You are on page 1of 3

Tuesday Chapel Biblical Exposition

17 May 2022
The Foolishness of God Revealed in Christians
as Wiser and Stronger Than the World (1 Cor. 1:26-31)

Summary of Today’s Sermon


Dr. Niel Nielson has preached the theme The Foolishness of God Revealed in Christians as Wiser and Stronger Than The World an
exposition of 1 Cor. 1:26-31. The main points that he emphasized is:
 Actually this passage is part of the larger section of 1:18-2:5. Overall the theme of this larger section is God’s irony wherein irony is a
state of affairs that is surprisingly contrary to what people might ordinarily expect or a contrast between how things might seem, and
how they really are. In 1:18-25, Paul explains God’s irony in His provided salvation, how His way of salvation seems weak and foolish
to the world, which is through the crucifixion of His Son. In the passage today, 1:26-31 Paul shows us another God’s irony which is
God’s people seem weak and foolish to the world. Later in 2:1-5, Paul will show how God’s ministers seem weak, foolish,
unimpressive, even fearful to the world, including himself. In these three ironies, Paul wants us to take off the world’s eyeglasses and to
put on God’s eyeglasses so that we can see and understand things as He does, and in so doing we become more and more wise and
mature in Christ.
 In 1:26-31, God’s wisdom and power is seen in the redeemed and transformed Christians in Corinth with all their human weaknesses,
needs, and imperfections. Paul exhorts the Corinthians that though in the eyes of Graeco-Roman people and according to human
standard, they are unimpressive, not wise, not powerful, uninfluential, low, and despised, yet God has chosen them in Christ, and there
are not greater standing, no greater quality of existence, no greater identity, no greater honor, and no greater wisdom than this. In this
way, God’s foolishness, in fact, shames the world’s wise men, God’s weakness shames the world’s strong men, and God’s low and
despised bring down the high and the mighty, so that no human being can boast in His presence. However, God does not only chooses
them in Christ, in Christ they also have received all Christ’s blessings which is His wisdom that the world desperately needs, but they
are unaware of. Christ has become for them their righteousness which means they have received justifcation by grace alone through
faith alone in Christ on account of His sufficient, substitutionary atonement for their sins. Then, Christ has become for them their
sanctification which means His Spirit dwells in them, bringing about their growth in faith and holiness throughout their lives, as they
become more and more like Him. Finally, Christ is their redemption, by Whom they have been redeemed and rescued, delivered, set
free from sin, devil, grave and hell for all eternity. Therefore, Paul encourages them to put on God’s eyeglasses, he reminds them how
God sees them and of what they have become in Christ by grace alone.
 This truth teaches us humility as we acknowledge and embrace our own weakness and foolishnes because God didn’t choose us
because we had all the right status and qualifications. In this way, we do not depend on what the world thinks of us and of our faith in
Christ. Instead, we are ready to be embraced by the power and wisdom of God in our weakness and foolishness. So, in God’s wisdom
and strength, we define success, influence, honor, ultimate goal and purpose of our lives differently than the world defines them. Even,
in Christ, we boast in our weakness so that we might boast in God’s strength. We need to praise Him and give gratitude to Him alone
because He delights to use people like us for His sovereign and gracious purposes. This is really amazing. Therefore, the appropriate
response for these our glorious identity, standing, wisdom, and strength in Christ is to boast in God’s alone (v.31), not in any human
power or strength or wisdom. Please embrace His irony and put on His eyeglasses, and we will see everything from His perspective.

Questions for Discussion


1. Could you share in detail what you get from today’s sermon?
2. Please discuss to what extent Paul’s exhortation in this text to the Corinthians has transformed our understanding of ourselves as
Christians in Christ, including our identity and our live.
3. Today we see that many Christians are also come from high intelligent, wealthy, and strong persons. How to contextualize and to make
Paul’s exhortation for Corinthians relevant for this context today?
4. Please share, how to apply this sermon in your faculties/units, your own personal life, and family.

