You are on page 1of 12

DAMPAK EROSI TEBING SUNGAI (STREAMBANK EROSION)

TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PINGGIR


BATANG BANGKO DI KABUPATEN SOLOK SELATAN

Oleh :

Dani Agustian*Drs. Helfia Edial, MT**Elvi Zuriyani, M.Si**

*Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat


** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Abstract

This study aims to analyze, collect, and process and describe the changes
in river flow conditions caused by: 1) the condition of land use change caused by
erosion of the river banks around the edge of the Batang Bangko, 2) the condition
of river bank erosion caused by the river around the edge of the cliff rod Batang
Bangko, 3) the speed of the river flow due to changes in land and river bank
erosion 4) changes in stream flow direction Batang Bangko streambank erosion.
This study uses a descriptive method that aims to explain, a portrait of the
symptoms, the facts and the nature of the research area. The results showed that:
1) changes occur throughout Nagari land traversed by the Batang Bangko lengths
vary between 87 m - 121 m. Changing land is paddy fields into streams. The main
causes of land use change is the streambankerosion, 2) conditions along in general
Bangko Batang is the streambanks. Streambank erosion caused by human
activities in managing and treating nature.Activities Class C mining (sand and
gravel) exploit many rivers and the surrounding areas, so that the carrying
capacity of the streambank to decline, 3) Speed at Batang Bangko found diverse,
thereby potentially streambank erosion along stream Batang Bangko. Average
flow rate obtained at all points of observation ranged from 2.07 to 2.69 m / sec.
As a result, the speed of the flow can also affect the river bank erosion in streams
and Batang Bangko 4) Changes in flow direction of the river occurs at each
sample point through which the Batang Bangko is also changing the varying
distances 18-28 m and occurs in the left and the right of the river. Streams left turn
into scrubland. The main causes of changes in flow direction of the flow is caused
by human activity and the speed of the flow and the absence of vegetation land
cover found on the riverbank.

Keywords: streambank erosion, flow, land


DAMPAK EROSI TEBING SUNGAI (STREAMBANK EROSION)
TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PINGGIR
BATANG BANGKO DI KABUPATEN SOLOK SELATAN

Oleh :
Dani Agustian*Drs. Helfia Edial, MT**Elvi Zuriyani, M.Si**

*Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa, mengumpulkan dan mengolah


serta mendeskripsikan kondisi perubahan aliran sungai yang disebabkan oleh: 1)
kondisi perubahan lahan yang disebabkan oleh erosi tebing sungai di sekitar
pinggir Batang Bangko, 2) kondisi tebing sungai yang disebabkan oleh erosi
tebing sungai di sekitar pinggir Batang Bangko, 3) kecepatan aliran sungai
terhadap perubahan lahan akibat erosi tebing sungai dan 4) perubahan arah alur
aliran Batang Bangko akibat erosi tebing sungai. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif yang bertujuan untuk menerangkan, mengambarkan gejala-
gejala, fakta-fakta dan sifat pada daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) Perubahan lahan terjadi di seluruh Nagari yang dilalui oleh Batang
Bangko dengan panjang kerusakan bervariasi antara 87 m – 121 m. Lahan yang
berubah adalah lahan persawahan menjadi aliran sungai. Penyebab utama
perubahan lahan adalah erosi tebing sungai, 2) Kondisi tebing sungai di sepanjang
aliran Batang Bangko umumnya mengalami erosi tebing sungai. Erosi tebing
sungai terjadi akibat aktivitas manusia dalam mengelola dan memperlakukan
alam.Aktivitas penambangan galian golongan C (pasir dan kerikil) banyak
mengeksploitasi sungai dan daerah sekitarnya, sehingga daya dukung tebing
sungai menurun, 3) Kecepatan aliran sungai pada Batang Bangko ditemukan
beragam, sehingga berpotensi terjadi erosi tebing sungai di sepanjang aliran
Batang Bangko. Rata-rata kecepatan aliran yang didapat pada semua titik
pengamatan berkisar antara 2,07 sampai 2,69 m/dt. Akibatnya kecepatan dari
aliran juga dapat berpengaruh terhadap terjadinya erosi tebing sungai di aliran
Batang Bangko dan 4) Perubahan arah alur aliran sungai terjadi di setiap titik
sampel yang dilalui oleh Batang Bangko juga mengalami perubahan jarak yang
bervariasi yaitu 18 – 28 m dan terjadi pada bagian kiri dan kanan sungai. Aliran
sungai yang ditinggalkan berubah menjadi semak belukar.Penyebab utama
perubahan arah alur aliran disebabkan oleh aktivitas manusia dan kecepatan aliran
sungai serta tidak adanya vegetasi penutup lahan yang terdapat pada pinggir
sungai.

