You are on page 1of 37

NYOMAN ERAWAN’S VISUAL VERSE

ART EXHIBITION

NYOMAN
ERAWAN’S
VISUAL
VERSE.

SIKA GALLERY JUNE 11 - JULY 11. 2022


Nyoman Erawan | “EKARA” Nyoman Erawan’s Visual Verse

Curator
I Wayan Seriyoga Parta

Translator
Savitri Sastrawan

Photographer
Asok Nagara (Pro-Docs)
Vincent Chandra

Design & Layout


Yusuf Faisal

Published by
Erzzi Studio
Jl. Suli no.4, Banjar Dlodtangluk, Sukawati, Gianyar, Bali
(0361) 291217

Gurat Art Project


Jl. Hyang Sangsi no.1, Banjar Tubuh, Batubulan, Bali
www.guratinstitute.com/project

Sika Gallery
Jl. Raya Campuhan, Sayan, Ubud, Bali
sikagallery.exhibition@gmail.com
(0361) 975084

Copyright © 2022
All right reserved. Content of the E-Catalogue
may not be reproduced by any means without
the consent of Sika Gallery.
Muda Wijaya

Nyoman Erawan’s Color Spill - Mantra Motion


- the performance

rain and heat are often side by side


in both seasons no one knows
which one creates its splendor
your body keeps on dancing playing in the wind
your head must keep on creating a new universe
the two seasons mingling will ripen carving
the symbol of tapakdara in daylight spitting out colors.
the canvas is the body of the world
flowing into your meditation
echoing spatial universe
floating objects
objects you’ve built
from the image of the light of the self.
in both seasons which one arrives promising
seeing the world being ignored by humans
why is the game of the globe rolling so noisy
like a pandemic expanding its reach
the contents of your bald head become more and more noisy; but
you cheer up all the colors on the body
with your whole spirit grows.
your body movement splashes and plays with the wind
sprinkling water melting the whole face
filling the space with mantras
singing the chants of the universe
keeping on sprinkling the essential colors
of the universe into the broad
horizon of the human eyes.
peace
whole
body
Om
Bhur
Bwah
Swah

Translated by Arif Bagus Prasetyo


FOREWORD
"Ekara" Nyoman Erawan's Visual Verse


Nyoman Erawan adalah sosok seniman yang penuh talenta.


Karya-karyanya tidak terbatas hanya menggunakan media seni lukis, ia
juga mengeksplorasi medium instalasi, video art, hingga performance art.
Selama puluhan tahun perhatiannya tercurah untuk mengembangkan
bahasa ungkap non representatif, yang diramu dengan nilai-nilai tradisi
budaya Bali. Ketertarikannya pada ornamen dan ukiran Bali sudah dimulai
sejak menimba perkuliahan di ISI Yogyakarta tahun 1980an. Ketika itu ia
mulai terimpresi oleh nilai artistik ukiran rusak, dan puing-puing sisa
pembakaran akhir prosesi dalam upacara Ngaben.

Sebagaimana ritus kematian pada berbagai kebudayaan, upacara Ngaben


sangat penting bagi masyarakat Bali. Bagi keluarga yang ditinggalkan
terutama sang anak, ngaben adalah sebentuk utang terakhir bagian dari
bakti kepada orang tua (guru rupaka). Karenanya upacara ini sarat dengan
makna simbolik, untuk menghantarkan badan wadag dan roh ke alam
kosmos. Menyatunya kembali unsur-unsur yang menjadi komponen dasar
membentuk tubuh manusia; mulai dari pertiwi (zat padat), apah (zat cair),
teja (zat panas), bayu (udara), ether (ruang antara, relung), kepada alam
kosmos.

