You are on page 1of 31
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PARTISIPATIF, DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang ‘Mengingat a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran, maka perlu dilakukan revisi terhadap Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Perencanaan Partisipatif Berbasis ‘Teknologi Informasi/E-Planning di lingkungan Badan Narkotika Nasional; b. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menctapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Pedoman Perencanaan Partisipatif di lingkungan Badan Narkotika Nasional; : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan _Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5062); 5. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional; 6. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 16 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2085); 7. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 23 Tahun 2017 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten /Kota. MEMUTUSKAN: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PARTISIPATIF DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pasal 1 Tujuan dari peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini: a. mempermudah perencanaan dan __penganggaran program dan kegiatan agar pelaksanaannya lebih cepat, murah, dan mudah diakses oleh seluruh unit kerja di lingkungan Badan Narkotika Nasional; dan b. untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan, perlu disusun pedoman perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan di lingkungan Badan Narkotika Nasional agar proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan Badan Narkotika Nasional menjadi lebih berkualitas. Pasal 2 (1) Perencanaan dan penganggaran pregram dan kegiatan terbagi dalam 2 (dua) tingkat: a. tingkat lembaga; dan b. tingkat eselon I. (2) Perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan gabungan unsur perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan seluruh fungsi eselon I. (3) Perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memuat unsur perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan seluruh unit pelaksana tugas di berbagai tingkatan pada ruang lingkup fungsi eselon I (4) Unit pelaksana tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yaitu: a. tingkat pusat yaitu direktorat, biro, pusat penelitian, dan balai; dan b. tingkat daerah yaitu bidang dan bagian tata usaha di tingkat provinsi dan seksi dan sub bagian tata usaha di tingkat kebupaten/kota. Pasal 3 Perencanaan dan penganggaran pregram dan kegiatan tahunan dilakukan melalui berbagai tahapan penyusunan, sebagai berikut: a. _usulan rencana kerja; b. _rancangan rencana kerja; : cc. _rencana kerja; d. rencana kerja dan anggaran; c. daftar isian pelaksanaan anggaran; f. _ petunjuk operasional kegiatan; dan g. Rencana Kegiatan dan Penyerapan Anggaran. Pasal 4 Usulan Rencana Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, pelaksanaannya dimulai 2 (dua) tahun sebelum ‘Tahun Anggaran. Pasal 5 Penyusunan dokumen Rencana Kegietan dan Penyerapan Anggaran sebagaimana ditetapkan dalam Sistem dan Informasi yang tcrintegrasi dengan sistem informasi perencanaan, penganggaran, dan monitoring evaluasi. Pasal 6 (1) Penyusunan perencanaan dan penganggaran program dan Kegiatan tahunan berpedoraan pada ketentuan tentang Standar Biaya Masvkan (SBM) Badan Narkotika Nasional, standar komponen/aktivitas kegiatan, term of reference dan rincian anggaran belanja, serta bagan akun standar di lingkungan Badan Narkotika Nasional. (2) Ketentuan lebih Janjut mengenai Standar Biaya Masukan (SBM) Badan Narkotika Nasional dan Standar Komponen/Aktivitas kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Standar Biaya Masukan Badan Narkotika Nasional dan Standar Komponen/AKtivitas Kegiafan Pasal 7 Ketentuan lebih lanjut tentang aplikasi perencanaan berbasis informasi teknologi diatur lebih lanjut dengan petunjuk teknis. Pasal 8 Pada saat Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini mulai berlaku, Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Perencanaan Partisipatif Berbasis Teknologi Informasi/E-Planning Di lingkungan Badan Narkotika Nasional, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Pasal 9 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, fon HERU WINARKO tet LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR # TH 2018 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PARTISIPATIF DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 ‘Tahun 2009 tentang Narkotika bahwa Badan Narkotika Nasional (BNN] diberikan tugas untuk melaksanakan - Pencegahan’ dan_—-Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Tugas tersebut dilaksanakan bersama seluruh unit kerja vertikal Badan Narkotika Nasional baik di tingkat