Prayer
Father, enable us to always see everything from your eyeglasses so that we may get the heart of wisdom and to be more mature in Christ,
our Lord. Amen.
Tuesday Chapel Eksposisi Alkitab
17 Mei 2022

Apa Yang Dipandang Sebagai Kebodohan Allah Yang Disingkapkan di Dalam Diri Orang-Orang Kristen
Lebih Berhikmat dan Lebih Kuat Daripada Dunia (1 Kor. 1:26-31)

Ringkasan Khotbah hari ini


Dr. Niel Nielson telah mengkhotbahkan hari ini tentang Apa Yang Dipandang Sebagai Kebodohan Allah Yang Disingkapkan di Dalam Diri
Orang-Orang Kristen Lebih Berhikmat dan Lebih Kuat Daripada Dunia, sebuah eksposisi 1 Kor. 1:26-31. Pokok-pokok pemikiran yang
ditekankan beliau dalam khotbah ini adalah:
 Sebenarnya teks ini adalah bagian dari seksi yang lebih besar yaitu 1:18-2:5. Secara keseluruhan tema dari seksi yang lebih besar ini
adalah ironi Allah dimana ironi dipahami sebagai suatu keadan yang secara mengejutkan bertentangan dengan apa yang mungkin
orang-orang kebanyakan harapkan atau suatu kontras antara bagaimana sesuatu itu kelihatannya dan bagaimana sesuatu itu
sebenarnya. Di dalam 1 Kor. 1:18-25, Paulus menjelaskan ironi Allah di dalam keselamatan yang disediakan-Nya, bagaimana jalan
keselamatan-Nya nampaknya lemah dan bodoh bagi dunia ini, yaitu melalui penyaliban Anak-Nya. Dalam teks kita hari ini, 1:26-31,
Paulus menunjukkan kepada kita ironi Allah yang lain, yaitu umat Allah nampaknya lemah dan bodoh bagi dunia ini. Nanti, di 2:1-5,
Paulus akan menunjukkan bagaimana para hamba Tuhan kelihatannya lemah, bodoh, dan tidak mengesankan, bahkan gentar
terhadap dunia ini,termasuk dirinya sendiri. Dalam ketiga ironi ini, Paulus menghendaki agar kita menanggalkan kacamata dunia ini
dan mengenakan kacamata Allah sehingga kita dapat melihat dan memahami segala sesuatu dari sudut pandang-Nya, dan dengan
melakukan ini, kita dapat menjadi lebih dan lebih lagi bijaksana dan semakin dewasa di dalam Kristus.
 Dalam 1:26-31, hikmat dan kuasa Allah dapat dilihat di dalam diri orang-orang Kristen di Korintus yang telah ditebus dan
ditransformasikan dengan segala kelemahan, kebutuhan, dan ketaksempurnaan manusiawi mereka. Paulus menasehati Jemaat
Korintus bahwa walaupun di mata orang-orang Yunani-Romawi dan menurut standar manusia, mereka tidak mengesankan, tidak
bijaksana, tidak kuat, tidak memiliki pengaruh, rendah, dan terpinggirkan, tetapi Allah telah memilih mereka di dalam Kristus, dan tidak
ada kedudukan yang lebih besar, kualitas keberadaan yang lebih besar, identitas yang lebih besar, kehormatan yang lebih besar, dan
hikmat yang lebih besar daripada ini. Dengan cara ini, kebodohan Allah, pada kenyataannya, mempermalukan orang-orang bijaksana
dunia ini; kelemahan Allah mempermalukan orang-orang kuat dari dunia ini; yang rendah dan terpinggirkan dari Allah, justru
menurunkan orang-orang yang berkedudukan tinggi dan kuat, sehingga tidak ada seorang manusia pun yang dapat menyombongkan
dirinya di hadapan-Nya.Tetapi, Allah tidak hanya memilih mereka di dalam Kristus, di dalam Kristus mereka juga telah menerima
seluruh berkat Kristus yaitu hikmat-Nya yang dunia sebenarnya sangat membutuhkan tetapi tidak menyadarinya. Kristus telah menjadi
