received in revised form 29 January2018 , Accepted 31 January 2018 , Published
online: December 2018
170 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 169-180

PENDAHULUAN usia harapan hidup usia lanjut


mengakibatkan berbagai masalah seperti
Dampak dari kemajuan ilmu masalah kesehatan, psikologis, dan sosial
pengetahuan dan teknologi terutama di ekonomi akan dirasakan oleh lansia.Selain
bidang kesehatan, berhasil untuk itu hal tersebut juga akan mempengaruhi
menurunkan angka kematian bayi dan anak kesejahteraan lansia baik dari segi fisik,
dan memperlambat kematian sehingga mental dan sosial, dimana apabila masalah
berdampak pada peningkatan jumlah tersebut tidak ditangani dengan baik maka
lansia. Peningkatan jumlah lansia ini juga ditakutkan akan berkembang menjadi
diikuti dengan usia harapan hidup yang masalah yang sangat kompleks
juga meningkat (Yuliati, Baroya, & (Notoadmojo, 2008).
Ririyanti, 2014). Salamah (2005) juga menambahkan
Penduduk usia lanjut semakin bahwa jumlah lansia yang semakin
meningkat jumlahnya di banyak negara meningkat, akan mengakibatkan lansia
termasuk di Indonesia. Jumlah usia lanjut banyak mengalami masalah-masalah
diatas 60 tahun diprediksi akan meningkat seperti kurangnya mendapatkan
jumlahnya menjadi 20% pada tahun 2015- pendidikan, akses kesehatan sulit
2050. Indonesia berada di posisi keempat diperoleh, tidak ada jaminan hari tua,
setelah Cina, India, dan Jepang. Hasil dukungan sosial dari keluarga atau teman
Susenas tahun 2014 menginformasikan akan berkurang. Oleh karena itu, tak jarang
bahwa jumlah usia lanjut di Indonesia lansia akan mengalami masalahpsikologis
adalah sebanyak 20,24 juta jiwa atau maupun fisik, dan gangguan patologis
8,03%. Hal tersebut bila dibandingkan yang mengakibatkan lansia mudah
dengan hasil Sensus tahun 2010 maka ada terserang berbagai macam penyakit.
peningkatan jumlah lansia yaitu 18,1 juta Masalah psikologis pada lansia
jiwa atau 7,6% (Kemenkes RI, 2011). merupakan salah satu proses penuaan yang
Pusat Data dan Informasi akan dialami oleh semua lansia. Lansia
Kemenkes RI pada tahun 2015 juga akan mengalami perubahan psikologis
menginformasikan bahwa 5 provinsi seperti short term memory, frustasi,
dengan sebaran penduduk lansia terbesar kesepian, takut kehilangan kebebasan,
adalah Yogyakarta sebesar 13,4%, Jawa takut menghadapi kematian, perubahan
Tengah sebesar 11,8%, Jawa Timur keinginan, depresi, dan kecemasan.
sebesar 11,5%, Bali sebesar 10,3%, dan Masalah psikologis pada lansia biasanya
Sulawesi Utara sebesar 9,7%, sedangkan terjadi karena transisi peran pada
sebaran penduduk lansia terendah adalah lingkungan sosial, kehilangan, perubahan
Papua sebesar 2,8% (Kemenkes RI, 2015). pada fisiologis dan kematian (Maryam,
Provinsi Jawa Timur berada di dkk, 2008). Perubahan psikologis yang
posisi ke tiga dengan jumlah lansia dialami oleh lansia akan mengakibatkan
terbanyak dan kota Surabaya merupakan lansia secara perlahan menarik diri dari
salah satu kota besar dengan persentase hubungan dengan masyarakat sekitar
pertumbuhan lanjut usia yang cukup tinggi sehingga dapat mempengaruhi interaksi
bila dibandingkan dengan kota-kota besar sosial. Berkurangnya interaksi sosial pada
di Indonesia. Berdasarkan data Badan lansia dapat menyebabkan perasaan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur terisolir, sehingga lansia memilih
(2016) jumlah lanjut usia 60 tahun ke atas menyendiri dan merasa terisolasi dan
di kota Surabaya mencapai 7,9% dimana akhirnya depresi, maka hal ini dapat
usia harapan hidup kota Surabaya mempengaruhi kualitas hidup lansia
mencapai 71 tahun. (Maryam, dkk, 2008).
BKKBN (2012) mengatakandengan Interaksi sosial merupakan
meningkatnya jumlah populasi dan angka hubungan sosial yang saling
Dina Andesty dan Fariani Syahrul , Hubungan Interaksi Sosial Dengan... 171

