You are on page 1of 117
Bahan Perkuliahan Tata Busana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK IKI Yoayakarta Olete: Widjiningsih dick Dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEIURUAN INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YOGYAKARTA 1994 Dibiayai dengan dana P27 IkIP Yogyakarta Tahun Anggaran 1994/1995 SK Pimpro No. 02 4/PT27/94/95, PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa yang telah melimpahkan segela rahmat dan karunia-Nya se- hingga kami biea menyelesaikan tugas dalam menulis diktat ini. Diktat ini dapat selesai karena adanya bantusn pi kiran, tenaga dan dana dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini perkenankanlah kami selaku penulis meng- ucapkan terima kacih kepada yang terhormat 1. Bapak Drs. Djemari Mardapi, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan FPTK IKIP Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menulis diktat. ry Bapak Pimpinan P2T IKIP Yogyakarta yang telah membia- yai dalam penulisan diktat ini. 3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya penulis- an diktat ini. Penulis menyadari bahwa ditat ini masih kurang sen purna, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca yang konstruktif sangat diharapkan. Kami berharap semoga diktet ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Yogyakarta, November 1994 Penulis, 1. Dra. Widjiningsih 2. Dra. Sri Wisdiati 3. Dra. Enny Zuhni Khayati DAFTAR IST PENGANTAR. DAFTAR ISI PENDAHULUAN. POLA KONSTRUKSI CARA MENGAMBIL UKURAN LATIHAN PENGETAHUAN POLA KONSTRUKSI. POLA BADAN. . LATIHAN POLA BADAN. . LENGAN LATIHAN POLA LENGAN. KERAH... arr LATIHAN POLA KERAH. . ROK. . CELANA PANJANG WANITA LATIHAN POLA ROK, KULOT DAN CELANA PANJANG. MENGUBAH MODEL BUSANA, LATIHAN MENGUBAH MODEL, GEREDING DAN MEMBESARKAN/MENGECILKAN POLA LATIHAN GEREDING ab 101 102 112 PENDAHULUAN Mahasiewa progyam studi Tata Busana Jurusan Pendi- dikan Kesejahteraan Keluarga diharapkan memiliki keahlian dalam membuat berbagai macam dan model busana. Baik ti- daknya busana yang dihasilkan tidak akan lepas dari kon- strukei pola bueana yang telah dibuatnya. Oleh karena itu mahasiswa harus memiliki pemahaman yang baik dalam kon- strukei pola busane, mengingat berbagai mata kuliah yang berkaitan dengan pembuatan busana tidak akan lepas dari konstrukei polanya. Pola busana terdiri dari beberapa bagian yaitu pola badan (blus), lengen kerah serta rok, kulot dan celana, yang masing-masing dapat diubah sesuai dengan model yang dikehendaki. Mengingat bentuk badan kadang-kadang berubah baik bertambah gemuk maupunkurus maka perlu juga penge~ tahuan ‘tentang gereding “M¢menbecarkan dan mengeciikan pola-Supaya busana yang dihasilkan baik maka pengambilan ukuran haruslah dilakukan secara tepat dan benar Pola badan adalah pola bagian atas (blus) yang bia~ sanya dapat dibuat pola dasarnya dari berbagai sistem sesuai dengan kesenangan ataupun bentuk badan seseorang serta model busana yang akan dibuat. Pola lengan di sini terdiri dari berbagai cara dalam mengkonstrukeinya yang dapat dikembangkan sesuai model yang diinginkan. Pola kerah dibuat dengan berbagai bentuk kerah, baik kerah yang menyatu dengen badan maupun kerah yang dipa~ eangkan. Pola rok disajikan dengan pengembangan yang bisa menjadi kulot. Konstrukei pola celana panjang dikembang- kan pula dengan beberapa cara. Dari berbagai pola dasar bagian-bagian bueana, ke~ mdian dikemukakan berbagai cara mengubsh model busana baik berupa rok, blus, gaun dan sebagainya. 8 Gereding dan membesarkan serta mengecilkan pola dianggap perlu karena dari pola yang sudah ada seseorang bisa mengubah dengan membesarkan atau mengecilkan serta memanjangkan atau memendekkan pola sesuai kebutuhan. Demikian garis besar isi dari diktat ini. POLA KONSTRUKSE Manusia memiliki kebutuhan pokok, salah satu kebu- tuhan tersebut adalah busana (pakaian), baik busana untuk anak-anak maupun orang dewasa. Busana yang macam-macam modelnya dibuat dengan menggunakan pola busana. Pola bu- sana dapat dibuat dengan dua cara yaitu secara draping dan secara konstruksi. ail Draping adalah cara mepbpuat polaataupun busana de- ngan meletalkan, kentas tela/ /sédémikian rupa di ates badan seseorang!vene: akan Gibuatkan busananya mulai dari tengah muka! menvju ke sici”dengan bantuan jarum’ pentul!' Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan diberi- kan lipatan (lipit bentuk/lipit pantas). Lipit bentuk ini terjadi karena adanya perbedaan ukuran antera lingkaran yang besar dengan yang kecil, misalnya lipit bentuk di bawah bush dada, sisi ataupun bahu, juga pada bagian be- lakang badan yaitu pada pinggang, panggul dan bahu. Drap- ing ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain, dan banyak dilakukan sebelum pola konstruksi berkembang. Ji- plakan bentuk badan pada draping dapat menjadi pola dasar busana ataupun pola busana. Berdasarkan prinsip-prinsip draping dan berkembang- nya pengetahuan pembuatan pola maka terciptalah pola kon- struksi di mana pembuat pola dapat membuat pola untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Pola. konstrukei membuatnys tergantung pada sistem menggambar pola yang digunakan serta berhubungan erat dengan ukuran-ukuran yang diambil. Setiap sistem pada konetrukei pola mempu- nyai cara-cara sendiri dan masing-masing mempunyai kele- bihan dan kekurangannya. Dengan demikian pola konstruks: adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran dari bagian- agian hadan yang diperhitungkan secara matematis dan aigamber pada kertas sehingga tergambar bentuk badan mke den belakang, rok, lengan, kerah, dan sebagainya. Pola konstruksi dapat dibuat untuk semua jenis bentuk badan s dengan berbagai perbandingan sehingga untuk memperoleh pola konetrukei yang baik harus di masai. 