Kata kunci: erosi tebing sungai, kecepatan aliran, penggunaan lahan


1

Pendahuluan mengikat tanah digantikan dengan


Pada mulanya lahan-lahan di struktur akar tanaman pertanian yang
tanah air umumnya merupakan hutan lebih lemah.
tropika yang subur dan lebat. Lahan Faktor-faktor yang mempengaruhi
hutan yang subur itu dapat kita erosi meliputi hujan, angin, limpasan
jumpai dimana-mana mulai dari permukaan, jenis tanah, kemiringan
daerah pesisir hingga daerah areal lereng, penutup lahan,dan tindakan
pegununggan.Selain sebagai sumber konservasi. Faktor-faktor tersebut
diperolehnya hasil hutan yang mempengaruhi erosi yang sebetulnya
beraneka ragam jenisnya, hutan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
merupakan habitat dari kehidupan lainya, artinya bekerja secara simultan.
baik tumbuhan maupun binatang Semua faktor-faktor tersebut dapat
yang beraneka ragam. Bertambahnya digolongkan kedalam tiga kelompok
penduduk menyebabkan bertambah yaitu: 1)energi merupakan kemampuan
pula kebutuhan mereka akan barang potensial hujan, limpasan permukaan
pangan, sandang, dan papan. Namun, atau angin dapat menyebabkan erosi,
dibeberapa tempat karena belum kemampuan tersebut yaitu erosivitas,
matangnya perencanaan tata ruang 2)Kepekaan tanah yang begantung
baik secara nasional maupun kepada sifat fisik dan kimia tanah,
regional,maka terjadilah penggunaan kemampuan tersebut yaitu erodibilitas,
lahan serampangan apalagi tanpa 3)proteksi yaitu bertitik tolak kepada
memperhatikan kelas kemampuan faktor-faktor yang berhubungan dengan
dan tidak dikelola secara baik penutup lahan (Rahim, 2000).
(Rahim,2000). Secara spesifik kerugian akibat
Erosi sebenarnya merupakan erosi didaerah hulu antara lain
proses alami yang mudah dikenali, diakibatkan menurunya kualitas lahan
namun dikebanyakan tempat pertanian, perkebunan, dan padang
kejadian ini diperparah oleh aktivitas pengembalaan. Keadaan ini
manusia dalam tata guna lahan yang menyebabkan berkurangnya
buruk, pengundulan hutan, kegiatan produktivitas lahan-lahan tersebut yang
pertambangan, perkebunan, dan berarti juga akan terjadi peningkatan
perladangan, kegiatan konstruksi / biaya dibutuhkan untuk mengembalikan
pembangunan yang tidak tertata tingkat kesuburan tanah. Dalam kasus
dengan baik dan dan pembangunan yang paling ekstrem tidak sedikit lahan
jalan. Tanah yang digunakan untuk yang mempunyai produktivitas rendah
menghasilkan tanaman pertanian ditinggalkan, ketinggalan ini yang
biasanya mengalami erosi yang jauh disebut dengan lahan kritis. Bila tidak
lebih besar dari tanah dengan dipulihkan maka dampaknya dapat
vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan meluas seperti terjadinya banjir dan
menjadi ladang pertanian kekeringan (Rahim,2000)
meningkatkan erosi karena struktur Di daerah aliran Batang Bangko
akar tanaman hutan yang kuat yang berada di Solok Selatan ditemukan
2