provinsi (BNN Provinsi) dan kabupaten/kota (BNN Kabupaten/Kota). Sejak ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah NonKementerian (LPNK) pada tahun 2009 (berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika), Badan Narkotika Nasional masih menghadapi berbagai kendala terkait sumber éaya organisasi, baik aspek sumber daya manusia, anggaran, sarana-prasarana, peralatan dan metode atau penatalaksanaan tugas-tugas organisasi. Berbagai kekurangan tersebut terkait dengan fungsi teknis | maupun manajemen yang termasuk penatalaksanaan tugas perencanaan program dan penganggaran. Dalam hal ini, upaya-upaya pembaharuan harus segera dilakukan khususnya mengenai mekanisme dan prosedur perencanaan program dan penganggaran di lingkungan BNN supaya menjadi lebih mudah, murah, dan cepat. Sebagaimana hasil evaluasi pelaksanaan perencanaan program dan penganggaran yang berlangsung di lingkungan Badan Narkotika Nasional ditemukan beberapa kckurangan atau kelemahan yaitu; 1. Perencanaan program dan penganggaran yang berlangsung selama ini tidak didukung data dan informasi yang memadai terkait usulan rencana kerja dan kebutuhan pendanaan yang diajukan oleh unit kerja sebagai basis data perencanaan dan penganggaran organisasi secara komprehensif. 2. Term of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Rincian Anggaran Belanja (RAB) yang disusun tidak menyajikan informasi secara jelas mengenai bentuk dan konsep kegiatan yang akan dilaksanakan. TOR dan RAB masih dipandang hanya sebagai instrumen administratif pelengkap dokumen Rencana Kerja dan ‘Anggaran (RKA) serta tidak dianggap penting sebagai sebuah data informasi. 3. Proses perencanaan program dan penganggaran masih sebatas berorientasi pada pemenuhan aspek administratif, legal-formal, dan belum sepenuhnya berorientasi pada aspek substantif program dan kegiatan. 4, Perencanaan program dan penganggaran masih bersifat top-down dan belum menyediakan ruang yang memadai terkait mekanisme bottom up dalam setiap tahapan perencanaan dan penganggaran program kerja dari unit kerja vertikal. 5. Proses pelaksanaan penyusunan perencanaan program dan penganggaran yang dilaksanakan masih dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang sangat besar, dan cenderung tidak efisien. Terkait dengan kelemahan dan kekurangan tersebut, Badan Narkotika Nasional melakukan langkah-langkah strategis terkait pembaharuan sistem dan mekanisme perencanaaa partisipatif yang melibatkan seluruh unit kerja dalam berbagai tahapan dan proses perencanaan program dan penganggaran. Selain itu, supaya proses perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik dan mudah dilaksanakan oleh seluruh jajaran unit kerja, dipandang perlu adanya sistem teknologi informasi yang memadai sebagai sarana penunjang proses perencanaan program dan. penganggaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas perencanaan program dan penganggaran perlu disusun pedoman perencanaan partisipatif yang dilengkapi dengan sistem teknologi informasi untuk meningkatkan kecepatan, ketepatan dan keakurasian dalam proses pengolahan data dan informasi dalam rangka proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika; 5, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional; 8. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional; 9. Peraturan Badan Nerkotika Nasional Nomor 5 Tahun 2018 tentang Reviu Rencana Strategis Badan Narkotika Nasional Tahun 2015-2019; 10. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 16 Tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 03 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional; 11. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Perencanaan Partisipatif Berbasis Teknologi Informasi/B-Planning di Lingkungan Badan Narkotika Nasional; 12, Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 23 Tahun 2017 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Kepaia Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota. cc. TUJUAN 1, Memberikan pedoman bagi seluruh jajaran di lingkungan Badan Narkotika Nasional dalam penyusunan perencanaan program dan penganggaran. 2, Mewujudkan perencanaan program dan penganggaran di lingkungan Badan Narkotika Nasional yang lebih baik dan tepat waktu. -10- BAB I TAHAPAN PERENCANAAN PROGRAM A. Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja 1. Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja T-2 a, Waktu Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja dimulai pada bulan November. b. Mekanisme dan Ketentuan 1) Rancangan Awal Rencana Kerja disusun oleh masing-masing penanggung jawab kegiatan/Unit Kerja Esclon II (Direktorat, Biro, Pusat) dan Balai. 