Upacara ngaben, dimulai dengan membuat (ngewangun) berbagai


kelengkapan fisik upakara yang pada akhirnya akan dibakar (prelina).
Prosesi peleburan sarat dengan nilai estetika, menurutnya di dalamnya ada
ritus yang bermura pada keindahan. Siklus yang sangat alami dari kodrat
manusia sebagai makhluk hidup, bagian dari keteraturan (order) dalam
sirkulasi kosmos. Perhatian Erawan tertuju pada diorama artistik yang
berpijar dari prosesi prelina tersebut, seiring dengan bersatunya tubuh
bersama jiwa ke alam makro kosmos. Impresi tersebut membekas dan
menjadi pendulum imaji untuk menuangkannya ke dalam karya.
Eksplorasi yang bermula dari spirit ritual dituangkan ke dalam ekspresi
dengan ungkapan artistik yang khas. Pengalaman menghayati proses,
membawanya pada kesadaran penguasaan media dan teknik merupakan
komponen vital dalam melahirkan kualitas artistik. Namun ia tidak berhenti
hanya pada pencapaian kualitas artistik, pencarian terus berlanjut untuk
penemuan nilai estetik.

Intensitas Nyoman Erawan dalam mengekplorasi ornamen Bali khususnya


motif dari wayang Kamasan, terakumulasi dalam pameran tunggal dan
buku bertajuk "E(r)motive" Nalar Visual Nyoman Erawan tahun 2015. Saat
itu penulis terbesit membuat sebuah asumsi bahwa, “ornamen (motif)
dalam eksplorasi Erawan sejatinya hanyalah perantara sebuah upaya
besar menata pemikiran (thought) melalui visual, dan menata kesadaran
diri sebagai proses menemuan jati diri yang hakiki”. Motif telah menjadi
komponen-komponen yang lebih subtil, menjadi bagian dari gestur, bahkan
menjelma menjadi serangkaian objek-objek yang tak bernama (unidentified
object). Pada kasus tertentu rangkaian ornamen menjadi penanda ruang
(arah), penempatannya terkadang di bagian bawah, bagian atas, kiri,
kanan, tengah atau samping.

Dugaan ini dapat diselaraskan kembali, karena pencarian estetika dalam


karyanya tidak berhenti sampai konteks saat itu. Eksplorasi ornamen masih
terus berlanjut hingga pageblug pandemi Covid 19 hadir. Pandemi virus
sars-covid yang dikenal sebagai covid 19, membawa goncangan besar
pada kehidupan manusia secara global. Seketika terjadi perubahan besar
mulai dari pembatasan fisik dan karantina yang mengharuskan setiap
orang tinggal di rumah dalam waktu yang belum dapat ditentukan. Semua
orang harus membatasi kegiatan dan interaksi fisiknya di luar, waktu lebih
banyak dihabiskan di dalam rumah.

Saat pandemi tahun 2020 Erawan menghabiskan banyak waktu di rumah,


dan menjadi lebih khusuk dengan eksplorasi kreatifnya. Kondisi
pembatasan sosial akibat penyebaran Covid-19 memberikan ruang lapang
bergumul lebih inten, menghayati kembali laku kreatif dan memaknai nilai
estetis. Proses ekpslorasi yang panjang membawa Erawan menemukan
konsep estetik dari kosmologi Hindu Bali. Sebuah kesadaran tubuh sebagai
entitas yang terhubung dengan matrik kosmos. Sebagaimana diungkapkan
kurator Rizki A. Zaelani, bahwa "ekspresi yang dinyatakan dalam ungkapan
artistik khas Nyoman Erawan adalah manifestasi sikap dan pengalaman
tubuh".

Peran tubuh menjadi vital dalam laku kreativitas karya-karyanya dapat


ditelisik dalam proses ketika melukis Erawan memposisikan kanvas di
bawah. Ketika kanvas berada di lantai ia lebih leluasa menggerakan tubuh,
seperti melakukan gerakan tarian kosmis di atas kanvas. Tangan dapat
bergerak bebas dalam mengores, menumpahkan dan mencipratkan warna.
Terdapat kesadaran ruang (bhuta) dan waktu (kala) di dalam ritus kreatif
tersebut. Berkarya dari posisi di atas dengan pandangan perspektif burung,
membuatnya lebih leluasa untuk mengontrol komposisi serta efek-efek
visual yang diinginkan.