dinding-dinding sungai yang longsor pengikisan dan yang masih baru


yang disebabkan oleh proses erosi kelihatan erosi tebing sungai dikontrol
tebing sungai. Akibatnya lahan yang oleh penggunaan lahan.
berada ditepi Batang Bangko menjadi Dari hasil dari pegukuran,
terkikis sehingga terjadilah pengamatan dan perhitungan dilakukan
perubahan lahan dipinggir Batang dilapangan dan menghasilkan data
primer yang menjadi data dasar dalam
Bangko terhadap kondisi tebing yang
penelitian yaitu berupa lahan-lahan yang
rusak. Dan kondisi ini juga mengalami erosi tebing sungai disekitar
berpengaruh pada kecepatan aliran pinggir Batang Bangko dan kecepatan
Batang Bangko terhadap perubahan aliran sungai tersebut dianalisa secara
lahan, yang akhirnya terjadi deskriptif guna menentukan dampak
perubahan arah alur aliran Batang erosi tebing terhadap perubahan
Bangko sehingga pelebaran pada penggunaan lahan di aliran Batang
Bangko Di Kabupaten Solok Selatan.
badan sungai pun terjadi. Maka
Data primer tersebut meliputi data
dengan demikian untuk mengetahui kondisi perubahan lahan, kondisi tebing
lebih lanjut penulis mengangkat sungai, kondisi kecepatan aliran,
permsalahan ini dalam sebuah perubahan arah alur aliran dan
penelitian yang berjudul“Dampak pengukuran daerah yang rawan erosi
Erosi tebing (Streambank Erosion) pada titik sampel penelitan yang telah
Terhadap Perubahan Penggunaan ditentukan.
Lahan Pinggir Batang Bangko di
Hasil dan Pembahasan
Kabupaten Solok Selatan”.
A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
1. Letak, Batas dan Luas
Metodelogi Penelitian
Daerah penelitian secara
Jenis penelitian ini adalah
astronomis terletak antara 1028’43”
penelitian deskriptif. Bahan yang
LS sampai 10 31’43” LS dan
digunakan dalam peneltian adalah
101002’46” BT sampai 101004’46’’
Peta Topografi, Peta Geologi, Peta
BT. Daerah aliran Batang Bangko
penggunaan lahan, Peta DAS Batang
terletak di Kecamatan Pauh Duo
Bangko Kabupaten Solok Selatan
dan Kecamatan Sungai Pagu
dan Peta sampel penelitian,
Kabupaten Solok Selatan.
sedangkan alat yang digunakan
2. Keadaan Iklim
adalah meter, Kamera, Buku dan
Iklim merupakan gejala rata-
pena, Pelampung tangkai untuk
rata cuaca yang biasanya
mengukur kecepatan aliran,
berlangsung dalam batasan puluhan
stopwatch dan benang atau tali
tahun. Iklim ditentukan oleh
Wilayah penelitian adalah aliran
beberapa unsur cuaca diantaranya
Batang Bangko yang berada di Solok
meliputi temperatur, curah hujan,
Selatan, sedangkan unit daerah yang
angin, kelembaban udara, tekanan
masih kelihatan oleh gerusan atau
udara, lamanya penyinaran
pengikisan sungai yang ditinggalkan
matahari, dan kecepatan angin.
maupun yang masih terjadi
3