2) Rancangan Awal Rencana Kerja disusun berdasarkan Rencana Strategis serta evaluasi pelaksanaan program tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya. 3) Rancangan Awal Rencana Kerja juga disusun dengan memperhatikan keberlanjutan-tidaknya proyek _prioritas nasional tahun berjalan serta rencana kebutuhan sarana dan prasarana. 2. Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja T-1 a, Waktu Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja dilaksanakan pada bulan Februari Minggu Ill s.d Maret Minggt Il. b. Mckanisme dan Ketentuan 1) Rancangan Awal Rencana Kerja diusulkan oleh masing- masing pelaksana kegiatan dalam lingkup Sataan Kerja (Direktorat/Biro/Bidang dan Bagian BNNP/Seksi dan Sub bagian BNNKab/Kota) dengan memperhatikan Rancangan ‘Awal Rencana Kerja yang disusun pada periode T-2 2) Penanggungjawab Program (Unit Kerja. Eselon I) menyclenggarakan Rapat Kerja Teknis terkait rencana program kerja 1 (satu) tahun mendatang (T+1) bersama para pelaksana kegiatan di unit kerja vertikal 3) Penanggungjawab Kegiatan/Direktorat dan Biro (Unit Kerja Eselon Il) yang sebagian tugas dan fungsinya didelegasikan ke tingkat Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota — memberikan -1i- panduan/arahan penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja Badan Narkotia Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota. 4) Rancangan Awal Rencana Kerja disusun oleh para pelaksana kegiatan dalam bentuk Term Of Reference (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Usulan. 5) Penanggungjawab Kegiatan/Direktorat dan Biro (Unit Kerja Eselon Il) menyusun Rancangan Awal Rencana Kerja dalam bentuk Term Of Reference (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Induk berdasarkan Term Of Reference (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) usulan unit kerja vertikal. 6) Term Of Reference (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Induk Usulan Rancangan Awal Rencana Kerja menjadi Rancangan Awal Rencana Kerja. B, Penyusunan Usulan Prioritas Nasional 1. Waktu Penyusunan Usulan Prioritas Nasional dilaksanakan pada bulan Maret Minggu III s.d IV. 2. Mekanisme dan Ketentuan a. Usulan prioritas —nasional ~—dirumuskan —_— oleh Direktorat/Biro/Pusat dengan persetujuan pimpinan unit eselon I. b. Usulan prioritas nasional mengacu pada rencana jangka panjang maupun rencana jangka menenga’ Badan Narkotika Nasional. c. Usulan prioritas nasional bersifat kebutuhan utama dan mendesak dalam upaya pencapaian kinerja kegiatan, program dan lembaga. d. Ruang lingkup usulan prioritas nasional berada pada level keluaran/output yang dilengkapi dengan aktivitas/komponen utama. e. Usulan —prioritas —nasional ~—dirumuskan oleh Direktorat/Biro/Pusat dalam bentuk Term Of Reference (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ital f. Usulan prioritas nasional akan dibahas bersama antara Badan Narkotika Nasional dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam forum bilateral meeting untuk dikaji dan disepakati menjadi prioritas nasional C. Penyusunan Rancangan Rencana Kerja ne Waktu Penyusunan Rancangan Rencana Kerja dilaksanakan pada bulan April Minggu I s.d IV. Mekanisme dan Ketentuan a. Rumusan Rancangan Rencana Kerja Badan Narkotika Nasional disusun berdasarkan rancangan awal rencana kerja yang diusulkan oleh masing-masing pelaksana kegiatan dalam lingkup satuan kerja (Direktorat/Biro/Bidang dan Bagian Badan Narkotika Nasional Provinsi/Scksi dan Sub bagian Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota} b. Rumusan Rancangan Rencana Kerja Badan Narkotika Nasional memuat terkait informasi kinerja pada level lembaga, Unit Eselon I, Unit Eselon Il dan usulan kebutuhan anggaran. c. Rumusan Rancangan Rencana Kerja akan dibahas bersama antara Badan Narkotika Nasional dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam forum bilateral meeting untuk disepakati menjadi Rancangan Reneana Kerja Badan Narkotika Nasional. d. Rumusan Rancangan Rencana Kerja akan menjadi bahan Trilateral Meeting antara Badan Narkotika Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Badan Narkotika Nasional. D. Penyusunan Rencana Kerja 1 Penyusunan Rencana Kerja Tahap I a. Waktu Penyusunan Rencana Kerja Tahap I dilaksanakan pada bulan Mei Minggu I s.d IL -13- b. Mekanisme dan Ketentuan 1) Rencana Kerja Badan Narkotika Nasional disusun berdasarkan Rancangan Rencana Kerja yang disesuaikan dengan pagu indikatif. 2) Target kinerja dan kebutuhan alokasi pendanaan masing- masing kegiatan (direktorat/biro/pusat) dalam Rancangan Rencana Kerja disesuaikan dengan pagu indikatif. 