1. Cara pengambilan macem-macam ukuran secara cermat dan tepat dengan menggunakan ban peter sebagai alat peno- long sewaktu mengukur dan menggunakan pita pengukur yang kedua permukaannya mempunyai ukuran yang sama (om). 2. Cara menggambar bentuk tertentu seperti garis leher. garis kerung lengan dan yang lain harus lancar (1u- wes). Hal ini biea menggunakan pertolongan penggaris untuk kerung leher, kerung lengan, tinggi pangeul. lingkar bawah rok, dan sebagainya. 3. Perhitungan pecahan dari ukuren yang ada dalam kon- struksi secara cermat dan tepat. Meskipun pola konstrukei dapat dibuat untuk semua bentvk badan, namun tak lepas dari kelebihan dan keku- rangannya. Kelebihan pola konetruksi: 1. Bentuk pola sesuai dengan bentuk badan seseorang. 2. Besar kecilnya lipit bentuk lebih seeuai dengan besar kecilnya buah dada seseorang. 3. Perbandingan bagian-bagian dari model lebih sesuai dengan beear kecilnya bentuk badan si pemakai. Kekurangan pola konstrukei: 1. Menggambarnya tidak mudah. 2. Memerlukan waktu yang lebih lama. 3. Membutuhkan banyak latihan. 4. Harus mengetahui kelemahan dari konstruksi yang dipi- dah. Alat dan tanda dalam menggambar pola busana Alat untuk menggambar pola adalah penggaris lurus, penggaris siku-siku, penggarie kerung leher, kerung le- ngan, panggul, lingkar bawah rok dan yang lain serta alat tulis. Untuk menggambar pola kecil dalam buku pola diperlu- kan skala 1/4, 1/6 atau 1/6 tergantung besar kecilnya L pola serta balpoint/pensii merah biru. Kotak pola harus diatur sedemikian rupa sehingga komposisinya pada bidang halaman baikO¥alannya konetrukei diberi keterangan menu- rut abjad supaya mudah diikuti. Garis tepi pola badan depan diberi warna merah, dan garis tepi pola badan belakang diberi warna biru. Garis tenga muka dan tengsh belakang yang menunjukkan lipatan kain digambar dengan garis titik (— +). Garis perto- longan digambar dengan garis berupa titik-titik (++++++). Avah benang panjang kain pada pola digambar dengan garis panah (<——>). Tanda lipit pada pola digambar dengan bentuk dua garis diagonal berlawanan arah yang bertemu (\/). Bagian pola yang bertumpukan digambar dengan garis zigzag (WA/V/\/). CARA MENGAMBIL UKURAN Dalam mengambil ukuran hendaknya diperhatikan orang yang akan diukur, barang-barang yang dapat menyebabkan ukuran kurang tepat ditanggalkan, blue dalam harus dike- luarkan di atas rok supaya tebal dan mengembungnya blus tidak menambah besarnya pinggang. Sebelum mengambil ukur- an, garis pinggang, badan dan panggul diikat dulu dengan ban peter yang rata sekeliling tubuh supaya ukuran yang diperoleh tepat. Mengambil ukuran dimulai dari bagian muka orang yang diukur kemudian ke bagian belakang. Cara mengambil ukuran badan 1. Lingkar badan (1b) atau beear atas (ba) Divkur sekeliling badan atas yang terbesar, mela- lui puncak dada, ketiak, v { letak sentimeter pada ba- : Ke dan belakang harus datar Wii ' dari ketiak sampai ketiak. TT\ ++ 1 Diukur pas dahulu kemudian ditambah 4 cm atau dieela- kan 4 jari. 2. Lingkar pinggang (1. pi) Diukur sekeliling ping- gang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm atau disela-~ kan 1 jari. 5. Lingkar leher (11) Lebar muka (1m) Tinggi dada (td) Diukur sekeliling batas leher dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher. Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau perte~ ngahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas le~ ngan yang kanan sampai batas lengan yang kiri. Diukur dari bawah ban pe- ter di pinggang tegak lu- rus ke atas sampai di pun- cak buah dada. 6. 7. Lebar dada (1d) Lebar punggung (1.pu) pungeung (p-pu) (jarak payudara) Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari BH yang dipakai Divkur 9 cm di bawah tu- lang leher yang menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri eampai batas lengan yang kanan Diukur dari tulang leher yang menonjol di tengsh belakang lurus ke bawah eampai di bawah ban peter di pinggang. 9. Lebar bahu (1.bh) Diukur pada batas leher di belakang daun telinga ke puncak lengan atau bahu yang terendah njang sisi (p.se) Diukur dari pinggang ba~ gian sisi sampai ketiak. 11. Ukuran kontrol/uji Diukur dari tengah ping- gang muka menuju bahu te- \ v. / rendah melewati puncak \ LC dada dan berakhir pada \\ / | pinggang tengah belakang. ry I 10 Cara mengambil ukuran lengan i. Lingkar kerung lengan (1k1) Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditam- bah 2 cm jika tanpa le- = ngan, dan ditambahkan 4 cm untuk lubang lengan yang wey Rb akan dipasangkan lengan. 2. Lingkar pangkal lengan (1p1) ~~ aN Diukur sekeliling pangkal lengan. 3. Tinggi kepala lengan (tkl) atau tinggi pun@ak Diukur dari pertengahan lengan sampai tulang le~ ngan atas. qd 4. Panjang lengan Diukur dari bahu terendah sampai panjang lengan yang dikehendaki. Cara mengambil ukuran rok dan kulot 1. Lingkar pinggang diukur seperti yang telah diterangkan pada pola badan 2. Lingkar panggul (1_pa) Divkur sekeliling badan bawah yang terbesar, diu- kur pas kemudian ditambah 4-6 cm. Bila perut yang diukur besar (hamil) maka yang divkur bagian yang lurus dengan perut. 