You are on page 1of 13
POLITEKNIK SOP Kateter Urine secara Umum KESEHATAN KEMENKES KALTIM No. = Dokumen Ji. WwW. Monginsidi No. 38 Samarinda Halaman Ditetapkan Oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Kaltim (H. Supriadi B, S.Kp., M.Kep) NIP : 9690105198903 1004 Pengertian Pemasangan kateter atau kateter urine adalah suatu tindakan keperawatan memasukan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra Tujuan 1. Menghilangkan distensi pada kandung kemih 2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap 3. Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi 4. Mengetahui residual urine setelah miksi 5. Memasukan kontras kedalam buli—buli 6. Mendapatkan specimen urine steril 7. Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urine 8. Kateterisasi menetap ( indwelling catherezation ) 9. Kateterisasi sementara ( intermitter catherization ) Petugas 1. Perawat Persiapan Alat Alat dan Bahan Pemasangan kateter 1 2 3 4 5 6 ) Handshoen steril ) Handschoen on steril ) Kateter steril sesuai ukuran dan jenis. ) Urobag ) Doek lubang steril ) Sell 7) 8) 9) 10) 1) 12) 13) 14) 15) 16) Lidokain 1% dicampur jelly ( perbandingan | 1) masukkan dalam spuit ( tanpa jarum ) Larutan antiseptic + kassa steril Perlak dan pengalas Pinset anatomis Bengkok Spuitl0 ce berisi aquades Urinal bag Plester / hypavik Gunting Sampiran Prosedur Tindakan Prosedur : ‘Tahap Pra Interaksi Melakukan pengecekan program terapi Mencuci tangan Menyiapkan alat ‘Tahap Orientasi Memberikan salam dan menyapa nama pasien Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien Tahap Kerja Menjaga privacy Pasien dengan memasang sampiran dan selimut extra Mengatur posisi pasien dalam posisi terlentang dan melepaskan pakaian bawah Memasang perlak dan pengalas Memasang pispot di bawah bokong pasien Menyiapkan plester fiksasi kateter dan label waktu pemasangan kateter, membuka kemasan luar kateter dengan tetap mempertahankan kesterilannya, menyiapkan pelumas pada kasa steril dan dijaga kesterilannya. 6) Memakai sarung tangan 7) Tangan tidak dominan pegang penis pakai kasa steril, desinfeksi dengan tangan dominan dengan menggunakan kapas sublimat/betadin sol pada metaus uretra. 8) Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril Masukkan jelly anestesi atau pelumas pada uretra kira-kira 10 cc, tahan ujung penis dan meatus uretra dengan ibu jari dan telunjuk untuk mencegah refluk jelly, tunggu sebentar kira-kira 5 menit agar efek ane: bekerja. Pilih foley kateter sesuai ukuran, (besar : 18 dan 20, kecil : 8 dan 10 french catheter) atau sesuai persediaan Masukkan foley kateter ke uretra secara perlahan dengan sedikit mengangkat penis hingga urin keluar (klien dianjurkan tarik napas panjang) Menampung urin pada botol bila diperlukan untuk pemeriksaan 13) Mendorong lagi foley kateter kira-kira 5 cm ke dalam bladder (1-2 inc) 14) Kembungkan balon dengan cairan aquadest sesuai ukuran, kira-kira 20 ec 15) Menarik kateter dengan perlahan sampai terasa ada tahanan dan meletakkannya di atas abdomen bagian bawah. 16) Menyambungkan kateter dengan urine bag 17) Melepas duk, pengalas dan sarung tangan 18) Memfiksasi Kateter di atas abdomen bagian bawah 19) Menempel label waktu pemasangan kateter 4. Tahap Terminasi —— Oe ee dilakukan Merapikan pasien dan lingkungan Berpamitan dengan klien Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula Mencuci tangan Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan Refrensi PERMENKES No.1792 Tahun 2010 tentang pedoman pemeriksaan kimia klinik 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien 3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan Tahap Kerja 1. Berikan salam terapeutik 2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya 3. Siapkan alat sesuai kebutuhan prosedur dan dekatkan kesamping tempat tidur Klien 4. Kaji fungsi pernafasan klien, adanya tanda hipoksia, dan hasil analisis gas darahn klien 5. Kaji kondisi mulut dan hidung klien (bila kotor, bersihnkan) 6. Pastikan tabung humidifier terisi cairan secara adekuat Sambungkan nasal kanul/masker ke selang oksigen dan kesumber oksigen yang sudah dihumidifikasi 8. Berikan oksigen sesuai dengan program terapi 9. Pastikan oksigen mengalir dengan baik ke klien 10. Beri fiksasi pada kanula 11.Cek kanul/face mask, humidifier, & sumber oksigen tiap 8 jam 12. Pertahankan level air pada botol humidifier setiap