You are on page 1of 17
@ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Pengujian yang bersifat tidak merusak dengan menggunakan sclerometer atau alat penguji lainnya. Pengambilan dan pengujian inti beton. Pengujian lain semacam itu sebagaimana ditetapkan Direksi Pekerjaan. 5.3. PERKERASAN JALAN BETON POROUS 5.3.1 UMUM 1) a) b) 9 dq) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus _mencakup Pelaksanaan seluruh perkerasa beton porous sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang dipertukan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk Pengecoran beton porous, pengadaan lapisan batu split ,pemasangan geotextile, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar perkerasaan tetap kering. ‘Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari Pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikas sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Mutu beton porous disesuatkan dengan standar mutu bata beton K175. Persyaratan komposisi mutu beton porous i, atau sampai saat ini belum tercantum dalam SNI, sehingga untuk menentukan target mutu —beton porous, —_digunakan rekomendasi pihak supplier beton porous. Mutu bata beton porous digunakan untuk konstruksi pelataran parkir, trotoar pejalan kaki dan taman yang sesuai dengan karakteristik beton porous untuk konstruksi yang menahan beban relatif ringan dan mampu mengalirkan air dari permukaan menuju resapan di lapisan bawah beton. 2) —_Penerbitan Detil Pelaksanaan Ze KS Perencanaan Penatoan Kowosan Komplek Gera Bung Karo, Jakorta Poms Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton porous memerlukan Keahlian khusus oleh aplikator yang telah berpengalaman sehingga fungsi utama penggunaan beton porous sebagai media perkerasan yang mengalirkan air dari permukaan ‘menuju lapisan bawah beton dapat berfungsi dengan baik. Pelaksanaan beton Porous terdiri dari beberapa warna yang dalam pelaksaaannya harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan bentuk yang diinginkan dalam gambar kerja. Sebelum pelaksanaan yang dilakukan oleh pihak aplikator (sub-kontraktor) memberikan contoh beton porous serta melakukan peragaan terhadap tingkat laju aliran air yang melewati beton porous sehingga dapat diketahui tingkat aliran serta potensi penyimpanan air dalam rongga beton porous. Setelah Peragaan ini diuji dan diketahui bersama serta disepakati oleh pengguna jasa, konsultan pengawas dan konsultan perencana maka pekerjaan dapat dilakukan dilapangan. 4) Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasitkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam) di bawah ini. 5) Toleransi a) Toleransi Dimensi : . Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. +5mm "Panjang keseluruhan lebih dari 6 m +15mm b) Toleransi Bentuk : + Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10mm + Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) 12 mm untuk panjang s/d 3m 15mm . Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 20mm 3m-6m + Kelurusan atau lengkungan untuk panjang >6m ° Toleransi (dari titik patokan) : 2S Perencanan ent Newasn Komplek Gel Bur Karo, kare fe Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya = Kedudukan kolom pra-cetak darirencana = 10 mm . Kedudukan permukaan horizontal dari 10mm rencana £20mm = Kedudukan permukaan vertikal dari rencana 4) Toleransi Alinyemen Vertikal : Penyimpangan ketegakan kolom dan £10mm dinding e) Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar. 6) Standar Rujukan Persyaratan mutu beton porous sampai saat ini yang tercantum dalam SNI, sehingga untuk menentukan target mutu beton porous, digunakan syarat batasan minimum mutu —beton. Mutu bata beton minimum yang digunakan adalah yaitu untuk konstruksi pelataran_parkir, trotoar pejalan kaki dan taman yang sesuai dengan karakteristik beton berpori untuk konstruksi yang menahan beban relatif ringan. Sehingga kuat tekan beton porous yang ditargetkan berkisar antara 8,5 MPa sampai 17 MPa, Sehingga kuat tekan beton porous yang ditargetkan adalah sebesar_ 175kg/cm?« Tabel 5.3.1 Persyaratan Mutu Setiap Jenis Bata Beton KoatTekaP. (MPa) Jenis Al Rata-rata | :Minimum, A 40 35. 8 20 17 c 15 12,5 D 10 85 GumbersNI 05-0691-1996) 7 Keterangan pada tabel: + MPa =mega pascal, 1 MPa = 10,2 kg/cm” ee ee eee ee Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya 7) Pengajuan Kesiapan Kerja f) — Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. 8) Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing- masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai. h) —_Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh, pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi peng-ujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran. f) _Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai, 3) Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran ‘atau pengecoran setiap jenis beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.4.(1) di bawah. 8) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantung semen harus ditutup dengan tembar plastik. fe. wenn nanan cneesmtang stn tm Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Kary 9) Kondisi Tempat Kerja Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selatu di bawah 30°C sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh melaku-kan pengecoran bilamana : a) _Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg / m?/ jam. b) —_Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %. ©) Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar. 10) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan d) _Perbaikan atas pekerjaan beton porous yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan dalam Pasal ini, atau yang tidak memitiki Permukaan akhir yang memenuhi Ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat_campuran yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat metiputi : 1) Perubahan proporsi campuran beton porous untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan; ii) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil Pengujiannya gagal; iff) Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian agian pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan; ) _Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya Keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat _meminta Kontraktor melakukan pengujian tambahan yang dipertukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah KS Perencanaon Penataan Kawazon Komplek Gelora Bung Karn, Jakarta fe wie 5.3.2 