3) Proses penycsuaian target kinerja dan alokasi pendanaan masing-masing kegiatan (direktorat/biro/pusat) memprioritaskan pada kebutuhan belanja prioritas nasional, kebutuhan belanja pegawai operasional (001), dan kebutuhan belanja barang operasional (002) 4) Hasil penyesuaian target kinerja dan alokasi pendanaan dibahas bersama antara Badan Narkotika Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan dalam forum trilateral meeting, 5) Hasil kesepakatan dalam forum trilateral mecting akan menjadi pembahasan pada forum Musyawarah Perencanaan Badan Narkotika Nasional 2. Musyawarah Perencanaan Program a. Waktu Musyawarah Perencanaan Program dilaksanakan pada bulan Mei Minggu III s.d IV. b. Mckanisme dan Ketentuan 1) Musyawarah perencanaan dilaksanakan untuk membahas penyesuaian pagu usulan dalam rancangan rencana kerja dengan pagu indikatif. 2) Musyawarah perencanaan melibatkan pimpinan deputi bidang, direktorat/biro/pusat, dan pimpinan unit kerja vertikal tingkat provinsi. 3) Hasil kesepakatan forum musyawarah perencanaan akan menjadi data penyusunan dokumen rencana kerja Badan Narkotika Nasional tahap Il 3. Penyusunan Rencana Kerja Tahap Il a. Waktu Penyusunan Rencana Kerja Tahap 1 dilausanakan pada bulan Juni, -14- b. Mekanisme dan Ketentuan 1) Penyusunan Rencana Kerja Badan Narkotika Nasional Tahap HW untuk menyelaraskan hasil Penyusunan Rencana Kerja Badan Narkotika Nasional Tahap I dan hasil kesepakatan forum musyawarah perencanaan Badan Narkotika Nasional. 2) Hasil penyusunen Rencana Kerja Badan Narkotika Nasional Tahap Ii dibahas bersama antara Badan Narkotika Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan dalam forum trilateral meeting tahap I. 3) Hasil kesepakatan forum Trilateral Meeting tahap II ditetapkan menjadi Rencana Kerja Badan Narkotika Nasional. -15- BAB IIT ‘TAHAPAN PENGANGGARAN A. Penyusunan dan Penelaahan RKA Pagu Anggaran 1. Waktu Penyusunan dan penelaahan RKA Pagu Anggaran dilaksanakan pada bulan Juli s.d. Agustus 2, Mekanisme dan Ketentuan a RKA Pagu Anggaran disusun oleh masing-masing Satuan Kerja berdasarkan Pagu Anggaran Satker yang ditetapkan Pimpinan Badan Narkotika Nasional. RKA Pagu Anggaran disusun menggunakan aplikasi RKA-KL yang dikeluarkan Kementerian Keuangan. Dokumen RKA Pagu Anggaran Satuan Kerja diserahkan kepada Settama Badan Narkotika Nasional Cq. Biro Perencanaan untuk dikonsolidasi menjadi RKA Pagu Anggaran Badan Narkotika Nasional. Dokumen RKA Pagu Anggaran Satuan Kerja ditelaah oleh Biro Perencanaan, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), dan ‘Tim direktorat terkait. Aspek-aspek penelaahan Dokumen RKA Pagu Anggaran Badan Narkotika Nasional yaitu: 1) Kesesuaian jumlah pagu RKA Satuan Kerja dengan Pagu Anggaran Satuan Kerja yang ditetapkan pimpinan Badan Narkotika Nasional. 2) Kesesuaian standar komponen pada dokumen RKA Satuan Kerja dengan standar komponen pada masing-masing kegiatan yang ditetapkan pimpinan Badan Narkotika Nasional. 3) Kepatuhan terhadap kaidah penganggaran (kesesuaian akun, kepatuhan pada standar biaya masukan, standar biaya keluaran, dan standar biaya Badan Narkotika Nasional). 4) Kepatuhan terhadap kebijakan _pemerintah__terkait pembatasan belanja pemerintah (pembangunan gedung, kendaraan dinas, pembatasan perjalanan dinas). ~ 16r e. Dokumen RKA Pagu Anggaran Satuan Kerja hasil telaah Biro Perencanaan, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), dan Tim Direktorat Terkait dikirimkan ke Kementerian Keuangan Cq, Dirjen Anggaran. f. Dokumen RKA Pagu Anggaran Badan Narkotika Nasional ditelaah secara online oleh Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran dan Biro Perencanaan Badan Narkotika Nasional Aspek penelaahan Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Badan Narkotika Nasional yaitu: 1) Kesesuaian antara dokumen RKA dengan dokumen Rencana Kerja dan prioritas nasional. 2) Kepatuhan terhadap kaidah penganggaren (kesesuaian akun, kepatuhan pada standar biaya masukan dan keluaran). 3) Kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah _ terkait pembatasan belanja pemerintah (pembangunan gedung, kendaraan dinas, dan pembatasan perjalai:an dinas) B. Penyusunan dan Penelaahan RKA Pagu Alokasi Anggaran 1 Waktu Penyusunan dan Penelaahan RKA Pagu Alokasi Anggaran dilaksanakan pada bulan Oktober Mekanisme dan Ketentuan a. RKA Pagu Alokasi Anggaran disusun oleh masing-masing Satuan Kerja berdasarkan Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja yang ditetapkan Pimpinan BNN. b. RKA Pagu Alokasi Anggaran disusun menggunakan aplikasi RKA-KL yang dikeluarkan Kementerian Keuangan. c. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja diserahkan kepada Settama Badan Narkotika Nasional Cg. Biro Perencanaan untuk dikonsolidasi menjadi RKA Pagu Alokasi Anggaran BNN. d. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja ditelaah oleh Biro Perencanaan, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), dan Tim direktorat terkait. Aspek-aspek penelaahan Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Badan Narkotika Nasional yaitu: -17- 1) Kesesuaian jumlah pagu RKA Satuan Kerja dengan Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja yang ditetapkan pimpinan Badan Narkotika Nasional. 