3. Tinggi panggul (t_pa) Diukur dari ban peter ping- gang sampai batas lingkar panggul. 4. Panjang rok \ af VWI 5. Tinggi duduk fT 12 Diukur dari pinggang sam- pai sepanjang yang dike~ hendaki. Diukur dari pinggang sam- pai alas duduk (kursi) di- tambah 3 cm. Untuk kulot dan celana di- perlukan ukuran tinggi duduk. Cara mengambil ukuran celana panjang 1. Lingkar pinggang 2. Lingkar panggul 3. Tinggi panggul 4. Tinggi duduk Keempat ukuran tersebut cara mengukurnya seperti yang telah dijelaskan di atas. ® Lingkar, pesak diukur dari pinggang muka ke bawah (se lakang) campai ke pinggang belakang. Lingkar pesak juga dapat digunakan untuk 6 jmenentukan tinggi duduk yaitu dengan cara lingkar pesak dibagi tiga kemudian 7 ditambah 4 cm 28 Lingkar paha diukur sekeliling paha yang terbesar. 7. Lingkar lutut diukur sekeliling lutut pas sampai 6 cm. 8. Panjang celana atau panjang sisi diukur dari pinggane sampai sebatas panjang celana (mata kaki) atau telapak kaki). 9. Lingkar pipa (lubang kaki) Diukur melalui tumit atau sejumlah yang dikehendaki. Latihan. 1. Apakah pola konstruksi itu. Terangkan pula kelebihan dan kekurangannya Sebut dan jelaskan macam-macam tanda yang biasa digu- nakan dalam konetrukei pola. Ambillah ukuran yang tepat dengan sesama teman untuk: a. Pola badan b. Pola lengan e. Pola rok a. Pola celana panjang Jelaskan cara menentukan tinggi duduk apabila pada ukuran celana tidak ada tinggi duduknya. POLA BADAN Pola Dasar Wanita Sistem JHC Meyneke Skala 1: 4 Ukuran: é | besar atas (ba) qt 4 panjang punggung (pp) a lebar punggung (1p} 4 panjang sisi (p.se) ' panjang make (pm) : Olebar muka (im) « i tingei dada (t.dd) 1° Ib 6 besar kerune leher (b.k.leher) sé besar pinggang (b-ping) 7 © panjang bahu (p.bh) iu besar kerung lengan (b.k1) ukuran vji 2: 15 Keterangan: Badan belakang AB = 1/2 besar atas AC = panjang pungeung AD = 1/2 AB - 2 DE = p.ss 16 CF = aD Cg = 1/4 BF- 1 cc’ = (1/6 L.leher) Co = naik 1 em (C-H) ge’ = 1/2 1.pungeung i = 1 om di luar garis g-g* hubungkan H dan i AA’ = 1/10 l.pinggang - 1 HH = 1/2 p.bahu - 1 hubungkan H’ dengan A‘ ii = 1/2 p.bahu + 1 buat kurung lengan i - E (1/4 bp - 2) - (A= At) ja Badan muke BK = p.muka KL = 1/6 l.leher + 2% IM = 1/6 l.leher + % IN = BD Y NO = 1/3 p.bahu + 1 tarik garis datar 00° MO’ = p.bh, dan titik 0 harus jatuh pada garie datar dari 0 garic MO’ = ditarik terus sampai titik P MM" = 1/2 p.bh - i BB = 1/10 lp hubungkan M’ terus ke Bo Bq = t.dada @ = naik 2, turun 2 KR = turun 4 om aM = aR RR’ # SS" = 1.mk buat garis kerung lengan P-S°-E TT’ = (1/4 bp + 2) - (B- BY) ukur dari B ke P, teruskan dari Z ke A = ukuran uji- Pola Dasar Sistem Charmant Skala 1: 4 Ukuran: lingkar badan lingkar pinggang panjang pungeung lebar punggung panjang sisi lebar muka panjang muka 92 70 37 34 17 om cm om om om om om panjang muka a lebar dada a lebar bahu = ukuran vJi = panjang blus B tinggi dada B 33 om 22 om 13 om 44/84 42 om 17 om 17 lingkar lubang lengan = 42 18 Keterangan Bagian depan dan bagian belakang a-b = % lingkar badan (garis datar) acc = ¥ panjang muka (garis lurus) c-@ = 2% om (ke kanan) d-e panjang muka dari d melalui a ke e d-f = 1/8 dari setengah lingkar badan + 2 cm f-g = 1/8 dari setengah lingkar badan + 1 cm d-g = garie leher g-h = garis bahu e-h = ukuran uji agian I (atau e-h) ai = 8 om i-j = % lebar muka ' b-k = % bagian pertama panjang pungeune k-1 = panjang punggung + % cm l-e* = garis pinggane k-k* = % cm | ken = lebar leher belakeng seharuenya f-¢ kurang 1 com = k-n n-o = lebar bahu o-1 = bagian ke-2 ukuran uji k= tengeh belakane pea = & lebar punggung r-s = garie tengah lurus ke garis pinggang atau garie a-b disiku (lihat gambar) e-t = panjang sisi Mb-k = p kj-q = titik p - dari titik © 1 om ke kiri = 6°, dan we om ke kanan titik y, tarik garie miring 4 cm turun dari titik tet ~ buatlah lubang lengan dari titik h-j-t-q ke o sen- timeter diletakkan melengkung melalui lubang le~ ngan dan ukurlah kembali. 13 dari titik g ke bawah ukur panjangnya blus. Dari, titik g kita ukur ke bawah panjang blus (lurus): g-u, titik u gatuknya dapat pada tiga tempat yai- tu: c Qi dalam garis pingeang * a. b. pada garis pinggang 4 di luar garis pinggang — ¢ Kalau jatubnys @i dalam atau persis pada garis pinggangy titik e tetap. Tetapi kalau jatuhnya di luar, darak itu diukur diperpanjang dapat u-u Tarik garis dari e sampai 6” = garie pinggang muka ee’ sama dengan u-u" p tarik garis dari e sampai s° = garis pinggang muka e’ =.w = tinggi dada wow % lebar dada e’-v = % lebar dada - 1 cm Tarik garis dari v sampai w’ terus ke atas titik h’ (bahu). h’-h sama dengan o-o” e-xt€%& Lingker pinggang + 1% om dikurenaken. et‘sul.-Dari- x garis-ke atas Sampai-w*. i-l’ = e’-v kurangkan 2 em. L dihubungkan dengan Oo. y-z = \% lingkar pinggang kurangkan 1% cm kurang L- y-z + LL’ harus sama dengan % linekaran pinggang - ka. Dari z tarik garis ke atas sampai garis lingkar badan. Pola Dasar Sistem Muhawa lingkar badan Lingkar pinggang % linghar lengan M lingker leher lebar dada atas lebar dada bawah lebar punggung atas lebar punggung bawah panjang dade panjang punggune tinggi dada Qe) spi) 7 leng) = .leh) -da) db) = 34 (1.pua) = 32 (1.pub) an Keterangan bagian muka pola Muhawa ae = bleh: 5 Ac leh: 6 AD = ABH 1 soe DE = lida’: 2-4, fave D-F = 1/3 1.leng F-G = ldb: 2 FH = 7-8 HI= Wb: 4 Bud = pd JK = lpi+ 34a J-L = 1/10 Leb L-Lt = t.d. L-L? (BLS) = 1% om Bagian belakang MN = pp N-0 = AB: 2 O-P = aD P-Q = l.pua: Z QR = CE P-S = DF +2 S-T = l.pub : 2 S-J = FR