Berdasarkan data iklim, daerah 4. Topografi


penelitian memiliki iklim tropis Topografi merupakan salah
dengan suhu udara berkisar satu faktor yang mempengaruhi
0 0
26 C- 31 C, suhu udara rata-rata curah hujan. Topografi suatu daerah
290 C. erat kaitannya dengan tipe relief
3. Geologi yang merupakan gambaran bumi
Kondisi geologi suatu yaitu mempunyai bentuk berombak,
daerah sangat mempengaruhi berbukit, bergelombang, dan
relief daerah tersebut, selain itu bergunung. Topografi akan
juga mempengaruhi tingkat mempengaruhi curah hujan yang
kesuburan tanah. Tingkat jatuh pada suatu daerah.
kesuburan tanah sangat Berdasarkan ciri-ciri umum daerah
ditentukan oleh batuan induk penelitian merupakan daerah yang
yang terdapat di dalam tanah memiliki topografi datar dan
yang selanjutnya akan cenderung curam dengan
mengalami pelapukan baik kemiringan lereng 0 – 8%,
secara fisis, kimia, maupun kemiringan 8-15%, kemiringan 15-
biologis. Setiap jenis batuan 25% dan kemiringan > 40% dengan
mempunyai karakteristik dan ketinggian tempat 720 mdpl - 1990
tingkat kesuburan tanah yang mdpl.
berbeda-beda. 5. Jenis Tanah
Berdasarkan Peta Geologi Tanah adalah lapisan
Lembar Painan skala 1: 250.000 permukaan bumi paling luar
yang dikeluarkan oleh Direktorat sebagai tempat tumbuhnya
Geologi Departemen tanaman.Tanah berasal dari hasil
Pertambangan Republik pelapukan batuan induk (anorganik)
Indonesia, maka daerah dan bahan-bahan organik dari
penelitian didominasi oleh jenis tumbuhan dan hewan yang terlah
batuan : membusuk.Bahan yang menyusun
a. Aluvium (Qal) yang terdiri tanah terdiri atas zat padat, cair, gas
dari Lanau, Pasir, dan dan organisme. Jenis tanah tanah
Kerikil. yang ada di suatu tempat ditentukan
b. Lava (Qyl): yaitu aliran oleh batuan induk, iklim, topografi,
gunung api yang berasal dari bahan organik, dan humus.
Gunung Kerinci dan Jenis tanah yang terdapat
Gunung Tujua. pada lokasi penelitian Batang
c. Formasi Batuan Gunung Api Bangko Kabupaten Solok Selatan
Asam yang tak terpisahkan adalah jenis tanah glei humus yaitu
(Qou) terdiri dari lava, tuf tanah ini terbentuk dari hasil
hablur dan kaca, tuf, breksi, endapan bahan aluvial.Tanah ini
ignimbrit dan obsidian yang terbentuk di wilayah dengan curah
asam sampai menengah. hujan lebih dari 1.500 mm / tahun.
4

Tanah glei humus jenuh air dan diantaranya sawah menjadi daerah
memiliki kandungan bahan aliran sungai.
organik tinggi dilapisan Di Nagari Koto Baru
atas.Tanah jenis ini banyak perubahan yang terjadi pada sisi
tersebar didataran rendah yang kanan dan kiri sungai yaitu disebelah
berawa-rawa. Pada umumnya kiri terjadi proses erosi pada lahan
tanah ini banyak digunakan yang terdapat dipinggir Batang
untuk persawahan pasang surut Bangko sehingga lahan menjadi
dan persawahan rawa. terkikis oleh sungai sedangkan
Penggunaan Lahan sebelah kanan Batang Bangko terjadi
Penggunaan lahan merupakan pelebaran pada badan sungai yang
hasil aktivitas manusia terhadap sudah di tumbuhi oleh semak
sumber daya alam guna belukar. Panjangnya lahan yang
mencukupi kebutuhan hidupnya, sudah terkena erosi atau mengalami
yang terdapat interaksi antara kerusakan pada kenagarian Koto
manusia dan sumber daya alam, Baru yaitu sepanjang 87 m.Dan
sehingga akan membawa suatu pelebaran pada badan sungai yaitu
perubahan terhadap lahan dan 22,14m.
lingkungannya. Berdasarkan Perubahan yang terjadi di
kenampakan pada peta Nagari Bangko pada sisi kanan dan
penggunaan lahan Kab.Solok kiri sungai di Nagari Bangko yaitu
Selatan skala 1: 50.000 dari dimana sebelah kanan sungai terjadi
BPN Kab.Solok Selatan, maka proses erosi atau kerusakan pada
penggunaan lahan pada daerah lahan pertanian dan lahan mengalami
penelitian tergolong bervariasi, pengikisan oleh sungai sedangkan
seperti permukiman, hutan, sebelah kiri sungai juga terjadi
sawah, semak belukar dan kebun pelebaran pada badan sungai.
campuran. Panjang lahan yang terkena
erosidikenagarian Bangko yaitu
B. Hasil Penelitian sepanjang 121 m, sedangkan pada
1. Kondisi Perubahan Lahan yang sisi kiri terjadi pelebaran badan
disebabkan oleh Erosi Tebing sungai dengan pelebaran 52,3 m,
Sungai di Sekitar Pinggir yang juga mulai ditumbuhi oleh
Batang Bangko semak belukar.
Penggunaan lahan atau Perubahan yang terjadi di
vegetasi penutup lahan pada Nagari Pinang Sinawa pada sisi
daerah penelitian disekitar aliran kanan dan kiri sungai di Nagari
Batang Bangko kebanyakan Pinang Sinawa yaitu disebelah kanan
sawah sehingga tidak ada penahan terjadi pendangkalan dan pelebaran
erosi tebing sungai (Streambank pada badan sungai dimana pelebaran
erosion). Akibat erosi, banyak yang terjadi pada badan sungai
terjadi perubahan lahan, sepanjang 44,49 m dan pada sisi
5

