You are on page 1of 1
MEDIA GROUP. NETWORK. on wanes a MEDIA [NDONESI BETPAPCR MCOLATADONESIA.COM Tiga Juta Orang belum Terlayani Fasilitas Kesehatan KEMENTERIAN Desa, Pemba- ngunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melakukan pendataan skala mikro by name by address untuk SGDs desa pada 2021 dan hasilnya 2.995.942 jiwa belum terlayani fasilitas kesehatan. Dari angka tersebut, di antaranya 300.631 warga miskin ekstrem. Artinya tam- bahan fasilitas kesehatan baik infrastruktur maupun layanan dari rumah ke rumah harus mampu mencatat tambahan hampir 3 juta warga desa. “Kemudian kesehatan ibu dan anak ternyata by name by address sebanyak 352.191 ibu hamil membutuhkan kelahiran pada fasilitas kesehatan yang harus berkualitas. Adapun 1.105.353 bayi belum men- dapatkan ASI eksklusif,” kata Sekjen Kemendes PDTT Taufik Madjid dalam Kick off integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Gedung Kementerian Kese- hatan, Jakarta, kemarin. Kemudian penyakit kronis ‘menahun seperti tuberkulosis (Tb) diidap 270.630 warga desa. Lalu fasilitas air minum layak elu dinikmati 2.468.550 ke- luarga dan sanitasi layak betum dirasakan 933.956 keluarga, di antaranya 300.417 keluarga miskin ekstrem di desa. Dibidang asuransi kesehatan baru 32.268.468 warga desa mengikuti BPJS Kesehatan, di antaranya 4.457.762 warga mis- kin ekstrem, “Sebenarnya telah tepat menggunakan posyandu di ujung rantai integrasi pela- yanan primer kesehatan karena ada 660.116 posyandu dan dekat dengan permukiman,” ujar Taufik. Kemendes PDTT mencatat warga yang aktif di posyandu ada di 70.086 desa, bahkan 67.47 pemerintah desa sudah biasa mendanai posyandu. Padahal, mayoritas posyandu terbatas melayani kesehatan ibu dan anak. Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta pelaksanaan transformasi pela- yanan kesehatan perlumemper- hatikan pendekatan partikular. “Karena itu, ketika di lapang- anharus ada policy adjustment,” katanya. Muhadjir menambah- kan, ada dua kebijakan yang bisa ditempuh pemerintah, yakni pertama pendekatan generik dengan cara meng- integrasikan kebijakan dan ber- agai sumber daya yang ada Pendekatan kedua berupa partikular dengan mempertim- bangkan kepentingan suatu kelompok, baik aliran politik, ekonomi, maupun kebudayaan yang mementingkan daerah atau kelompok khusus. Untuk penerapan kebijakan integrasi layanan primer kesehatan di se- luruh Indonesia, kata Muhadjir, pendekatan partikular de- ngan menyesuaikan keadaan di daerah harus dilakukan. (amr)

You might also like