bagi mereka kebenaran mereka yang berarti mereka telah menerima pembenaran oleh anugerah semata-mata melalui iman semata-
mata di dalam Kristus berdasarkan karya penebusan-Nya yang menggantikan dan cukup di atas kayu salib untuk dosa-dosa mereka.
Kemudian, Kristus telah menjadi bagi mereka pengudusan mereka yang berarti, Roh Kudus akan tinggal di dalam mereka,
memampukan mereka bertumbuh di dalam iman dan kekudusan di sepanjang kehidupan mereka, seiring dengan mereka semakin dan
semakin lagi menjadi serupa dengan Dia. Akhirnya, Kristus adalah penebusan mereka, yang oleh-Nya mereka telah ditebus dan
diselamatkan, dibebaskan, dan dimerdekakan dari dosa, iblis, kubur, dan neraka di seluruh kekekalan. Karena itu, Paulus mendorong
mereka untuk mengenakan kacamata Allah, ia menasehati mereka bagaimana Allah melihat mereka dan mereka telah menjadi apa di
dalam Kristus oleh karena anugerah-Nya semata-mata.
 Kebenaran ini mengajarkan kita kerendahan hati ketika kita mengakui dan memeluk kelemahan dan kebodohan kita karena Allah tidak
memilih kita karena kita memiliki segala status dan segala kualifikasi yang benar. Dengan cara ini, kita tidak bergantung pada apa
yang dunia ini pikirkan mengenai kita dan mengenai iman kita di dalam Kristus. Sebaliknya, kita siap untuk dipeluk oleh kuasa dan
hikmat Alah di dalam kebodohan dan kelemahan kita. Karena itu, di dalam hikmat dan kekuatan Allah, kita mendefinisikan apa yang
dimaksud dengan kesuksesan, pengaruh, kehormatan, tujuan ultimat dari kehidupan kita secara berbeda dengan yang didefinisikan
oleh dunia ini. Bahkan, di dalam Kristus, kita bermegah di dalam kelemahan kita sehingga kita dapat bermegah di dalam kekuatan
Allah. Kita perlu memuji Dia dan memberikan ucapan syukur kepada-Nya semata-mata karena Ia bersukacita menggunakan orang-
orang seperti kita untuk tujuan-tujuan-Nya yang berdaulat dan penuh rahmat. Ini sungguh-sungguh ajaib dan mengagumkan! Karena
itu, tanggapan yang seharusnya dari kita untuk identitas, kedudukan, hikmat, dan kekuatan kita yang mulia di dalam Kristus adalah
bermegah di dalam Allah semata-mata (ayat 31), bukan di dalam kuasa, kekuatan, dan hikmat manusia apapun. Marilah kita memeluk
ironi Allah ini dan mengenakan kacamata-Nya, dan kita akan melihat segala sesuatu dari perspektif-Nya.

Pertanyaan untuk didiskusikan


1. Dapatkah Anda membagikan apa yang Anda peroleh melalui khotbah hari ini?
2. Silahkan didiskusikan sampai sejauh apa nasehat Paulus dalam teks ini kepada Jemaat Korintus telah mentransformasi pemahaman
Anda mengenai diri Anda sendiri sebagai orang-orang Kristen dalam Kristus, termasuk identitas dan kehidupan Anda?
3. Hari ini kita melihat banyak orang Kristen yang juga berasal dari kalangan yang terpelajar, berkecukupan, dan kuat. Bagaimana kita
mengontekstualisasikan dan merelevansikan nasehat Paulus dalam teks ini ke dalam konteks kehidupan kita saat ini, diperhadapkan
dengan fakta ini.
4. Silahkan dibagikan, bagaimana Anda mengaplikasikan khotbah ini dalam kehidupan fakultas/unit Anda, kehidupan pribadi Anda, dan
kehidupan keluarga Anda.

Doa
Bapa, mampukan kami untuk selalu melihat segala sesuatu dari sudut pandang Engkau sehingga kami dapat memperoleh hati yang
bijaksana dan semakin dewasa di dalam Kristus, Tuhan kami. Amin.

You might also like