f-B) UV=ib:4 M-W = j-k M-X = J-L wy (KX?) = 1 em Pola Dasar Sistem Soen badan m Buat garis tegak lurus AJ AB = %lleher + % om. AE = AB + 1 cm Hubungkan titik BE = kerung leher muka BD = lebar bahu. CD turun 3% em AF = % p-punggung + 1% em. EG = GF (G tengah-tengah EF) Dari G dan F tarik garis mendatar ke kanan GH = % L.dada. FJ = % lobadan + 1 em Hubungken titik DHJ = kerung lengan muka FS = IK UM = tinggi puncak. MN = % jarak payudara uO! + O71 = % 1.pinggang + 1 om % p.punggong. JL turun 3 cm Keterengan pola badan belakang JK perpanjang sampai F = % 1.badan Dari F tarik tegak lurus ke atas. FC = p.punggung. CA = 2 om. AB = 1/6 l.leher + % om Hubongkan BC = kerung leher belakang BE = lebar bahu. DE = 5 cm CG = GF = % panjang punggung. CI = turun 8 cm IJ = % l.punggung. GJ = % l.badan - 1 cm Hubungkan EJI = kerung lengan belakang GX = FY = 8 om. XZ = 5 cm = 4 l.pinggang - Lem. K°L turun % cm. Pola Dasar Sistem Dress Making Skala 1: 6 Ukuran: 1. Lingkar badan = 88 om 2. Lebar muka = 32 em 3. Lingkar pinggang = 66 cm 4. Tinggi dada = 13 cm 5. Jarak buah dada = 18 cm 6. Panjang bahu = 12 om 7. Lingkar leher 8. Lebar punggung = 34 em 12 om 9. Panjang punggung = 37 cm Keterangan pola badan muka Buat garie siku dari titik A. AB = 1/6 lingkar leher + 0,5 cm AF = AB + 1 cm. Hubungkan BF = kerung leher muka CD = 3,5 cm. BE = panjang bahu AG = % panjang punggung + 1,5 cm J = tengah-tengah FG. IJ = % lebar muka GK = % Lingkar badan + 1 cm. Hubungkan titik EJK = kerung lengan maka GH = % panjang punggung = KL. HH’ = 3 cm (tetap) HN = tinggi dada. NO = % jarak buah dada. ppl = pp? = 1,5 cm HM = % lingkar pinggang + 1 cm + kup Q = tengah KM Keterangan pola badan belakang AB = 1/6 lingkar leher + % om AF = 1 cm. Hubungkan BF = kerung leher belakang CD = 6 cm. BE = panjang bahu FH = panjang punggung. FG = % p.punggune Fl = panjang bahu. IJ = % lebar punggung GK = % lingkar badan ~ 1 om Hubungkan EJK = kerung lengan belakang GM = % jarak bush dada - 1 om. MN = 4 om HL? = % lingkar pinggang - 1 cm + kup. oot = 00? = 1,8 em. Dari L turun % em. y Pola Dasar Sistem Praktis Skala i: 4 Ukuran Liba = 110 em 1 1 P. ay PB. P t pu = 42 om m = 38 om m = 36cm 4. Rok drapir (draped skirt) ae Rok lurus adalah rok yang dalam membuatnya tak me- merlukan pola sehingga cukup memberi tanda-tanda tertenty pada bahan yang akan dibuat. Adapun rok lurue terdiri dari: Rok kerut yaitu rok yang berkerut pada bagien oinggang di mana bagian panggul ke bawah lurus dan arah benang dari pinggang sampai kelim bawah menurut lungsin. b. Rok lipit yaiu rok yang pada bagien pinggang sampai kelim bawah membentuk dipit-lipit. Arah benang dari pinggang sampai kelim bawah menurut lungsin. Rok ind juga banyak sekali jenisnya. c. Rok bungkus yaitu rok yang pada garie panggul dan ke- lim sejajar, di mana kelebihan pada pinggang dibuat kup 2 di muka, 2 di sisi kiri dan kanan serta 2 di bagian belakang. Rok pias adalah rok yang terdiri dari beberapa ba- @ian (pias). Jumlah pias yang ada akan menentuken nama piasnya. Misalnya rok pias 4, pias 6, pias 8, dan seba- gainya. Untuk membuat rok pias harus dibuat terlebih da~ bulu pola daear roknya. Ciri rok pias yaitu bagian ping- gang dan panggul licin (pas) dan dari panggvl ke bawah nelebar. Rok lingkar adalah yang pada bagian pinggang pas dan makin ke bewah makin melebar, sehingga pengembangen cudah dimulai dari pinggang. Golongan rok lingkar yang umumnya dikenal adalah rok setengah lingkaran dan rok lingkar penuh 46. Rok drapir adalah rok yang pada embentuk draperi (lipit-lipit arah samping) baik di bagian s keemrr® per rok tersebut yang ho rok pias. rok lingkar kei dulu polanya ade. dan rok drapir. ping : 60 em panggul : 84 cm t. panggul : 17 cm Pp. rok : 65 om Tambahen kerut di panggul l.pang x Ue = 84 x 1% = 126 cm p. kain = 2 x 65 + kelim = 130 + 10 lebar = 2 x 115 = 230 * 50 Keterangan: Ban pinggang 20 cm Rit (sisi) = 2% cm A-B = t. pang. B-C = 1. pang + (1.pang x 1%) = 84 + (84 x 1%) 84 + 126 = 210 cm Panjang bahan yang dibutuhkan: = 10 + (2 x 2%) + 210 (B-C) = 225 cm Rok Lipit Pipih Searah Skala 1: 8 Ukuran: l. ping = 64 om 1. pang 104 cm t. pang = 18 cm p. rok = 65 cm coe! bre y 81 Keterangan: Tentukan jumlah lipit = 16 l.pa 104 Jarak lipit di pang = ———__ = = 6,5 cm jml. lipit 16 Dalamnya lipit di panggul = 2 x 5 = 10 cm 64 Jarak lipit di pinggang = —— = 4 cm 16 Dalamnya lipit di pinggang = Jarak lipit panggul + dalamnya lipit panggul:- jarak lipit di pinggang ‘ = 6,54 10-4 = 12,5 “ Model seperti ini rit harus di dalam, maka mulailah dengan menggambar % dalamnya lipit. Rok Bungkus Skala 1: 8 TIT Ukuran: 1. ping = 60 cm 1. pang = 64 om t. pang = 17 em rok = 65 cm B-C = t. pai A-D = p. rol Pola Dasar Rok Skala 1: 6 Ukuran: 1. pinggang = 68 1. panggvl = 92 t. panggul = 18 Pp. rok muka = 60 p. rok giei = 61 p. rok belakang B= T. pang ne k em cm em = 59 cm Ket E-F. Bell A-B BAC E-D A-E CF D-G GH E-F. BJ J-K 54 erangan: t. panggul p. rok muka % 1. pings + 2 % ling. panggul + 2 ce 5 om -I =p. rok sisi = 61 akang = 2 cm = t. panggul = 18 cm =p. rok belakang = 59 cm = 4 1. ping - 2 + 2 cm (kup) = % 1. pangs. + 2 = CF = 5 cm -I = p. rok sisi = 61 = 1/10 ling. pingg. - 1 = 2 cm. 1. pinggang = 68 cm panggul = 92 om t. panggul = 18 cm rok = 60 cm Keterangan: Tiap pola dibagi 3, digunting dari bawah ke atas, bangkan. Sisi dilurusken. Meletakkan pola pada kain tepat pada lipatan kain. 55 dikem- 56 Rok Pias Empat Keterangan: . Meletakkan pola pada kain, lebar