Dalam konteks itu ia memposisikan kanvas tidak hanya sebagai bidang,


tetapi memiliki dimensi ruang. Sebagaimana dalam Buana Sangksepa,
mandala dengan delapan sudut arah mata angin sebagai sumbu horisontal
dan memiliki dimensi lapisan ke atas dan ke bawah (bhuta/ruang dan
kala/waktu). Melalui kesadaran ruang proses kreasi Erawan
menghubungkan tubuh dengan tubuh kosmik.

Kesadaran tubuh ini ulang alik antara tubuh mikro dalam kosep Tri Angga
(kepala, badan, kaki), dan tubuh kosmik. Walaupun komposisinya tidak
dalam skema pembagian struktur yang ketat dan presisi, kesadaran akan
ruang mendasari penciptaan karya-karyanya. Menubuh dalam dirinya
merambat dalam gerak psikomotorik yang penuh hentakan spontan, dan
tetap terkontrol dalam kesadaran ruang. Ulang alik antara konsep mandala
dan konsep tri angga, terejawantahkan dalam komposisi dan penempatan
keseimbangan antar komponen.

Karena itu dalam karyanya memiliki komposisi yang jelas, dapat berupa
keseimbangan antara atas tengah dan bawah, kanan kiri, atau diagonal. Di
dalamnya juga dapat memiliki struktur kepala, badan dan kaki, atau hulu
dan teben. Kesadaran tersebut telah menjadi semacam metode artistik
seorang Nyoman Erawan, elemen-elemen formal; garis, warna dan tekstur
diramu dengan konsep itu. Hal inilah yang membuat karyanya memiliki
kekhasan bahasa ungkapan dan nilai estetis.

Menjalani kehidupan sebagai ritus kreatif nan panjang membuatnya


tenggelam dalam lautan, yang di dalamnya berbagai komponen telah larut
dalam sensibilitas dan kesadaran yang menubuh di dalam rasa; merambat
melalui jalinan neuron kinestetik hingga mengejawantah melalui
impuls-impuls spontan subconsius. EKARA menjadi akumulasi dari
penemuan kembali nilai-nilai estetik itu, dimana motif telah menubuh (pana
pani kara) dan menjadi modus estetik yang menyatu dalam rangkaian
metode ritus artistik.

I Wayan Seriyoga Parta (Kurator)


EXHIBITION

ARTWORKS.

2022
EKARA #12 EKARA #5 EKARA #6 EKARA #26 EKARA #2 EKARA #10
EKARA #18 EKARA #25 EKARA #3 EKARA #13 EKARA #24 EKARA #11
EKARA #29 EKARA #16 EKARA #4 EKARA #7 EKARA #14 EKARA #28
29,7 cm x 42 cm (18 panels), Acrylic on paper, 2020
EKARA #33 EKARA #22 EKARA #32 EKARA #34 EKARA #27 EKARA #31
EKARA #35 EKARA #23 EKARA #17 EKARA #20 EKARA #30 EKARA #1
EKARA #21 EKARA #36 EKARA #8 EKARA #15 EKARA #9 EKARA #19
29,7 cm x 42 cm (18 panels), Acrylic on paper, 2020
Maniverse #3, 130 cm x 130 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #4, 120 cm x 100 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #5, 150 cm x 100 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #6, 150 cm x 100 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #7, 140 cm x 140 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #8, 140 cm x 140 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #9

200 cm x 100 cm
Acrylic on canvas
2021
Maniverse #10,150 cm x 150 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #11, 150 cm x 150 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #12, 150 cm x 150 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #13, 150 cm x 150 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #14, 150 cm x 150 cm, Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #16A, #16B
150 cm x 60 cm (2 panels), Acrylic on canvas, 2021
Maniverse #17A, #15A, #15B, #17B, #17C
150 cm x 60 cm (5 panels), Acrylic on canvas, 2021
Napak Pertiwi

Variable dimension
Mixed media, 2022
PORTFOLIO

ABOUT
THE
ARTIST.