2) Kesesuaian standar komponen pada dokumen RKA Satuan Kerja dengan standar komponen pada masing-masing Kegiatan yang ditetapkan pimpinan Badan Narkotika Nasional. 3) Kepatuhan terhadap kaidah penganggaran (kesesuaian akun, kepatuhan pada standar biaya masukan, standar biaya keluaran, dan standar biaya Badan Narkotika Nasional). 4) Kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah _terkait pembatasan belanja pemerintah (pembangunan gedung, kendaraan dinas, pembatasan perjalanan dinas). e. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja hasil telaah Biro Perencanaan, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), dan Tim Direktorat Terkait dikirimkan ke Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran. f, Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Badan Narkotika Nasional ditelaah secara online oleh Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran dan Biro Perencanaan Badan Narkotika Nasional. g. Aspek-aspek penelaahan Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Badan Narkotika Nasional yaitu: 1) Kesesuaian antara dokumen RKA dengan dokumen Rencana Kerja dan prioritas nasional. 2) Kepatuhan terhadap kaidah penganggaran (kesesuaian akun, kepatuhan pada standar biaya). 3) Kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah__terkait pembatasan belanja pemerintah (pembangunan gedung, kendaraan dinas, dan pembatasan perjalanan dinas). C. Penyiapan Bahan Dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran 1. Waktu Penyiapan Bahan Dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dilaksanakan pada bulan November. =18'- 2. Mekanisme dan Ketentuan a. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Badan Narkotika Nasional yang telah ditelaah Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran akan diperbaiki atau disesuaikan berdasarkan hasil kesepakatan penelaahan. b. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Badan Narkotika Nasional hasil perbaikan atau penyesuaian diserahkan kembali kepada Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran untuk menjadi bahan dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Narkotika Nasional. ¢c. Bahan Dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Narkotika Nasional yang diserahkan ke Kementerian Keuangan dan dinilai lengkap akan disahkan oleh Kementerian Keuangan menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Narkotika Nasional. d. Dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Narkotika Nasional yang telah disahkan Kementerian Keuangan akan diekspos secara online dan dapat diunduh oleh seluruh Satuan Kerja Badan Narkotika Nasional melalui sistem RKA-KL Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Online. D. Penyusunan Dokumen Petunjuk Operasional Kegiatan 1. Waktu Penyusunan dokumen Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dilaksanakan pada bulan Desember Minggu I 2. Mekanisme dan Ketentuan a. Dokumen Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) disusun oleh masing-masing satuan kerja berdasarkan pada dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker dan TOR/KAK yang telah diajukan. b. Dokumen Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) menjelaskan tentang detil teknis pelaksanaan kegiatan (komponen dan sub komponen) yang akan dilaksanakan oleh masing-masing Satuan Kerja. c. Dokumen Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran. = 19%: E. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Penyerapan Anjgaran Tahunan 1. Waktu Penyusunan Rencana Kegiatan dan Penyerapan Anggaran Tahunan (RPKAT) dilaksanakan pada bulan Desember Minggu III 2. Mekanisme dan Ketentuan a. Penyusunan RPKAT dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bersama para Kasubdit/Kabid/Kabag/ Kasubag/Kasie pada unit kerja pusat dan daerah. b. RPKAT memuat Informasi Kinerja Kegiatan (Sasaran, Indikator kinerja, dan target kinerja kegiatan serta Output kegiatan dan volume output), Jadwal Pelaksanaan Kegiatan, dan Rencana Penarikan Dana. c. Penyusunan dokumen RPKAT menggunakan Sistem Teknologi dan informasi yang terintegrasi dengan sistem informasi perencanaan, penganggaran, dan monitoring evaluasi.. 