sebelah kiri terjadi proses erosi sungai adalah lahan persawahan dan
pada lahan yang terdapat pada tebing sungai disekitar pinggir
pinggir sungai, panjang lahan sungai. Berdasarkan fakta dan
pengolahan data primer di Nagari
yang terkena erosi yaitu 94 m.
Koto Baru dijumpai karakteristik
2. Kondisi Tebing Sungai yang lahan yang mempunyai kondisi
disebabkan oleh Erosi Tebing kelerengan tebing sungainya 13º.
Sungai di Sekitar Pinggir
Batang Bangko b. Kondisi Tebing Sungai di
Nagari Bangko
Erosi tebing sungai
(streambank erosion) adalah Nagari Bangko sebenarnya juga
pengikisan tanah pada tebing- termasuk daerah yang rawan
tebing sungai dan penggerusan terhadap erosi tebing sungai karena
dasar sungai oleh aliran air sungai. pada Nagari Bangko juga tidak ada
Erosi tebing akan lebih hebat jika terdapatnya vegetasi penutup lahan
vegetasi penutup tebing telah pada tebing atau lahan disekitar
habis atau jika dilakukan pinggir sungai. Ditambah dengan
pengolahan tanah terlalu dekat adanya aktivitas penambangan galian
tebing. C (pasir dan kerikil) yang dilakukan
manusia yang dapat menyebabkan
Dua proses terjadinya erosi pada tebing sungai.
berlangsungnya erosi tebing
sungai yaitu oleh adanya gerusan Karena Nagari Bangko terletak
air sungai dan adanya longsoran pada topografi wilayah yang datar.
tanah pada tebing sungai. Maka akibat yang ditimbulkan oleh
Streambank Erosian oleh gerusan erosi tebing sungai di Nagari Bangko
aliran sungai terjadi setelah debit yaitu diantaranya terjadi pelebaran
aliran besar berakhir atau surut, pada badan sungai dan, kerusakan
sedangkan Streambank Erosian lahan-lahan pertanian disekitar
oleh adanya longsoran tanah pinggir sungai terutama lahan
ditentukan oleh keadaan persawahan. Sedangkan berdasarkan
kelembaban tanah tebing. fakta dan pengolahan data primer di
Nagari Bangko dijumpai
a. Kondisi Tebing Sungai di karakteristik lahan yang mempunyai
Nagari Koto Baru kondisi kelerengan tebing sungainya
Nagari Koto Baru di 8º.
Kecamatan Sungai Pagu telah
mengalami proses erosi tebing c. Kondisi Tebing Sungai di
sungai pada lahan dan tebing Nagari Pinang Sinawa
sungai. Kondisi ini disebabkan Erosi tebing sungai di Nagari
oleh tidak adanya daya dukung Pinang Sinawa juga disebabkan oleh
dari vegetasi penutup lahan pada kecepatan aliran sungai dan juga
tebing dan lahan dipinggir sungai tidak terdapatnya vegetasi penutup
tersebut sehingga proses erosi lahan serta adanya aktivitas
tidak dapat dihindarkan lagi. penambangan bahan galian C (pasir
Apabila kecepatan aliran sungai dan kerikil). Akibatnya tebing sungai
mengalami peningkatan tentu tidak bisa lagi mendukung aktivitas
sasaran utama dari erosi tebing tersebut, sehingga erosi pun terjadi
pada tebing sungai. Berdasarkan
6