2022
MAY 27. 1958. GIANYAR. BALI

+
Education
Art High School, Denpasar, Indonesia

Indonesia Academy of Art (STSRI),


Yogyakarta, Indonesia
Solo
Exhibitions:
2017 2003
• SHADOW DANCE III,Bentara Budaya Bali • Pralaya : Prosesi Kehancuran dan Kebangkitan,
• SHADOW DANCE II, ART STAGE Jakarta. Bentara Budaya Jakarta, Indonesia
Sheraton Jakarta, Gandaria City Hall B

2000
2016
• Solo Painting Exhibition at The Gallery Chedi,
• SHADOW DANCE, ART:1 Jakarta. Kedewatan, Bali, Indonesia
• Spicial Programs Art Projects, COSMIC DANCE
by Nyoman Erawan,Foyer Ballroom Area,
The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific place 1999
• Keindahan Dalam Kehancuran,
2015 Painting and Installation Exhibition,
Komaneka Gallery, Ubud, Bali, Indonesia
• EMOTIVE, Griya Santrian Gallery, Bali, Indonesia

1996
2013
• Sanur Beach Festival, Darga Fine Art Gallery,
• Action & [re]action, Agung Rai Museum of Art, Sanur, Bali, Indonesia
Ubud, Bali, Indonesia • Kalantaka Matra, Installation Exhibition,
• Archetive, Re-Reading Nyoman Erawan Bale Banjar Beach, Bali, Hyatt Hotel,
Komaneka Fine Art Gallery Sanur, Bali, Indonesia

2012 1995
• Salvation of The Soul (Painting, Sketch, • Penciptaan dan Penghancuran,
Instalation Art and Performance Art), Natayu Contemporary Art Gallery,
Tonyraka Art Gallery, Ubud, Bali, Indonesia Sanur, Bali,Indonesia

2004
• Line and Body Language, Ganesha Gallery,
Four Season Resort,Jimbaran, Bali, Indonesia
Group
Exhibitions:
2021 2016
• International Bali Bhuwana Rupa • Bazaar Art Jakarta 2016,
Online Virtual Galery, Bali Ritz Carlton, Pasific Place Jakarta, Indonesia.
• Indonesia Kontemporary Visual Art Exhibition,
”Manifesto/IV”, Gallery Nasional Indonesia,
2020 Jakarta Indonesia
• Taiwan x Indonesia Cultural and Artistic Biennale,
• Pameran Seni Rupa,“Sipp Setiap Saat” License Art Gallery, Tainan City, Taiwan.
Galery Griya santrian, Sanur, Bali • Singapore Contemporary Art Fair, Suntec Singapore
Convention & Exhibition Centre, Singapore.