20 - BAB IV PENUTUP Pedoman perencanaan partisipatif ini diharapkan dapat menjadi salah satu instrumen penggerak pembaharuan bisnis proses perencanaan program dan penganggaran supaya menjadi Icbih mudah, murah, dan cepat serta lebih berorentasi pada hasil yang berkualitas. Seluruh unit atau satuan kerja di lingkungan Badan Narkotika Nasional harus mempedomani ketentuan yang ada dalam pedoman ini dengan tanpa menghilangkan daya kreativitas dan inovasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pada masing-masing wilayah. Pedoman ini dapat menstandarisasikan format dokumen perencanaan program dan penganggaran sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku dan bersifat lebih tinggi atau regulasi yang menjadi rujukan dalam perencanaan program dan penganggaran. KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Hine HERU WINARKO ANAK LAMPIRAN: Anak Lampiran I Anak Lampiran i Anak Lampiran ul -21- Format Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) Umit Eselon II (Direktorat, Biro, Pusat) atau pemangku kegiatan. Format Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) Unit Kerja Wilayah Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Format Rancangan Rencana Kerja BNN = 22 FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT) Nama Lembaga Unit Kerja Program ‘Sasaran Program (Outcome) Indikator Kinerja Program (IKP) Target IKP Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Target IKK Kegiatan Keluaran (Output) Volume dan Satuan Output/Sub Output A, Latar Belakang 1. Dasar Hukum 2. Gambaran Umum Kegiatan B. Penerima Manfaat C. Strategi Pencapaian Keluaran 1, Komponen (Aktivitas) dan Metode Pelaksanaan 2. Waktu Pelaksanaan Komponen (Aktivitas) D. Biaya Yang Diperlukan Pimpinan Unit Kerja Nama NIPINRP 6) (ay (2) (3) (4) (5) @” - (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (18) (16) . (17) (18) (19) (20) =23- Petunjuk Pengisian Format Kerangka Acuan Kerja Kegiatan Unit Eselon || (Direktorat, Biro, dan Pusat) No. URAIAN (1)_| Diisi nama lembaga, yaitu: i + Badan Narkotika Nasional (2 _| Diisi nama unit kerja: er = Direktorat; * Biro; © Pusat; @) | Diisi nama salah satu program di BNN yaitu: * Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba * Dukungan Manajemen Pelaksanaan Teknis Lainnya BNN (@ |Disi sasaran program (outcome) sebagaimana yang dirumuskan dalam dokumen Reviu Rencana Strategis BNN Tahun 2015-2019. Rumusan sasaran program disesuaikan dengan kegiatan yang berada dalam ruang lingkup sasaran program, baik pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, pemberantasan, hukum dan kerjasama, dukungan manajemen, maupun pengawasan internal. (6) | Diisi uraian indikator kinerja program (IKP) |) | Diisi target IKP. z (7) | Diisi rumusan sasaran kegiatan. . ail (8) | Diisi uraian indikator kinerja kegiatan (IKK). © | Diisi target IKK (10) | Diisi salah satu kode dan nama nomenklatur kegiatan yang ada di BNN, yaitu: Program Dukungan Manajemen Teknis Lainnya, kegiatannya terdiri dari © (3236) Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan (3237) Pengembangan Organisasi, Tatalaksana, dan Sumber Daya Manusia + (2238) Penyusunan dan Pengembangan Rencana Program dan Anggaran BNN (2239) Pembinaan dan Pelaksanaan Kehumasan, Tata Usaha, Rumah Tangga, dan Pengelolaan Sarena Prasarana (3241) Pengawasan dan Pengembangan Akuntabilitas Kinerja (3242) Penyelenggaran Penelitian, Data, dan Informasi PAGN (3243) Pembinaan dan Pelayanan Laboratorium Uji Narkoba (3244) Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), kegiatannya terdiri dari: + (3247) Penyelenggaraan Advokasi * (3248) Penyelenggaraan Pemberdayaan Alternatif * (3249) Penyelenggaraan Desiminasi Informasi P4GN elayanan Bantuan Hukum 24- - SO SURAIAN " Diisi rumusan output. (3251) Pelaksanaan Inteljen Berbasis Teknologi (3252) Pelaksanaan Interdiksi Wilayah Udara, Laut, Darat dan Lintas Darat (3253) Penyelenggaraan Kerja Sama dalam dan Luar Negeri (3256) Pascarehabilitasi Penyalah guna dan/atau Pecandu Narkoba (3257) Pemberdayaan Peran serta Masyarakat (3258) Pengawasan Tahanan dan Barang Bukti (3259) Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah (3260) Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (3261) Pelaksanaan Penindakan dan Pengejaran (3262) Penyidikan Jaringan Peredaran Gelap Psikotropika dan Prekursor (4020) Pelaksanaan Rehabilitasi Penyalah guna dan/atau Pecandu Narkoba (5354) Penyidikan Jaringan Peredaran Gelap Narkoba (5355) Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Narkoba (12) (13) Diisi volume dan satuan output. Diisi dasar hukum tugas fungsi dan/atau Ketentuan yang terkait langsung dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dasar hukum yang digunakan, yaitu: + Peraturan Kepala BNN Nomor .... tentang OTK BNN; * Peraturan Kepala BNN Nomor .... tentang OTK BNN Provinsi dan Kabupaten/Kota; * Keputusan Kepala BNN Nomor.... tentang Reviu Renstra BNN Tahun 2015- 2019; * Peraturan Kepala BNN Nomor tentang Pedoman Perencanaan | Partisipatif; + Keputusan Kepala Satuan Kerja Nomor .... tentang Petunjuk Operasional Kegiatan Satuan Kerja (14) Diisi gambaran umum mengenai permasalahan yang terjadi terkait fungsi atau urusan unit kerja (Direktorat/Biro/Pusat) yang terdiri dari; data dan kondisi faktual kelompok sasaran, hasil evaluasi pelaksanaan atau intervensi kegiatan terhadap kelompok sasaran, dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan pelaksanaan fungsi atau urusan unit kerja. (15) Diisi