fakta dan pengolahan data primer Tabel IV.4. Kecepatan Aliran Sungai
di Nagari Pinang Sinawa dijumpai Daerah Penelitian
karakteristik lahan yang Titik
Kecepatan Penggunaan
mempunyai kondisi kelerengan kontrol Nagari
(m/dt) lahan
tebing sungai 17º. peta
Sampel I 2,69 Sawah dan Koto Baru
3. Kecepatan Aliran Sungai di Semak
Sekitar Pinggir Batang Bangko belukar
Sampel II 2,44 Sawah Bangko
Sehubungan dengan sifat Sampel III 2,07 Sawah Pinang
perairan sungai yang merupakan Sinawa
system terbuka, maka peristiwa Sumber: Pengolahan data Primer, 2013
lingkungan disekitarnya akan
mempengaruhi keadaan Pengukuran kecepatan aliran
perairanya. Terutama pada Batang Bangko yang peneliti
kecepatan aliran sungai karena lakukan dengan menggunakan
kalau dilihat kecepatan aliran pelampung, dilakukan di titik-titik
sungai secara umum tentu tidaklah yang telah ditentukan sebelumnya.
sama atau kecepatan aliran sungai Kecepatan Bt. Bangko Kabupaten
sangat tidak tetap. Kecepatan dari Solok Selatan hampir sama pada
aliran sungai ini tergantung pada semua titik pengamatan, berkisar
pasokan airnya, jika dimusim 2,07 m/dt –2,69 m/dt.
hujan aliran pada sungai akan
deras dan akan melemah dimusim 4. Perubahan Arah Alur Aliran
kemarau. Tergantung pada bentuk Batang Batang Bangko Akibat
dan lokasi sungai, arus akan terasa Erosi Tebing Sungai
deras apabila berada ditengah atau
dipinggir sungai. Bentuk sungai a. Perubahan Arah Alur Aliran
yang lurus, arus terderas berada Sungai di Nagari Koto Baru
Perubahan arah alur aliran
ditengah sungai. Untuk sungai
sungai yang terjadi di Nagari Koto
yang berbelok (meander), bagian
Baru memiliki rata-rata kecepatan
yang terderas aliranya adalah
aliran sungai sekitar 2,69 m/dt.
dibagian pinggir sungai.
Perubahan aliran disebabkan oleh
Pengukuran kecepatan aliran kecepatan aliran dan tidak adanya
Batang Bangko dilakukan pada daya dukung dari vegetasi penutup
semua titik pengamatan, yaitu lahan pada tebing dan lahan di
pada sampel 1, sampel 2 dan pinggir sungai tersebut. Perubahan
sampel 3. Hasil pengukuran arah alur aliran yang terjadi pada
kecepatan aliran sungai dapat Batang Bangko di Nagari Koto Baru,
dilihat pada Tabel berikut ini: yaitu 24 meter sungai yang telah
ditinggalkan dan kemudian
mengalami perpindahan dari aliran
pertama dengan membentuk aliran
baru dengan jarak 26 meter.
Perubahan arah alur aliran
sungai yang terjadi pada nagari Koto
Baru ini membentuk dua aliran
7