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Kontraktor. f) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser harustah sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. BAHAN Beton porous yang dibahas pada kegiatan ini merupakan material yang terdiri dari agregat kasar gradasi terbuka, Portland semen, air dan additive. Material-material pembentuk beton porous dapat diuraikan sebagai berikut: a. Semen Semen yang digunakan dalam beton porous sama dengan beton konvensional, yaitu semen Portland. b. Agregat Pemakaian agregat halus di dalam beton porous sangat dibatasi, Agregat halus ini bertujuan untuk mencegah terbentuknya beton yang padat sehingga beton yang dihasilkan tidak berpori lagi. Agregat kasar yang digunakan terdiri dari dua ukuran. Ukuran agregat kasar yang digunakan adalah agregat kasar yang olos saringan 38 mm dan tertahan pada saringan 19 mm (ukuran agregat 2-3 mm) serta agregat kasar yang lolos saringan 12,5 mm dan tertahan pada saringan 9,5 mm (ukuran agregat 9-12mm). c Air Komposisi air dan semen di dalam beton porous harus diatur sedemikian rupa agar beton yang terbentuk mempunyai_pori- pori yang cukup sehingga mampu berfungsi sebagai saluran drainase air serta. mampu mengikat butir-butir agregat yang ada dengan kuat menjadi satu kesatuan. Kesalahan dalam menghitung komposisi air dapat mengakibatkan beton porous yang terbentuk memiliki kuat tekan yang rendah atau menghasitkan _beton berpori yang ikatan antara pasta semen dan agregat lemah. /L RKS Perencanaan Penataan Kawasan Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta J 1-190 Kementerian Pekerjadn Umum don Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Clpta Karya Faktor air semen yang digunakan dalam campuran beton berpori antara 0,3-0,4. d. Additive Bahan kimia yang digunakan sebagai additive dalam beton porous sama dengan bahan kimia yang digunakan pada beton konvensional. bahan kimia yang digunakan sebagai additive adalah produk dari Sika, dengan tipe air entraining. Air entraining additive ini berupa cairan berwarna kuning dan nilai PH =8. alkali resin kayu, tetapi dapat juga digantikan dengan menggunakan campuran kimia_antara_—AIKil_=—Sulfat, Olefin. Sulfonat, Diethanolamines, Alcohol Etoksilat dan Betains. Keunggulan dari Sika air entraining adalah: + Memudahkan pengerjaan campuran beton = Meningkatkan kekuatan beton = Meningkatkan kohesi air dalam campuran beton sehingga mengurangi segregasi Kadar additive yang digunakan adalah 1% dan 2% dari jumlah berat air dalam setiap campuran beton berpori. 5.3.3, PENCAMPURAN DAN PENAKARAN ‘Campuran Beton Porous akan dilampirkan oleh pihak supplier dan aplikator yang telah berpengalaman dalam pelaksanaan perkerasan Beton porous di Indonesia. 5.3.4 PELAKSANAAN PENGECORAN 1) Penyiapan Tempat Kerja a) _Kontraktor harus membongkar struktur ama yang akan diganti dengan beton porous. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang disyaratkan dalam Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini. b) —_Kontraktor harus menggalf atau menimbun Kembali pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar fl. 'RKS Perencanaan Penataan Kawasan Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta (4 W191 d) e) f) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesual dengan ketentuan dalam Seksi 3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi inf, dan harus membersihkan dan menggaru tempat di sekeliting pekerjaan beton yang cukup (uas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan, Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jika dipertukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan aman. Seluruh pekerjaan beton porous harus dijaga agar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat engecoran. Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Seksi 2.4 dari Spesifikasi Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh gatian yang disiapkan untuk Pondasi sebelum menyetujul pemasangan acuan atau pengecoran beton porous dan dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung dari tanah di bawah Pondasi. Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Kontraktor dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi tainnya sebagai-mana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. A - 1s Perec Penaaan Kanan Kampak Gel Br Kavo, ora Va 2 a) b) ©) d) 3) a) b) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya ‘Acuan ‘Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton. ‘Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama Pengecoran, pemadatan dan perawatan. Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan harus dibulatkan. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. Pengecoran Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, Kondist pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertutis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. ‘Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai engecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi ft KS Perencanaon Penatoan Kowasan Komplek Gelora Bun Karo, Jokota /& e193 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan. ©) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. 4) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu engerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambah (aditif) untuk mempertambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi. ) —Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. f) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga tethindar dari segregast partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal engecoran. 8) _Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan- lapisanhorisontal dengan tebal tidak metampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliting struktur. h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air. Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus /L. [RKS Perencanaan Penataan Kawasan Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta la e194 i) id Lo) 4) a) RKS Perencanaan Penataan Kawasan Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta Kementerlan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya dicor dengan metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Tremi harus kedap air dan mempunyal ukuran yang cukup sehingga memung-kinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu difsi penuh selama engecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga ccampuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru. Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton tama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton datam waktu 24 jam setetah pengecoran, Sambungan Konstruksi (Construction Joint} Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis struktur yang diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujul lokasi sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen- elemen struktur terkecuali disyaratkan demikian. b) oO d) e) f) 3) 5) a) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta karyo ‘Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum. Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap monolit. Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk pelat yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui 40 m?, dengan dimensi yang lebih besar tidak melampaul 1,2 kati dimensi yang lebih kecil, Kontraktor harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan terpaksa_mendadak harus dihentikan akibat hujan atau tethentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambah (aditif) dapat digunakan untuk pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak diperkenankan pada tempat-tempat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi kecuali ditentukan tain dalam Gambar. Konsolid Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis khusus dari dalam atau dari tuar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan Nn. [KS Perencanaan Penataan Kawasan Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta fo 1-196 b) d) e 5.3.5 1) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di datam cetakan. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk ‘menentukan bahwa semua sudut dan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi. Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasitkan pema-datan yang diperiukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat. ‘Alat_penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang- kurang-nya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasitkan getaran yang merata. Alat_penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut) dan harus mampu menghasitkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45cm. Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampat ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keda-laman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm Jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokast lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton. PENGERJAAN AKHIR Pembongkaran Acuan ©) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran /L 5 fs PerencancanPenataonKewesanKomplekGelora Buns Koro, kata fA wm Kementerian Pekerjaan Umum don Perumahan Rakyat Direktorat Jenderai Cipta Kerya beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit_ 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai. d) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan omamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu pating sedikit 9 jam setelah penge-coran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca. 2) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa) d) —Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah diguna-kan untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjotan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan. €) _Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurangsempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-Lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen. f) _Bilaman Direksi Pekerjaan menyetujul pengisian tubang besar akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai, KS Perencanaan Penataan Kawasan Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta (Vv 1-198 5) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya 4) Perawatan Dengan Pembasahan e) 8) h) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, tempe-ratur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrast yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton, Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan Penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah Permukaan yang terekspos dari aliran udara. Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut __harus dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sam-bungan dan pengeringan beton. Lalu tintas tidak boleh diperkenankan melewati permukaan beton dalam 7 hari setelah beton dicor. Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari, Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyal sifat kekuatan awal yang tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah (aditif), harus dibasahi sampai kekuatanya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan dengan Uap a. eee J wm e) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapatkan kekuatan yang tinggi pada permulaannya, Bahan tambah (aditif) tidak diperkenankan untuk dipakai dalam hal ini kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana beton telah mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan dengan uap untuk beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini: viii) x) xii) xiii) xiv) ‘Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi tekanan di luar. ‘Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi 38°C selama sampai 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian temperatur dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 65 °C dengan kenaikan temperatur maksimum 14 °C / jam secara ber-sama-sama. Beda temperatur yang diukur di antara dua tempat di dalam ruang uap tidak boleh metampaut 5,5 °C. Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dart 14 &C per jam. Temperatur beton pada saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 11 °C lebih tinggi dari temperatur udara di luar. Setiap saat selama perawatan dengan uap, di dalam ruangan harus selalu jenuh dengan uap air. Semua bagian struktural yang mendapat perawatan dengan uap harus dibasahi selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut. A. 1s Perencncan ertzan Kanason Kole Gla ung Kr, ort fig »-10 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya 3) — Kontraktor harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan temperatur di dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari cuaca luar. h) Pipa uap harus ditempatkan sedemikian atau balok harus ditindungi secukupnya agar beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton. A. faKSPerencanaon Penataan Kawasan Komplek Gelora Bung Karo, Jakarta Uu-21

You might also like