mempengaruhi antar individu yang terjadi kehidupannya di masyarakat dalam


di masyarakat yang berlangsung sepanjang konteks budaya dan sistem nilai yang ada.
hidupnya. Interaksi sosial dapat berdampak Hal ini memberikan pengertian bahwa
positif terhadap kualitas hidup karena kualitas hidup dipengaruhi oleh hubungan
dengan adanya interaksi sosial maka lansia lansia dengan lingkungan sekitar, kondisi
tidak merasa kesepian, oleh sebab itu fisik lansia, kondisi psikososial lansia dan
interaksi sosial harus tetap dipertahankan tingkat kemandirian lansia (Suprajitno,
dan dikembangkan pada kelompok lansia. 2004).
Lanjut usia yang dapat terus menjalin Pada umumnya kualitas hidup
interaksi sosial dengan baik adalah lansia lansia menjadi menurun karena pada masa
yang dapat mempertahankan status usia lanjut biasanya lansia akan mengalami
sosialnya berdasarkan kemampuan keterbatasan dan ketidakmampuan dalam
bersosialisasi (Noorkasiani, 2009). melakukan suatu hal. Untuk meningkatkan
Adanya perubahan kualitas hidup kualitas hidup lansia dibutuhkan perawatan
yang dialami oleh lansia biasanya dimana peran keluarga sangat dibututhkan
cenderung mengarah ke arah yang kurang karena merupakan unit terkecil dari
baik. Biasanya hal tersebut berhubungan masyarakat (Demartoto, 2007).
dengan lingkungan sosial ekonomi lansia Salah satu faktor yang dapat
seperti berhenti bekerja karena pensiun, mempengaruhi kualitas hidup lansia adalah
kehilangan anggota keluarga yang dicintai lingkungannya terutama lingkungan tempat
dan teman, dan ketergantungan kebutuhan tinggal. Perbedaan lingkungan tempat
hidup serta adanya penurunan kondisi fisik tinggal lansia akan dapat mempengaruhi
yang disebabkan oleh faktor usia. lansia untuk beradaptasi. Penelitian ini
Perubahan-perubahan tersebut menjadi dilakukan di panti jompo tepatnya di
suatu kendala dalam menentukan tingkat UPTD Griya Werdha Surabaya.UPTD
kesejahteraan lansia, karena adanya Griya Werdha adalah panti jompo milik
penurunan dalam pemenuhan kebutuhan pemerintah dimana lansia sudah tidak perlu
hidup (Wikananda, 2015). membayar untuk tinggal dan fasilitas yang
Perubahan-perubahan yang terjadi didapat lansia cukup lengkap dari aspek
pada lansia akan mengakibatkan kesehatan dimana selalu ada pemeriksaan
menurunnya peran sosial lansia dan juga kesehatan secara rutin, selain itu lansia
menurunnya derajat kesehatan akibatnya juga difasilitasi dengan berbagai macam
lansia akan kehilangan pekerjaan dan kegiatan agar lansia tidak merasa bosan.
merasa menjadi individu yang kurang Fasilitas-fasilitas yang didapat lansia di
mampu. Hal tersebut akan mempengaruhi UPTD Griya Werda seharusnya dapat
interaksi sosial lansia karena lansia meningkatkan kualitas hidup lansia dan
menarik diri dari hubungan dengan juga dapat meningkatkan interaksi sosial
masyarakat sekitar secara perlahan. karena lansia dapat berkumpul dengan
Interaksi sosial yang buruk pada lansia sesama lansia di UPTD Griya Werdha
dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia setiap hari. Namun kenyataannya,
dimana hal tersebut akan menyebabkan beberapa penelitian mengatakan bahwa
lansia merasa terisolir sehingga lansia jadi lansia yang tinggal di panti memiliki
suka menyendiri dan akan menyebabkan kualitas hidup yang rendah. Putri (2014)
lansia depresi (Samper, Pinontoan, & mengatakan bahwa lansia yang tinggal di
Katuuk, 2017). panti dari domain interaksi sosial memiliki
World Health Organization Quality kualitas hidup yang kurang karena
of Life (WHOQOL) mendefinisikan kegagalan lansia itu sendiri dalam
kualitas hidup adalah suatu persepsi lingkungannya dan perubahan peran sosial
individu yang berkaitan dengan tujuan, yang terjadi, sedangkan yang tinggal
harapan, standar, dan perhatian dalam bersama keluarga sebagian besar memiliki
172 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 169-180