sungai dan meninggalkan bekas c. Kondisi Perubahan arah alur


aliran ditengah – tengah sungai aliran Batang Bangko di
yang telah ditumbuhi oleh semak Nagari Pinang Sinawa
belukar . Perubahan arah alur
aliran yang terjadi pada Batang Perubahan arah alur aliran
Bangko ini sangat rentan Batang Bangko yang terjadi di
berpotensi terhadap kerusakan Nagari Pinang Sinawa memiliki rata-
lahan dipinggir sungai. Nagari rata kecepatan aliran sungai sekitar
Koto Baru mengalami perubahan 2,07 m/dt. Penggunaan lahan sawah
arah alur aliran karena sehingga tanahnya labil. Perubahan
penggunaan lahan yang terdapat arah alur aliran sungai di Nagari
dipinggir sungai yaitu berupa Pinang Sinawa ini juga membentuk 2
sawah dan tidak ada terdapanya aliran sungai dan juga terdapat bekas
vegetasi penutup lahan dipinggir aliran sungai yang ditinggalkan
sungai sehingga dapat mendukung sepanjang 85 meter sungai yang
perubahan arah alur aliran sungai. ditinggalkan dan kemudian
membentuk aliran kedua dengan
b. Kondisi Perubahan arah jarak 28 meter dari aliran pertama.
alur aliran sungai pada di
Nagari Bangko Aliran Batang Bangko di
Perubahan arah alur aliran Nagari Pinang Sinawa ini sebenarnya
Batang Bangko yang terjadi di sangat rentan terhadap erosi tebing
Nagari Bangko memiliki rata-rata sungai karena penggunaan lahan
kecepatan aliran sungai sekitar seperti sawah dan juga tidak ada
2,44 m/dt. Perubahan arah alur terdapatnya vegetasi penutup lahan
sungai yang terjadi pada sangat mendukung terhadap
kenagarian Bangko membentuk 2 terjadinya erosi tebing sungai dan
aliran sungai dan meninggalkan perubahan arah alur aliran sungai.
bekas aliran sungai ditengah-
tengah sungai. dan perubahan alur
aliran Batang Bangko C. Pembahasan
dikenagarian Bangko ini juga Pertama, perubahan lahan terjadi
masih terdapat bekas aliran sungai di setiap titik sampel yang dilalui oleh
lama yang telah ditinggalkan serta Batang Bangko dengan panjang
bekas dari lahan yang terkena
kerusakan lahan bervariasi antara 87 m
erosi. Panjangnya bekas sungai
dan lahan yang ditinggalkan yaitu – 121 m. Lahan yang berubah adalah
116 m. lahan persawahan menjadi aliran sungai.
Penyebab utama perubahan lahan adalah
Aliran sungai di Nagari erosi tebing sungai.
Bangko sangat potensial terhadap
Penggunaan lahan atau vegetasi
perubahan arah alur aliran sungai
karena masih terjadi aktivitas penutup daerah penelitian berdasarkan
penambangan galian C ( pasir dan kenyataan analisa dilapangan, tidak ada
kerikil ). ditumbuhi oleh tumbuhan vegetasi
penutup lahan dan semua bentuk
penggunaan lahan yang telah diuraikan
di atas pada umumnya terkena erosi
8

berjarak lebih kurang 100 meter di terjadinya erosi tebing sungai di aliran
sepanjang aliran sungai. Batang Bangko.
Kedua, kondisi tebing sungai Asdak (1995) menyatakan makin
di sepanjang aliran Batang Bangko cepat laju aliran sungai (debit puncak
umumnya mengalami erosi tebing atau banjir) makin besar kemungkinan
sungai. Erosi tebing sungai terjadi terjadi Streambank erossian. Erosi
akibat aktivitas manusia dalam dalam bentuk gerusan dapat berubah
mengelola dan memperlakukan alam. menjadi tanah longsor ketika permukan
Aktivitas penambangan galian sungai surut (meningkatkan gaya tarik
golongan C seperti pengambilan ke bawah) sementara bersamaan tanah
pasir dan kerikil sungai secara pada tebing sungai telah jenuh. Dengan
berlebihan banyak mengeksploitasi demikian, longsoran tebing sungai
sungai dan daerah sekitarnya, terjadi setelah debit aliran besar berakhir
sehingga daya dukung tebing sungai atau surut.
menurun. Keempat, perubahan arah alur
Asdak (1995) Streambank aliran sungai terjadi di sekitar titik
erosion adalah proses pengikisan sampel yang dilalui oleh Batang Bangko
tanah pada tebing-tebing sungai dan juga mengalami perubahan jarak yang
penggerusan dasar-dasar sungai oleh bervariasi yaitu 18 – 28 m dan terjadi
air aliran sungai. Streambank erosion pada bagian kiri dan kanan sungai.
inidisebabkan oleh karakteristik Aliran sungai yang ditinggalkan
tebing sungai sebagai berikut: 1) berubah menjadi semak belukar.
sungai yang sebagian besar Penyebab utama perubahan arah alur
disebabkan oleh adanya gerusan aliran disebabkan oleh aktivitas manusia
aliran sungai, 2) tebing sungai dan kecepatan alira sungai serta tidak
dengan karakteristik tanah terdiri dari adanya vegetasi penutup lahan disekitar
bahan berpasir dengan kelembaban pinggir Batang Bangko.
tinggi, 3) sungai yang memiliki Strembank erosian pada
karakteristik tanah yang solid umumnya terjadi pada sungai yang
mempunyai resistensi tinggi terhadap berbelok-belok tergantung pada
pengelupasan partikel tanah. derasnya arus sungai. Sungai yang
Ketiga, kecepatan aliran berbelok-belok menyebabkan arus
sungai pada Batang Bangko sungai terhadap tebing akan terjadi
ditemukan beragam, sehingga dengan dua kemungkinan, seperti yang
berpotensi terjadi erosi tebing sungai dikemukakan oleh (Kartosapoetra,1985
di sepanjang aliran Batang Bangko. dalam Ardi, Nopi, 2003) yaitu: 1)
Rata-rata kecepatan aliran yang terjadinya suatu belokan dikarenakan
didapat pada semua titik pengamatan tanah sekitar belokan tersebut
berkisar antara 2,07 samapai 2,69 resistensinya kurang kuat sehingga arus
m/dt. Akibatnya kecepatan dari aliran yang melaju yang biasanya pada tiap
ini juga dapat mempengaruhi belokan ada dipinggir akan makin
mengikis tanah pada sisi yang daya
9