2019
2014
• Kontraksi: Pascatradisionalisme,
Pameran Seni Rupa Nusantara 2019, • Beyond a Light, Erawan vs Perupa Cahaya Sejati,
Gedung A, B, dan D Galeri Nasional Indonesia, Bentara Budaya Bali, Bali, Indonesia
Jakarta Pusat • Pameran Karya Pelukis Indonesia : Pasar Seni Lukis
Indonesia 2014, IX International Surabaya, Indonesia
• Ethnicpower #1, Taman Budaya Bali, Bali, Indonesia
2018
• Bazaar Art Jakarta 2018, 2013
Ritz Carlton, Pasific Place Jakarta, Indonesia.
• ART º BALI | Beyond The Myth 2018, • Bali-Jeju (Korea) : Vice Verse,
ITDC Nusa Dua, Bali Collection, Nusa Dua Bali National Gallery, Jakarta, Indonesia
• Bali Art Fair 2013 “Bali on the Move”,
Maha Art Gallery,Denpasar, Bali, Indonesia
2017 • Bank Art Fair, Shangrila Hotel, Hongkong
• Jiwa Ketok & Kebangsaan, S. Sudjojono,
• “Flow Into Now” Art Sampoerna. Sampoerna Strategic Persagi & Kita, Galnas, Jakarta, Indonesia
Squere, The Atrium, Ground Floor Jakarta.
• “LINGKAGE” 20th Anniversary OHD Museum, OHD
Museum Magelang Jawa Tengah. 2012
• “THE GIFT” 10th Anniversary Sangkring Art Space,
Sangkring Art Space, Kasihan Bantul Yogyakarta • An Atistic Journey, Sudakara Art Space,
Sudamala Villa, Sanur, Bali, Indonesia
• Karya Sang Juara, 1994-2010, Yayasan Seni Rupa
Indonesia, National Gallery Jakarta, Indonesia
• Gaze and Ritual, Pararupa Sukawati,
Bentara Budaya Bali, Bali, Indonesia
2011 2008
• Bali Making Choice, National Gallery, Jakarta, Indonesia • 69 (Seksi Nian), Jogja Gallery, Yogyakarta, Indonesia
• Bali Inspires, Rudana Museum, • Manifesto, National Gallery, Jakarta, Indonesia
Peliatan, Ubud, Bali, Indonesia • Tekstur dalam Lukisan, Jogja Gallery,
• Melacak Jejak Seni Rupa Kontemporer Indonesia, Yogyakarta, Indonesia
AJBS Gallery, Surabaya, Indonesia • Loro Blonyo Kontemporer, Tribakti Building,
• Star Wars, AJBS Gallery, Surabaya, Indonesia Magelang, Indonesia
• Sawen Awak, Cross-Culture Contemporary Balinese • Entitas Nurani, Ksirarnawa Building, Taman Budaya Bali
Artist, Jakarta Art Distrik, Jakarta, Indonesia (Art Centre), Bali, Indonesia Indonesia
• The Inaugural Mon Décor Art Center “Flight for Light –
Religiocity in Indonesia Art, Mon Décor Art Center,
Jakarta 2007
• Kompas Short Story Illustration, Bentara Budaya Jakarta
2010 • E-Motion, National Gallery, Jakarta, Indonesia
• Le Mayeur’s Lunch break, Griya Santrian Gallery,
• Return to The Abstarction, Sanur, Bali
Tonyraka Art Gallery, Mas, Ubud, Bali, Indonesia • The Highlight : from Medium to Transmedia,
• Oasis to be, Maha Art Gallery, Sanur, Bali, Indonesia Jogja Nastonal Museum (JNM) Yogyakarta, Indonesia
• Percakapan Massa, (celebrate 102th Kebangkitan • Indonesia Contemporary Art Now,
Nasional), National Gallery, Jakarta, Indonesia Nadi Gallery, Jakarta, Indonesia
• In The Name of Art, AJBS Gallery, Surabaya, Indonesia • Love Letter, TONYRAKA Art Gallery,
• Bazzar Art Fair Jakarta, in Both of Vanessa Art Link Ubud, Bali, Indonesia
Jakarta and TONYRAKA Art Gallery Mas Ubud Bali • Imagined Affandi, 100th in Memoriam of Affandi,
• Tramendum, National Gallery, Jakarta, Indonesia National Archieve Building, Jakarta, Indonesia
(organized by Philo Art Space) • Modern Indonesian Master, Rudana Museum,
• Integrity, Bentara Budaya Bali, Indonesia Peliatan-Ubud, Bali, Indonesia
• Souls of Expressions, TONYRAKA Art Gallery,
Ubud, Bali, Indonesia
2009 • I Bumi, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Indonesia