waktu Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan Berpamitan dengan klien Membereskan alat-alat Mencuci tangan aPen Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 5. Bagan Alir 7. Hal-hal yang perlu diperhatikan . Perhatikan jumlah air steril dalam humidifier, jangan berlebih atau kurang dari batas. Hal ini penting untuk mencegah kekeringan | membran mukosa dan membantu — untuk mengencerkan sekret di saluran pernafasan klien 2. Pada beberapa klien, pemasangan masker akan memberikan tidak nyaman karena merasa “terperangkat”. Rasa tersebut dapat di minimalisir jika perawat dapat meyakinkan klien akan pentingnya pemakaian masker tersebut. 3. Pada klien dengan masalah febris dan diaforesis, maka perawat perlu melakukan perawatan kulit dan mulut secara extra karena pemasangan masker tersebut dapat menyebabkan efek kekeringan di sekitar area tersebut. TERAPI OKSIGEN MELALUI NASAL UPT PUSKESMAS KANUL DAN MASKER No. Dokumen :445.4/ -UKP/TU No. Revisi 200 SOP Tanggal Terbit : 09/03/2018 Halaman 1/3 Ditetapkan, Dr. FITRIA ORIZA PAMULANG NIP.198401082009022001 1. Pengertian Pemberian oksigen melalui alat nasal kanul atau masker. Nasal kanut digunakan untuk memberikan oksigen konsentrasi (FiO 2)) rendah (bila 24% berikan 1 liter/menit, bila 28% berikan 2 liter/menit, dan bila 35-40% mendapat 4-6 liter/menit). Face mask digunakan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-60%) pada 5-8 liter/menit 2. Tujuan 1. Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen 2. Mencegah atau mengatasi hipoksia 3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : 445.4/Kep.006- TU/2018 tentang Kebijakan pelayanan klinis 2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : 445.4/Kep.116- TU/2018 tentang Standar dan SOP pelayanan klinis 4. Referensi 1. Permenkes No 5 Tahun 2014 2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 3. Medical Book, SOP Tindakan Keperawatan dan Alat Kesehatan untuk Praktek Klinis Th 2014 5. Prosedur/Langkab- | Alat: langkah 1. Nasal kanul/ masker oksigen, 2. Selang oksigen 3. Sumber oksigen dengan flowmeter 4. Cairan steril 5. Humidifier 6. Bengkok, plester, kassa pembersih Pelaksanaan Tindakan: Tahap Pralnteraksi 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 2. Mencuci tangan 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar UPT DINAS KESEHATAN BULUKUNYIL GANTI VERBAN No Dokumen: No Revisi : Tanggal terbi Halaman : PUSKESMAS BULUKUNYI NIP. 197802272007011003. Pengertian Tujuan Alat dan bahan Mengganti balutan atau perban adalah suatu tindakan perawatan untuk mencegah infeksi dengan cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih Untuk melindungi luka serta mengurangi resiko terkontaminasi dari kuman, bakteri maupun virus yang mengganggu penyembuhan luka © Handscoen steril © Kasa steril © Plester ° Kom © Neirbekken © Pinset anatomis © Gunting © Nacl9% Prosedur/langkah-1 langkah WaANAWYN 2| Perawat cuci tangan Dokumentasikan tindakan dalam catatan Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan Dekatkan alat-alat ke pasien Perawat cuci tangan Pasang sarung tangan (handscoen) Atur posisi pasien sesuai kebutuhan Letakkan neirbekken didekat pasien Buka balutan luka (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan menggunakan pinset anatomi , jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit dari bawahnya setelah itu Tarik secara perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan Bila balutan melekat pada jaringan dibawah basahi dengan NACL 9 % dan angkat balutan secara perlahan Letakkan balutan kotor ketempat sampah yang telah tersedia Kaji lokasi , tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka Bersihkan luka dengan NACL 9 % Membersihkan obat atau antibiotic pada area luka(disesuaikan dengan terapi) Setalah area luka bersih dan telah diberi obat maka tutup kembali luka dengan cara balutan kering Lapisan pertama kasa kering steril untuk menutupi daerah insisi dan bagian sekeliling kulit Lapisan kedua adalah kasa kering steril yang dapat menyerap Plester dengan rapi Buka sarung tanagn dan masukkan kedalam neirbekken Atur dan rapikan posisi pasien Evaluasi keadaan umum pasien Rapiakan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih, kering dan rapi PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) 421 sa BLUD Bahteramas Sulawesi Tenggara No. Dokumen No. Revisi Halaman’ Profesi Nets STIKA Kendari PROSEDUR TETAP ‘ DITETAPKAN Tanggal Terbit PENGERTIAN Memasang selang / pipa khusus melalui saluran pencernaan atas secara langsung yang berakhir di lambung, TUJUAN eR 1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut. Mencegah distensi gaster Melakukan bilas lambung Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa dilaboratorium KEBIJAKAN wv 1. Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut Pasien yang IIleus atau Peritonitis trauma abdoment (untuk dekompresi Pasien perdarahan lambung/bilas lambung PERALATAN eer ayveen |e Slang NGT Klem Spuit 10 ce Stetoskop atau gelas berisi air matang Plester & gunting Kain kassa Pelumas (jelly) Perlak atau pengalas . Bengkok 10, Sarung tangan PROSEDUR 1. Tahap Pra Interaksi a. Melakukan pengecekan program terapi b. Mencuci tangan c. Menempatkan alat di dekat pasien « Tahap Orientasi a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan cc. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien Tahap Kerja Menjaga privacy Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (jika tidak ada kontra indikasi Memakai sarung tangan Membersihkan lubang hidung pasien Memasang pengalas diatas dada Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dariprosessus xipoideus ke hidung dan belok ke daun telinga) g_Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang NGT SS moae Y SF ws BLUD Ba Sulawesi Tenggara teramas PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) No. Dokumen No. Revisi Halaman’ Profesi Ners STIKA Kendari yang akan di pasang h. “Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-ulang) i. Cek posisi ujung selang NGT dengan salah satu cara - Masukkan 10 ml udara ke dalam NGT dan dengarkan bunyi udara tersebut di lambung, aspirasi kembali udara ~ Masukkan ujung luar selang NGT ke dalam air - Aspirasi cairan lambung j. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau disesuaikan dengan tujuan pemasangan k. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi #. Tahap Terminasi a. Melakukan evaluasi tindakan b. Berpamitan dengan klien c. Membereskan alat-alat d. Mencuci tangan ec. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan POLTEKKES KEMENKES No. Dokumen : MALANG SOP.KDM.001 STANDARD OPERASIONAL | No. Revisi: 00 PROSEDUR Tanggal Terbit : PERAWATAN LUKA__| Halaman: Petugas/Pelaksana: Unit Laboratorium Keperawatan Perawat, dosen, CI, mahasiswa Pengertian Suatu teknik aseptik yang bertujuan membersihkan luka \dari debris untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Indikasi . Balutan luka kotaor dan basah akibat faktor eksternal . Ada rembesan cairan atau eksudat . Megobservasi keadaan luka . Mempercepat debridement jaringan yang nekrotik Tujuan Menjaga luka dari trauma . Imobilisasi luka . Mencegah perdarahan . Mencegah kontaminasi oleh kuman dan bakteri Meningkatk: amanan fisik dan psikologi pasi Persiapan alat . Pinset anatomis 2 . Pinset sirugis . Gunting jaringan . Klem (jika dibutuhkan) . Kapas steril . Kassa steril . Cucing steril 2 . Cairan antiseptik 10. Cairan Ns 11. Sufratul/tul 12. Hipafix atau plester 13. Alkohol 14. Sampiran 15. Gunting plester 16. Bengkok 17. Pengalas 18. Korentang 19. Cairan desinfektan atau klorin CSIR G EDN SEU SEUNS 2D 2 & z a £ 8 2 é Persiapan pasien 1. Lakukan tindakan dengan 5S (senyum, salm, sapa, sopan, santun) 2. Lakukan perkenalan diri dan identifikasi pasien 3. Jclaskan tujuan yang akan dilakukan 4. Jelaskan prosedur pelaksanaan 5. Buat informed consent Persiapan 1. Jaga privasi pasien dengan memasang sketsel/sampiran lingkungan 2. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman Pelaksanaan 1. Siapkan hipafix atau plester, kapas steril yang telah diberi Ns, dan betadine jika tidak ada tul 2. Alat-alat didekatkan ke pasien 3. Lakukan cuci tangan dan pakailah sarung tangan bersih 4. Buka balutan dengan menggunakan kapas yang telah disemprot atau diberi alkohol dan dilepas sesuai arah tumbuhnya rambut (tidak steril) IS. Masukkan pinset yang telah digunakan ke dalam larutan desinfektan atau klorin 6. Ganti dengan handscoon steril (7. Bersihkan luka menggunakan kassa yang telah diberi Ns dari dalam keluar sampai bersih. Ig. Keringkan dengan kassa kering steril dari dalam ke luar 9. Observasi luka apakah ada jahitan, tanda infeksi, ada rembesan ata cairan/eksudat dan lihat area di sekitar luka 10. Beri tul atau betadine jika tidak ada pada area luka 11. Tutup luka menggunakan kassa steril 12. Masukkan pinset yang telah dipakai ke larutan desinfektan atau Klorin 13. Fiksasi atau plester pada area tepi terlebih dahulu (3 plester) atau gunakan hipafix 14. Beritahu pasien tentang hasil observasi luka 15. Rapikan klien dan lingkungannya 16. Bereskan alat-alat dan buang kotoran. 