kualitas hidup yang cukup dari segi pengolahan data dengan dengan editing,
layanan kesehatan, aktifitas sehari-hari dan coding, dan scoring.
interaksi sosialnya bersama keluarga, Penelitian ini menggunakan analisis
tetangga, dan masyarakat sekitar. univariat untuk menghitung distribusi
Perbedaan kualitas hidup dari frekuensi dan persentase dari tiap variabel,
domain interaksi sosial ini bisa saja terjadi dan analisis bivariat untuk menganalisis
karena kesulitan lansia dalam beradaptasi hubungan antara variabel dependen dan
dengan lingkungan yang baru, yang mana independen dengan menggunakan uji
lansia biasanya tinggal bersama keluarga statistik chi square dengan α=5%.
dan masyarakat luas. Oleh karena itu
tujuan dari penelitian ini adalah HASIL
menganalisis interaksi sosial dengan
kualitas hidup lansia di UPTD Griya Distribusi Lansia berdasarkan
Werdha Kota Surabaya. Karakteristik Lansia
Distribusi lansia berdasarkan usia
METODE PENELITIAN
di UPTD Griya wedha Kota
Surabayasebagian besar berada pada
Jenis penelitian adalah
kategori usia 60-74. Usia terendah lansia
observasional analitik dengan rancang
adalah 60 tahun dan tertinggi 86 tahun
bangun penelitian adalah desain studi cross
dengan rata-rata umur lansia yaitu 72,83.
sectional. Penelitian dilakukan di UPTD
Pada umumnya kualitas hidup menurun
Griya werdha Kota Surabaya yang terletak
seiring dengan meningkatnya usia karena
di jalan Jambangan Baru Tol 15A
terdapat penurunan fisik, perubahan
Jambangan. Penelitian dilakukan pada
mental, dan perubahan psikososial
bulan November - Desember 2017.
(Darmojo, 2009).
Populasi penelitian adalah semua
Distribusi lansia berdasarkan jenis
lansia di UPTD Griya Werdha kota
kelamin di UPTD Griya wedha Kota
Surabaya yang berumur 60 tahun keatas
Surabaya sebagian besar lansia berjenis
dengan sampel sebesar 52 sampel.Teknik
kelamin perempuan. Laki-laki dan
pengambilan sampel menggunakan simple
perempuan memiliki perbedaan dalam
random sampling. Variabel dependen
peran serta akses dan kendali terhadap
penelitian adalah kualitas hidup lansia dan
berbagai sumber sehingga kebutuhan atau
variabel independen adalah interaksi sosial.
hal-hal yang penting bagi laki-laki dan
Instrumen yang digunakan dalam
perempuan juga akan berbeda. Hal ini
penelitian ini adalah instrumen kualitas
mengindikasikan adanya perbedaan aspek-
hidup dari WHO (2004) yaitu WHOQOL-
aspek kehidupan dalam hubungannya
OLD yang terdiri dari 24 item pertanyaan
dengan kualitas hidup pada laki-laki dan
yang dibagi menjadi 6 domain.
perempuan.
Data primer penelitian diperoleh
Pada variabel tingkat pendidikan,
dari hasil wawancara menggunakan
lansia dikelompokkan menjadi kategori
kuesioner dimana data primer ini terdiri
rendah dengan tingkat pendidikan tidak
dari data karakteristik lansia yang terdiri
sekolah, SD, SMP, dan kategori tinggi
dari usia, jenis kelamin, tingkat
dengan tingkat pendidikan SMA dan
pendidikan, dan status pernikahan, serta
Perguruan Tinggi. Distribusi lansia
kualitas hidup lansia. Data sekunder
berdasarkan tingkat pendidikan di UPTD
penelitian meliputi jumlah lansia dan status
Griya Werdha Kota Surabaya hampir
kesehatan lansia yang diperoleh dari
semua lansia memiliki kategori tingkat
catatan medis lansia di UPTD Griya
pendidikan yang rendah. Pendidikan dapat
Werdha Kota Surabaya. Data yang telah
mempengaruhi kualitas hidup karena
diperoleh kemudian kemudian dilakukan
tingkat pendidikan seseorang sangat
Dina Andesty dan Fariani Syahrul , Hubungan Interaksi Sosial Dengan... 173

menentukan kemudahan seseorang dalam menyebabkan menurunnya kualitas hidup


menerima setiap pembaharuan serta terkait ketidakmampuan dan keterbatasan
perpengaruh pada kemampuan mengelola fisik lansia.
informasi.
Tabel 2. Distribusi Penyakit yang diderita
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia di UPTD Griya Werdha
Lansia Di UPTD Griya Werdha Kota Surabaya tahun 2017
Kota Surabaya Tahun 2017
Penyakit kronis N (%)
Variabel Kategori n % Ada 40 76,9
Usia 75 – 90 23 44,2 Tidak ada 12 23,1
Total 52 100
60 – 74 29 55,8
Jenis Laki-laki 22 42,3 Distribusi Lansia Berdasarkan Status
Kelamin Kualitas Hidup
Perempuan 30 57,7
Pendidikan Rendah 43 82,7 Kualitas hidup lansia diukur
Tinggi 9 17,3 menggunakan instrument WHOQOL-OLD
Status Janda/Duda 17 32,7 dimana kategori kualitas hidup dibagi
Pernikahan Tidak 8 15,4 menjadi 3 yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Menikah Kategori rendah apabila skor kualitas
Menikah 27 51,9 hidup lansia setelah ditotalkan dan di
transform skornya adalah 0-33, kualitas
Distribusi lansia berdasarkan status hidup sedang apabila skornya 34-66, dan
pernikahan di UPTD Griya Werdha Kota kualitas hidup tinggi apabila skornya 67-
Surabaya menunjukkan bahwa sebagian 100. Distribusi lansia berdasarkan status
besar lansia memiliki status menikah. kualitas hidup di UPTD Griya Werdha
Walaupun lansia memiliki status menikah Kota Surabaya menunjukkan bahwa
tetapi pada kenyataannya banyak lansia sebagian besar lansia memiliki kualitas
yang menikah tidak tinggal bersama hidup yang rendah. Perbedaan lingkungan
pasangannya di panti, beberapa ada yang tempat tinggal lansiaakan dapat
pasangannya ikut bersama anak mereka mempengaruhi lansia untuk beradaptasi.
dan ada yang pisah kota. Status pernikahan Lansia akan merasakan berbeda saat
memberikan hubungan yang kuat terhadap tinggal di panti dan saat tinggal di rumah
status kualitas hidup lansia. Hal ini dikarenakan lansia yang tinggal di panti
berkaitan dengan adanya dukungan dari harus menerima orang-orang dan
pasangan hidup bagi lansia. Lansia yang lingkungan yang baru.
masih terikat pernikahan akan memiliki
status kualitas yang lebih baik. Tabel 3. Distribusi Lansia Berdasarkan
Status Kualitas Hidup di UPTD
Distribusi Lansia Berdasarkan Penyakit Griya Werdha Kota Surabaya
Kronis yang diderita Lansia tahun 2017