dengan daftar pemetaan kelompok sasaran atau penerima manfaat kegiatan yang akan dilaksanakan pada masing-masing wilayah Khusus kegiatan di bidang pemberantasan diisi dengan jumlah dan sasaran target sindikat narkoba (inisial Target Operasi/TO) yang akan diungkap secara nasional berdasarkan data dari unit kerja wilayah berdasarkan hasil penyelidikan periode sebelumnya atau berdasarkan pengembangan penyelidikan kasus yang sedang diungkap, (8) (7) | Diisi dengan jadwal waktu pelaksanaan atau kurun wai | per komponen/sub komponen. Diisi dengan mengidentifikasi jumlah Komponen atau sub komponen yang akan’ dilaksanakan, berikut metode pengadaannya (kontrakival/swakelola/gabungan) sanaan kegiatan up (18) Disi dengan rekapitulasi total anggaran Komponcn/sub komponen untuk | pencapaian output kegiatan sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB) 95) [ No. URAIAN | (19) | Diisi dengan nama Pimpinan Unit Kerja. (20) | Diisi dengan NIP/NRP Pimpinan Unit Kerja. FORMAT RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT) Rincian Anggaran Biaya (RAB) kegiatan disusun sesuai dengan standar komponen kegiatan berdasarkan sistematika Arsitektur Dan Informasi Kinerja (ADIK) pada masing-masing kegiatan, Adapun penyusunan biaya atau harga detil belanja mengikuti ketentuan standar biaya yang berlaku baik standar biaya masukan yang diatur oleh Kementerian Keuangan dan Standar Biaya BNN Format pengisian Rincian Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan sebagai berikut: VOLUME nang KEGIATAN | OUTPUT / SUB, Ronee liao) KOMPONEN / AKUN / DETIL Penjelasan Pengisian Kolom 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 10) 11) Kode Kegiatan Output Sub Output Komponen ‘Sub Komponen Akun Detil Perhitungan Harga Volume Output Biaya = 26 - Diisi kode kegiatan Diisi nomenklatur kegiatan Diisi output kegiatan Diisi sub output kegiatan (jika ada sub output) Diisi komponen kegiatan Diisi sub komponen (jika ada sub output) Diisi akun detil belanja sesuai ketentuan bagan akun standar (BAS) yang berlaku Diisi detil belanja atau kebutuhan belanja seperti ATK dan komputer supplies, spanduk, honor narasumber/pembahas, tiket pesawat, transport, sewa kendaraan, dan lain sebagainya. Diisi perhitungan harga pada detil_belanja. Pengisiannya mengikuti ketentuan dalam Standar Biaya Masukan yang diatur oleh Menteri Keuangan dan Standar Biaya BNN. Diisi volume output kegiatan yang akan dicapai Diisi total biaya pencapaian volume output, komponen, sub komponen, dan jenis belanja. KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Hu HERU WINARKO -27- FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx Nama Lembaga Unit Kerja Program Sasaran Program (Outcome) Indikator Kinerja Program (IKP) Target IKP Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Target IKK Kegiatan Keluaran (Output) Volume dan Satuan Output/Sub Output A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum 2. Gambaran Umum Kegiatan: 3. Gambaran Umum Sumber Daya B. Penerima Manfaat C. Strategi Pencapaian Keluaran 1. Komponen (Aktivitas) dan Metode Pelaksanaan 2. Waktu Pelaksanaan Komponen (Aktivitas) D. Biaya Yang Diperlukan Pimpinan Unit Kerja Nama NIP/NRP (20) (21) - 28 - Petunjuk Pengisian Format Kerangka Acuan Kerja Kegiatan Unit Kerja Vertikal (BNN Provinsi dan BNN Kabupaten/Kota) No. URAIAN (1) | Diisi nama lembaga, yaitu: + Badan Narkotika Nasional 1 @) | Diisi nama unit kerja’ | | * Direktorat; | © Biro; | © Pusat; © BNN Provinsi; dan + BNN Kabupaten/Kota, @) | Diisi nama salah satu program di BNN yaitu: * Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap | Narkoba * Dukungan Manajemen Pelaksanaan Teknis Lainnya BNN | (4) | Diisi sasaran program (outcome) sebagaimana yang dirumuskan dalam dokumen | Reviu Rencana Strategie BNN Tahun 2015-2019. Rumusan sasaran program | | disesuaikan dengan kegiatan yang berada dalam ruang ingkup sasaran program, | baik pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehatilitasi, pemberantasan, | hukum dan kerjasama, dukungan manajemen, maupun pengawasan internal ©) | Diisi uraian indikator Kinerja program (IKP). ee (©) | Diisi target IKP. iB (7) _| Diisi rumusen sasaran kegiatan. : ae (@) | Diisi uraian indikator kinerja kegiatan (IKK). (2) | Diisi target IKK. | (10) | Diisi salah satu kode dan nama nomenklatur kegiatan yang ada di BNN, yaitu: * (3236) Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan (3237) Pengembangan Organisasi, Tatalaksana, dan Sumber Daya Manusia (3238) Penyusunan dan Pengembangan Rencana Program dan Anggaran BNN © (3239) Pembinaan dan Pelaksanaan Kehumasan, Tata Usaha, Rumah Tangge, dan Pengelolaan Sarana Prasarana (3241) Pengawasan dan Pengembangan Akuntabilitas Kinerja (3242) Penyelenggaran Penelitian, Data, dan Informasi PAGN (3243) Pembinaan dan Pelayanan Laboratorium Uji Narkoba (3244) Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan | Program Dukungan Manajemen Teknis Lainnya, kegiatannya adalah: | Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), kegiatannya adalah: + (3247) Penyelenggeraan Advokasi i -29- ee URAIAN (3247) Penyelenggaraan Advokasi (3248) Penyelenggaraan Pemberdayaan Altematit (3249) Penyelenggaraan Desiminasi Informasi PAGN (3250) Penataan Produk Hukum dan Pelayanan Bantuan Hukum (3251) Pelaksanaan Intelijen Berbasis Teknologi (3252) Pelaksanaan Interdiksi Wilayah Udara, Laut, Darat dan Lintas Darat (3253) Penyelenggaraan Kerja Sama dalam dan Luar Negeri (3256) Pascarehabilitasi Penyalah guna dan/atau Pecandu Narkoba (3257) Pemberdayaan Peran serta Masyarakat (3258) Pengawasan Tahanan dan Barang Bukti (3259) Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah (3260) Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (3261) Pelaksanaan Penindakan dan Pengejaran | (3262) Penyidikan Jaringan Peredaran Gelap Psikotropika dan Prekursor (4020) Pelaksanaan Rehabilitasi Penyalah guna dan/atau Pecandu Narkoba (5354) Penyidikan Jaringan Peredaran Gelap Narkoba (5355) Penyidikan Tindak Pidana Penoucian Uang Hasil Tindak Pidana Narkoba (11) Diisi rumusan output (12) | (13) | Diisi volume dan satuan output Diisi dasar hukum tugas fungsi dan/atau ketentuan yang terkait langsung dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dasar hukurn yang digunakan, yaitu + Peraturan Kepala BNN Nomor .... tentang OTK BNN; * Peraturan Kepala BNN Nomor .... tentang CTK BNN Provinsi dan Kabupaten/Kota; + Keputusan Kepala BNN Nomar ... tentang Reviu Renstra BNN Tahun 2016- | 2019; | * Peraturan Kepala BNN Nomor tentang Pedoman Perencanaan | Partisipatif; | + Keputusan Kepala Satuan Kerja Nomor .... tentang Petunjuk Operasional Kegiatan Satuan Kerja Diisi gambaran umum mengenai permasalahan yang terjadi di tingkat wilayah yang terdiri dari; data dan kondisi faktual kelompok sasaran, hasil evaluas! | pelaksanaan atau intervensi kegiatan tethadap kelompok sasaran, dan langkah-/ fangkah yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan di wilayah | Diisi dengan gambaran kekuatan sumber daya yang dimiliki, lebih spesifik pada | jumlah personil pelaksana kegiatan, ketersediaan prosedur pelaksanaan | kegiatan, dan sarana prasarana yang dimiliki | (18) | dan jumiah penerima manfaat. Khusus kegiatan di bidang pemberantasan dist | Disi dengan kelompok sasaran atau penerima manfaat kegiatan yang akan | dilaksanakan dengan menyebutkan lokasi kelompok/institusi sasaran kegiatan dengan jumiah dan sasaran target sindikat narkoba (inisial TO) yang akan diungkap berdasarkan hasil penyelidikan periode sebsiumnya atau berdasarkan | pengembangan penyelidikan kasus yang sedang diungkap. -30- NO. URAIAN | (é) | Diisi dengan jadwal waktu pelaksanaan atau kurun waklu pelaksanaan kegiatan per komponen/sub komponen Diisi dengan rekapitulasi total anggaran komponen/sub komponen untuk pencapaian output kegiatan sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB). (19) (20) | Diisi dengan nama Pimpinan Unit Kerja. (21) | Diisi dengan NIPINRP Pimpinan Unit Kerja, FORMAT RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL (BNN Provinsi dan BNN Kabupaten/Kota) Rincian Anggaran Biaya (RAB) kegiatan disusun sesuai dengan standar komponen kegiatan berdasarkan sistematika Arsitektur Dan Informasi Kinerja (ADIK) pada masing-masing kegiatan. Unit Kerja vertikal menyusun RAB komponen atau sub komponen kegiatan yang didelegasikan oleh unit kerja pusat ke tingkat wilayah. Penyusunan biaya atau harga detil belanja mengikuti ketentuan standar biaya yang berlaku baik standar biaya masukan yang diatur oleh Kementerian Keuangan dan Standar Biaya BNN. Format pengisian Rincian Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan sebagai berikut: Lea ae on amt TE) ix l= Seen a aT Penjelasan Pengisian Kolom 1), 2), 3) 4) 5). 6) 7). 8). 9), 10) 41). Kode Kegiatan Output ‘Sub Output Komponen ‘Sub Komponen Akun Detil Perhitungan Harga Volume Output Biaya ois Diisi kode kegiatan Diisi nomenklatur kegiatan Diisi output kegiatan Diisi sub output kegiatan (jika ada sub output) Diisi komponen kegiatan Diisi sub komponen (jika ada sub output) Diisi akun detil belanja sesuai ketentuan bagan akun standar (BAS) yang berlaku Diisi detil belanja atau kebutuhan belanja seperti ATK dan komputer supplies, spanduk, honor narasumber, transport, dan lain sebagainya Diisi perhitungan harga pada detil_belania Pengisiannya mengikuti ketentuan dalam Standar Biaya Masukan yang diatur oleh Menteri Keuangan dan Standar Biaya BNN. Diisi volume output kegiatan yang akan dicapai Diisi total biaya pencapaian volume output, komponen, sub komponen, dan jenis belanja KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Hy HERU WINARKO

You might also like