• New-News, Gracia Gallery, Surabaya, Indonesia


• Indonesia Contemporary Drawing, 2006
National Gallery, Jakarta, Indonesia
• Erawan VS Pelukis “sejati”, Tujuh Bintang Art Space, • 12th Jakarta Biennale 2005,
Yogyakarta, Indonesia Beyond:The Limit and its challenges,
• Reprensentasi, Realitas dan Identitas National Gallery, Jakarta
(Titik Sambung Seni Rupa Kontemporer Bali), • Wedding:Tobacco & Art OHD,
Vanessa Art Link, Jakarta, Indonesia Serba Guna Tri Bakti Building,
• Living Legends, (Para Penjelajah yang terus bergerak), Magelang, Indonesia
National Gallery, Jakarta, Indonesia • The Gate:Pre Discourse,
• Highlight of Edwin Rahardjo’s Collection, Semar Art Gallery, Malang and
National Gallery, Jakarta, Indonesia Hu Bei Art College Wu Han, China
• Next Nature (organized by Vanessa Art Link), • In Conjuction with “Para Mitra”,
National Gallery, Jakarta Gallery Mon Décor, Jakarta, Indonesia
• Exposigns, 25th Indonesian Institute of Art Yogyakarta,
Jogja Expo Center, Yogyakarta, Indonesia
• Bambu Reflection, Problematic of Human and Nature,
Grand Opening Bentara Budaya Bali
• Art[i]culation, Hanna Art Space, Ubud, Bali, Indonesia
• Bazzar Art Taipei, in both of Vanessa Art Link,
Jakarta, Indonesia
2005 2002
• Power of Mind, Orasis Art Gallery, Surabaya, Indonesia • Kilas Balik Lukisan (dan) Indonesia di tahun 1990-an,
• Join Exhibition with Gianyar’s Painters, Edwin’s Gallery, Jakarta, Indonesia
YDBA Gallery, Jakarta, Indonesia • Pameran Lukisan Angkatan 80-an,
• Body Song, Mon Décor Gallery, Jakarta, Indonesia ONE Gallery Seni Rupa, Jakarta, Indonesia
• Kompas Short Story Illustration Exhibition, • Mengenang Lintas Seni”, Four Decade Galeri Hadiprana
Bentara Budaya Yogyakarta, Indonesia 1962-2002, Indonesia
• Sepuluh Pematung Bali, 10 Fine Art Gallery, • Art of Pencak Silat Potraits, Ballroom Hotel Grand Melia,
Sanur, Bali, Indonesia Jakarta, Indonesia
• Quartet Exhibition, Elcanna Gallery, Jakarta, Indonesia • Alam Hati Kecil, State of Insight,
• Grand Opening Exhibition of Orasis Gallery, Edwin’s Gallery, Jakarta, Indonesia
Surabaya, Indonesia • Peace and Unity, Sanggar Dewata Indonesia,
• Art for Compassion-Rotary for Humanity Part 2, Sika Comtemporary Art Gallery, Ubud, Bali, Indonesia
Grand Hyatt, Jakarta, Indonesia
• Bali Biennale Astra Otoparts Awards,
Sika Contemporary Gallery, Ubud, Bali, Indonesia 2001
• In Conjuction with “Para Mitra”,
Mon Décor Gallery, Jakarta, Indonesia • Black and White painting, Paros Gallery,
Sukawati, Bali, Indonesia
• Black and White painting, Taman Budaya, Denpasar, Bali
2004 • Selamatkan Laut Kita, National Museum,
Jakarta, Indonesia
• Grand Opening Exhibition, • Melik Ngendong Lali, Art exhibition on 50th Basis
Taman Gallery, Ubud, Bali, Indonesia Magazine, Bentara Budaya Yogyakarta, Indonesia
• Penjelajahan Diri 18 Pelukis, • Jogja-Bali Painting Exhibition, Suwardana Gallery,
Raka Gallery, Ubud, Bali, Indonesia Denpasar, Bali, Indonesia
• Reading Multi Sub Culture Two Demension Indonesia • Melampaui Rupa, Jezz Gallery, Denpasar, Bali, Indonesia
Fine Art, Berlin Jerman
• Posca Berlin dan Bursa Seni Koleksi YSRI,
Griya Seni Candrika Yayasan Seni Rupa Indonesia, 2000
Jakarta, Indonesia
• Mengenang Widayat, Museum Widayat, • Ten Painters from Sanggar Dewata Indonesia,
Mungkid, Magelang, Indonesia Bali Padma Hotel, Kuta, Bali, Indonesia
• Art SummitGallery Nasional, Jakarta, Indonesia • Pergi dari Empat Persegi, Santi Gallery,
• In Conjuction with Mahendra Mangku, “Abstraksi” Jakarta, Indonesia
Montiq Gallery, Jakarta, Indonesia