Distribusi lansia berdasarkan Status Kualitas Hidup n %


penyakit kronis yang diderita lansia di Rendah 28 53,8
UPTD Griya Werdha Kota Surabaya
menunjukkan bahwa sebagian besar lansia Sedang 5 9,6
memiliki penyakit kronis. Penyakit kronis Tinggi 19 36,5
berperan dalam kemunduran kesehatan
yang berangsur-angsur memburuk dan Total 52 100
sering terjadi pada usia lanjut yang
174 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 169-180

Distribusi Lansia Berdasarkan Domain waktu, tingkat aktivitas, partisipasi pada


Status Kualitas Hidup kegiatan masyarakat. Domian kematian
dan keadaan terminal meliputi
Status kualitas hidup diukur
jalannya/caranya meninggal, mengontrol
menggunakan instrumen kualitas hidup
akhir hidup, ketakutan akan akhir hidup,
dari WHO yaitu WHOQOL-OLD. Enam
merasakan sakit pada akhir hidup. Domain
domain dalam instrumen WHOQOL-OLD
persahabatan dan cinta kasih terdiri dari
yaitu domain kemampuan sensori terdiri
persahabatan dalam kehidupan, cinta
dari kemunduran alat indra, penilaian
dalam kehidupan, kesempatan untuk
terhadap fungsi sensorik, kemampuan
mencintai, dan kesempatan untuk dicintai
dalam melakukan aktivitas, dan
(Rawiyah, 2014).
kemampuan untuk berinteraksi (Nugroho,
Setiap domain kualitas hidup pada
2008). Domain otonomi terdiri dari
instrumen WHOQOL-OLD dibagi menjadi
kebebasan dalam mengambil keputusan,
kategori buruk, cukup, dan baik. Kategori
menentukan masa depan, melakukan hal-
buruk didapatkan apabila nilai skor adalah
hal yang diinginkan, kebebasan untuk
0-33, kategori cukup apabila skornya 34-
dihargai. Domain aktifitas pada masa
66, dan kategori baik apabila skornya 67-
lampau, kini, dan yang akan datang terdiri
100. Total skor diperoleh dari 24 item
dari hal-hal yang diharapkan, pencapaian
pertanyaan pada instrument WHOQOL-
keberhasilan, penghargaan yang diterima,
OLD.
pencapaian dalam kehidupan. Domain
interaksi sosial terdiri dari penggunaan

Tabel 4. Distribusi Status Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Domain Kualitas Hidup di
UPTD Griya Werdha Kota Surabaya tahun 2017
Buruk Cukup Baik Total
Domain kualitas hidup
n % n % n % n %
Kemampuan sensori 16 30,8 16 30,8 20 38,5 52 100
Otonomi 28 53,8 11 21,2 13 25 52 100
Aktifitas pada masa lampau,
24 46,2 18 34,6 10 19,2 52 100
kini, dan yang akan datang
Partisipasi sosial 27 51,9 10 19,2 15 28,8 52 100
Kematian dan Keadaan
19 36,5 12 23,1 21 40,4 52 100
Terminal
Persahabatan dan cinta kasih 25 48,1 22 21,2 16 30,8 52 100

Tabel 5. Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD Griya Werdha
Kota Surabaya tahun 2017
Interaksi Kualitas Hidup
Total
Sosial Rendah Sedang Tinggi x2 p value
n % n % n % n %
Buruk 21 77,8 1 3,7 5 18,5 27 100
Cukup 4 40 1 10 5 50 10 100 8,123 0,017
Baik 3 20 3 20 9 60 15 100
Dina Andesty dan Fariani Syahrul , Hubungan Interaksi Sosial Dengan... 175