kain dibuka. Rok Pias Enam Skala i: 8 57 Keterangan: Meletakkan pola pada kain T.M. & T.B. te- pat pada lipatan kain 58 Rok Pias Delapan Skala 1: 8 Keterangan: Pola rok muka dan belakang dibagi dua. Tiap bagian di- gunting tengah-tengahnya untuk mengembangkan bagian bawah rok. Tengah-tengah tiap pias harus jatuh pada lurus be- nang-benang panjang kain. Rok Setengah Lingkar Skala 1: 6 Ukoran: 1. pinggang 66 cm Pp. rok : 60 cm ylpe) B F Keterangan: A-B = (A-C) = (A-D) = 1/3 lpi - 1 om = 22-1 = 21 B-E = (C-F) = p. rok. Rok Lingkar Penuh Skala i: 4 { Umuran: 1. pinggang + 880m /, | \\ Y eto \\ tikomr~ 9B 4 3 5 Keterangan: A-B = 1/6 l.ping - % = 11 - % = 10% cm A-C = (A-B) = (A-D) B-E = C-F = p. rok = 50 om Rok Draperi Quo vad Celana Rok (Kulot) 26 lal Ukvran: to eee . pinggang . panggul nggul celana rok: duduk om Keterangan: A-B = tinggi panggul A-C = t. duduk + 3 em D-C = 1/10 1. panggul acl = p. celana rok A = masuk 2 cm al ep! = 4 cm Celana Rok Skala 1: 6 Ukvran: 1. pinggang : 64 cm 1. panggul =: 90 cm t- panggul =: 18 cm p. celana rok: em t. duduk 123435 tinggi panggul t. duduk + 3 Le x 1/10 1. panggul p. celana rok masuk 2 cm keluar 2 cm 4 em 64 Keterangan: Celana rok model tersebut di atas T. muka dan T. belakang memakai lipit kadap,dalam lipit = 8 em CELANA PANJANG WANITA Pola dasar celana panjang wanita Cara I Skala 1: 6 Ukuran lingkar pingeang 72 cm lingkar paha 60 cm lingkar panggul 100 cm lingkar Jutut 45 om tinggi pangeul 18 cm lingkar lubang kaki 32 cm tinggi duduk 244 3 om lingkar pesak 68 A 70 em atau 1/3 1. peeak + 4 om panjang celana 110 cm Keterangan: Bagian Muka a-b = % 1. paha - 2 ac = bc, tarik garis tegak lurue melalui titik e-d = t. duduk d-e = p. celana b-f = % 1. panggol - 1 d-g = d-h = % (% 1. pinggang ~ 1) Tarik garis g-f = garie tengah muka Tarik garis tegak lurue b-h* ukur b’-h’ = tinggi panggul i = e-j = % 1. lubang kaki - 1 cm k = tengah-tengah garis c-e k-1 = k-m = % 1. lutut - 1 om gambar garie pola muka melalui titik a-l-i-. Bagian Belakang ana’ = 2 cm bo = 5 cm. Tarik garis datar dapat titik P Pop’ = 2% om U-lt = mm? = ini’ = §-5° = 2 om d-r = 4 om v-s = 4 ling. ping + 1+ 3 (kup) o-o’ = 3A 4 cm o’-p = % ling. paha + 1 cm Tarik garis sisi belakang dari s-o/-M’-J~ 65 s-t = tinggi panggul sejajar dengan garis tu = % lingk egal + 1 cm Gambar garis pola belakang melalui r-u-a” j/-m’-0"~t-= ping! Celana Panjang Wanita Cara Fi Ukoran: lingkar pinggang = 64 lingkar pangeul = 92 tinggi panggul = 18 tinggi duduk > 28 panjang sisi 90 lingkar pipa (lubang kaki) = 30 cm (Slack) em om om om + 3 cm om 68 Keterangan Bagian Muka a-b = tinggi duduk a-c = panjang sisi bed = 4 lingkar panggut d-e = = % bed e-f = f-b Tarik melalui f garis tegak lurus dari atas ke bawah = lipatan celana g-h = g-i = % lingkar pipa - 1 om aj = 8m ack = tinggi panggul j-1 = % lingkar pinggang + lipat (plooi) 2 a 3 cm f-f° = & fe d-d° = tegak lurus, keluar dari d’ 2 em. Tarik garis siei j-k-i dan garis kaki celana dari e ke h melalui 2 om di luar d’. Gambar garis pola muka dengan warna merah melalui e-l-g-i-h. . Bagian Belakang pms van ean dwn, db e-o = Ked ep>eq>% 1. pipa+ dt n-r = teruskan garie 1-n = 1 4 2 om r-s = % 1. ping + coupl. 3 cm. titik © jatuh pada garics al rt = ts t-u = 10 om tegak lurve pada garie r-s Panjang garis lengkung P-Q° sama panjangnya dengan garie e-h. Tarik garis lurus dari titik s ke a. Gambar garis pola belakang dengan warna biru melalui ti- tik g’-n-r-s-a-p. Latihan peta nok daw Buatlah“kulot menggunakan skala 1 : 4 dengan ukuran sebagai berikut: - lingkar pinggang 76 tinggi pangevl — 20 lingkar pangeul 106 panjang kulot 65 tinggi duduk 28 om em em om om Dengan skala dan ukuran + 3 em di atas buatlah juga pola celana dengan tambahan ukuran: 100 cm - lingkar pipa (lubang kaki) = 36 cm. - panjang sisi celana MENGUBAH MODEL BUSANA Busana ada bermacam-macam modelnya baik berupa gaun. rok, blus, celana, dan sebagainya yang masing-masing memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk membuat macam-ma- cam model busana tersebut pola dasar harus diubah terle- bih dahulu seeuai dengan model. Dengan demikian mengubsh model adalah mengubah pola dasar menurut model atau me- ngonstruksi pola busana dengan bermacam-macam model. Untuk memperoleh konetruksi pola yang benar dan bu- sananya enak dipakai di badan, maka harus melakukan lang- kah-langkah yang betul dalam setiap mengubah model. Lang- kah-langkah dalam mengubah model disebut juga dengan prinsip-prinsip mengubah model yang meliputi: 1. Menyimak model 2. Memindahkan lipit bentuk 3. Mengubah lipit bentuk 4. Menggambar macam-macam garis hias 5. Menggambar macam-macam model kerah 6. Menggambar macam-macam model lengan 7. Menggambar macam-macam model rok 8. Mengonstruksi pola menurut model. 