1999
2003
• Indonesian Painting Exhibition 1,
• In Between, Artist on Media Rotation, Borobudur Room Garuda Hotel, Yogyakarta, Indonesia
Andi’s Gallery, Jakarta, Indonesia • Avant Garde in Tradition, Edwin’s Gallery, Denpasar, Bali
• Kompas Short Story Exhibition 2002, • Join Exhibition Chouinard Gallery, Hongkong
Bentara Budaya Jakarta and Jezzy Galery,
Bali, Indonesia
• Borobudur Borobudur, Borobudur Internasional Festival 1998
2003, Museum Widayat Magelang, Indonesia
• Images of Power: Expression of Culture and Social
Awareness in South East Asia,
Jakarta International School, Jakarta, Indonesia
• Avant Garde Dalam Tradisi with
Heri Dono, Nasirun, and Putu Sutawijaya
1997 1991
• Nyoman Erawan and Eddi Hara, • Join Exhibition of Sanggar Dewata Indonesia,
Santi Gallery, Jakarta, Indonesia Taman Budaya Denpasar, Bali, Indonesia
• Sanggar Dewata Indonesia and “SABI” Painters, • Seven Painters Artist of Sanggar Dewata Indonesia,
Sika Contemporary Art Gallery, Ubud, Bali, Indonesia Rudana Gallery, Ubud, Bali, Indonesia
• Indonesian and World Masters Painters Exhibition, • Chosen Young Artist Join Exhibition, Plaza of Indonesian
Darga Gallery, Sanur, Denpasar, Bali, Indonesia Department of Education and Culture

1996 1990
• Three City Art Exhibition, National Monument of • Seven Painter Artist of Sanggar Dewata Indonesia,
Indonesia (MONAS), Jakarta, Indonesia Neka Museum, Ubud, Bali, Indonesia
• 10th Biennale Painting Exhibition, • Participate in Indonesian Culture Exhibition
Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia in United States of America
• 1995 Non Block Movement Art Exhibition,
Art Building of Indonesian Department of Education and
Culture, Jakarta, Indonesia 1989
• Join Exhibition with I Wayan Sika, Made Budhiana,
I Made Djirna, “Farewell to Paradise” New Views from • Non Bali Tradition, Taman Budaya Denpasar
Bali, Museum fur Volkerkunde Basel, Swiss Bali, Indonesia
• Black and White, Taman Budaya Denpasar,
Bali, Indonesia
1994 • 8th Indonesia Painting Exhibition and Competency
(Biennale 90), Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia
• 10th Jakarta Biannale Exhibition,
Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia
• Join Exhibition of Sanggar Dewata Indonesia, 1980-1987
Nyoman Gunarsa’s Museum of Classic Paintings
• Jakarta International Fine Art Exhibition, • Join Exhibition with Sanggar Dewata Indonesia in
Shangri-la Hotel, Jakarta, Indonesia Seni Sono Yogyakarta, Balai Budaya, Mitra Budaya,
• Singapore International Fine Art Exhibition PPIA Jakarta, Dewan Kesenian Surabaya, Denpasar Art
Centre, Museum Puri Lukisan Ubud, Rudana Gallery
Peliatan-Ubud, and Museum Neka-Ubud, Bali
1993
• Participate in Indonesia Culture Exhibtion in Netherland
• The First Asia-Pacific of Contemporary Triennal
Exhibition, Queensland Gallery, Brisbane, Australia

1992
• Creative and Experimental Art Exhibition,
Taman Budaya Denpasar, Bali, Indonesia
• Contemporary Art Exhibition, Kriya and Design,
Jakarta Design Centre Jakarta, Indonesia
• Installation 5 Exhibition, Hidayat Gallery,
Bandung, Indonesia

You might also like