Hubungan Interaksi Sosial dengan lansia juga akan mudah terserang infeksi
Kualitas Hidup Lansia dan komplikasi penyakit lainnya apabila
memiliki kekebalan tubuh yang buruk dan
Hubungan interaksi sosial dengan
status gizinya kurang sehingga risiko
kualitas hidup lansia di UPTD Griya
kematianakan meningkatkan.
Werdha Kota Surabaya tahun 2017
Semua lansia di UPTD Griya
menunjukkan bahwa lansia yang memiliki
Werdha Kota Surabaya merupakan lansia
status interaksi sosial yang buruk sebagian
yang berumur diatas 60 tahun dikarenakan
besar memiliki kualitas hidup yang rendah.
syarat yang ditetapkan oleh UPTD Griya
Hasil penenelitian lebih lanjut didapatkan
Werdha dimana lansia yang diterima
hasil bahwa teradapat hubungan antara
adalah lansia yang berumur 60 tahun
interaksi sosial dengan kualitas hidup
keatas karena merujuk pada pengertian
lansia di UPTD Griya Werdha Kota
lansia yang ditetapkan oleh UU no.13
Surabaya tahun 2017.
tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
Bertambahnya usia membuat lansia
usia yang menyatakan bahwa lanjut usia
mengalami kemunduran dalam
adalah seseorang yang telah berusia 60
berinteraksi, lansia secara perlahan-lahan
tahun keatas.
mulai melepaskan diri dari kehidupan
Hasil penelitian menunjukkan
sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
bahwa penghuni UPTD Griya Werdha
sekitarnya sehingga mengakibatkan
Kota Surabaya didominasi oleh lansia
kualitas hidupnya menurun.
perempuan. Statistik di Indonesia pun
menyatakan bahwa populasi lansia diatas
PEMBAHASAN
60 tahun didominasi oleh wanita
(Kemenkes RI, 2015). Hal ini juga sesuai
Gambaran Karakteristik Lansia
dengan jumlah lansia di Kota Surabaya
Hasil penelitian diketahui bahwa dimana lansia perempuan lebih banyak
sebagian besar lansia berada pada (8,15%) dibandingkan lansia laki-laki
kelompok usia elderly (60-74 tahun) (7,63%) . Banyaknya lansia perempuan
dengan rata-rata usia lansia 72,83. Data pada penelitian ini juga terjadi karena dari
sensus penduduk pada tahun 2010 data populasi lansia di UPTD Griya
menginformasikan bahwa jumlah lanjut Werdha Surabaya, lansia berjenis kelamin
usia 60 tahun ke atas di kota surabaya perempuan memang jumlah nya lebih
mencapai 7,9% dimana usia harapan hidup banyak dibandingkan laki-laki.
kota Surabaya mencapai 71 tahun. Hasil Hasil penelitian menunjukkan
penelitian ini sesuai dengan usia harapan bahwa hampir sebagian lansia di UPTD
hidup di Surabaya dimana usia harapan Griya Werdha Kota Surabaya tahun 2017
hidup lansia di Surabaya berada pada memiliki kategori tingkat pendidikan yang
rentang usia 60-74 tahun. Hal tersebut juga rendah. Hal ini sesuai dengan data Susenas
sesuai dengan usia harapan hidup di tahun 2012 yang mengatakan bahwa masih
Indonesia yaitu 72 tahun (Kemenkes RI, banyak lansia yang berpendidikan rendah,
2015). dikarenakan lebih dari separuh penduduk
Kelompok usia very old (lebih dari lansia di Indonesia yang tidak pernah
90 tahun) pada penelitian ini tidak sekolah dan tidak tamat SD (Kemenkes RI,
dijumpai karena dengan bertambahnya 2013).
usia, maka penurunan fungsi tubuh dan Data lansia di UPTD Griya Werdha
daya tahan fisik akan menurun, sehingga juga menunjukkan bahwa lansia yang
menyebabkan lansia akan mudah terserang berada di UPTD Griya Werdha merupakan
penyakit yang dipengaruhi juga oleh lansia yang terlantar dan dilaporkan oleh
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, warga dan Liponsos (Lingkungan Pondok
jaringan, dan sistem organ. Selain itu Sosial). Lansia yang dilaporkan warga dan
176 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 169-180

Liponsos di UPTD Griya Werdha biasanya ini bisa terjadi karena biasanya lansia yang
merupakan lansia yang tidak tinggal lagi ditemukan terlantar hanya seorang diri dan
bersama keluarganya dan tidak memiliki tidak bersama pasangannya, selain itu ada
pekerjaan. Hal ini dapat menunjukkan beberapa lansia yang pasangannya tinggal
sosial ekonomi lansia yang berada di bersama anaknya, dan juga terpisah kota
UPTD Griya Werdha Kota Surabaya sehingga lansia tersebut sendirian berada di
berada pada sosial ekonomi menengah ke UPTD Griya Werdha walaupun statusnya
bahwah.Status sosial ekonomi lansia di menikah.
UPTD Griya Werdha yang menengah ke
bawah ini dapat mempengaruhi pendidikan Distribusi Lansia Berdasarkan Penyakit
lansia dimana hal tersebut memungkinkan Kronik yang Diderita
lansia untuk tidak mendapatkan pendidikan
Hasil penelitian didapatkan bahwa
yang baik sehingga memiliki pendidikan
sebagian besar lansia memiliki penyakit
yang rendah.
kronik yang diderita. Adanya penyakit
Pendidikan merupakan suatu proses
kronik pada populasi lansia biasanya
yang dapat mempengaruhi perilaku
terjadi karena faktor umur yang
seseorang dan dengandemikian makan
menyebabkan ketahanan tubuh lansia
akan menimbulkan perubahanperilaku
melemah dan mudah diserang berbagai
pada diri orang tersebut. Jadi dapat
macam penyakit (Wikananda, 2015).
dikatakan bahwa seseorang dapat
Masih banyaknya lansia yang
menerima informasi kesehatan dengan baik
menderita penyakit kronik di UPTD Griya
apabila memiliki pendidikan yang tinggi,
Werdha Surabaya selain disebabkan faktor
dan sebaliknya seseorang dengan
umur bisa jadi karena faktor sosial
pendidikan yang rendah akan susah untuk
ekonomi dan tingkat pendidikan lansia
orang tersebut menerima informasi
yang rendah. Lansia yang sebelumnya
kesehatan (Mubarak, 2006).
tidak tinggal di panti kurang
Distribusi frekuensi lansia
memperhatikan tentang kondisi kesehatan
berdasarkan status pernikahan di UPTD
mereka saat sendirian. Hal ini dapat terjadi
Griya Werdha Kota Surabayamenunjukkan
karena kurangnya kesadaran dan
bahwa lansia paling banyak memiliki
pengetahuan lansia yang bisa diakibatkan
status Menikah. Menurut Susenas tahun
karena tingkat pendidikan lansia yang
2012, sebagian besar lansia masih
rendah dan karena lansia tidak mempunyai
memiliki status menikah (57,81%),
ekonomi yang baik sehingga tidak bisa
sedangkan sisanya berstatus duda atau
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
janda (41,28%) dan tidak menikah
Lansia dapat menikmati hal-hal
(0,91%).
paling penting yang terjadi dalam hidupnya
Menurut penelitian Suristiani
apabila memiliki kesehatan yang baik dan
(2013) yang berjudul Analisis Kualitas
hal tersebut juga bisa menjadi ukuran
hidup lansia di Kabupaten Mojokerto
dalam menentukan kualitas kehidupan
mengatakan bahwa status pernikahan
lansia, kualitas hidup lansia akan semakin
mempengaruhi kualitas hidup lansia. Hal
baik apabila lansia memiliki kesehatan
ini berkaitan dengan adanya dukungan
yang baik pula dan sebaliknya lansia
pasangan hidup bagi pasien sehingga
dengan kesehatan yang buruk maka
pasien yang masih terikat pernikahan akan
kualitas hidupny akan semakin rendah.
memiliki status kualitas yang lebih baik.
Lansia yang memiliki masalah
Lansia di UPTD Griya Werdha
kesehatan juga akan mengurangi
Kota Surabaya walaupun banyak yang
kemampuannya untuk bersosialisasi
berstatus menikah, tetapi masih banyak
dengan lingkungan, dan hal tersebut juga
lansia yang tidak tinggal bersama dengan
akan mengurangi dukungan sosial yang
pasangannya di UPTD Griya Werdha. Hal
Dina Andesty dan Fariani Syahrul , Hubungan Interaksi Sosial Dengan... 177