17. Lepaskan sarung tangan 18. Cuci tangan Evaluasi 1. Dokumentasi tindakan 2, Evaluasi hasil indakan dan respon pasien Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan Keperawatan : Pemasangan Infus Pengertian Pemasangan infuse merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set (Potter, 2005). Tujuan a. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh cairan elektrolit, vitamin, protein, kalori dan nitrogen. Pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang adekuat melalui mulut. Memulihkan keseimbangan asam-asam. Memulihkan volume darah dan, Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan Indikasi jpooepPpos Pasien Syok Pasien yang mengalami pengeluaran cairan berlebih Intoksikasi berat Sebelum tranfusi darah Pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu Persiapan Alat NAQ PNPARYN=D ARON=D lat steril Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril Infus set steril Jarum / wingnedle / abocath dengan nomer yang sesuai Korentang dan tempatnya Kom tutup berisi kapas alcohol lat tidak steril Standart infus Bidai dan pembalut jika perlu Perlak dan alasnya Pembendung (tourniquet) Plester Gunting verban Bengkok Sarung tangan bersih bat-obatan Alcohol 70% Cairan sesuai advis dokter, misal NaCl 0,9%, Dextrose 5% dll. Pelaksanaan Persiapan Pasien : 1. Memperkenalkan diri 2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan 3. Meminta kesediaan pasien untuk di rawat 4. Atur posisi yang nyaman bagi Klien Persiapan Lingkungan : 4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman 5. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur 6. Membawa alat ke dekat pasien Pelaksanaan : 7. Mencuci tangan 8. Memakai sarung tangan 9. Membuka daerah yang akan dipasang infus 10. Memasang alas dibawah anggota badan yang akan dipasang infus 11. Membuka set infus dan meletakkannya pada bak instrumen steril 12.Menusukkan jarum set infus ke dalam botol infus kemudian mengalirkan cairan ke selang infus berakhir di bengkok untuk 13. 14, 15. 16. . Potong 3 lembar plester 18. 19. 20. |si tempat tetesan infus kurang lebih separuhnya Pastikan roller selang infus dalam keadaan menutup (ke arah bawah) Menggantungkan selang infus pada standar infus Buka abocath dari bungkusnya Pilih pembuluh darah yang akan dipasang infus, dengan syarat : pembuluh darah berukuran besar, pembuluh darah tidak bercabang, pembuluh darah tidak di area persendian Bendung bagian proksimal/atas dari pembuluh darah yang akan dipasang infus dengan torniquet Minta pasien menggenggamkan tangan, dengn ibu jari pasien di dalam genggaman 21. Mendesinfeksi daerah yang akan dipasang infus 22. Menusukkan jarum infus ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas. Pastikan darah mengaliri jarum dan abocath. Jika belum teraliri oleh darah, temukan pembuluh darah sampai darah mengaliri jarum dan abocath 23. Tourniket dilepas bila darah sudah masuk 24.Lepas jarum sambil meninggalkan abocath di dalam pembuluh darah 25.Tekan pangkal abocath untuk mencegah darah keluar dan masukkan ujung sela infus set ke abocath 26. Fixasi secara menyilang menggunakan plester abocath yang sudah terpasang 27. Alirkan cairan dari botol ke pembuluh darah dengan membuka roller. Bila tetesan lancar, jarum masuk di pembuluh darah yang benar 28. Fixasi dengan cara kupu-kupu. Meletakkan plester dengan cara terbalik di bawah selang infus, kemudian disilangkan 29.Menutup jarum dan tempat tusukan dengan kassa steril dan diplester 30. Mengatur/menghitung jumlah tetesan 31. Mengatur posisi pada anggota tubuh yang diinfus bila perlu diberi spalk 32. Menuliskan tanggal pemasangan infus pada plester terakhir 33. Merapikan alat dan pasien 34. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan Evaluasi a. Aliran dan tetesan infus lancar b. Tidak terjadi hematom c. Sterilitas terjaga d. Infus terpasang rapi e. Pasien nyaman f. Lingkungan bersih Unit terkait Unit Stroke dan Ruang Rawat Inap Referensi Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

You might also like