tahanya kurang kuat itu sehingga didapat pada Batang Bangko ini
menjadikan makin membelok sungai pada semua titik pengamatan
tersebut, 2) makin berliku-likunya berkisar antara 2,07 sampai 2,69
belokan tersebut, arus sungai pada m/dt. Akibatnya kecepatandari
mulut belokan terpaksa mencari arah aliran ini juga dapat mempengaruhi
lain yaitu dengan mengikis sisi yang terjadinya erosi tebing sungai di
lain pada belokan, pengikisan akan aliran Batang Bangko.
berlangsung terus sehingga resistensi
tanah kurang kuat maka akan tercipta 4. Perubahan arah alur aliran sungai
arus sungai yang baru. terjadi di setiap titik sampel yang
dilalui oleh Batang Bangko juga
Kesimpulan dan Saran mengalami perubahan jarak yang
1. Perubahan lahan terjadi di setiap bervariasi yaitu 18 – 26 m dan
titik sampel yang dilalui oleh terjadi pada bagian kiri dan kanan
Batang Bangko dengan panjang sungai. Aliran sungai yang
kerusakan lahan bervariasi antara ditinggalkan berubah menjadi
87 m – 121 m. Lahan yang semak belukar. Penyebab utama
berubah adalah lahan perubahan arah alur aliran
persawahan menjadi aliran disebabkan oleh aktivitas manusia
sungai. Penyebab utama dan kecepatan aliran sungai serta
perubahan lahan adalah erosi tidak adanya vegetasi penutup lahan
tebing sungai. disekitar pinggir Batang Bangko.
2. Kondisi tebing sungai di Sedangkan saran yang dapat penulis
sepanjang aliran Batang Bangko kemukakan:
umumnya mengalami erosi 1. Untuk daerah yang kurang
tebing sungai. Erosi tebing berpotensi terhadap dampak erosi
sungai terjadi akibat aktivitas tebing sungai (Streambank erosion)
manusia dalam mengelola dan yaitu berupa penggunaan lahan
memperlakukan alam. Aktivitas sawah diarahkan supaya
penambangan galian golongan C dipertahankan pengelolaan.
seperti pengambilan pasir dan 2. Untuk daerah yang berpotensi
kerikil sungai secara berlebihan terhadap dampak erosi tebing
banyak mengeksploitasi sungai sungai (Streambank erosion)
dan daerah sekitarnya, sehingga sebaiknya dipelihara vegetasi yang
daya dukung tebing sungai ada pada aliran sungai tersebut.
menurun. 3. Erosi tebing sungai akan
3. Kecepatan aliran sungai pada menyebabkan Perubahan arah alur
Batang Bangko ditemukan aliran sungai yang berdampak pada
beragam, sehingga berpotensi perluasan sungai dan hilangnya
terjadi erosi tebing sungai di tanah masyarakat, maka Pemerintah
sepanjang aliran Batang Bangko. daerah Kabupaten Solok Selatan
Rata-rata kecepatan aliran yang
10

proaktif menjaga supaya tidak


terjadi erosi pada hulu sungai.
4. Kepada instansi terkait, seperti
Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Air dan Dinas Permukiman dan
Prasarana Wilayah, untuk daerah
yang berpotensi Streambank
erosion terhadap Perubahan arah
alur aliran sungai, dilakukan
pemasangan batu beronjong.

DAFTAR PUSTAKA

Rahim, 2000.Pengendalian Erosi


Tanah Dalam Rangka
Pelestarian Lingkungan Hidup.
PT. Bumi Aksara, Jakarta.

You might also like