diterima lansia dari sesama lansia (Azwan, menyatakan bahwa untuk meningkatkan
dkk, 2015). kualitas hidup lansia maka lansia harus
Lansia di UPTD Griya Werdha memiliki interaksi sosial yang baik
Kota Surabaya yang memiliki penyakit sehinggalansia tidak akan merasa kesepian
kronik memiliki keterbatasan fisik untuk dalam hidupnya.
berinteraksi sosial dengan sesama lansia. Buruknya interaksi sosial lansia di
Mereka lebih banyak menghabiskan waktu UPTD Griya Werdha Kota Surabaya bisa
di tempat tidur dibandingkan dengan diakibatkan karena lansia merasa kegiatan
keluar kamar untuk berkumpul dengan atau aktivitas yang bisa dilakukan di
teman-teman lainnya. UPTD Griya Werdha Kota Surabaya
sangat sedikit. Sebenarnya UPTD Griya
Hubungan Interaksi Sosial dengan Werdha sudah mempunyai program-
Kualitas Hidup Lansia program untuk lansia yang dijadwalkan
setiap hari. Program-program tersebut
Hasil penelitian menunjukkan
adalah pemeriksaan kesehatan, sharing
bahwa lansia yang memiliki hubungan
lansia, games untuk lansia, pelatihan
sosial yang buruk dan cukup sebagian
keterampilan seperti membuat sabun cuci
besar memiliki kualitas hidup yang rendah
piring dan hand scrub, senam lansia, dan
dan sebaliknya lansia yang memiliki
jalan-jalan pagi lansia. Berdasarkan
kualitas hidup yang tinggi, memiliki
observasi peneliti, selain karena beberapa
hubungan sosial yang baik. Hasil analisis
lansia merasa kurang dengan kegiatan di
juga didapatkan bahwa nilai p=0,017
UPTD Griya Werdha, beberapa lansia
sehingga nilai p kurang α menunjukkan
lainnya lebih memilih untuk diam dikamar
bahwa ada hubungan antara interaksi sosial
dan tidak mengikuti program-program
dengan kualitas hidup lansia di UPTD
yang telah ada. Hal ini mengakibatkan
Griya Werdha Kota Surabaya (Siregar,
lansia membatasi interaksinya dengan
2013)
penghuni lain karena lebih banyak
Hasil penelitian sesuai dengan
menghabiskan waktu dikamar dan hanya
penelitian Putri (2015) yang mengatakan
diam di tempat tidur serta hanya
bahwa lansia yang tinggal di panti
berinteraksi dengan teman-teman yang
memiliki kualitas hidup yang kurang dari
hanya berada dikamar dan tidak
aspek hubungan sosial sedangkan lansia
berinteraksi dengan teman-teman lansia
yang tinggal bersama keluarga memiliki
yang berada di kamar yang lain.
kualitas hidup cukup. Hasil penelitian lebih
Interaksi sosial merupakan proses
lanjut didapatkan hasil bahwa tempat
di mana terjadinya komunikasi antar
tinggal mempengaruhi kualitas hidup
individu atau antar kelompok dan berkaitan
lansia dari domain hubungan sosial. Lansia
dengan aktitas sosial yang dilakukan
yang timggal di rumah dipengaruhi oleh
dengan orang lain di masyarakat. Biasanya
dukungan keluarga dan masyarakat
derajat kesehatan dan kemampuan fisik
sehingga lansia akan mengalami perubahan
lansia akan menurun sehingga
yang positif terhadap kehidupan dan
mengakibatkan interaksi sosial lansia
sebaliknya lansia akan mengalami
menurun dan lansiaakan menghindar dari
perubahan yang negatifbila dukungan
hubungan dengan orang lain
keluarga dan masyarakat yang diterima
(Hardywinoto, 2005)
kurang (Potter&Perry, 2005).
Pada umumnya lansia akan
Rantepadang (2012) menyebutkan
mengalami penurunan dalam berinteraksi
bahwa terdapat hubungan antara interaksi
pada hari tuanya. Oleh karena itu lansia
sosial dengan kualitas hidup lansia
akan merasakan kesulitan dalam
karenainteraksi sosial lansia yang baik
bersosialisasi, hal ini juga diakibatkan
akan menghasilkan kualitas hidup yang
karena faktor usia. Lansia akan
baik. Sanjaya dan Rusdi (2012)
178 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 169-180