1. Menyimak Model Menyimak model adalah menganalisie disain busana atau busananya mengenai siluetnya, bentuk kerahnya, bentuk lengannya, bentuk roknya, garie-garis hiaenya, ukuran panjang busana, perbandingan bidang dan penggv~ naan lipit bentuknya. Model bueana yang disimak pada umumnya berupa gambar model yang berwujud foto hitam putih atau ber- warna, gambar yang lengkap ataupun sketsa kasar saja. Oleh karena itu si penyimak harus dapat membaca dan menafsirkan serta pemecahan model dalam cara mengon- etrukei polanya. Dengan demikian seseorang yang menyi- 70 74 mak model harus tahu perbandingan lebar kerah terhadap bahu dari jatuhnya kerah yang luwes, besar saku terha- dap ukuran panggul, perbandingan pias pada rok dan sebagainya supaya menghasilkan busana yang sesuai de~ ngan disainnya dan bentuk badan si pemakainya serta enak dalam pemakaian. Maka ketelitian dan ketepatan dalam menyimak model adalah penting sekali dan akan dimiliki oleh seseorang apabila orang tesebut banyak latihan tentang menyimak model. Ada 7 macam ciri model yaitu: 1) Gejala perepektif yaitu yeng mengungkapkan sikap berdiri baik menghadap lurus ke depan, miring atau membelakangi lensa. Pada sikap miring (3/4) jika diperhatikan bagian kiri den kenan tidak sama. Ba- gian yang dekat akan nampak lebih besar daripada bagian yang jauh. 2) Avah lungsin kain yaitu arah panjang kain biasanya akan mempengaruhi letak busana pada badan. Arah lungsin dapat ditafsirkan dengan melihat jatuhnya bagian busana dan motif bahannya yang tergambar pada gambar model. Adapun bagian-bagian busana yang harus mengikuti arah lungsin yaitu tengah muka. tengah belakang, tengah lengan dan tengsh pias rok. 3) Teketur, pada suatu gambar model dapat dikenali pada siluetnya. Bahan tebal dan kaku bila garis sisinya terlihat tegang, sebaliknya bahan lembut jika garie sisinya lengkung atau tidak bergaris lurus. 4) Warna dan corak bahan Gambar model yang tidak berwarna harus dapat ditaf- sirkan sendiri warna dan corak yang cocok untuk model tersebut. Warna dan corak bahan yang remai sebaiknya dikombinasikan dengan model yang sederha- na tanpa garis hias supaya coraknya tidak terpo- tong-potong. Model yang banyak garis hiasnya se~ baiknya menggunakan bahan polos atau bercorak teta- 72 pi dapat dipotong-potong tanpa mengurangi keindahan corak. 5) Teknik penyeleeaian dalam kaitan menggambar polanya Mutu busana ditentukan oleh teknik penyelesaian, oleh karena itv si penyimak model harus betul-betul teliti jangan sampai salah dalam menafsirkan. Mi- salnya caja saku klep jangan ditafsirkan sebagai pisean yang ditempelkan saja, garis leher yang di- tinggikan ditafsirkan sebagai kerah setali dan sebagainya. 6) Mode dan tujuan pemakaian Mode bueana selalu berganti setiap tiga bulan atau- pun tahun. Oleh karena itu bueana yang akan dibuat harus memperhatikan mode yang sedang berlaku, su- paya tidak dikatakan ketinggalan jaman/mode. Namun demikian kita tak perlu langsung menerima mode yang sedang berlaku yang banyak dimuat di majalah wanita ataupun media yang lain, karena model tersebut be- lum tentu cocok untuk diri kita dan harus kita se- suaikan pula dengan tujuan pemakaian dan bentuk ba dan kita. Ciri model menunjukkan tujuan pemakaian— nya, seperti model sportip sesuai untuk pakaian kerja sedangkan model terbuka di bagian leher se- suai untuk pakaian pesta. 7) Hiasan bueana yaitu bagian yang menjadi pusat per- hatian, dapat berupa kancing hias, renda, pita, garis hiae dan yang lain yang dapat menambah kein- dahan busana itu sendir Setelah menyimak model langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada mengubah model adalah memindahkan dan mengubah lipit bentuk, menggambar macam-macam ga~ ris hias, model kerah, model rok dan lengan yang di- konstruksi polanya sesuai dengan gambar modelnya. Mengubah model pada umumnya dimulai dari pola dasar yang diubah sedemikian rupa sesuai dengan gambar model. Karena pola dasar itu diubsh maka perlu penam- 73 bahan besar. lebar maupun panjang sesuai dengan gambar model. Adapun penambahan biasanya pada bagian badan dan panggul dengan tujuan supaya bueananya nanti enak dikenakan oleh ci pemakai. Misalnya untuk gaun pola badan dan roknya seyogyanys dibesarkan antara 2 sampai 4 cm pada bagian badan, pinggang dan panggul, untuk blue antara 2 sampai 6 cm sedangkan untuk blue luar penambahan besar bisa sampai 8 em. Sebelum mengubah model dilakukan langkah penting yang tak dapat ditinggalkan adalah memindahken lipit bentuk (lipit pantas). Memindahkan Lipit Bentuk Berdasarkan penelitian macam-macam metede kon- strokei pola bueana, pola konetrukei badan wanita yang baik mempunyai lipit kup (lipit bentuk) untuk ruang bentuk bush dada. Ada bermacam-macam letak bentuk 1i- pit kup yang terdapat dalam cistem menggambar pola, migalnya: - menurut sistem’ menggambar pola Meyneke bentuk Lipit kup terletak di bahu den di pinggang - menurut sistem dressmaking bentuk lipit kukp ada di sisi dan di pinggang. - cedangkan menvrut. eistem Wilema, Charmant, Danchaert dan So en. letak lipit kup selurunaya ada di ping- gang (di bawah bush dada). Dalam penggunaun pola konstrukei apabila menghen- daki pemindahan lipit kup di beberapa tempat tertentu menurut dicain busana yang diciptakan oleh dissiner atau perancang mode, lebih tepat apabila menggunakan pola konstrukei menurut sistem menggambar pola Mey- neke. Adapun beberapa macam pemindshan lipit kukp anta~ va lain miealnya: - lipit kup yang terletak pada behu - lipit kup yang terletak pada lubang lengan - lipit kup - lipit kup - lipit kup - lipit kup lipit kup lipit kup yang terletak di sisi bawah ketiak yang terletak di sisi dekat pinggang di garie leher pada garis hias pas dada pada garis hias prinses pada garis hias empire, dan lain-lain Pemindahan lipit kup pola dasar pada sisi bawah ketiak 75 Pemindahan lipit kup pola dasar yang terletak pada garis leher ae Pemindahan lipit kup pola dasar yang pada garis hias Km pire 1 guntingan + ‘terbuka fipit yang ditutup Pemindaban lipit kup pola dasar yang pada garis bias Prinses Berikut adalah macam-macam model busana dengan pola yang telah diubah (pecah model) Pola Blus Model 1 