mendapatkan perasaan memiliki dalam Lansia di UPTD Griya Werdha


kelompok apabila interaksi sosial yang Kota Surabaya tahun 2017 sebagian besar
dimiliki lansia baik sehingga bisa membuat berada pada kelompok umur 60 – 74 tahun
lansia bisa saling berbagi cerita, berbagi dan didominasi oleh lansia berjenis
minat dan berbagi perhatian antar satu kelamin perempuan. Hampir semua lansia
sama lain, serta lansia dapat melakukan memiliki tingkat pendidikan yang rendah
aktivitas secara bersama-sama. Selain itu dan lansia paling banyak berstatus
lansia yang dapat berkumpul bersama menikah. Lansia di UPTD Griya Werdha
dengan orang seusianya dapat saling Kota Surabaya sebagian besar memiliki
menyemangati satu sama lain dan berbagi penyakit kronik yang diderita serta
mengenai masalahnya karena dengan memiliki status hubungan sosial dan
berbagi antara satu sama lain, maka akan kualitas hidup yang buruk. Penelitian lebih
berdampak terhadap sosial psikologis lanjut didapatkan hasil bahwa terdapat
lansiasepertimenurunnya beban pikiran hubungan antara interaksi sosial dengan
lansia dan lansia tidak akan merasakan kualitas hidup lansia dimana semakin baik
kesepian (Sanjaya & Rusdi, 2012). interaksi sosial yang dimiliki lansia maka
Dukungan sosial dari lingkungan semakin tinggi kualitas hidup lansia
sekitar lansia merupakan interaksi sosial tersebut (Sutikno, 2011)
yang berdampak positif pada kesejahteraan Penelitian ini diharapkan bisa
emosional lansia dan kesehatan fisik serta menjadi masukan untuk petugas UPTD
diprediksi dapat menurunkan risiko Griya Werdha Kora Surabaya dalam
kematian. Pada saat usia lanjut interaksi meningkatkan kualitas hidup lansia dengan
sosial cenderung menurun yang cara meningkatkan produktifitas lansia di
disebabkan oleh kerusakan kognitif, panti seperti memberikan keterampilan
kematian teman, dan fasilitas hidup pada lansia dengan mengadakan kegiatan-
(Estelle dkk, 2006). Supraba (2015) kegiatan positif yang dibutuhkan para
mengatakan bahwa interaksi sosial lanjut usia yang meliputi pelatihan
berperan penting utnuk mentoleransi keterampilan dan kesempatan menyalurkan
kondisi kesepian yang ada dalam hobi, memperbanyak kegiatan-kegiatan
kehidupan sosial lansia. Lansia yang yang untuk lansia agar interaksi sesama lansia
dapat berinteraksi dengan baikseperti meningkat, mengadakanscreeningsecara
berinteraksidengan tetangga dan menyeluruh dengan rutin terhadap status
masyarakat di sekitarnya serta bisa kesehatan lansia untuk menunjang
mengikuti kegiatan yang ada di daerah nya kesehatan fisik lansia yang optimal
berada, maka akan mendapatkan dukungan mengingat dari hasil penelitian banyak
sosial yang baik pula dari lingkungannya lansia yang memiliki penyakit kronis dan
dan apabila penyesuaian diri lansia tersebut mengadakan penyuluhan tentang masa tua
tidak baik karena kurangnya interaksi untuk memberikan informasi-informasi
dengan linkungan di sekitar lanisa maka yang harus diperhatikan dan dipersiapkan
dukungan sosial yang di dapatkan lanjut lansia untuk menghadapi masa tua yang
usia juga pasti tidak baik. Dukungan sosial berkualitas.
sangat berhubungan erat dengan
penyesuaian diri lansia karena dapat DAFTAR PUSTAKA
mempengaruhi kehidupan lansia baik di
kehidupan yang sekarang ataupun yang Andesty, D. 2017. Faktor yang
akan datang (Kaplan dan Saddock, 2007). Berhubungan dengan Kualitas
Hidup Lanjut Usia (Lansia) di Panti
SIMPULAN Griya Werdha Kota Surabaya.
Skripsi. Surabaya: Universitas
Airlangga
Dina Andesty dan Fariani Syahrul , Hubungan Interaksi Sosial Dengan... 179

Azwan, Herlina, dan Karim,D. 2015. dan Perawatannya. Jakarta:


Hubungan Dukungan Sosial Teman Penerbit Salemba Medika
Sebaya dengan Kualitas Hidup Mubarak, W. I. dan Susanto, B. A. 2006.
Lansia di panti Sosial Tresna Buku Ajar Keperawatan Komunitas
Werdha. JOM, vol 2(2): pp. 962- 2: Teori dan Aplikasi dalam
970. Praktik dengan Pendekatan Asuhan
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Keperawatan Komunitas, Gerontik
Nasional. 2012. Pembinaan Mental dan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto
Emosional Bagi Lansia. Jakarta: Notoadmojo, S. 2008. Kesehatan
Direktorat Bina Ketahanan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Keluarga Lansia dan Rentan. PT. Rineka Cipta.
BPS. 2016. Profil penduduk lanjut Usia Noorkasiani, T. S. 2009. Kesehatan Usia
Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
BPS Provinsi Jawa Timur Keperawatan. Jakarta: Salemba
Darmojo, B. 2009. Buku Ajar Geriatri: Medika.
Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas dan Geriatrik. Jakarta: EGC.
Kedokteran Universitas Indonesia Potter, P. A. dan Perry, A. G. 2005.
Demartoto, A. 2007. Pelayanan Sosial Non Fundamental of Nursing:Consepts,
Panti Bagi Lansia (Suatu kajian Process, and Practice (4thedition).
Sosiologis). Surakarta: UNS Press. St Louis, MI: Elsevier Mosby.
Estelle, J.J., Kirsch, N.L., and Pollack, Putri, S.T., Fitriana, L.A., dan Ningrum,A.
M.E. 2006. Enhancing Social 2015. Studi Komparatif: Kualitas
Interaction In Elderly Communities Hidup Lansia yang Tinggal
Via Location- Aware Computing. Bersama Keluarga dan Panti.
CBI Journal. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Hardywinoto dan Setiabuhi, T. 2005. Indonesia, vol. 1: pp. 1-6.
Panduan Gerontologi: Tinjauan Rantepadang, A. 2012. Interaksi Sosial
Dari Berbagai Aspek. Jakarta: PT Dan Kualitas Hidup Lansia Di
Gramedia Pustaka Utama. Kelurahan Lansot Kecamatan
Kaplandan Saddock. 2007. Sinopsis Tomohon Selatan. JKU, Vol. 1, No.
Psikiatri Alih Bahasa. Jakarta: 1, Juni 2012, 1(1): pp. 1-9.
Binarupa Aksara. Rawiyah, U. 2014. Perbedaan Kualitas
Kemenkes RI. 2011. Kecakapan dan Hidup Manula Pengguna dan
Pengasuhan Lansia. Jakarta: bukan Pengguna Gigi Tiruan
Depkes RI. Penuh di Kota Makassar.
Kemenkes RI. 2013. Buletin Jendela Data Makassar: Universitas Hasanuddin
dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Salamah. 2005. Kondisi Psikis Dan
Kemenkes RI. Alternatif Penanganan Masalah
Kemenkes RI. 2015. Pusat Data dan Kesejahteraan Sosial Lansi Di Panti
Informasi Kementerian Kesehatan Wredha. Jurnal PKS Vol. IV:
RI Situasi dan Analisis Lanjut Usia. pp.55–61.
Jakarta: Kemenkes RI. Samper, T. P., Pinontoan, O. R., dan
Kemenkes RI. 2016. Pusat Data dan Katuuk, M. E. 2017. Hubungan
Informasi Kementerian Kesehatan Interaksi Sosial dengan kualitas
RI Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Hidup Lansia di BPLU Senja Cerah
Jakarta: Kemenkes RI Provinsi Sulawesi Utara.e-Journal
Maryam, R.S., Ekasari, M.F., Rosidawati, Keperawatan (e-KP): Vol
et al. 2008.Mengenal Usia Lanjut 5(1):pp.1-9.
180 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 169-180

Sanjaya, A., dan Rusdi, I. 2012. Hubungan


Interaksi Sosial Dengan Kesepian Menuju Impian Lanjut Usia Kota
Pada Lansia. Jurnal Keperawatn Ramah lanjut Usia 2030 Kota
Holistik, Vol. 1(3): pp.26-31. Surabaya. Yogyakarta:
Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. 2010. SurveyMeter
Dasar-dasar metodologi penelitian Sutikno, E. 2011. Hubungan Antara Fungsi
klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Keluarga Dan Kualitas Hidup
Seto. Lansia. Jurnal Kedokteran
Siregar, S.F., Arma, A.J.A., dan Lubis, Indonesia, Vol. 2(1): pp.73–79.
R.M. 2013. Perbandingan Kualitas Wikananda, G. 2015. Hubungan Kualitas
Hidup Lanjut usia yang Tinggal di Hidup dan Faktor Resiko Pada Usia
Panti Jompo dengan yang Tinggal Lanjut Di Wilayah Kerja
di Rumah di Kabupaten Tapanuli Puskesmas Tampaksiring I
Selatan tahun 2013. Gizi, Kabupaten Gianyar Bali. Intisari
Kesehatan Reproduksi dan Sains medis, vol.8(1): pp.41-49.
Epidemiologi, vol. 2(6): pp.1-9. Yuliati, A., Baroya, N., dan Ririyanti, M.
Supraba, N. P. 2015. Hubungan Aktivitas 2014. Perbedaan Kualitas Hidup
Sosial, Interaksi Sosial, dan Fungsi Lansia yang Tinggal di Komunitas
Keluarga dengan Kualitas Hidup dengan di Pelayanan Sosial Lanjut
Lanjut Usia di Wilayah Kerja Usia ( The Different of Quality of
Puskesmas I Denpasar Utara Kota Life Among the Elderly who
Denpasar. Tesis. Bali: Universitas Living at Community and Social
Udayana Denpasar Services ). Jurnal Pustaka
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Kesehatan, vol 2(1):pp.87-94.
Keluarga : Aplikasi dalam praktik. Yuli, R. 2014. Buku Ajar Asuhan
Jakarta: EGC Keperawatan Gerontik. Jakarta:
Suriastini, N.W., Sikoki, B.S., Rahardjo, Cv. Trans Info Media.
T.W., et al. 2013. Satu Langkah

You might also like