Skala 1: 4 Keterangan: Krah tegak memakai board belahan Amerika dengan kencing hias 4 buah. Pola Blus Model II Skala l Keterangan: Krah tegak lengan panjang memakai mancet p. blus dari pinggang 25 cm, kancing hias 7 buah 8¢ aL Pola Rok Model I Skala 1: 4 “ye Ban pinggang lebih dari 2 em sebaiknya melebar supaya mengikuti bentuk pungeang Pola Rok Model IT Pola Rok dan Blus Ukuran: Lingkar leher Lingker badan Panjang muka Lebar muka Panjang bahu Panjang punggung : Lebar punggung 36 88 35 41 1.33 Lk. kerung lengan: Lingkar pinggang Panjang lengan Lingkar lengan Tinggi pangeul Lingkar panggul Panjang rok ed 83 84 Pola Blus I 26 Skala 1 Mengubah pola lengan 26 Pola Badan ekala 1 26 skala 1 Pola rok 86 Model IT 26 skala i Pola rok 26 Pola badan skala 1 Pola lengan Skala 1 : 6 Pola Rok “Yq Guriaa oh Gaun Model 1 Kerah = shanghai Lengan = Toni Garis hias = prinsis bagian depan dan bagian belakang Jumlah kancing hias = 11 buah Tanpa saris pinggang Hiasan pinggang = tali pita Pola Gaun Model T Kerah dan Lengan Kerah shanghai == = ite * pllba-Z $ 3 Sah, ren Lengan Toni “T" Pita pinggang Gaun Model 11 Bahan = memakei pudding Lengah = kaki kambing Garis leher (bagian depan) — (bagian belakang) Garis hias = pas dada dengan klep Hiasan = kancing hias pada klep dan sisi bawah eebe- Jah kiri di atas belshan Bagian belakang = dengan ritsliting melampsui gsris pine Rok = lurus Pola Gaun Model II Pola Lengan Gaun Model 11 Lengan p. lengan = 50 om 1. lengan bawah Pola lengan yang sudah ditambah padding Gaun Model IIT Skala 1: 4 Lengan licin Krah kelasi Pola krah matras/kelasi skala 1: 4 foNs Pola Gaun Model 111 Skala 1 :4 Pola Gaun Model IV Skala 1: 4 97 Hagian belakang gaun model IV 98 Gaun Model Vv Krah : setengah rebah Lengan: bishop Rok : setengah lingkaran Pola Gaun Medel V bagian bawah Skala l: 4 Pola lengen 1. kerung lengan p. lengan E 1. lengan bawah = 14 4 4 F ga is 43 ae a? 4 Ew GRREDING DAN MEMBESARKAN/MENGECILKAN POLA Gereding adalah menyueun pola menurut ukuran yang berangeur-angsur berbeda sedikit demi sedikit. Dalam bahaeca Indonesia belum ada istilah yang tepat untuk ge reding. Gereding berasal dari kata to grade (Inggris) yang berarti tingkat atau menyusun~ Gereding pada umumnya dilakukan pada pola jadi yang berupa lembaran pola dan pola cetak. Pola jadi biasanya dibuat dengan ukuran standar. Lembaran pola yaitu Jampir— an yang terdapat dalam majalah minggnan atau bulanan di mana lembaran pola terbatas pada satu perangkat pole atav dua perangkat pola menurut model yang setiap perangkatnya terdiri dari satu set ukuran 5. M. dan L. Pola cetak ada~ lah lembaran pola yang berisi satu set pola dengan ukuran S, M. dan L atau salah satu ukuran saja dari suatu model ‘ousana yang biasanya dijual dalam sampul (amplop). Gambar model biasanya tergambar pada sampul bagian depan. Berikut adaleh pola busana yang tersusun dari ukur- an-ukuran yang berangsur-angsur berbveda sedikit demi sedikit. Pola lengan yang berangsur-angsur berbeda sedikit 102 103 Pola rok yang berangsur-angsur berbeda sedikit Membesarkan dan mengecilkan pola dapat dilakukan dengan wenggunakan pola konstrukei yang telah dimiliki ataupun menggunakan pola standar. Pola standar inilah yang kebanyakan digunakan dengan ukuran yang mendekati vkuran sebenarnya. Ukuran yang diperlukan dalam membesar- kan dan mengecilkan pola tidak perlu banyak, cukup 3 sam- pai 5 yang penting saja, yang dapat digolongkan menjadi 3 yaitu menurut ukuran lingkar, ukuran lebar dan vkuran panjang. Masing-masing ukuran itu harue dicari selisihnya dulu antara ukuran sebenarnya dengan ukuran pola yang ada (stendar), apakah selisihnya itu berkurang atau tambah. Selisih yang terdapat pada lingkaran dibagi empat karena pola badan dan rok biasanya dibuat separo bagian muka dan separo bagian belakang. Sisi yang ditambah atau dikurangi ada 4 sehingga selisih lingkaran harue dibagi 4. Selisih yang terdapat pada ukuran lebar dibagi 2 karena pada ukuran lebar digunakan separonya, misalnya lebar muka dan lebar punggung. Selisih yang terdapat pada ukuran panjang digunakan penuh sepanjang ukuran yang diperlukan, seperti panjang muka, panjang punggung ataupun panjang rok. Dengan demikian harus selalu diingat selisih ukuran yang dibagi 4, dibagi 2 ataupun dipakai seluruhnya. Beri- kut adalah contoh ukuran dalam membesarkan pola. Nama ukuran Uk. standar Uk. sebenarnya Selisih Lingkar badan 84 om BBem +4: 45 41 Lebar muka 32 em B3cm +1: 2 = 40,5 Lebar punggung 33 cm B4em +1: 2 = 40,5 Panjang punggung 36 cm 87cm 41 Lingker pinggang 64 om 6Bem 44: 45 41 Cara memendekkan pola badan Pola badan dipendekkan jika ukuran panjang muka dan punggung pola standar lebih panjang dari ukuran sebenar- nya. Memendekkannya dengan cara membuat lipit selebar selisih ukuran pada tengah garis sisi menuju ke tengah muka dan tengah belakang. Garis yang diarsir pada pola berikut menunjukkan kelebihan ukuran yang akan dihilang- kan. B EI Cara memanjangkan pola badan Pola badan dipanjangkan jika ukuran panjang muka dan punggung pola standar lebih pendek dari ukuran eebenar- nya. Memanjangkannya dengan cara menggunting pola pada tengah garis sisi menuju tengah muka dan tengah belakang yang kemudian direnggangkan sepanjang eelisih ukuran. Tanda garis pada pola berikut menunjukkan bagian yang akan digunting, sedangkan tanda setrip menunjukkan bagian pola yang Gudah diperpanjang. NL 106 Memanjangkan tengah muka dan tengsh belakang Tengah muke dan tengsh belakang dipanjangkan jika ukuran yang sebenarnya lebih panjang dari ukuran pola standar. Sehingga yang diperpanjang pada tengah muka dan tengah belakang saje dan bagian sisi tetap. Caranya mem- buat guntingan datar dari tengah muka dan belakang menuju ke eici tetapi tidak putus. Guntingan direnggangkan se- panjang selisih ukuran, garis tengah muka dan belakang dilurueken, kelebihan ukuran pinggang dibuang di sisi damgan tanda areir dan bentuk lipit diperbaiki. Mengecilkan lingkar badan dan lingkar pinggane, Lingkar badan dan lingkar pinggang dikecilkan apabi- ja ukuran sebenarnya lebih kecil dari ukuran pola stan- dar. Maka pola standar harus dikurangi pada lingkar badan dan lingkar pinggang sejumlah selisih ukuran yang sudah dibagi 4, pada bagian siei. Bagian sisi yang diareir me~ nunjukkan bagian pola yang akan dihilangkan (dikurangi). 107 Memendekkan panjang bahu Panjang bahu dipendekkan apabila ukuran yang s narnya lebih pendek dari vkuran pola standar. Caranya berilah tanda lipatan selebar selisih ukuran yang berben— tuk sudut ke bawah. Bagian bahu yang diarsir menunjukkan panjang bahu yang dihilangkan (dikurangi) Memanjangkan panjang bahu Bahu dipanjangkan apabila ukuran yang sebenarnya lebih panjang dari ukuran pola standar. Caranya dengan menambahkan selisih ukuran pada kup bahu sehingga kup menjadi lebih kecil untuk pola muka (lebar kup dikurangi sepanjang selieih ukuran). Gambar yang diarsir menunjuk- kan tambahan lebar bahu muka. Untuk pola belakang caranya dengan mennggunting garie bahu tengsh ke bawah kemudian ke sisi kerung lengan dan tidak boleh putus buka selebar selisih ukuran yang dibutuhkan. ' by Melebarkan lebar muka dan lebar punggung Lebar muka dan lebar punggung bisa dilebarkan dengan langsung menambahkan selisih ukuran pada lebar muka dan punggung yang kira-kira letaknya pada tengah-tengah ke- rung lengan muka dan belakang. Kemudian pola disempurna~ kan. Titik-titik adalah lebar muka dan belakang yang be- lum dilebarkan. 109 Mewbesarkan dan mengecilkan lingkar pinggang Membesarkan lingkar pingeang dilakukan apabila ukur- an yang sebenarnya lebih besar dari ukuran pola standar Sebaliknys mengecill lingkar pinggeng apabila ukuran sebenarnys lebih kecil dari ukuran pola standar. Cara membesarkan lingkar pinggang yaitu pola digun- ting pada pertengahan pinggang sampai 2 cm di atas pang- gul, kemudian guntingan dilanjutkan mendatar ke garie sisi tetapi jangan sampai putus. Guntingan pada pinggang dibukg esesuai selisih ukuran yang telah dibagi empat. kemudian pola disempurnakan mare Bar conn Cara mengecilkan lingkar pinggang seperti pada membesarkan, tetapi guntingan yang dari pinggang ke sisi diturunkan menumpuk selebar selisih ukuran yang telah dibagi empat, kemudian disempurnakan. Membeciftkan dan mengecilkan lingkar panggul Lingkar panggul dibesarkan jika ukuran sebenarnya lebih besar dari pola standar. Caranya dengan guntingan 110 vertikal deri bawah rok K® pinggang dan tidak boleh pu- tus. Pada bagian panggul dibuka sesuai selisih ukuran yang telah dibagi 4 pola, kemudian disempurnakan. Tanda arcir menunjukkan pembesaran pada panggul. Lingkar panggul dikecilkan apabila ukuran sebenarnya lebih kecil dari ukuran pola standar. Caranya guntingan dari bawah rok ke pinggang yang tak putus, pada bagian panggul ke bawah ditumpuk sesuai selieih ukuran yang te- lah dibagi empat. Tanda arsir adalah pengurangan pada lingkar panggul. ' ‘ Membesarkan lingkar pinggang dan lingkar pinggul Lingkar pinggang dan panggul dibesarkan apabila ukuran sebenarnya lebih besar dani pada pola standar Caranya dengan menggunting pola sama lebar menurut pan~ Jangnya, kemudian pola direnggangkan pada pinggang dan panggul yang masing-masing lebarnya seperempat dari selisih ukuran. Tanda arsir adalah bagian yang dibesar- kan. Mengecilkan lingkar pinggang dan lingkar panggul Hal ini dikarenakan ukuran sebenarnya lingkar ping- gang dan pangeul lebih kecil dari pola standar. Caranya dengan membuat lipitan memanjang dari pinggang ke bawah di mana lebar lipatan seperempat dari selisih ukuran pinggang maupun panggul. Tanda arsir adalah bagian yang akan dilipat. 112 Latihan. 1. Apakah gereding itu dan terangkan pula cara melakukan greding. 2. Jelackan secara rinci cara membesarkan dan mengecilkan pola 3. Jelaskanlah dengan gambar langkeh~langkah dalam meman- Jangkan tengah muka dan tengah belakang. 4. Bagaimanakah cara memendekken dan memanjangkan bahu 5. Terangkan cara membesarkan dan mengecilkan lingkar panggul - 1 DAFTAR PUSTAKA Herawati Sarono Soekarno. 1977. Pelajarsn Me an Wanits dan carta: Karya Utama 1970, Menggambar Pola Di Indonesia Sistem Pradnya Paramita Kartini Rusli, Syahandini P. 1984. Konstruksi Pola. Ja- karta: Depdikbud. Alillhouse, Evelyn A. Mansfield. 1948. Dress Design Draping and Flat Pattern Making. Michigan State College. Muhammad Hamzah Wancik. 198%. Bina Busana Jilid I. Jakar- ta: Gramedia Pustaka Utama. Muhammad Jalal Ahmad. 1990. Merangka Pola Pakaian Lanjut- an. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kemente- rian Pendidikan. Norma R. Hollen, Carolyn J. Kundel. 1987. Pattern Making By The Flat Pattern Method. New York: Macurillan Publishing Company Porrie Muliawan. 1989. Konstruksi Pola Busana Wanita. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Warnars Smeenk dkk. 1970. Pola Dasar Pakaian Anak dan Wanita Sistem Charmant. Dian Rakyat Winifred Aldrich. Metric Pattern Cutting. London: Bell & Hyman Ltd. 113

You might also like